BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori – teori Dasar
2.1.1
Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communication
yang berarti
‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’(2004: hal 5) . Perkataan ini bersumber pada
kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.
Jadi secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur
kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara
komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Komunikasi menurut Laswell (2011: hal 5) mengatakan bahwa ,“komunikasi
adalah proses yang menggambarkan siapa (who), mengatakan apa (says what), dengan
cara apa (in what channel), kepada siapa (to whom), dengan efek apa (with what effect)”.
Komunikasi menurut Karlfried Knapp (2011: hal 6) mengatakan bahwa, “
komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbolik
linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat
disosialisasikan secara langsung atau tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral,
dan visual)”.
Jadi berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian
komunikasi adalah proses pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim
dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. ]
13 14 2.1.1.1 Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap langkah, mulai dari saat menciptakan informasi
sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah proses, sebuah kegiatan
yang berlangsung berkelanjutan.
Dalam aplikasinya, langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Proses Komunikasi
IDE
ENCODING EPENGIRIMAN
D DECODING BALIKAN
Sumber : (S uprapto, 2011: hal 8)
Dijelaskan pula langkah-langkah proses komunikasi sesuai yang ada pada
gambar di atas menurut Tommy S, sebagai berikut :
1. Langkah pertama, ide atau gagasan diciptakan oleh sumber atau komunikator.
2. Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukan menjadi
lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
3. Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan
melalui saluran atau media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang
komunikasi ditujukan kepada komunikan.
15 4. Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya
untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
5. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding, khalayak
akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator. (Suprapto, 2011: hal 8)
2.1.1.2 Model Komunikasi
M odel komunikasi yang dijelaskan menurut Harold D Laswell adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.2
Model Komunikasi Harold D Laswell
Sumber : (Wiryanto, 2004: hal 17)
Harold D Laswell memperkenalkan lima formula komunikasi untuk terjadinya
suatu proses komunikasi, yaitu :
1. Who, yakni berkenaan dengan siapa yang mengatakan.
2. Says What, yakni berkenaan dengan menyatakan apa.
3. In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa.
4. To Whom, yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.
16 5. With What Effect, yakni berkenaan dengan pengaruh apa (Wiryanto, 2004:
hal 17).
Berdasarkan formula Lasswell tersebut, maka terdapat lima komponen komunikasi
agar dapat terjadi proses komunikasi, yaitu (Wiryanto, 2004: hal 17) :
x
Komunikator
x
Pesan
x
M edia
x
Komunikan
x
Pengaruh
M enurut Shannon dan Weaver, model komunikasi dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2.3
Model Komunikasi S hannon dan Weaver
Information Source Transmitter Encoding Noise Sumber : (Mulyana, 2009: hal 149)
Penerima dan Decoding Tujuan 17 Shannon dan Weaver menjelaskan model di atas pada tiap elemennya sebagai berikut :
1. Elemen pertama dalam proses ini adalah sumber informasi (information source)
menghasilkan sebuah pesan atau rangkaian pesan untuk dikomunikasikan.
2. Tahap berikutnya, pesan yang telah dibentuk akan segera dikirim. M elalui
pemilihan transmitter,
yang disesuaikan dengan jenis komunikasi yang
digunakan.
3. Penyandian (enconding) pesan diperlukan untuk mengubah pesan yang
dikomunikasikan dalam otak ke dalam suatu sandi yang cocok dengan
transmitter.
4. Pada tahap ini penerima akan menerima pesan yang dikomunikasikan melalui
transmitter dan dilakukan proses penafsiran (decoding) pesan..
5. Komponen terakhir dari Shannon adalah tujuan (destination) yang dimaksud oleh
si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang
berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari
arti pesan. Kemudian sandi-sandi itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
6. Sumber gangguan (noise) yang terjadi pada waktu memindahkan signal dari
transmitter kepada si penerima. M isalnya pada waktu anda berbicara dengan
teman di jalan kedengaran suara mobil lewat, anak-anak berteriak, yang
semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan
noise (M ulyana, 2009: hal 149).
