BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Nasution (2008) ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pelanggan Menggunakan Jasa Bengkel Anshari Motor Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan menggunakan jasa bengkel Anshari Motor berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pelangan sebesar 32% secara parsial. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Isdana ialah adanya faktor-faktor penentu dalampengambilan keputusan pelanggan dimana pada penelitian sebelmnya tidak dilakukan pra survey untuk meneliti faktor tersebut sedangkan pada peelitian ini hal tersebut dilakukan. Dan kedua penelitian ini merupakan penelitian dibidang jasa. 2. Sihombing (2007) “Prospek Pertumbuhan dan Inovasi Bisnis Telepon Seluler di Indonesia Masa depan Bisnis Telekomuniasi Nirkabel dalam Persepektif Persaingan Perang Tarif Murah”. DImana dalam jurnal ini dijelaskan bahwa inovasi terhadap produk, proses, teknologi, dan pasar adalah dipergunakan oleh perusahaan untuk mengetahui posisi diri atau lawannya dalam pengertian sebagai penopang/penyokong (sustainer) atau pengganggu (disruptor) terhadap pasar. Inovasi ini bekerja dan dipergunakan sebagai radar, melalui pengertian dua sisi pasar (two-sided market) dan/atau lokalisasi (localization) terhadap konsumen, untuk membuat operator penyedia layanan telekomunikasi nirkabel dapat berhasil lolos dari tekanan persaingan pasar dan Universitas Sumatera Utara muncul sebagai pemenang dengan melakukan pengganguan (disruption) terhadap produk dan layanan yang ada melalui nilai yang ditawarkan kepada konsumen sebagai keuntungan persaingan. Jurnal ini memberikan masukan terhadap penelitian yang akan dilakukan dimana persaingan tariff merupakan salah satu hal yang akan dianalisa di dalam penelitian ini. B. Pemasaran Pemasaran menurut Kotler (2001:7) adalah proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Pemasaran menurut Sunarto (2006:4) adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran menurut Miller dan Layton (dalam Tjiptono 2005:2) adalah sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional. Universitas Sumatera Utara C. Pemasaran Jasa 1. Pengertian Jasa Menurut Kotler (2001:11) jasa merupakan aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual, yang pada dasarnya tidak nyata dan tidak berakibat pada kepemilikan apapun. Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun bagi pihak-pihak yang terlibat tidak sadar melakukannya. Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan, dan berbagai macam jasa lainnya. 2. Karakteristik Jasa Menurut Mudie dan Pirrie (2006:6) aktivitas pemasaran secara normal memiliki strukur 4 P – produk , harga , promosi dan tempat . Bagaimanapun, perbedaan karakteristik dari jasa memerlukan penambahan dari tiga lagi P yaitu orang-orang , bukti fisik dan proses . Sebagai tambahan tiga P Memperkenalkan jasa menggambarkan secara menyolok yang dibuat dalam satu ringkasan uraian tentang masing-masing sebagai berikut: a. Orang-orang – penampilan dan perilaku dari pengguna jasa b. Bukti fisik – segalanya dari penampilan, desain, penampilan dari jasa, ke brosur, simbol jasa, alat-alat perlengkapan (‘ yang berwujud ’ dari yang tak berwujud) c. Proses – bagaimana jasa disampaikan, prosedur nyata dan aliran dari aktivitas. Universitas Sumatera Utara Masing-masing tiga P merupakan hal yang sangat penting dalam jasa yang mewakili penilaian pengguna jasa terhadap kualitas jasa dan gambaran jasa tersebut secara keseluruhan keseluruhan. Dimana jasa memiliki karakteristik sebagai berikut: 2.1 Intangibility (Tidak Berwujud) Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi, karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum membeli. Jasa mengandung unsur experience quality dan credence quality yang tinggi. Experience quality adalah karakteristik-karakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan setelah pembelian, misalnya kualitas, efisiensi, dan kesopanan. Sedangkan credence quality merupakan aspek-aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah pembelian dilakukan, misalnya sebagian besar orang sulit untuk peningkatan kemampuan berbahasa Inggris selama periode tertentu. Intangibility juga menimbulkan masalah bagi penyedia jasa. Kurangnya karakteristik fisik menyebabkan penyedia jasa sulit memajang dan mendiferensiasikan penawarannya. 