adalah proses penyampaian i

advertisement
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi menurut Barelson dan Steiner (1964) adalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain – lain. Melalui
penggunaan simbol – simbol seperti kata – kata, gambar – gambar, angka –
angka dan lain – lain.
Komunikasi menurut Lasswel (1960) adalah komunikasi pada dasarnya
suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa
kepada siapa, dari dengan akibat apa atau hasil apa . 5
Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley (1953) adalah suatu
proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata – kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk prilaku orang – orang lainnya (khalayak).
Komunikasi
adalah
suatu
proses
pembentukan
penyampayan,
penerimaan dari pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan /
atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
Pengertian komunikasi mempunyai enam karakteristik pokok sebagai
berikut : 6
1. Komunikasi adalah suatu proses
2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan
5
Onong Uchjana Effendi, ilmu komunikasi :teori dan praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung.2000
Hlm.7.
6
Jalaludin Rahmat. Psikologi Komunikasi, remaja rosdakarya, Bandung 2000. hlm.232
8
9
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para
pelaku yang terlibat
4. Komunikasi bersifat simbolis
5. Komunikasi berisi faktor transaksional
6. Komunikasi menembus faktor waktu dari ruang
Proses komunikasi melibatkan tujuh elemen.ketujuh elemen itu adalah :
sumber, pesan, saluran, penerima, akibat / hasil, umpan balik dari gangguan.
Menurut Denis Mc Quail (1987), komunikasi organisasi mencakup
kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dari komunikasi antar organisasi.
Bedanya dengan komunikasi kelompok, bahwa sifat komunikasi
organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip – prinsip efisiensi
dalam melakukan kegiatan komunikasinya. 7
2.2 Komunikasi Massa
Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris yaitu : massa
communicatiop artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau
komunikasi mass mediated. Istilah mass communication diartikan sebagai
saluran, yaitu media massa8.
Komunikasi massa sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana
pesannya dikirim dan sumber yang melembaga kepada khalayak yang
sifatnya misal melalui alat – alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi,
surat kabar, dan film.
7
Ibid hal 121
Onong Uchjana Effendy , Ilmu Kumonikasi Toeri dan Prektek,PT.Remaja Posdakarya Bandung,
2002.hlm.20
8
10
Sifat pesan komunikasi massa terbuka dengan khalayak yang variatif,
baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun segi kebutuhan.
Pesannya berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat atau tertunda
dan sangat terbatas. Sedangkan sifat penyebaran pesan melalui media massa
berlangsung cepat, serempak, dan luas. 9
Komunikasi massa diartikan sebagai suatu proses penyampayan informasi
atau pesan – pesan yang ditujukan kepada khalayak massa dengan
karakteristik yang telah tertentu.
Proses komunikasi adalah proses pengoperasian dan penerimaan dari
lambang – lambang yang mengandung arti, proses komunikasi melalui media
adalah proses pengoperasian dari lambang – lambang dioperasikan melalui
saluran yang dikenal sebagai pres, televisi, radio, telepon dan lain – lain.
Proses komunikasi mengenal 5 komponen yaitu : sumber, komunikator,
pernyataan / media pesan, komunikan, tujuan.
Untuk memahami proses komunikasi dalam penilaian ini menggunakan
teori yang diungkapkan oleh Harolld D. Lasswell. Bahwa cara yang baik
untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab lima pernyataan
sederhana sebagai berikut :
1. Who
: Sumber (komunikator)
2. Say what
: Pesan – pesan atau informasi yang disampaikan
3. In which chanel : Media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan (informasi)
9
Wiryanto Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo,2004 hal 69
11
4. To whom
: Komunikan atau khalayak sasaran
5. Whit what effect : Tujuan dari tayangan yang dibuat, perubahan yang
terjadi sebagai akibat dari pesan yang diterima seseorang berupa
perubahan sikap dan tingkah laku. 10
Dari uraian di atas, kita bisa melihat bahwa komunikasi massa
merupakan sumber ilmu komunikasi. Oleh karena proses komunikasi dapat
dilakukan dengan alat Bantu primer maupun sekunder, maka disini kita
memahami komunikasi massa sebagai upaya berkomunikasi dengan alat
Bantu sekunder masal, yaitu media massa.
