UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PUBLIK SEBELUM DAN SETELAH PERUBAHAN PERATURAN BAPEPAM MENGENAI KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LAPORAN TAHUNAN OLEH : NAMA : TIURMAIDA SINAGA NIM : 040503091 DEPARTEMEN : AKUNTANSI PROGRAM STUDI : S1 Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2008 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :”Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan Bapepam Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan ” Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas. Medan, 13 Juni 2008 Yang membuat pernyataan Tiurmaida Sinaga Nim : 040503091 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, syukurbagi Tuhan Yesus Kristus atas kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “ Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan peraturan Bapepam Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan “. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi. Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluargaku. Terimakasih yang terhingga penulis ucapkan kepada keluargaku, khususnya kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan kasih saying sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara moril maupun materi, yaitu : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 3. Bapak DR. Drs. Agusni Pasaribu, MBA,Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Firman Syarif, SE, MSi, Ak selaku dosen pembanding I/penguji yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Iskandar Muda, SE, MSi, Ak selaku dosen pembanding II /penguji yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini 6. Bapak DR. Syafruddin Ginting, SE, MAFIS, Ak selaku dosen wali penulis, seluruh dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Akuntansi yang telah banyak memberikan ilmu, nasehat dan arahan pada penulis selama masa perkuliahan, serta seluruh Staff dan Pegawai Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 7. Kedua orang tuaku tercinta H. Sinaga dan R. Simanjuntak, yang telah mencurahkan kasih sayang, pengorbanan, dukungan, serta doa yang diberikan kepada penulis. 8. Abangku Ferry Sinaga,S.pd dan Kakakku Jeni Sinaga,SP dan Riris Sinaga yang selalu memberikan baik dukungan, materi dan dorongan semangat yang tak pernah habis-habisnya sampai saat ini 9. Sahabat-sahabat terbaikku di Akuntansi 2004 (Uni, Esra, Ade, Septin, Marsya, Vina “cute” Lubis, Elvirita, Herlina, Delfi ) yang saling berbagi dorongan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 semangat , doa, dan dukungan yang sangat besar bagi penulis, dan juga buat teman-teman seperjuangan di Akuntansi 2004. 10. Teman-temanku seperguruan bimbingan 2004 ( Bang Ronald ”kakak pertama” Siahaan, Ageth ”kakak kedua” Surbakti, Maria “adik keempat” Hutagaol, dan Luga “sibungsu” Kristina ) yang selalu mendukung, menguatkan, dan menemani selama penulisan skripsi ini, semangat saudaraku!. 11. Teman-temanku Sepelayanan di Sekolah Minggu GTI, Kak Ida, Kak Icha, Kak Yos, Kak Tika, Kak Intan, dan Kak Betty yang selalu mendukungku dalam doa dan semangat ,Tuhan Yesus Memberkati. 12. Adik-adikku di Sekolah Minggu GTI (Ruth Sorta, Naomi, Frans, Jere, Febiola) yang selalu mendoakanku di jam doa syafaat sekolah minggu, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas setiap bantuan, dukungan dan doanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam penulisan kedepan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Medan, Penulis Juni 2008 Tiurmaida Sinaga Nim : 040503091 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang ada tidaknya perbedaan tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam mengenai kewajiban penyampaian laporan tahunan. Selain melihat ada tidaknya perbedaan tingkat pengungkapan sebelum dan setelah perubahan peraturan penelitian ini juga melihat apakah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik baik sebelum maupun setelah perubahan peraturan. Data yang digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan laporan tahunan adalah laporan tahunan perusahaan publik tahun 2006 (sebelum perubahan) dan 2007 (setelah perubahan). Penilaian tingkat pengungkapan dilakukan dengan metode scoring sederhana. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji asumsi klasik, uji f, uji t, dan uji t untuk dua sampel berpasangan. Hasil uji t untuk dua sampel berpasangan menghasilkan t-hitung < t-tabel ( 0,981<2,0345) sehingga menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat pengungkapan laporan tahunan yang signifikan sebelum dan detelah perubahan peraturan Bapepam.Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan sebelum perubahan peraturan Bapepam tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan baik secara parsial maupun simultan, tetapi setelah perubahan peraturan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara sumultan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan namun secara parsial hanya likuiditas yang berpengaruh secara signifikan. Keywords : Pengungkapan , laporan tahunan, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 ABSTRACT The objective of this research is to get empirical evidence of whether or there is the difference in the public firm’s annual report disclosure degree between before and after the rules of Bapepam about the duty to perform the annual report or not. Besides, this research is also aimed to test if the public firm’s annual report disclosure both before and after the rules changes The data used to measure the degree of annual report disclosure is the public firm’s annual report of 2006 (before the changes) and 2007 (after the change). The test of disclosure degree is done by using simple scoring method. The data test is done by using the classical assumption test statistical analysis, f-test, t-test, and ttest for two paired samples. The result of t-test for two paired samples result t- arithmetic < t-table (0,981 < 2,0345), so its shows that there is no significant difference in the degree of public firm’s annual report disclosure between before and after the change of Bapepam rules.This research results also shows that the liquidity, solvability, profitability, and log size before the change of Bapepam rules don’t have influence on the degree of annual report disclosure either partially or simultantly, but the liquidity, solvability, profitability, and log size have influence on the degree of annual report disclosure simultantly after the change of Bapepam rule. The partially only the liquidity has a significant influence. Keywords : disclosure, annual report, liquidity , solvability, profitability, log size, Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR ISI PERNYATAAN ................................................................................................ i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii ABSTRAK ........................................................................................................ v ABSTRACT ...................................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Batasan masalah ............................................................................ 6 C. Perumusan masalah ....................................................................... 7 D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9 E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 10 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis ......................................................................... 12 1. Laporan Tahunan .................................................................... 12 2. Pengertian, Ruang Lingkup , dan Metode Penilaian Pengungkapan ............................................................................ 13 A. Pengertian Pengungkapan ................................................... 13 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 B. Ruang Lingkup Pengungkapan ............................................. 13 C. Metode Penilaian ................................................................... 17 3. Rasio Likuiditas ........................................................................ 18 4. Rasio Solvabilitas ..................................................................... 21 5. Rasio Profitabilitas ................................................................... 25 6. Ukuran Perusahaan ................................................................... 33 B. Tinjauan Peneliti Terdahulu ........................................................... 34 C. Kerangka Konseptual ..................................................................... 37 D. Hipotesis ......................................................................................... 39 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................ 41 B. Jenis Data ..................................................................................... 41 C. Populasi Dan Sampel Penelitian .................................................... 41 D.Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 42 E. Variabel Penelitian ......................................................................... 42 F. Defenisi Operasional Penelitian ...................................................... 43 G.Teknik Analisis Data ....................................................................... 45 BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ............................................................................. 56 1. Gambaran umum objek penelitian ............................................ 56 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 56 B. Tingkat Pengungkapan ......................................................... 58 C. Likuiditas ............................................................................. 63 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 D. Solvabilitas ......................................................................... 67 E. Profitabilitas ..................................................................... 71 F. Ukuran Perusahaan ........................................................... 74 2. Deskripsi Data Penelitian Secara Statistik .............................. 78 B. Analisis Hasil Penelitian .............................................................. 82 1. Analisis Hasil ........................................................................... 82 A. Pengujian Asumsi Klasik ..................................................... 82 1.Uji Normalitas ................................................................. 83 A.Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam .............. 83 B.Setelah Perubahan Peraturan Bapepam ................ 87 2. Uji Multikolinearitas ....................................................... 90 A.Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam .............. 90 B.Setelah Perubahan Peraturan Bapepam ................ 91 3. Uji Autokorelasi .............................................................. 92 A.Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam .............. 93 B.Setelah Perubahan Peraturan Bapepam ................ 93 4. Uji Heterokedastisitas ...................................................... 94 A.Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam ............... 95 B.Setelah Perubahan Peraturan Bapepam ................. 96 B. Uji Beda t-test ...................................................................... 97 C. Analisis Regresi .................................................................... 98 1. Persamaan Regresi .......................................................... 98 A.Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam .............. 98 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 B.Setelah Perubahan Peraturan Bapepam ................ 101 2. Pengujian Hipotesis ...................................................... 104 2. Pembahasan hasil .................................................................... 116 C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 129 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 130 B. Saran ........................................................................................... 131 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 133 LAMPIRAN Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 3.1 : Defenisi Operasional Variabel Penelitian …………............. 44 Tabel 4.1 : Daftar Perusahaan Sampel …………………………..……... 56 Tabel 4.2 : Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam ………………………...…..………….. 60 Tabel 4.3 : Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Setelah Perubahan Peraturan Bapepam ………………...……………...……….. 62 Tabel 4.4 : Likuiditas Perusahaan Sampel Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam ................................................................. 64 Tabel 4.5 : Likuiditas Perusahaan Sampel Setelah Perubahan Peraturan Bapepam ................................................................. 66 Tabel 4.6 : Solvabilitas Perusahaan Sampel Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam ……………………....………………….. 68 Tabel 4.7 : Solvabilitas Perusahaan Sampel Setelah Perubahan Peraturan Bapepam …………………………………………. 69 Tabel 4.8 : Profitabilitas Perusahaan Sampel Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam ………………………………………...... 71 Tabel 4.9 : Profitabilitas Perusahaan Sampel Setelah Perubahan Peraturan Bapepam ………………………………………….. 73 Tabel 4.10 : Ukuran Perusahaan Perusahaan Sampel Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam ……....................................…………….. 75 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 4.11 : Ukuran Perusahaan Perusahaan Sampel Setelah Perubahan Peraturan Bapepam ………………………………………….. 76 Tabel 4.12 : Descriptive Statistics Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam (2006) ...................................................................... 78 Tabel 4.13 : Descriptive Statistics Setelah Perubahan Peraturan Bapepam (2007) ....................................................................... 80 Tabel 4.14 : Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (2006) ............................................................................... 83 Tabel 4.15 : Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (2007) ............................................................................... 87 Tabel 4.16 : Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients(a) (2006) …..………. 91 Tabel 4.17 : Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients(a) (2007) …………. 91 Tabel 4.18 : Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b) (2006) .…………. 93 Tabel 4.19 : Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b) (2007) …………. 93 Tabel 4.20 : Hasil Uji Beda Metode Paired T Test ...................................... 97 Tabel 4.21 : Hasil Analisis Regresi (2006) ................................................... 98 Tabel 4.22 :Hasil Analisis Regresi (2007) ................................................. 101 Tabel 4.23 : Hasil Uji Hipotesis Metode Paired T Test ............................. 104 Tabel 4.24 : Hasil Uji T (2006) .................................................................. 106 Tabel 4.25 : Hasil Uji T (2007) .................................................................. 107 Tabel 4.26 : Hasil Uji F ANOVA (b) ............................................................ 114 Tabel 4.27 : Hasil Uji F ANOVA (b) ............................................................... 116 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 : Kerangka koseptual ........................................................... 37 Gambar 4.1 : Histogram (2006) ............................................................... 85 Gambar 4.2 : Grafik Normal Plot (2007) ................................................ 86 Gambar 4.3 : Histogram (2007) ................................................................ 88 Gambar 4.4 : Grafik Normal Plot (2007) ................................................. 93 Gambar 4.5 : Hasil uji heterokedastisistas (2006) ................................... 94 Gambar 4.6 : Hasil uji heterokedastisistas (2007) ................................... 96 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul A.Lampiran I Descriptive Statistic Sebelum Perubahan Peraturan B.Lampiran II Descriptive Statistic Setelah Perubahan Peraturan C.Lampiran III Kolmogorov Smirnov Sebelum Perubahan Peraturan D.Lampiran IV Kolmogorov Smirnov Setelah Perubahan Peraturan E.Lampiran V Histogram Sebelum Perubahan Peraturan F.Lampiran VI Histogram Setelah Perubahan Peraturan G.Lampiran VII Grafik Plot Sebelum Perubahan Peraturan H.Lampiran VIII Grafik plot setelah Perubahan Peraturan I. Lampiran IX Multikolinearitas Sebelum Perubahan Peraturan J. Lampiran X Multikolinearitas Setelah Perubahan Peraturan K. Lampiran XI Autokorelasi Sebelum Perubahan Peraturan L. Lampiran XII Autokorelasi Setelah Perubahan Peraturan M.Lampiran XIII Uji beda t-test N.Lampiran XIV Heterokedastisitas Sebelum Perubahan Peraturan O.Lampiran XV Heterokedastisitas Setelah Perubahan Peraturan P.Lampiran XVI Regresi Sebelum Perubahan Peraturan Q.Lampiran XVII Regresi Sebelum Perubahan Peraturan R.Lampiran XVIII Uji t Sebelum Perubahan Peraturan S.Lampiran XIX Uji t Sebelum Perubahan Peraturan T.Lampiran XX Uji t Sebelum Perubahan Peraturan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 U.Lampiran XXI Uji t Setelah Perubahan Peraturan V.Lampiran XXII Kriteria Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan W.Lampiran XXIII Peraturan Bapepam No : Kep-38/PM/1996 X.Lampiran XXIV Peraturan Bapepam No : Kep-134/BL/2006 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber pendanaan bagi perusahaan di dapat dari eksternal dan internal perusahaan. Pendanaan internal berupa laba yng didapatkan selama periode tertentu, sedangkan pendanaan eksternal berasal antara lain dari investor dan kreditor. Dengan kondisi ekonomi seperti di Indonesia saat ini, membuat pihak investor untuk benar-benar berpikir matang sebelum melakukan investasi. Mereka benar-benar membutuhkan informasi-informasi dari pihak manajemen perusahaan yang dapat membantu mereka untuk memprediksi tingkat resiko dan pengembalian yang akan mereka terima dari investasi yang mereka lakukan. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya untuk berinvestasi melalui pasar modal adalah keamanan investasinya. Untuk dapat memperoleh perasaan aman tersebut dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan, perusahaan harus memberikan informasi secara rinci (detail), jelas (clarity),wajar, dan tepat waktu (timely), sehingga para investor dan pihak lain yang berkepentingan seperti lenders merasa aman dan percaya mengenai minimum resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang (Partha Sanggupta, 1998:572). Pengungkapan yang detail akan mencerminkan kinerja dan operasionalisasi perusahaan yang sesungguhnya, sehingga pengungkapan akan menimbulkan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 kepercayaan stakeholders khususnya pihak landers akan kinerja manajemen dalam hal ini kapabilitas perusahaan yang baik. Dengan adanya pengungkapan (disclosure) yang berkualitas akan membantu pihak lenders (pemberi pinjaman) dan underwriters (penjamin emisi/penanggung resiko) dalam mengestimasi resiko kegagalan yang akan dibebankan kepadanya. Untuk mencapai terwujudnya transparansi dan akuntabilitas informasi mengenai kinerja ekonomi perusahaan baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang, maka setiap perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada investor (pemodal), lenders, underwriters, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Oleh karena itu untuk melindungi para investor, Bapepam (Badan pengawas pasar modal) telah mengeluarkan peraturan tentang standart pengungkapan informasi dalam laporan tahunan terbaru bagi perusahaan publik di Indonesia yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peraturan terbaru tersebut dikeluarkan Bapepam pada tanggal 7 Desember 2006 dengan nomor : kep-134/ BL/ 2006 untuk menggantikan peraturan yang lama yang dikeluarkan pada 17 Januari 1996 dengan nomor : kep-38/PM/1996. Peraturan nomor : kep-134/BL/2006 menyoroti bentuk dan isi laporan tahunan yang terdiri dari : ketentuan umum, iktisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelolah perusahaan (corporate governance), tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, laporan keuangan yang telah diaudit, dan tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Peraturan nomor : kep-38/PM/1996 hanya menyoroti bentuk dan isi laporan tahunan yang terdiri dari ketentuan umum, laporan manajemen, iktisar data keuangan penting, analisis dan pembahasan umum oleh manajemen, dan bagian mengenai laporan keuangan. Menurut Yuniati Gunawan (2001), berdasarkan penelitiannya terhadap laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1998, dengan berpatokan pada peraturan Bapepam nomor : kep-38/PM/1996, menyatakan tingkat pengungkapan (disclosure level) yang dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ternyata masih rendah dengan rata-rata skor yakni 29,51 dengan pemberian skor atas pengungkapan item-item yang terdapat pada laporan tahunan menggunakan instrument indeks disclosure yang digunakan oleh Botosan (1997) dengan skor antara 0 sampai 75. Berdasarkan hasil penelitian Yusniati Gunawan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan–perusahaan publik di Indonesia masih rendah, dengan kata lain masih banyak informasi yang hanya diketahui oleh pihak manajemen karena tidak diungkapkan oleh manajemen dalam laporan tahunan. Kebanyakan manajemen perusahaan berusaha memperindah laporan tahunannya dengan cara memperendah tingkat pengungkapan dari laporan mereka atau terdapat informasi-informasi yang tidak diungkapkan atau disembunyikan untuk kepentingan mereka sehingga terjadi ketimpangan informasi dimana pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih lengkap dibandingkan pihak lain. Dengan kata lain ada informasi yang diketahui pihak manajemen tapi tidak diketahui oleh pihak lain. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Pengungkapan informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai kepentingan yaitu adanya harapan mengenai dampak positif dari pengungkapan informasi yang disampaikan , dan pengungkapan informasi secara sukarela dipengaruhi oleh biaya dan manfaat yang diperoleh. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela bila manfaat yang diperoleh dari pengungkapan informasi yang diperoleh dari pengungkapan nformasi tersebut lebih besar dari biayanya (Elliot dan Jacobson,1994). Tindakan manajemen untuk memperendah tingkat pengungkapan tidak dapat disalahkan sepenuhnya, karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Vita anggreni (2007) tingkat pengungkapan penuh yang tinggi membutuhkan Cost yang tinggi pula bagi manajemen. Cost yang dimaksud adalah kerugian yang dialami akibat pengungkapan yang dilakukan, seperti misalnya dengan adanya pengungkapan penuh (full disclosure) menyebabkan timbulnya free riding . Bisa saja dengan adanya pengungkapan tersebut, strategi perusahaan ditiru atau dicuri oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini jelas sangat merugikan pihak manajemen perusahaan. Hal ini pula yang menjadi dasar perusahaan menutup-nutupi informasi perusahaan kepada investor sehingg akhirnya menyebabkan asimetri informasi. Anny Sidarta dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengungkapan yang tinggi akan dapat meningkatkan Bond rating yang pada gilirannya akan memperkecil biaya hutang ketika perusahaan melakukan pendanaan secara eksternal. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Lie Fony dalam penelitiannya menyatakan bahwa luasnya pengungkapan mempengaruhi biaya modal, karena pengungkapan yang lebih luas menaikkan likuiditas pasar saham, dengan demikian menurunkan biaya-biaya transaksi atau melalui meningkatnya permintaan ekuitas. Mengingat hasil penelitian Vita Anggreni, Anny Sidarta, dan Lie Fony diatas penulis merasa tertarik meneliti hal-hal apa saja yang kiranya mempengaruhi luasnya tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan baik sebelum perubahan peraturan Bapepam (kep-38/PM/1996) maupun setelah perubahan peraturan Bapepam (kep-134/BL/2006). Dalam penelitian ini penulis mencoba meneliti apakah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas serta ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap besarnya tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Likuiditas dipilih karena rasio likuiditas (diukur dengan current ratio) dapat mencerminkan kesehatan suatu perusahaan dan diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Solvabilitas dipilih karena suatu perusahaan yang tingkat debt ratio-nya tinggi cenderung untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk kreditornya. Profitabilitas dipilih karena biasanya perusahaan-perusahaan dengan profitabilitas tinggi lebih mengungkapkan tentang keadaan perusahaannya dibandingkan dengan perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Ukuran perusahaan dipilih karena biasanya perusahaan yang berukuran besar lebih cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Seiring dengan diperbahurinya peraturan mengenai penyampaian laporan tahunan oleh Bapepam, penulis ingin meneliti apakah tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia masih tetap sama atau telah terjadi perubahan .Hal inilah yang mendorong penulis ingin menganalisa perbandingan tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam dari kep-38/Pm/1996 menjadi kep- 134/BL/2006, dan apakah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan mempengaruhi luasnya tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik baik sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam tersebut. Dalam penelitian kali ini penulis masih tetap menggunakan metode scoring tetapi tidak lagi menggunakan indeks disclosure Botosan , karena indeks disclosure botosan ini hanya cocok untuk perusahaan manufaktur dan dengan kondisi ekonomi yang cukup stabil seperti Amerika , sedangkan penulis meneliti perusahaan secara keseluruhan baik manufaktur maupun nonmanufaktur di Indonesia. B. Batasan Masalah Penulis memberi batasan masalah agar penelitian ini tercapai, antara lain : 1. Ojek penelitian adalah laporan tahunan perusahaan publik 2006 dan 2007 yang selama periode pengamatan telah mengeluarkan laporan tahunan. 2. Sampel yang digunakan adalah laporan tahunan perusahaan publik tahun 2006 dan 2007 dengan bergantung pada ketersediaan data. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 3. Periode pengamatan sampai dengan 30 April 2008 sesuai dengan ketetapan peraturan Bapepam mengenai batas waktu penyampaian laporan tahunan. 4. Pemilihan faktor-faktor keuangan dan non keuangan dianggap cukup mewakili pengaruh tuingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan. C.Perumusan Masalah Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian yang telah dikemukan diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam ? 2. Apakah tingkat likuidasi berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam ? 3. Apakah tingkat likuidasi berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam ? Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 4. Apakah tingkat solvabilitas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam ? 5. Apakah tingkat solvabilitas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam ? 6. Apakah tingkat profitabilitas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam ? 7. Apakah tingkat profitabilitas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam ? 8. Apakah ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam ? 9. Apakah ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam ? Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 10. Apakah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama/simultan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam ? 11. Apakah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama/simultan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam ? Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul ”Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum Dan Setelah Perubahan Peraturan Bapepam Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan” D.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam 2. Untuk mengetahui apakah tingkat likuiditas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 3. Untuk mengetahui apakah tingkat likuiditas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam 4. Untuk mengetahui apakah tingkat solvabilitas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam 5. Untuk mengetahui apakah tingkat solvabilitas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam 6. Untuk mengetahui apakah tingkat profitabilitas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam 7. Untuk mengetahui apakah tingkat profitabilitas berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam 8. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 9. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam 10. Untuk mengetahui apakah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sana/simultan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam 11. Untuk mengetahui apakah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sana/simultan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam E.Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunuan perusahaan publik. 2. Bagi investor, lenders, underwriters, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan, penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan seberapa besar perusahaan-perusahaan publik di Indonesia mau memberikan informasi sehingga investor, lenders, underwriters, serta pihak-pihak lain yang Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 berkepentingan tahu mengenai minimum resiko kegagalan yang akan mereka hadapi. 3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan maupun sebagai referensi dalam melakukan referensi dalam melakukan penelitian sejenis serta memberikan kontribusi ilmiah dan tambahan bukt i empiris dalam bidang disclosure level laporan tahunan perusahaan publik di indonesia. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teoritis 1.Laporan Tahunan Laporan tahunan merupakan laporan yang berisikan pertanggung jawaban mengenai kinerja manajemen kepada pemegang saham, kreditor, Bapepam, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan tahunhan bertujuan memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan , kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai didalam pengambilan keputusan ekonomi, profil perusahaan, kinerja direksi dan manajemen, tata kelolah perusahaan. Peraturan Bapepam nomor : kep-134/BL/2006 mewajibkan setiap laporan tahunan perusahaan publik untuk memuat iktisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelolah perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan yang telah diaudit. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Pengungkapan informasi perusahaan ini harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapan informasi mengenai perusahaan, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang terus berubah. 2. Pengertian, Ruang lingkup, dan Metode penilaian Pengungkapan A.Pengertian Pengungkapan Pengungkapan (disclosure) adalah informasi yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai keadaan perusahaan. Didalam pengungkapan semua informasi harus diungkapkan termasuk informasi kuantitatif (seperti komponen persediaan dalam nilai mata uang), dan komponen kualitatif (seperti tuntutan hukum) ,bahkan menurut SEC setiap kejadian yang terjadi dengan tiba-tiba yang dapat mempengaruhi posisi keuangan harus diungkkapkan secara khusus (GAAP,1998:42) untuk membantu para pengguna laporan tahunan. Pengertian pengungkapan (disclosure) menurut Siegel dan Shim (1994:147) adalah pengungkapan atas informasi yang diberikan sebagai lampiran pada laporan keuangan sebagai catatan kaki atau tambahan. Informasi ini menyediakan penjelasan yang lebih lengkap mengenai posisi keuangan, hasil operasi, dan kebijakan perusahaan. Informasi penjelasan mengenai kesehatan keuangan dapat juga diberikan dalam laporan pemeriksaan. Semua materi harus disingkapkan termasuk informasi kuantitatif maupun kualitatif yang sangat membantu pengguna laporan. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 B. Ruang Lingkup Pengungkapan Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan dapat dibagi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Menurut Murni (2204:193) pengungkapan wajib (mandatory disclosure) adalah pengungkapan yang diharuskan dalam laporan tahunan menurut peraturan Bapepam, sedangkan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah pengungkapan yang tidak diwajibkan oleh Bapepam, dengan kata lain pengungkapan yang melebihi dari yang diwajibkan. Menurut Alan Levinsohn (2001), pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dibagi mejadi 5 kategori, yaitu : a. Data bisnis Meliputi operasi operasi dan pengukuran kinerja level atas b. Analisis manajemen mengenai data bisnis Meliputi alasan-alasan perubahan pada operasi perubahan serta mencantumkan data yang terkait serta dampak trend bisnis pada perusahaan c. Forward looking information Meliputi peluang, resiko dan termasuk rencana-rencana manajemen d. Informasi mengenai manajemen dan shareholders Meliputi informasi mengenai direktur, manajemen, dan pemegang saham e. Latar belakang perusahaan Meliputi tujuan perusahaan dan ruang lingkup perusahaan. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Purnomosidhi (2006) dalam penelitiannya mengungkapkan suatu framework untuk kepentingan pengungkapan sukarela berdasarkan informasi yang dibutuhkan investor yang didasari oleh Laporan Jenkin (AICPA 1994), yaitu : 1. Data keuangan dan non keuangan 2. Analisis data keuangan dan non keuangan 3. Informasi yang berorientasi pada masa depan 4. Informasi tentang manajer dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan 5. Latar belakang perusahaan 6. Dimensi modal intelektual Menurut PSAK nomor 1 Ayat 74, informasi mengenai manajemen dan shareholders yang meliputi susunan nama anggota direksi dan komisaris merupakan mandatory disclosure (pengungakapan wajib) . Begitu pula halnya dengan latar belakang perusahaan yang meliputi tujuan perusahaan dan bidang usaha utama perusahaan (ruang lingkup) merupakan mandatory disclosure (pengungkapan wajib). Apabila sebuah perusahaan memberikan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) secara sekaligus, berarti perusahaan tersebut memberikan pengungkapan secara penuh (full disclosure). Pengungkapan penuh (full disclosure) harus mengungkapkan : 1. Prinsip pengungkapan penuh, yaitu peningkatan persyaratan pelaporan dan pengungkapan diferensial. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 2. Catatan atas laporan keuangan, mengenai kebijakan akuntansi dan catatancatatan umum. 3. Masalah pengungkapan, yang terdiri dari pengungkapan transaksi atau peristiwa khusus, peristiwa selain tanggal neraca, perusahaan yang terdiversifikasi, dan laporan intern. 4. Laporan auditor dan manajemen. 5. Masalah pelaporan masa berjalan, yaitu pelaporan tentang penjualan dan proyeksi, pelaporan keuangan melalui internet untuk pilihan akuntansi dan pelaporan. ”Full disclosure principle mengharuskan pengungkapan semua keadaan dan kejadian yang membuat suatu perbedaan pada pengguna laporan ”(Weygandt,Kieso,&Kimmel, 199,p.526). pada kenyataannnya banyak perusahaan berusaha membatasi tingkat pengungkapan dari laporan tahunan. Hal ini disebabkan oleh ketakutan manajeman akan adanya free riding , dimana adanya pihak tertentu yang memanfaatkan informasi yang potensial untuk tujuan kurang baik bagi perusahaan yang bersangkutan lagi pula bila dilihat dari sisi biaya , penyediaan informasi tambahan memerlukan biaya yang tidak sedikit , dan biasanya keuntungan dari adanya informasi itu sendiri lebih rendah dari biaya yang dibutuhkan, sebaliknya pembatasan tingkat pengungkapan dapat menyebabakan asimetri informasi, dimana salah satu pihak dalam hal ini manajemen perusahaan memiliki informasi lebih banyak dari pihak lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan batasan-batasan tingkat pengungkapan suatu perusahaan tidaklah mudah. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Special commite on financial reporting (AICPA), mengindikasikan bahwa para pemakai mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda, dan tidak semua perusahaan harus melaporkan seluruh unsur informasi. Untuk itu untuk memenuhi kebutuhan pemakai yang berubah-ubah, pelaporan harus : 1. Meyediakan informasi yang lebih mengacu kemasa depan tentang perencanaan, peluang/kesempatan, resiko dan ketidak pastiaan. 2. Memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang menciptakan nilai yang bersifat jangka panjang, termasuk ukuran nonkeuangan yang menunjukkan bagaimana proses bisnis kunci berjalan. 3. Menyesuaikan dengan lebih baik antara informasi yang dilaporkan untuk pihak eksternal dengan informasi yang dilaporkan secara internal. C.Metode Penilaian pengungkapan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode scoring. Scoring adalah pemberian nilai untuk setiap unsur catatan atas laporan tahunan yang harus diungkapkan oleh setiap perusahaan. Dalam penelitian ini, penelitian kualitas disclosure menggunakan metode scoring yang sederhana, scoring pada penelitian ini hanya memberikan nilai 0 atau 1 pada kriteria-kriteria pengungkapan yang telah ditentukan sebelumnya. Jika suatu item diungkapkan mendapat nilai 1, dan bila tidak mengungkapkan mendapat nilai 0, dan untuk item yang tidak dapat diterapkan tidak diberi nilai, kemudian skor yang diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah skor. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Daftar kriteria kualitas pengungkapan (disclosure) yang digunakan penulis mengambil sumber dari penelitian Zaki Baridwan, Mas’ud Machfoedz dan Michael G.Tearney yang dilakukan pada tahun 2001 seperti yang dikutip oleh Vita Anggreni (2007) dan telah disesuaikan dengan PSAK dan peraturan Bapepam. Kriteria-kriteria kualitas pengungkapan yang dipilih adalah yang umum diungkapkan dan dipilih oleh perusahaan publik di Indonesia. Adapun formula yang digunakan dalam mengukur skor indeks dari kualitas pengungkapan (disclosure) adalah : Indeks Pengungkapan = Yes : (Yes + No) x 100% 3.RasioLikuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk menggambarkan seberapa likuidnya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Dengan kata lain , rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo. Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak dari ketidak mampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan, juga berarti pembatasan kesempatan dan tindakan manajemen. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Masalah likuiditas yang lebih parah mencerminkan ketidak mampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aktiva dengan terpaksa, dan bukan mengarah pada insolvensi dan kebangkrutan, sehingga jika suatu perusahaan gagal memenuhi kewajiban lancarnya, maka kelangsungan usahanya dipertanyakan. Dengan kata lain kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan (Wallace : 1994). Tetapi sebaliknya jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan rendahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi. Tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat diukur dengan cara : 1. Current Ratio Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek/hutang lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan Current Asset Current Liabilities menutupi kewajiban jangka pendek. Current Ratio = Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Apabila current ratio 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Rasio ini lebih aman jika berada diatas satu atau diatas 100% artinya aktiva lancar akan mampu membayar kewajiban lancarnya tanpa mengganggu operasi perusahaan. Current ratio 200% kadang-kadang dipertimbangkan sebagai current ratio yang memuaskan bagi perusahaan industri atau perusahaan komersil, sedang bagi perusahaan penghasil jasa seperti perusahaan listrik dan hotel angka 100% dikatakan sudah mencukupi. Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya uang kas yang berlebihan dibanding dengan tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya (seperti persediaan) yang berlebih-lebihan. Current ratio yang tinggi tersebut memang baik dari sudut pandang kreditur, tetapi dari sudut pandang pemegang saham kurang menguntungkan karena aktiva lancar tidak didaya gunakan secara efektif. Sebaliknya current ratio yang rendah lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Saldo kas dibuat minimum sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perputaran piutang dan persediaan diusahakan maksimum. 2.Quick Ratio (Acid Test ratio) Rasio ini merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan disbanding asset lain. Quick asset ini terdiri dari piutang Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Quick Ratio = Current Asset − Inventory Current Liabilities dan surat-surat berharga yang dapat direlisir menjadi uang dalam waktu relatif pendek. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik. Lebih baik jika rasio ini dapat mencapai 1: 1 atau 100% karena jika terjadi likuidasi maka perusahaan dapat membayar kewajiban jangka pendeknya disebabkan sumber yang digunakan adalah aktiva yang cepat dapat diuangkan 3.Cash Ratio Rasio ini merupakan alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang yang dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti rekening giro. Semakin besar perbandingan kas atau setara kas dengan hutang lancar semakin baik. Cash Ratio = Cash or cash equivalent Current Liabilities Atau Cash Ratio = Cash + Bank Current Liabilities Apabila rasio ini 100% atau 1 : 1 hal ini berarti bahwa Rp 1 uang kas yang ada dalam perusahaan mencukupi Rp 1 hutang lancar yang ada. 4.Working Capital to Total Asset Ratio Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja . Semakin besar rasio ini semakin baik, begitu juga sebaliknya. Rumus yang dapat digunakan untuk mencari working capital to total asset ratio adalah : Working Capital to Total Asset Ratio = Current Asset − Current liabilities Total asset 3.Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menyangkut kemampuan perusahaan membayar seluruh hutang-hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang jika dilikuidasi. Rasio solvabilitas melibatkan beberapa elemen kunci seperti struktur modal. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih beresiko. Saat suatu perusahaan memperoleh pendanaan , perusahaan akan menginvestasikannya pada berbagai aktiva. Aktiva mencerminkan sumber keamanan sekunder bagi peminjam dan diperoleh dari pinjaman yang dijamin oleh aktiva tertentu hingga aktiva yang tersedia sebagai pengaman umum bagi kreditor tanpa jaminan. Suatu perusahaan yang tingkat debt ratio-nya tinggi cenderung untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk kreditornya (Wallace:1994). Perusahaan yang mempunyai proporsi hutang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang besar. Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai komposisi hutang yang tinggi wajib memenuhi kebutuhan informasi yang cukup memadai bagi kreditur. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan solvabilitas perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Long Term Debt to Equity Ratio Rasio ini menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang. Long Term Debt to Equity Ratio = Long term Liabilities Owner ' s Equity 2. Debt to Total Asset Rasio ini menunjukkan berapa besarnya aktiva yang digunakan untuk menjamin pengembalian hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Debt to total Asset = Total Liabilities Owner ' s Equity 3. Debt to Equity Ratio Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar aktiva perusahaan dibiayai dengan modal asing (hutang). Bagi kreditur, semakin rendah rasio ini lebih baik karena lebih terjamin pengembalian piutangnya. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Times Interest Earned Ratio = Earning Before Interest Tax Longterm Liabilities int erest 4. Times Interest Earned Ratio Rasio ini menunjukkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Times Interest Earned Ratio = Earning Before Interest Tax Longterm Liabilities Interest 5. Long Term Debt to Non Current Asset Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang jangka panjang aktiva selain aktiva lancar. Rasio ini biasa digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan dengan standart rata-rata dipergunakan sebesar 50% atau 1 : 2 . 6. Tangible Assets Debt Covarage (TADC) Rasio ini digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva tetap berwujud dengan hutang jangka panjang , artinya rasio ini menunjukkan setiap rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjangnya. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang ada. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan yang ada dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Rasio ini biasanya minimal 100% atau 1 : 1 yang mana bahwa Rp 1 hutang jangka panjang Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Tangible Assets Debt Co var age = Fixed Asset Longterm Liabilities dijamin oleh Rp 1 aktiva tetap yang ada. Rumus untuk mencari tangible assets debt coverage yaitu : 7. Current Liabilities to Net Worth Rasio ini menunjukkan bahwa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Jadi rasio ini merupakan rasio antara hutang lancar dengan modal sendiri. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang lancar. Semakin kecil rasio ini semakin baik sebab modal sendiri yang ada diperusahaan semakin besar untuk menjamin hutang lancar yang ada pada perusahaan. Batas yang paling rendah dari rasio ini adalah 100% atau 1 : 1. Current Liabilities to Net Worth = Current Liabilities Equities 5. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio utama dalam seluruh laporan keuangan, karena tujuan utama perusahaan adalah hasil operasi/ keuntungan. Keuntungan adalah hasil akhir dari kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen. Rasio keuntungan akan digunakan untuk mengukur keefektifan operasi perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan pada perusahaan. Rasio profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna laporan tahunan, khususnya investor ekuitas dan kreditor. Bagi investor ekuitas, laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek / sekuritas. Pengukuran dan peramalan laba merupakan pekerjaan paling penting bagi investor ekuitas. Bagi Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya merupakan sumber pembayaran bunga dan pokok. Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Menurut Gitman (2003:591), “ Profitability is the relationship between revenues and cost generated by using the firm’s assetboth current and fixed- in productive activities”. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit),maka akan sangat sulit bagi peusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan, dan terutama sekali dari pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan karena disadari benar betapa pentingnya arti dari profit terhadap kelangsungan dan masa depan perusahaan. Van Horne dan Wachowicz (2005:222) mengemukakan rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Profitabilitas dalam hubungnya dengan penjualan terdiri atas margin laba kotor (gross profit margin) dan margin laba bersih (net profit margin). Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi terdiri atas tingkat pengembalian atas aktiva (return on total assets) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (return on equity). Rasio profitabilitas terdiri dari : Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 1. Gross Profit Margin Gross profit margin mencerminkan mark-up terhadap harga pokok penjualan dan kemampuan manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan perusahaan.Profitabilitas dalam Net Sales − Cost of Goods Sold Net sales ukuran gross profit margin yang dimaksut adalah rasio penjualan setelah Gross Pr ofit M arg in = dikurangi harga pokok penjualan (cost of goods sold) dengan nilai penjualan bersih perusahaan (Abdullah,2005:54). Rasio ini memberitahu kita laba dari perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual. Rasio tersebut merupakan pengukur efisiensi opersi perusahaan, serta merupakan indikasi dari cara produk ditetapkan harganya. Dengan kata lain rasio ini menunjukkan laba bruto per rupiah dari penjualan yang dilakukan. gross profit margin sebesar 3 berarti bahwa setiap Rp1 penjualan menghasilkan keuntungan bruto sebesar Rp 3. 2. Net Profit Margin Net profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan (Warsosno,2003:37). Besarnya perhitungan margin laba bersih menunjukkan seberapa besar laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan untuk tingkat penjualan tertentu. Rasio ini menunjukkan keuntungan bersih per rupiah penjualan. net profit margin 3 % berarti bahwa setiap Rp 1 penjualan menghasilkan keuntungan bersih Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 sebesar Rp 0,03. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Net Pr ofit M arg in = Net Pr ofit After Tax Net Sales 3. Operating Ratio Operating ratio menunjukkan berapa biaya yang dikorbankan dalam penjualan atau berapa persentase baiya yang dikeluarkan dalam penjualan. Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Operating ratio sebesar 90 % berarti bahwa setiap rupiah penjualan mempunyai biaya operasi Rp 0,9. Rumus operating ratio adalah sebagai berikut ; Operating Ratio = Cost of goods sold Net Sales 4. ROI ( Return On Invesment ) ROI ( Return On Invesment ) mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 maupun modal sendiri. Semakin kecil/rendah rasio ini semakin tidak baik, demikian juga sebaliknya. Rumus dari ROI ( Return On Invesment ) adalah sebagai berikut : ROI (Re turn on Investment ) = Net profit after tax Total Asset 5.ROE ( Return On Equity ) ROE ( Return On Equity ) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. ROE sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan, misalnya untuk perusahaan kecil tentu memiliki modal yang relative kecil, sehingga ROE yang dihasilkanpun kecil , begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar. ROE ( Return On Equity ) membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:225). Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Menurut Tandelilin (2002:269),”ROE(Return On OwnersEquity )mereflesikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas dana yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham (baik secara langsung atau dengan laba yang telah ditahan)”. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 ROE sangat menarik bagi pemegang saham maupun calon pemegang saham , dan juga bagi manajemen Karen arsio tersebut merupakan ukuran atau indicator penting dari shareholders value cration, artinya semakin tinggi rasio ROE , semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Brigham, Enrhardt (2005:225), “ROE ( Return On Equity ) mengukur daya perusahaan untuk menghasilkan laba pada investasi nilai buku pemegang saham”. Menurut Gibson ( 2001:294),” Return On Equity measures the return to the common stockholders the residual owner”. Pengembalian laba atas ekuitas yang terdiri dari saham biasa (Return On Common equity) merupakan alat ukur terhadap pengembalian laba kepada pemegang saham biasa. Rasio ini menggambarkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena berarti posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian juga sebaliknya. Rumus ROE ( Return On Equity ) adalah sebagai berikut : ROE (Re turn on Equity ) = Net income Average equity Hasil perhitungan ROE mendekati 1 menunjukkan semakin efektif dan efisien penggunaan ekuitas perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, demikian sebaliknya jika ROE mendekati 0 berarti perusahaan tidak mampu mengelolah modal yang tersedia secara efisisen untuk menghasilkan pendapatan. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Seperti rasio keuangan tradisional pada umumnya ROE tidak mempertimbangkan unsure resiko dan jumlah modal yang diinvestasikan karena ROE hanya melihat sisi laba dan jumlah saham yang beredar. 6. ROA ( Return On Total Assets ) ROA ( Return On Total Assets ) merupakan rasio antara saldo laba bersih setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara keseluruhan.ROA juga menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian dari seluruh asset yang dimiliki perusahaan. Menurut Syahyunan ( 2004:85 ), ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan .Besarnya perhitungan pengembalian atas aktiva menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan seluruh aktiva yang dimilikinya. Menurut Tandelilin (2003:240), “ ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan asset-aset yang dimiliki perusahaan untuk dapat menghasilkan laba, Rasio ROA diperoleh dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan jumlah asset perusahaan” Munawir (2002:269), “ Return On Assets (ROA) merefleksikian seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas sumber daya keuangan yang ditanamkan pada perusahaan”. Gibson (2001:288), “Return On assets measures the firm’s ability to utilize it’s assets to create profits by comparing profit with the assets that generate the profits”. Gibson memmaparkan bahwa rasio ROA merupakan rasio yang Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 mengukur kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dengan membandingkan pendapatan dengan aktiva yang dipakai perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Hasil perhitungan rasio ini menunjukkan efektivitas dari manajemen dalam menghasilkan profit yang berkaitan dengan ketersediaan asset perusahaan. ROA ( Return On Total Assets ) 20% berarti setiap Rp 1 modal menghasilkan keuntungan Rp 0,2 untuk semua investor. Nilai ROA yang semakin mendekati 1 , berarti semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Rumus dari ROA ( Return On Total Assets ) adalah : ROA(Re turn on Assets) = Net Income Average total Assets 7.Earning Per Share (EPS) Dalam lingkaran keuangan alat ukur yang paling sering digunakan adalah Earning Per Share (EPS).Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public), karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk memprediksi mengenai besarnya deviden persaham dikemudian hari dan tingkat Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 pengembalian saham dikemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen dan kebijakan pembagian deviden. Menurut Tandelilin (2001:241), “ Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan”. Berdasarkan PSAK No 56 mengharuskan perusahaan untuk menghitung EPS dilusian, karena saham biasa memiliki efek dilusi artinya perusahaan mempertimbangkan semua efek berpotensi saham biasa yang beredar dalam suatu periode, seperti efek utang (debt securites), waran atau opsi saham, kebijakan kepegawaian, dan saham-saham yang akan diterbitkan saat terpenuhinya kondisikondisi tertentu, seperti kontrak pembelian aktiva atau usaha lainnya. Dalam PSAK No 56 angka 09, “ Laba per saham dilusian (LPS dilusian) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan. Besarnya EPS dilusi ini dapat diketahui dari informasi laporan keuangan peruasahaan, meskipun ada beberapa perusahaan yang tidak mencantumkan besarnya EPS dilusi dapat dihitung dengan rumus : EPS = Net income available to common stockholders Weighted average outs tan ding commonstock 6.Ukuran Perusahaan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Informasi didalam perusahaan besar tidak hanya dituntut oleh pemegang saham bahkan oleh pemerintah, karena perusahaan besar biasanya mempunyai laba yang besar dan hal ini dibutuhkan untuk keperluan perpajakan. Perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka atau biaya competitive disadvantage yang lebih rendah pula. Lebih banyak pemegang saham, juga memerlukan lebih banyak pengungkapan karena tuntutan para pemegang saham dan para analis pasar modal. Menurut Jin dan Machfoedz (1998:180) besaran perusahaan dapat diketahui dari rata-rata nilai pasar saham. Ukuran perusahaan yang dinyatakan dengan market capitalized diharapkan berhubungan positif dengan luasnya tingkat pengungkapan (Yuniati Gunawan,2001). Market capitalized dapat diukur dengan rumus berikut : Log Size = Harga saham per 31 Desember x Jumlah saham yang beredar (outstanding share) B. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian mengenai tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEJ pernah dilakukan oleh Yuniati Gunawan (2001) dengan objek penelitian laporan tahunan 1998 dengan instrument indeks disclosure yang dibuat oleh Botosan (1997) dengan skor antara 0 sampai 75. Penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEJ Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 tahun 1998 masih rendah dengan rata-rata skor hanya 29,61. Informasi yang banyak diungkapkan yaitu informasi data-data keuangan, seperti data penjualabn atau biaya. Informasi lain, misalnya mengenai gambaran bisnis perusahaan, produk atau pasar. Sedangkan informasi nonkeuangan yang menyangkut adanya prediksi kinerja dimasa yang akan datang seperti perkiraan arus kas, pangsa pasar, dan laba ternyata sangat jarang diungkapkan. menyatakan bahwa Penelitian Aryati, dkk (1998) kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current ratio) berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan karena secar financial perusahaan yang kuat akan lebih mengungkapkan informasi dari pada perusahaan yang lemah. Tetapi sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibandingkan perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi. Wallace (1994) menyatakan suatu perusahaan yang mempunyai tingkat debt ratio-nya tinggi cenderung untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk krediturnya. Zarzeki (1996) menyatakan variable size (ukuran perusahaan) berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan. Suripto (1999) melakukan pengujian terhadap luasnya pengungkapan laporan tahunan dan membagi perusahaan menjadi perbankan dan non perbankan dengan dasar pemikiran bahwa terdapat kemungkinan perusahaan perbankan memberikan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan lebih luas disbanding Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 dengan perusahaan nonperbankan karena tuntutan kebutuhan informasi tidak hanya dari para investor, tetapi juga dari kalangan masyarakat yang lebih luas, termasuk didalamnya para nasabah dan calon nasabah dan ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara luas pengungkapan perusahaan perbankan dan non perbankan. Vita anggreni (2007), menyatakan tingkat pengungkapan yang tinggi membutuhkan cost yang tinggi pula bagi manajemen. Cost yang dimaksut adalah kerugian yang dialami akibat pengungkapan yang dilakukan, seperti timbulnya free riding , strategi perusahaan yang ditiru atau dicuri oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang tentunya akan merugikan pihak manajemen perusahaan. Hal ini pula yang mendasari pihak manajemen perusahaan menutupnutupi informasi perusahaan kepada investor. Penelitian Anny Sidarta (2003) menyatakan pengungkapan yang tinggi akan dapat meningkatkan bond rating yang pada gilirannya akan memperkecil biaya hutang ketika perusahaan melakukan pendanaan secara eksternal. Lie Fony (2007) menyatakan bahwa luasnya pengungkapan mempengaruhi biaya modal, karena pengungkapan yang lebih luas menaikkan likuiditas pasar saham, dengan demikian menurunkan biaya-biaya transaksi atau melalui meningkatnya permintaan ekuitas. C.Kerangka Konseptual Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Bergantinya peraturan Bapepam mengenai kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi perusahaan publik dari peraturan nomor : kep-38/PM/1996 menjadi peraturan nomor :kep-134/BL /2006 sedikit banyak membawa perubahan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Oleh karena itulah penulis ingin membandingkan tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum dan sesudah perubahan peraturan itu, dan juga mencoba melihat apakah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap besarnya tingkat pengungkapan laporan tahunan baik sebelum maupun setelah perubahan peraturan tersebut. Perusahaan Publik Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan P E N G U N G K A P A N X (independent) Likuiditas (X1) H2 H4 H3 Solvabilitas (X2) H5 P E N G U N G K A P A N Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan L Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. L Setelah Perubahan USU Repository ©A2009 A P O R A N P O R A N H11 H7 H10 H6 Profitabilitas (X3) H8 H9 Ukuran (Perusahaan X4) Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam Dibandingkan (H1) Setelah Perubahan Peraturan Bapepam Gambar 2.1 Kerangka Konseptual D.Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan teoritis diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1 : Ada perbedaan tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam H2 : Tingkat likuiditas mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam H3 : Tingkat likuiditas mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam H4 : Tingkat solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 H5 : Tingkat solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam H6 : Tingkat profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam H7 : Tingkat profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam H8 : Tingkat ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam H9 : Tingkat ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam H10 : Likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan secara simultan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam H11 : Likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan secara simultan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian Desain penelitian adalah komparatif kausal, yaitu penelitian yang berusaha melihat perbandingan dan adanya hubungan sebab akibat antar grup / menyelidiki akibat yang ditimbulkan oleh variabel bebas kepada variabel terikat (Mudrajad Kuncoro,2003) B.Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik dan data skunder yaitu data dalam bentuk yang sudah jadi yang diperoleh baik dari perusahaan, Bapepam maupun Bursa Efek Indonesia. C.Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang telah menjual sahamnya kepada masyarakat umum. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah Stratified Sampling, yaitu teknik penentuan sample dengan memilih sub sample dari setiap kelompok (Erlina, 2007:80). Beberapa pertimbangan atau kriteria sebagai sample adalah sebagai berikut : 1. Memperdagangkan sahamnya kepada publik 2. Perusahaan yang sahamnya tetap aktif beroperasi sampai bulan Desember 2007 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 3. Telah mengeluarkan laporan tahunan periode 2006 dan 2007 sampai tanggal 30 April 2008 (sesuai dengan peraturan Bapepam no : Kep134/BL/2006) 4. Perusahaan tidak pernah mengalami delisting dari Bursa Efek Jakarta sehingga bisa terus menerus melakukan perdagangan sahamnya di Bursa Efek Jakarta selama periode pengamatan. 5. Perusahaan tidak menghentikan aktivitasnya dipasar bursa dan tidak menghentikan operasinya. 6. Pemilihan sample secara random tergantung ketersediaan data yang diperoleh D.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu dengan cara mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data skunder berupa laporan tahunan. E. Variabel Penelitian 1.Variabel independen (bebas), merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar,2003:50). Variabel independen (bebas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Variabel independen (bebas) disimbolkan dengan ”X1” (rasio likuiditas), ”X2” (rasio solvabilitas), ”X3” (rasio profitabilitas), dan ”X4” (ukuran perusahaan). Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 2.Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Umar,2003:50). Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan publik. F.Defenisi Operasional Penelitian 1.Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas dan pos lancar lainnya yang sifatnya hampir mendekati kas yang berguna untuk memenuhi semua kewajiban yang segera akan jatuh tempo. Rasio likuiditas akan diukur dengan current ratio. Current Ratio = Current Asset Current Liabilities 2.Rasio solvabilitas menunjukkan kualitas kewajiban perusahaan serta berapa besar perbandingan antara kewajiban tersebut dengan aktiva perusahaan. Rasio solvabilitas akan diukur dengan debt to total asset. Debt to total Asset = Total Liabilities Owner ' s Equity 3.Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas mencerminkan kemampuan menajemen dalam mengatur 4.Ukuran perusahaan menggambarkan besarnya perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan kapitalisasi pasar (market capitalized). Log Size = Stock Price on 31 December x Out Standing Share Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian N Nama Variabel o 1 Pengungkapan Subvariabel Indikator Skala Jumlah Ordinal setiap pengungkap an yang dilakukan dibagi jumlah seluruh pengungkap an yang telah ditetapkan 2 Likuiditas Current Jumlah Rasio Current assets Rasio aktiva Currentliabilities lancar dibagi kewajiban lancar perusahaan 3 Solvabilitas Debt to total Total liabilities Jumlah Rasio assets kewajiban Owner ' s equity secara keseluruhan dibagi Lanjutan dari halaman 44 jumlah modal 4 Profitabilitas ROA Laba bersih Rasio Net income Average total assets dibagi total aktiva ratarata dari aktiva tahun t dengan tahun t-1 5 Ukuran Market Stockprice on 31 Harga Rasio Perusahaan capitalized Dec x outstanding penutupan Bersambung ke hal 45 share saham pertahun buku dikali jumlah saham Yes Yes + No Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 beredar Sumber : Oleh Penulis, 2008 G.Teknik Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat komparatif kausal maka teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengujian hipotesis dan uji beda rata-rata dua sampel. 1. Pengujian Asumsi Klasik Sebelum dilakukan anlisis data diperlukan uji asumsi klasik terlebih dahulu yang bertujuan mendapatkan model penelitian yang valid dan dapat digunakan estimasi.pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari : a. Uji normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen , variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dengan menggunakan program SPSS versi 13, deteksi adanya problem normalitas adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. (Santoso, 2001). Dasar pengambilan keputusan : - Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. - Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Selain dengan melihat dari grafik deteksi adanya problem normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov satu sampel. Hipotesis : Ho = Populasi normal H1 = Populasi tidak normal Pengambilan keputusan (berdasarkan Probabilitas) : - Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima - Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Nilai probabilitas (asymp.Sig/asymptotic Significance ) dapat diketahui langsung dengan menggunakan program spss versi 13. Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini akan digunakan uji Kolmogorov _ Smirnov dengan tingkat α = 5 % apabila nilai sig > α maka distribusi adalah normal (Triton, 2006:56). Jika dari uji normalitas data menghasilkan data yang tidak berdistribusi normal maka data tersebut dapat diubah menjadi data berdistribusi normal dengan melakukan transformasi (Ghozali, 2003:32). Transformasi data dapat dilakukan dengan melogaritmakan data. Jika setelah transformasi data masih menghasilkan distribusi data yang tidak normal maka akan digunakan uji wilcoxon. Setelah data berdistribusi normal maka dapat dilakukan model regresi berganda. b. Uji Moltikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 terdapat problem multikolinearitas (multikol). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. (Santosos,2001). Dengan mengunakan program SPSS versi 13, deteksi adanya problem multikolinearitas adalah berdasarkan : 1) Besaran VIF ( Variance Inflation Factor) dan Tolerance. - Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 - Mempunyai angka Tolerance mendekati 1 2) Besaran korelasi antar variabel bebas Koefisien korelasi antar variable bebas haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasi kuat, maka terjadi problem multikolinearitas. c. Uji Heterokedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. (Santosos,2001). Dengan menggunakan program SPSS versi 13, deteksi adanya problem heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu Y adalah residual ( Y prediksi – Y sesungguhnya ) yang telah di studentized . Dasar pengambilan keputusan : Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 - Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas - Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y , maka tidak terjadi heteroskedastisitas . d. Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada peroide t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan, dan sebagainya. Dengan menggunakan program SPSS versi 13, deteksi adanya problem autokorelasi adalah dengan melihat besaran DURBIN-WATSON, yaitu panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) pada tabel D-X. Namun demikian secara umum dapat disimpulkan sebagai dasar bahwa : - Angka D – W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif - Angka D – W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi - Angka D – W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif Autokorelasi bias diatasi dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan transformasi data dan memambah data observasi. (Santosos, 2001). 2. Pengujian Hipotesis Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 a. Regresi Linear Berganda Analisis regresi digunakan terutama untuk tujuan peramalan, dimana dalam model tersebut ada sebuah variabel dependen (tergantung) dan variabel independen (bebas) ”(Santoso, 2001,p.305). ”Dalam praktek , regresi sering dibedakan antara regresi sederhana, jika hanya satu variabel independen dan satu variabel dependen , sedangkan regresi berganda jika ada lebih dari satu variabel independen dan satu variabel dependen.”(Santoso, 2001,p.306). Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan yaitu dua analisis regresi linear berganda karena penelitian ini memiliki lebih dari satu variabel dan merupakan penelian komparatif (perbandingan), yaitu : Y1 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + μ Keterangan : Y1 = Variabel dependen, dalam hal ini tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam Α = Koefisien penentu yang menyatakan perubahan rata-rata variable dependen Y untuk setiap perubahan variable independen X sebesar satu atau disebut konstanta X1 = Variabel independen pertama yaitu likuiditas X2 = Variable independen kedua yaitu solvabilitas X3 = Variabel independen ketiga yaitu profitabilitas X4 = Variabel independen keempat yaitu ukuran perusahaan β 1 = Koefisien regresi likuiditas β 2 = Koefisien regresi solvabilitas Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 β 3 = Koefisien regresi profitabilitas β 4 = Koefisien regresi ukuran perusahaan μ = Tingkat kesalahan pengganggu (variable Pengganggu) Y2 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + μ Keterangan : Y2 = Variabel dependen, dalam hal ini tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam Α = Koefisien penentu yang menyatakan perubahan rata-rata variable dependen Y untuk setiap perubahan variable independen X sebesar satu atau disebut konstanta X1 = Variabel independen pertama yaitu likuiditas X2 = Variable independen kedua yaitu solvabilitas X3 = Variabel independen ketiga yaitu profitabilitas X4 = Variabel independen keempat yaitu ukuran perusahaan β 1 = Koefisien regresi likuiditas β 2 = Koefisien regresi solvabilitas β 3 = Koefisien regresi profitabilitas β 4 = Koefisien regresi ukuran perusahaan μ = Tingkat kesalahan pengganggu (variable Pengganggu) Untuk mempermudah dan mempercepat pengolahan data akan digunakan program spss versi 13 untuk mencari nilai a ( intercept) dan βn (koefisien) setiap variabel bebas. Dengan menggunakan program SPSS versi 13 maka nilai a Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 (intercept) dan βn (koefisien) akan langsung ditampilkan tanpa harus menghitung secara manual. Dalam regresi berganda , dapat diketahui proporsi variasi variabel terikat yang diterangkan oleh semua variabel bebas secara bersama-sama dengan mencari koefisien determinasi berganda (R2). Nilai (R2) terletak antara 0 dan 1. Jika (R2) =1 berarti 100 % total variasi variabel terikat diterangkan oleh persamaan garis regresi. Jika (R2) = 0 berarti tidak ada variasi variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas yang ada. Dengan menggunakan program SPSS versi 13 maka nilai (R2) akan langsung ditampilkan tanpa harus menghitung secara manual. Dalam analisis regresi berganda , pengukuran R akan mengetahui tingkat keeratan hubungan linear antara variabel terikat dengan semua variabel bebas secar bersama-sama. R selalu memiliki nilai positif . Angka R menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel terikat dengan seluruh variabel bebas adalah kuat atau lemah. Dengan menggunakan program SPSS versi 13 maka nilai R akan langsung ditampilkan tanpa menghitung secara manual. Defenisis korelasi kuat apabila nilaia R diatas 0,5 sedangkan defenisi korelasi lemah bila nilai R dibawahy 0,5. Karena data dapat berubah dari satu sampel ke sampel lain, penduga yang dihasilkan juga akna berubah, karena itu diperlukan suatu perkiraan ketepatan pendugaan, yang dalam statistik dikenal sebagai standart error pendugaan. Dengan menggunakan program SPSS versi 13 maka nilai μ akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel terikat. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 b. Uji Hipotesis Hipotesis diuji dengan menggunakan t-test dan F- test . • Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik baik sebelum maupun setelah perubahan peraturan Bapepam secara parsial (individu). H0 : βi = 0 Artinya suatu variabel independen yang sedang diuji bukan merupakan penjelas signifikan terhadap variabel dependen H1 : βi ≠ 0 Artinya variabel independen tersebut merupakan penjelas signifikan terhadap variabel dependen Pengambilan keputusan : - Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima - Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Nilai probabilitas ( Sig./Significance) dapat diketahui langsung dengan menggunakan program SPSS versi 13 • Uji F – test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen, yaitu tingkat pengungkapan laporan tahunan secara simultan (secara bersama-sama). H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Artinya tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan. H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 Artinya semua variabel independen berpengaruh secara simultan . Pengambilan keputusan : - Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima - Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Nilai probabilitas ( Sig./Significance) dapat diketahui langsung dengan menggunakan program SPSS versi 13 3. Uji beda dua sampel berpasangan Untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah diungkapkan sebelumnya maka dilakukan pengujian statistik parametrik, yaitu uji t untuk dua sampel yang berpasangan. Uji t ini digunakan untuk dua sampel berpasangan yaitu sampel sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam apakah mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik secara nyata atau signifikan berbeda atau tidak. Hipotesis : Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A . Hasil Penelitian 1 . Gambaran Umum Objek Penelitian A.Gambaran dan Pengelompokkan sampel Objek penelitian adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta maupun di Bursa Efek Surabaya yang selama tahun 2006 dan 2007 telah mengeluarkan laporan tahunan sampai dengan tanggal 30 April 2008 (sesuai dengan peraturan Bapepam nomor : kep-134/BL/2006). Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah dilakukan pemilihan sample secara stratified sampling maka diperoleh sampel penelitian secara keseluruhan berjumlah 33 perusahaan, yaitu sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Sampel No 1 2 Sektor Sektor Pertanian Stock UNSP SMCB SUGI UNVR Nama Emiten 1. Bakrie Sumatera Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) Tbk 3. Internasional Nickel Ind Tbk 4. Holcim 5. Sugi Sama Persada Tbk 6. Unilever Indonesia Tbk Sektor pertambangan ANTM GMTD 7. Gowa makasar tourism INCO 3 4 5 6 Sektor indutri dasar Sektor aneka industri Sektor industri barang konsumsi Sektor property dan real estate Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Bersambung ke halaman 57 Lanjutan dari halaman 56 LPCK TOTL 7 Sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi LPPF 9. Total Bangun Perkasa Tbk 10. Excel Comindo Pratama Tbk 11. Mobile 8 12. Zebra Nusantara Tbk 13. PetroseaTbk 14. Berlian Laju Tanker Tbk 15.Lippo Karawaci Tbk 16. Bank Lippo 17. Bank Niaga 18. Bank Danamon Tbk 19. Wahana Otomitra Multiartha (WOM Finance) Tbk 20. BFI Finance 21. Adira Dinamika Multi Finance 22. Reliance Sekuritas Tbk 23. Lipo Sekuritas Tbk 24. Panca Global Sekuritas Tbk 25. Lippo General insurance Tbk 26. Asia Kapitalindo Tbk 27. Capital Link Investment 28. Pasifik utama Tbk ASBI TGKA 29. Asuransi Bintang Tbk 30. Tiga Raksa Satria Tbk SONA 31. Sona Topas Tourism Tbk 32. Toko Gunung Agung Tbk 33. Tempo Inti Media Tbk 34. Multipolar Tbk EXCL FREN ZBRA PTRO BLTA 8 Sektor Keuangan LPKR LPBN BNGA BDMN WOMF BFIN ADMF RELI LPPS PEGE LPGI AKSI MTFN 9 Sektor perdagangan jasa dan investasi Tbk 8. Lipo Cikarang Tbk TKGA TMPO MLPL Sumber : Penulis, 2008 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 B. Tingkat Pengungkapan Pada penelitian ini daftar item-item pengungkapan dibuat dengan referensi dari Bapepam ( dengan kep no : 38/PM/1996 untuk pengungkapan tahun 2006 dan kep no : 134/BL/2006 untuk pengungkapan tahun 2007 ) dan ketentuan PSAK untuk pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan survey pada laporan tahunan perusahaan-perusahaan sampel serta item-item pengungkapan sukarela menurut Alan Levinsohn (2001) dan Purnomisidhi (2006) untuk pengungkapan sukarela (Voluntary disclosure). Survey dilakukan dengan cara menggunakan metode Control Analysis yaitu dengan cara membaca laporan tahunan setiap perusahaan sampel dan menvari informasi yang terkandung didalamnya menurut frame work item-item pengungkapan sukarela. Adapun item-item pengungkapan sukarela tersebut berjumlah 15 item, antara lain : a) Data keuangan dan non-keuangan 1) Informasi mengenai perusahaan melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dalam tahun berjalan 2) Rincian mengenai pemasok utama (pembelian bahan baku) dalam pos beban pokok penjualan 3) Rincian mengenai biaya pabrikasi pada pos beban pokok penjualan ataupun dibuat dalam pos tersendiri 4) Informasi mengenai lokasi pemasaran hasil produksi b) Analisis data keuangan dan non-keuangan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 5) Informasi mengenai penjelasan transaksi dan saldo antara perusahaan yang dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang dimuat dalam pos iktisar kebijakan akuntansi bagian prinsip konsolidasi 6) Penjelasan mengenai dampak kondisi perekonomian pada kondisi keuangan perusahaan 7) Penjelasan mengenai gejolak politik dan keamanan 8) Penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang berpengaruh pada perusahaan 9) Penjelasan mengenai pengadaan bahan baku 10) Penjelasan pangsa pasar 11) Penjelasan mengenai manajemen resiko pada pos kondisi perekonomian ( dalam bentuk uraian mengenai tindakan-tindakan manajemen me-manage risiko pertukaran mata uang asing, resiko tingkat bunga, dan risisko kredit) c) Informasi yang berorientasi pada masa depan 12) Rencana manajemen dimasa depan 13) Prospek usaha dimasa depan d) Dimensi modal intelektual 14) Informasi mengenai adanya usaha untuk meningkatkan kualitas SDM 15) Informasi mengenai adanya usaha untuk meningkatkan teknologi informasi Dalam penelitian ini, analisis tingkat pengungkapan dilakukan pada laporan tahunan periode 2006 dan 2007. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Metode yang digunakan untuk menentukan skor atas tingkat pengungkapan masing-masing perusahaan sampel dilakukan dnegna menggunakan metode scoring. Scoring pada penelitian ini hanya memberikan nilai 0 atau 1 pada itemitem pengungkapan yang terdapat pada laporan tahunan setiap perusahaan . Setiap terdapat item pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan sampel maka diberikan nilai 1 untuk masing-masing item pengungkapan tersebut dan bila tidak terdapat item pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan sampel maka diberikan nilai 0. setelah itu dilakukan perhitungan total poin item-item yang dihasilkan oleh setiap perusahaan. Setelah dilakukan perhitungan total point item-item yang dihasilkan oleh setiap perusahaan maka dihitung besarnya pengungkapan masing-masing perusahaan dengan rumus : Indeks Pengungkapan = Yes : (Yes + No) x 100% Berikut tabel besarnya tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam. Tabel 4.2 Besarnya Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Pertanian Stock Nama Emiten Yes No UNSP 1. Bakrie Sumatera Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) Tbk 3. Internasional Nickel Ind Tbk 4. Holcim 5. Sugi Sama Persada Tbk 131 21 Pengun gkapan 86,18 130 22 85,52 122 26 82,43 118 103 34 46 77,63 69,12 Pertambangan ANTM INCO Indutri dasar Aneka industri SMCB SUGI Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Bersambung ke halaman 61 Lanjutan dari halaman 60 Industri UNVR 6. Unilever Indonesia Tbk barang konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism real estate Tbk LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk TOTL 9. Total Bangun Perkasa Tbk Infrastruktur, EXCL 10. Excel Comindo Pratama utilitas, dan Tbk transportasi FREN 11. Mobile 8 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk PTRO 13. PetroseaTbk BLTA 14. Berlian Laju Tanker Tbk LPKR 15.Lippo Karawaci Tbk Keuangan LPBN 16. Bank Lippo BNGA 17. Bank Niaga BDMN 18. Bank Danamon Tbk WOMF 19. Wahana Otomitra Multiartha (WOM Finance) Tbk BFIN 20. BFI Finance ADMF 21. Adira Dinamika Multi Finance RELI 22. Reliance Sekuritas Tbk LPPS 23. Lipo Sekuritas Tbk PEGE 24. Panca Global Sekuritas Tbk LPGI 25. Lippo General insurance Tbk AKSI 26. Asia Kapitalindo Tbk MTFN 27. Capital Link Investment LPPF 28. Pasifik utama Tbk Perdagangan jasa dan investasi 116 36 76,31 104 48 68,42 110 110 42 40 72,36 73,33 105 48 68,62 125 119 116 130 26 33 36 22 82,78 78,28 76,31 85,52 120 124 121 66 103 32 25 29 92 50 78,94 83,22 80,66 41,77 67,32 107 116 48 35 69,03 76,82 108 108 96 41 42 51 72,48 72,00 65,30 101 49 66,01 96 101 107 59 46 45 61,93 78,70 70,39 ASBI TGKA 29. Asuransi Bintang Tbk 30. Tiga Raksa Satria Tbk 112 130 39 22 74,17 85,52 SONA 31. Sona Topas Tourism Tbk 32. Toko Gunung Agung Tbk 110 42 72,36 111 39 74,00 TKGA Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Lanjutan dari halaman 61 TMPO MLPL 33. Tempo Inti Media Tbk 34. Multipolar Tbk 103 50 67,32 124 28 81,57 3803 1344 73,88 Bersambung ke halaman 62 Total Sumber : Penulis ,2008 Tabel 4.3 Besarnya Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Setelah Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Stock Nama Emiten Ya Tidak UNSP 1. Bakrie Sumatera Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) Tbk 3. Internasional Nickel Ind Tbk 4. Holcim 5. Sugi Sama Persada Tbk 163 25 Pengun gkapan 86,70 167 19 89,78 168 19 89,83 139 132 43 46 76,37 74,15 Industri UNVR 6. Unilever Indonesia Tbk barang konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism real estate Tbk LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk TOTL 9. Total Bangun Perkasa Tbk Infrastruktur, EXCL 10. Excel Comindo utilitas, dan Pratama Tbk transportasi FREN 11. Mobile 8 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk PTRO 13. PetroseaTbk BLTA 14. Berlian Laju Tanker Tbk LPKR 15.Lippo Karawaci Tbk Keuangan LPBN 16. Bank Lippo BNGA 17. Bank Niaga BDMN 18. Bank Danamon Tbk WOMF 19. Wahana Otomitra Multiartha (WOM Finance) Tbk 156 29 84,32 137 44 75,69 137 145 42 40 76,53 78,37 145 41 77,95 159 122 131 160 28 62 47 24 85,02 66,30 73,59 86,96 164 163 167 142 114 23 22 21 50 73 87,70 88,10 88,82 73,95 60,96 Pertanian Pertambangan ANTM INCO Indutri dasar Aneka industri SMCB SUGI Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Lanjutan dari halaman 62 BFIN ADMF LPPF 20. BFI Finance 141 32 81,50 21. Adira Dinamika Multi 159 29 84,57 Finance Dilanjutkan ke halaman 63 22. Reliance Sekuritas Tbk 136 37 78,61 23. Lipo Sekuritas Tbk 135 40 77,14 24. Panca Global Sekuritas 130 44 74,71 Tbk 25. Lippo General 141 41 77,47 insurance Tbk 26. Asia Kapitalindo Tbk 134 61 68,71 27. Capital Link 124 48 72,09 Investment 28. Pasifik utama Tbk 133 45 74,72 ASBI TGKA 29. Asuransi Bintang Tbk 30. Tiga Raksa Satria Tbk 120 141 32 38 78,94 78,77 SONA 31. Sona Topas Tourism Tbk 32. Toko Gunung Agung Tbk 33. Tempo Inti Media Tbk 34. Multipolar Tbk 135 41 76,70 135 42 76,27 131 153 4859 48 28 1304 73,18 84,53 78,84 RELI LPPS PEGE LPGI AKSI MTFN Perdagangan jasa dan investasi TKGA TMPO MLPL Total Sumber : Penulis, 2008 C.Likuiditas Dalam penelitian ini , likuiditas didapat dari rumus Current ratio.Data-data dalam penelitian ini didapat dari Iktisar data keuangan penting yang terdapat didalam laporan tahunan masing-masing perusahaan sampel baik sebelum maupun setelah perubahan peraturan Bapepam. Pada beberapa perusahaan sampel didalam iktisar data keuangan penting sudah tercantum besarnya rasio lancar (current ratio) perusahaan sehingga tidak diperlukan lagi menghitungnya, tetapi pada sebagian besar perusahaan sampel tidak dicantumkan secara langsung Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 besarnya rasio lancar (current ratio) sehingga perlu dicari berapa besarnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung besarnya current ratio setiap perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan besarnya current assets setiap perusahaan baik tahun 2006(sebelum) maupun tahun 2007(setelah). 2. Menentukan besarnya current liabilities setiap perusahaan baik tahun 2006(sebelum) maupun tahun 2007(setelah). 3. Setelah diketahui besarnya masing-masing data per tahun maka dimasukkan kedalam rumus berikut ini : Current Ratio = Current Asset Current Liabilities Hasil perhitungan Current Ratio yang selanjutnya akan dipandang sebagai likuiditas baik sebelum maupun setelah perubahan peratyuran Bapepam ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 4.4 Likuiditas Perusahaan Sampel Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Pertanian Stock Nama Emiten UNSP 1. Bakrie Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) Tbk 3. Internasional Nickel Ind Tbk 4. Holcim 5. Sugi Sama Persada Tbk Pertambangan ANTM INCO Indutri dasar Aneka industri SMCB SUGI Pengung Likuidit kapan as Sumatera 86,18 2,08 85,52 2,8 82,43 4,60 77,63 69,12 1,23 3,025 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Industri UNVR 646. Unilever Indonesia Tbk 76,31 1,26 Lanjutan dari halaman barang konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism 68,42 1,43 real estate Tbk Dilanjutkan ke halaman 65 LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk 72,36 1,62 TOTL 9. Total Bangun Perkasa 73,33 1,58 Tbk Infrastruktur, EXCL 10. Excel Comindo 68,62 0,51 utilitas, dan Pratama Tbk transportasi FREN 11. Mobile 8 82,78 2,14 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk 78,28 0,39 PTRO 13. PetroseaTbk 76,31 2,27 BLTA 14. Berlian Laju Tanker 85,52 1,5 Tbk LPKR 15.Lippo Karawaci Tbk 78,94 1,62 Keuangan LPBN 16. Bank Lippo 83,22 3,24 BNGA 17. Bank Niaga 80,66 1,31 BDMN 18. Bank Danamon Tbk 41,77 1,70 WOMF 19. Wahana Otomitra 67,32 1,14 Multiartha (WOM Finance) Tbk BFIN 20. BFI Finance 69,03 1,35 ADMF 21. Adira Dinamika Multi 76,82 1,58 Finance RELI 22. Reliance Sekuritas 72,48 1,97 Tbk LPPS 23. Lipo Sekuritas Tbk 72,00 0,29 PEGE 24. Panca Global 65,30 1,86 Sekuritas Tbk LPGI 25. Lippo General 66,01 4,48 insurance Tbk AKSI 26. Asia Kapitalindo Tbk 61,93 4,60 MTFN 27. Capital Link 78,70 1,35 Investment LPPF 28. Pasifik utama Tbk 70,39 0,591 Perdagangan jasa dan investasi ASBI TGKA 29. Asuransi Bintang Tbk 30. Tiga Raksa Satria Tbk 74,17 85,52 1,90 1,35 SONA 31. Sona Topas Tourism Tbk 32. Toko Gunung Agung 72,36 1,25 74,00 0,47 TKGA Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 TMPO MLPL Sumber : Penulis, 2008 Tbk 33. Tempo Inti Media Tbk 34. Multipolar Tbk 67,32 81,57 0,45 1,36 Dilanjutkan ke halaman 66 Tabel 4.5 Likuiditas Perusahaan Sampel Setelah Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Pertanian Stock Nama Emiten UNSP 1. Bakrie Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) Tbk 3. Internasional Nickel Ind Tbk 4. Holcim 5. Sugi Sama Persada Tbk Pertambangan ANTM INCO Indutri dasar Aneka industri SMCB SUGI Pengung Likuidit kapan as Sumatera 86,70 3,54 Industri UNVR 6. Unilever Indonesia Tbk barang konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism real estate Tbk LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk TOTL 9. Total Bangun Perkasa Tbk Infrastruktur, EXCL 10. Excel Comindo utilitas, dan Pratama Tbk transportasi FREN 11. Mobile 8 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk PTRO 13. PetroseaTbk BLTA 14. Berlian Laju Tanker Tbk LPKR 15.Lippo Karawaci Tbk Keuangan LPBN 16. Bank Lippo BNGA 17. Bank Niaga BDMN 18. Bank Danamon Tbk WOMF 19. Wahana Otomitra Multiartha (WOM Finance) Tbk BFIN 20. BFI Finance ADMF 21. Adira Dinamika Multi 89,78 4,47 89,83 2,53 76,37 74,15 1,33 2,93 84,32 1,11 75,69 1,45 76,53 78,37 1,55 1,38 77,95 0,23 85,02 66,30 73,59 86,96 4,26 0,36 1,71 0,70 87,70 88,10 88,82 73,95 60,96 1,75 3,3 1,26 1,47 1,07 81,50 84,57 2,09 1,45 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Lanjutan dari halaman 66Finance RELI 22. Reliance Sekuritas 78,61 1,50 Tbk LPPS 23. Lipo Sekuritas Tbk 77,14 0,53 PEGE 24. Panca Global 74,71 1,26 Sekuritas Tbk Dilanjutkan ke halaman 66 LPGI 25. Lippo General 77,47 5,48 insurance Tbk AKSI 26. Asia Kapitalindo Tbk 68,71 1,14 MTFN 27. Capital Link 72,09 1,15 Investment LPPF 28. Pasifik utama Tbk 74,72 0,459 Perdagangan jasa dan investasi ASBI TGKA 29. Asuransi Bintang Tbk 30. Tiga Raksa Satria Tbk 78,94 78,77 1,68 1,30 SONA 31. Sona Topas Tourism Tbk 32. Toko Gunung Agung Tbk 33. Tempo Inti Media Tbk 34. Multipolar Tbk 76,70 1,16 76,27 0,591 73,18 84,53 0,47 2,16 TKGA TMPO MLPL Sumber : Penulis , 2008 D.Solvabilitas Solvabilitas didapat dari rumus debt to total asset dari masing-masing tahun pengamatan.Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menghitung solvabilitas adalah sebagai berikut : 1. Menentukan besarnya total liabilities masing-masing perusahaan sampel pertahun pengamatan 2. Menetukan besarnya total asset masing-masing perusahaan sampel pertahun pengamatan. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 3. Setelah data-data diatas didapat maka dimasukkan kedalam rumus berikut ini : Debt to total Asset = Total Liabilities Owner ' s Equity Pada beberapa perusahaan yang menjadi sampel langkah-langkah ini tidak diperlukan karena didalam iktisar data keuangan penting yang terdapat dalam laporan tahunan sudah terdapat debt to total assets . Hasil perhitungan debt to total assets yang selanjutnya akan dipandang sebagai solvabilitas baik sebelum maupun setelah perubahan peraturan Bapepam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.6 Solvabilitas Perusahaan Sampel Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Pertanian Stock Nama Emiten UNSP 1. Bakrie Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) Tbk 3. Internasional Nickel Ind Tbk 4. Holcim 5. Sugi Sama Persada Tbk Pertambangan ANTM INCO Indutri dasar Aneka industri SMCB SUGI Pengungk apan Sumatera 86,18 Industri UNVR 6. Unilever Indonesia Tbk barang konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism real estate Tbk LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk TOTL 9. Total Bangun Perkasa Tbk Infrastruktur, EXCL 10. Excel Comindo Pratama Solvabilit as 0,61 85,52 0,61 82,43 0,21 77,63 69,12 0,57 0,24 76,31 0,48 68,42 0,1 72,36 73,33 0,28 0,56 68,62 0,004 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 utilitas, dan Tbk transportasi Lanjutan dari halaman 68 FREN 11. Mobile 8 82,78 0,47 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk 78,28 0,50 PTRO 13. PetroseaTbk 76,31 0,37 BLTA 14. Berlian Laju Tanker Tbk 85,52 0,52 Dilanjutkan ke halaman 69 0,3 LPKR 15.Lippo Karawaci Tbk 78,94 Keuangan LPBN 16. Bank Lippo 83,22 1,00 BNGA 17. Bank Niaga 80,66 0,89 BDMN 18. Bank Danamon Tbk 41,77 0,029 WOMF 19. Wahana Otomitra 67,32 0,90 Multiartha (WOM Finance) Tbk BFIN 20. BFI Finance 69,03 0,26 ADMF 21. Adira Dinamika Multi 76,82 0,47 Finance RELI 22. Reliance Sekuritas Tbk 72,48 0,50 LPPS 23. Lipo Sekuritas Tbk 72,00 0,6 PEGE 24. Panca Global Sekuritas 65,30 0,53 Tbk LPGI 25. Lippo General insurance 66,01 0,22 Tbk AKSI 26. Asia Kapitalindo Tbk 61,93 0,191 MTFN 27. Capital Link Investment 78,70 0,47 LPPF 28. Pasifik utama Tbk 70,39 0,581 Perdagangan jasa dan investasi ASBI TGKA 29. Asuransi Bintang Tbk 30. Tiga Raksa Satria Tbk 74,17 85,52 0,5251 0,74 SONA TKGA 31. Sona Topas Tourism Tbk 32. Toko Gunung Agung Tbk 33. Tempo Inti Media Tbk 34. Multipolar Tbk 72,36 74,00 0,69 0,98 67,32 81,57 0,98 0,66 TMPO MLPL Sumber : Penulis, 2008 Tabel 4.7 Solvabilitas Perusahaan Sampel Setelah Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Pertanian Stock UNSP Nama Emiten 1. Bakrie Pengungk apan Sumatera 86,70 Solvabilit as 0,64 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Lanjutan halaman 69 Pertambangan ANTM INCO Indutri dasar Aneka industri SMCB SUGI Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) 89,78 0,27 Tbk 3. Internasional Nickel Ind 89,83 0,27 Tbk 4. Holcim 76,37 0,54 ke halaman 700,25 5. Sugi Sama PersadaDilanjutkan Tbk 74,15 Industri UNVR 6. Unilever Indonesia Tbk barang konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism real estate Tbk LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk TOTL 9. Total Bangun Perkasa Tbk Infrastruktur, EXCL 10. Excel Comindo Pratama utilitas, dan Tbk transportasi FREN 11. Mobile 8 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk PTRO 13. PetroseaTbk BLTA 14. Berlian Laju Tanker Tbk LPKR 15.Lippo Karawaci Tbk Keuangan LPBN 16. Bank Lippo BNGA 17. Bank Niaga BDMN 18. Bank Danamon Tbk WOMF 19. Wahana Otomitra Multiartha (WOM Finance) Tbk BFIN 20. BFI Finance ADMF 21. Adira Dinamika Multi Finance RELI 22. Reliance Sekuritas Tbk LPPS 23. Lipo Sekuritas Tbk PEGE 24. Panca Global Sekuritas Tbk LPGI 25. Lippo General insurance Tbk AKSI 26. Asia Kapitalindo Tbk MTFN 27. Capital Link Investment LPPF 28. Pasifik utama Tbk ASBI 29. Asuransi Bintang Tbk 84,32 0,49 75,69 0,1 76,53 78,37 0,04 0,65 77,95 0,05 85,02 66,30 73,59 86,96 87,70 88,10 88,82 73,95 60,96 0,59 0,44 0,48 0,76 0,3 0,89 0,90 0,023 0,90 81,50 84,57 0,52 0,41 78,61 77,14 74,71 0,66 0,41 0,78 77,47 0,18 68,71 72,09 74,72 0,819 0,41 0,339 78,94 0,5951 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Perdagangan TGKA 30. Tiga Raksa Satria Tbk 78,77 0,77 jasa dan Lanjutan dari halaman 70 investasi SONA 31. Sona Topas Tourism Tbk 76,70 0,69 TKGA 32. Toko Gunung Agung 76,27 0,91 Tbk Dilanjutkan73,18 ke halaman 71 TMPO 33. Tempo Inti Media Tbk 1,09 MLPL 34. Multipolar Tbk 84,53 0,65 Sumber : Penulis,2008 E.Profitabilitas Profitabilitas dalam penelitian ini diwakilkan oleh ROA (Return On Assets).Dalam penelitian ini setiap perusahaan sampel telah menetapkan besarnya ROA masing-masing perusahaan didalam iktisar data keuangan penting yang terdapat dalam laporan tahunan emiten baik tahun 2006 maupun 2007, sehingga dalam mendapatkan rasio profitabilitas tidak diperlukan lagi perhitungan, hanya pada beberapa perusahaan membuat dalam bentuk persentase dan beberapa lainnya tidak sehingga untuk memudahkan pengujian selanjutnya penulis membuat seluruh rasio profitabilitas tidak dalam bentuk persentase melainkan rasio. Berikut tabel rasio profitabilitas perusahaan sampel baik sebelum maupun setelah perubahan peraturan Bapepam. Tabel 4.8 Profitabilitas Perusahaan Sampel Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Pertanian Stock Nama Emiten UNSP 1. Bakrie Sumatera Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) Tbk 3. Internasional Nickel Ind Pertambangan ANTM INCO Pengun gkapan 86,18 Profitabilitas 85,52 0,17 82,43 0,3869 0,18 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Tbk Indutri dasar SMCB 4. Holcim Lanjutan dari halaman 71 Aneka SUGI 5. Sugi Sama Persada Tbk industri 77,63 69,12 0,06 0,01 Industri UNVR 6. Unilever Indonesia Tbk 76,31 0,52 barang Dilanjutkan kehalaman 72 konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism 68,42 0,04 real estate Tbk LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk 72,36 0,06 TOTL 9. Total Bangun Perkasa 73,33 0,11 Tbk Infrastruktur, EXCL 10. Excel Comindo 68,62 0,06 utilitas, dan Pratama Tbk transportasi FREN 11. Mobile 8 82,78 0,13 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk 78,28 0,05 PTRO 13. PetroseaTbk 76,31 0,0537 BLTA 14. Berlian Laju Tanker 85,52 0,01 Tbk LPKR 15.Lippo Karawaci Tbk 78,94 0,04 Keuangan LPBN 16. Bank Lippo 83,22 0,02 BNGA 17. Bank Niaga 80,66 0,02 BDMN 18. Bank Danamon Tbk 41,77 0,018 WOMF 19. Wahana Otomitra 67,32 0,019 Multiartha (WOM Finance) Tbk BFIN 20. BFI Finance 69,03 0,10 ADMF 21. Adira Dinamika Multi 76,82 0,16 Finance RELI 22. Reliance Sekuritas Tbk 72,48 0,10 LPPS 23. Lipo Sekuritas Tbk 72,00 0,07 PEGE 24. Panca Global Sekuritas 65,30 0,053 Tbk LPGI 25. Lippo General 66,01 0,00 insurance Tbk AKSI 26. Asia Kapitalindo Tbk 61,93 (0,02) MTFN 27. Capital Link 78,70 0,27 Investment LPPF 28. Pasifik utama Tbk 70,39 (0,046) Perdagangan jasa dan ASBI TGKA 29. Asuransi Bintang Tbk 30. Tiga Raksa Satria Tbk 74,17 85,52 0,0071 0,025 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 investasi SONA 31. Sona Topas Tourism Tbk Lanjutan dari halaman TKGA 7232. Toko Gunung Agung Tbk TMPO 33. Tempo Inti Media Tbk MLPL 34. Multipolar Tbk 72,36 0,019 74,00 (0,079) 67,32 (0,05) 81,57 0,006 Dilanjutkan kehalaman 73 Sumber : Penulis ,2008 Tabel 4.9 Solvabilitas Perusahaan Sampel Setelah Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Pertanian Stock Nama Emiten UNSP 1. Bakrie Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) Tbk 3. Internasional Nickel Ind Tbk 4. Holcim 5. Sugi Sama Persada Tbk Pertambangan ANTM INCO Indutri dasar Aneka industri SMCB SUGI Pengungka pan Sumatera 86,70 Industri UNVR 6. Unilever Indonesia Tbk barang konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism real estate Tbk LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk TOTL 9. Total Bangun Perkasa Tbk Infrastruktur, EXCL 10. Excel Comindo utilitas, dan Pratama Tbk transportasi FREN 11. Mobile 8 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk PTRO 13. PetroseaTbk BLTA 14. Berlian Laju Tanker Tbk LPKR 15.Lippo Karawaci Tbk Keuangan LPBN 16. Bank Lippo Profitabilit as 0,16 89,78 0,64 89,83 0,93 76,37 74,15 0,12 0,12 84,32 0,52 75,69 0,04 76,53 78,37 0,86 0,03 77,95 0,02 85,02 66,30 73,59 86,96 0,018 0,12 0,0477 0,032 87,70 88,10 0,03 0,029 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 BNGA 17. Bank Niaga 88,82 0,020 BDMN 18. Bank Danamon Tbk 73,95 0,024 Lanjutan dari halaman 73 WOMF 19. Wahana Otomitra 60,96 0,05 Multiartha (WOM Finance) Tbk BFIN 20. BFI Finance 81,50 0,09 ADMF 21. Adira Dinamika Multi 84,57 0,17 Dilanjutkan ke halaman 74 Finance RELI 22. Reliance Sekuritas Tbk 78,61 0,076 LPPS 23. Lipo Sekuritas Tbk 77,14 0,31 PEGE 24. Panca Global Sekuritas 74,71 0,041 Tbk LPGI 25. Lippo General 77,47 0,02 insurance Tbk AKSI 26. Asia Kapitalindo Tbk 68,71 0,029 MTFN 27. Capital Link 72,09 (0,05) Investment LPPF 28. Pasifik utama Tbk 74,72 0,30 Perdagangan jasa dan investasi ASBI TGKA 29. Asuransi Bintang Tbk 30. Tiga Raksa Satria Tbk 78,94 78,77 (0,067) 0,035 SONA 31. Sona Topas Tourism Tbk 32. Toko Gunung Agung Tbk 33. Tempo Inti Media Tbk 34. Multipolar Tbk 76,70 0,033 76,27 0,27 73,18 84,53 0,02 0,006 TKGA TMPO MLPL Sumber : Penulis,2008 F. Ukuran Perusahaan Dalam penelitian ini, nilai pasar ekuitas ditentukan dengan cara mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga pasar saham closing price pada tanggal 31 Desember pada tahun laporan keuangan dibuat. Hasil perhitungan nilai pasar ekuitas tiap tahunnya baik sebelum maupun setelah perubahan peraturan Bapepam dapat dilihat pada tabel berikut. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 4.10 Ukuran Perusahaan Perusahaan Sampel Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Pertanian Stock Nama Emiten UNSP Indutri dasar SMCB 1. Bakrie Sumatera Plantation Tbk 2. Aneka tambang (persero) Tbk 3. Internasional Nickel Ind Tbk 4. Holcim Aneka industri SUGI 5. Sugi Sama Persada Tbk Pertambangan ANTM INCO Industri UNVR 6. Unilever Indonesia Tbk barang konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism real estate Tbk LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk TOTL Infrastruktur, utilitas, dan transportasi Keuangan Pengungka pan 86,18 85,52 82,43 77,63 69,12 76,31 5035800000 0000 68,42 5076900000 0 1983600000 00 1787500000 000 4108275000 0 72,36 9. Total Bangun Perkasa Tbk 10. Excel Comindo Pratama Tbk 73,33 FREN 11. Mobile 8 82,78 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk 78,28 PTRO BLTA 13. PetroseaTbk 14. Berlian Laju Tanker Tbk 76,31 85,52 LPKR 15.Lippo Karawaci Tbk 78,94 LPBN 16. Bank Lippo 83,22 EXCL Ukuran Perusahaan 2241670000 000 4000000000 0 5886187000 000 5287401000 000 5076900000 0 68,62 6267200000 000 3933997200 0 421050000 2483731250 00 1061839000 00 1700000000 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 BNGA 17. Bank Niaga Lanjutan dari halaman 75 BDMN 18. Bank Danamon Tbk WOMF 19. Wahana Multiartha Finance) Tbk BFIN 20. BFI Finance ADMF 41,77 67,32 000 1109893400 0000 3338550000 0000 1160000000 000 Dilanjutkan kehalaman 76 69,03 9880000000 00 76,82 2692350000 RELI 21. Adira Dinamika Multi Finance 22. Reliance Sekuritas Tbk LPPS 23. Lipo Sekuritas Tbk 72,00 PEGE 65,30 AKSI 24. Panca Global Sekuritas Tbk 25. Lippo General insurance Tbk 26. Asia Kapitalindo Tbk MTFN 27. Capital Link Investment 78,70 LPPF 28. Pasifik utama Tbk 70,39 ASBI 29. Asuransi Bintang Tbk 74,17 TGKA 30. Tiga Raksa Satria Tbk 85,52 SONA 31. Sona Topas Tourism Tbk 72,36 TKGA 74,00 TMPO 32. Toko Gunung Agung Tbk 33. Tempo Inti Media Tbk MLPL 34. Multipolar Tbk 81,57 LPGI Perdagangan jasa dan investasi Otomitra (WOM 80,66 72,48 66,01 61,93 67,32 2250000000 00 6100875000 0 8525000000 0 5100000000 0 7560000000 0 4882580000 00 9722320000 8709500000 0 3525855750 00 8280000000 0 1300000000 0 7250000000 0 4802050724 00 Sumber : Penulis ,2008 Tabel 4.11 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Ukuran Perusahaan Perusahaan Sampel Setelah Perubahan Peraturan Bapepam Sektor Stock Nama Emiten Pengun Ukuran gkapan Perusahaan Lanjutan dari halaman 76 Pertanian UNSP 1. Bakrie Sumatera 86,70 9590650000 Plantation Tbk 00 Pertambangan ANTM 2. Aneka tambang (persero) 89,78 2247345000 Tbk 000 Dilanjutkan ke halaman 77 INCO 3. Internasional Nickel Ind 89,83 2111874100 Tbk 0000 Indutri dasar SMCB 4. Holcim 76,37 1176255100 0000 Aneka SUGI 5. Sugi Sama Persada Tbk 74,15 6068062510 industri 00000 Industri UNVR 6. Unilever Indonesia Tbk barang konsumsi Property dan GMTD 7. Gowa makasar tourism real estate Tbk LPCK 8. Lipo Cikarang Tbk TOTL Infrastruktur, utilitas, dan transportasi Keuangan 84,32 5150250000 0000 75,69 5076900000 0 4454400000 00 1518775000 0 2253735000 0 76,53 9. Total Bangun Perkasa Tbk 10. Excel Comindo Pratama Tbk 78,37 FREN 11. Mobile 8 85,02 ZBRA 12. Zebra Nusantara Tbk 66,30 PTRO BLTA LPKR 13. PetroseaTbk 14. Berlian Laju Tanker Tbk 15.Lippo Karawaci Tbk 73,59 86,96 87,70 LPBN BNGA 16. Bank Lippo 17. Bank Niaga 88,10 88,82 BDMN 18. Bank Danamon Tbk 73,95 WOMF 19. Wahana Multiartha Finance) Tbk BFIN 20. BFI Finance 60,96 EXCL Otomitra (WOM 77,95 81,50 5274360000 000 4261830300 0 376070000 238180187 2263783850 00 1700000000 1109034300 0000 4026400000 0 7400000000 00 9804000000 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 ADMF 21. Adira Dinamika Multi Finance 22. Reliance Sekuritas Tbk 84,57 76,70 TMPO 31. Sona Topas Tourism Tbk 32. Toko Gunung Agung Tbk 33. Tempo Inti Media Tbk MLPL 34. Multipolar Tbk 84,53 RELI Lanjutan halaman 77 LPPS PEGE LPGI AKSI MTFN LPPF ASBI Perdagangan jasa dan investasi TGKA SONA TKGA 00 2780800000 78,61 3330000000 00 23. Lipo Sekuritas Tbk 77,14 2795310000 00 24. Panca Global Sekuritas 74,71 1129260960 Tbk 00 Dilanjutkan kehalaman 78 25. Lippo General insurance 77,47 8100000000 Tbk 0 26. Asia Kapitalindo Tbk 68,71 7500000000 0 27. Capital Link Investment 72,09 5465590000 00 28. Pasifik utama Tbk 74,72 2126757500 0 29. Asuransi Bintang Tbk 78,94 5486985000 0 30. Tiga Raksa Satria Tbk 78,77 3214725500 00 76,27 73,18 8280000000 0 1300000000 0 7250000000 0 7327971720 00 Sumber: Penulis,2008 2.Deskripsi Data Secara statistik. Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maximum, serta standart deviasi yang merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami. Tabel 4.12 Descriptive Statistics Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam (2006) Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 N Minimum Maximum lnpc 33 4.13 4.46 lnlk 33 -1.24 1.53 Lanjutan dari halaman 78 lnsv 33 -5.52 .00 lnpr 28 -5.12 3.33 lnup 33 18.48 31.55 Unstandardized 28 -.16481 .11483 Residual Valid N 28 (listwise) Mean 4.3158 .3666 -.8986 -2.8520 25.8390 Std. Deviation .08970 .69179 .98586 1.66499 2.98145 .0000000 .07336889 Dilanjutkan ke halaman 78 Sumber : data diolah penulis ,2008 Keterangan : Pc : Luas Pengungkapan Lk : Likuiditas Sv : Solvabilitas Pr : Profotabilitas Up : Ukuran Perusahaan Berikut perincian data yang telah diolah : • Dari 34 sampel yang telah ditentukan hanya 33 sampel yang lolos untuk variabel pengungkapan. Variabel pengungkapan memiliki nilai minimun 4,13 dan nilai maksimum 4,46 dengan rata-rata pengungkapan 4,3158 dan standart deviasi sebesar 0,08970. • Variabel likuiditas memiliki nilai minimum sebesar -1,24 dan nilai maksimum 1,53 dengan nilai rata-rata likuiditas sebesar 0,3666 dengan standart deviasi 0,69179 dengan jumlah sampel sebanyak 33 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 • Variabel solvabilitas memiliki nilai minimum -5,52 dan nilai maksimum 0,00 dengan standart deviasi 0,98586 dan nilai rata-rata -0,8986 dengan jumlah sampel yang lolos ada sebanyak 33 • Variabel profitabilitas memiliki nilai minimum -5,12 dan nilai maksimum 3,33 dengan standart deviasi 1,66499 dan nilai rata-rata -2,8520 dengan jumlah sampel yang lolos ada sebanyak 28 • Variabel ukuran perusahaan (Log size) memiliki nilai minimum sebesar 18,48 dan nilai maksimum sebesar 31,55 dengan standart deviasi sebesar 2,98145 dan nilai rata-rata 25,8390 dengan jumlah sampel yang lolos ada sebanyak 33 Dengan demikian dapat disimpulkan selama periode pengamatan beberapa perusahaan sampel memiliki likuiditas, solvabilitas, bahkan profitabilitas yang kurang baik , hal ini tampak dari nilai minimum bahkan nilai rata-rata masingmasing variabel yang bernilai negatif . Bahkan untuk variabel likuiditas sekalipun walaupun nilai rata-ratanya tidak bernilai negatif belum dapat dikatakan baik, hal ini dikarenakan transformasi data kedalam bentuk logaritma natural sehingga untuk setiap nilai negatif secara tidak langsung dihilangkan karena tidak dapat dilogaritmakan. Tabel 4.13 Descriptive Statistics Setelah Perubahan Peraturan Bapepam (2007) PC LK SV PR UP Unstan Minimu m Maximum Mean 61.0 89.8 78.775 .23 5.48 1.7300 .01 1.09 .4931 -.05 .93 .1716 7500000 60680625 2223357123 34 0 1000000 7882.36 34 12.12703 .0000000 N 34 34 34 34 Std. Deviation 6.5785 1.23443 .29051 .25148 103926287222719.700 5.59306205 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 dardize 15.4544 d 3 Lanjutan dari halaman 80 Residu al Valid N 34 (listwis e) Dilanjutkan ke halaman 81 Sumber : data diolah penulis ,2008 Keterangan : Pc : Luas Pengungkapan Lk : Likuiditas Sv : Solvabilitas Pr : Profotabilitas Up : Ukuran Perusahaan Berikut perinciaan data yang telah diolah : • Variabel pengungkapan memiliki nilai minimum 61,0 dan nilai maksimum 89.8 dengan standart deviasi 6,5785 dan nilai rata-rata 78,775 dengan jumlah sampel yang lolos ada sebanyak 34 • Variabel likuiditas memiliki nilai minimum 0,23 dan nilai maksimum 5,48 dengan standart deviasi 1,23443 dan nilai rata-rata 1,7300 dengan jumlah sampel yang lolos ada sebanyak 34 • Variabel solvabilitas memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 1,09 dengan standart deviasi 0,29051 dan nilai rata-rata 0,4931 dengan jumlah sampel yang lolos ada sebanyak 34 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 • Variabel provitabilitas memiliki nilai minimum -0,5 dan nilai maksimum 0,93 dengan standart deviasi 0,25148 dan nilai rata-rata 0,1719 dengan jumlah sampel yang lolos ada sebanyak 34 • Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum 75000000 dan nilai maksimum 606806251000000 dengan standart deviasi 103926287222719.700 dan nilai rata-rata 22233571237882.36 dengan jumlah sampel yang lolos ada sebanyak 34 B.Analisis Hasil Penelitian 1.Analisis Hasil A.Pengujian Asumsi Klasik Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi berganda dengan menggunakan metode estimasi Ordinary Least Squares(OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistic. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah : 1.Berdistribusi normal 2.Non-Multikolinearitas, artinya antara variable independent dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna 3.Non-Autokorelasi , artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi 4.Homoskedastisitas, artinya variance variable independent dari satu pengamatan kepengamatan lain adalah konstan atau sama. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan pada data 2006 (sebelum perubahan peraturan Bapepam ) dan data tahun 2007 (setal perubahan peraturan Bapepam). Pengujian dalam penelitian ini memasukkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 dan ukuran perusahaan sebagai variabel bebasnya serta pengungkapan sebagai variabel terikatnya. 1.Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui varians pengganggu atau residual berdistribusi secara normal serta untuk menghindari adanya bias dalam model regresi. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov_Smirnov (K_S), dengan membuat hipotesis : Ho = Data residual berdistribusi normal Ha = Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. A.SebelumPerubahan Peraturan Bapepam (2006) Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters (a,b) Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) lnpc 33 lnlk 33 4.31 58 .366 6 .089 70 .086 lnpr 28 Unstandard ized lnup Residual 33 28 2.8520 25.839 0 .0000000 .691 79 lnsv 33 .898 6 .985 86 1.6649 9 2.9814 5 .07336889 .197 .255 .140 .163 .106 .086 .085 .181 -.073 -.197 -.255 1.13 1.46 .497 0 4 .966 .156 .128 .140 -.087 .101 -.163 .059 -.106 .742 .934 .563 .641 .347 .909 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber : Hasil Out put SPSS Dari tabel diatas dapat disimpulkan : • Nilai signifikan pengungkapan sebesar 0,966 > 0,05 maka Ho diterima • Nilai signifikan likuiditas sebesar 0,156 > 0,05 maka Ho diterima • Nilai signifikan solvabilitas sebesar 0,128> 0,05 maka Ho diterima • Nilai signifikan profitabilita sebesar 0,641 > 0,05 maka Ho diterima • Nilai signifikanukuran perusahaan sebesar 0,347 > 0,05 maka Ho diterima • Nilai signifikan data residual sebesar 0,909 > 0,05 maka Ho diterima Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa seluruh observasi data telah berdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Regression Standardized Residual -3 -2 -1 0 1 2 N = 28 Std. Dev. = 0.923 Mean = 7.16E-15 0 1 2 ycneuqerF 3 4 5 6 7 Dependent Variable: lnpc Histogram Sumber : Hasil Olahan SPSS Oleh Penulis,2008 Gambar 4.1 Histogram Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan atau normal. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot berikut ini : Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Observed Cum Prob 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0.0 borP muC detcepxE 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Dependent Variable: lnpc Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber : Diolah Penulis, 2008 Gambar 4.2 Grafik Normal Plot Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar diseluruh garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi berdistribusi secara normal. A.Setelah Perubahan Peraturan Bapepam (2007) Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Mean pengu ukuran Unstand ngkap likuidi solvab profita perusah ardized an tas ilitas bilitas aan Residual 34 34 34 34 34 34 78.775 1.7300 .4931 .1716 2223357 .000000 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Parameters(a,b ) Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. 6.5785 1.2344 .29051 3 1237882 .35 1039262 .25148 8722271 9.700 0 5.59306 205 .166 .229 .061 .287 .422 .117 .166 -.095 .971 .303 .229 -.112 1.334 .057 .059 -.061 .356 1.000 .287 -.226 1.675 .007 .422 -.415 2.463 .000 .094 -.117 .683 .740 Sumber : Diolah Penulis ,2008 Dari tabel diatas dapat disimpulkan : • Nilai signifikan pengungkapan sebesar 0,303 > 0,05 maka Ho diterima • Nilai signifikan likuiditas sebesar 0,057 > 0,05 maka Ho diterima • Nilai signifikan solvabilitas sebesar 1,00> 0,05 maka Ho diterima • Nilai signifikan profitabilita sebesar 0,007 > 0,05 maka Ho ditolak • Nilai signifikanukuran perusahaan sebesar 0,00 > 0,05 maka Ho diterima • Nilai signifikan data residual sebesar 0,740 > 0,05 maka Ho diterima Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa seluruh observasi data telah berdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Regression Standardized Residual -3 -2 -1 0 1 2 3 N = 34 Std. Dev. = 0.937 Mean = 2.26E-15 0 2 ycneuqerF 4 6 8 10 Dependent Variable: PC Histogram Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Oleh Penulis,2008 Gambar 4.3 Histogram Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan atau normal. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot berikut ini : Observed Cum Prob 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0.0 borP muC detcepxE 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Dependent Variable: PC Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber : Hasil Olahan SPSS Oleh penulis,2008 Gambar 4.4 Grafik Normal Plot Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar diseluruh garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi berdistribusi secara normal. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 2. Uji Multikolinearitas Ghozali (2005:92) menyatakan” uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen)”. Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan atau hubungan dengan variabel independen lainnya dalam model regresi, agar pengambilan keputusan berpengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen tidak bias. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dan apabila VIF(Variance Inflatio Factor), apabila VIF mempunyai nilai disekitar angka 1 dan Tolerance mempunyai nilai mendekati angka 1maka tidak terjadi multikolinearitas. A.Sebelum perubahan peraturan Bapepam (2006) Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients(a) Stand ardize d Coeffi cients Unstandard ized Model Coefficients Std. Erro B r Beta 1 (Constan 4.28 .149 t) 4 lnlk .028 .027 .201 lnsv .025 .016 .310 lnpr .004 .009 .076 lnup .003 .005 .101 a Dependent Variable: lnpc t Sig. Collinearity Statistics Tolerance VIF 28.770 .000 1.044 1.567 .406 .516 .307 .131 .689 .611 .941 .892 .980 .918 1.062 1.121 1.021 1.090 Sumber : Diolah Penulis, 2008 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Dari tabel diatas disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas hal ini diketahui dari besaran VIF mempunyai nilai disekitar angka 1 dan Tolerance mempunyai nilai mendekati angka 1, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda. B.Setelah perubahan peraturan Bapepam (2007) Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Std. B Error 1 (Constan 73.883 3.110 t) LK 2.512 .867 SV -.451 3.955 PR 5.067 4.461 UP .000 .000 a Dependent Variable: PC Stand ardiz ed Coeffi cients t Collinearity Statistics Tolera nce VIF Sig. Beta .471 -.020 .194 -.071 23.75 6 2.899 -.114 1.136 -.440 .000 .007 .910 .265 .663 .943 .817 .857 .947 1.061 1.224 1.167 1.056 Sumber : Diolah penulis, 2008 Dari tabel diatas disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas hal ini diketahui dari besaran VIF mempunyai nilai disekitar angka 1 dan Tolerance mempunyai nilai mendekati angka 1, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda. 3. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi menurut Ghozali (2005:95) bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi pengganggu antara kesalahan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi diantara data pengamatan yang tersusun baik seperti data cross sectional dan/atau time series. Autokorelasi menunjukan adanya kesalahan pengganggu (residual) tidak bebas dari satu pengamatan kepengamatan lain. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Santoso (2002:218) dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut: • Angka D-W dibawah -2 , berarti ada autokorelasi positif • Angka D-W diantara -2 sampai +2 , berarti tidak ada autokorelasi • Angka D-W diatas +2, berarti ada auto korelasi negatif Berikut ini uji Durbin-Watson dengan menggunakan program SPSS A.Sebelum perubahan peraturan Bapepam (2006) Tabel 4.18 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b) Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate 1 .446(a) .199 .060 .07949 a Predictors: (Constant), lnup, lnpr, lnlk, lnsv b Dependent Variable: lnpc DurbinWatson 1.434 Sumber : Diolah Penulis ,2008 Hasil uji autokorelasi diatas menunjukan nilai statistic Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,434 nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5% , jumlah sample 34 (n) dan jumlah variable Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 independent 4 (k=4) , maka ditabel Durbin-Watson didapat nilai batas atas (du) 1,728 dan nilai batas bawah (dl) 1,208 .Oleh karena itu , nilai DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2 (-2< 1,434 < 2) maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negative. B.Setelah perubahan peraturan Bapepam (2007) Tabel 4.19 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b) R Adjusted Std. Error of Model R Square R Square the Estimate 1 .526(a) .277 .177 5.9663 a Predictors: (Constant), UP, PR, LK, SV b Dependent Variable: PC DurbinWatson 1.424 Sumber : Diolah penulis ,2008 Hasil uji autokorelasi diatas menunjukan nilai statistic Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,424 nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5% , jumlah sample 34 (n) dan jumlah variable independent 4 (k=4) , maka ditabel Durbin-Watson didapat nilai batas atas (du) 1,728 dan nilai batas bawah (dl) 1,208 .Oleh karena itu , nilai DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2 (-2< 1,424 < 2) maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negative. 4. Uji Heterokedastisitas Menurut Ghozali (2005:205) menyatakan “ uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya “. Jika variance dari residual Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 datu pengamatan kepengamatan kepengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas , dan jika berbeda disebut heterokedastisitas . Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam penelitian ini , untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat plot grafikyang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah : • Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas • Jika tidak ada pola tertentu , serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. A.Sebelum perubahan peraturan Bapepam (2006) Regression Standardized Predicted Value laudiseR dezitnedutS noissergeR -6 -4 -2 0 2 -2 -1 0 1 2 Dependent Variable: lnpc Scatterplot Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Sumber data : Diolah penulis ,2008 Gambar 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Dari grafik scartterplots terlihat bahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi ini layak dipakai untuk mengungkapkan hubungan likuiditas, solvabilitas, profitabitas, serta ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan sebelum perubahan peraturan Bapepam (2006) B.Setelah perubahan peraturan Bapepam (2007) Regression Standardized Predicted Value -1 0 1 2 3 laudiseR dezitnedutS noissergeR -3 -2 -1 0 1 2 3 Dependent Variable: PC Scatterplot Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Oleh Penulis,2008 Gambar 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Dari grafik scartterplots terlihat bahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi ini layak dipakai untuk mengungkapkan hubungan likuiditas, solvabilitas, profitabitas, serta ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan setelah perubahan peraturan Bapepam (2007). B.Uji Beda t-test Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda/ menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan . Berikut hasil uji beda untuk dua sampel yang berpasangan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dengan SPSS : Tabel 4.20 Hasil Uji Beda Metode Paired T Test Jenis Rasio Tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik Kode rasio PC1-PC2 T tabel T hitung Sig Keterangan 2,0345 0,981 0,334 T hitung < T tabel maka Ho diterima Sumber : Data diolah penulis ,2008 Dari tabel diatas dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat pengungkapan laporan tahunan yang signifikan sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 C.Analisis Regresi Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya. 1.Persamaan Regresi Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen . A.Sebelum Perubahan Peraturan Bapepam (2006) Melalui pengaruh LN_Likuiditas (X1), LN_Solvabilitas (X2), LN_Profitabilitas (X3), dan LN_Ukuran perusahaan (X4) terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Variabel Unstandarized Coefisients (Constant) 4,284 X1 0,028 X2 0,025 X3 0,004 X4 0,003 R = 0,446 R Squere = 0,199 F hitung = 1,431 Sig F = 0,256 α = 0,05 n = 34 t tabel , α = 5 % = 2,042 T hitung Sig Keterangan 1,044 1,567 0,406 0,516 0,307 0,131 0,689 0,611 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 F tabel , α = 5 % = 3,03 Variabel dependen pada regresi ini adalah LN_Pengungkapan (Y) sedangkan Sumber : Hasil Analisis SPSS Oleh Penulis,2008 variabel independen adalah variabel LN_Likuiditas (X1), LN_Solvabilitas (X2), LN_Profitabilitas (X3), dan LN_Ukuran perusahaan(X4) . Berdasarkan penjelasan dari pengujian asumsi klasik sebelumnya, model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi logaritma natural, sehingga beta dan koefisien dari penelitian ini dapat disimpulkan dalam bentuk logaritma natural dan tidak dapat diinterpretasikan. Model regresi berdasarkan hasil analisis diatas: Y = 4,284 + 0,028 X1 + 0,025X2 + 0,004X3 + 0,003X4 + e Adapun interpretasi dari persamaan diatas : 1. βo = 4,284 Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel LN_Likuiditas, LN_Solvabilitas, LN_Profitabilitas, dan LN_Ukuran perusahaan (X1= X2 = X3 = X4 = 0), maka pengungkapan yang terbentuk adalah 4,284 2. β1 = 0,028 Koefisien regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel LN_Likuiditas meningkat 1 satuan , maka luas pengungkapan akan bertambah sebesar 0,028 atau 2,8 % dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (Solvabilitas, Profitabilitas, dan Ukuran perusahaan =0) atau cateris paribus. 