~ Nurdinah Hanifah, Resensi Buku: Membuka Pikiran Menuju Keterpaduan ~ ~ RESENSI BUKU ~ MEMBUKA PIKIRAN MENUJU KETERPADUAN Nurdinah Hanifah Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 45322 Email: [email protected] Judul Buku: Pembelajaran Tematik Terpadu Penulis: Abdul Majid Penerbit: Remaja Rosdakarya; Bandung Tahun Terbit: Januari, 2014 Jumlah Halaman: 340 Halaman ISBN: 978-979-692-460-8 Buku bertajuk Pembelajaran Tematik Terpadu ini hadir untuk memberikan alternatif sumber referensi mengenai sosok pembelajaran tematik. Buku yang terdiri dari sembilan bab menyuguhkan tulisan yang muat materi buku mulai dari kajian teori sampai dengan bagaimana aplikasi pembelajaran tematik terpadu dengan merujuk pada peraturan pemerintah mengenai pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 diuraikan dengan tuntas oleh lulusan Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Seperti yang ditegaskan dalam kata pengantar pada buku ini bahawa penulis mencoba membahas dan menyajikan tentang pembelajaran tematik terpadu mulai dari konsep dasar teori sampai pada aplikasi pengembangannya dengan meruju pada pedoman pembelajaran terpadu kurikulum 2013 ~ 108 ~ Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/ ~ Mimbar Sekolah Dasar, Volume 1 Nomor 1 April 2014, (hal. 108-112) ~ walaupun mungkin belum menggambarkan secara keseluruhan. Mengawali pemaparannya, Abdul Majid menguraikan dalam bukunya mengenai rasionalitas pembelajaran tematik terpadu, dikatakan bahwa pembelajaran haruslah berfokus pada anak yang dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan menjadi bahan pembelajaran agar kemampuan dasar anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin, beliau merujuk pada satu aliran di dunia pendidikan yaitu aliran progresivisme yang memang merupakan satu aliran yang melihat anak merupakan satu kesatuan yang utuh, perkembangan emosi dan sosial sama penting dengan perkembangan intelektual, selain itu maklumat dari UNESCO mengenai empat pilar (Learning to know, learning to do, learning ti be, learning to life together) dijadikan pikiran pokok yang mendasari sisi rasionalistas dari pembelajaran terpadu selain fakta-fakta perkembangan kualitas pembelajaran di dunia. Disini muncul sisi kekinian dari buku pembelajaran tematik terpadu ini, yaitu memaparkan hasil laporan Bank Dunia tentang hasil pengukuran indikator mutu pendidikan secara kuantitas di sekolah dasar di beberapa negara di Asia. mengenai hal ini dibeberapa buku lain yang membahas hal yang sama tentang pembelajaran terpadu terutama ketika memaparkan rasional pembelajaran terpadu, fakta tersebut tidak dimunculkan. Bisa jadi ini yang dapat dijadikan sebagai pembeda dari buku yang lain dengan tema yang sama. *** Bab selanjutnya menguraikan mengenai keberadaan kurikulum 2013 yang dinyatakan sebagai suatu reaktuliasasi dari kurikulum berbasis kompetensi. Mulai pada bab kedua awalnya akan mulai muncul ide orisinalitas dari penulis. Mengingat judul yang diangkat adalah Orientasi Kurikulum 2013 Reaktulialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ternyata penulis tidak mencoba menghubungkan secara historis keberadaan dari kurikulum berbasis kompetensi yang muncul dari respon tuntutan reformasi, penulis hanya menguraikan mengenai posisi Kurikulum Berbasis Kompetensi yang tidak mempersoalkan proses belajar karena pembelajaran meupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting ada pada tingkatan tertentu peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi dalam kurikulum berbasis kompetensi dimaknai sebagai apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten. Mengenai kurikulum 2013 dibahas disintegrasi dari paparan sebelumnya, padahal akan sangat menarik sekali jika sisi reaktulisasinya dikupas secara tuntas sehingga memberikan suatu wawasan lebih kepada para pembaca, tapi setidaknya pada bagian ini poin lebihnya adalah bisa dijadikan sebagai sumber referensi mengenai kurikulum 2013 yang memang