Secara umum kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah
upaya melakukan hubungan persamaan dengan menggunakan media massa
sebagai alat Bantu.
Dalam ilmu komunikasi kita juga mendalami komunikasi antar personal,
kelompok, dan komunikasi antar budaya, selain komunikasi massa. akan tetapi
apabila kita bicara dalam tataran sub-disiplin ilmu lain di bawah disiplin ilmu
komunikasi seperti komunikasi pemasaran dan hubungan masyarakat.
Terkadang komunikasi massa juga dihadirkan sebagai sub-disiplin ilmu
dengan nama lain, seperti publisistik, jurnalistik, media massa, atau penyiaran
(broadcasting)11. Selain definisi tadi, masih ada definisi lain mengenai
komunikasi massa, yaitu komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi
10
Deddy Mulyana , Ilmu Komunikasi Suatu Penggantar , (Bandung :PT . Remaja Rosdakarya
)2001,hal 136
11
Denis McQuail. Teori komunikasi massa. Erlangga, Jakarta. 1996. hal 2
12
yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan
komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh
(terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu.12
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui
media massa sejumlah besar orang13. Dari definisi tersebut dapat diketahui
bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa .
Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang
banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh massa, maka
itu bukan komunikasi massa. media komunikasi yang termasuk media massa
adalah radio siaran dan televisi sebagai media elektronik, surat kabar dan
majalah sebagai media cetak.
Komunikasi massa sendiri memiliki sifat terbuka, artinya komunikasi
massa itu ditunjukan untuk semua orang dan tidak ditunjukan pada
sekelompok orang tertentu. Oleh karnanya, pesan komunikasi massa bersifat
umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini.
Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat di
muat di media massa. pesan komunikasi massa yang di kemas dalam bentuk
apapun harus memiliki cerita penting dan menarik. Dengan demikian, cerita
pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi
sebagian besar komunikan, ada peristiwa yang mempunyai kategori penting,
tetapi hanya penting bagi sekelompok orang saja. Pesan tersebut tidak dapat
12
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Kumala Erdinaya, komunikasi massa suatu pengantar, Simbiosa
Rekatama Media. Bandung, 2004. hal. 3
13
Ibid hal 4
13
disampaikan media melalui media massa. contohnya adalah pemilihan lurah
daerah setempat, walaupun dapat dikatakan penting bagi daerah tersebut,
namun tidak penting bagi masyarakat daerah lainnya.
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.
Maksudnya adalah berbeda dengan komunikasi antarpersonal di mana
komunikator cendrung akan mengenal identitas komunikannya, baik nama,
pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain. Namun pada komunikasi
massa, komunikator tidak mengenal komunikan secara mendetail (anonim)
karna komunikasinya menggunakan media tidak tatap muka.
Lalu yang dimaksud dengan heterogen karena komunikasi tersebut
terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda. Yang dapat di
kelompokan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, latar
belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
Selain ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa di
bandingkan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang
merupakan kelemahannya, yaitu komunikasi massa bersifat satu arah. Karna
berkomunikasi melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya
tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi pada komunikasi
antarpersonal.
Menurut Domunick, seorang pakar komunikasi, fungsi komunikasi
massa bagi masyarakat terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation
(penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilainilai) dan entertainment (hiburan). Fungsi pengawasan komunikasi massa
14
dibagi menjadi dua bentuk utama yaitu: 1. pengawasan peringatan, 2.
pengawasan instrumental. fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi
pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga
memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Sedangkan dalam
fungsi linkage (pertalian), media massa dapat menyatukan anggota masyarakat
yang beragam, sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan
minat yang sama tentang sesuatu. Fungsi penyebaran ini di sebut sosialisasi,
sosialisasi mengacu pada cara, dimana individu mengadopsi dan nilai
kelompok. Sedangkan fungsi yang terakhir media massa sebagi hiburan
2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa
Untuk memahami fungus komunikasi massa secara khusus ada 3 hal
yang harus dipahami,ketiga hal tersebut adalah 14
1. setiap tindakan yang berkaitan dengan komunikasi, termasuk
mengkonsumsi media, di landasi oleh alasan unik.
