plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MATRIKS PASCAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Program Studi Matematika
Oleh:
Erita Marlina Naibaho
NIM : 073114003
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
THE PASCAL MATRIX
Thesis
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
to Obtain the Sarjana Sains Degree (S.Si)
in Mathematics
By:
Erita Marlina Naibaho
Student Number: 073114003
MATHEMATICS STUDY PROGRAM, MATHEMATICS DEPARTMENT
FAKULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2013
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tenanglah kini hatiku, Tuhan memimpin langkahku.
Di tiap saat dan kerja, tetap kurasa tanganNya.
Tuhanlah yang membimbingku, tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh, tanganku dipegang teguh.
Tak kusesalkan hidupku, betapa juga nasibku.
Sebab Engkau tetap dekat, tanganMu kupegang erat.
Tuhanlah yang membimbingku, tanganku dipegang teguh
Hatiku berserah penuh, tanganku dipegang teguh.
(Tenanglah Kini Hatiku, Kidung Jemaat No. 410)
Tous les choses arrivent pour une bonne reason
(I believe that everything happens for a reason)
Skripsi dan Gelar Sarjana Sains ini,
kupersembahkan dengan penuh kasih kepada
Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku yang hidup,
Bapak dan Mama tercinta,
Abang Saut, Abang Oba, Abang Musa terkasih, dan Kakak Tina tersayang.
Kepada teman-teman terbaik,
serta Almamater yang kubanggakan.
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,………………….
Penulis
Erita Marlina Naibaho
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Matriks Pascal P merupakan matriks khusus yang sangat menarik untuk
dipelajari lebih detail. Metode yang digunakan untuk mempelajari matriks Pascal
adalah dengan mempelajari beberapa sifat pentingnya dan menyelidiki keterkaitannya
dengan matriks lain. Terungkap bahwa matriks ini dapat dinyatakan sebagai e H ,
yaitu P  e H dimana H adalah suatu matriks penghasil yang didefinisikan. Matriks
Pascal juga memiliki hubungan dengan matriks khusus lain yang terkenal, yaitu
matriks Vandermonde. Matriks Pascal dapat dinyatakan dengan menggunakan
matriks
Vandermonde
yaitu
di
mana
P  V (t  1)V (t ) 1 ,
V (t )   y (t ) y (t  1) y (t  2)  y(t  ( n  1))  adalah matriks Vandermonde,
dan y(t ) : (1, t , t 2 , , t n 1 ) T adalah suatu fungsi vektor yang didefinisikan.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Pascal matrix P is a special matrix which is very interesting to investigate
in more details. The method used to study the Pascal matrix is by learning some
important properties and investigating its relation to other matrices. It is revealed that
this matrix can be expressed as e H , i.e. P  e H where H is a defined creation matrix.
Pascal matrix also has a special relation to another well-known matrix, namely the
Vandermonde matrix. Pascal matrix can be expressed using Vandermonde matrix i.e.
P  V (t  1)V (t ) 1 , where matrix V (t )   y (t ) y (t  1) y (t  2)  y(t  ( n  1)) 
is a Vandermonde matrix, and y(t ) : (1, t , t 2 , , t n 1 ) T is a defined vector function.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Erita Marlina Naibaho
Nomor mahasiswa
: 073114003
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
MATRIKS PASCAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam
bentuk
media
lain,
mengelolanya
dalam
bentuk
pangkalan
data,
mendistribusikan secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal:……………………..
Yang menyatakan
(Erita Marlina Naibaho)
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih setia dan karunia-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “MATRIKS PASCAL”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan
Teknologi di Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan,
pengarahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang teramat dalam kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan kasih-Nya yang tiada habisnya.
2. Romo Prof. Dr. Frans Susilo, S.J. selaku Dosen Pembimbing yang penuh kasih
dan kesabaran dalam memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan semagat
selama proses penulisan skripsi.
3. M. V. Any Herawati, S.Si, M.Si dan Hartono, S.Si, M.Sc selaku Dosen Penguji
Skripsi yang telah banyak memberikan masukan, saran dan ide dalam melengkapi
skripsi ini.
4. Ibu Lusia Krismiyati B, S.Si, M.Si selaku Ketua Program Studi Matematika, yang
telah memberikan waktu untuk menerima kedatangan saya di kantor ibu, untuk
menanggapi kesulitan ataupun sekedar tempat curhat.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang
senantiasa memberikan perhatian dan motivasi layaknya seorang bapak kepada
anaknya selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan/ti Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak
memberikan dukungan baik selama masa perkuliahan maupun dalam masa
penyusunan skripsi.
7. Para staff perpustakaan Kampus III Paingan yang telah memberikan pelayanan,
kenyamanan tempat dan menyediaan buku-buku pustaka.
8. Kedua orang tua tercinta, Bapakku P. Naibaho, Spd dan Mamaku D. Nadeak serta
saudara-saudara terkasih yaitu ketiga abangku Saut Maruli Naibaho Am.T., Andi
Juliver Naibaho S.T., Jantri Musa Marolop Naibaho S.T., and my only one sister