2.2 Inseparability (Tidak Dapat Dihasilkan Secara Terpisah) Pada umumnya, barang diproduksi terlebih dahulu kemudian dijual dan dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Contohnya pemeriksaan medis. Dokter tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran pasien. Universitas Sumatera Utara 2.3 Variability (Hasilnya Bervariasi Tergantung Siapa yang Memberikan Jasa) Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut diproduksi. Ini disebabkan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya, di mana manusia biasanya tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya. Oleh karena itu, dalam konsep pemsaran jasa diperlukan inovasi secara terus menerus dalam setiap produk yang diluncurkan, 2.4 Perishability (Tidak Tahan Lama) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan. 2.5 Lack of Ownership Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas. 3. Aspek Sosial dan Aspek Fisik Pemasaran Jasa Pemasaran jasa dipengaruhi aspek sosial dan aspek fisik karena kedua aspek tersebut merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam setiap service marketing tersebut. Interaksi sosial yang terjadi dalam kegiatannya secara tidak langsung akan mempengaruhi setiap fasilitas yang ada serta lingkungan di mana Universitas Sumatera Utara setiap konsumen dan penjual yang saling berinteraksi akan berupaya meningkatkan setiap service yang dilakukan. Aspek sosial merupakan aspek yang berhubungan secara langsung antara penjual dengan pembeli yang dilihat dari segi penawarannya, atau dengan kata lain bagaimana si penjual berusaha untuk menarik perhatian konsumen. Aspek fisik merupakan aspek yang mendukung service menjadi menarik konsumen, misalnya gedung atau tempat jasa tersebut ditawarkan (Lupiyoadi. 2001:11). D. Bauran Pemasaran Menurut Lamb dkk (2001:55) bauran pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek. Unsur-unsur bauran pemasaran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Produk (product), merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Keputusan bauran produk yang dihadapi pemasar jasa bisa sangat berbeda dengan apa yang dihadapi pemasar barang. Aspek pengembangan produk jasa baru juga memiliki keunikan khusus yang berbeda dengan barang, yakni jasa baru sukar diproteksi dengan paten. Selain itu, aspek kualitas dari produk jasa juga merupakan faktor yang berperan penting dalam menghasilkan suatu produk jasa. Penciptaan suatu produk jasa yang Universitas Sumatera Utara berbeda dari produk jasa pesaing juga merupakan faktor penting dalam konsep pemasaran. Salah satu konsep pemasaran jasa adalah fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga organisasi dapat membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing (Lamb, dkk, 2001:8). Seperti halnya dalam dunia seluler inovasi dalam produk mutlak diperlukan untuk melakukan penetrasi pasar serta menarik minat pegguna telepon seluler untuk menggunakan sim card GSM pendatang baru. 2. Harga (pricing), merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran dalam mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk. 2001:268). Harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga di antara berbagai kelompok pelanggan. Menurut Tjiptono (2005:181), penetapan harga maksimum akan dibatasi oleh permintaan pelanggan, khususnya daya beli. Penentuan harga juga sangat berpengaruh dalam menarik minat beli yang juga memberikan dampak dalam pemakaian secara terus menerus. 3. Lokasi (place), keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Suryana (2001:105), menyatakan bahwa tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis, menyenangkan, dan efisien. Memilih lokasi dekat dengan pelanggan perlu untuk mempertahankan daya saing. Selain faktor kedekatan dengan pelanggan, faktor kenyamanan juga hendaknya diperhatikan. 4. Promosi (promotion), meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual. Universitas Sumatera Utara Metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi, penjualan, direct marketing, personal selling, dan public relations. Meskipun secara garis besar bauran promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi jasa seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya meningkatkan kenampakan jasa. Selain itu, dalam kasus pemasaran jasa, personel produksi juga menjadi bagian penting. Dimana dalam promosi kartu seluler sering sekali ditemukan inovasi-inovasi baru dalam mengkomunikasikan produk serta menginformasikan kelebihan produk tersebut dari produk lain sejenis. 5. Orang (people), unsur ini adalah unsur vital dalam bauran pemasaran. Dalam industri jasa, setiap organisasi harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan. Pada industri seluler, pengguna jasa telekomunikasi merupakan bagian paling vital dalam industri seluler karena pengguna memberikan kontribusi terbesar dalam menyebarkan produk serta memberikan pemasukan terhadap perusahaan penghasil jasa tersebut. 