2. setiap komunikasi menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap
halayak secara individual.
3. fungsi yang di jalankan oleh bayak peristiwa konunikasi massa
bagi bayak orang akan berbada dari waktu ke waktu.
Berikut ini adalah fungsi khusus dari komunikasi massa, menurut Josep
A Devito,diantaranya 15:
14
Jose A. Devito,komunikasi antar manusia, ed kelima terjemahan Agus Maulana,Jakarta :
Professional,1997,hlm.518
15
Ibid
15
1. Menghibur
Media memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari
khalayak sebayak mungkin sehingga dapat menjual hal ini kepada
pengiklan.
2. Meyakinkan
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap,kepercayan, atau nilai
seseorang.
b. Megubah sikap, kepercayaan,sikap atau nilai seseorang
c. Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu
d. Menawarkan etika atau sistem nilai tertentu.
3. Memberikan informasi
Media memberikan informasi terhadap halayak maik berupa
pengetahuan
tentang
musik,politik,seni,film,psikologis,maupun
ekonomi.
4. Menganugerahkan Status
Paul Lazarsfeld dan Robert Merton, dalam karya mereka yang
berpengaruh Mass Comunication Popular Tasdte, and Organized
Socil Action (1951)mengatakan “jika anda benar-benar penting ,
anda akan menjadi pusat perhatian massa dan jika anda pusat
perhatian massa,berarti anda memang penting”16
16
Paul Lazarsfeld dan Robert Merton. Mass Communication.Populer taste, and Organized Socilal
Action,Dalam Josep A.Devito,Kominikasi Antar Manusia ED kelima. Jakarta : Profssional
Book,1997,hal.517
16
5. Membius
Media menyajikan informasi tentang sesuatu,penerima percaya
bahwa tindakan tertentu telah diambil.sebagai akibat,pemirsa terbius
ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh
narkotik.
6. Menciptakan rasa kebersatuan
Media mampu mambuat khlayak merasa manjadi anggota suatu
kelompok.
2.2.2 Teori Uses and Gratifications
Sampai sejauh ini kita telah membahas berbagai teori komunikasi
massa yang menjelaskan tentang efek dari sudut pandang media itu
sendiri, yaitu pengaruh media terhadap audience baik secara individu
maupun masyarakat. Teori – teori yang akan dibahas berikut akan
memandang dari perspektif yang berbeda dalam hubungan antara media
massa, audience, dan efek. Pada bagian ini akan dikemukakan dua teori
dominan dari pendekatan yang menempatkan audience sebagai fokus,
yaitu uses and gratiffications,Dan uses and affects. 17
Pendekatan Uses and Gratiffications
Jika dalam penelitian mengenai efek komunikasi massa sebelumnya
kita berbicara mengenai apa yang dilakukan media terhadap orang /
audience, maka pada pendekatan ini kita akan berbicara mengenai apa
17
Jalaludin Rahmat. Metode Penelitian, Remaja Rosdakarya, Bandung 2000. hlm.53
17
yang dilakukan orang terhadap media. Studi dalam bidang ini memusatkan
perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan
pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Dalam hal ini,
sebagian besar prilaku audience akan dijelaskan melalui berbagai
kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) individu. Meskipun
demikian perlu dipahami bahwa ini adalah suatu fenomena mengenai
proses penerimaan (pesan dari media), oleh karenanya pendekatan ini
tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi. 18
Denis Mc Quail (1981) menyebutkan adanya dua hal dibalik
kebangkitan pendekatan ini. Pertama adalah adanya oposisi terhadap
asumsi yang deterministik mengenai efek media, yang merupakan bagian
dari dominannya. Peran individu yang kita kenal dalam model komunikasi
dua tahap. Kedua, adanya keinginan untuk lepas dari perdebatan yang
kering dan terasa steril mengenai penggunaan media massa yang hanya
didasarkan atas selera individu. Dalam hal ini, pendekatan uses and
gratifications memberikan suatu cara alternatif untuk memandang pada
hubungan antara isi media dan audience, dan pengkatagorian isi media
menurut fungsinya dari pada tingkat selera yang berbeda. Mesikipun
masih diragukan adanya ‘satu’ model uses and gratifications ataukah ada
banyak diantaranya, namun para ahli sependapat gagasan utama
pendekatan ini. Katz (1974) menggambarkan logika yang mendasari
penelitian mengenai media uses and gratifications sebagai (1) kondisi
18
Jalaludin Rahmat. Psikologi Komunikasi, remaja rosdakarya, Bandung 2000. hlm.180
18
sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan,
yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa atau
sumber-sumber lain-lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola
penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akan
menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi termasuk
yang tidak diharapkan sebelumnya.
