Sistem merupakan sekelompok komponen

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Sistem
Menurut O’brien (2010, p26) Sistem merupakan sekelompok
komponen-komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan
output dalam proses transformasi yang teratur.
Jadi menurut keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah sekelompok komponen ataupun elemen yang terintegrasi untuk
mencapai tujuan yang sama.
2.1.2 Informasi
Informasi menurut Oz (2009, p10) merupakan fakta atau kesimpulan
yang mempunyai makna dalam konteks tertentu.Data mentah jarang sekali
memiliki makna atau berguna seperti informasi. Untuk menjadi
informasi, data harus di olah terlebih dahulu melalui tabulasi, analisis
statistik, atau kegiatan lain yang dapat mengarah kepemahaman yang lebih
baik.
Adapun karakteristik informasi menurut Oz (2009, p11) meliputi:
Tabel 2.1 Karakteristik Informasi
Karakteristik
1. Relevan
Deskripsi
Informasi harus sesuai dengan
masalah yang dihadapi dan
memenuhi suatu tujuan serta harus
disajikan dalam bentuk yang dapat
membantu seseorang memahaminya
dalam konteks tertentu.
8
2. Lengkap
Informasi harus disajikan secara
lengkap.
3. Akurat
Informasi yang disajikan harus bebas
dari kesalahan-kesalahan.
4. Tepat Waktu
Informasi yang disajikan harus upto-date dan tepat waktu.
5. Ekonomis
Biaya yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu informasi harus
dianggap sebagai salah satu elemen
biaya yang terlibat dalam
pengambilan keputusan apapun.
Sumber: Oz (2009, p11). Management Information Systems.
2.1.3 Sistem Informasi
Menurut O’brien (2010, p4) Sistem Informasi dapat berupa kombinasi
yang terorganisir antara orang, perangkat lunak, jaringan komunikasi,
perangkat keras, dan sumber daya yang terkumpul, berubah, serta
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Manusia bergantung pada
sistem informasi untuk melakukan komunikasi dengan peralatan fisik
(hardware), instruksi pemrosesan informasi atau prosedur (software),
jaringan komunikasi (network), dan data (data resources).
Ada 5 komponen utama yang diperlukan dari sebuah sistem informasi
yaitu,komponeninput,komponenmodel,output,teknologi,database,kendali(cont
rol). Sumber daya manusia meliputi pengguna akhir (end-user) dan spesialis
sistem informasi, sumber daya perangkat keras meliputi mesin dan medianya,
sumber daya perangkat lunak meliputi program-program dan prosedur,
sumber daya data meliputi data itu sendiri, sumber daya jaringan meliputi
media komunikasi dan pendukung jaringan.
8
2.1.4 Data
Data merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu
database. Sesuai dengan pepatah “Garbage in, garbage out”, yaitu apabila
data yang masuk adalah “sampah” atau tidak berguna, maka output yang
dihasilkan juga tidak berguna dan begitu pula sebaliknya apabila data yang
masuk adalah data yang memiliki kualitas bagus, maka output yang
dihasilkan akan berkualitas.
Seperti yang dukemukakan oleh Connolly & Begg (2010: 70) data
adalah “komponen yang paling penting dalam DBM (database Management),
berasal dari sudut pandang end user”.Data berguna sebagai jembatan antara
mesin dan pengguna. Sedangkan menurut Kroenke & Auer (2010:13) data
adalah “fakta dari kumpulan record dan number”. Pernyataan tersebut juga
diperkuat oleh Yuniarto (2010:200) yang mendefinisikan “data merupakan
kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian atau kenyatan yang nyata”.
Dari pengertian data di atas dapat disimpulkan bahwa data merupakan
sesuatu yang belum memiliki arti maupun nilai karena belum diolah
sedemikian rupa agar menghasilkan suatu nilai. Data juga merupakan
komponen yang paling penting dalam DBM, data yang memiliki kualitas
bagus akan menghasilkan output yang berguna sedangkan data yang tidak
memiliki kualitas yang bagus akan menghasilkan output yang tidak berguna.
2.1.5 Basis data
Basis datadigunakan oleh perusahaan kecil maupun besar.Basis data
diperoleh dari hasil transaksi-transaksi yang terjadi dalam proses bisnis
perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Connolly & Begg (2010: p65)
Basis data adalah “koleksi berbagai data secara logis terkait dan deskripsi,
yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah
organisasi”. Basis data berisi data-data transaksi maupun data histori dari
hasil transaksi organisasi. Dalam Basis data, semua data terintegrasi satu
sama lainnya, pernyataan ini diperkuat oleh Hoffer, Prescott, & topi (2009:
46) yang mendefinisikan “Basis data adalah sebuah kumpulan data yang
terorganisasi secara logis dan data tersebut berhubungan”.
8
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Basis data merupakan
sekumpulan banyak data yang ada di dalam suatu organisasi dimana data
tersebut saling terkait atau berhubungan secara logis dan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan informasi organisasi.
2.1.6 The Database System Development Life cycle
Database yang terintegrasi tidak begitu saja terjadi tanpa dilakukan
perancangan, dalam membuat perancangan, dalam membuat perancangan
database diperlukan metode perancangan.Metode perancangan tersebut
berupa siklus hidup, dimana dalam merancang database perlu dilakukan
sebuah perencanaan. Seperti yang dikemukakan oleh Connolly & Begg
(2010: 313) yang mendefinisikan bahwa “ sistem database merupakan
komponen
dasar
sistem
informasi
dari
perusahaan
besar,
sistem
pengembangan siklus database secara melekat terkait dengan siklus hidup
sistem
informasi”.
Pentingnya
untuk
mengakui
bahwa
tahapan
pengembangan siklus database tidak harus berurutan tetapi melibatkan
beberapa jumlah pengulangan tahapan sebelumnya melalui feedback loop.
“System development life cycle adalah metode tradisional yang
digunakan untuk mengembangkan, memelihara dan mengganti sistem
informasi” (Hoffer,
Prescott, & Topi, 2009: 85).Database System
Development Life cycle ini merupakan tahapan siklus dalam perancangan
database, dimana terdiri beberapa tahapan yang dimulai dengan perencanaan,
pengumpulan informasi hingga perancangan database.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa database
system development lifecycle berkaitan dengan siklus hidup sistem informasi,
pengembangan database terdiri dari beberapa tahapan dan bisa saja terjadi
beberapa pengulangan tahapan sebelumya.
8
Gambar 2.2The Database System Development Life Cycle
(Sumber: Connolly & Begg, 2010s: p314)
2.1.6.1 Database Planning
Dalam membangun sebuah database, tentunya diperlukan
terlebih dahulu suatu perencanaan agar masalah maupun resiko yang
akan terjadi pada taap implementasi dapat dihilangkan ataupun
diminimalisir.
Seperti yang dikemukakan oleh Connolly & Begg (2010: 313)
“
Database
planning
merupakan
kegiatan
manajemen
yang
memungkinkan tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem
database untuk di reaslisasikan seefisien mungklin. Database
planning harus diintegrasikan dengan strategi sistem informasi dari
keseluruhan organisasi”. Ada tiga isu utama yang terlibat dalam
merumuskan strategi informasi, yaitu:
8
1. Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan
penentuan kebutuhan sistem informasi.