18 Adapun model komunikasi yang dikenalkan oleh D. Lawrence Kincaid, seperti ini :
Gambar 2.4
Model Komunikasi D. Lawrence Kincaid
Participant A’s understanding Participant B’s understanding Mutual understanding of A and B Sumber : (S uprapto, 2011: hal 74)
Kincaid mendefinisikan “Mutual understanding may be defined as the
combination of each individual’s estimate if the other’s meaning which overlaps with the
other’s actual meaning. In other words, mutual understanding is a combination if the
accuracy of each individual’s estimate of the other’s actual meaning” (Suprapto, 2011:
hal 74).
Jadi menurut peneliti, berdasarkan penjelasan Kincaid bahwa pemahaman timbal
balik dapat tercapai apabila terdapat kesamaan pemahaman arti antara dua belah pihak
yang mana timbul bagian yang saling overlaps.
19 Di sini peneliti akan lebih merujuk pada bentuk model komunikasi Harold D
Laswell dalam mengkaji penelitian yang dilakukan terhadap PT. Kawan Intim Senada
tentang strategi komunikasi pemasarannya.
2.1.1.3 Tujuan Komunikasi
M enurut Grace dan Thoha seperti dikutip oleh Suprapto ( 2011: hal 11), ada
empat macam tujuan komunikasi, yaitu :
a. Tujuan Fungsional (the functional goals) adalah tujuan yang secara pokok
bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi / lembaga.
b. Tujuan M anipulasi (the manipulative goals) adalah tujuan yang dimaksudkan
untuk menggerakan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang disampaikan,
yang sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya.
c. Tujuan Keindahan (the aesthetics goals) adalah tujuan untuk menciptakan
tujuan-tujuan yang bersifat kreatif. Komunikasi ini dipergunakan untuk
memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam
kenyataan.
d. Tujuan Keyakinan (the confidence goals) adalah tujuan yang bermaksud untuk
meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada lingkungan.
2.1.1.4 Komponen Dasar Komunikasi
M elalui penjelasan di atas mengenai bermacam-macam model komunikasi, dapat
terlihat bahwa terdapat berbagai komponen atau elemen dalam proses komunikasi.
Kadang-kadang untuk komponen yang sama digunakan istilah yang berbeda seperti
20 halnya ada yang menggunakan istilah informasi dan pesan untuk menyatakan komponen
pesan yang dikirimkan dan begitu juga ada yang memakai istilah sender dan source
untuk menyatakan orang yang mengirimkan pesan. Dengan demikian, komponen dasar
komunikasi ada enam (Dani Vardiansyah, 2004: hal 19), yaitu :
1. Pengirim Pesan (sender)
Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan.
2. Pesan (message)
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini
dapat berupa verbal maupun nonverbal.
3. Saluran (channel)
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima
(channel).
4. Penerima Pesan (receiver)
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan
yang diterimanya.
5. Balikan (feedback)
Balikan adalah respons terhadap suatu pesan yang diterima yang dikirimkan
kepada si pengirim pesan.
21 6. Gangguan (noise)
Gangguan yang terjadi selama proses pengiriman pesan antara pengirim dengan
penerima pesan.
2.1.1.5 Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication)
Komunikasi antarpribadi (2004: hal 32) adalah komunikasi yang berlangsung
dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun
pada kerumunan orang.
2.1.1.6 Komunikasi Massa (mass communication)
Komunikasi M assa (2011: hal 17) adalah bentuk komunikasi di mana proses
penyampaian informasi, ide, dan sikap kepada banyak orang (biasanya dengan
menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa, seperti
radio siaran, televisi siaran, surat kabar atau majalah dan film).
2.1.2
S trategi
M enurut Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam buku “Exploring Corporate
Strategy”), mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi
untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan
yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang
berkepentingan (stakeholder).
22 Abraham juga menyimpulkan definisi strategi sebagai cara sebuah syarikat
bersaing. Ada beberapa banyak cara untuk bersaing, misalnya mengeluarkan produk
yang lebih baik, produk yang lebih berkualitas, produk yang lebih murah daripada
organisasi lain; memperbanyak pelanggan atau menciptakan pasar baru. Strategi yang
unggul adalah strategi yang berupaya memberikan “superior customer value and a
sustainable competitive advantage “ (Abraham, 2006: p 8).
Sedangkan menurut Porter (2009: p 94) strategi adalah, ”the creation of a unique
and valuable position involving a different set of activities.”
Jadi strategi menurut peneliti adalah suatu bentuk cara berbeda dan unik yang
dilakukan oleh sebuah organisasi dalam rangka mencapai keunggulan bersaing terhadap
kompetitornya.