3. β2 = 0,025 Nilai parameter atau koefisien regresi perusahaan ini menunjukkan bahwa setiap variabel LN_Solvabilitas meningkat 1 satuan, maka akan meningkatkan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 pengungkapan laporan tahunan sebesar 0,025 atau 2,5 % denganh asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol 4. β3 = 0,004 Koefisien regresi β3 ini menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikkan 1 satuan dari variabel LN_Profitabilitas akan meningkatkan tingkat pengungkapan laporan tahunan sebesar 0,004 atau 0,4 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol 5. β4 = 0,003 Nilai parameter atau koefisien regresi perusahaan ini menunjukkan bahwa setiap variabel LN_Ukuran perusahaan meningkat 1 satuan, maka akan meningkatkan pengungkapan laporan tahunan sebesar 0,003 atau 0,3 % denganh asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. • Angka koefisien korelasi (R) sebesar 0,0446 menunjukkan bahwa korelasi / hubungan antara independennya variabel tingkat (LN_Likuiditas, pengungkapan LN_Solvabilitas, dengan variabel LN_Profitabilitas, LN_Ukuran perusahaan) tidak kuat, defenisi korelasi tidak kuat ini didasarkan pada nilai R berada dibawah 0,5 • Angka koefisien determinasi (Adjusted R Squere) adalah 0,199 hal ini berarti 19,9 % variasi dari pengungkapan bisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen, sedangkan sisanya 80,1 % dijelaskan oleh variasi atau faktor lain • Dari hasil uji ANOVA atau F test , didapat F hitung 1,431 dengan tingkat signifikansinya 0,256 karena probabilitas (0,256) jauh lebih besar dari 0,05 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 maka model regresi dalam penelitian ini tidak bisa dipakai untuk memprediksi tingkat pengungkapan laporan tahunan . Atau bisa dikatakan Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada luasnya tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam (2006) B.Setelah Perubahan Peraturan Bapepam (2007) Melalui pengaruh Likuiditas (X1), Solvabilitas (X2), Profitabilitas (X3), dan Ukuran perusahaan (X4) terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.22 Hasil Analisis Regresi Variabel (Constant) X1 X2 X3 X4 Unstandarized Coefisients 73,883 2,512 -0,451 5,067 0,000 R = 0,526 R Squere = 0,277 F hitung = 2,780 Sig F = 0,045 α = 0,05 n = 34 t tabel , α = 5 % = 2,042 F tabel , α = 5 % = 3,03 T hitung Sig Keterangan 2,899 -0,114 1,136 0,007 0,910 0,265 -0,440 0,663 Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Oleh Penulis Variabel dependen pada regresi ini adalah Pengungkapan (Y) sedangkan variabel independen adalah variabel Likuiditas (X1), Solvabilitas (X2), Profitabilitas (X3), dan Ukuran perusahaan (X4) . Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Model regresi berdasarkan hasil analisis diatas: Y = 73,883 + 2,512 X1 - 0,451 X2 + 5,067 X3 + 0,000X4 + e Pada persamaam tersebut menunjukkan angka yang signifikan pada variabel likuiditas (X1), Solvabilitas (X2), dan Ukuran perusahaan (X4) sedangkan untuk variabel Profitabilitas (X3) tidak menunjukkan angka yang signifikan. Adapun interpretasi dari persamaan diatas : 1. βo = 73,883 2. Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Ukuran perusahaan (X1= X2 = X3 = X4 = 0), maka pengungkapan yang terbentuk adalah 73,883 3. β1 = 2,512 Koefisien regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Likuiditas meningkat 1 satuan , maka luas pengungkapan akan bertambah sebesar 2,512 atau 251,2% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (Solvabilitas, Profitabilitas, dan Ukuran perusahaan =0) atau cateris paribus. 4. β2 = -0,451 Nilai parameter atau koefisien regresi perusahaan ini menunjukkan bahwa setiap variabel Solvabilitas meningkat 1 satuan, maka akan menurunkan pengungkapan laporan tahunan sebesar 0,451 atau 45,1 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol 5. β3 = 5,067 Koefisien regresi β3 ini menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikkan 1 satuan dari variabel Profitabilitas akan meningkatkan tingkat pengungkapan laporan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 tahunan sebesar 5,067 atau 506,7 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol 6. β4 = 0,000 Nilai parameter atau koefisien regresi perusahaan ini menunjukkan bahwa setiap variabel Ukuran perusahaan meningkat 1 satuan, maka akan meningkatkan pengungkapan laporan tahunan sebesar 0,000 atau 0,0 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol, dengan kata lain peningkatan ukuran perusahaan tidak berpengaruh kepada luasnya tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam (2007) • Angka koefisien korelasi (R) sebesar 0,526 menunjukkan bahwa korelasi / hubungan antara variabel tingkat pengungkapan dengan variabel independennya (Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Ukuran perusahaan) kuat, defenisi korelasi kuat ini didasarkan pada nilai R berada diatas 0,5 • Angka koefisien determinasi (Adjusted R Squere) adalah 0,277 hal ini berarti 27,7 % variasi dari pengungkapan bisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen, sedangkan sisanya 72,3 % dijelaskan oleh variasi atau faktor lain • Dari hasil uji ANOVA atau F test , didapat F hitung 2,780 dengan tingkat signifikansinya 0,045 karena probabilitas (0,045) lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dalam penelitian ini bisa dipakai untuk memprediksi tingkat pengungkapan laporan tahunan . Atau bisa dikatakan Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Ukuran perusahaan berpengaruh pada luasnya tingkat Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam (2007) 2.Pengujian Hipotesis • Hipotesis 1 Hipotesis 1 menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam. Untuk menguji kebenaran hipotesis ini maka setelah dilakukan uji normalitas dilanjutkan dengan uji beda Paired T Test. Dalam uji beda Paired T Test digunakan hipotesis berikut: Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima Berikut ini hasil uji beda paired t test: Tabel 4.23 Hasil Uji Hipotesis Metode Paired T Test Jenis Rasio Tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik Kode rasio PC1-PC2 T tabel 2,0345 T hitung 0,981 Sig Keterangan 0,334 T hitung < T tabel maka Ho diterima Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS Oleh Penulis ,2008 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Dari tabel diatas dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat pengungkapan laporan tahunan yang signifikan sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam. Dengan kata lain hipotesis 1 ditolak. • Hipotesis 2 Hipotesis 2 menyatakan bahwa likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan. Untuk menguji kebenaran hipotesis 2 maka setelah dilakukan uji asumsi klasik dilanjutkan dengan uji t (t-test). Menurut Gozali (2005:64), “ Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen”. Adapun kriteria yang digunakan dalam uji t adalah : Jika statistik T hitung < T tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika statistik T hitung > T tabel maka H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Setelah dilakukan uji t maka hasil uji hipotesis ini dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini : Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 A. Sebelum perubahan peraturan Bapepam (2006) Tabel 4.24 Hasil uji t Variabel Konstanta LN_Likuiditas LN_Solvabilitas LN_Profitabilitas LN_Ukuran Perusahaan Regresi T hitung 28,770 1,044 1,562 0,406 0,516 Signifikansi 0,000 0,307 0,131 0,689 0,611 Sumber : Hasil Olahan SPSS Oleh Penulis,2008 Dari hasil uji t yang telah dilakukan , diperoleh nilai t tabel 2,0484 kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut : Likuiditas (LN_Likuiditas) mempunyai nilai signifikansi 0,307 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05 sedangkan untuk t hitung diperoleh 1,044 nilai ini lebih kecil dari nilai t tabel 2,0484 . Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa Ho diterima atau dijelaskan bahwa variabel LN_Likuiditas secara parsial (individual) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Dengan kata lain Hipotesis 2 ditolak. • Hipotesis 3 Hipotesis 3 menyatakan bahwa likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan. Untuk menguji kebenaran dari hipotesis 3 ini maka setelah dilakukan uji asumsi klasik dilanjutkan dengan uji t (t-test). Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Adapun kriteria yang digunakan dalam uji t adalah : Jika statistik T hitung < T tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika statistik T hitung > T tabel maka H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Setelah dilakukan uji t maka hasil uji hipotesis ini dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini : B.Setelah perubahan peraturan Bapepam (2007) Tabel 4.25 Hasil uji t Variabel Konstanta LN_Likuiditas LN_Solvabilitas LN_Profitabilitas LN_Ukuran Perusahaan Regresi T hitung 23,756 2,899 -0,114 1,136 -0,440 Signifikansi 0,000 0,007 0,910 0,265 0,663 Sumber : Hasil Olahan SPSS Oleh Penulis,2008 Dari hasil uji t yang telah dilakukan , diperoleh nilai t tabel 2,0322 kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut : Likuiditas (Likuiditas) mempunyai nilai signifikansi 0,007 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05 sedangkan untuk t hitung diperoleh 2,899 nilai ini lebih besar dari nilai t tabel 2,0322 . Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa Ha diterima atau dijelaskan bahwa variabel Likuiditas secara parsial (individual) Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, dengan kata lain hipotesis 3 diterima. • Hipotesis 4 Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam secara parsial. Untuk menguji kebenaran hipotesis 4 maka setelah dilakukan uji asumsi klasik dilanjutkan dengan uji t (t-test). Adapun kriteria yang digunakan dalam uji t adalah : Jika statistik T hitung < T tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika statistik T hitung > T tabel maka H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Setelah dilakukan uji t (Lihat tabel 4.24) maka hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa solvabilitas (LN_Solvabilitas) mempunyai nilai signifikansi 0,131 dan nilai ini lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Nilai t hitung (1,562) < t tabel (2,0484) maka Ho diterima . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel LN_Solvabilitas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, dengan kata lain hipotesis 4 ditolak. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 • Hipotesis 5 Hipotesis 5 menyatakan bahwa solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam secara parsial. Untuk menguji kebenaran hipotesis 5 maka setelah dilakukan uji asumsi klasik dilanjutkan dengan uji t (t-test). Adapun kriteria yang digunakan dalam uji t adalah : Jika statistik T hitung < T tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika statistik T hitung > T tabel maka H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Setelah dilakukan uji t (Lihat tabel 4.25) maka hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa Solvabilitas (Solvabilitas) mempunyai nilai signifikansi 0,910 dan nilai ini lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Nilai t hitung (0,114) < t tabel (2,0322) maka Ho diterima . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Solvabilitas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik , dengan kata lain hipotesis 5 ditolak. • Hipotesis 6 Hipotesis 6 menyatakan bahwa profitabilitas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum perubahan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 peraturan. Untuk menguji kebenaran hipotesis 6 maka setelah dilakukan uji asumsi klasik dilanjutkan dengan uji t (t-test). Adapun kriteria yang digunakan dalam uji t adalah : Jika statistik T hitung < T tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika statistik T hitung > T tabel maka H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Setelah dilakukan uji t (Lihat tabel 4.24) maka hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa profitabilitas (LN_Profitabilitas) mempunyai nilai signifikansi jauh lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima sedangkan untuk t hitung (0,406) < t tabel (2,0484) berarti Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik , dengan kata lain hipotesis 6 ditolak. • Hipotesis 7 Hipotesis 7 yang menyatakan bahwa profitabilitas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan. Untuk menguji kebenaran hipotesis 7 maka setelah dilakukan uji asumsi klasik dilanjutkan dengan uji t (t-test). Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Adapun kriteria yang digunakan dalam uji t adalah : Jika statistik T hitung < T tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika statistik T hitung > T tabel maka H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Setelah dilakukan uji t (Lihat tabel 4.25) maka hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa Profitabilitas (Profitabilitas) mempunyai nilai signifikansi 0,265 jauh lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima sedangkan untuk t hitung (1,136) < t tabel (2,0322) berarti Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, dengan kata lain hipotesis 7 ditolak. • Hipotesis 8 Hipotesis 8 menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam. Untuk menguji kebenaran hipotesis 8 maka setelah dilakukan uji asumsi klasik dilanjutkan dengan uji t (t-test). Adapun kriteria yang digunakan dalam uji t adalah : Jika statistik T hitung < T tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Jika statistik T hitung > T tabel maka H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Setelah dilakukan uji t (Lihat tabel 4.24) maka hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (LN_Ukuran Perusahaan) mempunyai nilai signifikansi 0,611 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05 sedangkan untuk t hitung diperoleh 0,516 nilai ini lebih kecil dari nilai t tabel 2,0484 . Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa Ho diterima atau dijelaskan bahwa variabel LN_Ukuran Perusahaan secara parsial (individual) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, dengan kata lain hipotesis 8 ditolak • Hipotesis 9 Hipotesis 9 menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam. Untuk menguji kebenaran hipotesis 9 maka setelah dilakukan uji asumsi klasik dilanjutkan dengan uji t (t-test). Adapun kriteria yang digunakan dalam uji t adalah : Jika statistik T hitung < T tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika statistik T hitung > T tabel maka H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Setelah dilakukan uji t (Lihat tabel 4.25) maka hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan (Ukuran Perusahaan) mempunyai nilai signifikansi 0,663 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05 sedangkan untuk t hitung diperoleh -0,440 nilai ini lebih kecil dari nilai t tabel 2,0322 . Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa Ho diterima atau dijelaskan bahwa variabel Ukuran Perusahaan secara parsial (individual) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, dengan kata lain hipotesis 9 ditolak. • Hipotesis 10 Hipotesis 10 menyatakan bahwa likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam. Seperti hipotesis yang lain pada hipotesis ini juga terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Selanjutnya untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam model regresi ini mempunyai pengaruh signifikan secara simultan atau tidak terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik dilakukan uji F (F test). Menurut Ghozali (2005:84), ”Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam modelregresi mepunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat ”. Adapun kriteria uji F yang digunakan adalah : Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 - Jika statistik F hitung < statistik F tabel maka Ho diterima, H1 ditolak . Hal ini berarti semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh secara secara signifikan terhadap variabel dependen - Jika Statistik F hitung > statistik F tabel maka H1 diterima, Ho ditolak. Hal ini berarti semua variabel independen secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Berikut ini tabel yang menunjukkan hasil uji F : Tabel 4.26 Hasil Uji F ANOVA(b) Sum of Mean Model Squares df Square 1 Regression .036 4 .009 Residual .145 23 .006 Total .182 27 a Predictors: (Constant), lnup, lnpr, lnlk, lnsv b Dependent Variable: lnpc F Sig. 1.431 .256(a) Sumber : Diolah Penulis ,2008 Berdasarkan tabel 4.26 diatas diperoleh F hitung sebesar 1,431 dan nilai ini lebih kecil dari F tabel 2,92 (1,431 < 2,92), hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima sedangkan nilai signifikansi F hitung sebesar 0,256 yang jauh lebih besar dari 0,05 mengindikasikan bahwa Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu LN_Likuiditas, LN_Solvabilitas, LN_Profitabilitas, LN_Ukuran perusahaan secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik , dengan kata lain hipotesis 10 ditolak. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 • Hipotesis 11 Hipotesis 11 menyatakan bahwa likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam. Seperti hipotesis yang lain pada hipotesis ini juga terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Selanjutnya untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam model regresi ini mempunyai pengaruh signifikan secara simultan atau tidak terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik dilakukan uji F (F test). Menurut Ghozali (2005:84), ”Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam modelregresi mepunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat ”. Adapun kriteria uji F yang digunakan adalah : - Jika statistik F hitung < statistik F tabel maka Ho diterima, H1 ditolak . Hal ini berarti semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh secara secara signifikan terhadap variabel dependen - Jika Statistik F hitung > statistik F tabel maka H1 diterima, Ho ditolak. Hal ini berarti semua variabel independen secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Berikut ini tabel yang menunjukkan hasil uji F : Tabel 4.27 Hasil Uji F ANOVA(b) Sum of Squares df Regression 395.813 4 Residual 1032.317 29 Total 1428.131 33 a Predictors: (Constant), UP, PR, LK, SV b Dependent Variable: PC Model 1 Mean Square 98.953 35.597 F Sig. 2.780 .045(a) Sumber : Diolah Penulis ,2008 Berdasarkan tabel 4.27 diatas diperoleh F hitung sebesar 2,780 dan nilai ini lebih besar dari F tabel 2,65 (2,780 > 2,65 ), hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima sedangkan nilai signifikansi F hitung sebesar 0,045 lebih kecil dari 0,05 mengindikasikan bahwa Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik ,dengan kata lain hipotesis 11 diterima. 2.Pembahasan Hasil Berdasarkan hasil analisis statistik diatas, maka dapat diketahui : a) Tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik Berdasarkan hasil uji t untuk dua sampel berpasangan tidak terdapat perbedaan tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik yang signifikan. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Dari hasil pemberian skor pada tiap item pengungkapan , ternyata diperoleh rata-rata untuk semua industri adalah 73,88 untuk sebelum perubahan peraturan Bapepam dan 78,84 untuk setelah perubahana peraturan Bapepam dengan jumlah skors maksimum 100 % . Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Yuniati Gunawan (2001) terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan berpatokan kepada peraturan Bapepam no :Kep-38/PM/1996 . Perbedaan mungkin disebabkan oleh berkembangan pasar modal di Indonesia. Pada tahun 1998 transparansi dan akuntabilitas belum begitu diterapkan dan dituntut oleh para pelaku pasar modal sendiri, sedangkan tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam mungkin dikarenakan waktu yang masih teralu dekat diantara keduanya sehingga perusahaan-perusahaan sampel belum mau melakukan peraturan yang baru tersebut. Sebab kedua terjadinya perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh Yuniati Gunawan (2001) dengan hasil yang didapatkan penulis adalah karena perbedaan kriteria pengungkapan yang digunakan. Yuniati Gunawan menggunakan Indeks disclosure milik Botosan (1997) dengan skor antara 0 – 75 sedangkan kriteria yang dipakai penulis adalah kriteria yang telah dikembangkan sendiri dari berbagai literatur yang ada, seperti kriteria yang dipakai Vita Anggreni (2007) ,Zaki Baridwan, Mas’ud Machfoedz dan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Michael G Tearney (2001) dan telah disesuaikan dengan PSAK oleh IAI dan Bapepam sebagai dasar dari penelitian. Skor dalam kriteria pengungkapan yang dipakai penulis antara 0 – 100, jadi ada perbedaan 25 poin dengan skor yang dipakai oleh Yuniati Gunawan. Dalam penelitiannya Yuniati Gunawan menyatakan bahwa keterbatasan penelitiannya terletak pada kriteria pengungkapan yang digunakan yakni Indeks disclosure Botosan (1997) yang mengacu untuk penelitian di Amerika dan kurang relevan dengan keadaan perekonomian dan industri perusahaan di Indonesia, sedangkan kriteria yang dipakai penulis lebih relevan dengan keadaan di Indonesia. Tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebesar 73, 88 dan 78,84 untuk sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam dapat dikatakan cukup baik namun belum bisa dikatakan baik, hal ini dikarenakan kebanyakan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan emiten yang menjadi sampel masih lebih berkonsentrasi pada informasi keuangan. Dari sisi latar belakang perusahaan rata-rata perusahaan sampel mengungkapkannya dengan berbagai macam variasi, mereka cenderung memberikan informasi mengenai keadaan bisnis dan produknya, hanya beberapa perusahaan saja yang secara jelas memberikan informasi menyeluruh seperti bagaimana iklim persaingan yang dihadapi serta keadaan pasar / pangsa pasar perusahaan. Dari sisi pengungkapan mengenai iktisar data keuangan penting, peraturan Bapepam baik kep-38/PM/1996 maupun kep-134 /BL/2006 mewajibkan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 setiap perusahaan memberikan / menyajikannya selama 5 tahun terakhir atau sejak memulai usahanya. Pemberian informasi tersebut dari hasil penjualan atau pendapatan sampai rasio keuangan yang diperlukan menurut jenis industri masing-masing. Dalam perusahaan sampel tampak bahwa rata-rata sebagian besar perusahaan sudah memberikan informasi mengenai iktisar data keuangan penting selama 5 tahun terakhir, namun masih ada perusahaan yang hanya memberikan informasi pendapatannya saja tanpa adanya rasio keuangan yang sebenarnya cukup signifikan untuk diuangkapkan. Dari sisi informasi non-keuangan , pemberian informasi non-keuangan oleh perusahaan sampel masih sangat kurang. Hanya beberapa perusahaan yang memberikan informasi menyangkut harga jual produk, jumlah penjualan unit produk atau mengenai market share . Pengungkapan yang seperti ini pada umumnya dijumpai pada perusahaan jasa. Informasi mengenai masa depan perusahaan terasa sangat kurang diungkapkan oleh perusahaan-perusahaan sampel , padahal informasi mengenai masa depan perusahaan memegang peranan yang sangat penting bagi going concern perusahaan. Informasi ini menggambarkan bagaimana kepercayaan diri perusahaan dalam membawa misi dan visinya kedepan. Investor maupun calon investor akan membandingkan antara apa yang bisa dicapai dan apa yang sudah ditargetkan untuk dicapai . Pencapaian target merupakan gambaran performance perusahaan secara keseluruhan yang bisa ditunjukkan melalui informasi ramalan market share , arus kas, pengeluaran modal, keuntungan, dan penjualan. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Banyak perusahaan sampel yang sama sekali tidak memberikan informasi mengenai target ataupun ramalan perusahaan yang hendak dicapai dimasa depan, beberapa perusahaan memberikan informasi sebatas prediksi penjualan atau market share saja. Padahal kebutuhan informasi mengenai masa depan perusahaan tidak bisa dipenuhi dengan hanya melihat data keuangan saja. Disisi analisis dan pembahasan umum oleh manajemen tidak semua perusahaan sampel memberikan informasi yang telah ditetapkan oleh Bapepam yaitu uraian singkat yang membahas dan menganalisa laporan keuangan dan informasi lain yang dianggap cukup material pada bagian analisis dan pembahasan umum oleh manajeman. Beberapa item juga disebutkan sebagai contoh, seperti misalnya bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilporkan, bahasan tentang perubahan harga terhadap penjualan dan lain sebagainya. Beberapa dari perusahaan sampel memberikan informasi pada bagian penjelasan awal mengenai perusahaan dan manajemen. Beberapa perusahaan yang lain bahkan sama sekali tidak memberikan informasi tersebut dan tidak mempunyai bagian bahasan mengenai analisis dan pembahasan umum oleh manajemen. Banyak perusahaan yang belum familiar dengan bagian analisis dan pembahasan umum oleh manajemen. Mereka cenderung mengungkapakan beberapa account keuangan yang cukup signifikan pada bagian sambutan oleh dewan direksi taua komisaris, atau memberikan data perubahan angka masingmasing account tersebut pada bagian catatan atas laporan keuangan , tanpa Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 adanya pembahasan yang cukup pada bagian analisis dan pembahasan umum oleh manajemen. Informasi yang banyak diungkapkan pada bagian ini adalah perubahan penjualan , perubahan laba bersih, perubahan laba operasi, perubahan laba kotor , dan perubahan biaya operasi. Perubahan-perubahan yang jarang sekali diungkapkan antara lain perubahan pengeluaran modal, biaya riset dan pengembangan , dan perubahan marketshare. Sedangkan beberapa perubahan yang sering diungkapkan adalah perubahan aktiva, likuiditas, dan equitas. Informasi mengenai non keuangan dan informasi perusahaan pada masa yang akan datang seperti informasi mengenai hal-hal yang ingin dicapai perusahaan dimasa depan, perkembangan perusahaan dan lain sebagainya belum banyak diungkapkan. Hal ini mungkin disebabkanoleh cost yang tinggi yang akan ditanggung manajemen seperti yang dikatakan oleh Vita Anggreni (2007) dalam penelitiannya. Cost yang dimaksut adalah kerugian yang dialami akibat pengungkapan yang dilakukan , seperti misalnya, dengan adanya pengungkapan penuh menyebabkan timbulnya free riding . Bisa saja dengan adanya pengungkapan tersebut strategi perusahaan akan ditiru atau dicuri oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan sangat merugikan pihak manajemen perusahaan. b. Likuiditas Untuk laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam likuiditas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, hal ini mengindikasikan bahwa perubahan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 yang ditunjukkan oleh likuiditas tidak diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk likuiditas sebesar 1,044 dengan nilai signifikansi 0,307 (tidak signifikan) yang berarti secara parsial variabel likuiditas tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. Hasil penelitian ini sama seperti hasil penelitian Yuniati Gunawan (2001) yang menyatakan likuiditas tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan . Secara simultan likuiditas bersama-sama dengan solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) tidak diikut i oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai f hitung untuk likuiditas sebesar 1,431 dengan nilai signifikansi 0,256 (tidak signifikan) yang berarti secara simultan variabel likuiditas bersama-sama dngan solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. Untuk laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam likuiditas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh likuiditas diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk likuiditas sebesar 2,899 dengan nilai signifikansi 0,007 (signifikan) yang berarti secara parsial variabel likuiditas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wallace (1994) yang dikuti oleh Yusniati Gunawan (2001) yang menyatakan kesehatan perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current rasio) berhubungan dengan luasnya tingkat pebngungkapan laporan tahunan. Secara simultan profitabilitas, dan likuiditas ukuran bersama-sama perusahaan dengan berpengaruh solvabilitas, terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai f hitung untuk likuiditas sebesar 2,780 dengan nilai signifikansi 0,045 (signifikan) yang berarti secara simultan variabel likuiditas bersama-sama dngan solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. c. Solvabilitas Untuk laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam solvabilitas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 laporan tahunan perusahaan publik, hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh solvabilitas tidak diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk solvabilitas sebesar 1,567 dengan nilai signifikansi 0,131 (tidak signifikan) yang berarti secara parsial variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. Hal ini bertentangan dengan pendapat Wallace (1994) dan Yuniati Gunawan (2001) yang menyatakan semakin tinggi tingkat rasio hutang terhadap total aktiva semakin luas pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan pada laporan tahunannya. Secara simultan solvabilitas bersama-sama dengan likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) tidak diikut i oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai f hitung untuk solvabilitas sebesar 1,431 dengan nilai signifikansi 0,256 (tidak signifikan) yang berarti secara simultan variabel solvabilitas bersama-sama dengan likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. Untuk laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam solvabilitas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 laporan tahunan perusahaan publik, hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh likuiditas tidak diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk solvabilitas sebesar -0,114 dengan nilai signifikansi 0,910 (tidak signifikan) yang berarti secara parsial variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam. Secara simultan profitabilitas, dan solvabilitas ukuran bersama-sama perusahaan dengan berpengaruh likuiditas, terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai f hitung untuk solvabilitas sebesar 2,780 dengan nilai signifikansi 0,045 (signifikan) yang berarti secara simultan variabel solvabilitas bersama-sama dengan likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. d.Profitabilitas Untuk laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam profitabilitas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh Profitabilitas tidak diikuti oleh Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk Profitabilitas sebesar 0,406 dengan nilai signifikansi 0,689 (tidak signifikan) yang berarti secara parsial variabel Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. Secara simultan profitabilitas bersama-sama dengan likuiditas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) tidak diikut i oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai f hitung untuk profitabilitas sebesar 1,431 dengan nilai signifikansi 0,256 (tidak signifikan) yang berarti secara simultan variabel profitabilitas bersama-sama dengan likuiditas,solvabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. Untuk laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam profitabilitas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh profitabilitas tidak diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk profitabilitas sebesar -1,136 dengan nilai signifikansi 0,265 (tidak signifikan) yang berarti secara parsial Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam. Secara solvabilitas, simultan dan profitabilitas ukuran bersama-sama perusahaan berpengaruh dengan likuiditas, terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai f hitung untuk likuiditas sebesar 2,780 dengan nilai signifikansi 0,045 (signifikan) yang berarti secara simultan variabel profitabilitas bersama-sama dengan likuiditas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. e. Ukuran Perusahaan Untuk laporan tahunan sebelum perubahan peraturan Bapepam ukuran perusahaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh ukuran perusahaan tidak diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk ukuran perusahaan sebesar 0,516 dengan nilai signifikansi 0,611 (tidak signifikan) yang berarti secara parsial variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Secara simultan ukuran perusahaan bersama-sama dengan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) tidak diikut i oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai f hitung untuk profitabilitas sebesar 1,431 dengan nilai signifikansi 0,256 (tidak signifikan) yang berarti secara simultan variabel ukuran perusahaan bersama-sama dengan likuiditas,solvabilitas, dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. Untuk laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam ukuran perusahaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik, hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh ukuran perusahaan tidak diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk ukuran perusahaan sebesar -0,440 dengan nilai signifikansi 0,663 (tidak signifikan) yang berarti secara parsial variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan setelah perubahan peraturan Bapepam. Secara simultan ukuran perusahaan bersama-sama dengan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 laporan tahunan perusahaan publik. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) diikuti oleh perubahan tingkat pengungkapan laporan tahunan . Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai f hitung untuk likuiditas sebesar 2,780 dengan nilai signifikansi 0,045 (signifikan) yang berarti secara simultan variabel ukuran perusahaan bersama-sama dengan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan yang ada dalam penelitian ini , antara lain : sampel perusahaan yang masih relatif sedikit, hal ini dilakukan penulis karena adanya kriteria yang menetapkan batas pengumpulan data sampai tanggal 30 April 2008 sesuai dengan ketetapan yang telah ditetapkan oleh Bapepam yaitu batas akhir pengumuman laporan tahunan perusahaan kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia sementara banyak perusahaan yang belum mempublikasikan laporan tahunannya kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan bukti empiris mengenai ada tidaknya perbedaan tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam mengenai kewajiban penyampaian laporan tahunan dari kep-38/PM/1996 menjadi kep-134/BL/2006 serta apakah variabel likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan baik secara parsial maupun simultan mempengaruhi besarnya tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum dan setelah perubahan peraturan Bapepam. Dari analisis yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan, yaitu : 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan peraturan Bapepam dari kep38/PM/1996 menjadi kep-134/BL/2006 tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan public, perubahan hanya terjadi sekitar 4,96 % 2. Likuiditas sebelum perubahan peraturan Bapepam secara parsial tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik 3. Likuiditas setelah perubahan peraturan Bapepam secara parsial mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 4. Solvabilitas sebelum perubahan peraturan Bapepam secara parsial tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik 5. Solvabilitas setelah perubahan peraturan Bapepam secara parsial tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik 6. Profitabilitas sebelum perubahan peraturan Bapepam secara parsial tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik 7. Profitabilitas setelah perubahan peraturan Bapepam secara parsial tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik 8. Ukuran perusahaan sebelum perubahan peraturan Bapepam secara parsial tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik 9. Ukuran perusahaan setelah perubahan peraturan Bapepam secara parsial tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik 10. Likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara simultan tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik sebelum perubahan peraturan Bapepam 11. Likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara simultan mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik setelah perubahan peraturan Bapepam. B.Saran 1. Perusahaan-perusahaan publik lebih mau mengungkapkan keadaan perusahaannya terutama mengenai informasi non keuangan dan hal-hal yang Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 ingin dicapai dimasa yang akan datang serta lebih mau menaati peraturan Bapepam no : kep-134/Bl/2006 terutama mengenai tanggal batas akhir pengpublikasian laporan tahunan kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia, karena laporan tahunan sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak sebagai sumber informasi mengenai keadaan perusahaan. 2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mencari variabel independen lainnya yang sesuai dan mempengaruhi secara signifikan dengan luasnya tingkat pengungkapan laporan tahunan pada perusahaan publik di Indonesia , karena masih terdapat variabel-variabel lain yang mempengaruhi luasnya tingkap pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia yang belum dicakup dalam penelitian ini, hal ini tampak dari nilai R square yang masih rendah baik sebelum perubahan peraturan Bapepam maupun setelah yang masing-masing 1,199 dan 0,277 yang menunjukkan masih terdapat variabel lain yang mempengaruhi luasnya pengungkapan yang belum dicakup dalam penelitian ini. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR PUSTAKA Abdullah,M.Faisal, 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi kedua , Universitas Muhamadiyah , Malang. Algifari, 1997. Analisis Statistik Untuk Bisnis Dengan Regresi , Korelasi, Dan Nonparametrik, BPFE, Yogyakarta. Amrullah, Suharli Michell, 2007. “Pengungkapan Wajib dan Sukarela Informasi Laporan Tahunan Perusahaan Publik : Tinjauan Atas Karakteristik Komite Audit (Studi Empiris pada BUMN), Manajemen Usahawan No. 6 Tahun xxx, VI Juni 2007”, Jakarta Anggraini, Vita, 2007. “ Pengaruh Tingkat Disclosure dan Nilai Pasar Ekuitas Terhadap Biaya Ekuitas”, Skripsi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Bapepam, 1996. Keputusan Kertua Badan Pengawas Pasar Modal No:Kep38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 Bapepam, 2006. Keputusan Kertua Badan Pengawas Pasar Modal No:Kep134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 Belkaouli, Ahmad Riahi, 2002. Teori Akuntansi, Edisi 4 Jilid I, Salemba Empat, Jakarta Botosan. C,1997. Disclosure Level and The Cost of Equity Capital, The Accounting Review, Vol : 72 no 3 Bungin, Burhan, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Pranada Media, Jakarta Erlina dan Mulyani Sri, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, USU Press, Medan Fony, Lie, 2005. ” Analisis Efek Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Terhadap Cost Of Capital Perusahaan” , kripsi, Universitas Kristen Petra, Surabaya Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gitman,Lawrance.J, 2003. Principle of Managerial Finance, Ten edition, Pearson education, inc.,United states. Gunawan, Yuniati, 2001. “Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”, Simposium Nasional Akuntansi VI Hadi, Syamsul, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif ,Ekonisia, Yogyakarta. Halsef, Subramanyam, Wild, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Buku I Salemba Empat, Jakarta ________________________2005. Analisis Laporan Keuangan, Buku II Salemba Empat, Jakarta Harahap, Sofyan Syafri, 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Divisi Buku Perguruan Tinggi , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Jogianto, H.M,2004. Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Kieso, Donald. E., Weygant, J.2005, Akuntansi Intermediate, Edisi Sebelas , Jilid III, Erlangga, Jakarta Komalasari, P.T., & Zaki Baridwan, 2001. Asimetri Informasi dan Cost of Equity Capital, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol I No 4 Kuncoro, Mudrajad.Phd, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta Murni, Siti Aisah, 2004. Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela Dan Asimetri Informasi terhadap cost of capital pada perusahaan publik di indonesia. Jurnal Riset Akuntansi di indonesia , Vol 7 no 2 Parnomosidi, Bambang , 2006. Praktik Pengungkapan Modal Intelektual Pada Perusahaan Publik Di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 9 no 1 Sidarta, Anny, 2003. ” Pengaruh Kualitas Disclosure Terhadap Biaya Hutang”, Skripsi, Universitas Kristen Petra, Surabaya Senggupta, P, 1998. Corporate Disclosure Quality And The Cost Of Debt. The Accounting Review, Vol 73 No 4. Stice,Stice,Skousen,2004. Akuntansi Intermediate ,edisi lima belas,Jilid I , Salemba Empat,Jakarta Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta, Bandung. Syahyunana, 2004. Manajemen Keuangan I (Perencanaan, Analisis dan Pengendalian Keuangan), USU Press, Medan Triton, P.B, 2006, SPSS 13.0. Terapan, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Van Horne, James C. Dan M.Jhon Wachowicz, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen keuangan, Diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrani, dan Taufik Hendrawan, edisis kedua belas, PT.Salemba Empat, Buku Satu, Jakarta. Wahyudi, Sugeng, 2004. Pengaruh Umur Perusahaan Dan Ukuran Poerusahaan Sebagai Assurance Tergadap Return Awal Saham. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol 6 No 2 Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi ketiga, Jilid satu, Bayu Media Publishing, Malang. Widayat dan Amirullah, 2002. Riset Bisnis, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Yunita, Frency dan Juniarti, 2003. Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas Pada Saham Bluechip, Jurnal Akuntansi dan Keuangan November 2003/ Volume 5/ no 2 Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, Medan. Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta www.idx.co.id, download tanggal 2 februari 2008 sampai tanggal 5 mei 2008 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009 Tiurmaida Sinaga : Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, 2008. USU Repository © 2009