I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri memiliki peran penting dalam suatu negara berkembang, seperti halnya Indonesia. Menurut Kristanto (2002) bagi negara berkembang, industri merupakan faktor esensial untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang secara terus menerus meningkat. Banyak kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan dari sektor industri. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut industri memerlukan pengelolaan yang baik dan benar, yaitu menerapkan pengelolaan berkualitas dan pengelolaan berwawasan lingkungan. Pengelolaan industri berkualitas merupakan upaya memenuhi kebutuhan masyarakat atau konsumen. Pengelolaan berwawasan lingkungan merupakan upaya pengelolaan industri yang memperhatikan unsur-unsur kepedulian terhadap lingkungan hidup. Pengendalian pencemaran dengan meminimalisasi limbah pencemar atau mencegah timbulnya pencemaran yang berasal dari limbah yang dihasilkan oleh industri merupakan suatu upaya pengelolaan berwawasan lingkungan. Pengelolaan industri yang berwawasan lingkungan juga dilakukan untuk mentaati peraturan pemerintah maupun perundang-undangan. Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, pasal 16 menyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha wajib melakukan pengelolaan limbah dari kegiatan perusahaannya. Berdasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 1997, perusahaan yang tidak berwawasan lingkungan dapat diberi sanksi pidana maupun perdata atau sanksi administrasi berupa penutupan, pencabutan, penghentian atau penyegelan perusahaan. Industri percetakan merupakan salah satu sektor yang berperan dalam negara berkembang, bahkan industri percetakan menjadi salah satu industri strategis yang turut berperan dalam pembangunan Indonesia. Berbagai segi kehidupan manusia berkaitan dengan jasa percetakan, misalnya buku, koran, tabloid, majalah, brosur, barang cetakan, dan sebagainya. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 percetakan di Indonesia mengalami peningkatan penggunaan jumlah bahan baku, barang yang dihasilkan, dan jumlah pajak yang disetorkan ke negara, seperti terlihat pada Tabel 1. Hal ini terkait dengan peningkatan jumlah media cetak yang terbit, seperti koran, tabloid, 2 majalah, buku, dan sebagainya. Peningkatan jumlah penerbitan media cetak terkait dengan proses yang semakin mudah dan didukung kebijakan pemerintah yang meniadakan surat ijin usaha penerbitan (SIUP). Pembebasan SIUP bagi penerbitan media masa, seperti koran, tabloid, dan majalah maka memberikan semangat bagi pengusaha untuk menerbitkan media masa secara komersial. Tabel 1. Data Percetakan di Indonesia Tahun 2002 – 2005 Tahun Jumlah perusahaan Jumlah tenaga kerja (orang) Barang yang dihasilkan (juta eksemplar) Bahan baku (miliar, Rp) Pajak tidak langsung (miliar, Rp) 2002 593 56.223 5.176 2.493 87 2003 545 52.531 5.770 3.562 139 2004 551 50.735 8.948 5.949 91 2005 554 50.982 8.787 5.166 110 Sumber: Statistik Indonesia 2005/2006, Badan Pusat Statistik-Indonesia, 2006 Peningkatan jumlah barang cetakan yang dihasilkan sebesar 55% terjadi pada tahun 2003 ke 2004. Tabel 1 memperlihatkan pada tahun 2003 jumlah barang cetakan yang dihasilkan sebanyak 5.770 juta eksemplar menjadi 8.948 juta eksemplar pada tahun 2004. Peningkatan jumlah percetakan hanya sebesar 1%, yaitu dari 545 tahun 2003 menjadi 551 tahun 2004. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah barang cetakan sebesar 55% dengan peningkatan jumlah percetakan yang hanya 1%. Industri percetakan merupakan salah satu industri yang rawan pencemaran terhadap lingkungan hidup. Hal ini disebabkan percetakan menghasilkan limbah cair yang mengandung bahan beracun berbahaya (B3), yaitu timbal (Pb) dan kromium (Cr). Peningkatan jumlah barang cetakan pada industri percetakan perlu diimbangi dengan peningkatan pengolahan limbah cair yang dihasilkan. Limbah cair percetakan memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan agar tidak mengakibatkan pencemaran dan menurunkan kualitas lingkungan sekitar. Dari total 554 percetakan pada tahun 1995, seperti Tabel 1, percetakan yang melakukan pengelolaan limbah kurang dari 10%. Era globalisasi menuntut pengelola industri percetakan tidak melakukan pencemaran terhadap lingkungan. Tuntutan ini juga didukung dengan adanya isu pemanasan global, sehingga pengelolaan berwawasan lingkungan menjadi sesuatu yang penting untuk segera dapat dilaksanakan oleh industri percetakan. Era globalisasi juga menjadikan industri percetakan dalam kondisi bersaing 3 dengan ketat, sehingga percetakan harus melakukan pengelolaan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Pengelolaan percetakan yang berkualitas adalah