2.2.3 Teori Uses and Effects
Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979)
ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori
tradisional mengenai efek. Konsep ‘use’ (penggunaan) merupakan bagian
yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini.19 Karena pengetahuan
mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan
bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi
massa. ‘Penggunaan media massa’ dapat memiliki banyak arti. Ini dapat
berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi.
Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang
lebih kompleks, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu,
untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk
dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua.
Dalam uses and gratifications, penggunaan media pada dasarnya
ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and
19
Ibid hal 182
19
effects, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi
terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu
kepada, keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media
massa.
Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan
penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari
teori
ini.
Hubungan
antara
penggunaan
dan
hasilnya,
dengan
memperhitungkan pula isi media, memilih beberapa bentuk yang berbeda,
yaitu :
a) Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media
menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan
media hanya dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses
tersebut dinamakan efek. Dalam pengertian ini pula, uses and
gratifications hanya akan dianggap berperan sebagai perantara, yang
memperkuat atau melemahkan efek dari isi media.
b) Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan dari
pada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengembalikan,
mencegah, atau mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula
memilih konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media
tertentu. Jika konsekuensi penggunaan merupakan penyebab utama
dari hasil, maka ia disebut konsekuensi.
20
c) Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi
media (melalui perantaraan penggunaannya ) dan sebagian lain oleh
penggunaan itu sendiri. Oleh karenanya ada dua proses yang bekerja
secara serempak yang bersama-sama menyebabkan terjadinya suatu
hasil yang kita sebut ‘conseffect’ (gabungan antara konsekuensi
danefeck). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang
berbentuk conseffects dimana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi
yang mendorong pembelajaran (efek), dan sebagian lain merupakan
hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara otomatis
mengakumulasikan dan menyimpan pengetahuan20.
Proses pencarian informasi oleh Donohew Clan Tipton dijelaskan
dalam beberapa tahap. Proses dimulai ketika individu diterpa oleh
sejumlah stimuli. Kepada stimuli tersebut, individu dapat memperhatikan
atau tidak memperhatikan, atau tidak dan pilihan pada salah satunya
sebagian ditentukan oleh karakteristik dari stimuli tersebut21. Pada tahap
berikutnya, terjadi suatu perbandingan antara stimuli (informasi) dan
‘image of reality’ yang dimiliki individu tersebut. Disini diuji tingkat
relevansi dan konsistensi antara image dan stimuli. Materi/informasi yang
terlalu berbahaya atau tidak penting akan tersaring keluar, demikian pula
dengan stimuli yang dianggap monoton karena tingkat konsistensinya
yang tinggi. Jika stimuli diabaikan maka proses ini otomatis berhenti.
20
21
Hamidi,Metode penelitian dan terori komunikasi, UMM press 2007, hal : 84
Ibid hal : 86
21
Berikutnya muncul persoalan tentang apakah stimuli tersebut
menuntut suatu tindakan. Jika jawabannya adalah tidak, maka efek dari
stimuli mungkin adalah membentuk suatu bagian tambahan dari image.
Sedangkan jika jawabannya adalah ‘ya’, maka perangkat dari image of
reality, seperti pengalaman, konsep diri, dan gaya perosesan informasi
akan mempengaruhi tindakan apa yang harus dilakukan.
Seandainya dalam menilai suatu situasi, seseorang memberikan
prioritas lebih pada suatu situasi, seseorang memberikan prioritas lebih
pada suatu stimuli lainnya, maka ia dapat memilih untuk mencukupkan
pencarian informasinya atau mencari informasi lebih jauh.