2.1.3 Pemasaran (Marketing)
Definisi marketing menurut The American Marketing Association ( 2011: p 3)
adalah “an organizational function and a set of processes for creating, communicating,
and delivering value to customers and for managing customer relationships in ways that
benefit the organization and its stakeholders.”
M enurut Kotler dan Armstrong (2008: hal 6), “pemasaran adalah proses di mana
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat
dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai
imbalannya. perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan
23 yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan
sebagai imbalannya”.
Jadi peneliti menyimpulkan bahwa marketing adalah proses kegiatan terintegrasi
antara menciptakan, mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai kepada pelanggan,
dalam rangka menciptakan nilai bagi pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan
yang dapat memberikan keuntungan bagi organisasi.
24 2.1.3.1 Proses Pemasaran
Proses pemasaran dijelaskan melalui model di bawah ini :
Gambar 2.5
Proses Pemasaran
Menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan
pelanggan
Menangkap nilai dari
pelanggan
Memahami
pasar serta
kebutuhan
dan
keinginan
pelanggan
Merancang
strategi
pemasaran
yang
digerakkan
oleh
pelanggan
Membangun
program
pemasaran
terintegrasi
yang
menghantarka
n nilai unggul
Membangun
hubungan yang
menguntunkan
dan
menciptakan
kepuasan
pelanggan
Menangkap
nilai dari
pelanggan untuk
menciptakan
keuntungan dan
ekuitas
pelanggan
Melakukan
riset
pelanggan
dan pasar
Memilih
pelanggan
(segmentasi
dan
penetapan
target
Desain produk
dan jasa :
me mbangun
merek yang
kuat
Manajemen
hubungan
pelanggan :
membangun
hubungan yang
kuat dengan
pelanggan
terpilih
Menciptakan
pelanggan yang
puas dan setia
Menata
inform asi
pemasaran
dan data
pelanggan
Memutuska
n proposisi
nilai
(diferensias
i dan
positioning)
P enetapan
harga :
menciptakan
nilai nyata
P romosi :
mengkomunik
asikan
proposisi nilai
Distribusi :
menata
permintaan
dan rantai
pasokan
Menggunakan
teknologi pemasaran
Menata pasar
global
Sumber : (Kotler dan Armstrong, 2008: hal xiv)
Manajemen
hubungan
kemitraan :
membangun
hubungan yang
kuat dengan
mitra pemasaran
Memastikan tanggung
jawab etika dan sosial
Menangkap
nilai seumur
hidup pelanggan
Meningkatkan
pangsa pasar
dan pangsa
pelanggan
25 Berdasarkan pada model gambar pemasaran sebelumnya, di sini peneliti akan
memfokuskan hanya pada bagian perancangan strategi pemasaran dan bagian
pembangunan program pemasaran terintegrasi khususnya pada hal promosi terkait
dengan kajian yang akan diteliti peneliti yaitu strategi komunikasi pemasaran.
2.1.3.2 Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis menurut Kotler dan Armstrong (2008: hal 45) adalah
proses mengembangkan dan mempertahankan kecocokan strategis antara tujuan dan
kemampuan organisasi serta peluang pemasaran yang sedang berubah.
2.1.3.3 S trategi Pemasaran (marketing strategy)
M enurut Kotler dan Armstrong (2008: hal 58), Strategi pemasaran adalah logika
pemasaran di mana unit bisnis berharap untuk mencapai tujuan pemasarannya.
Strategi pemasaran dibagi lagi menjadi empat, antara lain :
ƒ
Segmentasi Pasar (market segmentation)
M embagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda yang mempunyai
kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan yang mungkin
memerlukan produk atau program pemasaran terpisah.
Dalam segmentasi pasar juga dikenal dengan istilah segmen pasar, yang
berarti : sekelompok konsumen yang merespons dengan cara yang sama
terhadap sejumlah usaha pemasaran tertentu.
26 ƒ
Penetapan Target Pasar (market targeting)
Proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih
satu atau lebih jumlah segmen yang dimasuki.
ƒ
Positioning
Pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda, dan
diinginkan relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran.
ƒ
Diferensiasi
Benar-benar mendiferensiasikan penawaran pasar untuk menciptakan nilai
pelanggan yang tinggi.
