14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
Teori umum merupakan teori yang dimanfaatkan oleh penulis untuk
mendukung mengenai analisa dengan Judul “Strategi Public Relations Dalam
Membangun Brand Awarness Binus Business School”, maka penulis menggunakan
teori-teori dasar yang membahas diantaranya:
2.1.1 Komunikasi
Seperti yang kita ketahui manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan
sehari-harinya tidak terlepas dari bantuan atau peran manusia lain dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Untuk mewujudkan hal tersebut harus ada interaksi antara
manusia satu dengan yang lainnya sehingga tercipta suatu proses yang sering disebut
sebagai komunikasi. Secara umum komunikasi sering diartikan sebagai proses
penyampaian pesan dari komunikasi itu sangat luas tergantung dari aspek mana
komunikasi itu dipandang. Dalam hal ini banyak pakar ilmu komunikasi yang
memberikan sumbangan pemikiran untuk menjelaskan apa itu komunikasi.
Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai komunikasi. Menurut
(Laswell, dalam Suprapto, 2011: 6), mengatakan bahwa “Komunikasi adalah proses
yang menggambarkan siapa (who), mengatakan apa (says what), dengan cara apa (I
what channel), kepada siapa (to whom), dengan efek apa (with what effect)”.
Contohnya, jika suatu perusahaan berkomunikasi dengan pelangannya, tentu
perusahaan mempunyai tujuan untuk menginformasikan dan memperkenalkan
14
15
produk atau jasanya sehingga pelanggan tertarik untuk menggunakan produk atau
jasa perusahaan tersebut.
Komunikasi dapat diartikan juga sebagai bentuk interaksi manusia yang
saling berpengaruh satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahasaa verbal, tetapi juga dalam ekspresi muka,
lukisan, dan teknologi (Cangara, 2002: 20).
Beberapa pengertian komunikasi dari beberapa pakar tersebut dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses interaksi manusia antara dua
orang atau lebih, dimana proses penyampaian pesan yang biasanya berbentuk verbal
untuk mendapatkan efek karena adanya persamaan makna yang dapat dari kedua
belah pihak.
2.1.2 Tujuan Komunikasi
Menurut Effendy (2004: 8) ada empat tujuan komunikasi, yaitu:
1. Perubahan sikap (attitude change)
Komunikan yang telah menerima pesan dari komunikator maka
sikapnya akan berubah, baik positif maupun negative. Komunikator dalam
melakukan dan berusaha agar komunikan bersikap positif sesuai dengan
keinginan komunikator.
2. Perubahan pendapat (opinion change)
Dalam
berkomunikasi
kita
bersaha
menciptakan
kepahaman
komunikan. Pemahaman itu sendiri adalah kemampuan memahami pesan
secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah
memahami apa yang pesan sampaikan oleh komunikator maka akan tercipta
pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan.
16
3. Perubahan Perilaku (behavior change)
Komunikasi juga bertujuan untuk mengubah perilaku maupun
tindakan seseorang.
4. Perubahan Sosial (social change)
Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja
meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Membangun dan memelihara
ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang
semakin baik merupakan maksud dari tujuan komunikasi sebagai perubahan
sosail.
Menurut Dan B. Curtis dalm bukunya yang berjudul Komunikasi Bisnis
Profesional (1992: 9), Tujuan Komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan Informasi
Kepada klien, kolega, bawahan, dan penyelia (supervisor)
2. Diberi Informasi
Karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk interaksi komunikasi
orang atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang
diperlukanya atau yang akan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut
yang merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman.
3. Menolong orang ain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun
berusaha memotivasi oran lain dalam mencapai itu.
4. Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi
kedudukan / status seseorang maka semakin penting meminta orang lain
untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah / membuat
keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan
pertimbangan.
17
5. Mengevaluasi perilaku secara efektif
Yaitu suatu penilaian untuk mngetahui hal-hal yan akan mereka lakukan
setelah menerima pesan.