Pristina Mayrita S.Si., terima kasih banyak atas pengorbanan, doa, cinta, motivasi
dan kepercayaan dalam penyelesaian skripsi.
9. Teman-teman angkatan 2006-2011 yang memberikan warna tersendiri. Kalian
menjadikan kebersamaan di matematika ini menjadi sempurna. Spesial kepada
Amelia Enrika, yang tak henti menanyakan perkembangan skripsi dan revisi.
10. Teman-teman penghuni Kost Icha untuk kebersamaan, motivasi dan suka duka
yang dilalui bersama, ayo semangat mengejar cita-cita. Spesial untuk Kethrin
Jesika dan Rosa Delima Spica, yang setia menemani ke perpustakaan.
11. Teman-teman IFI-LIP dan teman-teman kampus, khususnya rekan seperjuangan
Teknik Informatika. Terima kasih untuk inspirasi dan dampak positif yang
diberikan.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12. Yang terkasih Henfriyandie atas semangat, cinta dan kasih sayang. Terima kasih
untuk terus saling mengingatkan, memberikan semangat dan pengorbanan selama
ini.
13. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
disebut satu persatu yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis
menyadari
bahwa
skripsi
ini
masih
sangat
jauh
dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca yang memiliki niat mempelajarinya lebih lanjut, meski
skripsi ini masih terdapat kekurangan di sana-sini.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada perkataan yang kurang
berkenan dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan
jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Yogyakarta,………………….....
Penulis
Erita Marlina Naibaho
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ....................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................... vii
HALAMAN ABSTRACT ................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 4
C. PEMBATASAN MASALAH ................................................................. 4
D. TUJUAN PENULISAN .......................................................................... 5
E. MANFAAT PENULISAN ...................................................................... 5
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
F. METODE PENULISAN ......................................................................... 5
G. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................... 5
BAB II. MATRIKS .............................................................................................. 7
A. PENGERTIAN MATRIKS ..................................................................... 7
B. OPERASI PADA MATRIKS ................................................................. 11
C. MATRIKS ELEMENTER ...................................................................... 30
D. DETERMINAN MATRIKS ................................................................... 42
BAB III. POLINOMIAL ..................................................................................... 62
A. PENGERTIAN POLINOMIAL.............................................................. 62
B. FUNGSI POLINOMIAL ......................................................................... 67
BAB IV. MATRIKS PASCAL ........................................................................... 70
A. PENGERTIAN MATRIKS PASCAL .................................................... 70
B. BEBERAPA SIFAT PENTING MATRIKS PASCAL ......................... 73
BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 97
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 97
B. SARAN ..................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Matriks Pascal telah dikenal sejak zaman kuno, dan telah dijumpai dalam
matematika China sejak tahun 1303. Matriks ini dipakai dalam bidang analisis
numerik, kombinatorik, dan sebagainya. Di sini akan diperkenalkan beberapa sifat
penting dari matriks Pascal beserta bagaimana relasinya dengan matriks lain yang
ternama, yaitu matriks Vandermonde.
Kita mengenal adanya teori polinomial dalam matematika. Sebuah
n
n 1
1
ekspresi a n r  a n 1 r    a1r  a 0 disebut polinomial dalam r jika dan
hanya jika eksponen r adalah bilangan bulat positif dimana a 0, a1  a n adalah
bilangan real. Di sini akan diulas bagaimana relasi antara matriks Pascal dengan
polinomial.
Sebelum mendefinisikan matriks Pascal, akan dibahas mengenai
kombinasi dimana elemen-elemen dari matriks Pascal dapat ditentukan dengan
menggunakan kombinasi. Kombinasi n elemen yang diambil sebanyak r dalam
n
setiap pengambilan dilambangkan dengan C rn atau   . Kombinasi ini akan
r
digunakan dalam menentukan elemen-elemen dalam matriks Pascal.
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
Kombinasi
r
elemen
yang
diambil
dari
n
n
n!
dimana n! nn  1n  2n  3...1 . Bilangan
C rn    
 r  r!( n  r )!
elemen
adalah
n
  juga disebut
r
koefisien binomial karena merupakan koefisien dari ekspansi binomial
 x  y n .
Koefisien-koefisien tersebut dapat disusun dalam suatu segitiga yang disebut segitiga
Pascal, yang merupakan suatu pola bilangan yang disusun membentuk segitiga
dengan aturan koefisien binomial yang ditemukan oleh Blaisc Pascal (1623-1662).
a  b 0  1
a  b 1  a  b
a  b 2  a 2  2ab  b 2
a  b 3  a 3  3a 2b  3ab 2  b 3
1
1
1
1
1
2
3
1
3
1
0
 
0
1
 
 0
 2
 
 0
 3
 
0
1
 
1
 2
 
1
 3
 
1
 2
 
 2
 3
 
 2
3
 
3
Matriks Pascal n x n adalah matriks segitiga bawah yang elemen-elemen
segitiga bawahnya adalah n baris pertama dari segitiga Pascal. Secara umum, kita
dapat menyatakan matriks Pascal P  ( p ij ) sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
 i  1 
 untuk i  j

p ij   j  1
,
0
untuk i  j

Berikut adalah beberapa contoh matriks Pascal,
1
1 0 0  
 1
1 0 
1,  , 1 1 0 , 
1 1  1 2 1  1

 1

0 0 0

1 0 0
2 1 0

3 3 1 
Secara umum, matriks Pascal dapat dinyatakan sebagai berikut:
 i  1 
 untuk i  j

P  ( p ij ) dimana p ij   j  1
, dan i, j  1, 2, n
0
untuk i  j

 0
p11     1
 0
 0
p12     0
 1
. . .
 0 
  0
p1n  
 n  1
 1
p 21     1
 0
1
p 22     1
1
. . .
 1 
  0
p 2 n  
 n  1
 2
p 31     1
0
 2
p32     2
 1
. . .
 2 
  0
p 3n  
 n  1
.
.
.
.
.
.
.
.
.
 n  2
  1
p ( n 1)1  
 0 
 n  2
  n  2 . . .
p ( n 1) 2  
 1 
 n  2
  0
p( n 1) n  
 n 1
 n  1
  1
p n1  
 0 
 n  1
  n  1
p n 2  
 1 
 n  1
  1
p nn  
 n  1
. . .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Jadi matriks Pascal berordo n  n dapat dituliskan sebagai berikut:
0

0
1 0

0
0
1 1
1 2
1
0

P   p ij   1 3
3
0



(
n

2
)(
n

1
)
1 n  1
 n 1

2!

0

0
0

0 .
 
1 

B. RUMUSAN MASALAH
Pokok – pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu matriks Pascal ?
2. Bagaimana sifat-sifat penting dari matriks Pascal ?
3. Bagaimana hubungan matriks Pascal dengan matriks lain yang terkenal, yaitu
matriks Vandermonde ?
C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membatasi beberapa hal yaitu :
1. Materi mengenai matriks Pascal hanya akan dibahas dalam bidang teori
polinomial saja.
2. Matriks yang akan dibahas hanyalah matriks bilangan bulat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
D. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengenal salah satu matriks khusus
yaitu matriks Pascal. Selain itu juga untuk mempelajari bagaimana hubungan matriks
Pascal ini dengan matriks terkenal lainnya.
E. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah dapat
memahami dan mengenal salah satu matriks khusus yang ada, yaitu matriks Pascal.
F.
METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka yaitu dengan
mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan topik matriks Pascal.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat Penulisan
F. Metode Penulisan
G. Sistematika Penulisan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
BAB II. MATRIKS
A. Pengertian Matriks
B. Operasi pada Matriks
C. Matriks Elementer
D. Determinan Matriks
BAB III. TEORI POLINOMIAL
A. Pengertian Polinomial
B. Fungsi Polinomial
BAB IV. MATRIKS PASCAL
A. Pengertian Matriks Pascal
B. Beberapa Sifat Penting Matriks Pascal
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
MATRIKS
Dalam bab ini akan diulang kembali beberapa hal mengenai pengertianpengertian dasar yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya. Pembahasan
ini meliputi definisi, teorema, dan beberapa hal penting dalam matriks.
A. Pengertian Matriks
Definisi 2.1
Matriks adalah jajaran bilangan berbentuk empat persegi panjang yang disusun
menurut baris dan kolom.
Bilangan - bilangan yang terdapat di suatu matriks disebut elemen atau
anggota matriks. Matriks dapat digunakan untuk menjelaskan sistem persamaan
linier, transformasi koordinat, dan lainnya. Matriks dapat dioperasikan, seperti
dikalikan, dijumlahkan, atau dikurangkan. Bentuk umum sebuah matriks dapat ditulis
sebagai berikut :
 a11

a
A  aij    21


a
 m1
7
a12
a 22
am2
 a1n 

a2n 
  

 a mn 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Matriks dilambangkan dengan huruf kapital, seperti A , B , C dan
sebagainya, sedangkan elemen dari suatu matriks dilambangkan dengan huruf kecil
yang berkaitan dengan matriks tersebut dan diberi 2 indeks, yaitu a ij yang
menyatakan elemen yang terletak di baris ke-i dan kolom ke-j pada matriks A. Baris
ke-i dari matriks A adalah ai1
ai 2
  ain  dan kolom ke-j dari matriks A
 a1 j 
 
 a2 j 
adalah    . Banyaknya baris dan kolom suatu matriks menentukan bentuk dan
 
  
a 
 mj 
ukuran dari matriks tersebut, yang disebut ukuran matriks atau ordo matriks. Matriks
yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks berordo m  n .
Contoh matriks :
1 2 3 4 


