BAB I: PENDAHULUAN

advertisement
Bab I: Pendahuluan
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu pemimpin ekonomi Negara-negara berkembang teru
berupaya membangun kekuatan ekonominya. Salah satu bentuk pengembangan itu
adalah dengan membangun jaringan infrastruktur baru di berbagai wilayah Indonesia.
Proyek infrastruktur ini dapat di inisiasi oleh beberapa hal antara lain (1)
pengembangan pasar, (2) antisipasi pasokan gas dan (3) kebutuhan operasional.
Sebagai salah satu program pembangunan dari pemerintah, pembangunan
infrastruktur jaringan pipa gas harus dapat segera dilaksanakan. Presiden Republik
Indonesia, Joko Widodo, secara terus terang menyatakan bahwa pembangunan
infrastruktur gasi ini harus dilakukan segera demi terpenuhinya kebutuhan energy
nasional.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan jaringan pipa gas akan menghadapi
banyak kendala yang pada akhirnya akan memeberikan dampak kepada keberhasilan
proyek. Keberhasilan suatu proyek adalah tepat waktu, tepat biaya dan tepat waktu.
Salah satu cara untuk menjamin keberhasilan proyek ini adalah dengan mengelola
kendala yang ada di proyek tersebut.
Kendala-kendala didalam suatu proyek dapat disebut juga risiko. Risiko adalah
sebuah kombinasi kesempatan dari suatu kejadian tertentu, dengan akibat yang
mempengaruhi kejadian tersebut apabila [risiko] terjadi. Karena itu, risiko memiliki dua
komponen – Kesempatan (Kemungkinan) untuk suatu kejadian terjadi dan Akibat
(Konsekuensi) yang terkait dengan kejadian tersebut. Konsekuensi dari suatu kejadian
mungkin diharapkan atau tidak diharapkan. Untuk itu sebuah persamaan yang dapat
digunakan adalah:
I-1
Bab I: Pendahuluan
Risk = Probability x Consequence (Sayers et al 2002)
atau
Risiko = Kemungkinan x Konsekuensi
Project Management Institute (PMI) menyebutkan di dalam PMBOK Guide 5th
Edition bahwa Risiko Proyek adalah ketidakpastian kejadian atau kondisi yang, bila
terjadi, akan memberikan efek negative atau positive terhadap satu atau beberapa
tujuan dari proyek tersebut seperti lingkup, jadwal, biaya dan kualitas. Disebutkan pula
beberapa contoh yaitu keterlambatan dalam pengurusan izin-izin atau kesempatan
untuk mendapatkan tambahan personil sehingga dapat ditugaskan kedalam proyek
tersebut. ((PMI), 2013)
Risiko merupakan suatu hal yang niscaya terjadi pada setiap proses pekerjaan.
Hal ini dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh pelaksana pekerjaan tersebut.
Keterbatasan itu dapat berupa informasi mengenai cuaca, kondisi ekonomi, kondisi
geopolitik dan lain sebagainya. Yang memang kondisi tersebut diatas terpengaruh
oleh keadaan lingkungan dimana proyek tersebut berada. Sehingga menganalisis
risiko berarti secara tidak langsung juga menganalisis kemungkinan risiko itu terjadi
dan mempersiapkan langkah atau tindakan yang tepat terhadap masing-masing risiko.
Risiko adalah ukuran kemungkinan dan kosekuensi dari tidak tercapainya tujuan
proyek yang ditetapkan. Dapatkah computer diproduksi sesuai dengan budget?
Dapatkah peluncuran produk baru sesuai dengan jadwal? Risiko terdiri dari kurangnya
pengetahuan akan kejadian yang akan muncul dimasa depan. Salah satu elemen dari
risiko adalah penyebabnya. Sesuatu atau kekurangan akan sesuatu dapat berimbas
pada situasi yang berisiko. Kita menandai sumber dari bahaya (danger) ini sebagai
potensi bahaya (hazard).(Harold Kerzner, 2006)
Pengelolaan risiko yang tidak tepat akan menyebabkan tidak tercapainya
ekspektasi yang mendasari timbulnya proyek seperti proyeksi ekonomi yang tidak
tercapai ataupun hilangnya potensi profit yang dihasilkan proyek tersebut. Sungguh
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dapat mengidentifikasi semua risiko
yang akan timbul pada proyek. Risiko yang terkait langsung dengan pencapaian
waktu, biaya dan kualitas proyek harus diprioritaskan penanganannya.