2.3 Jenis – jenis Media
Komunikasi massa mempelajari tentang media massa (media elektronik
dan cetak ). Isinya bersifat umum atau terbuka (bukan rahasia atau bukan
masalah pribadi), sehingga mencakup baik komunikasi dengan menggunakan
media massa. Dengan kata lain, komunikasi massa menekankan pada isi atau
pesan dengan penggunaan media. Jadi kesimpulannya komunikasi massa
(mass communication) adalah proses komunikasi dengan menggunakan atau
melalui media massa22. Berdasarkan beberapa penjabaran soal komunikasi
massa yang menjadi penghubung atau saluran antara komunikator dengan
komunikan adalah media massa. Media massa adalah sarana untuk
menyampaikan isi pesan/pernyataan/informasi yang bersifat umum, pada
22
Morissan, Manajemen Media Penyiaran,Ramadina Perkasa.2008 hal 98
22
sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, heterogen, anonym, tidak
terlembagakan. Perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama dan tidak
dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu.
Selain menjadi penghubung, media massa juga menerima pesan-pesan
yang hendak disampaikan komunikator agar disesuaikan dengan keinginan
maksud, bisa juga objektifitas tertentu dari komunikator dan media itu
sendiri.
Dalam artian komunikasi dengan massa, komunikasi massa bisa
dilakukan dengan cara bertatap muka dengan media / sarana (media cetak)
yang periodik atau non-periodik (buku, pamphlet, spanduk, dan lain – lain).
Lebih jelas lagi media massa terbagi dalam dua jenis, yakni media cetak dan
media elektronik.
1. Media Cetak
Jenis media cetak berkala / periodik adalah surat kabar, majalah, dan
tabloid. Sedangkan yang non-periodik adalah buku, pamphlet, selebaran
spanduk, papan pengumuman dan sebagainya. Kelemahan media cetak
yaitu hanya menyampaikan peristiwa yang telah terjadi, tidak dapatn
menyampaikan peristiwa secara langsung. Dalam proses penyebaran harus
melalui transportasi darat, laut, dan udara, jarak geografisnya pun menjadi
kendala. Arus balik juga bersifat tertunda (delayed feedback).
Salah satu jenis media cetak yang dibahas dalam penelitian ini adalah
tabloid. Tabloid adalah Surat Kabar berukuran kecil (separo Koran biasa
23
sekitar 30 x 40 sentimeter). Kata tabloid berasal dari bahasa latin , tabula
(Lempengan). Istilah “tabloid” lebih merujuk kepada bentuk dan ukuran.
2. Media Elektronik
Media elektronik terdiri dari televisi dan radio sama-sama dapat
menyampaikan informasi secara langsung, dari tempat kejadian atau dari
studio. Proses penyampaiannya melalui penyiaran yang lahir berkat
perkembangan teknologi elektronik yang diaplikasikan kedalam bentuk
teknologi komunikasi dan informasi serta dirancang khusus untuk
keperluan komunikasi antar manusia, dengan memancar atau melalui
transmisi gelombang elektromagnetik. Seiring perkembangan teknologi,
internet pun kini menjadi salah satu bentuk media elektronik.
Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan
kepada penerima, baik saluran verbal maupun saluran nonverbal. Pada
dasarnya saluran komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni pada
cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indera
kita untuk menerima pesan dari orang lain.
Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan apakah langsung
(tatap-muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah, tabloid) atau
media elektronik (radio, televisi, internet). Suara pribadi, telepon,
selebaran, sistem suara multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai
bagian dari saluran.
24
Tidak bertujuan adalah pesan yang dikirimkan sumber kepada
penerima secara langsung atau melalui penjaga gerbang namun tidak
dimaksudkan untuk mempengaruhi penerima.
Dalam penelitian ini, penulis membatasi hanya pada lima elemen
komunikasi saja, penelitian ini meneliti tentang objek orientasi, pesan,
sumber penerima dan umpan balik tentang perkembangan telepon selular
(Ponsel) pada tabloid Pulsa.
Dari beberapa definisi mengenai proses dan pengertian komunikasi di
atas penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu
proses penyampaian dan pengiriman pesan dari sumber kepada penerima
dengan menggunakan saluran atau media.