6. Bukti fisik (physical evidence), unsur ini digunakan untuk mengurangi tingkat resiko terhadap persepsi konsumen terhadap suatu jasa yang akan digunakan. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya paket perdana kartu seluler dan kantor pelayanan; penampilan staf yang rapi dan sopan; dan lain sebagainya. Salah satu yang mencolok dalam bisnis seluler ialah adanya costumer service yaitu unutk menanggapi keluhan pelanggan serta memenuhi kebutuhan informasi pelanggan terhadap produk tersebut. Universitas Sumatera Utara 7. Proses (process), merupakan faktor penting bagi konsumen highcontact services. Faktor ini berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan. Dimana dalam bisnis seluler proses ini merupakan produk inti dalam jasa telekomunikasi karena pada saat proses dilakukan sekaligus terjadi transaksi jasa produk tersebut. E. Harga 1. Pengertian Harga Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk. 2001:268). Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, manajer harus mengintegrasikannya dulu dengan keputusan-keputusan sebelumnya, yaitu: dalam bidang produksi, distribusi, dan strategi promosi. Penyesuaian ini dibutuhkan agar dapat menciptakan suatu bauran pemasaran yang konsisten, terpadu, dan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 2. Tujuan Penetapan Harga Menurut Tjiptono (2005:35), ada 4 hal yang menjadi tujuan penetapan harga, yaitu: 2.1 Tujuan berorientasi pada laba Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit untuk dilakukan. Universitas Sumatera Utara 2.2 Tujuan berorientasi pada volume Tujuan ini berorientasi pada volume, di mana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar. Misalnya: biaya operasional pemasangan jalur telepon untuk satu rumah tidak berbeda jauh dengan biaya pemasangan untuk lima rumah. 2.3 Tujuan berorientasi pada citra Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu 2.4 Tujuan stabilisasi harga Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri 2.5 Tujuan-tujuan lainnya Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah. 3. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu: 3.1 Faktor internal perusahaan Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, yang meliputi: Universitas Sumatera Utara a. Tujuan pemasaran perusahaan Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain b. Strategi bauran pemasaran Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi c. Biaya Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya. 3.2 Faktor eksternal perusahaan Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu: a. Sifat pasar dan permintaan Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas permintaan Universitas Sumatera Utara b. Persaingan Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda-beda. Berdasarkan bentuk persaingannya, ada empat jenis pasar, antara lain: 1. Pasar Persaingan Murni (Pure Competition), yaitu pasar yang terdiri dari banyak pembeli dan penjual yang memperdagangkan komoditas yang seragam 2. Pasar Persaingan Monopoli (Monopolistic Competition) yaitu pasar yang terdiri dari banyak pembeli dan penjual yang berdagang pada kisaran harga tertentu, bukan pada satu harga pasar 3. Pasar Persaingan Oligopoli (Oligopolistic Competition) yaitu pasar yang terdiri dari sedikit penjual yang sangat sensitif pada penetapan harga dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pesaing 4. Pasar Monopoli Murni (Pure Monopoly) yaitu pasar yang hanya ada satu penjual saja. F. Promosi Dalam pemasaran jasa konsumen dan pemakai bisnis mempunyai banyak masalah dalam menilai jasa dibandingkan barang, karena jasa tidak berwujud. Hal ini menyebabkan para pemasar memiliki masalah dalam pemasaran jasa. Menurut Lamb (2001:492) ada empat strategi promosi yang dapat dilakukan oleh pemasar yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Penekanan pada pedoman yang nyata: Pedoman yang nyata adalah simbol nyata dari jasa yang ditawarkan. Untuk membuat jasa yang tidak nyata menjadi lebih nyata perusahaan memberikan simbol yang menggambarkan jenis jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut agar pendeskripsian produk jasa dapat dengan mudah dilakukan oleh konsumen jasa. 2. Menggunakan sumber informasi perorangan: Sumber informasi perorangan adalah seseorang dimana konsumen sudah mengenal (seperti selebriti) atau seseorang yang mereka tahu atau dapat berhubungan secara perorangan. Untuk bisnis jasa yang selebriti juga digunakan untuk menggambarkan jasa secara keseluruhan dan mempermudah komunikasi terhadap pengguna jasa. 3. Menciptakan citra perusahaan yang kuat: Satu cara untuk menciptakan citra yang kuat adalah dengan mengelola bukti, termasuk di dalamnya ligkungan fisik dari fasilitas jasa, termasuk penampilan dari karyawan dan barang-barang berwujud, yang berhubungan dengan jasa. Contoh perusahaan seluler seperti telkomsel yang menggunakan warna merah sebagai warna dasar logo nya yang dalam aktivitas perusahaan juga merupakan warna untuk desain gedung dan pakaian karyawan. 