2.1.3 Public Relations
Public Relations (PR) atau kadang disebut dengan istilah Hubungan
Masyarakat (humas) memiliki posisi yang sangat penting dalam sebuah organisasi,
terutama bila organisasi tersebut sering berinteraksi dengan masyarakat luas. Public
Relations sangat menentukan pengembangan organisasi tersebut di mata masyarakat
luas. Hal tersebut disebabkan karena Public Relations merupakan salah satu peran
penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Public Relations menentukan
kesan positif sebuah organisasi di mata masyarakat. Dan hubungan dengan
masyarakat akan menentukan bagaimana organisasi tersebut bersosialisasi di tengahtengah masyarakat. Dengan kata lain, Public Relations juga berperan dalam
membangun hubungan, khususnya hubungan komunikasi, antara organisasi dengan
masyarakat luas. Untuk itu, di dalam sebuah Public Relations sangat penting untuk
bisa mengelola manajemen komunikasi.
Didalam komunikasi terdapat berbagai bentuk kegiatan promosi yang dapat
dilakukan. Salah satuya adalah Public Relations. Sampai saat ini terdapat beragam
definisi yang menjelaskan Public Relations. Beberapa diantaranya sebagai berikut:
Definisi Public Relations menurut (W. Emerson Reck dalam Public
Relations, 2011: 2). “Public Relations is the continued process of keying policies,
services and actions to the best interest of those individual or institution covets, and
secondly, it is the interpretation of these policies, service and actions to assure
18
complete understanding and appreciation.” (Public relations adalah kelanjutan dari
proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang
disesusaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau
lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua,
pelakasanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya
pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya).
Sedangkan menurut (Cutlip, Center & Brown dalam Dasar-dasar Public
Relations, 2010: 14), “Public relations is the distinctive management function which
help establish and mutual lines of communications, understanding, acceptance and
cooperation between on organization and its public”. (PR adalah fungsi manajemen
secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi,
pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan berbagai
publiknya.
Jadi secara umum pengertian Public Relations adalah suatu keseluruhan
upaya bentuk komunikasi yang terencana dan berkelanjutan untuk menciptakan serta
memelihara hubungan baik ke dalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan
public atau khalayaknya agar terwujud pengertian, pemahaman dan kerja sama satu
sama lain sehingga apa yang menjadi tujuan-tujuan dari organisasi tersebut dapat
tercapai.
19
2.1.4 Tujuan Public Relations
Tujuan utama PR untuk mengembangkan atau membangun hubungan baik,
tidak hanya dengan pihak pers, tetapi juga dengan berbagai pihak dari luar atau
kalangan terkait. Tujuannya:
1. Membentuk good will (itikad baik)
2. Tolerance (toleransi)
3. Mutual symbiosis (saling kerjasama)
4. Mutual Confidence ( saling mempercayai)
5. Mutual understanding (saling pengertian)
6. Mutual appreciation (saling menghargai)
7. Serta memperoleh opini publik yang mengguntungkan dan citra positif
berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan
kedalam maupun keluar.
PR harus dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dengan
cepat, baik dibidang teknologi, ekonomi, hukum, maupun politik internasional dan
nasional.(Ardianto, 2008: 208-209)
2.1.5 Fungsi Public Relations
Berdasarkan ciri khas kegiatan Public Relations tersebut, Menurut pakar
Humas International (Seitel, dalam Ardianto, et. al, 2007: 173) mengemukakan
fungsi PR yang ideal adalah menjadi penasihat manajemen, termasuk sebagai
interperter kebijakan manajemen dan perusahaan serta dapat menampung aspirasi
publik, sehingga terjadi mutual understanding (saling pengertian) antara publik dan
perusahaan.
20
Menurut (Cutlip, et. al, dalam Ruslan, 2010: 19) fungsi utama public
relations adalah sebagai berikut:
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga/oraganisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi
dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya,
atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak..
PR berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada
suatu organisasi dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan
partisipasi. Semuanya bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
pengertian dan kemauan baik publiknya serta memperoleh opini publik yang
mengunungkan atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang baik
dengan publik.
21
2.1.6 Tugas Public Relations
Dalam menjalankan profesinya, seorang Public Relatons tentunya memiliki
tugas-tugas yang sudah menjadi kewajiban sehari-hari. Menurut Maria Assumpta
Rumanti (Dasar-dasar Public Relations : Teori dan Praktek, 2004: 39), terdapat lima
tugas pokok Public Relations Sehari-hari, diantaranya:
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi
secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik
mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan,
tujuan, serta kegiatan yang dlakukan. Semua hal tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan, keinginan, dan harapan public internal atau external dan
memperhatikan, mengolah, mengintegrasikan pengaruh lingkungan yang
masuk demi perbaikan dan perkembangan organisasi
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
atau masyarakat
3. Memperbaiki citra organisasi
Citra organisasi bisa merupakan citra dari pimpinan, ada citra yang menjadi
keinginan, harapan, dan sebagainya. Citra yang bisa mendapat kepercayaan
adalah citra dari kenyataan identitas organisasi.