I-2
Bab I: Pendahuluan
Pengelolaan risiko tersebut akan terjabarkan dengan baik pada saat proyek
menjalankan Manajemen risiko. Dengan menerapkan prinsip-prinsip di Manajemen
Risiko, maka diharapkan agar pengelolaan risiko dapat dilakukan secara efektif.
Manajemen Risiko adalah sebuah fraksi didalam Manajemen proyek secara
keseluruhan. Manajemen risiko tidak untuk mengetahui kondisi di masa mendatang,
tapi untuk memperkirakan langkah yang harus dilakukan dalam memutuskan
kebijakan atas suatu proyek. Bahkan keputusan itu dapat berupa tidak melanjutkan
proyek. (Caltrans, 2012)
Setiap proyek memiliki risiko tersendiri yang berbeda-berbeda sesuai dengan sifat
proyek yang unik baik dari segi lokasi, sumber daya orang dan peralatan, lingkup kerja
dan metode sehingga tidak ada proyek yang sama persis.
Demikian pula proyek pembangunan pipa gas yang akan sangat berbeda dengan
proyek konstruksi sipil pada umumnya seperti bangunan gedung, bangunan air
ataupun jalan.
Maka dari itu, perlu diidentifikasi jenis risiko yang terkait dan unik dari sebuah
proyek pembangunan pipa gas, agar dapat dirumuskan metode penanganan yang
sesuai. Dengan identifikasi risiko yang jelas maka akan dapat dijalankan manajemen
risiko untuk proyek tersebut sehingga tujuan akhir proyek yaitu tepat biaya, tepat mutu
dan tepat waktu terpenuhi dengan baik.
Beberapa tulisan yang pernah membahas mengenai analisis risiko pada jaringan
pipa gas tidak secara spesifik meneliti mengenai risiko yang terjadi pada
pembangunan jaringan pipa gas onshore, seperti tertuang dalam tabel berikut.
I-3
Bab I: Pendahuluan
Tabel 1. Penelitian Analisis Risiko Terkait
No. Nama
Judul
Tujuan
Metode
Kesimpulan
Risk Scoring
87% pipa berada dalam tingkat risiko
Peneliti
1.
Bariyah, M.
Analisis Risiko Pipa Menganalisis risiko pipa
Transmisi Gas
transmisi gas ditinjau dari
rendah dan 13% berada dalam tingkat
Onshore di
potensi hazard yang timbul
risiko menengah.
Sumatera
akibat tingkat kelayakan
(Bariyyah, 2012)
operasi pipa dengan fokus
penelitian kepada tingkat
kehandalan pipa baik dari
segi teknis maupun
operasional.
2.
Mubin S. &
Risk Analysis for
Menjelaskan mengenai
Mubin G.
Construction and
analisis risiko yang dihadapi
Operation of
- Root cause
Risiko yang paling kritikal dari penelitian ini
analysis
adalah perubahan parameter ekonomi,
pada proyek pipa gas di
- Kuesioner
keterlambatan persetujuan dari badan
Pipeline Projects in
Pakistan pada tahap
- SWOT
pengatur, komunikasi internal dan
Pakistan (Sajjad
Konstruksi dan Operasi pipa.
Mubin, 2008)
eksternal, gempa bumi, dan terorisme saat
konstruksi dan operasi.
