PENYAKIT URTIKARIA : Karya Tulis Ilmiah : http://karyatulisilmiah.com

advertisement
This page was exported from Karya Tulis Ilmiah [ http://karyatulisilmiah.com ]
Export date: Wed Jul 19 0:37:30 2017 / +0000 GMT
PENYAKIT URTIKARIA
PENDAHULUAN
Urtikaria merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai. Dapat terjadi secara akut maupun kronik, keadaan ini
merupakan masalah untuk penderita, maupun untuk dokter. Walaupun patogenesis dan penyebab yang dicurigai
telah ditemukan, ternyata pengobatan yang diberikan kadang-kadang tidak memberikan hasil seperti yang
diharapkan.
Urtikaria atau yang lebih dikenal dengan biduran adalah suatu gejala penyakit yang berupa gatal-gatal pada kulit
disertai dengan bercak-bercakmenonjol (udem) yang biasanya disebakan oleh alergi dapat juga disebabkan oleh
adanya pengaruh cuaca panas dan dingin pada kulit terutama pada kulit yang memiliki sensitivitas tinggi atau juga
disebabkan oleh gejala psikosis misalnya emosi yang berlebihan. Pada kebanyakan kasus urtikaria, biasanya gejala
penyakit ini hanya bertahan singkat dan dapat sembuh sendiri kecuali jika telah memasuki tahap kronik.
Urtikaria merupakan penyakit yang sering dijumpai dan sumber frustasi bagi pasien yang jarang tampak sakit berat
tapi rasa gatal yang luar biasa, dan bagi dokter yang jarang menemukan penyebabnya. Pada kebanyakan kasus,
kepercayaan pasien bahwa penyakit itu disebabkan oleh alergi yang tidak dapat dibuktikan. Sesungguhnya, riset
mengenai kelainan ini memberi petunjuk bahwa mekanisme lain, yang tidak banyak tergantung pada alergi,
bertanggung jawab pada banyak kasus. Namun dengan semua ketidakpastian ini para klinikus tak boleh
menganggap bahwa semua urtikaria bersifat idiopatik, untuk diobati dengan antihistamin, sambil memupuk
harapan pasien atau sambil mengangkat tangan tanda keputusasaan, tergantung selera masing-masing.
DEFINISI
Urtikaria merupakan reaksi vakular dari kulit berwarna merah atau keputihan akibat udema interseluler lokal yang
terbatas pada kulit atau mukosa. Reaksi ini dapat diakibatkan bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan
edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di
permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. Keluhan subjektif biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk.
Angioderma ialah urtika yang mengenai lapisan yang lebih dalam dari dermis, dapat di submukosa atau subkutis,
juga dapat mengenai saluran nafas, saluran cerna dan organ kardiovaskular.
EPIDEMIOLOGI
Urtikaria dan angioderma sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak mengalami urtikaria
dibandingkan dengan usia muda. SHELDON (1951), menyatakan bahwa umur rata-rata penderita urtikaria ialah
35 tahun, jarang dijumpai pada umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 60 tahun. Ditemukan 40% bentuk
urtikaria saja, 49% urtikaria bersama-sama dengan angioderma dan 11% angioderma. Lama serangan berlangsung
bervariasi, ada yang lebih dari satu tahun bahkan ada yang lebih dari 20 tahun. Penderita atopi lebih mudah
mengalami urtikaria disbanding orang normal. Tidak ada frekuensi jenis kelamin, baik laki-laki maupun wanita.
Umur, ras, jabatan/pekerjaan, letak geografis dan perubahan musim dapat mempengaruhi hipersensitifitas yang
diperankan oleh IgE. Penisilin tercatat sebagai obat yang lebih sering menimbulkan urtikaria.
PATOFISIOLOGI
Urtikaria terjadi akibat vasodilatasi dan peningkatan permiabilitas dari kapiler atau pembuluh darah kecil sehingga
terjadi transudasi cairan dari pembuluh darah di kulit. Hal in karena adanya pelepasan mediator kimia dari sel mast
atau basofil terutama histamin.
Pelepasan mediator ini dapat terjadi melalui mekanisme :
- Imunologi (terutama reaksi hipersensitivitas tipe I kadang kadang tipe II)
- Non imunologi (“chemical histamine liberator”, agen fisik, efek kolinergik).
ETIOLOGI
Pada penyelidikan ternyata hamper 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga penyebab urtikaria bermacammacam, diantaranya : obat, makanan, gigitan serangga, bahkan fotosesitizer, inhalan, kontaktan, trauma fisik,
infeksi dan infestasi parasit, psikis, genetik dan penyakit sistemik.