2.4 Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dari jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa
saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu
menarik dari disukai audience, dari selama tidak bertentangan dengan
kesusilaan, hukum dari peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran
dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan
berbagai program yang menarik.23
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar
berdasarkan jenisnya, yaitu : 1) program informasi (berita) dan; 2) program
23
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir,Ramadina Perkasa.Tangerang ,2008 hal 2
25
hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagai lagi kedalam
dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini
yang harus segera disiarkan dari berita lunak (soft news) yang merupakan
kombinasi dari fakta, gossip dari opini. Sementara program hiburan terbagi
kedalam tiga kelompok besar yaitu musik, drama, permainan (game show)
dari pertunjukan. 24
Menurut
Vane-Gross
(1994)
menentukan
jenis
program
berarti
menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Acara yang
dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program mampu
menarik audiencenya. Selain pembagian jenis program berdasarkan skema
di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program
itu bersifat factual atau fiktif (functional). Program factual antara lain
meliputi : program berita, dokumenter atau reality show. Sementara jenis
program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. 25
Film. Televisi sering menayangkan film sebagai salah satu jenis program
yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Adapun yang dimaksud
film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan
film. Karena tujuan pembuatannya adalah untuk layar lebar (theater) maka
biasanya film baru bisa ditanyangkan ditelevisi setelah terlebih dahulu
dipertunjukan di bioskop atau bahkan setelah film itu didistribusikan atau
dipasarkan dalam bentuk VCD atau DVD. 26
24
Morissan, Manajemen Media Penyiaran,Ramadina Perkasa.2008 hal 67
Ibid hal 67
26
Ibid hal 60
25
26
2.4.1 Fungsi Televisi Sebagai media massa
Perkembangan televisi sebagai madia eIekteronik pada awalnya
dimulai dengan hadirnya kamera Televis yang dketernukan oleh Vladimir
Zworykin :pada tahun 1923.11 ferkunsi memudahkan cara dalam
komunikasi massa 1 atau biasa disebut media ( audio-visual ).
Televisi
rnerupakan
gabungan dalam
media
elektronik
yang
mempunyai sifat politis bisa pula informatif, hiburan dari pendidikan atau
bahkan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu
yaitu para permirsanya dapat melihat sambil duduk santai melalui
kesengajaan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan seoIah-olah
langsung antara komunikator dari komunikan. Informasi yang disampaikan
oleh televisi. akan mudah dipahami karena jelas terdengar secara audio dari
perihal cara visual27.
Hiburan yang diinginkan masyarakat dapat terpenuhi dengan adanya
media massa sebagai alat penyampaian pesan yang makin beragam dan
berkembang dengan kehadiran televisi disetiap rumah.
Sama seperti media massa yang lain, televisi juga memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari isi
progmatis yaitu : Menyangkut isi dari bentuk. media televisi meskipun
direkayasa mampu memudahkan fakta dari fiksi, realistis dari tidak terbatas.
Memiliki khalayak yang memerlukan keterlibatan tanpa perhatian
27
Wawan Kuswandi,Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, PT . Rineka Cipta,
1996,Hlm.8
27
sepenuhnya, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi. yakni fungsi
penerangan, pendidikan dan hiburan. 28
1. Fungsi Penerangan
Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang
memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat di dalamnya
yaitu “Immediacy” dari “Realism”.
2. Fungsi Pendidikan
Sebagai penambah wawasan dan pembentuk prilaku dalam diri
3. Fungsi Hiburan
Mengurangi ketegangan sosial, dan sebagai suatu alat merefleksikan
keletihan setelah bekerja seharian29.
2.4.2 Efek Tayangan Televisi
Media televisi berperan sebagi alat Informasi,hiburan,kontrol sosial
dan penghubung wilayah secara geografis. Bersama dengan jalannya proses
peyampaian pesan media televisi kepada pemirsa,maka isi pesan itu juga
akan diinflymentasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa, serta efek
yang ditimbulkan juga beraneka macam berdasarkan hal itulah maka timbul
pendapat pro dan kontra terhadap efek tayangan televisi yaiti :
1) Progam acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
28
29
Ibid
Ibid hlm 26
28
2) Progam acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada
dalam masyarakat.