I-4
Bab I: Pendahuluan
Penulis melakukan pengamatan terhadap proyek-proyek jaringan pipa yang dilakukan di
perusahaan tempat penulis bekerja. Salah satu proyek yang sedang berjalan di perusahaan
tempat penulis melakukan pengamatan adalah proyek CP-xx. Proyek CP-xx adalah proyek
jaringan pipa gas onshore yang akan menyediakan energy gas bumi untuk industri-industri
di Jawa Timur. Jaringan pipa sepanjang lebih kurang 121 km dan diameter pipa 24” akan
memberikan supply gas ke industri di Jawa Timur.
Dari pengamatan tersebut muncul beberapa pertanyaan seperti :
a. Sudahkah faktor risiko dimasukkan kedalam pengelolaan proyek
b. Risiko apa saja yang teridentifikasi di dalam proyek-proyek tersebut
Dan dari pengamatan penulis, ternyata jawaban untuk kedua hal tersebut adalah belum
dilakukan analisis risiko. Selama ini faktor risiko belum pernah dimasukkan dan
dipertimbangkan dalam pengelolaan proyek. Apabila faktor risiko dimasukkan biasanya
hanya dalam bentuk besaran persen tertentu dan dilebur kedalam harga perkiraan sendiri
proyek. Sehingga apabila terjadi suatu keadaan yang tidak diinginkan, tidak dapat
diidentifikasi apakah kejadian tersebut sudah termasuk risiko yang dipertimbangkan atau
belum. Dan apabila dibutuhkan biaya tambahan pun tidak akan tergambarkan ketepatan
penggunaan biaya tersebut dengan rencana manajemen proyek.
1.2.
Rumusan Masalah
Dalam sebuah proyek dibutuhkan system manajemen risiko yang baik agar dapat
mendukung penyelesaian proyek. Implementasi manajemen risiko tersebut hanya dapat
dilakukan dengan tepat apabila telah teridentifikasi risiko-risiko yang akan mempengaruhi
pelaksanaan proyek tersebut.
Proyek pembangunan pipa gas merupakan sebuah proyek yang sangat berbeda
dibandingkan dengan proyek sipil lainnya sehingga diperlukan suatu penelitian untuk
menunjukkan risiko-risiko yang paling mempengaruhi proyek ini.
I-5
Bab I: Pendahuluan
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menghasilkan identifikasi risiko yang memiliki dampak terhadap proyek
pembangunan jaringan pipa gas onshore
2. Menyusun peringkat risiko yang paling mempengaruhi proyek pembangunan pipa
gas.
3. Memberikan masukan kepada manajemen proyek mengenai risiko-risiko yang harus
dikelola dan ditangani.
1.4. Batasan Masalah
Di dalam penelitian ini, penulis membatasi pokok pembahasan pada hal-hal berikut, yaitu:
1. Analisis Risiko hanya dilakukan sampai dengan tahapan Analisis Kualitatif.
2. Penelitian menggunakan metode kuesioner kepada pihak-pihak yang terkait
langsung dengan proyek Pembangunan Jaringan Pipa Gas Onshore.
3. Risiko yang diuji hanya untuk risiko pada tahap perencanaan dan konstruksi
pembangunan pipa gas.
4. Analisis risiko ini hanya untuk proyek pembangunan jaringan pipa di Onshore, tidak
untuk proyek offshore.
5. Analisis risiko ini dilakukan pada proyek dengan metode EPC.
6. Penelitian ini hanya akan memberikan peringkat risiko dan adapun alternative solusi
untuk risiko hanya diberikan pada 2 peringkat teratas pada setiap kategori.
1.5. Sistimatika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini dibuat secara sistematis yang terbagi dalam lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI, pada bab ini berisi mengenai informasi proyek Pembangunan
Jaringan Pipa Gas Onshore secara umum, dasar teori analisis risiko, manajemen risiko dan
Analytic Hierarchy Process (AHP).
I-6
Bab I: Pendahuluan
BAB III METODA PELAKSANAAN, pada bab ini berisi mengenai tahapan
pelaksanaan Tugas Akhir.
BAB IV ANALISIS PENELITIAN, pada bab ini berisi mengenai hasil perhitungan data.
BAB V KESIMPULAN & SARAN, pada bab ini berisi kesimpulan hasil analisis.
I-7
Download