A  5 6 7 8 
 9 10 11 12 


Matriks A berordo 3 4 , karena matriks tersebut mempuyai 3 baris dan 4
kolom. Bilangan 7 pada matriks A dapat dinyatakan sebagai a 23  7 .
Definisi 2.2
Matriks yang mempunyai jumlah baris yang sama dengan jumlah kolomnya disebut
matriks bujur sangkar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Contoh matriks bujur sangkar:
1 2 3


A   4 5 6
7 8 9


Definisi 2.3
Suatu matriks bujursangkar A  a ij  disebut matriks diagonal bila dan hanya bila
a ij  0 untuk i  j .
Contoh matriks diagonal:
1 0 0


A   0 2 0 .
 0 0 3


Definisi 2.4
Matriks diagonal yang semua elemen diagonalnya adalah 1 disebut matriks identitas,
dengan lambang I.
Contoh matriks identitas:
 1 0 0


I   0 1 0 .
 0 0 1


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Definisi 2.5
Matriks yang terdiri dari satu baris saja disebut matriks baris atau disebut juga vektor
baris. Matriks yang terdiri dari satu kolom saja disebut matriks kolom atau disebut
juga vektor kolom.
Contoh:
A  1 2 3 4 ,
 5
 
B   6
7
 
Matriks A adalah matriks baris berordo 1 4 , dan matriks B adalah
matriks kolom berordo 3 1 .
Definisi 2.6
Transpos dari matriks A adalah matriks AT dimana elemen a ij dalam A sama
dengan elemen a ji dalam AT untuk semua i dan j .
Contoh:
 1 4


1 2 3
Jika diketahui A   2 5  , maka AT  

4
5
6


 3 6


Secara umum, AT diperoleh dengan menukar baris dengan kolom yang
bersesuaian dari matriks A . Akibatnya, jika A berordo m  n , maka AT berordo
nm.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
Definisi 2.7
Matriks A disebut matriks nol jika setiap elemen dari A adalah bilangan nol.
Contoh matriks nol:
 0 0
 0 0 0
, B  
 .
A  
 0 0
 0 0 0
B. Operasi pada Matriks
Definisi 2.8
Dua buah matriks A dan B dikatakan sama, ditulis A  B jika ordo kedua matriks
tersebut adalah sama, dan elemen yang seletak juga sama, yaitu a ij  bij untuk setiap
i dan j .
Contoh diketahui matriks-matriks:
1 2

A  
3 4
1  2
1 2 0
 C  

B  
3 4 
3 4 0
Matriks-matriks tersebut merupakan tiga matriks yang berbeda. Matriks
A  B karena terdapat elemen seletak dari kedua matriks tersebut yang berbeda, yaitu
a12  b12 . Sedangkan matriks A  C dan B  C karena ordo matriks yang berbeda.
1. Penjumlahan Matriks
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan apabila kedua matriks
memiliki ordo yang sama. Elemen-elemen yang dijumlahkan adalah elemen yang
letaknya sama.
Definisi 2.9
Misalkan A  a ij  dan B  bij  adalah dua buah matriks berordo m  n. Jumlah
matriks A dan B ,ditulis A  B , adalah matriks berordo m  n dengan elemennya
merupakan jumlah elemen-elemen yang seletak dari kedua matriks tersebut. Dalam
hal ini kita tulis A  B  aij  bij .
Contoh penjumlahan dua matriks:
1 2
 5 6
1 2 3
Diketahui A  
 , B  
 dan C  
 ,
3 4
7 8
 4 5 6
1 2   5 6  6 8 
maka A  B  
  
  
.
 3 4   7 8  10 12 
Sedangkan penjumlahan matriks A  C atau B  C tidak terdefinisi karena kedua
matriks tersebut mempunyai ordo yang berbeda.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Teorema 2.1
Jumlahan matriks memenuhi sifat-sifat berikut:
1. A  B  B  A (sifat komutatif)
Bukti:
Misalkan:
A  ( aij )
B  (bij )
Maka:
 a11

 a 21
A B  


a
 m1
a12
a 22
a m2
 a11  b11

 a b
  21 21


a  b
 m1 m1
 a1n   b11
 
 a 2 n   b21

   
 
 a mn   bm1
a12  b12
a 22  b22
a m 2  bm 2
 b1n  a1n 

 b2 n  a 2 n 



 bmn  a mn 
bm 2  a m 2
 b11

b
  21


b
 m1
 b1n   a11
 
 b2 n   a 21

   
 
 bmn   a m1
b22
bm 2
 B  A.
■
bm 2
 b1n 

 b2 n 
 

 bmn 
 a1n  b1n 

 a 2 n  b2 n 



 a mn  bmn 
 b11  a11

 b  a 21
  21


b  a
m1
 m1
b12
b12  a12
b22  a 22
b12
b22
a12
a 22
am 2
 a1n 

 a 2n 
 

 a mn 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
2. ( A  B )  C  A  ( B  C )
(sifat asosiatif)
Bukti:
Misalkan: A  ( aij ), B  (bij ) dan C  (c ij ). Maka:
  a11 a12  a1n   b11 b12  b1n    c11 c12  c1n 

