BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran antara penulis dan pembaca maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan istilah-istilah dalam judul ini, yaitu sebagai berikut : 1. Perbandingan yaitu membandingkan sesuatu dengan sesutu yang lain sehingga terlihat persamaan ataupun perbedaannya. Dalam penelitian ini yang dibandingkan yakni hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata (mean) skor tingkat penguasaan siswa antara pretes dan postes pada kelompok eksperimen (dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw) dengan kelompok kontrol (dengan pembelajaran konvensional) pada Program Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata. 2. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (gigi gergaji) menurut Aronson dkk. (Anita Lie, 2005: 69) adalah pembelajaran yang menuntut siswa belajar secara kelompok-kelompok kecil dengan anggota empat sampai enam orang siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. Dalam penelitian ini, satu kelompok terdiri dari empat sampai enam orang yang merupakan campuran antara siswa yang mempunyai kemampuan beragam. Masingmasing anggota kelompok asal bertemu dalam kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok. Setelah pembahasan selesai kemudian kembali ke kelompok 42 43 asal dan menjelaskan pada teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan materi. 3. Pembelajaran konvensional diartikan sebagai pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kesepakatan umum yang berlaku atau pengajaran yang biasa dilakukan pada suatu lembaga pendidikan, yaitu pengajaran yang dilakukan didalam kelas dengan memanfaatkan beberapa metode pengajaran yang bervariasi dan media tradisional seperti papan tulis, whiteboard, kapur, dan spidol. Metode pengajaran yang biasa dilakukan di SMK Negeri 12 Bandung yakni dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab. 4. Hasil belajar atau prestasi belajar yaitu bentuk perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) siswa yang diperoleh setelah melalui proses belajar mengajar yang dapat diukur dengan tes tentang materi yang dipelajari. Dalam hal ini materi yang dipelajari yakni pengoperasian software pengolah kata yang dapat diukur melalui hasil tes berdasarkan aspek kognitif saja. 5. Program Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi merupakan salah satu mata program diklat adaptif yang harus diselesaikan oleh siswa di SMK Negeri 12 Bandung. Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengoperasikan software pengolah kata. 44 B. Metode Penelitian Eksperimen Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Menurut Nana Sudjana (1998: 19) penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai suatu “penelitian yang berusaha untuk mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian eksperimen juga dapat difungsikan untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.” Pada penelitian ini mengkaji hubungan dua variabel, yaitu penggunaan metode pembelajaran sebagai variabel bebas dan penguasaan siswa dalam mengoperasikan software pengolah kata sebagai variabel terikat. Adapun metode eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara memberikan perlakuan terhadap subjek penelitian berupa penggunaan metode pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diberikan kepada kelompok eksperimen sedangkan pembelajaran konvensional diberikan kepada kelompok kontrol. C. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan pretes dan postes. Data diambil melalui pre-test dan post-test yaitu memberikan pre-test (tes awal) sebelum melakukan perlakukan dan penyelenggaraan post-test (tes akhir) setelah berakhirnya perlakuan. Selanjutnya hasil kedua perlakuan dihitung selisih dan diuji dengan uji kesamaan rata-rata. Rancangan penelitian tersebut digambarkan pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pre-test E Y1E K Y1C Perlakuan (Variabel Bebas) X1 X2 Post-test (Variabel Terikat) Y2E Y2C 45 Keterangan : E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok Kontrol Y1 : Pre-Test (tes awal) Y2 : Post-Test (tes akhir) X 1 : Pemberian perlakuan eksperimen (pembelajaran kooperatif tipe jigsaw) X 2 : Pemberian perlakuan kontrol (pembelajaran konvensional) D. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk memperoleh data yang jelas dan sesuai dengan masalah yang diteliti, maka terlebih dahulu harus ditetapkan variabel-variabel dari masalah yang akan diteliti. Variabel merupakan gejala yang bervariasi, yang menjadi objek atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan anggapan dasar dan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditentukan variabel penelitian, sehingga dapat memudahkan untuk menentukan jenis dan sumber data yang digunakan. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi A, 2002: 96). Pada penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). a. Variabel bebas (X) : merupakan variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain. Berdasarkan pengertian diatas maka yang menjadi variabel bebas (X) pada penelitian ini yaitu perlakuan yang diberikan (pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kepada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional kepada kelompok kontrol) b. Variabel terikat (Y) : merupakan variabel yang diturunkan atau efek dari variabel bebas. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang 46 menjadi variabel terikat (Y) pada penelitian ini yaitu penguasaan siswa terhadap kompetensi mengoperasikan software pengolah kata pada Program Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi berdasarkan pada hasil belajar siswa pada ranah kognitif. 2. Paradigma Penelitian Adapun paradigma penelitian yang digunakan yaitu : Kelompok I (Eksperimen) Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Hasil belajar kelompok Eksperimen (Y2E) dibandingkan Kelompok II (Kontrol) Pembelajaran dengan metode konvensional Hasil Penelitian Hasil belajar kelompok Kontrol (Y2K) Gambar 3.1 Paradigma Penelitian E. Data dan Sumber Data Penelitian 1. Data Penelitian Data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 148), data merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya, karena dengan data peneliti akan dapat : a. Menjawab problematikanya b. Mencapai tujuannya c. Membuktikan hipotesisnya Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data berupa jawaban–jawaban yang diperoleh melalui tes yang diberikan diantaranya 47 tes awal (Pre-Test) sebelum perlakuan diberikan dan tes akhir (Post-Test) setelah perlakuan diberikan. 2. Sumber Data Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 14), pengertian sumber data yaitu : “yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data yang diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data, sedang isi catatan adalah subjek peneliti atau peubah penelitian”. Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas 1 SMK Negeri 12 Bandung yang mendapatkan pembelajaran Program Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Setiap penelitian selalu berhubungan dengan sejumlah objek yang akan diteliti, baik berupa benda maupun manusia. Objek yang akan diteliti itu disebut populasi. menurut Suharsimi Arikunto (1997: 115), “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian ” Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas 1 SMK Negeri 12 Bandung sebanyak enam kelas. 48 2. Sampel Penelitian Pada dasarnya sampel merupakan bagian dari keseluruhan populasi yang diteliti dan karakteristiknya mewakili populasi tersebut. Pengertian sampel dikemukakan oleh Nana Sudjana (2001: 85) bahwa, ”sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”. Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian harus berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, metoda, dan instrumen penelitian. Disamping itu perlu juga diperhatikan masalah waktu, tenaga, dan dana. Berdasarkan hasil observasi, jumlah populasi sebanyak lebih dari 100 siswa. Dalam hal ini menurut Suharsimi Arikunto (2002: 112) mengemukakan sebagai berikut: “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10% - 15% atau antara 20% - 25% atau lebih”. Berdasarkan uraian diatas maka cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel random atau sampel acak yaitu memilih sampel sebanyak dua kelas dari enam kelas yang terdiri dari kelas A sebagai kelas kontrol (pembelajaran konvensional) dan kelas B sebagai kelas eksperimen (pembelajaran kooperatif tipe jigsaw) sebanyak 60 siswa. G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun 49 teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : a. Studi Dokumentasi Studi ini digunakan untuk memperoleh informasi atau data yang ada kaitannya dengan masalah penelitian. Dengan studi dokumentasi diharapkan dapat mengetahui prestasi akademik siswa yaitu melalui nilai yang diperoleh dari buku raportnya. b. Studi Literatur Studi ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai teori atau pendekatan yang erat hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti. c. Tes Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk tes pilihan ganda dengan empat option. Adapun tes yang digunakan dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah : • Tes awal (pre-test) merupakan tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar diberikan. Tes mengajar ini dengan digunakan suatu untuk perlakuan mengetahui yang tingkat pengetahuan awal siswa pada program diklat yang bersangkutan. • Tes akhir (post-test) merupakan tes yang dilakukan setelah proses belajar mengajar selesai, tujuannya yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. 