merupakan trend topic di tahun 2014. *** Pada bab III baru kemudian muncul bahasan mengenai kurikulum terpadu. Penulis mencoba menyandingkan dua sisi yang merupakan latar belakang dari kurikulum terpadu, yaitu kajian teoritis dan empiris dari adanya kurikulum terpadu, walaupun buku referensi yang digunakan tergolong lama, tapi secara fakta masih dapat digunakan untuk menganalisis kenapa kurikulum terpadu harus diimplementasikan di sekolah, terutama di sekolah dasar. Hal yang membedakan dari buku yang sama membahas mengenai pembelajaran terpadu, dalam bukunya penulis merangkum pembelajaran terpadu dari sisi kurikulum terpadu, dengan tiga pendekatan yang digunakan, pendekatan multidisipliner, intradisipliner, dan transdisipliner. Dalam pembahasan dikatakan bahwa pendekatan intradisiplin merupakan keterpaduan beberapa subdisiplin dari suatu bidang studi, multidisiplin merupakan ingetrasi disiplin yang dipadukan berbentuk tema, dnan keterpaduan interdisiplin merupakan penataan kurikulum lintas disiplin dengan penekanan pada konsep dan keterangan antara disiplin, dalam pendekatan intersiplin kegiatan mencocokpadukan beberapa mata pelajaran dengan berlandaskan pada konsep dan Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/ ~ 109 ~ ~ Nurdinah Hanifah, Resensi Buku: Membuka Pikiran Menuju Keterpaduan ~ topic yang ada dan saling tumpang tindih. Dalam beberapa buku istilah pendekatan yang digunakan terdapat perbedaan, walaupun secara esensi sama, misalnya untuki pendekatanh interdisiplin, pendekatan ini memiliki nama lain pendekatan tematik, atau jarring laba-laba atau webbed. Pendekatan intradisiplin nama lainnya adalah pendekatan connected, sedangkan pendekatan multidispliner nama lainnya adalah pendekatan integrated atau keterpaduan, Walaupun melulu mengupas teori, tapi jika dicermati tulisan ini akan memunculkan rasa ingin tahu lebih lanjut, mengenai kurikulum 2013, yaitu, pendekatan apa yang digunakan oleh kurikulum 2013 dalam mengembangkan proses pembelajarannya. Pada bab III dilihat penulis masih berkutat ditataran teori begitupun di bab IV, penulis mulai masuk pada bahasan mengenai konsep dasar pembelajaran tematik. Sama seperti buku yang lainnya, diawali dengan rasionalitas dari pembelajaran tematik. Yang dimulai dengan pendefinisian dari pembelajaran tematik., yang dimaknakan sebagai suatu pembelajaran terpadu yang menggunakan suatu tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Sepertinya penulis mencoba untuk memadupadankan istilah tematik dengan terpadu mengingat tokoh pembelajaran tematik yang diangkat oleh penulis yang berhubungan dengan kurikulum terpadu ada adalah Jacob (1989) dan Fogarty (1991). Jacob mengistilahkan pembelajaran tematik dengan konsep pembelajaran interdisipliner sedangkan Fogarty mengistilahkan dengan konsep pembelajaran terpadu. *** Bab V mulai terlihat adanya keinginan penulis untuk dapat menelaah sisi praktis dari beberapa teori yang sebelumnya sudah dibahas, terlihat pada judul yang digunakan yaitu tahapan pembelajaran tematik. Sebenarnya dalam buku lain juga dikupas tentang tahapan pembelajaran terpadu dalam bahasa yang berbeda yaitu prosedur pembelajaran terpadu, hal yang paling tidak dapat dijadikan sebagai pembedakan dengan buku yang lainnya dan menjadi ciri khas dari buku ini adalah dalam buku ini penulis membahas sisi pembelajaran tematik dengan tema yang ada dalam kurikulum 2013. Penulis mengatakan bahawa pada dasarnya bagi siswa keterpaduan pemahaman selalu berlangsung secara vertical dan horizontal. Keterpaduan bersifat bertikal berlangsung maulai materi kelas 1 sampai kelas 6m dan bahkan keterpaduan ppemahaman berlangsung dari TK sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti sekolah lanjutan. Pemahaman pada konsep kelas 1 diharapkan dapat menjadi dasar memahami konsep kelas 2 dan begitu seterusnya. Dengan demikian pemahaman konsep selalu bersinergi melalui keperpaduan pemahaman. Keterpaduan pemahaman secara horizontal