Minggu 6 (keenam) Pokok Bahasan: Kecernaan karbohidrat di dalam saluran pencernaan ; Metabolisme karbohidrat Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan kecernaan karbohidrat structural dan non structural didalam rumen; Menjelaskan mengenai metabolisme enerji pada ruminansia Materi Pembelajaran Kecernaan karbohidrat structural juga dipengaruhi oleh: level protein dalam pakan, protein pakan yang rendah akan menghambat karbohidrat structural, pada level protein pakan yang rendah, degradasi protein didalam rumen hasilnya tidak cukup untuk aktivitas optimal mikroorganisme dan juga perkembangan maksimal mikroorganisme. Laju dan besarnya degradasi protein juga dipengaruhi oleh kelarutannya (dideterminasi oleh rasio antara albumin dan globulin yang keduanya merupakan fraksi terlarut; prolamin dan glutelin yang merupakan fraksi yang tidak terlarut. Protein terlarut dapat didegradasi didalam rumen secara cepat, protein tidak terlarut terdegradasi lambat. Pakan ruminansia juga mengandung NPN dimana degradasinya sangat cepat, sedangkan Biuret, isobutyldiurea dan acetyl urea terdegradasi lambat. Bersamaan dengan proses degradasi, maka pertumbuhan mikroorganisme berlangsung. Kebutuhan yang penting untuk proses formasi Biomassa ini adalah: suplai precursor, juga enerji untuk sintesis makro molekul. Secara kuantitatif, makro molekul yang penting adalah: protein, asam nukleat, polisakarida dan lipida. Enerji dibutuhkan sebagai ATP. Degradasi karbohidrat berkontribusi paling banyak pada pool ATP mikrobia, hal ini karena: Karbohidrat merupakan bagian yang terbanyak dari substrat yang terdegradasi (70-80%). Degradasinya adlaah penghasil ATP yang efisiens per 100 gram Karbohidrat, sekitar 2,5 — 3,0 mol ATP. Sedangkan Protein per 100 gram protein menghasilkan 1,2 — 1,5 mol ATP. Prekursor untuk pertumbuhan mikroorganisme adalah monomer, yang dihasilakn dari hidrolisa makromolekul, hasil tengah (intermedier) dan hasil akhir dari degradasi monomer dapat di;ihat sebagai berikut: Universitas Gadjah Mada Tabel 3: Produk monomer, intermedier dan produk akhir dari beberapa nutrien. Komponen bio massa Monomer Intermedier End Product Protein Asam aminoP as. -keto P C Propionat P, As. Nukleat Gula bebas Karbohidrat Gula bebas C as. —keto P C Amonia, P Propionat P, C Asetat, P, C Lipida As. Lemak C Glycerol P Butirat, P, C, L Catatan: P = Protein ; C = Karbohidrat dan L=lipida. Dari tabel diatas terlihat suatu interrelasi antara pakan yang berbeda untuk suplai precursor untuk sintesis mikroorganisme. Besarnya precursor yang digunakan untuk sintesis makro molekul tergantung beberapa factor, khususnya ketersediaan yang dipengaruhi: Tipe karbo hidrat, protein dan lemak dalam pakan. Fermentasi karbohidrat structural dan non structural menghasilkan VFA. Paabila N structural diberikan, maka VFA terbanyak adalah propionat dibandingkan srtuktural, terjadi akumulasi VFA, pH rumen menjadi menurun dan hal ini akan menghambat bakteri selulolitik. Pada saat ynag sama, degradasi protein juga menghasilkan: VFA, asam lemak rantai panjang, methan dan ammonia. Sebagian dari ammonia dapat segera digunakan untuk : oembentukan protein mikroorganisme, pembentukan asam nukleat dan absorpsi masuk dalam darah dan dalam hati diubah menjadi urea, dan diedarkan kembali ke darah, sebagian masuk kembali kedalam rumen dan sebagian diekskresikan didaim urine. Universitas Gadjah Mada Gambar 4: Degradasi karbohidrat structural dan non structural didalam rumen Universitas Gadjah Mada Rangkuman 1. Penjelasan mengenai karbohidrat, dan kecernaannya didalam saluran pencernaan. 2. Prekursor yang berasal dari karbohidrat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme 3. Degradasi karbohidrat structural dan non structural didalam rumen Uji Pemahaman (Pertanyaan) 1. Jelaskan mengenai karbohidrat yang dikandung dalam pakan ruminansia 2. Apakah hasil intermedier dari degradasi karbohidrat dan apakah hasil final fermentasinya? 3. Gambarkan mengenai degradasi karbohidrat structural dan non structural didalam rumen. Universitas Gadjah Mada