BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum merupakan teori yang dimanfaatkan oleh penulis untuk mendukung mengenai analisa dengan Judul “Strategi Public Relations Dalam Membangun Brand Awarness Binus Business School”, maka penulis menggunakan teori-teori dasar yang membahas diantaranya: 2.1.1 Komunikasi Seperti yang kita ketahui manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari-harinya tidak terlepas dari bantuan atau peran manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mewujudkan hal tersebut harus ada interaksi antara manusia satu dengan yang lainnya sehingga tercipta suatu proses yang sering disebut sebagai komunikasi. Secara umum komunikasi sering diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikasi itu sangat luas tergantung dari aspek mana komunikasi itu dipandang. Dalam hal ini banyak pakar ilmu komunikasi yang memberikan sumbangan pemikiran untuk menjelaskan apa itu komunikasi. Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai komunikasi. Menurut (Laswell, dalam Suprapto, 2011: 6), mengatakan bahwa “Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa (who), mengatakan apa (says what), dengan cara apa (I what channel), kepada siapa (to whom), dengan efek apa (with what effect)”. Contohnya, jika suatu perusahaan berkomunikasi dengan pelangannya, tentu perusahaan mempunyai tujuan untuk menginformasikan dan memperkenalkan 14 15 produk atau jasanya sehingga pelanggan tertarik untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan tersebut. Komunikasi dapat diartikan juga sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasaa verbal, tetapi juga dalam ekspresi muka, lukisan, dan teknologi (Cangara, 2002: 20). Beberapa pengertian komunikasi dari beberapa pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses interaksi manusia antara dua orang atau lebih, dimana proses penyampaian pesan yang biasanya berbentuk verbal untuk mendapatkan efek karena adanya persamaan makna yang dapat dari kedua belah pihak. 2.1.2 Tujuan Komunikasi Menurut Effendy (2004: 8) ada empat tujuan komunikasi, yaitu: 1. Perubahan sikap (attitude change) Komunikan yang telah menerima pesan dari komunikator maka sikapnya akan berubah, baik positif maupun negative. Komunikator dalam melakukan dan berusaha agar komunikan bersikap positif sesuai dengan keinginan komunikator. 2. Perubahan pendapat (opinion change) Dalam berkomunikasi kita bersaha menciptakan kepahaman komunikan. Pemahaman itu sendiri adalah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang pesan sampaikan oleh komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan. 16 3. Perubahan Perilaku (behavior change) Komunikasi juga bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan seseorang. 4. Perubahan Sosial (social change) Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang semakin baik merupakan maksud dari tujuan komunikasi sebagai perubahan sosail. Menurut Dan B. Curtis dalm bukunya yang berjudul Komunikasi Bisnis Profesional (1992: 9), Tujuan Komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Memberikan Informasi Kepada klien, kolega, bawahan, dan penyelia (supervisor) 2. Diberi Informasi Karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk interaksi komunikasi orang atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukanya atau yang akan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman. 3. Menolong orang ain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha memotivasi oran lain dalam mencapai itu. 4. Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi kedudukan / status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah / membuat keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan. 17 5. Mengevaluasi perilaku secara efektif Yaitu suatu penilaian untuk mngetahui hal-hal yan akan mereka lakukan setelah menerima pesan. 2.1.3 Public Relations Public Relations (PR) atau kadang disebut dengan istilah Hubungan Masyarakat (humas) memiliki posisi yang sangat penting dalam sebuah organisasi, terutama bila organisasi tersebut sering berinteraksi dengan masyarakat luas. Public Relations sangat menentukan pengembangan organisasi tersebut di mata masyarakat luas. Hal tersebut disebabkan karena Public Relations merupakan salah satu peran penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Public Relations menentukan kesan positif sebuah organisasi di mata masyarakat. Dan hubungan dengan masyarakat akan menentukan bagaimana organisasi tersebut bersosialisasi di tengahtengah masyarakat. Dengan kata lain, Public Relations juga berperan dalam membangun hubungan, khususnya hubungan komunikasi, antara organisasi dengan masyarakat luas. Untuk itu, di dalam sebuah Public Relations sangat penting untuk bisa mengelola manajemen komunikasi. Didalam komunikasi terdapat berbagai bentuk kegiatan promosi yang dapat dilakukan. Salah satuya adalah Public Relations. Sampai saat ini terdapat beragam definisi yang menjelaskan Public Relations. Beberapa diantaranya sebagai berikut: Definisi Public Relations menurut (W. Emerson Reck dalam Public Relations, 2011: 2). “Public Relations is the continued process of keying policies, services and actions to the best interest of those individual or institution covets, and