Differential Diagnosis Huntington’s Disease Diagnosa Diferensial adalah metode diagnostik yang digunakan untuk mengindentifikasi keberadaan kemungkinan penyakit-penyakit yang memungkinkan. Metode ini juga merupakan proses pengeleminasian atau proses memperoleh informasi yang meminimalisirkan kemungkinankemungkinan yang dapat diabaikan. Diagnosis Diferensial memiliki empat langkah. Pertama, dokter harus mengumpulkan semua informasi tentang pasien dan membuat daftar gejala. Daftar ini dapat dilakukan secara tertulis atau dalam kepala dokter, asalkan dia membuat daftar. Kedua, dokter harus membuat daftar semua kemungkinan penyebab (juga disebut "kondisi calon") gejala. Sekali lagi, hal ini dapat dilakukan secara tertulis atau dalam kepala dokter tetapi harus dilakukan. Ketiga, dokter harus memprioritaskan daftar dengan menempatkan kemungkinan penyebab yang paling mendesak berbahaya dari gejala di atas daftar. Keempat, dokter harus mengesampingkan atau mengobati penyebab yang mungkin dimulai dengan kondisi yang paling mendesak berbahaya dan cara nya bekerja bawah daftar. "Singkirkan" praktis berarti menggunakan tes dan metode ilmiah lainnya untuk membuat suatu kondisi probabilitas klinis diabaikan menjadi penyebabnya. Huntington Disease merupakan suatu penyakit yang bersifat genetik autosomal, sehinggapenyebab satu-satunya dari Huntington disease ini adalah terjadinya pewarisan gen dariseorang pengidap ke anaknya, pada kasus yang sangat jarang, diperkirakan jikalauHuntington Disease dapat terjadi tanpa faktor keturunan ketika terjadi mutasi spesifik padakromosom ke 4 yang menyebabkan terjadinya replikasi yang berlebihan pada trinukleotid CAG. Gangguan mental dapat muncul sebagai gejala awal sebelum terjadi kemunduran fungsi kognitif menjadi nyata. Hampir separuh dari pasien yang memiliki Huntington,mengalami perubahan kepribadian yang mengganggu orang-orang disekitarnya. Pasien umumnya mempersalahkan keadaan dirinya kepada orang-orang lain, menjadi pencuriga,mudah tersinggung, impulsif, tidak rapih, atau mendadak menjadi fanatik mengenai suatukeyakinan. Pasien sering marah dan umumnya mencari suatu pelarian seperti alkoholismeatau narkoba. Depresi ditemukan pada lebih dari separuh pasien dengan Huntington.Setelah itu, tingkat kecerdasan pasien akan menurun secara menyeluruh. Pasien akan menarik diri dari kehidupan sosial dan dapat mengalami psikosis. Pasien akan mengalami kesulitan berbicara karena inkoordinasi otot-otot lidah dandiafragma. Selain itu, pasien akan mengalami kesulitan dalam menggerakan bola matanya baikdalam gerakan mengejar ataupun melirik, sehingga umumnya pasien harus menoleh untukdapat melihat ke samping. Gejala chorea dan dementia dapat terjadi tidak berurutan, namun pada umumnyabila gejala chorea dan dementia sudah muncul, rata-rata dalam 10 –15 tahun pasien akanmemasuki fase vegetatif dan kemudian meninggal karena infeksi atau keadaan medislainnya Penyakit hutington ditandai oleh trias gejala, yaitu gangguan gerak, gangguan kognitif dan gangguan psikiatri. Ekspresi penyakit ini sangat berfariasi tergantung menifestasi klinis dan onset umur. Saat kelainan muncul lebih awal, terutama pada pasien berumur kurang dari 20 tahun, hampir bisa dipastikan akan berkembang cepat dengan adanya kelainan kognitif. Varian Westhal yaitu kelainan distoni kaku, mungkin dibarengi kejang dan mungkin mioklonus. Varian ini terutama pada pasien dengan onset pada masa anak-anak. Sebagai pembanding, ketika kelainan terjadi pada akhir hidup tanda utama adalah korea. Onset kelemahan tersembunyi dapat dikenali keliru sebagai kelainan saraf sederhana. Walaupun korea dan kelainan motorik lain merupakan gejala yang cepat dikenali, mungkin bukan merupakan gejala yang paling awal dari timbulnya penyakit huntington. Perubahan kepribadian dan gangguan psikologis menjadi manifestasi awal pada 50 % kasus. Gejala yang tetap dengan depresi merupakan yang paling sering. Jangka waktu penyakit sampai timbulnya kematian sekitar 15 tahun pada kasus penyakit huntington dewasa dan 8-10 tahun pada jenis remaja. Diagnosa banding untuk penyakit Huntington, yaitu penyakit Parkinson, Multiple Sclerosis, dan Neuroakantositosis. 