4. Melakukan komunikasi pasca pembelian: Komunikasi pasca pembelian berkaitan dengan aktivitas tindak lanjut yang dilakukan perusahaan jasa setelah transaksi. Hal ini biasanya diwujudkan dengan adanya costumer service. Universitas Sumatera Utara G. Layanan Menurut Lovelock (2001:3), beberapa orang sulit untuk mengetahui arti dari layanan yang sebenarnya, untuk itu layanan dibagi dalam dua garis besar untuk mengetahui artinya, yaitu: 1. Pelayanan adalah sesuatu jasa yang dilakukan dan ditawarkan dari sebuah penyedia jasa kepada orang lain dalam hal ini pengguna jasa. Dimana proses jasa tersebut bukan merupakan sebuah produk yang bersifat nyata tetapi lebih bersifat intangible dan produk tersebut tidak dapat dimiliki secara penuh oleh si pengguna jasa seperti hal nya produk tangible. 2. Pelayanan merupakan aktivitas ekonomi yang menciptakan nilai dan kegunaan kepada pengguna jasa pada waktu tertentu dan tempat tertentu, dimana dapat diubah sesuai dengan keinginan penerima atau pengguna jasa tersebut. Menurut Lovelock (2001: 543), dalam dunia IT (Information Technology) layanan atau fasilitas memiliki tiga hal dasar yang harus dikembangkan sebagi berikut: 1. Orang (people)- proses jasa, karena pengguna berinteraksi secara langsung dengan perusahaan penyedia jasa, dalam hal ini tempat dan desain sebuah perusahaan yang menarik minat konsumen dimulai dari gedung, peralatan hingga teknologi yang digunakan untuk memudahkan pengguna dan penyedia jasa saling berkomunikasi dan mengetahui keinginan pengguna jasa tersebut, misalnya ; pembuatan website, seragam karyawan, kelengkapan fasilitas kantor dll, Universitas Sumatera Utara 2. Kepemilikan- proses jasa, service selalu menekankan keunggulan produk jasa, desain, bahan yang digunakan dan teknologi karena merupakan inti dari sebuah produk jasa untuk meningkatkan aktivitas pengguna jasa secara fisik. Dimana hal ini mencakup segala hal yang terkadang sering dilupakan oleh penyedia jasa sebagai contoh pengguna jasa mendapatkan fasilitas jasa melebihi apa yang dibutuhkan, merupakan hal yang tidak efisien bagi penyedia jasa dan mengurangi tingkat kepuasan pengguna jasa. Untuk itu, jasa sudah seharusnya diubah agar pengguna dapat menentukan apa yang dibutuhkannya dan apa yang tidak dibutuhkan, 3. Informasi- dasar jasa, hal ini termasuk menarik minat dalam proses jasa dan informasi dalam proses jasa. Pada masa sekarang informasi bisa didapatkan dengan mudah, penyedia jasa harus jeli melihat kekurangan dan kelebihan pesaing untuk memperlihatkan kelebihan dari jasa yang ditawarkan. Dimana peranan teknologi informasi sangat berperan penting dalam pengembangan atau penyampaian informasi suatu produk. H. Persepsi Persepsi merupakan faktor-faktor yang bersifat individual (internal) yang mempengaruhi keputusan membeli yaitu (Engel, 1995) : a. Persepsi Dasar dari pengambilan keputusan konsumen adalah adanya informasi. Konsumen mengumpulkan informasi, memprosesnya, dan menyimpan sebagian informasi, serta menambah dan menggabungkan informasi yang baru dengan yang lama sehingga akan menghasilkan suatu pemecahan masalah dalam bentuk adanya Universitas Sumatera Utara keputusan. Ada empat langkah utama dalam menghasilkan informasi yaitu pengenalan (exposure), perhatian (attention), interpretasi (interpretation) dan ingatan (memory). Informasi tersebut merupakan fakta, perkiraan, prediksi dan hubungan yang digeneralisasikan dan digunakan konsumen untuk menggali dan memecahkan masalah (Engel, 1995). Persepsi dimulai dengan tahap pengenalan (exposure) yang muncul ketika stimulus datang melalui salah satu reseptor sensori utama individu. Seseorang akan membuka diri terhadap stimulus, jika stimulus tersebut diletakkan pada lingkungan di sekitar orang tersebut. Dalam kehidupan, terdapat banyak stimulus dalam aktivitas dan kegiatan sehari-hari individu (Engel, 1995). Tahap kedua dari persepsi yaitu adanya perhatian (attention) yang muncul ketika stimulus mengaktifkan satu atau lebih sensori reseptor dan sensasi yang terbentuk bergerak menuju otak untuk diproses. Banyaknya stimulus yang hadir akan menimbulkan perhatian pada stimulus yang menarik. Faktor stimulus adalah