secondly, it is the interpretation of these policies, service and actions to assure 18 complete understanding and appreciation.” (Public relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesusaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua, pelakasanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya). Sedangkan menurut (Cutlip, Center & Brown dalam Dasar-dasar Public Relations, 2010: 14), “Public relations is the distinctive management function which help establish and mutual lines of communications, understanding, acceptance and cooperation between on organization and its public”. (PR adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan berbagai publiknya. Jadi secara umum pengertian Public Relations adalah suatu keseluruhan upaya bentuk komunikasi yang terencana dan berkelanjutan untuk menciptakan serta memelihara hubungan baik ke dalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan public atau khalayaknya agar terwujud pengertian, pemahaman dan kerja sama satu sama lain sehingga apa yang menjadi tujuan-tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai. 19 2.1.4 Tujuan Public Relations Tujuan utama PR untuk mengembangkan atau membangun hubungan baik, tidak hanya dengan pihak pers, tetapi juga dengan berbagai pihak dari luar atau kalangan terkait. Tujuannya: 1. Membentuk good will (itikad baik) 2. Tolerance (toleransi) 3. Mutual symbiosis (saling kerjasama) 4. Mutual Confidence ( saling mempercayai) 5. Mutual understanding (saling pengertian) 6. Mutual appreciation (saling menghargai) 7. Serta memperoleh opini publik yang mengguntungkan dan citra positif berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan kedalam maupun keluar. PR harus dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat, baik dibidang teknologi, ekonomi, hukum, maupun politik internasional dan nasional.(Ardianto, 2008: 208-209) 2.1.5 Fungsi Public Relations Berdasarkan ciri khas kegiatan Public Relations tersebut, Menurut pakar Humas International (Seitel, dalam Ardianto, et. al, 2007: 173) mengemukakan fungsi PR yang ideal adalah menjadi penasihat manajemen, termasuk sebagai interperter kebijakan manajemen dan perusahaan serta dapat menampung aspirasi publik, sehingga terjadi mutual understanding (saling pengertian) antara publik dan perusahaan. 20 Menurut (Cutlip, et. al, dalam Ruslan, 2010: 19) fungsi utama public relations adalah sebagai berikut: 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/oraganisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.. PR berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu organisasi dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi. Semuanya bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan pengertian dan kemauan baik publiknya serta memperoleh opini publik yang mengunungkan atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang baik dengan publik. 21 2.1.6 Tugas Public Relations Dalam menjalankan profesinya, seorang Public Relatons tentunya memiliki tugas-tugas yang sudah menjadi kewajiban sehari-hari. Menurut Maria Assumpta Rumanti (Dasar-dasar Public Relations : Teori dan Praktek, 2004: 39), terdapat lima tugas pokok Public Relations Sehari-hari, diantaranya: 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dlakukan. Semua hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan public internal atau external dan memperhatikan, mengolah, mengintegrasikan pengaruh lingkungan yang masuk demi perbaikan dan perkembangan organisasi 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat 3. Memperbaiki citra organisasi Citra organisasi bisa merupakan citra dari pimpinan, ada citra yang menjadi keinginan, harapan, dan sebagainya. Citra yang bisa mendapat kepercayaan adalah citra dari kenyataan identitas organisasi. 4. Tanggung jawab sosial Seorang Public Relations merupakan instrument untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik sendiri, publik internal, dan pers. Penting diusahakan bahwa seluruh organisasi bersikap terbuka dan jujur terhadap semua kelompok atau publik yang ada hubungannya dan memerlukan 22 informasi. Itulah mentalitas dan budaya organisasi, apabila mau mendapat kepercayaan publik, dan masyarakat pada umumnya. Suatu organisasi mempunyai kewajiban adanya usaha untuk pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab, “pintu terbuka”. 5. Komunikasi Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbale balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. 2.1.7 Kegiatan Public Relations Menurut H. Fayol (Ruslan, 2006: 23-24), mengemukakan beberapa kegiatan Public Relations, diantaranya adalah: 1. Membangun identitas dan citra perusahaan (Building corporate image and identity). Kegiatan membagun identitas dan citra terbagi atas: a. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif b. Mendukung kegiatan komunikasi timbale balik atau komunikasi dua arah dengan berbagai pihak. 2. Menghadapi Krisis (Facing Crisis) Kegiatan dalam menghadapi krisis yakni menangani keluhan (complain) dan menghadapi krisis yang terjadi dalam membentuk manajemen krisis dan Public Relations Recovery of Image, yang bertugas memperbaiki lost of image and damage. 