2. Evaluasi sistem informasi pada saat ini untuk menentukan
kekuatan dan kelemahan yang ada.
3. Menilai kesempatan atau peluang teknologi informasi yang
mungkin menghasilkan keuntungan kompetitif.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Database planning bertujuan untuk menentukan rencanarencana dalam merancang sebuah database.
2.1.6.2 System Definition
Sebelum merancang suatu sistem database, hal utama yang
dilakukan adalah mengidentifikasikan batas-batas dari sistem yang
sedang diselidiki dan bagaimana interface dengan bagian dari sistem
informasi organisasi.Seperti yang didefinisikan oleh Connolly & Begg
(2010: 316) “System definition menjelaskan ruang lingkup dan batasbatas dari sistem database dan pandangan pengguna utama”.
Dari pengertian system definition dapat disimpulkan bahwa
system definition merupakan batasan-batasan dalam membuat
database
yang
diperlukan
oleh
perusahaan.System
definition
digunakan untuk mengidentifikasi scope dari sistem perusahaan.
2.1.6.3 Requirements Collection and Analysis
Setelah menentukan sistem definisi, tahap selanjutnya adalah
mengumpulkan informasi yang diperlukan dan melakukan analisis
data.“Requirements collection and analysis adalah proses pengumpulan
dan menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi yang harus
didukung oleh sistem database dan menggunakan informasi untuk
mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru” (Connolly & Begg,
2010: 316).
8
2.1.6.4 Database Design
Dalam merancang sebuah basis data dibutuhkan sebuat
metodologi.Metodologi
perancangan
basis
data
berguna
untuk
memudahkan dalam perancangan. Seperti yang dikemukakan oleh
Connolly & Begg (2010: 466) “Metodologi perancangan basis data
merupakan pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur,teknik,
tools,
dan
alat
bantuan
dokumentasi
untuk
mendukung
dan
memfasilitasi proses desain”. Motodologi perancangan harus dibuat
secara pertahap dari awal sampai akhir sesuai dengan struktur
metodologinya. Metodologi perancangan basis data terdiri dari tiga
tahap yaitu:
1. Conceptual database design
2. Logical database design
3. Physical database design
2.1.6.4.1 Conceptual database design
Conceptual databse design merupakan tahap yang
pertama dalam metodologi perancangan database. Seperti yang
dikemukakan oleh Connolly & Begg (2010: 467) “Conceptual
database design adalah proses membangun model data yang
digunakan dalam suatu perusahaan, yang terlepas dari semua
pertimbangan fisik (Physical)”. Pembuatan model konseptual
berdasarkan proses bisnis yang sedang berjala pada suatu
organisasi, sesuai dengan data-data apa yang dibutuhkan oleh
organisasi.
Conceptual database design memiliki beberapa langkah,
yaitu:
1.Mengidentifikasi tipe entitas.
Untuk mengidentifikasi apa yang diperlukan oleh
jenis entitas
8
2.Mengidentifikasi tipe hubungan
Untuk mengidentifikasi hubungan yang penting
diantara tipe entitas.
3. Mengidentifikasi
dan
menghubungkan
atribut
dengan tipe entitas dan tipe hubungan. Untuk
menghubungkan atribut sesuai dengan tipe entitas
dan tipe hubungan.
4. Menentukan atribut domain.
Untuk menentukan domain dari atribut didalam
model data konseptual.Domain adalah sebuah nilai
dari satu atau lebih atribut yang menggambarkan
nilai dari atribut.
5. Menentukan attribute candidate, primary, dan
alternate key.
Untuk mengidentifikasi candidate key pada setiap
tipe entitas dan jika lebih dari satu candidate key,
pilih salah satu untuk menjadi primary key dan
yang lain sebagai candidate key.
6. Mempertimbangkan penggunaan tingkatan konsep
pemodelan
(langkah
mempertimbangkan
tambahan).
Untuk
penggunaan
konsep
pemodelan seperti generalisasi, agregasi dan
komposisi.
7. Mengecek model yang redudansi.
Bertujuan untuku mengecek adanya redudansi
dalam model.Tahapnya ada 3, diantaranya adalah
memeriksa
kembali
hubungan
One-to-One
(1:1).Menghilangkan hubungan yang redudansi,
dan mempertimbangkan dimensi waktu.
8. Memvalidasi model data konseptual terhadap
transaksi pengguna. Untuk memastikan model data
konseptual mendukung transaksi yang dibutuhkan.
8
9. Meninjau model data konseptual dengan pengguna.
Untuk meninjau model data konseptual dengan
pengguna untuk memastikan pertimbangan model
“benar”
yang
merupakan
representasi
dari
persyaratan data perusahaan.
2.1.6.4.2 Logical database design
Logical database design merupakan tahap kedua dalam
metodologi perancangan database setelah konseptual. “logical
database design merupakan suatu proses membangun model
data yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan pada
model data yang spesifik, tetapi tidak tergantung pada DBMS
dan pertimbangan fisik lainnya”. (Connolly & Begg, 2010: 467).
Perancangan logical merupakan lanjutan dari perancangan
konseptual, perancangan logical ini menjelaskan struktur
informasi
basis
data
serta
aturan-aturan
dalam
proses
perancangan basis data.
Logical database design memiliki beberapa langkah, yaitu:
1.Mengambil hubungan dari model data konseptual.
Untuk membuat hubungan model data logical untuk
menyatakan entitas, hubungan, dan atribut yang
telah diidentifikasi. Pada tahap ini akan ditentukan:
Strong entity types, weak entity types, one-to-many
(1:*) binary relationship types,
one-to-one (1:1)
binary relationship types, one-to-one (1:1) recursive
relationship types, superclass/subclass relationship
type, many-to-many (*:*) binary relationship types,
complexs relationship types, dan multi-valued
attributes.
8
2.Memvalidasi hubungan dengan normalisasi.
Tujuan dari normalisai adalah untuk memastikan
suatu hubungan yang paling sedikit memerlukan
atribut
untuk
mendukung
kebutuhan
data
perusahaan.
3.Memvalidasi hubungan dengan normalisasi.
Untuk memastikan bahwa hubungan didalam
model data logika mendukung keperluan transaksi.
4.Mengecek integrity constraint.
Untuk mengecek apakah hambatan integritas
menggambarkan model data logika. Ada 6 tipe
integrity constraint:
a. Required data
Beberapa atribut harus mengandung nilai yang
benar, dengan kata lain setiap atribut tidak
boleh kosong.
b. Attribute domain comstraints
Setiap
atribut
memiliki
domain,
yaitu
sekumpulan nilai atau values yang sah.
c. Multiplicity
Multiplisiti
mewakili
hambatan
yang
ditempatkan pada hubungan anatara data dalam
database.
d. Entity integrity
Primary key dari sebuah entitas tidak boleh
kosong.
e. Referential integrity
Jika foreign key mengandung sebuah nilai atau
value, nilai tersebut harus mengacu pada tuple
yang ada didalam relasi parent.
8
f. General Constraint
Memperbaharui
dikendalikan
transaksi
entitas
yang
hambatan
dunia
yang
nyata
dapat
mengatur
diwakili
oleh
perbaharuan.
5.Meninjau data model logical dengan pengguna.
Untuk meninjau data model logical dengan
pengguna untuk memastikan data model sesuai
dengan
pernyataan
yang
diperlukan
oleh
perusahaan.
6.Menggabungkan model data logical kedalam model
global (langkah tambahan).
Menggabungkan model data logical ke dalam
model data logical global yang mewakili semua
pengguna dari database.
7.Mengecek perkembangan yang akan datang.
Untuk menentukan apakah ada kemungkinan
signifikan perubahan di masa mendatang dan
menilai
apakah
model
data
logical
dapat
mengakomodasi perubahan.
2.1.6.4.3 Physical database design
Physical
database
design
merupakan
metodologi
perancangan database yang terakhir setelah logical database
design.Setelah melakukan perancangan pada logical database
design tahap selanjutnya adalah physical database design.
“Physical database design adalah suatu proses menghasilkan
sebuah gambaran yang menunjukkan pelaksanaan database
pada penyimpangan sekunder, menggambarkan hubungan dasar,
file organisasi dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses
yang efisien terhadap data, dan setiap integritas terkait dengan
kendala dan tindakan keamanan” (Connolly & Begg, 2010:
8
523). Perancangan fisik ini bertujuan untuk menentukan struktur
penyimpangan basis data pada suatu organisasi.Physical
database design memiliki beberapa langkah, yaitu:
1.Menterjemahkakn model data logical untuk sasaran
DBMS.
Untuk
menghasilkan
bagaimana
untuk
mempresentasikan identifikasi hubungan dasar
dalam model datalogical dalam DBMS.
2.Merancang perwakilan atau representasi dari data yang
diperoleh. Untuk memutuskan bagaimana untuk
mempresentasikan data yang diperoleh dalam
model data logical dalam DBMS.
3.Merancang general constraints.
Untuk merancang general constraint kedalam
DBMS.
2. Merancang file organisasi dan indeks.
Menentukan file organisasi yang optimal untuk
menyimpan hubungan dasar dan indeks yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang dapat diterima, yaitu cara
dimana hubungan dan tuple akan dilaksanakan pada
penyimpangan sekunder.
1. Menganalisis transaksi
Untuk memahami fungsi dari transaksi yang akan
berjalan pada database dan untuk menganalisis
transaksi yang penting.
2. Memilih file organisasi.
Untuk menentukan sebuah efisiensi file organisasi
untuk setiap hubungan dasar.
8
3. Memilih indeks.
Untuk menentukan apakah penambahan indeksakan
meningkatkan performa sistem.
4. Mengestimasi kapasitas kebutuhan.
Untuk memperkirakan jumlah kapasita yang akan
dibutuhkan oleh database.
3. Merancang tampilan pengguna.
Untuk
merancang
tampilan
diidentifikasi
selama
pengumpulan
menganalisis
tahapan
database
pengguna
kebutuhan
system
yang
dan
development
lifecycle.
4. Merancang mekanisme keamanan.
Untuk merancang mekanisme keamanan untuk
database di spesifikasikan selama pengumpulan kebutuhan
dan pengumpulan kebutuhan dan pengumpulan tahapan
dari database system development lifecycle.
Dari pengertian database design dapat disimpulkan
bahwa database design merupakan sebuah design yang
mendukung atau sesuai dengan misi dan tujuan yang
diperlukan oleh perusahaan.
2.1.7 DBMSSelection
Setelah melakukan perancangan database, tahap selanjutnya adalah
memilih DBMSelection yang cocok untuk sistem database.Seperti yang
dikemukakan oleh Connolly &Begg (2010: 325-329) “DBMS selection
merupakan pemilihan suatu DBMS yang tepat untuk mendukung sistem
database”. Ada empat tahapan dalam pemilihan DBMSelection yaitu:
1. Menentukan kerangka acuan penelitian. Menentukan kerangka
acuan penelitian dari DBMS adalah menetapkan, menyataka
tujuan dan ruangan lingkup dan tugas-tugas yang diperlukan.
8
2. Daftarkan pada list dua atau tiga produk. Salah satu kriteria
keberhasilan implementasi dan dapat menghasilkan daftar awal
produk DBMS untuk dilakukan evaluasi.
3. Mengevaluasi produk. Dalam mengevaluasi produk banyak variasi
cara yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi produk DBMS,
untuk tujuan evaluasi fitur ini dapat dinilai sebagai kelompok atau
individu.
4. Merekomendasikan
pemilihan
dan
menghasilkan
laporan.
Merupakan langkah terakhir dalam pemilihan DBMS untuk
merekomendasikan proses dan untuk memberikan pernyataan
temuan dan rekomendasi untuk produk DBMS tertentu.
Dari pengertian DBMS Selection dapat disimpulkan bahwa pada
tahap ini dilakukan pemilihan DBMS untuk mendukung system
database perusahaan. Pemilihan DBMS sangat penting bagi
perusahaan karena akan mempengaruhi system DBMS.
2.1.8 Application Design
Tahap selanjutnya setelah pemilihan DBMS adalah adalah merancang
aplikasi yang mendukung penggunaan database.Seperti yang dikemukakan
oleh Connolly & Begg (2010: 329-333) “application design merupakan
desain user interface dan program aplikasi yang digunakan untuk mengelola
database”.
Dari pengertian Application Design dapat disimpulkan bahwa
application design merupakan sebuah desain userinterface dari sebuah
program aplikasi, aplikasi tersebut berhubungan dengan database.
2.1.9 Prototyping
Tahan selanjutnya setelah merancang aplikasi database adalah
memuat prototypring.Prototyping di definisikan sebagai pembangun sebuah
model kerja system database. “prototypingmerupakan sebuah model kerja
yang biasanya tidak memiliki semua fitur yang diperlukan atau memberi
semua fungsi dari sistem final” (Connolly & Begg, 2010: 333). Ada dua
8
strategi prototyping yang digunaka saat ini yaitu requirement prototyping dan
evolutionary prototyping.
Requirement prototyping menggunakan prototype untuk menentukan
kebutuhan sistem database yang diusulkan dan sekali kebutuhan lengkap
prototypeakan dibuang. Evolutionary prototype digunakan untuk tujuan yang
sama, yang berbeda terpenting adalah prototype ini tidak dibuang tetapi
dengan pengembangan lebih lanjut menjadi sistem database dapat bekerja.
Dari pengertian prototyping dapat disimpulkan bahwa prototyping
merupakan model kerja sistem database.Prototypeing terbagi atas dua jenis
yaitu Requirement prototyping dan .Evolutionary prototype.
2.1.10 Implementation
Setelah membuat model prototyping, tahap selanjutnya adalah
mengimplementasikan aplikasi yang telah dibuat .“ implementasi merupakan
realisasi fisik dari database dan desain aplikasi” (Connolly & Begg, 2010:
333). Pada penyelesaian tahap desain sekarang dalam posisi untuk
menerapkan database dan program aplikasi. Implementasi database dicapai
dengan menggunakan DDL ( Data Definition Language) dari DBMS yang
dipilih atau GUI, yang menyediakan fungsi yang sama pada tingkatan DDL.