1. Penyakit Parkinson adalah gangguan basal ganglia dan merupakan salah satu ganggua neurologis tersering yang menyerang 1% dari setiap individu yang berusia di atas 60 tahun. Terdapat dua temuan neuropatologi yang utama pada penyakit ini, yaitu hilangnya neuron dopaminergik berpigmen pada substansia nigra dan adanya badan-badan Lewy. Kebanyakan dari kasus parkinson yang idiopatik disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Pasien dengan Parkinson menunjukkan dua onset manifestasi : onset manifestasi awal dan onset tanda motorik. Gejala awal berlangsung lama (berminggu-minggu sampai berbulan-bulan), dengan tremor sebagai gejala paling sering. Terdapat 4 tanda kardinal dari Parkinson : tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesia, danin stabilitas postural. 2. Multiple Sclerosis yaitu penyakit inflamasi yang dimediasi oleh sistem imun yang menyerang akson-akson bermyelin pada SSP sehingga merusak myelin dan akson dengan berbagai derajat keparahan. Penyakit ini ditandai dengan episode defisit neurologis yang reversibel. Pada kebanyakan pasien, episode-episode ini berangsur-angsur diikuti dengan penurunan fungsi neurologis yang progresif. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui, tetapi kemungkinan berkaitan dengan faktor genetik dan non-genetik,seperti virus,kekurangan vitamin D, atau faktor lingkungan yang kesemuanya berakibat pada gangguan autoimun sehingga menyebabkan serangan terhadap imunitas susunan SSP yang rekuren. 3. Neuroakantositosis yaitu sekelompok gangguan heterogen yang ditandai dengan gejala neurologis dan akantositosis, yaitu kelainan pada sel-sel darah merah. Kelainan neurologis biasanya berupa gangguan pergerakan atau ataxia, gangguan kepribadian, gangguan kognitif, neuropatiaksonal, dan bangkitan. Dalam perjalanannya, kebanyakan pasien memiliki manifestasi berupa akansitosis pada hapusan darah tepi (10-30%) berupa eritrosit berbentuk seperti bintang atau memiliki tanduk. Bila Chorea muncul pada usia tua, kemungkinan penyebabnya bisa bermacam – macam,contohnya senile chorea yang dapat disebabkan oleh infeksi, hiperglikemia, stroke,dan tirotoksikosis. Namun umumnya senile chorea menghilang dalam beberapa minggu.Untuk memastikan diagnosa pada chorea yang muncul di usia tua, dapat dilakukan anamnesis lengkap dan penyesuaian gejala dengan Huntington Disease, atau denganpemeriksaan gen Huntington. Bila Chorea muncul pada usia muda, umumnya dibandingkan dengan syndenham chorea, atau lupus dengan antiphospholipid antibodies, atau penggunaan kokain, namun ketiganya tidak memiliki hubungan familial yang nyata dan tidak terjadi penurunan tingkat kecerdasan. “ Benign Inherited Chorea “ yang dapat diturunkan secara autosomal merupakan salah satu diagnosis bandingnya, namun umumnya Benign Inherited Chorea bermanifestasi pada usia sebelum 5 tahun, progresivitasnya lambat, dan tidak ada gangguan mental.Terdapat beberapa penyakit neurodegeneratif yang dapat dibandingkan dengan Huntington, contohnya seperti polymyoclonus, acanthocytosis dengan chorea progresif,atau dentatorubropallidoluysian degeneration yang hanya bisa disingkirkan dengan pemeriksaan genetik. Selain itu huntington disease juga dapat dibandingkan dengan wilson disease dantardive diskinesia. Wilson disease dapat disingkirkan dengan pemeriksaan kadar serum tembaga dalam darah dan ceruloplasmin, sedangkan untuk tardive diskinesia dapat disingkirkan dengan anamnesa lengkap pasien terutama mengenai pengobatan terakhir pasien. SUMBER Drew,Clement. 2011. Huntington Disease.Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara