Bab 5 Ringkasan Negara Jepang memiliki berbagai macam budaya dan kepercayaan. Okinawa merupakan salah satu kepulauan di Jepang yang menjadi pusat kebudayaan dan kepercayaan. Kepercayaan yang dianut masyarakat Okinawa masih sangat tradisional dan Okinawa memeiliki sesuatu yang tidak dimiliki daerah-daerah lain khususnya di Jepang, yaitu sosok wanita yang memiliki muatan nilai-nilai yang sangat mulia sehingga masyarakat Okinawa memujanya seperti memuja dewa/dewi. Hal ini diperkuat dengan adanya cerita mitos yang sangat dipercayai masyarakat mengenai asal-usul manusia. Dalam cerita mitos ini wanita dijadikan sebagai nenek moyang pertama masyarakat Okinawa dan wanita dijadikan simbolik dalam kepercayaan masyarakat tradisional. Dalam sistem kekerabatannya masyarakat Okinawa menganut system primogenitur patrilineal, dimana anak laki-laki tertua dijadikan sebagai ahli waris utama dan anak lakilaki lainnya hanya sebagai keluarga cabang. Anak laki-laki tertua berhak dan berkewajiban mewarisi harta orang tuanya terutama pada altar pemujaan nenek moyang. Ini semua jelas berkaitan dengan pelaksanaan shamanisme yang berkaitan dengan pemujaan nenek moyang. Karena altar merupakan totemism (simbol) kepercayaan. Shamanisme merupakan bagian dari animisme dimana animisme merupakan kepercayaan masa lalu manusia sebelum mengenal agama. Masyarakat animisme di masa lalu, melakukan persembahan kepada unsur-unsur alam seperti gunung-gunung, pepohonan dan lain-lain yang berhubungan dengan alam. Sedangkan shamanisme adalah suatu kepercayaan yang merupakan bagian dari agama. Dalam shamanisme 49 masyarakatnya melakukan persembahan kepada nenek moyang. Kepercayaan shamanisme cenderung lebih dapat diterima di ruang lingkup masyarakat, karena lebih memiliki konsep yang nyata di dalam pelaksanaannya. Kepercayaan shamanisme masih dilakukan hingga saat ini dan mengikuti perkembangan zaman. Household merupakan salah satu konsep shamanisme, yang meliputi lineage (garis keturunan), neighborhood (hidup bertetangga), moiety (penjelasan tentang kepercayaan), age group (kelompok masyarakat), dan class (kelas/kasta) semua itu berfungsi sebagai kontrol sosial dalam menstabilkan masyarakat. Sebelum mengkonsep di bidang masyarakatnya, terdebih dahulu kepercayaan shamanisme mengkonsep kekuatan supranatural. Dalam hal ini seorang shaman adalah sosok yang mampu berkomunikasi dengan kami (dewa) dan seorang shaman di Okinawa adalah seorang wanita. Shaman di Okinawa disebut sebagai female shaman yang terdiri dari yuta dan nuru. Seseorang yang menjadi shaman harus melalui proses shirashi, shirashi merupakan proses pertanda dari kami/dewa. Beberapa macam konsepsi kami yang terdapat dalam kepercayaan tradisional masyarakat Okinawa, di antaranya adalah: tii nu kami (dewa langit), tiida-gami (dewa matahari), miji-gami (dewa air), unjami (dewa laut), kaa nu kami (dewa sumur), fii nu kami atau fii nu kang (dewa api), faa nu kami (dewa padi) dan sebagainya. Prinsip-prinsip yang ada dalam shamanisme merupakan pedoman bagi masyarakat dalam menjalankan segala kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan di Okinawa. Prinsipprinsip tersebut adalah sebagai berikut : a. Semangat menjadi suatu peranan yang penting dalam kehidupan manusia. 50 b. Shaman sebagai kontrol dalam pelaksanaan serta bekerjasama di dalam berkomunikasi dengan roh. c. Kebaikan atau keburukan tergantung pada roh. d. Dalam proses penghubungannya terhadap roh shaman menggunakan media melalui nyanyian, tarian, meditasi, makanan, minuman dan dengan pukulan drum. e. Isyarat binatang merupakan petunjuk atau pertanda dari roh. f. Jiwa shamans hidup di dalam setiap tubuh dan mengendalikan dunia sebagai tugasnya. g. Shamans dapat juga menyembuhkan segala penyakit secara tradisional. Ada beberapa istilah yang terdapat dalam konsep roh di shamanisme, diantaranya : a. mabui nugi adalah roh yang ketika manusia itu dalam kondisi sekarat, b. mabui gumi, adalah roh yang masih berada di dalam tubuh manusia walaupun kenyataannya sudah menjadi jenazah atau meninggal, c. Futuki, adalah kumpulan roh nenek moyang dan lain-lain. Dari pengertian, konsep dan prinsip-prinsip yang ada dalam shamanisme dapat dikatakan bahwa shaman merupakan jembatan dalam berkomunikasi kepada kami/dewa dan pengendali alam semesta. 51