3) Progam acara televisi akan mambentuk nilai-nilai sosial baru dalam
kehidupan masyarakat.30
Sebagai alat kepanjangan dari kumunikasi massa televisi memiliki
format progam acara yang memiliki efek buat pemirsa.
Tiga efek yang ditumbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu :
1. Efek kognitif yaitu kemampuan-seseorang atau pemirsa untuk menyadap
dan memahami acara yang ditayangankan televisi yang melahirkan
pengetahuan bagi pemirsa.tahap ini merupakan tahap pengenalan atau
pencarian informasi perubahan pengetahuan. Komunikasi tidak secara
langsung menimbulkan perilaku tertentu,tetapi cenderung mempengaruhi
cara mengorganisasikan perilaku, tentang lingkungan dan acara televisi
inilah yang nantinya akan mempengaruhi perilaku anak melalui tayangan
film kartun khalayak khusus anak-anak dan remaja bisa mendapat
pengetahuan-pengetahuan untuk mendapat merubah pandangannya.
2. Efek Afektif yaitu pemirsa dihadapkan pada program acara yang
berbentuk film kartun yang ditayangkan ditelevisi.setelah pengetahuan
orang berubah akibat suatu tanyangan dalam hal ini tayangan film
kartun,maka menimbulkan hal yang baru dan pada tahapan ini khalayak
khususnya
30
anak-anak
mengalami
pembentukan
atau
perubahan
A.Alatas Fahmi,Bersama Televisi Mereka Wajah Bangsa,Jakarta : YPKMD,1997.hlm50
29
sikap,dari yang tidak mengetahui menjadi mengetahui,dari yang tidak
suka menjadi suka atau sebaliknya .
3. Efek Konatif ( perilaku ) yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial
budaya yang telah ditanyangkan acara televisi yang di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk melihat lebih jauh dampak televisi terhadap anak,sebelumnya kita
melihat perkembangan anak dan bagaimana memahami suatu pesan.efek
muncul setelah anak mengevaluasi pesan yang diterimanya.berarti efek
terjadi pada anak yang sedang aktif mengorganisasikan pesan-pesan yang
ada.efek yang ditimbulkan setelah menonton televisi pada
anak,
menggandung arti bahwa anak menonton televisi secara aktif.
Mereka memproses pesan yang berbentuk simbol-simbol dan tandatanda yang terdapat di televisi dengan pengetahuan yang mereka miliki,dan
meraka berusaha memahami apa yang disampaikan melalui televisi.
Pemaham anak-anak terhadap pesan dan kreatifitas anak dalam
mengelolah dan mengorganisasikan simbol dan tanda yang mereka lihat
ditelevisi dilatarbelakangi oleh tingkat pemahaman dan keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki anak-anak.dan sering menghubungkan pesan
yang diterima dengan kehidupan keseharian mereka.
2.5 Film Animasi
Film adalah karya seni,yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi
imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika ( keindahan )
30
yang sempurna 31 .dan film terdiri dari berbagai jenis antara lain : film cerita,
film berita, film dokumenter, film kartun32 ,dan penulis memfokuskan
penelitian pada film kartun karena dibuat untuk di konsumsi anak-anak.
Sebagai sebuah bentuk kesenian,film adalah sama dengan media artistis
lainnya,kerena dia memiliki sifat –sifat dasar dari media lain tersebut yang
terjalin dalam susunanya yang beragam.tetapi antara film dan media lain
terdapat kesamaan,film adalah sesuatu yang unik yang dibedakan dari
segenap media lain nya karena sifat nya yang bergerak secara bebas dan
tetap.
2.5.1 Karakteristik film cerita anak
Menurut B.Guntaro film cerita anak memiliki karakteristik yang
berbeda dengan film cerita lainnya,33ada tiga karakteristik yang dimiliki oleh
jenis film-film ini :
a. Film cerita anak memiliki alur cerita yang dapat dimengerti oleh anak.
Alur cerita dalam film biasanya alur yang biasa. Ceritanya tidak berbelitbelit, serta memiliki bagaian awal, klimaks, dan anti klimaks.
b. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam film cerita anak adalah tokoh-tokohyang dekat dengan dunia anak, seperti tokoh kartun, binatang atau tokoh
imajinasinya. Tema berkisar pada beberapa hal, seperti petualangan,
kepahlawanan, keseharian, pendidikan ,dan peperangan atau perkelahian.