• OBAT
Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik secara imunologik maupun nonimunologik. Hampir
semua obat sistemik menimbulkan urtikaria secara imunologik tipe I dan II. Contohnya ialah obat-obat golongan
penisilin, sulfonamide, analgesic, pecahar, hormone dan diuretic. Ada pula obat yang secara nonimunologik
langsung merangsang sel mass untuk melepaskan histamine, misalnya kodein, opium, dan zat kontras. Aspirin
menimbulkan urtikaria kaarena menghambat sintesis prostaglandin dari asam arakidonat
• MAKANAN
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtika yang akut, umunya akibat reaksi imunologik. Makanan berupa
protein atau bahan lain yang dicampurkan ke dalamnya member zat warna, penyedap rasa atau bahan pengawet
sering menimbulkan urtikaria alergika. Contoh makanan yang sering menimbulkan urtikaria adalah telur, ikan,
kacang, udang, tomat, arbei, babi, keju, bawang dan semangka, bahan yang dicampurkan seperti asam nitrat, asam
benzoate, ragi, salisilat dan penisilins
GEJALA KLINIS
Pada umumnya semua berbentuk urtika yaitu udema setempat yang meninggi di kulit berwarna merah/ keputihan
besarnya bervariasi. Dalam perjalanannya dibedakan dua bentuk yaitu akut dan kronik.
- Akut, timbul mendadak, menghilang dengan cepat, pada umumnya mudah diobati.
- Kronik, timbul berulang-ulang atau menetap lebih dari 6 minggu meskipun telag diobati.
Bentuk klinis :
- “Giant urticaria” (Quinke's edema) bila urtikaria besar besar disertai edema pada palpebra, genetalia, bibir.
- Urtikaria kolinergik bila urtikaria berbentuk kecil kecil tersebar dan sangat gatal.
- Urtikaria fisik bila timbul akibat tekanan berbentuk linear sesuai dengan bagian tekanan. Test dermografisme
positip.
- Urtikaria dingin timbul beberapa menit sampai beberapa jam setelah terpapar hawa/ air dingin. Dapat ringan
(setempat), sampai berat (disertai hipotensi, hilangnya kesadaran dan sesak napas).
- Urtikaria solar, timbul setelah terpapar dengan sinar matahari.
CARA PEMERIKSAAN / DX
Dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis yang teliti, diagnosis urtikaria tidak sukar ditegakkan. Kesulitan
biasanya dalam menentukan penyebab terutama pada bentuk kronik.
Pemeriksaan yang diperlukan :
- Anamnesis yang cermat.
- Pemeriksaan fisik yang teliti mengenai bantuk urtikarianya, penyakit umum/ sistemik yang menyertai.
- Pemeriksaan laboratorium/ penunjang.
- Darah, urine, faeses untuk mencari infeksi tersembunyi.
- Pemeriksaan gigi, THT, paru, vagina untuk mencari faktor infeksi.
- Bila perlu dapat dilakukan pemeriksaan alergi lanjutan misalnya igE, jumlah eosinofil, kadar komplemen, dan tes
gores kulit.
- Kecurigaan urtikaria dingin diperiksa “ice cube test”, krioglobulin, cold hemolysin.
- Kecurigaan urtikaria fisik dilakukan tes demografisme, tes fisik (exercise).
DIAGNOSIS BANDING
Erythma nododum, Sistemik lupus erythematosus, Henoch-Scholein syndrome.
PENYULIT
Shock anafilaksis, udema laring.
PENATALAKSANAAN
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat untuk mencari penyebab dan jenis urtikarianya. Sesudah itu dapat
dipilih tes tambahan yang sesuai dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut. Penatalaksanaan yang
ideal adalah menghindari penyebab, tetapi pada urtikaria kronis, sering penyebab ini sukar ditemukan. Obat yang
dapat digunakan antara lain :
1. Antihistamin
- Dipenhydramin HCl i.m.
D. 10-20 mg/ dosis, 3-4 kali / 24 jam
a.0.5 mg/ kg/ dosis, 3-4 kali/ 24 jam
- Kloerfeniramin maleat D.3-4 mg/ dosis, 3 kali/ 24 jam.
A. 0.09. mg/ kg/ dosis 3 kali/ 24 jam
- Hydroxyzine HCl D. 25 mg/ dosis, 3-4 kali/ 24 jam.
A. 0.5 mg/ kg/ dosis, 3 kali/ 24 jam
- Syproheptadin HCL D.4 mg/ dosis, 3-4 kali/ 24 jam.
2. Kortikosteroid
Digunakan pada urtikaria – yang akut dan berat
- Akibat reaksi alergi tipe III.
- Prednison D. 5-10 mg/ dosis, 3 kali/ 24 jam.
- Deksametason D. 0.5-1 mg/ dosis, 3 kali/ 24 jam
DAFTAR PUSTAKA
1. Monroe E.W. Urticaria, Int.J. Dermatol, 1981 : 20,32-41
2. Champion R.H. Urticaria, in Rook A, Wilkinson : Text book of dermatology, 4th ed., Blackwell Scientific
Publication, London, 1986 : 1099 – 1103
3. Andrew's Diseases of the Skin. 7th Ed. W.B. Saunders Co. Philidelpia, 1982 : 162-168.
Post date: 2011-01-13 09:27:00
Post date GMT: 2011-01-13 09:27:00
Post modified date: 2014-09-19 20:46:16
Post modified date GMT: 2014-09-19 20:46:16
Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com
Download