3. Promosi Masalah Kemasyarakatan (Promotion of Public Causes) a. Mengampanyekan masalah yang menyangkut kepentingan public b. Mendukung kegiatan kampanye sosial 23 2.2 Teori Khusus Perkembangan komunikasi yang begitu pesat melahirkan teori-teori komunikasi yang dapat membantu penulis dalam menentukan kajian teori yang mendukung penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menjabarkan beberapa teori khusus yang dimanfaatkan penulis untuk mendukung penyusunan skripsi. Teori khusus yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut, Teori Brand Awarness dimana teori ini akan menjelaskan mengenai pembangunan identitas merek, Teori Brand Awarness yang merupakan teori pendukung dalam penulisan tugas akhir ini. 2.2.1 Definisi Strategi Menurut (Effendy, 2003: 300) mendefinisikan teori sebagai berikut: “ strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, tetapi harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya”. Dalam penelitian ini, strategi berbicara tentang suatu perencanaan yang dibuat oleh orang-orang yang bekerja didalam perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu profit agar perusahaan dapat terus berjalan. 2.2.2 Strategi Public Relations menurut (Ardianto, Elvinaro, 2009: 71-73) yang menjelaskan stategi Public Relations sebagai berikut: 24 1) Publications (Publikasi atau publisitas) Setiap fungsi dan tugas pubic relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang kegiatan perusahaan/organisasi, yang pantas untuk diketahui oleh publik. Setelah itu, PR juga menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat. dalam hal ini, tugas Public Relations adalah menciptakan menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya. 2) Event (Penyusunan program acara) PR juga merancang acara tertentu yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan obyek tertentu yang secara khusus untuk mempengaruhi opini publik. 3) News (Menciptakan berita) Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin, dan lain-lain yang biasanya mengacu pada 5W+1H, yang paling penting seorang PR harus mempunyai kemampuan untuk menulis, karena sebagian tugasnya adalah menulis, khususnya dalam menciptakan publisitas. Binus Business School selalu berusaha memberikan informasi terbaru yang nantinya akan diberikan oleh pembaca. Informasi tersebut akan dituangkan kedalam media dengan tujuan untuk dapat menarik perhatian para publik agar mendapatkan nilai positif. 25 4) Community Involvement (Kepedulian pada komunitas) Tugas sehari-hari seorang public relations adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu, serta menjaga hubungna baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Tugas seorang public relations adalah menciptakan hubungan antara suatu organisasi dengan lainnya, khususnya pada perusahaan yang ada keterikatan dalam hubungan kerja sama. 5) Inform or Image (Memberitahukan atau meraih citra) Ada dua fungsi utama public relations, yaitu memberikan informasi kepada public atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan yang positif. 6) Lobbying and Negotiating ( Pendekatan dan bernegosiasi) Keterlampilan untuk melobi secara personal, dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR, agar semua rencana, ide, atau gagasan kegiatan suatu perusahaan memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh. Tujuan dari melakukan pendekatan dan bernegosiasi adalah untuk mencapai suatu tujuan yang pada akhirnya Social 7) Responsibility (Tanggung jawab sosial) Tanggung jawab dalam dunia public relations sangat penting. PR tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi lembaga atau organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian terhadap masyarakat. hal ini penting, supaya ia memperoleh simpati atau empati dari khalayaknya. 26 2.2.3 Brand Brand didefinisikan sebagai sebuah nama, tanda, istilah, symbol, desain, atau kombinasi dari semuanya, dengan tujuan untuk mengidentifikasikan sebuah produk atau jasa dari seorang pemasar atau sekelompok pemasar untuk membedakannya dari produk atau jasa kompetitornya. Sehingga merek tersebut adalah menjadi pembeda antara satu produk dengan produk lainnya. Semakin kuat merek ini dibangun maka kesetiaan konsumen terhadap merek juga akan tercipta. Disaat peusahan mengalami krisis atau isu yang negatif, maka konsumen inilah yang akan menyelamatkan perusahaan untuk keluar dari krisis tersebut dengan kesetiaan dan kepercayaan mereka terhadap merek produk. ( Journal of Business Strategy and Execution. Vol. 1 No. 1 November 2008: 144) 2.2.4 Pengertian Brand Awareness (Kesadaran Merek) Salah satu indikasi keberhasilan dari kegiatan public relations ialah timbulnya kesadaran merek (brand awareness). Kesadaran merek merpakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Menurut (Durianto, et all, 2004: 54) mendefinisikan kesadaran merek (brand awerness) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Menurut Keller, K.L (2003: 75) yang dikutip dari Journal of Business Strategy and Execution, Vol.1, No.1, November 2008: 24, berdasarkan Customer Based Brand Equity, proses membangun brand yang kuat terdiri dari empat tahap : 27 1. Proses mengidentifikasikan suatu brand tertentu dalam pikiran konsumen guna membedakan dengan produk lainnya (brand identity). 