M engacu pada pendapat Felice Adinolfi, M arcello De Rosa, dan Ferruccio
Trabalzi (2011) dalam jurnalnya yang berjudul “British Food Journal”, menjelaskan
bahwa strategi pemasaran semakin memegang peranan penting dalam era globalisasi ini.
Hampir di setiap bidang, perusahaan berusaha untuk menerapkan strategi pemasaran
mereka dalam mencapai keunggulan bersaing yang tinggi. Di sini peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa penggunaan strategi pemasaran yang tepat dapat
memberikan banyak sekali manfaat kepada perusahaan tersebut, manfaat tersebut antara
lain : tercapainya competitive advantage yang tinggi, tingkat penjualan dapat meningkat,
proses AIDA (awareness, interest, desire, action) dapat dicapai dengan lebih mudah,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan, dan masih banyak lainnya.
27 2.1.3.4 Kisi-kisi Ekspansi Produk / Pasar (product / market expansion grid)
Kotler dan Armstrong mendefinisikan kisi-kisi ekspansi produk / pasar sebagai
berikut, “Sarana perencanaan portofolio untuk mengenali peluang pertumbuhan
perusahaan melalui penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, atau
diversifikasi.
Berikut adalah tabel kisi-kisi ekspansi produk / pasar :
Tabel 2.1
Tabel Kisi-kisi Ekspansi Produk / Pasar
Present Products New Products Present Customers Market penetration Product development New Products Market development Diversification Products Markets Sumber : (J. Paul Peter dan James H. Donnelly. Jr, 2011: p 11)
Penjelasan tentang kisi-kisi ekspansi produk atau pasar adalah sebagai berikut :
a) Penetrasi pasar ( market penetration)
Strategi pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan penjualan produkproduk terkini pada segmen pasar saat ini tanpa mengubah produk.
28 b) Pengembangan pasar ( market development)
Strategi pertumbuhan perusahaan dengan menggali dan mengembangkan segmen
pasar baru untuk produk perusahaan terkini.
c) Pengembangan produk (product development)
Strategi pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk modifikasi atau
produk baru pada segmen pasar terkini.
d) Diversifikasi (diversification)
Strategi pertumbuhan perusahaan melalui pendirian atau akuisisi bisnis di luar
produk dan pasar perusahaan yang terbaru (Kotler dan Armstrong, 2008: hal 52 54).
2.1.3.5 Bauran Pemasaran (marketing mix)
Kotler dan Armstrong (2008: hal 62) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai
berikut, “kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran”.
29 2.1.4 Promosi (promotion)
Pengertian promosi oleh M erriam – Webster’s Collegiate Dictionary 11th ed
(2003: p 994) :
a. “The act or fact of being raised in the position rank”
b. “the act of furthering the growth or development of something; esp: the
furtherance of acceptance and sale of merchandise through advertising,
publicity, or discounting”.
Adapun menurut Kotler dan Armstrong (2008: hlm 63), promosi adalah aktivitas
yang menyampaikan mangfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya (iklan,
penjualan pribadi).
Jadi promosi menurut peneliti adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan
organisasi baik
melalui
iklan,
publisitas,
dan
cara
lainnya dalam rangka
memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat.
2.1.4.1 Promotion Mix
“The promotion mix concept refers to the combination and types of non personal
and personal communication the organization puts forth during a specified period”
(Peter dan Donnelly, 2011: p 111).
30 Terdapat lima elemen dalam promotion mix, antara lain :
ƒ
Advertising
“Advertising is a paid form of non personal communications about an
organization, its products, or its activities that is transmitted through a mass
medium (television, radio, newspapers, internet, magazines, outdoor
displays, car cards, or directories) to a target audience”.
ƒ
Sales Promotion
“Sales promotion is an activity or material that offers customers, sales
personnel, or resellers a direct inducement for purchasing a product. This
inducement, which adds value to or incentive for the product, might take the
form of a coupon, sweepstakes, refund, or display”.
ƒ
Public Relations
“Public relations is a personal form of communication that seeks to
influence the attitudes, feelings, and opinions of customers, non customers,
stockholders,
suppliers,
employees,
and
political
bodies
about
organization”.
ƒ
Direct Marketing
“Direct marketing uses direct forms of communication with customers. It
can take the form of direct mail, online marketing, catalogs, telemarketing,
and direct response advertising”.
31 ƒ
Personal Selling
“Personal selling is face-to-face communication with potential buyers to
inform them about and persuade them to buy an organization’s product
(Peter dan Donnelly, 2011: p 111)”.