Bagian dari program aplikasi adalah transaksi database yang
diimplementasikan
Language)
dari
dengan
target
menggunakan
DBMS,
DML
mungkin
(Data
tertanam
Manipulation
dalam
bahasa
pemprograman seperti visual Basic (VB) Delphi, C, C++, C#, Java, COBOL,
Fortran dan, Pascal.
Dari pengertian implementasi dapat disimpulkan bahwa implementasi
merupakan suatu penerapan aplikasi yang mendukung desain aplikasi dan
database.
2.1.11 Data Conversional and Loading
Setelah mengimplementasikan aplikasi, tahap selanjutnya adalah
memasukkan data ke dalam database yang baru atau dua conversion and
loading. “Data conversion and Loading didefinisikan sebagai mentransfer
8
data yang ada ke dalam database baru dan mengkonversi setiap aplikasi yang
ada untuk menjalankan database baru dan mengkonversi setiap aplikasi yang
ada untuk menjalankan database baru” (Connolly & Begg, 2010: 334). Pada
tahap ini diperlukan hanya bila sistem database baru menggantikan sistem
lama.Utilitas biasanya membutuhkan spesifikasi dari sumber file dan target
database dan kemudian secara otomatis mengubah data ke format yang
diperlukan dari file database baru. Setiap kali konversi dan loading yang
dipelukan, proses harus benar-benar direncanakan untuk memastiikan
kelancaran transisi oprasi penuh.
Dari pengertian data convertion and loading dapat disimpulkan bahwa
data conversion and loading merupakan sebuah proses dimana data
operasional yang ada didalam perusahaan ditransfer ke dalam database baru
dan dilakukan konversi.
2.1.12 Testing
Setelah memasukkan data ke dalam database baru, tahap selanjutnya
adalah melakukan pengujian sistem databse dengan tujuan untuk menghindari
kesalahan sebelum sistem database diterapkan. Seperti yang dikemukakan
oleh Connolly & Begg (2010: 334) “testing merupakan sebuah proses
menjalankan sistem database dengan maksud untuk menentukan kesalah”.
Sebelum program database diterapkan didalam perusahaan, sistem database
yang baru dikembangkan harus benar-benar teruji. Dicapai dengan
menggunakan strategi uji yang direncanakan dan data yang realisitis,
sehingga seluruh proses pengujian yang ketat dan metode dilakukan.
Dari pengertian testing dapat disimpulkan bahwa testing merupakan
tahap dimana aplikasi yang telah direncanakan dites uuntuk menentukan
kesalahan secara dini guna meminimalkan kesalahan-kesalahan pada saat
aplikasi diterapkan.
2.1.13 Operational Maintenance
Operational Maintenance merupakan suatu tahap dimana sistem
database telah ditepakan, sistem database tersebut dilakukan pemantauan dan
pemeliharaan
sistem
agar
dapat
berjalan
dengan
baik.“Operational
8
Maintenance merupakan sebuah proses pemantauan dan pemeliharaan sistem
database” (Connolly & Begg, 2010: 335).Pada tahap sebelumnya sistem
database telah sepenuhnya dilaksanakan dan diuji. Sistem ini sekarang
bergerak ke tahap pemeliharaan yang melibatkan kegiatan:
1. Memantau kinerja sistem. Jika kinerja turun dibawah pada tingkat
yang memadai, reorganisasi database mungkin diperlukan.
2. Mempertahankan dan meningkatkan sistem database. Kebutuhan
baru dimasukkan ke dalam sistem database melalui tahap-tahap
sebelumnya dalam siklus hidup.
Sebuah DBMS biasanya menyediakan berbagai utilitas untuk
membantu administrasi database, termasuk utilitas untuk memuat data ke
dalam database dan untuk memonitor sistem. Proses pemanatuan berlanjut
sepanjang hidup sistem database dan dalam waktu dapat menyebabkan
reorganisasi database puas dalam perubahan kebutuhan. Perubahan ini pada
gilirannya memberikan informasi pada evolusi kemungkinan dari sistem dan
sumber daya masa depan yang mungkin diperlukan. Ketika sistem database
baru dibawa online, pengguna harus mengoprasikan secara pararel dengan
sistem lama untuk periode waktu.
Dari pengertian OperationalMaintenance dapat disimpulkan bahwa
tahap ini merupakan tahap terakhir dalam siklus hidup perencanaan database,
dimana pada tahap ini dilakukan memantau dan pemeliharaan sistem yang
bertujuan agar sistem dapat berjalan dengan baik.
2.1.14 Normalisasi
Normalisasi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menguji suatu
relasi.Pengujian itu dilakukan untuk melihat apakah relasi tersebut telah
cukup baik atau tidak.Seperti yang dikemukakan oleh Kolahi (2007: 636)
“normalisasi merupakan suatu tindakan penyempurnaan suatu skema ke
skema yang lebih baik dengan mempertimbangkan tiga kriteria yaitu menjaga
data, mempertahankan atau menjaga dependensi, dan menghilangkan
redudansi”.
Baik buruknya suatu relasi dapat dilihat dari bagaimana keintegritas
data dalam relasi tersebut.Seperti yang dikemukakan oleh George C (2007:
8
488), “Normalisasi memainkan peran penting baik dalam teori dan praktek
desain database”.Dalam bentuk normalnya digambarkan dengan istilah table
dimana table tersebut berisi data yang kurang lengkap, kemudian dilakukan
tahap pertama dari 1NF hingga 3NF yang bertujuan untuk menghilangkan
duplikasi data.
Normalisasi merupakan teknik yang mempunyai tahapan-tahapan
yang bertujuan untuk meminimalkan data yang tidak konsisten, seperti yang
didefinisikan oleh Connolly & Begg (2010: 416) bahwa “normalization
adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah hubungan dengan
properties yang diinginkan, memberikan permintaan data dari sebuah
perusahaan.Normalisasi adalah teknik formal untuk dasar hubungan analisis
dalam primary key dan functional dependencies”.
Dari pengertian normalisasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
normalisasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memecah suatu
table menjadi dua table maupun lebih untuk mengatasi masalah yang ada
pada relasi tersebut. Ketidak normalan yang biasanya terjadi dan menjadi
masalah adalah data yang redudansi maupun ketidak konsistenan.
Proses normalisasi sebagai berikut:
1. Unnormalized Form (UNF), sebuah table berisi satu atau lebih
grup yang diulangi.
2. First Normal Form (1NF), sebuah hubungan dimana perpotongan
dari setia baris dan kolom berisi satu dan hanya satu value.
3. Second Normali Form (2NF), hubungan yang didalam first normal
form dan setiap non-primary key attribute adalah fully functionally
dependent dalam primary key.
4. Third Normal Form (3NF), hubungan yang didalam first dan
second normal form dan yang non-primary key attribute adalah
transitively dependent dalam primary key.
2.1.15 Entity Relational Modeling
Entity relational modeling merupaka suatu model relasi yang
menggambarkan data dalam bentuk entitas, relasional, atribut serta hubungna
antara entitas.Seperti yang dikemukakan oleh Hoffer, Prescott, & Topi (2009:
137) “Entity relationship model adalah representative logis dari data untuk
8
suatu organisasi atau area bisnis dengan menggunakan entitas untuk kategori
data dan hubungan untuk berhubungan dengan antar sentitas lainnya”.
“Aspek yang sulit dalam perancangan basis data adalah kenyataan
bahwa perancangan, programer, dan pemakai akhir cenderung melihat sebuah
data dengan cara yang saling berbeda” (Connolly & Begg, 2010: 371). Untuk
memastikan pemahaman secara ilmiah dari data dan bagaimana data
digunakan oleh perusahaan, dibutuhkan sebuah komunikasi yang non teknik
dan lepas dari kebingungan.
2.1.15.1
Entity Type
Entitas merupakan objek yang berbentuk fisik dan memiliki
atribut dapat berupa objek maupun abstrak, seperti yang dikemukakan
oleh Hoffer, Prescott, & Topu (2009: 141) “entity type adalah kumpulan
entitas yang bersifat umum karena karakteristik”.Tipe entitas bagian dari
entitas yang memiliki atribut until agar dapat membedakannya dari entitas
lainnya di dalam Entity Relationship Modeling.
Untuk menentuka tipe entitas di dalam sebuah proses bisnis, hal
pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi objek, kejadian atau
tempat yang mungkin penting dibuthkan oleh suatu organisasi. Connolly
& Begg, (2010: 372) mengidentifikasikan “entity typesebagai sebuah grup
dari objek dengan properti yang sama, yang diidentifikasi oleh
perusahaan seperti mendapatkan sebuah eksistensi independen”.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa entity type dapat
berupa objek, orang, kejadian dan tempat.
2.1.15.2
Relational Type
Tipe hubungan digambarkan sebagai hubungan diantara entitas,
seperti yang didefinisikan oleh Hoffer, Prescott, & Topi (2009: 151)
“relationship type adalah hubungan antara (atau diantara) tipe entitas”.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Connolly & Begg, (2010: 374) yang
mendefinisikan “relationship type sebagai sebuah set dari assosiasi yang
bermakna diantara tipe entitas”.
8
Dari pernyataan Connolly & Begg dapat disimpulkan bahwa tipe atau
relationship type merupakan gambaran hubungan antara satu entitas dengan
entitas lainnya yang saling terikat satu sama lain.
Dapat disimpulkan bahwa tipe hubungan adalah hubungan yang
terjadi diantara satu entitas atau lebih.
2.1.15.3 Attribute
Attribute merupakan isi dari entitas yang memiliki karakteristiik yang
unik, seperti dikemukakan oleh Hoffer, Prescott, & Topi (2009: 145)
“attribute adalah sebuah property atau karakteristik suatu entitas atau
hubungan yang menarik dari organisasi”. Pernyataan tersebut diperkuat oleh
Connolly & Begg (2010: 379) yang mendefinisikan “attribute sebagai sebuah
property dari sebuah entitas atau tipe hubungan”. Atribut yang ada pada
entitas terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Candidate key merupakan set minimal dari attribute yang unik,
diidentifikasi setiap kejadian dari sebuah tipe entitas.
2. Primary key merupakan candidate key yang dipilih yang unik,
diidentifikasi setiap kejadian dari sebuah tipe entitas.
3. Composite key merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau
lebih atribuut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa atribut bagian
dari entitas, setiap entitas memiliki atribut yang unik dan berbeda.
Atribut dapat berupa candidate key, primary key dan composite key.
2.1.15.4 Strong Entity
Didalam sebuah entity relationship model terdapat berbagai tipe
entitas, tipe entitas tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda, salah
satunya adalah strong entity.Strong entity merupakan entitas yang dapat
berdiri sendiri.Seperti yang dikemukakan oleh Hoffer, Prescott, & Topi
(2009: 142) “strong entity adalah suatu entitas yang keberadaannya yang
tidak tergantung dari jenis entitas lainnya”.Pernyataan tersebut diperkuat
oleh Connolly & Begg (2010: 383) yang mendeskripsikan “Strong Entity
sebagai suatu entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada beberapa
8
entitas yang lain”.Karakter dari entitas ini adalah bahwa setiap kejadian,
entitas teridentifikasi secara untik menggunakan atribut primary key.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Strong entity
merupaakan entitas yang dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung pada
entitas lain.
2.1.15.5
Weak Entity
Di dalam entity relationship model juga terdapat weak entity
merupakan entitas Weak entity merupakan entitas yang tidak dapat berdiri
sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Hoffer, Prescott, & Topi (2009: 142)
“ weak entity adalah suatu entitas yang keberadaannya tergantung pada
beberapa entitas lainnya, weak entity ini tidak memiliki arti bisnis dalam ER
Diagram tanpa entitas yang bergantung”. Pernyataan tersebut diperkuat oleh
Connolly & Begg (2010: 383) yang mendefinisikan bahwa “weak entity
merupakan entitas yang keberadaannya tergantung pada beberapa entitas
yang lain”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa weak entity
merupakan entitas yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa entitas lain. Entitas
ini memiliki hubungan dengan beberapa entitas sehingga tidak dapat berdiri
sendri tanpa entitas lainnya.
2.1.15.6
Multiplicity
Multiplicity menggambarkan keterkaitan hubungan diantara tipe
entitas, seperti yang didefinisikan oleh Connolly & Begg (2010: 385)
“multiplicity adalah sejumlah kejadian yang mungkin dari suatu tipe entitas
tunggal memalui hubungan tertentu”. Multiplicity memiliki 3 tipe, yaitu:
1. Hubungan one-to-one (1:1)
Hubungna antara entitas yang paling banyak nerpasangan dengan
satu entitas saja.
2. Hubungan one-to-many (1:*)
Hubungan antara entitas dimana satu entitas depat berhubungan
dengan banyak entitas lainnya. Contohnya entitas A dapat
berhubungan banyak dengan entitas B tetapi entitas B hanya dapat
berhubungan dengan entitas A.
8
3. Hubungan Many-to-Many (*:*)
Hubungan antara entitas dimana entitas C dapat berhubungan
banyak entitas D dan entitas D dapat berhubungan banyak dengan
entitas C.
Dapat disimpulkan bahwa multiplicity merupakan kejadian
kemungkinan yang berhubungan dengan tipe entitas dan memiliki
hubungan tertentu seperti one-to-one (1:1). One-to-many(1:*), dan
many-to-many (*:*).
2.1.16 DBMS
Dengan adanya database, tentunya dibutuhkan suatu software atau
perangkat lunak yang digunakan untuk mendefinisikan, membuat, dan
memelihara data yang berada dalam database tersebut. Seperti yang
dikemukakan oleh Hoffer, Prescott, & Topi (2009: 49) “DBMS adalah sebuah
sistem perangkat lunak yang digunakan untuk membuat, memelihara dan
menyediakan akses control ke pengguna basis data”.
Penjelasan diatas diperkuat oleh pernyataan Connolly & Begg (2010:
66) “DBMS adalah perangkat lunak yang berinteraksi dengan programprogram pengguna aplikasi dan database”.
Fasilitas yang disediakan oleh DBMS adalah sebagai berikut:
1. Memungkinkan pengguuna untuk mendefinisikan database,
biasanya melalui DDL, DDL memungkinkan pengguna untuk
menentukan tipe data dan struktur dan kendala pada data yang
akan disimpan dalam database.
2. Memungkinkan pengguna untuk insert, update, delete dan
mengamil data dari database, biasanya melalui DML (Data
Manipulation Language).
3. Menyediakan akses kontrol ke database, seperti:
•
Sistem keamanan
•
Sistem integrasi
•
Sistem konkurasi kontrol
•
Sistem pemulihan kontrol
•
User accessible catalog
8
2.1.16.1 Komponen Database Management System (DBMS)
Dalam menjalankan tugasnya, DBMS memiliki beberapa
komponen
dalam
menjalankan
tugasnya.Komponen-komponen
DBMS memerlukan perangkat keras seperti komputer, CPU, dan
lainnya.Dan membutuhkan perangkat lunak seperti software dalam
menjalankan sistemnya, DBMS juga memerlukan data-data, desain,
dan orang-orang yang menangani DBMS. Pernyataan tersebut
diperkuat oleh Connolly & Begg (2010: 68-71) yang menjelaskan
bahwa komponen DBMS terdiri dari 5 komponen, yaitu:
1. Hardware
DBMS dan aplikasi memerlukan perangkat keras untuk
beroprasi.perangkat keras dapat berkaisar dari komputer
pribadi tunggal untuk mainframe tunggal atau jaringan
komputer.Perangkat
keras
tertentu
tergantung
pada
kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan.
Beberapa DBMS yang hanya berjalan pada hardware
tertentu atau sistem oprasi, sementara yang lain berjalan di
berbagai perangkat keras dan sistem oprasi. Sebuah DBMS
memerlukan sejumlah minimul memori utama dan ruang
disk untuk dijalankan, tetapi konfigurasi ini minimal
belum tentu memberikan kinerja yang diterima.
2. Software
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak
DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan
sistem oprasi, termasuk perangkat lunak jaringan jika
DBMS digunaka oleh pengguna melalui jaringan.
3. Data
Data merupakan komponen yang penting di dalam
DBMS.Data berperan sebagai jembatan antara komponen
perangkat lunak dan komponen manusia.Database berisi
deata oprasional atau data transaksi dan metadata.Struktur
database disebut dengan skema, di dalam skema terdapat
table-tabel dan atribut dari sebuah objek.
8
4. Procedure
Prosedur mengacu pada instruksi dan aturan yang
mengatur desain dan pengguuna database. Pengguna
sistem dan staf yang mengelola database memerlukan
prosedur terdokumentasi tentang cara menggunakan atau
menjalankan sistem.
5. People
People merupakan user atau orang yang terlibat di dalam
sebuah sistem.
2.1.16.2 Keuntungan Database Management System (DBMS)
Pengguna database management system dapat memberikan
keuntungan pada pengguna, keuntungannya adalah:
1. Mengontrol redudansi data, sistem basis file tradisional
menyimpan informasi yang sama di dalam beberapa file,
pendekatan database digunakan untuk menghilangkan
redudansi data yang sama dan tidak disimpan.
2. Konsistensi
data,
dengan
menghilangkan
atau
mengendalikan redudanci berarti mengulangi resiko tidak
konsisten yang terjadi. Jika data disimpan hanya sekali
dalam database setiap update nilai harus dilakukan hanya
sekali dan nilai baru yang tersedia langsung diguakan
untuk user, jika data yang di simpan lebih dari satu kali
dan siste menyadari hal ini maka sistem dapat memastikan
bahwa semua salinan data yang disimpan harus konsisten.
3. Informasi lebih lanjut dari jumlah data yang sama dengan
integrasi
data
oprasional
memungkinkan
organisasi
untukmengarahkan informasi tambahan dari data yang
sama,
4. Berbagi data, biasanya file yang dimiliki oleh satu orang
atau departemen yang menggunakannya, di sisi lain
database di memiliki oleh seluruh organisasi dan dapat
dgunakan bersama oleh semua pihak yang berwenang.
8
5. Meningkatkan integritas data, integritas database mengacu
pada validasi dari konsistensi data yang tersimpan,
integritas biasanya dinyatakan dalam hal kendala yaitu
konsistensi aturan dimana database tidak diperbolehkan
untuk melakukan pelanggaran.
6. Meningkatan keamanan, keamanan database merupakan
melindungi database dari pengguna yang tidak sah atau
unauthorizes user.
7. Menegakkan standar, integrasi memungkinkan DBA untuk
mendefinisikan dan DBMS menegakkan standar yang
diperlukan,
memungkinkan
departemen,
organisasi,
standart nasional atau internasional untuk hal seperti
format data untuk memfasilitasi pertukaran data antara
sistem, penanaman conventions, standar dokumentasi,
prosedur update dan aturan akses.
8. Skala ekonomi, menggabungkan semua data oprasional
organisasi atau perusahaan ke dalam satu database dan
menciptakan suatu aplikasi yang bekerja pada satu sumber
data yang dapat memberikan penghematan biaya.
9. Neraca persyaratan yang saling bertentangan, setiap
pengguna atau departemen memiliki kebutuhan yang
mungkin bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain
karena database berada dibawah kendali DBA. DBA dapat
membuat keputusan tentang penggunaan desain dan
oprasional database memberikan sumber daya yang baik
bagi pengguna dan organisasi secara keseluruhan.
10. Meningkatkan aksesibilitas data dan responsive, hasil dari
integrasi data yang melintasi batas-batas departemen
adalah diakses langsung oleh pengguna akhir.
11. Meningkatkan produktivitas, DBMS menyediakan banyak
fungsi standar yang biasanya programmer harus menulis di
dalam aplikasi berbasis file.
12. Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data,
dalam sistem berbasis file, gambaran data dan logika untuk
8
mengakses data yang dibangun kedalam setiap program
aplikasi membuat program bergantung pada data.
13. Meningkatkan konkurensi, dalam beberapa sistem berbasis
file jika ada dua atau lebih pengguna yang diizinkan untuk
mengakses rule yang sama secara bersamaan adalah
mungkin bahwa akses akan menggunakan satu sama lain,
sehingga kehilangan informasi atau bahkan hilangnya
integritas.
14. Meningkatnya backup dan pemulihan layanan, banyak
sistem berbasis dile menempatkan tanggung jawab pada
pengguna untuk memberikan ukuran untuk melindung data
dari kegagalan untuk sistem komputer atau program
aplikasi.
2.1.16.3 Kekurangan Database Management System (DBMS)
Kekurangan-kekurangan database management system adalah
sebagai berikut:
1. Kompleksitas,
kompleksitas
dapat
menyebabkan
kegagalan untuk memahami sistem dapat menyebabkan
keputusan yang buruk yang dapat memiliki konsekuensi
serius bagi suatu organisasi.
2. Ukuran, kompleksitas dan luasnya fungsi membuat ukuran
DBMS menjadi sangat besar untuk suatu software, DBMS
dapat menempati megabyte dari disk dan membutuhkan
sejumlah memori yang besar agar dapat berjalan secara
efisien.
3. Biaya dari DBMS sangat bervariasi dan tergantung pada
lingkungan dan fungsi yang disediakan oleh DBMS.
4. Biaya
tambahan
untuk
perangkat
keras,
DBMS
memerlukan disk dalam penyimpanan dan memungkinkan
pembelian ruang penyimpanan tambahan.