31
Elvinato Ardianto dan Komala E.pengantar Komunikasi Massa, Simbiosa,Bandung.2004,hlm
134
32
Ibid,hlm.138
33
YKAI DIA,bagaimana Menonton TV Yang Pas Untuk Anak-Anak,Jakarta 1994
31
c. Pesan yang disampaikan biasanya sederhana, dan digunakan sebagai inti
cerita.penyajian pesan utama pada film anak-anak pada umumnya secara
two sided, yakin penyajian kedua sisi sekaligus dalam cerita.disatu sisi
baik dan sisi lain nya buruk.
2.6 Pengertian Audien Anak
Biasa audien dibedakan menurut usia yaitu anak – anak, remaja,
dewasa dan orang tua tetapi pembagian ini terlalu luas. Misalnya kelompok
usia dewasa memiliki bentang yang cukup puas sehingga perlu dibagi lagi
menajdi kelompok lebih kecil program seringkali menggunakan segmentasi
usia ini dalam menjangkau audien yang diinginkan sehingga kita
mengetahui program untuk anak – anak, remaja muda, dewasa dan
seterusnya. Anak – anak merupakan target audien yang cukup penting yang
tidak dapat diabaikan stasiun TV. Pada masa lalu program TV tidak
memberikan perhatian khusus pada anak – anak bahkan saat inipun masih
sedikit program TV anak – anak. Produksi acara TV dalam negeri masih
memberikan perhatian prioritas tontonan kepada orang dewasa seperti
sinetron atau infotaiment. Pada hal dari segi jumlah audience anak – anak
jauh lebih besar dari pada orang dewasa itu. Program acara anak – anakpada
umumnya sebagian besar masih dibeli dari distributor acara televisi luar
negeri.
Program audience anak – anak yang paling populer adalah animasi
yang biasanya menjadi andalan televisi untuk meraih perhatian anak – anak
32
hampir seluruh televisi memiliki paket animasi ini. Cukup beralasan jika
sabtu dan minggu jam tayang program animasi ditambah. Animasi juga
menjadi alah satu paket program televisi kabel yang memiliki jumlah paket
animasi 24 jam. Baik animasi klasik seperti Tom & Jery hingga animasi
mutakhir.
Namun demikian tidak semua film animasi cocok untuk anak – anak.
Bahkan beberapa flim animasi yang ada di stasiun TV sudah tidak layak lagi
disebut tontonan anak – anak pengelola program stasiun TV harus cermat
dalam memilih animasi film anak – anak.
Berikut ini adalah segmentasi usia menurut standar Amerika Serikat
menurut lembaga riset media Nielsen 34:
Standar di A.S
NO.
34
Kelompok Usia
1
0–6
Tahun
2
6 – 11 Tahun
3
12 – 17 Tahun
4
18 – 24 Tahun
5
25–34 Tahun
6
35-49 Tahun
7
50-64 Tahun
8
Di atas 64 Tahun
Morissan, Manajemen Media Penyiaran,Ramadina Perkasa.2008 hal 41
33
BPS
No
Kelompok usia
1
0-14 tahun
2
15-20 tahun
3
20-29 tahun
4
30-39 tahun
5
40 + tahun
Nielsen
No
Terget Audience
1
5-9 Tahun
2
10-19 Tahun
3
20-29 Tahun
4
30-39 Tahun
5
40 + Tahun
Dalam penelitian ini yang di gunakan dalam melakukan survey adalah
pada standar A.S di tabel nomer 2 yaitu pada usia 6-12 tahun. Sesuai dengan
bagan maka Penulis akan mengambil sapel pada kelas 7–12 SD saja,kerena
menurut Nurlan, peneliti dari Lipi bahwa pisikologis anak pada umur 1-6
tahun harus memerlukan bibingan orang tua dalam menyimpulkan suatu
banda atau arti dari kata-kata yang baru pertama di lihat atau di dengar35.
35
Nurlan darlan,Perkembangan Psikologi Anak,Lipi.Jakarta 2006
Download