Berikut ulasan elemen promotion mix menurut peneliti :
• Periklanan adalah suatu bentuk komunikasi non personal mengenai
sebuah organisasi, produknya, atau kegiatan-kegiatan mereka yang
disampaikan melalui perantara media massa (televisi, radio, koran,
internet, majalah) kepada target audiens.
• Sales promotion adalah sebuah aktivitas atau materi yang diberikan
kepada pelangan, personel sale, atau resellers sebagai bujukan langsung
untuk membeli sebuah produk.
• Public relations adalah bentuk komunikasi personal yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap, perasaan, dan opini-opini dari pelanggan,
stockholders, supplier, karyawan, dan politisi mengenai suatu organisasi.
• Direct marketing adalah bentuk komunikasi secara langsung kepada
pelanggan. Ini dapat meliputi bentuk-bentuk seperti pemasaran online,
katalog, telemarketing dan respon langsung dari iklan.
32 • Personal selling adalah komunikasi tatap muka dengan pembeli potensial
untuk menginformasikan mereka dan membujuk untuk membeli produk
kita.
Pentingnya teori promotion mix dalam penelitian ini adalah karena peneliti
bermaksud untuk mengkaji teori-teori promotion mix dalam usaha strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh PT. Kawan Intim Senada dalam melakukan penetrasi
pasar. Sebab metode yang dilakukan perusahaan ini tidak lain adalah periklanan, sales
promotion, direct marketing, dan personal selling.
2.1.5
Public Relations
Public Relations menurut Lawrence W.Long dan Vincent Hazelton (2009: p 6)
adalah sebuah managemen fungsi komunikasi yang mana organisasi beradaptasi,
berubah, atau memelihara lingkungan mereka dengan tujuan untuk mencapai tujuan
organisasi.
2.1.5.1 Peran Public Relations
Dennis L. Wilcoz (2009: p 22) menjelaskan bagaimana peranan Public Relations
terhadap kegiatan marketing dalam bukunya “Public relations Writing and Media
Techniques”, sebagai berikut :
1. M engembangkan prospek baru untuk pasar baru.
2. menyediakan dukungan pihak ketiga melalui surat kabar, majalah, radio, dan
televisi melalui siaran pers tentang produk atau jasa sebuah perusahaan.
3. M eningkatkan penjualan produk atau jasa sebuah perusahaan.
4. M endukung dan membuka jalan dalam penjualan.
33 5. M emperluas periklanan dan promosi organisasi terhadap produk atau jasa
perusahaan.
6. M enyediakan penjualan literatur yang murah, karena artikel tentang perusahaan
dan produknya dapat dicetak kembali sebagai bagian informasi untuk calon
pelanggan.
7. M enciptakan perusahaan sebagai sumber informasi yang kuat terhadap
produknya.
8. M embantu penjualan produk-produk kecil yang tidak memiliki dana yang besar
untuk dilakukan periklanan.
Berdasarkan penjelasan di atas Harris menyimpulkan bahwa peranan Public
Relations untuk mencapai:
•
Raise awareness
•
To inform and educate
•
To gain understanding
•
To build trust
•
To make friends
•
To give people reasons to buy
•
And finally to create a climate of customer acceptance
M engacu pada pendapat Yinan Qi, Chee-Chuong Sum, dan Xiande Zhao dalam
jurnalnya yang berjudul ” International Journal of Operations & Production
Management”, menjelaskan bahwa fungsi dan peran public relations sekarang ini
34 memiliki peranan positif yang lebih besar dari pada fungsi tradisional. Berdasarkan hal
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa peran public relations dapat menumbuhkan
kemampuan perusahaan terkait dengan perumusan strategi dalam mencapai keunggulan
bersaing, sehingga memudahkan proses penetrasi pasar.
2.1.6
Model AIDA
M odel AIDA (2009: p 515) adalah bentuk model komunikasi dalam pemasaran
yang dikenalkan pertama kali oleh Lewis, model ini dibagi menjadi empat tahap kognitif
yaitu :
ƒ
A - Attention (Awareness) : menarik perhatian dari pelanggan.
ƒ
I – Interest :
meningkatkan ketertarikan pelanggan dengan memfokuskan dan
mendemonstrasikan keuntungan dan manfaat produk atau jasa.