merupakan keterpaduan tentang keluasan dan kedalam materi pembelajaran dalam satu mata pelajaran. Ketika mata pelajaran disajikan guru dan dipahami siswa secara terpisah, diharapkan supaya dampak keterpaduan pemahaman kumulatif akan berkembang menjadi dasar pemahaman topic/konsep yang terkait pada masa mendatang. Selanjutnya menulis juga menguraikanbagaimana suatu tema mendasari suatu pengembangan pembelajaran mulai dari pemetaan, menetapkan jaringan tema KD, penyusunan silabus, sampai dengan penyusunan penilaian. Jika ditilik lebih lanjut disini penulis memcoba menjalin suatu teori dan bagaimana implementasinya, karena setiap sub materi ada sumber referensi yang dijadikan penguat pendapatnya. Mengakhiri bab V menulis menghadiahkan pembaca dengan suatu contoh sederhana dari rencana pembelajaran. Walaupun memang banyak terdapat perbedaan dari pengembangan RPP tematik jika mengacu pada apa yang disuratkan kurikulum 2013, diantaranya, alokasi waktu tidak muncul, setidaknya ada suatu gambaran bagi para pemerhati pendidikan mengenai bentuk RRP tematik. *** Bab VI penulis memaparkan mengenai strategi dan metode pembelajaran tematik, sebenarnya pada bab ini sudah banyak buku yang khusus membahas mengenai strategi atau metode pembelajaran, jadi sepertinya bab ini merupakan pengulangan dari beberapa buku ~ 110 ~ Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/ ~ Mimbar Sekolah Dasar, Volume 1 Nomor 1 April 2014, (hal. 108-112) ~ yang memang khusus membahas mengenai strategi dan metode suatu pembelajaran, strategi dan metode yang dibahas diantaranya adalah metode ceramah, metode kelompok, tanya jawab, metode tugas dan resitasi, diskusi, inkuiri, karyawisata, problem solving, metode latihan (drill), yang kemudian diakhiri dengan pembelajaran kontekstual. *** Mengenai implikasi dari pembelajaran tematik dibahas Abdul Majid pada bab VII, yang memberikan suatu warning bahwa selayaknya guru harus selalu mencipatkan suasan kelas yang kondusif. Suasana kelas harus demokratis, tidak tegang, tapi harus tetap tertib, agar semua siswa bisa optimal menyimak, berbicara dan mengekspresikan dirinya. Selanjutkan mengenai implikasi pembelajaran terpadu, penulis mencoba memaparkan komponen yang terkait langsung dalam pembelajaran terpadu mengingat pembelajaran merupakan suatu sistem, yaitu mulai dari siswa; sarana prasarana, sumber belajaran dan media; pengaturan ruangan; pemilihan metode; penilaian. *** Sepertinya pada Bab VIII ini mulai menampakkan ciri pembeda lain dari buku Abdul Majid dengan buku yang lain, bertajuk pendekatan saintifik (ilmiah) dalam pembelajara tematik terpadu, penulis mulai merambah sisi kontekstual dari pembelajaran tematik, mengingat pendekatan saintifik, merupakan satu pendekatan yang memang digunakan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran berdasar kurikulum 2013. Dikatakan bahwa kondisi pembelajaran saat ini diharapklan diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja, proses pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan semata). Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif ketimbang penalaran deduktif. Selanjutnya penulis juga menguraikan dengan tuntas langkah-langkah yang diharapkan muncul dalam pendekatan saintifik yang bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Uraian perlangkah dalam pendekatan saintifik disertai dengan makna dari setiap tahapan beserta contoh pelaksanaannnya, sehingga akan memudahkan para pembaca terutama pemerhati kurikulum 2013 yang memiliki keinginan untuk bisa mengaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. *** Bab IX penulis mengakhiri hasil tulisan bukunya dengan pemaparkan penilaian yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik. Guna menyelaraskan dengan kondisi di lapangan, penulis penetapkan judul pada bab ini adalah penilaian otentik. Meskipun bukan hal yang baru tapi dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa ataupun calon guru yang bergerak dibidang pendidikan