5. Biaya konversi, dalam beberapa situasi biaya dari DBMS
dan perangkat keras relative kecil dibandingkan dengan
8
biaya mengkonversi aplikasi untuk beroperasi dalam
DBMS baru dan perangkat keras.
6. Kinerja, DBMS ditulis lebih umum untuk melayani
aplikasi bukan hanya satu tapi lebih dari satu.
7. Dampak yang besar untuk gagal, sentralisasi sumber daya
meningkat kerentanan dari sistem karena semua pengguna
dan aplikasi berketergantungan pada ketersediaan DBMS,
kegagalan komponen tertentu dapat membawa oprasi
berhenti.
2.1.17 Structure Query Language
Structure Query Language atau SQL merupakan bahasa
pemprograman dimana user dapat membuat database, melakukan
quey database, menambahkan database baru dan memperbaharui
database, seperti dikemukakan oleh Connolly & Begg (2010: 221)
“SQL adalah nonproducedural language terdiri dari kata English
standar seperti SELECT, INSERT, dan DELETE yang digunakan
oleh profesional dan non-profesional”. Keduanya menggunakan
bahasa yang standar untuk mendefinisikan dan memanipulasi
hubungan database.
Pengertian Structure Query Language diperkuat oleh Hall (2011: 787)
yang mendefinisikan, “SQL adalah suatu alat pengelolahan data untuk
pengguna dan programmer professional untuk mengakses data dalam
basis
data
secara
langsung
tanpa
membutuhkan
program
konversional”.
SQL (Structure Query Language) terdiri dari dua bahasa, yaitu data
definition language (DDL) dan data manipulation language (DML).
Data Definition Language selalu gunakan oleh DBA (Database
Administrator) untuk proses pembuatan suatu aplikasibasis data.
Seperti yang dikemukakan oleh Connolly & Begg (2010: 92) yang
mendefinisikan “DDl sebagai bahasa yang memungkinkan DBA atau
pengguna untuk mendeskripsikan dan menamai entitas, atribut dan
hubungan yang diperlukan untuk aplikasi bersama dengan integritas
yang terkait dan kendala keamanan”.
8
DML yang merupakan singkatan dari Data Manipulation
Language.Dari kepanjangan tersebut dapat dilihat bahwa DML
digunakan untuk memanipulasi data maupun objek-objek yang ada,
pernyataan tersebut diperkuat oleh Connolly & Begg (2010: 92) yang
mendefinisikan “DML adalah bahasa yang menyediakan seperangkat
operasi untuk mendukung operasi manipulasi database”.
SQL dari penjelasan diatas merupakan suatu alat operasi yang
dapat diguakan untuk memanipulasi data yang ada pada database
seperti select,insert, update, dan delete. Select merupakan statement
yang cukup penting yang ada di dalam language dan digunakan untuk
ekspres query. Insert merupakan statement untuk insert sebuah single
row dari data sampai memasukkan sebuah table nama atau untuk
insert jumlah dari baris untuk satu atau lebih beberaoa table. Update
merupakan statement untuk update satu atau lebih nilai dalam
specified kolom atau beberapa kolom dari table nama. Dan delete
merupakan statement untuk delete satu atau lebih baris dari table
nama. SQL juga terdiri dari dua bahasa yaitu DDL dan DML. DDL
digunakan untuk Create Use, Drop objek, sedangkan DML digunakan
untuk insert, update, delete, dan select.
2.1.18
Web
Menurut Hongjun Lu (2008), Web menyediakan ligkungan yang user-
friendly untuk penghasil informasi pada web. Web merupakan CGI script
yang dapat diprogram yang dapat ditambahkan pada web server yang sudah
diinstal.
2.1.19 PHP
PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan
sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan Web yang disisipkan
dalam dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat
dinamis sehingga pemeliharaan situs web tersebut menjadi lebih mudah dan
efisien. PHP merupakan software Open-Source yang disebarkan dan
8
dilisensikan secara gratis serta dapat di-download secara bebas dari situs
resminya (www.php.net ). PHP ditulis dengan menggunakan bahasa C.
Saat ini PHP amat populer dan menggantikan Perl yang sebelumnya
juga populer sebagai bahasa scripting web. PHP telah menjadi modul Apache
terpopuler (menurut www.securityspace.com), melebihi FrontPage dan
ModPerl. Dan menurut hasil survei www.netcraft.co.uk, PHP terus meningkat
penggunaannya dan telah digunakan pada jutaan domain dan jutaan alamat
IP. PHP telah digunakan oleh berbagai situs populer baik luar negeri maupun
situs dalam negeri.
2.1.19.1 Database yang Dapat Didukung PHP
Salah satu fitur yang dapat diandalkan oleh PHP adalah dukungannya
terhadap banyak basisdata. Berikut basis data yang dapat didukung oleh PHP:
•
Adabas D
•
dBase
•
Direct MS-SQL
•
Empress
•
FilePro (read only)
•
Front Base
•
Hyperwave
•
IBM DB2
•
Informix
•
Ingres
•
Interbase
•
MSQL
•
MySQL
•
ODBC
•
Oracle (OC17 dan OC18)
•
Ovrimos
•
PostgrSQL
•
Solid
•
SYbase
8
•
Unix DBM
•
Velocis
2.1.19.2
Sintaks Dasar PHP
Sintaks Program PHP ditulis dalam apitan tanda khusus PHP. Ada
empat macam pasangan tag PHP yang dapat digunakan untuk menandai blok
scriptPHP :
1. <?php ... ?>
2. <script language=”PHP”> ... </script>
3. <? ... ?>
4. <% ... %>
Cara pertama dan kedua merupakan cara yang paling umum
digunakan sekalipun cara ketiga tampak lebih praktis karena cara
ketiga tidak selalu diaktifkan pada konfigurasi file php ini yang
terdapat
pada
direktori
c:\apache\php.
Cara
keempat
juga
dimungkinkan sebagai kemudahan bagi Anda yang sudah terbiasa
dengan ASP (Active Server Pages). Namun, bila itu tidak dikenal,
maka harus dilakukan pengaktifan pada file konfigurasi PHP ini.
2.1.20MySQL
MySQL merupakan bahasa pemrograman open-source paling populer
dan paling banyak digunakan di lingkungan Linux. Kepopuleran ini karena
ditunjang oleh performansi query dari database-nya yang jarang bermasalah.
MySQL
(My
Structure
Query
Language)
adalah
sebuah
program
pembuatdatabase yang bersifat open-source, artinya siapa saja dapat
menggunakannya secara bebas.
MySQL sebenarnya produk yang berjalan pada platform Linux. Karena
sifatnya yang open-source, MySQL dapat berjalan pada semua platform baik
Windows maupun Linux. Selain itu, MySQL juga merupakan program
pengakses database yang bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk
aplikasi multiuser (banyak pengguna). Saat ini databaseMySQL telah
8
digunakan hampir oleh semua pemrogram database, terlebih dalam
pemrograman web.
Kelebihan lain dari MySQL adalah penggunaan bahasa query yang
dimiliki SQL (Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa
permintaan yang terstruktur dan telah terstandarisasi untuk semua program
pengakses database seperti Oracle, PosgreSQL, SQLServer, dan lain-lain.