4. Tanggung jawab sosial
Seorang Public Relations merupakan instrument untuk bertanggung jawab
terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut.
Terutama kelompok publik sendiri, publik internal, dan pers. Penting
diusahakan bahwa seluruh organisasi bersikap terbuka dan jujur terhadap
semua kelompok atau publik yang ada hubungannya dan memerlukan
22
informasi. Itulah mentalitas dan budaya organisasi, apabila mau mendapat
kepercayaan publik, dan masyarakat pada umumnya. Suatu organisasi
mempunyai kewajiban adanya usaha untuk pelayanan sosial yang harus
menjadi tanggung jawab, “pintu terbuka”.
5. Komunikasi
Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi
timbale balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya.
2.1.7 Kegiatan Public Relations
Menurut H. Fayol (Ruslan, 2006: 23-24), mengemukakan beberapa kegiatan
Public Relations, diantaranya adalah:
1. Membangun identitas dan citra perusahaan (Building corporate image and
identity).
Kegiatan membagun identitas dan citra terbagi atas:
a. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif
b. Mendukung kegiatan komunikasi timbale balik atau komunikasi dua arah
dengan berbagai pihak.
2. Menghadapi Krisis (Facing Crisis)
Kegiatan dalam menghadapi krisis yakni menangani keluhan (complain) dan
menghadapi krisis yang terjadi dalam membentuk manajemen krisis dan
Public Relations Recovery of Image, yang bertugas memperbaiki lost of
image and damage.
3. Promosi Masalah Kemasyarakatan (Promotion of Public Causes)
a. Mengampanyekan masalah yang menyangkut kepentingan public
b. Mendukung kegiatan kampanye sosial
23
2.2
Teori Khusus
Perkembangan komunikasi yang begitu pesat melahirkan teori-teori
komunikasi yang dapat membantu penulis dalam menentukan kajian teori yang
mendukung penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menjabarkan beberapa teori
khusus yang dimanfaatkan penulis untuk mendukung penyusunan skripsi.
Teori khusus yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut, Teori Brand
Awarness dimana teori ini akan menjelaskan mengenai pembangunan identitas
merek, Teori Brand Awarness yang merupakan teori pendukung dalam penulisan
tugas akhir ini.
2.2.1 Definisi Strategi
Menurut (Effendy, 2003: 300) mendefinisikan teori sebagai berikut: “ strategi
pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management)
untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi
tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, tetapi harus
menunjukan bagaimana taktik operasionalnya”.
Dalam penelitian ini, strategi berbicara tentang suatu perencanaan yang
dibuat oleh orang-orang yang bekerja didalam perusahaan untuk mencapai tujuannya
yaitu profit agar perusahaan dapat terus berjalan.
2.2.2 Strategi Public Relations
menurut (Ardianto, Elvinaro, 2009: 71-73) yang menjelaskan stategi Public
Relations sebagai berikut:
24
1) Publications (Publikasi atau publisitas)
Setiap fungsi dan tugas pubic relations adalah menyelenggarakan
publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang
kegiatan perusahaan/organisasi, yang pantas untuk diketahui oleh publik.
Setelah itu, PR juga menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan
positif secara lebih luas dari masyarakat. dalam hal ini, tugas Public Relations
adalah menciptakan menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui
kerjasama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra
lembaga atau organisasi yang diwakilinya.
2) Event (Penyusunan program acara)
PR juga merancang acara tertentu yang dipilih dalam jangka waktu,
tempat, dan obyek tertentu yang secara khusus untuk mempengaruhi opini
publik.
3) News (Menciptakan berita)
Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter,
bulletin, dan lain-lain yang biasanya mengacu pada 5W+1H, yang paling
penting seorang PR harus mempunyai kemampuan untuk menulis, karena
sebagian tugasnya adalah menulis, khususnya dalam menciptakan publisitas.