 
 

  a 21 a 22  a 2 n   b21 b22  b2 n    c21 c22  c2n 
( A  B)  C   
 
   



 

 
 

 b
  c

a
a

a
b

b
c

c
m
1
m
2
mn
m
1
m
2
mn
m
1
m
2
mn








 a11  b11 a12  b12  a1n  b1n   c11 c12  c1n 

 

 a 21  b21 a 22  b22  a 2n  b2n   c21 c22  c2n 

 


 

 

a  b
 

 m1 m1 a m2  bm 2  a mn  bmn   cm1 cm 2  cmn 
(a12  b12 )  c12  ( a1n  b1n )  c1n 
 (a11  b11 )  c11


 ( a 21  b21 )  c21 ( a22  b22 )  c 22  (a 2n  b2 n )  c2n 






 (a  b )  c
(a m 2  bm2 )  cm2  (a mn  bmn )  cmn 
m1
 m1 m1
a12  (b12  c12 )  a1n  (b1n  c1n ) 
 a11  (b11  c11 )


 a 21  (b21  c21 ) a 22  (b22  c22 )  a 2n  (b2 n  c2n ) 






 a  (b  c ) a  (b  c )  a  (b  c ) 
m1
m1
m2
m2
m2
mn
mn
mn 
 m1
 a11 a12  a1n   b11  c11 b12  c12  b1n  c1n 

 

 a 21 a 22  a 2n   b21  c21 b22  c22  b2n  c2 n 




  



 

a
 

 m1 a m 2  a mn   bm1  cm1 bm 2  cm2  bmn  cmn 
 a11 a12  a1n    b11 b12  b1n   c11

 
 
 a 21 a 22  a 2n    b21 b22  b2 n   c 21




   
   

 
 
a
 
 
 m1 a m 2  a mn    bm1 bm 2  bmn   cm1
 A  (B  C ) .
■
c12
c22
cm2
 c1n  

 c2n  
 

 cmn  
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
3. A  O  A untuk setiap matriks A , di mana O adalah matriks nol.
Bukti:
Misalkan:
A  (aij )
O  (oij ), oij  0 untuk setiap i dan j.
Maka:
 a11

a
A  O   21


a
 m1
a12
a 22
am 2
 a1n   0 0  0 
 

a2 n   0 0
0

   
 
 

 a mn   0 0  0 
 a11  0 a12  0  a1n  0 


a 2n  0 
 a 21  0 a 22  0



 


a  0 a  0  a  0
 m1
m2
mn

 a11 a12  a1n 


a 2n 
 a 21 a 22


  


a

 m1 a m 2  a mn 
 A.
■
4. Untuk setiap matriks A ada matriks B sedemikian sehingga A  B  O , di mana
O adalah matriks nol. Untuk selanjutnya ditulis B   A dan disebut invers dari
matriks A terhadap operasi jumlahan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
Bukti:
Misal:
 a11

a
A  ( aij )   21


a
 m1
a12
a 22
am2
 a1n 

a2 n 
.
  

 a mn 
Maka:
  a11

a
B   A   21


 a
 m1
 a12
 a 22
 am2
  a1n 

 a 2n 
.

 

  a mn 
Dan
 a11

a
A  B   21


a
 m1
a12
a 22
am2
 a1n    a11
 
 a 2 n    a 21

   
 
 a mn    a m1
 a12
 a 22
 am2
  a1n 

  a2n 
 

  a mn 
 a11  (a11 ) a12  ( a12 )  a1n  ( a1n ) 


 a 21  (a 21 ) a 22  ( a 22 )  a 2 n  ( a 2 n ) 






 a  ( a ) a  (  a )  a  (  a ) 
 m1
m1
m2
m2
mn
mn 
 0 0  0


 0 0  0





0
0

0


 O .■
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
Pengurangan dua matriks dapat dipandang sebagai jumlahan, yaitu
A  B  A  ( B ) .
Contoh pengurangan matriks:
 5 4
3 6




Diketahui matriks-matriks A   6 9  dan B   5 4  , maka
7 0
1 2




 5 4   3  6  2  2

 
 

A  B   6 9    5  4  1 5  .
 7 0  1  2  6  2

 
 