50 2. Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 126), pengertian instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Berdasarkan pengertian diatas, untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa prestasi hasil belajar siswa digunakan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar yang berbentuk soal pilihan ganda. Instrumen tes ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa data yang dikehendaki adalah berupa hasil belajar yang menunjukan kemampuan siswa kelas satu SMK Negeri mengoperasikan 12 software Bandung dalam pengolah kata menguasai pada kompetensi Program Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. H. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan pada penelitian ini merupakan tahap awal yang meliputi : a. Pembuatan Proposal penelitian yang merupakan garis besar dan kerangka acuan penelitian, b. Penetuan populasi dan sampel, c. Pembuatan media pendidikan, d. Pembuatan instrumen dan kisi-kisi instrumen penelitian, e. Melakukan uji coba instrumen penelitian f. Melakukan analisis soal hasil uji coba 51 Instrumen yang telah diujicobakan dianalisis untuk menentukan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari soal-soal yang telah diberikan pada siswa kelas 3 sebanyak 30 siswa yang telah menerima pengajaran mengenai kompetensi mengoperasikan software pengolah kata. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen hasil uji coba tersebut sebagai berikut : a. Menghitung Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan ketepatan suatu instrumen. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 148) sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang dinginkan dan sebuah instrumen penelitian memiliki validitas yang tinggi apabila butir-butir yang membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrumen tersebut dalam mengukur kemampuan siswa. Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas tiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data digunakan persamaan korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh pearson, yaitu : rxy = n(∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y ) {n∑ X 2 }{ − (∑ X ) n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 2 } (Suharsimi Arikunto, 2002: 146) 52 Keterangan : rxy = Koefisien korelasi X = Skor tiap item dari tiap responden Y = Skor total seluruh item dari tiap responden ∑X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba ∑Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden n = Jumlah responden uji coba Selanjutnya hasil dari koefisien korelasi itu dikonsultasikan dengan menggunakan rumus uji-t, yaitu : t = r2 (n − 2) (1 − r ) 2 (Suharsimi Arikunto, 2002: 263) Keterangan : t = Distribusi t student r = Koefisien korelasi n = Jumlah responden uji coba Uji validitas dikenakan pada tiap-tiap item tes dan validitas item akan terbukti jika harga thitung > ttabel dengan tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Apabila hasil thitung < ttabel maka item tes tersebut dikatakan tidak valid. Uji validitas dihitung tiap item pertanyaan. Tingkat validitas setiap item dikonfirmasikan dengan tabel interpretasi nilai r untuk korelasi. Dibawah ini diberikan interpretasi nilai validitas sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2005: 75): • • • • • Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat tinggi : tinggi : cukup : rendah : sangat rendah Adapun berdasarkan pernyataan diatas berikut disajikan tabel untuk interpretasi besarnya koefisien korelasi: 53 Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Korelasi r Besar Nilai r 0,800 ≤ r ≤ 1,000 0,600 ≤ r < 0,800 0,400 ≤ r < 0,600 0,200 ≤ r < 0,400 0,000 ≤ r < 0,200 Interpretasi Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah (tak berkorelasi) b. Menghitung Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui ketetapan suatu instrumen dan untuk menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya. Nana Sudjana (1989) mendefinisikan reliabilitas alat ukur sebagai “ketetapan alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya, yang artinya kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama”. Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus K-R 20, sebagai berikut : k V t − ∑ pq r11 = Vt k − 1 (Suharsimi A, 2002: 163) Keterangan: r11 = Reabilitas Instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan Vt = Varians total p = Proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan salah q = (1 − p ) Kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai product moment pada tabel. Jika Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel. 54 c. Menghitung Tingkat Kesukaran Taraf kesukaran dilakukan untuk menyatakan bahwa item suatu soal yaitu mudah, sedang atau sukar. Kemudian tingkat kesukaran itu dapat dicari dengan menggunakan rumus : P= B Jr (Suharsimi Arikunto, 2005: 208) Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya responden yang menjawab butir soal dengan benar Jr = Jumlah seluruh responden Sedangkan untuk mengetahui butir atau item suatu soal tersebut yaitu mudah, sedang atau sukar, menurut Suharsimi Arikunto (2005: 210) indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut : • • • Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Adapun untuk nilai indeks kesukarannya dapat dijelaskan pada tabel berikut dibawah ini : Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks P 0,00 ≤ P < 0,30 0,30 ≤ P < 0,70 0,70 ≤ P ≤ 1,00 Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah d. Menghitung Daya Pembeda Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan lebih dengan siswa mempunyai kemampuan rendah (Suharsimi A, 2003: 211). 55 Rumusan untuk menghitung daya pembeda sebagai berikut : DP = U −L (0,5)(T ) (Ngalim Purwanto, 1987: 156) Keterangan : DP = indeks daya pembeda (diskriminasi) U = jumlah siswa dalam kelompok pandai yang menjawab benar L = jumlah siswa dalam kelompok kurang yang menjawab benar T = jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok kurang, Sedangkan untuk mengetahui soal tersebut mempunyai daya pembeda yang baik atau tidak, maka menurut Suharsimi Arikunto (2005: 218) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: D D D D D : 1,00 – 0,20 : jelek (poor) : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory) : 0,40 – 0,70 : baik (good) : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent) : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Untuk nilai indeks daya pembeda dapat dijelaskan pada tabel berikut di bawah ini: Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Indeks DP DP < 0,00 0,00 ≤ DP < 0,20 0,20 ≤ DP < 0,40 0,40 ≤ DP < 0,70 0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Interpretasi Sangat jelek (very poor) Jelek (poor) Cukup (satisfactory) Baik (good) Baik sekali (very good) 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan beberapa hal yaitu sebagai berikut : a. Pemberian tes awal (pre-test) Pemberian tes ini dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan uji coba, hal ini dilakukan berdasarkan bahwa jumlah 56 sampel yang ada pada penelitian ini adalah sama dengan jumlah populasinya. Soal-soal yang diberikan pada tes ini adalah sama untuk kedua perlakuan. Adapun tujuan pelaksanaan tes awal ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa. b. Proses belajar mengajar Proses belajar mengajar dilakukan dengan memberikan perlakuan berupa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional diberikan pada kelompok kontrol. c. Pemberian tes akhir (post-test) Seperti pada tes awal (pre-test), tes akhir (post-test) diberikan pada kedua perlakuan. Tes akhir ini akan diberikan setelah berakhirnya proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan penguasaan materi berdasarkan hasil belajar siswa dari kedua kelas sehingga data tersebut dapat dianalisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis. I. Teknik Analisis Data Pada saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis data tersebut melalui pendekatan statistika. Adapun pengertian statistika menurut Nana Sudjana (1989: 3) adalah “Pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau analisisnya dan penarikan kesimpulan yang berdasarkan kumpulan data dan analisis yang dilakukan”. 