Binus Business School selalu berusaha memberikan informasi terbaru yang
nantinya akan diberikan oleh pembaca. Informasi tersebut akan dituangkan
kedalam media dengan tujuan untuk dapat menarik perhatian para publik agar
mendapatkan nilai positif.
25
4) Community Involvement (Kepedulian pada komunitas)
Tugas sehari-hari seorang public relations adalah mengadakan kontak
sosial dengan kelompok masyarakat tertentu, serta menjaga hubungna baik
dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Tugas seorang
public relations adalah menciptakan hubungan antara suatu organisasi dengan
lainnya, khususnya pada perusahaan yang ada keterikatan dalam hubungan
kerja sama.
5) Inform or Image (Memberitahukan atau meraih citra)
Ada dua fungsi utama public relations, yaitu memberikan informasi
kepada public atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat
memperoleh tanggapan yang positif.
6) Lobbying and Negotiating ( Pendekatan dan bernegosiasi)
Keterlampilan untuk melobi secara personal, dan kemampuan
bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR, agar semua rencana, ide,
atau gagasan kegiatan suatu perusahaan memperoleh dukungan dari individu
dan lembaga yang berpengaruh. Tujuan dari melakukan pendekatan dan
bernegosiasi adalah untuk mencapai suatu tujuan yang pada akhirnya Social
7) Responsibility (Tanggung jawab sosial)
Tanggung jawab dalam dunia public relations sangat penting. PR
tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi lembaga atau organisasi
serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian terhadap masyarakat. hal
ini penting, supaya ia memperoleh simpati atau empati dari khalayaknya.
26
2.2.3 Brand
Brand didefinisikan sebagai sebuah nama, tanda, istilah, symbol, desain, atau
kombinasi dari semuanya, dengan tujuan untuk mengidentifikasikan sebuah produk
atau jasa dari seorang pemasar atau sekelompok pemasar untuk membedakannya dari
produk atau jasa kompetitornya. Sehingga merek tersebut adalah menjadi pembeda
antara satu produk dengan produk lainnya. Semakin kuat merek ini dibangun maka
kesetiaan konsumen terhadap merek juga akan tercipta. Disaat peusahan mengalami
krisis atau isu yang negatif, maka konsumen inilah yang akan menyelamatkan
perusahaan untuk keluar dari krisis tersebut dengan kesetiaan dan kepercayaan
mereka terhadap merek produk. ( Journal of Business Strategy and Execution. Vol.
1 No. 1 November 2008: 144)
2.2.4 Pengertian Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Salah satu indikasi keberhasilan dari kegiatan public relations ialah
timbulnya kesadaran merek (brand awareness). Kesadaran merek merpakan
kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka
sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut
dimunculkan.
Menurut (Durianto, et all, 2004: 54) mendefinisikan kesadaran merek (brand
awerness) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat
kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.
Menurut Keller, K.L (2003: 75) yang dikutip dari
Journal of Business
Strategy and Execution, Vol.1, No.1, November 2008: 24, berdasarkan Customer
Based Brand Equity, proses membangun brand yang kuat terdiri dari empat tahap :
27
1. Proses mengidentifikasikan suatu brand tertentu dalam pikiran konsumen
guna membedakan dengan produk lainnya (brand identity).
2. Perlahan membangun arti dari brand tersebut yang berhubungan dengan
hal tangible dan intangible dari brand tersebut (brand meaning).
3. Mengetahui bagaimana reaksi seseorang terhadap identifikasi brand
tersebut (brand responses).
4. Proses membangun hubungan yang baik atau loyalitas terhadap brand
tersebut atas dasar reaksi/respons seseorang (brand relationship).
2.2.5 Strategi Peningkatan Brand Awareness
Menurut (Durianto, et. al, 2004: 2) mengatakan bahwa “a brand is a complex
symbol that can convey up to six level of meaning” yaitu meliputi:
1. Atribut Produk
Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu yang menempel pada
produk tertentu. Seperti halnya kualitas, nilai, desain, dan lain-lain.
2. Manfaat
Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen
tidak membeli atribut, merek membeli manfaat yang diterjemahkan dalam
fungsional dan emosional. Konsumen sebenarnya membeli manfaat dari
produk tersebut.
3. Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang
memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang
terbaik, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut,
dan juga mendapat nilai tinggi di mata masyarakat.
28
4. Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu.
5. Kepribadian
Merek juga dapat memiliki kepribadian,
yaitu kepribadian bagi para
penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian
si pengguna akan tercermin bersama dengan merek yang ia gunakan.
6. Pemakai
Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah
sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal
untuk penggunaan mereknya.
Menurut Durianto dan Sugiarto (2004: 7), agar kesadaran merek dapat
dicapai dan diperbaiki, dapat dilakukan dengan cara :
1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda. Memakai
slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga konsumen dapat lebih
mudah mengingatnya.
2. Melakukan pengulangan untuk mengingatkan ingatan karena membentuk
ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
3. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat
pelanggan.
4. Memperbanyak promosi baik media cetak maupun elektronik.
5. Menjadi sponsor suatu acara yang mendatangkan banyak penonton.
29
2.2.6 Elemen Brand Awareness
Tiga elemen pokok yang harus dikelola dengan baik untuk membangun
brand awareness adalah ( Soehadi, 2005: 31)
1. Brand element, terdiri dari nama, logo, symbol, karakter, dan jingle.
Elemen yang digunakan untuk mengukur
brand element adalah
kemudahan untuk diingat, mempunyai arti, mudah ditransfer ke produk
kategori atau daerah yang berbeda, tidak mudah using, dan dapat
diproteksi secara legal.
2. Program pemasaran, yang meliputi choosing the value, yang harus
dilakukan adalah menentukan value proposition melalui aktivitas
segmenting, targeting, and positioning, lalu dikomunikasikan melalui
above the line dan below the line.
3. Secondary association dan dapat digunakan untuk melipat gandakan
merek agar lebih mudah diingat dan dimengerti oleh target pasarnya.
Contohnya bisa dengan nama perusahaan atau parent brand, asal Negara,
saluran distribusi, merek lain, endorser, atau event tertentu.
2.2.7 Nilai-Nilai Kesadaran Merek
Menurut (Durianto, et. al, 2004: 8) Peran brand awareness dalam
membantu merek dapat di pahami dengan mengkaji bagaimana kesadaran
merek menciptakan suatu nilai.
30
Gambar 2.2.8 Nilai-Nilai Kesadaran Merek
Sumber: Durianto, et. al, 2004: 7
Penjelasan dari keempat nilai tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jangkar yang menjadi cantolan bagi assosiasi lain
Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasiasosiasi melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut
menjadi sangat tinggi di benak konsumen. Dengan demikiann dapat
disimpulkan bahwa jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang
diciptakan oleh pemasar akan sulit melekat pada merek tersebut.
2. Familiar / rasa suka
Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab
dengan merek kita, dan lama-kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi
terhadap merek yang kita pasarkan. “Tak kenal maka tak sayang” merupakan
ungkapan yang tepat untuk situasi ini.
31
3. Substansi / komitmen
Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti
yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas merek
tinggi, kehadiran merek itu akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah merek
dengan kesadaran konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain:
a. Diiklankan secara luas
b. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu
c. Jangkauan distribusi yang kuat
d. Merek tersebut dikelola dengan baik.
Karena itu, jika kualitas dua merek adalah sama, kesadaran merek
akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian.
4. Mempertimbangkan merek
Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi
merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan
dan diputuskan merek mana akan dibeli. Merek dengan top of mind yang
tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu merek tidak
tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam
benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan
konsumen adalah yang disukai atau dibenci.
32
2.6
Kerangka Pemikiran
Publications
Event
News
Strategi
Public
Relations
Lobbying and
Negotiating
Membangun
Brand
Awareness
Community
Involvement
Inform Or Image
Responbility
Keterangan mengenai kerangka pemikiran di atas adalah:
Bahwa dari permasalahan yang ada yakni banyaknya kompetitor dengan
tingkat persaingan yang tinggi maka di butuhkan strategi-strategi yang dilakukan
oleh public relations guna membangun brand awareness Binus Business School.
Sebagai fungsi manajemen yang menjalankan tugasnya untuk membangun relasi dan
image organisasi di masyarakat, lingkungan strategis yang menjadi tinjauannya
public relations salah satunya adalah lingkungan internal.
Download