2. Perkalian Matriks
Ada 2 jenis perkalian pada matriks yaitu, perkalian matriks dengan
bilangan real (skalar) dan perkalian matriks dengan matriks.
Definisi 2.10
Matriks A  ( aij ) dikalikan dengan suatu bilangan real k adalah matriks kA yang
diperoleh dari hasil kali setiap elemen A dengan k , yaitu kA  (ka ij ) .
Contoh:
 3 8
 3 8   12 32 
Jika A  
 , maka 4A  4
  
 .
 5 1
 5 1   20 4 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Teorema 2.2
Perkalian matriks dengan bilangan real memenuhi sifat-sifat berikut:
1. c( A  B)  cA  cB
Bukti:
Misalkan: A  ( aij ) dan B  (bij ) . Maka:
  a11 a12  a1n   b11 b12  b1n  

 

  a 21 a 22  a 2 n   b21 b22  b2 n  
c( A  B )  c 


    
  

 

 b

a
a

a
b

b

m
1
m
2
mn


m
1
m
2
mn


 a11  b11 a12  b12  a1n  b1n 


 a 21  b21 a 22  b22  a 2 n  b2 n 
 c






a  b

a

b

a

b
m1
m2
m2
mn
mn 
 m1
 ca11  b11  ca12  b12   ca1n  b1n  


 ca 21  b21  ca 22  b22   ca 2 n  b2 n  







 ca  b  ca  b   ca  b 
m1
m2
m2
mn
mn 
 m1
 ca11  cb11 ca12  cb12  ca1n  cb1n 


 ca 21  cb21 ca 22  cb22  ca2 n  cb2 n 







 ca  cb
ca m 2  cbm 2  ca mn  cbmn 
m1
 m1
 ca11 ca12  ca1n   cb11 cb12  cb1n 

 

 ca 21 ca 22  ca 2 n   cb21 cb22  cb2 n 




   

 

 

 ca
 

 m1 cam 2  ca mn   cbm1 cbm 2  cbmn 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
 a11

a
 c 21


a
 m1
a12
a 22
am 2
 cA  cB .
 a1n   b11 b12
 
 a 2 n   b21 b22
c
    
 
 a mn   bm1 bm 2
 b1n 

 b2 n 
  

 bmn 
■
2. (c  d ) A  cA  dA
Bukti:
Misalkan: A  (aij ) . Maka:
 a11

 a 21
(c  d ) A  (c  d )


a
 m1
 (c  d ) a11

 (c  d )a 21



 (c  d )a
m1

a12
a 22
am 2
 a1n 

a 2n 
  

 a mn 
(c  d )a12
(c  d )a 22
(c  d )a m 2
 (c  d )a1n 

(c  d )a 2 n 




 (c  d )a mn 
ca m 2  da m 2
 ca11

 ca
  21


 ca
 m1
 ca1n   da11
 
ca2 n   da 21


   
 
 camn   da m1
ca12
ca 22
cam 2
ca12  da12
ca 22  da 22

 ca11  da11

 ca  da 21
  21


 ca  da
m1
 m1
ca1n  da1n 

ca 2 n  da 2 n 




 ca mn  da mn 
da12
da 22
da m 2
 da1n 

da2 n 

 

 damn 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
 a11

a
 c 21


a
 m1
a12
a 22
am 2
 a1n 
 a11


a2n 
a
 d  21

 





 a mn 
 a m1
■
 cA  dA .
3. (cd ) A  c ( dA)
Bukti:
Misalkan: A  (aij ) . Maka:
 a11

 a 21
(cd ) A  (cd )


a
 m1
 (cd ) a11

 (cd )a 21



 (cd )a
m1

a12
a 22
am 2
 a1n 

a 2n 
  

 a mn 
(cd ) a12
(cd )a 22
(cd ) a m 2
 (cd )a1n 

(cd ) a 2 n 

 

 (cd ) a mn 
 c( da11 ) c( da12 )  c( da1n ) 


c( da 2 n ) 
 c(da 21 ) c(da 22 )



 


 c(da ) c( da )  c( da ) 
m1
m2
mn 

 da11

 da
 c 21


 da
 m1
da12
da 22
da m 2
 da1n 

da 2 n 

 

 da mn 
a12
a 22
am 2
 a1n 

a2n 
  

 a mn 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
  a11
 
 a
 c d  21

 

 a
  m1
 c (dA) .
a12
a 22
am2
 a1n  

a 2n  
  

 a mn  
■
4.  A  (1) A
Bukti:
Misalkan: A  (aij ) . Maka:
  a11  a12 

 a 22 
a
 A  ( a ij )   21


 a
 m1  a m 2 
 (1)a11 (1)a12

 (1)a 21 (1)a 22



 ( 1) a
(1)a m 2
m1

 a11 a12 

a 22 
a
 (1) 21


a
 m1 a m 2 
 (1) A .
■
 a1n 

 a2n 
 

 a mn 
 (1)a1n 

 ( 1) a 2 n 
 

 ( 1) a mn 
a1n 

a 2n 
 

a mn 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
Dua matriks A dan B dapat dikalikan bila dan hanya bila jumlah kolom
matriks A sama dengan jumlah baris matriks B , yaitu Am p B pm . Perkalian matriks
baris A berordo 1  n dan matriks kolom B berordo n  1, yaitu:
A  a1 a2
a3  a n 
 b1 
 