57 Teknik analisis data dalam penbelitian ini diarahkan untuk menguji hipotesis dan menjawab perumusan masalah yang diajukan. Prosedur analisis data dapat ditempuh melalui beberapa langkah yakni sebagai berikut: a. menghitung atau memeriksa kelengkapan dan kebenaran data yang diperoleh dari lembar jawaban tes tertulis yang telah diisi oleh responden. b. Memberi skor mentah pada skala 100 pada data yang diperoleh. c. Nilai siswa yang diperoleh dari hasil prestes masing-masing kelas kemudian diurutkan dan dikelompokkan terdiri atas kelompok tinggi, sedang, dan rendah. d. Memeriksa kondisi distribusi data melalui uji normalitas dan homogenitas, dengan melakukan pemerikisaan terhadap data maka akan diketahui ketepatan dalam menentukan jenis uji statistik yang digunakan (parametrik atau non parametrik). e. Uji hipotesis, pada uji hipotesis ini dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi. 1. Uji Normalitas Data Uji Normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendapatkan data yang normal maka digunakan uji distribusi chi kuadrat. Adapun langkahlangkah pengolahan datanya yaitu sebagai berikut : a. Menentukan rentang skor (r) r = skor maksimum – skor minimum (Nana Sudjana, 1996: 47) b. Menentukan banyak kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n c. Menentukan panjang kelas interval (p) (Nana Sudjana, 1996: 47) 58 Rentang skor r= (Nana Sudjana, 1996: 47) Banyaknya kelas d. Menentukan daftar distribusi frekuensi variabel X dan Y e. Menghitung Mean (rata-rata X) M= x = ∑fx ∑f i i (Nana Sudjana, 1996: 67) i Keterangan : M = x = mean (rata-rata) f i = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi xi = tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval f. Menentukan simpangan baku (SD) SD = ( f i xi − x ) 2 n −1 (Nana Sudjana, 1996: 95) Keterangan : SD = simpangan baku x = mean (rata-rata) f i = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi n = jumlah responden g. Menghitung harga baku (Z i ) Z= (K − x ) SD (Ngalim Purwanto, 2001: 104) Keterangan : Z = harga baku K = batas kelas x = mean (rata-rata) SD = simpangan baku h. Menghitung luas interval (L) i. Menghitung frekuensi ekspektasi j. Menghitung Chi Kuadrat ( x 2 ) k. Membuat tabel uji normalitas untuk variabel Y1E dan Y1C 59 l. Hasil perhitungan χ2 hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga χ2 tabel dengan ketentuan sebagai berikut : • Tingkat kepercayaan = 99 % • Derajat kebebasan (dk = k - 3) • Apabila χ2 hitung < χ2 tabel berarti variabel Y1E dan Y1C berdistribusi normal 2. Uji Homogenitas Dua Varians Uji homogenitas dua varians ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Dalam hal ini untuk menguji homogenitas varians dalam populasi digunakan rumus : F= S1 2 S2 2 (Nana Sudjana, 1996: 249) Dimana : S1 = Simpangan baku terbesar S2 = Simpangan baku terkecil Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 0,95 dengan dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2 – 1. Dalam hal yang lain varians tidak homogen. Untuk menentukan derajat kebebasannya menggunakan rumus : db1 = n1 – 1 db2 = n2 – 1 Keterangan : db1 = derajat kebebasan pembilang db2 = derajat kebebasan penyebut n1 = ukuran sampel yang variasinya belajar n2 = ukuran sampel yang variasinya kecil dapat dicari dengan 60 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak. Untuk pengujiannya digunakan teknik uji-t (t-test). Tes ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang berarti dalam hasil/prestasi belajar antara siswa yang menerima pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan siswa yang menerima pembelajaran konvensional. Untuk data yang berdistribusi normal, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Mencari standar deviasi gabungan Rumusnya : dsq = (n1 − 1)v1 + (n 2 − 1)v 2 n1 + n 2 − 2 (M. Subana, 2000: 171) Keterangan : dsq = deviasi standar gabungan = ukuran sampel yang variansinya besar n1 n2 = ukuran sampel yang variansinya kecil = variansi besar v1 v2 = variansi kecil b. Mencari nilai t Rumusnya : t= x1 − x 2 1 1 dsq + n1 n 2 Keterangan : x1 = rata-rata kelompok eksperimen x 2 = rata-rata kelompok kontrol (M. Subana, 2000: 171) 61 c. Menentukan derajad kebebasan dengan rumus : db = n1 + n2 –2 (M. Subana, 2000: 172) d. Mencari nilai t dari daftar tabel statistik Disini akan dicari nilai ttabel pada taraf signifikan 1 % atau taraf signifikan 5 %. e. Hasil thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Setelah itu dapat dilakukan pengujian hipotesis penelitian yaitu : • Jika thitung berada diluar nilai - thitung dan ttabel, Ho ditolak maka dalam hal ini terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. • Jika - ttabel < thitung < ttabel, Ho diterima maka dalam hal ini tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.