ƒ
D – Desire : meyakinkan pelanggan bahwa mereka menginginkan dan kebutuhan
mereka akan terpenuhi dengan menggunakan produk atau jasa kita.
ƒ
A – Action : mengarahkan pelanggan untuk mengambil langkah lebih lanjut
(melakukan pembelian).
35 2.2
Teori - teori Khusus
2.2.1
Penetrasi Pasar (Market Penetration)
Pengertian penetrasi pasar menurut Kotler dan Armstrong (2008: hal 53),
“Penetrasi pasar sebagai sebuah strategi pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan
penjualan produk-produk terkini pada saat ini tanpa mengubah produk.”
Seperti yang dijelaskan oleh Kotler dan Armstrong, bahwa penetrasi pasar berarti
perusahaan menjual produk yang sudah ada pada pangsa pasar yang sama. Dengan kata
lain peningkatan penjualan produk di pangsa pasar lama. Biasanya dalam melakukan
penetrasi pasar, seorang marketer akan menerapkan market penetration pricing.
2.2.2
Market penetration pricing
Market penetration pricing (2010: hal 337) adalah suatu metode pemasaran
dalam melakukan penetrasi pasar dengan cara memasang harga yang cukup rendah
dibandingkan dengan produk sejenis lainnya untuk produknya, dengan harapan
mendapatkan jumlah pembeli dan cakupan pasar yang besar.
Organisasi memasang harga yang cukup rendah dengan tujuan mempenetrasi
pasar dengan cepat dan mendalam untuk menarik perhatian jumlah pembeli yang besar
serta pangsa pasarnya. Volume penjualan yang besar dapat menghasilkan penekanan
biaya pengeluaran, hal ini membuat organisasi dapat memangkas harganya jauh lebih
murah.
36 Terdapat beberapa ketentuan – ketentuan agar market penetration pricing dapat
berhasil :
a. Pasar harus memiliki tingkat sensitivitas yang sangat peka terhadap harga,
sehingga harga yang cukup rendah menghasilkan perkembangan pasar yang
lebih besar.
b. Biaya produksi dan distribusi harus turun seiringnya dengan peningkatan
volume penjualan.
c. Terakhir, bahwa harga yang cukup rendah
harus dapat bersaing dengan
kompetisi pasar yang ada dan penetration pricer harus mengatur posisi harga
rendah tersebut.
37 2.3
Kerangka Pikir
Untuk memecahkan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti, maka peneliti
menyusun kerangka pikir melalui gambar seperti di bawah ini.
Gambar 2. 6
Kerangka Berpikir
Misi‐misi Bisnis Strategi Komunikasi Pemasaran AIDA Promotion Mix Implementasi berhasil Penetrasi Pasar tidak Lingkungan Eksternal Lingkungan Internal Analisis SWOT Feedback dan kontrol Sumber : Kompilasi pemikiran peneliti yang mengacu pada bagan pada buku
Marketing S trategy and Competitive Positioning (Hooley, Piercy and Nicolaud,
2008: p 45) dan bagan pada buku Marketing Management (Kotler dan Keller,
2009: p 88).
38 Penjelasan :
Langkah pertama diawali dengan penyusunan misi-misi bisnis dari organisasi
yang bersangkutan (dalam konteks ini PT. Kawan Intim Senada). Setelah tersusun misi
bisnisnya dilakukanlah strategi – strategi komunikasi pemasaran yang akan dilakukan,
yang dimaksud di sini adalah kegiatan promotion mix PT. Kawan Intim Senada.
Selanjutnya dilakukanlah implementasi dalam rangka melakukan penetrasi pasar.
Dengan kata lain dari proses strategi komunikasi pemasaran ke implementasi hingga
penetrasi pasar dimaksudkan agar dapat menimbulkan awareness, interest, desires, dan
action (AIDA) masyarakat. Dari hasil penetrasi akan diperoleh apakah berhasil atau
tidaknya proses yang dilakukan, yang nantinya akan menghasilkan feedback dan kontrol
terhadap proses strategi komunikasi pemasaran dan proses implementasi. Feedback dan
kontrol ini berguna sebagai evaluasi perusahaan kearah yang lebih baik dalam
melakukan penetrasi ke depannya. Tidak hanya itu, dilakukan pula analisis SWOT atas
proses penetrasi pasar sebagai kajian ke feedback dan kontrol.
Download