 b2 
dan B   b3 
 
 
b 
 n
adalah matriks AB berordo 1 1 dengan elemennya
a1b1  a2 b2  a3b3    a nbn
atau dapat ditulis:
AB  a1b1  a2b2  a3b3    an bn .
Definisi 2.11
Diketahui matriks A berordo m  p dan matriks B berordo p  n . Hasil perkalian
matriks A dan B , ditulis AB , adalah matriks berordo m  n dengan elemen pada
baris ke- i dan kolom ke- j adalah perkalian matriks baris ke- i dari A dan matriks
kolom ke- j dari B .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
Contoh:
 4  2
  3


 
1  2 0 5
, C   1 
Diketahui tiga matriks: A   3  1 , B  
3 2 1 0
1 0 
 2 


 
 4  2

 1  2
AB   3  1 
 1 0  3 2


 (4)(1)  (2)(3)

  (3)(1)  (1)(3)
 (1)(1)  (0)(3)

  2  12  2

 0
 8 1
 1 2 0

0 5

1 0 
(4)(2)  ( 2)(2) (4)(0)  (2)(1) ( 4)(5)  ( 2)(0) 

(3)(2)  (1)(2) (3)(0)  (1)(1) (3)(5)  (1)(0) 
(1)(2)  (0)(2)
(1)(0)  (0)(1)
(1)(5)  (0)(0) 
20 

14 .
5 
Perkalian ini menghasilkan matriks AB berordo 3 4 . Perkalian matriks
A dan C dan B dan C tidak dapat dilakukan karena jumlah kolom matriks A maupun
B tidak sama dengan jumlah baris matriks C .
Teorema 2.3
Perkalian matriks memenuhi sifat-sifat berikut:
1. ( AB )C  A( BC )
(sifat asosiatif)
Bukti:
Akan ditunjukkan bahwa ( AB)C dan A(BC ) memiliki ordo yang sama.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Misalkan:
Matriks A berordo m  k .
Matriks B berordo k  s .
Matriks C berordo s  n .
Maka:
( AB)C  ( Amk Bk s )C sn
 ( AB) ms  C sn
 (( AB)C ) mn
A( BC )  Amk ( Bks C sn )
 Amk  ( BC ) k n
 ( A( BC )) mn
Dengan demikian ( AB)C dan A(BC ) memiliki ordo yang sama.
Misalkan: A  ( aij ) , B  (bij ) dan C  (cij ) .
Akan ditunjukkan bahwa entri-entri yang bersesuaian dari ( AB)C dan A(BC )
adalah sama, yaitu:
((ab)c ) ij  ( a (bc )) ij untuk semua i dan j .
((ab)c) ij  ( ai1b11  a i 2 b21    a im bm1 )c1 j  (a i1b12  a i 2 b22    a im bm 2 )c 2 j 
  (a i1b1k  a i 2 b2 k    aim bmk )c kj
 ( ai1b11 c1 j  a i 2 b21c1 j    a im bm1c1 j )  ( ai1b12 c 2 j  a i 2 b22 c 2 j   
a im bm 2 c2 j )    ( ai1b1k ckj  ai 2 b2 k ckj    a im bmk c kj )
 ( ai1b11 c1 j  a i1b12 c2 j    a i1b1k ckj )  (a i 2 b21c1 j  a i 2 b22 c2 j   
a i 2 b2 k ckj )    ( a im bm1c1 j  aim bm 2 c 2 j    aim bmk ckj )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
 a i1 (b11 c1 j  b12 c2 j    b1k c kj )  a i 2 (b21c1 j  b22 c 2 j    b2 k ckj ) 
  a im (bm1 c1 j  bm 2 c 2 j    bmk c kj )
k
k
k
 a i1  b1 p c pj  ai 2  b2 p c pj    aim  bmp c pj
p 1
p 1
p 1
k
 a im  bmp c pj
p 1
 (a (bc )) ij . ■
2. A( B  C )  AB  AC
(sifat distributif)
Bukti:
Akan ditunjukkan bahwa A( B  C ) dan AB  AC memiliki ordo yang sama.
Misalkan:
Matriks A berordo r  m .
Matriks B berordo m  n .
Matriks C berordo m  n .
Maka:
A( B  C )  Arm ( Bmn  Cmn )
 Ar m ( B  C ) mn
 ( A( B  C )) r n
AB  AC  Ar m Bmn  Arm C mn
 ( AB) r n  ( AC ) r m
 ( AB  AC ) rn
Dengan demikian A( B  C ) dan AB  AC memiliki ordo yang sama.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
Misalkan: A  ( aij ) , B  (bij ) dan C  (cij ) .
Akan ditunjukkan bahwa entri-entri yang bersesuaian dari A( B  C ) dan
AB  AC adalah sama, yaitu:
(a (b  c )) ij  ( ab  ac ) ij untuk semua i dan j .
Berdasarkan definisi penjumlahan dan perkalian matriks, diperoleh:
(a (b  c)) ij  a i1 (b1 j  c1 j )  ai 2 (b2 j  c 2 j )    a im (bmj  c mj )
 (a i1b1 j  a i1c1 j )  ( ai 2 b2 j  a i 2 c 2 j )    ( aim bmj  a im cmj )
 (a i1b1 j  a i 2 b2 j    a im bmj )  (a i1c1 j  a i 2 c2 j    a im cmj )
 (ab) ij  ( ac) ij
 (ab  ac ) ij . ■
3. Jika A matriks berordo m  n , maka AI n  A dan I m A  A , dimana
I n adalah matriks identitas berordo n  n dan
I m adalah matriks identitas berordo m  m .
Bukti:
 a11