Menurut Arlita,Ismail,dan Putro (2010), MySQL adalah Relational
Database Management System (RDMS) yang didistribusikan secara gratis di
bawah General Public Lisence (GPL). MySQL merupakan turunan dari salah
satu konsep utama dalam database, yaitu Structured Query Language (SQL).
Sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak dapat
berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain (interface). MySQL dapat
didukung oleh hampir semua program aplikasi baik yang open-source seperti
PHP maupun yang tidak, yang ada pada platform Windows seperti Visual
Basic, Delphi, dan lainnya.
2.1.21 Interaksi Manusia dan Komputer
Menurut Sneiderman (2010, p32), ada lima faktor manusia terukur
yang dapat dijadikan sebagai pusat evaluasi, yaitu :
1.
Waktu belajar Waktu yang dibutuhkan oleh user untuk mempelajari cara
relevan dalam mengerjakan tugas dengan lancar.
2.
Kecepatan kinerja Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu
tugas yang diberikan.
3.
Tingkat kesalahan Berapa banyak kesalahan yang dilakukan oleh user
dan kesalahan- kesalahan seperti apa yang bisa terjadi saat user
mengerjakan tugas tersebut.
4. Daya ingat Kemampuan user mempertahankan pengetahuannya setelah
jangka waktu tertentu.
5. Kepuasan subjektif Kepuasan user terhadap berbagai aspek dari sistem.
8
Menurut Shneiderman (2010, p88), terdapat delapan aturan emas
dalam desain antarmuka yaitu:
1. Berusaha untuk konsisten
Aturan ini merupakan aturan yang paling sering dilanggar, karena
terdapat banyak bentuk konsistensi. Konsisten dalam hal urutan aksi,
istilah yang digunakan, menu, layout, penggunaan warna, tata letak,
kapitalisasi, font, dan sebagainya.
2. Menyediakan kebutuhan universal
Dengan memahami kebutuhan user yang bermacam-macam dan
membuat desain fleksibel yang mendukung perubahan dalam konten.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap aksi user, harus ada sistem umpan balik. Untuk aksi kecil
yang sering dilakukan, respon dapat dibuat dengan sederhana. Sedangkan
untuk aksi yang besar dan jarang dilakukan, respon harus dibuat lebih
tegas dan jelas.
4. Desain dialog untuk menghasilkan penutupan atau keadaan akhir
Urutan aksi hendaknya disusun ke dalam kelompok kategori awal,
tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif dapat memberikan
kepuasan
pencapaian,
rasa
lega,
sinyal
untuk
mempersiapkan
dirimemasuki kelompok kategori aksi selanjutnya.
5. Penawaran pencegahan dan penanganan kesalahan sederhana
Usahakan dalam mendesain suatu sistem, diarahkan agar user tidak
membuat kesalahan yang serius. Misalnya menyediakan pilihan menu,
tidak mengizinkan karakter alfabet pada kotak entri numerik. Jika user
melakukan kesalahan, sistem harus dapat mendeteksi kesalahan dan
menawarkan instruksi yang sederhana, konstruktif, dan spesifik untuk
perbaikan. Contoh, user tidak perlu mengetik ulang seluruh perintah,
melainkan hanya memperbaiki bagian yang salah saja.
8
6. Mengizinkan pembalikan aksi yang mudah
Pada suatu sistem aplikasi harus terdapat pembalikan aksi. Fiturini dapat
memperkecil kesalahan, selama user tahu bahwa aksi dapat dibatalkan.
Pembalikan aksi dapat berupa tindakan tunggal, tugas data entry, atau
serangkaian aksi seperti entri nama dan alamat.
7. Mendukung pusat kendali internal
User yang sudah terbiasa dengan suatu aplikasi, biasanya inginmemiliki
kendali atas antarmuka dan tanggapan dari aksinya. Aksi antarmuka yang
tidak umum, urutan entri data yang membosankan, kesulitan dalam
memperoleh
informasi
yang
dibutuhkan,
serta
ketidakmampuan
menghasilkan aksi yang diinginkan dapat menimbulkan keresahan dan
ketidakpuasan pada user.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Manusia mempunyai keterbatasan dalam memproses informasidengan
waktu yang singkat. Oleh karena itu diperlukan tampilan yang sederhana,
pengurangan jendela-gerak frekuensi, pemberian waktu pelatihan yang
cukup untuk kode-kode, hafalan dan rangkaian aksi. Jika diperlukan,
akses online untuk sintaks, singkatan, kode, dan informasi yang terkait
harus disediakan.
2.1.22 Pembelian
Menurut Mulyadi (2008: 299), pembelian didefinisikan sebagai suatu
usaha yang digunakan oleh perusahaan dalam pengadaan barang yang
diperlukan oleh perusahaan.
A. Penggolongan Transaksi Pembelian
Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
Pembelian lokal, yaitu pembelian dari pemasok dalam negeri,
Pembelian impor, yaitu pembelian dari pemasok luar negeri.
a. Fungsi yang Terkait dengan Transaksi Pembelian
Fungsi yang terkait dalam sistem pembelian menurut
Mulyadi (2008: 299) adalah sebagai berikut:
8
1. Fungsi Gudang
Memiliki
tanggung
jawab
untuk
mengajukan
permintaan pembelian sesuai dengan persediaan yang ada di
gudang dan menyimpan barang yang telah diterima oleh
fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
Memiliki tanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih
dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian
pada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Memiliki
tanggung
jawab
untuk
melakukan
pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang
diterima dari pemasok guna menentukan layak atau tidaknya
barang tersebut diterima oleh perusahaan.Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang
berasal dari retur penjualan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi yang terkait dalam hal ini adalah fungsi pecatat
ulang dan fungsi pencatat persediaan.Fungsi pencatat hutang
bertugas untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam bukti
kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen
sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan
hutang atau menyelenggarakan kartu hutang sebagai buku
pembantu hutang.Fungsi pencatat persediaan bertanggung
jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang
dibeli dalam kartu persediaan.
2.1.23 Penjualan
Menurut Kotler (2006, p457) penjualan merupakan sebuah proses
dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar
8
pertukaran informasi dan kepentingan, jadi konsep penjualan adalah cara untuk
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
2.1.24 Persediaan
Dalam sebuah perusahaan persediaan barang merupakan milik
perusahaan yang disiap untuk dijual kepada para konsumen.Pada setiap
tingkat perusahaan baik perusahaan kecil, menengah maupun besar,
persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.Perusahaan
harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya. Persediaan
yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh
selalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan untuk
persediaan tersebut. Maka persediaan barang merupakan barang-barang yang
disediakan dengan tujuan untuk dijual kembali kepada para konsumen dan
digunakan untuk mencatat harga pokok barang selama periode normal
kegiatan perusahaan.
8
2.2
Kerangka Pikir
Mengidentifikasi
masalah
Metodologi tugas
akhir
Menentukan ruang lingkup,
tujuan dan manfaat
Metodologi pengumpulan
data
Memeriksa
dokumentasi
Observasi
Wawancara
Riset
Melakukan analisa
Kebutuhan user
Prosedur berjalan
Identifikasi masalah
Melakukan perancangan
Metode konseptual
Metode logikal
Metode fisikal
Evaluasi aplikasi
Perancangan
aplikasi
Solusi
8
Download