pengelolaan yang menghasilkan barang cetakan berkualitas, sedangkan pengelolaan percetakan yang berwawasan lingkungan adalah pengelolaan terhadap limbah percetakan terutama limbah yang masih mengandung unsur logam berat B3 (bahan beracun dan berbahaya) yang dihasilkannya sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan merupakan sebuah sistem. Banyaknya pihak yang terlibat dengan kepentingan berbeda-beda menyebabkan permasalahan dalam pengelolaan percetakan menjadi kompleks dan perlu dikaji secara holistic (menyeluruh), dengan tetap memfokuskan pada integrasi dan keterkaitan antar komponen. Pengkajian secara menyeluruh ini diharapkan dapat mengubah cara pandang dan pola berpikir dalam menangani permasalahan dengan menggunakan model yang merupakan penyederhanaan sistem. Model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan ini berfungsi sebagai alat bantu perusahaan percetakan dalam menunjang pengambilan keputusan. Model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan dapat membantu pengambilan keputusan dalam rangka merumuskan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Selain itu dengan model ini akan membantu pemerintah dalam pengawasan perusahaan percetakan terhadap peraturan yang terkait dengan limbah percetakan. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menyusun model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. Untuk mencapai tujuan utama tersebut maka terdapat beberapa sub tujuan sebagai berikut : 1. Menganalisis dan menentukan keragaan faktor-faktor pengelolaan percetakan; 2. Menganalisis parameter dan standar kualitas serta parameter dan standar pengelolaan limbah percetakan; 3. Mendesain keragaan sub model pengelolaan berkualitas dan pengelolaan limbah percetakan; 4. Merumuskan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan. 4 1.3. Kerangka Pemikiran Penelitian Industri percetakan merupakan organisasi yang menghasilkan produk berupa barang cetakan. Industri percetakan menghasilkan juga limbah cair yang mengandung B3 sebagai konsekuensi dari proses produksi. Industri percetakan memiliki tujuan memenuhi kebutuhan konsumen melalui barang cetakan berkualitas dengan limbah yang tidak mencemari lingkungan. Hal ini menuntut percetakan perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik perlu dilakukan dari mulai input, proses, dan output. Output percetakan berkualitas adalah barang cetakan yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen. Barang cetakan yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan konsumen memerlukan proses dan input yang berkualitas. Pengelolaan berkualitas pada input dan proses akan menghasilkan barang cetakan berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen. Pengelolaan industri percetakan yang baik selain mengelola input, proses, dan output adalah mengelola juga limbah yang dihasilkan. Pengelolaan terhadap limbah agar tidak mencemari lingkungan hidup merupakan pengelolaan berwawasan lingkungan, sehingga perusahaan percetakan tidak saja menguntungkan secara ekonomis namun percetakan menjalankan pengelolaan secara ekologis. Pengelolaan percetakan merupakan sistem yang kompleks dan memerlukan kajian yang menyeluruh sehingga dibutuhkan sebuah model. Model yang disusun merupakan gabungan sub model pengelolaan percetakan berkualitas dengan sub model pengelolaan limbah percetakan. Model pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan yang telah tersusun perlu diverifikasi dengan data percetakan skala besar, skala menengah, dan skala kecil. Berdasarkan nilai hasil verifikasi maka didapat informasi pencapaian kinerja pengelolaan percetakan yang sebenarnya. Pencapaian kinerja pengelolaan percetakan dapat dijadikan sebagai dasar perumusan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan untuk percetakan skala besar, skala menengah, dan skala kecil. Rumusan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan dapat digunakan sebagai dasar perbaikan kinerja pengelolaan percetakan (Gambar 1). 5 Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, model yang dihasilkan dapat digunakan secara general pada berbagai skala percetakan di Indonesia untuk performance appraisal dalam perumusan strategi pengelolaan percetakan berkualitas dan berwawasan lingkungan; 2. Bagi pemerintah, model ini dapat dijadikan sebagai alat pengawasan pada percetakan terhadap kepatuhan peraturan yang terkait dengan lingkungan. 1.5. Kebaruan Kebaruan dari penelitian ini terletak pada penyatuan sub model pengelolaan percetakan berkualitas dengan sub model pengelolaan limbah percetakan. Penelitian ini juga menghasilkan parameter pengelolaan percetakan berkualitas dan parameter pengelolaan limbah percetakan yang berwawasan lingkungan.