Mengentaskan Kemiskinan UMKM Dijadikan Satu Atap

advertisement
Mengentaskan Kemiskinan UMKM Dijadikan Satu Atap
Wednesday, 02 September 2009 07:00
RAKYAT MERDEKA - Dengan penguatan PNPM dan UMKM, kemiskinan diharapkan turun
menjadi 12 persen tahun 2010.Penguatan tersebut tidak hanya berdampak pada penciptaan
lapangan kerja tetapi Juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendukung
pengentasan kemiskinan.
UNTUK itu. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam waktu dekat akan
memberlakukan ketentuan perubahan besar dalam manajerial penguatan usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) menjadi satu atap guna mengkoordinasikan pengembangan dan
pembiayaan.
Dengan adanya program satu atap, dalam 5 tahun ke depan diharapkan akan menumbuhkan
sebanyak 40 juta UMKM di seluruh Indonesia.
Sinergitas pengembangan UMKM di seluruh daerah itu akan meningkatkan percepatan
penurunan angka kemiskinan. Apalagi UMKM ada linkage-nya dengan program Program
Nasional Pem-berdayaan Masyarakat (PNPM) yang kini lebih terkordinir.
Sekretaris Utama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Sestama Bappenas
Syahrial Loetan mengatakan permasalahan pada pengembangan UMKM terbentur pada tiga
hal. Pertama, akses ke permodalan yang harus segera diperbaiki. Kedua, kebutuhan untuk
peningkatan kapasitas pelaku UMKM agar lebih terampil menjalankan proses bisnis. Ketiga,
kemampuan manajemen keuangan dan skill marketingnya. Jika saat ini pengembangan UMKM
masih tersebar dikhawatirkan ada tumpang tindih pembinaan.
Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UMKM
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bap-penas Prasetyono Widjojo
Malang Joedo mengatakan, pemberdayaan UMKM wajib dilakukan dengan mengikuti metode
PNPM yang bersinergi dengan seluruh wilayah di Indonesia, baik pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten/kota. Tidak berjalan sendiri-sendiri seperti yang terjadi selama ini. Widjojo
mengakui, saat ini, pengembangan potensi
UMKM tersebar di berbagai instansi sehingga efekvitas kinerjanya kurang bisa dihitung
parameter keberhasilannya. Lihat saja, ada UMKM di bawah kementrian koperasi dan UKM,
ada juga yang di bawah departemen perindustrian dan departemen perdagangan.Bahkan ada
pula di departemen kelautan dan perikanan. Semua departemen mempunyai bidang UKM
namun tidak ada data menyeluruh yang dipe-gang pemerintah pusat. Padahal, semua data
penting dihimpun dalam daia yang terintegrasi. Bila ini dibiarkan, lambat laun akan berimplikasi
pada kurang terkor-dinimya kemajuan yang dicapai.
1/2
Mengentaskan Kemiskinan UMKM Dijadikan Satu Atap
Wednesday, 02 September 2009 07:00
Bila kelak sudah satu atap dalam pengembangan dan pembiayaan, jangkauan program
pengembangan bisa luas dan mampu menggapai masyarakat bawah apalagi UMKM berada
hampir di seluruh daerah.Widjojo yakin, setelah berada dalam satu atap pemerintah akan dapat
memetakan program apa saja untuk memperkuat UMKM, di mana sudah direncanakan
pemerintah mengalokasikan dana sekitar Rp 10 triliun per tahunnya.
Dengan adanya program satu atap, dalam 5 tahun ke depan diharapkan akan menumbuhkan
sebanyak 40 juta UMKM di seluruh Indonesia. Sinergitas pengembangan UMKM di seluruh
daerah itu akan meningkatkan percepatan penurunan angka kemiskinan. Apalagi UMKM
kemudian ada linkage-nya dengan program PNPM yang kini lebih terkordinir.
Terkait dengan rencana Bappenas, Ketua Hipmikindo Maz Panjaitan mengatakan setuju
dengan adanya program satu atap asal semua elemen masyarakat diberikan kesempatan
melakukan par-tisipasinya sesuai kapasitasnya. Selama ini dia melihal BLT yang notabene
untuk memberdayakan usaha UMK (usaha mikro dan kecil) di Tanah Air kurang mendidik bila
semata diberikan sebagai "charity" maka harus diubah sebagai upaya pemberdayaan sektor
ekonomi mikro. Rakyat hams diberdayakan kemampuan wirausahanya meski sebentuk mikro
usaha sekalipun. Masalahnya, bank dan instansi harus jelas termasuk dana-dana PKLBL dari
seratusan BUMN yang ada di Tanah Air.
Hans Suta Widhya. Jakarta Timur
2/2
Download