karekteristik fisik dari stimulus, seperti penerangan, ukuran, intensitas, warna dan gerakan. Faktor individu adalah karekteristik individu seperti minat dan kebutuhan (Engel, 1995). Langkah ketiga adalah interpretasi (interpretation), menentukan makna dari sensasi atau proses pada saat stimulus baru ditempatkan dalam salah satu kategori makna dari sensasi atau proses dimana stimulus baru ditempatkan dalam salah satu dari makna kategori yang ada Engel, 1995) . Universitas Sumatera Utara Persepsi dapat bersifat ekstrinsik yang tidak terkait langsung dengan produk, seperti penempatan merek, harga, citra, layanan, atau pesan promosi/iklan (Winsor, 1997). Berikut beberapa strategi dalam bersaing pada produk baru dimana lima kekuatan persaingan yaitu: 1. Masuknya pendatang baru 2. Ancaman produk pengganti 3. Kekuatan tawar menawar pembeli 4. Kekuatan tawar menawar pemasok 5. Persaingan konvensional di antara persaingan yang ada Kelima kekuatan persaingan diatas secara bersama-sama menentukan persaingan dan kemampuan laba dalam industry. Berikut penjelasan mengenai five foces model pada gambar dibawah ini : Firms in Other Industries Offering Substitute Products Suppliers of Raw Material Parts Components or Other Resources Inputs Rivalry among Competing Sellers Buyers Potential New Entry Sumber : Thompson Jr, Stricland and Gamble 2005, Mc Graw-Hill dalam (Helmi 2008) Universitas Sumatera Utara I. Perilaku Konsumen dan Proses Pengambilan Keputusan 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut The American Marketing Association dalam Setiadi (2003:3) adalah interaksi dinamis antara afeksi, kognisi, perilaku dan lingkungan di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari defenisi tersebut, terdapat tiga ide penting dari perilaku konsumen, yaitu: (1) perilaku konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar; (3) hal tersebut melibatkan pertukaran. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah: a. Faktor kebudayaan, merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga sosial lainnya b. Faktor sosial, yang terdiri dari kelompok referensi, yaitu seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, ataupun peran dan status yaitu posisi seseorang dalam setiap kelompok c. Faktor pribadi, seperti umur dan tahapan dalam siklus hidup; pekerjaan; keadaan ekonomi; gaya hidup; serta kepribadian dan konsep diri Universitas Sumatera Utara d. Faktor psikologis, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang lahir dari dalam diri manusia itu sendiri seperti motivasi; persepsi; proses belajar; serta kepercayaan dan sikap. 2. Definisi Proses Pengambilan Keputusan Membeli Dalam istilah umum, membuat keputusan adalah penyeleksian tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif (Schiffman dan Kanuk, 2004). Dengan kata lain, keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan. Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga tahapan, antara lain: input, proses, dan output. Tahapan input mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan produk dan terdiri dari dua sumber utama, yaitu usaha pemasaran perusahaan (produk, tempat, harga, dan promosi) dan pengaruh sosioekternal konsumen (keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, budaya). Tahapan proses fokus terhadap bagaimana konsumen membuat keputusan yang mencakup faktor psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, dan sikap) yang mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan, pencarian alternatif sebelum pembelian, dan evaluasi alternatif. Tahapan output merupakan pembelian dan perilaku setelah pembelian (Schiffman dan Kanuk, 2004). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Stanton (1997) mengemukakan keputusan membeli sebagai proses dalam pembelian nyata setelah melalui tahap-tahap sebelumnya. Setelah Universitas Sumatera Utara melakukan evaluasi atas sejumlah alternatif maka konsumen dapat memutuskan apakah suatu produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali. Awater (dalam setiadi, 2003) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai kegiatan mengumpulkan informasi tentang alternatif yang relevan dan membuat pilihan yang sesuai. Menurut Setiadi (2003), keputusan yang diambil oleh seseorang dapat disebut sebagai sebuah pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen memiliki sasaran atau perilaku yang ingin dicapai atau dipuaskan. Selanjutnya, konsumen membuat keputusan mengenai perilaku yang ingin dilakukan untuk dapat memecahkan masalahnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu aliran timbal balik yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku. Proses