ketika akan mengembangkan suatu karya ilmiah yang bertema penilaian otentik. Dikatakan oleh penulis kurikulum 2013 menuntut siswa mendemontrasikan apa yang sudah mereka pelajari dengan berbagai cara, siswa harus mendemonstrasikan kompetensi atau kemajuan mereka ke arah kompetensi yang tidak selalu dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis. Oleh karena itu diperlukan cara-cara baru untuk melakukan suatu penilaian dalam hal ini adalah penilaian otentik. Mengenai penilaian otentik, penulis sepertinya mencoba untuk mengembangkan suatu bab yang berbeda, karena setiap sub materi dimulai dengan membubuhkan suatu pertanyaan. Selain itu dalam pengembangannya setiap bentuk penilaian otentik penulis sisipkan contoh dari bentuk penilaian yang dimaksud. Misalnya ketika membahas tentang penilaian proyek, selain mengulas definisi dari penilaian proyek, contoh penilaian proyek, dan format penilaian proyek. Adapun bentuk penilaian Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/ ~ 111 ~ ~ Nurdinah Hanifah, Resensi Buku: Membuka Pikiran Menuju Keterpaduan ~ otentik yang dipaparkannya adalah mulai dari penilaian proyek, penilaian kinerja, penilaian portofolio, jurnal, penilaian tertulis, penilaian sikap atau karakter siswa, penilaian diri. Jika dipandang diari sisi kebermanfaatan pada bab ini akan memberikan banyak kontribusi kepada pembaca mengenai penilaian otentik, mengingat contoh yang dibuat oleh penulis sangat lengkap dan detail, sehingga dapat membuka wawasan pendidikan yang sama sekali sulit dalam memahami bagaimana cara mengembangkan penilaian otentik. Hanya saja, penulis mengembangkan penilaian otentik secara parsial dalam arti tidak mengintegrasikan dalam suatu tema. Mengingat kurikulum 2013 berfokus pada tema, jadi disini penilaian otentik yang dimaksud tentunya penilaian otentik berdasarkan suatu tema. Terlepas dari itu paling tidak dapat dijadikan sebagai bahan referensi. yang tentukan untuk point ini memberikan suatu informasi yang sangat bermanfaat bagi praktisi di bidang pendidikan. Satu hal yang disayangkan dalam buku ini penggunaan kata subjek pebelajar tidak konsisten, kadang digunakan kata siswa, dan dibeberapa bab lain muncul kata peserta didik. Selain itu masih ditemukan beberapa kesalahan dalam menuliskan kata diantaranya muncul di halaman 211, 214. Terlepas dari beberapa kekurangan yang ditemukan tak pelak lagi buku ini patut dimiliki dan dibaca khususnya mahasiswa calon guru dan guru yang ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai pembelajaran tematik terpadu, karena bahasa yang disajikan mudah disimak, dan dipraktikkan. *** *** Pada dasarnya buku ini menegaskan bahwa pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan bertitik tolak dari suatu topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan guru bersama anak, dengan cara mempelajari dan menjelajahi konsep-konsep dari tema tersebut. Pada buku ini Abdul Majid mencoba membandingkan suatu pendekatan pengajaran dengan menggunakan pembelajaran terpadu yang dapat membuka cakrawala guru-guru menjadi inovatif, produktif, dan demokratis serta dapat mengatasi kepasifan siswa yang kurang bergairah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Melalui pembelajaran terpadu siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran inkuiri, bekerja, berpikir, merefleksi, bertanya, dan merasakan. Upaya memperkaya pengembangan pembelajaran tematik terpadu supaya relevan dengan kurikulum 2013 dalam hal itu penulis yang pernah mengisi seminar di Universitas. Malaya-Malaysia memaparkan dengan tuntas contoh-contoh pelaksanaan rencana pembelajaran terpadu, sekaligus prosedur pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan otentik beserta dengan cara melakukan penilaiannya. Terlebih diperkuat oleh sejumlah lampiran yang berisikan contoh rencana pembelajaran, format penilaian otentik dan format rapot pembelajaran tematik terpadu, ~ 112 ~ Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/