1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan energi panas matahari yang berlimpah dan sifatnya yang ramah lingkungan, sangat mendukung akan pemanfaatannya diberbagai sektor, seperti pembangkitan listrik, pemanas air, dan pengeringan hasil pertanian. Salah satu pemanfaatan energi panas matahari untuk proses pengeringan, secara langsung dapat mengurangi tingkat konsumsi energi fosil dan mendukung program pengurangan emisi gas karbon (CO2). Mengingat wilayah Indonesia yang dilalui garis katulistiwa, dimana sinar matahari cukup melimpah sehingga pengembangan teknologi tepat guna yang memanfaatkan sinar matahari sebagai energi alternatif sangat sesuai. Salah satu cara pemanfataan energi surya adalah dengan menggunakan kolektor surya. Kolektor surya merupakan alat yang berfungsi untuk mengumpulkan energi surya dan mengubahnya menjadi energi panas (kalor) yang berguna. Dalam penelitian ini kolektor surya digunakan sebagai alat pengering. Pengeringan adalah suatu proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air suatu bahan dengan atau tanpa adanya bantuan energi panas. Sehingga terjadi pemindahan panas dan massa uap air secara simultan. Kolektor surya digunakan untuk berbagai tujuan, diantaranya untuk pengeringan hasil pertanian, hasil laut, pembangkit tenaga dan lain sebagainya. Pada penelitian ini kolektor surya akan digunakan sebagai penegring bunga kamboja. Bali merupakan tempat yang banyak ditumbuhi oleh bunga kamboja, tidak mengherankan dikarenakan masyarakat Bali sangat tergantung dengan bunga yang biasa digunakan untuk sarana persembahyangan. Disamping itu bunga kamboja kering sekarang banyak digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik, lulur, dupa, dan lain-lain. Untuk mendapatkan kualitas bunga kamboja kering yang bagus maka penjemuran harus dilakukan dibawah panas matahari yang cukup terik. Bila dilakukan dengan panas yang tidak memadai maka pengeringan akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan bunga tidak akan kering dengan merata. 2 Pengering surya pada dasarnya membutuhkan kolektor surya sebagai pesawat pengumpul panas dari radiasi matahari dan mengubahnya menjadi energi kalor untuk proses pengeringan. Adapun beberapa tipe dari kolektor surya untuk pengeringan dengan udara sebagai fluida pengering antara lain kolektor surya pelat datar, kolektor surya pelat bergelombang, dan kolektor surya pelat bersirip. Beberapa jenis pengering surya pada umumnya menggunakan kolektor pelat datar sebagai pelat absorber. Dari penelitian yang terdahulu (Hollands, 1965) yang melakukan penelitian dengan menggunakan pelat bergelombang sebagai pelat penyerap pada kolektor surya, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat absorbsivitas pelat penyerap terhadap radiasi matahari meningkat. Radiasi yang mengenai pelat penyerap yang berbentuk gelombang, sebagian akan dipantulkan ke penutup transparant dan sebagian lagi akan dipantulkan ke bagian gelombang disebelahnya. Dengan menggunakan pelat gelombang, pemantulan berulang akan lebih banyak terjadi daripada hanya menggunakan pelat datar sebagai pelat penyerap, yang hanya mengandalkan pemantulan berulang yang terjadi antara penutup transparant dan pelat penyerap. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hendra Budyana (2012) dan Wayan Suryana (2012) tentang analisis pengeringan rumput laut menggunakan pengering surya dengan kolektor plat bergelombang, dan penelitian I Dewa Gede Aditya Kresnawan (2013) tentang analisis performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan aliran fluida mengikuti kontur pelat dan variasi jumlah saluran udara didapat kesimpulan bahwa bidang penyerapan dengan pelat bergelombang menjadi lebih luas. Maka dalam penelitian ini akan menggunakan empat kolektor surya pada masing-masing sisi ruang pengering dengan tujuan menambah luas bidang penyerapan serta menyerap sinar matahari dari berbagai posisi arah penyinaran. Karena adanya rotasi bumi yang mengakibatkan terjadinya pergerakan matahari dari timur ke barat. Dimana pada saat pagi dan sore hari sebagian dari kolektor akan menerima radiasi matahari, sedangkan pada saat siang hari keempat kolektor mendapat radiasi matahari secara bersamaan dengan tingkat intensitas panas yang tinggi. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi kolektor dan mempercepat waktu pengeringan. 3 Sebagai tujuan pengujian adalah untuk mendapatkan hubungan antara pengurangan kadar air bunga terhadap waktu dan mendapatkan efisiensi kolektor sebagai pengering dengan tenaga surya serta menganalisis performa pengering surya dengan menggunakan kolektor plat bergelombang sebagai solusi optimalisasi pengeringan. Sehingga dapat dihasilkan bunga kamboja kering dengan kadar air yang diinginkan dengan kualitas yang terbaik. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana performansi pengering bunga kamboja dengan kolektor surya pelat bergelombang empat sisi. 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tingkat kecerahan diasumsikan sama. 2. Kecepatan udara konstan. 3. Kaca dalam kondisi bening sempurna, bersih dari debu dan kotoran. 4. Kadar air bunga kamboja diasumsikan sama. 5. Temperatur lingkungan diasumsikan sama. 6. Radiasi yang ke ruang pengering hanya mengenai rak atas dan rak yang lainnya terkena bayangan. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performansi alat pengering bunga kamboja dengan empat sisi kolektor. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan alat pengering bunga kamboja dengan energi surya. 2. Mengembangkan kolektor surya menjadi lebih efisien. 4 3. Hasil penelitian diharapkan dapat merangsang penelitian pemanfaatan energi terbarukan atas dasar potensi daerah setempat. dibidang