pengambilan keputusan terdiri dari empat tahapan. Pada tahap pertama merupakan pemahaman akan adanya masalah. Tahap berikutnya, terjadi evaluasi terhadap alternatif yang ada dan tindakan yang paling sesuai dipilih. Selanjutnya, pembelian diwujudkan dalam bentuk tindakan. Pada akhirnya barang yang telah dibeli akan digunakan dan konsumen melakukan evaluasi ulang terhadap keputusan yang telah diambilnya. Menurut Engel (1994) proses keputusan konsumen merupakan hal penting yang dilakukan konsumen dalam membeli suatu produk. Proses keputusan konsumen merupakan suatu kegiatan yang penting karena dalam proses tersebut memuat berbagai langkah yang terjadi secara berurutan sebelum konsumen mengambil keputusan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan membeli merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan. 3. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Membeli Ada enam tahapan proses pengambilan keputusan menurut Engel (1995) yaitu: a. Pengenalan Kebutuhan Konsumen berusaha mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya, baik yang sudah direncanakan maupun yang muncul secara tibatiba. Perbedaan atau ketidaksesuaian antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya, akan membangkitkan dan mengaktifkan proses kebutuhan. b. Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber Pencarian internal ke memori untuk menentukan solusi yang memungkinkan. Jika pemecahannya tidak dapat diperoleh melalui pencarian internal, maka proses pencarian difokuskan pada stimulus eksternal yang relevan dalam menyelesaikan masalah (pencarian eksternal). Info tersebut dapat berupa : 1). Semua pribadi, seperti opini dan sikap dari teman, kenalan, keluarga 2). Sumber bebas seperti kelompok konsumen dan badan pemerintah 3). Sumber pemasaran seperti iklan Universitas Sumatera Utara 4). Sumber pengalaman langsung seperti langsung mengunjungi toko, mencoba produk secara langsung Konsumen mencari apa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Setelah tahu apa yang tepat maka ia akan melakukan penilaian disertai pertimbangan yang diperoleh dari berbagai informasi berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli. c. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian Terdiri dari dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Setelah konsumen mengumpulkan informasi mengenai jawaban alternatif terhadap suatu kebutuhan, maka konsumen akan mengevaluasi pilihan dan menyederhanakan pilihan pada alternatif yang diinginkan. d. Keputusan membeli Proses dalam pengambilan keputusan membeli, setelah melewati tahaptahap sebelumnya. Apabila konsumen dipuaskan dari pembelian tersebut maka akan ada pembelian kembali. Konsumen melakukan pembelian yang nyata berdasarkan alternatif yang telah dipilih. Keputusan membeli meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, keputusan membeli atau tidak, waktu pembelian, tempat pembelian, dan bagaimana cara pembayaran. e. Konsumsi Pada tahap ini, konsumen akan menggunakan alternatif pembelian. Biasanya tindakan pembelian diikuti oleh tindakan mengkonsumsi dan menggunakan produk. Universitas Sumatera Utara f. Perilaku sesudah pembelian Perilaku ini mempengaruhi pembelian ulang dan juga mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, tahapan proses pengambilan keputusan membeli terdiri dari enam tahapan, yaitu diawali dengan tahapan pengenalan kebutuhan, kemudian ke tahapan kedua pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber, dilanjutkan ke tahapan ketiga evaluasi alternatif, selanjutnya ke tahapan keempat keputusan untuk membeli, tahapan kelima konsumsi dan diakhiri dengan tahapan perilaku sesudah pembelian. Keseluruhan proses diatas dapat digambarkan melalui gambar berikut: Utilitarian (sfat produk yang objektif) Kebutuhan Evaluasi alternative,Pembelian,Pemakaian Utilitarian (sifat produk yang objektif) Sumber : Engel (1995) Secara rinci tahap-tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pengenalan masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diharapkan Universitas Sumatera Utara b. Pencarian informasi, yaitu konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi. Proses ini diperoleh dari bahan bacaan, bertanya pada teman ataupun melakukan kegiatan-kegiatan mencari lainnya c. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian d. Keputusan pembelian, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif e. Pasca pembelian, yaitu keadaan di mana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa, maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Universitas Sumatera Utara