1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat
buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah,
remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja terutama yang berpenghasilan rendah
(Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa
prevalensi anemia defisiensi besi di Asia >75%, di Indonesia kasus anemia gizi
mencapai 63,5%
Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional 2010, angka anemia pada ibu
hamil sebesar 40,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia.
Diperkirakan jika pada tahun 2012–2015 prevalensi anemia masih tetap diatas 40%,
maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang disebabkan
perdarahan setelah melahirkan. Kondisi ini akan menyebabkan 3-7 % ibu meninggal
karena penyebab tak langsung yaitu anemia. Anemia adalah suatu kondisi medis
dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal (Pearce, 2010).
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu, perubahanperubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya. Pada masa
kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi penggunaan zat-zat
makanan oleh tubuh berkurang sehingga kebutuhan tubuh akan sumber zat gizi juga
akan berkurang pada beberapa bulan pertama kehamilan. Untuk itu selama masa
kehamilan gizi ibu hamil harus tetap dijaga. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat
1
Universitas Sumatera Utara
2
membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu Pada masa
kehamilan trisemester pertama (Manuaba, 2007).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) terdapat 37,1% ibu hamil
anemia yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl dengan proporsi yang
hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8%). Tingginya
kejadian anemia ini erat kaitannya dengan faktor kurang asupan makanan bergizi saat
ibu hamil dan kurangnya kesadaran dalam mengkonsumsi tablet zat besi.
Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara (2008), telah melakukan
survei anemia yang dilaksanakan tahun 2005 di 4 kabupaten/kota di Sumatera Utara,
yaitu Kota Medan, Binjai, kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Hasil survey
menunjukkan bahwa 40,50% wanita hamil masih menderita anemia.
Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah
kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Selama kehamilan terjadi
peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin dan
keperluan ibu hamil. Konsekuensi anemia pada ibu hamil dapat membawa pengaruh
buruk baik terhadap kesehatan ibu maupun janinnya, keadaan ini dapat meningkatkan
morbiditas maupun mortalitas ibu dan anak ( Khomsan, 2003).
Sebanyak 49,5% wanita hamil mengkonsumsi protein di bawah 80% dari
yang dibutuhkannya semasa kehamilan dan 44,8% wanita hamil juga kurang
mendapatkan asupan energi secara total yakni masih di bawah 70% dari yang
dibutuhkan. Hal ini memperlihatkan bahwa sekitar 45 – 50 % ibu hamil di Indonesia
tidak mendapat asupan energi dan protein yang cukup. Sebanyak 49,5% wanita hamil
Universitas Sumatera Utara
3
mengkonsumsi protein dibawah 80% dari yang dibutuhkan semasa kehamilan dan
44% wanita hamil kurang mendapatkan asupan protein secara total. Kurangnya
konsumsi
zat
besi
pada
masyarakat
Indonesia
disebabkan
lebih
banyak
mengkonsumsi makanan nabati yang lebih rendah kandungan zat besinya dari pada
makanan hewani yang tinggi kandungan zat besi sehingga sangat berisiko terhadap
terjadinya anemia. Keadaan ini diakibatkan kemampuan ekonomi yang rendah
dimana pangan nabati relatif lebih murah dibandingkan pangan hewani (Depkes,
2003).
Zat besi mempunyai fungsi untuk pembentukan hemoglobin, mineral dan
pembentukan enzim. Hemoglobin bertindak sebagai unit pembawa oksigen darah
yang membawa oksigen keparu-paru, serta membawa CO2 kembali ke paru-paru.
Defiseinsi zat besi dapat mengakibatkan cadangan zat besi dalam hati menurun,
sehingga pembentukan sel darah merah terganggu akan mengakibatkan pembentukan
kadar hemoglobin rendah atau hemoglobin darah dibawah normal. Dampak
kekurangan zat besi pada ibu hamil yaitu dapat mengalami keguguran, melahirkan
sebelum waktunya, bayi lahir dengan berat tidak normal, perdarahan sebelum serta
pada waktu melahirkan dan pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan
bayi. Pada anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan, tidak mencapai tinggi yang
optimal dan anak menjadi kurang cerdas. Anemia pada ibu hamil juga meningkatkan
resiko kematian ibu. Penyebab langsung kematian ibu hamil adalah perdarahan,
eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi, namun resiko kematian
meningkat bila ibu menderita anemia (Waryana, 2010).
Universitas Sumatera Utara
4
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi anemia adalah
dengan pemberian tablet besi (Fe) sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan.
Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet besi di Sumatera Utara menunjukkan
kenaikan pada tahun 2005 sebesar 33,03%, naik menjadi 53,09% tahun 2007 dan
menjadi 76,67% di tahun 2008 serta mengalami penurunan sedikit menjadi 75% di
tahun 2009 dan tahun 2010 turun menjadi 68,85%, angka ini masih jauh dari target
yang ditentukan yaitu 80% (Dinkes Propsu, 2010).
Penelitian yang dilakukan Widodo di Puskesmas Rimo Kecamatan Gunung
Meriah Aceh Singkil Tahun 2001, masih ditemukan ibu hamil yang tidak pernah
memperoleh tablet zat besi yaitu sekitar 43,33% dan ibu hamil yang kehamilannya
trisemester III menerima tablet zat besi kurang dari 90 tablet yaitu sekitar 39,22%
sementara ibu hamil yang memperoleh tablet zat besi kurang dari 30 tablet sekitar
21,56%.
Menurut data profil kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk Puskesmas
Tanjung Morawa, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet zat besi di Puskesmas
Tanjung Morawa pada tahun 2010 sekitar 91,43%, pada tahun 2011 sekitar 86,41%
dan pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan menjadi 72,33%. Angka ini
sebelumnya sudah memenuhi target yang diharapkan namun pada tahun 2012
mengalami sedikit penurunan.
Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan di Bidan Desa di Desa
Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang yaitu terdapat 40
ibu hamil. Sebanyak 12 ibu hamil yang berkunjung, masih ditemukan 8 ibu (67%)
Universitas Sumatera Utara
5
yang mengalami gejala anemia dengan tanda-tanda lemah, letih, lesu, pucat, mata
berkunang-kunang dari posisi duduk pada saat berdiri. Pada umumnya masyarakat
didasari oleh berbagai faktor yaitu ibu hamil masih ada yang belum memanfaatkan
fasilitas sarana kesehatan untuk memperoleh tablet tambah darah, jarak pelayanan
kesehatan yang terlalu jauh sehingga harus menggunakan kenderaan. Hal lainnya
adalah masyarakat Desa Naga Timbul pada umumnya bekerja sebagai petani dan
buruh
perkebunan
dimana
pendapatan
keluarga
masih
terbatas
sehingga
mempengaruhi daya beli dalam ketersediaan pangan yang beragam dalam keluarga.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka saya tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan asupan protein dan zat besi dengan status
anemia pada ibu hamil di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.
1.2.
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan asupan protein dan zat besi dengan status anemia pada
ibu hamil di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2014.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan asupan protein dan zat besi dengan status anemia pada
ibu hamil di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
6
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui status anemia pada ibu hamil di Desa Naga Timbul
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.
2. Untuk menganalisis asupan protein (hewani dan nabati) pada ibu hamil di
Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2014.
3. Untuk menganalisis asupan zat besi pada ibu hamil di Desa Naga Timbul
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Menjadi informasi bagi bidan Desa Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
di Desa Naga Timbul guna meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat khususnya penanganan anemia pada ibu hamil.
2. Sebagai bahan dalam membuat kebijakan penanggulangan anemia pada ibu
hamil di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Download