2. Perlahan membangun arti dari brand tersebut yang berhubungan dengan hal tangible dan intangible dari brand tersebut (brand meaning). 3. Mengetahui bagaimana reaksi seseorang terhadap identifikasi brand tersebut (brand responses). 4. Proses membangun hubungan yang baik atau loyalitas terhadap brand tersebut atas dasar reaksi/respons seseorang (brand relationship). 2.2.5 Strategi Peningkatan Brand Awareness Menurut (Durianto, et. al, 2004: 2) mengatakan bahwa “a brand is a complex symbol that can convey up to six level of meaning” yaitu meliputi: 1. Atribut Produk Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu yang menempel pada produk tertentu. Seperti halnya kualitas, nilai, desain, dan lain-lain. 2. Manfaat Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut, merek membeli manfaat yang diterjemahkan dalam fungsional dan emosional. Konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut. 3. Nilai Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang terbaik, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut, dan juga mendapat nilai tinggi di mata masyarakat. 28 4. Budaya Merek juga mewakili budaya tertentu. 5. Kepribadian Merek juga dapat memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi para penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan tercermin bersama dengan merek yang ia gunakan. 6. Pemakai Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk penggunaan mereknya. Menurut Durianto dan Sugiarto (2004: 7), agar kesadaran merek dapat dicapai dan diperbaiki, dapat dilakukan dengan cara : 1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga konsumen dapat lebih mudah mengingatnya. 2. Melakukan pengulangan untuk mengingatkan ingatan karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan. 3. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat pelanggan. 4. Memperbanyak promosi baik media cetak maupun elektronik. 5. Menjadi sponsor suatu acara yang mendatangkan banyak penonton. 29 2.2.6 Elemen Brand Awareness Tiga elemen pokok yang harus dikelola dengan baik untuk membangun brand awareness adalah ( Soehadi, 2005: 31) 1. Brand element, terdiri dari nama, logo, symbol, karakter, dan jingle. Elemen yang digunakan untuk mengukur brand element adalah kemudahan untuk diingat, mempunyai arti, mudah ditransfer ke produk kategori atau daerah yang berbeda, tidak mudah using, dan dapat diproteksi secara legal. 2. Program pemasaran, yang meliputi choosing the value, yang harus dilakukan adalah menentukan value proposition melalui aktivitas segmenting, targeting, and positioning, lalu dikomunikasikan melalui above the line dan below the line. 3. Secondary association dan dapat digunakan untuk melipat gandakan merek agar lebih mudah diingat dan dimengerti oleh target pasarnya. Contohnya bisa dengan nama perusahaan atau parent brand, asal Negara, saluran distribusi, merek lain, endorser, atau event tertentu. 2.2.7 Nilai-Nilai Kesadaran Merek Menurut (Durianto, et. al, 2004: 8) Peran brand awareness dalam membantu merek dapat di pahami dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai. 30 Gambar 2.2.8 Nilai-Nilai Kesadaran Merek Sumber: Durianto, et. al, 2004: 7 Penjelasan dari keempat nilai tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jangkar yang menjadi cantolan bagi assosiasi lain Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasiasosiasi melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi sangat tinggi di benak konsumen. Dengan demikiann dapat disimpulkan bahwa jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh pemasar akan sulit melekat pada merek tersebut. 2. Familiar / rasa suka Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan merek kita, dan lama-kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap merek yang kita pasarkan. “Tak kenal maka tak sayang” merupakan ungkapan yang tepat untuk situasi ini. 31 3. Substansi / komitmen Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas merek tinggi, kehadiran merek itu akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah merek dengan kesadaran konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Diiklankan secara luas b. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu c. Jangkauan distribusi yang kuat d. Merek tersebut dikelola dengan baik. Karena itu, jika kualitas dua merek adalah sama, kesadaran merek akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian. 4. Mempertimbangkan merek Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek mana akan dibeli. Merek dengan top of mind yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah yang disukai atau dibenci. 32 2.6 Kerangka Pemikiran Publications Event News Strategi Public Relations Lobbying and Negotiating Membangun Brand Awareness Community Involvement Inform Or Image Responbility Keterangan mengenai kerangka pemikiran di atas adalah: Bahwa dari permasalahan yang ada yakni banyaknya kompetitor dengan tingkat persaingan yang tinggi maka di butuhkan strategi-strategi yang dilakukan oleh public relations guna membangun brand awareness Binus Business School. Sebagai fungsi manajemen yang menjalankan tugasnya untuk membangun relasi dan image organisasi di masyarakat, lingkungan strategis yang menjadi tinjauannya public relations salah satunya adalah lingkungan internal.