a
Misalkan: A  ( aij )   21


a
 m1
a12
a 22
am2
 a1n 

a2 n 
  

 a mn 
 i11 i12  i1n   1 0  0 

 

i2n   0 1
0
 i21 i22
In  


   
 

 

i
 

 n1 in 2  inn   0 0  1 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
 i11 i12  i1m   1 0  0 

 

i2m   0 1
0
 i21 i22
Im  

.

   
 

 

i
 

 m1 im 2  imm   0 0  1 
Maka:
 a11 a12

a 22
a
AI n   21


a
 m1 a m 2
 a11 a12

a 22
a
  21



a
 m1 a m 2
 a11

a
  21


a
 m1
a12
a 22
am2
 a1n  i11 i12  i1n 


a 2 n  i 21 i 22
i2n 
   
  


 a mn  i n1 i n 2  i nn 
 a1n  1 0  0 


a 2 n  0 1
0
   
 


 a mn  0 0  1 
 a1n 

a 2n 
  

 a mn 
A
dan
 a11

a
AI m   21


a
 m1
 a11

a
  21


a
 m1
a12
a 22
am2
a12
a 22
am 2
 a1n  i11 i12  i1m 


 a 2 n  i 21 i22  i 2 m 
  
 


 a mn  im1 i m 2  i mm 
 a1n  1 0  0 


 a 2 n  0 1  0 
  



 a mn  0 0  1 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
 a11

a
  21


a
 m1
 A.
a12
a 22
am2
 a1n 

 a2 n 
 

 a mn 
■
Definisi 2.12
Suatu matriks bujursangkar A disebut taksingular (mempunyai invers) jika terdapat
matriks B sedemikian sehingga AB  BA  I . Matriks B disebut invers dari
matriks A terhadap perkalian. Suatu matriks bujursangkar A disebut singular jika
tidak memiliki invers terhadap perkalian.
Teorema 2.4
a b 
1  d  b
Matriks A  
 mempunyai invers yaitu A 1 

 jika dan
ad  bc   c a 
c d 
hanya jika ad  bc  0 .
Bukti:
Jika ad  bc  0 , maka
d


a
b


 ad  bc
AA 1  
c
c
d

 
 ad  bc
b 

ad  bc 
a


ad  bc 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
bc
 ad


  ad  bc ad  bc
 cd  cd

 ad  bc ad  bc
1 0

 
0 1
ab
ab 


ad  bc ad  bc 
bc
ad 



ad  bc ad  bc 

I
dan
d
b 




ad  bc  a b 
A A   ad  bc
c
a

 c d 


 ad  bc ad  bc 
bc
bd
bd
 ad





ad  bc ad  bc 
  ad  bc ad  bc
bc
ad 
  ac  ac




ad  bc ad  bc 
 ad  bc ad  bc
1 0

 
0 1
 I.
1
Jadi terbukti bahwa matriks A mempunyai invers, yaitu A 1 
Jika
a b 

A  
c d 
ad  bc  0 .
mempunyai invers, yaitu
■
A 1 
1  d  b

.
ad  bc   c a 
1  d  b

 , maka
ad  bc   c a 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
C. Matriks Elementer
Subbab ini akan membahas sistem persamaan linear, operasi baris
elementer dan matriks elementer.
Definisi 2.13
Suatu persamaan linear dalam n variabel adalah persamaan dengan bentuk
a1 x1  a 2 x2    a n xn  b
dimana a1 , a 2 , , a n dan b adalah bilangan-bilangan real dan x1 , x2 , , xn adalah
variabel.
Dengan demikian maka suatu sistem persamaan linear dari m persamaan
dalam n variabel adalah satu sistem berbentuk:
a11 x1  a12 x 2    a1n x n  b1
a 21 x1  a 22 x2    a 2 n xn  b2

(1)
a m1 x1  a m 2 x2    a mn x n  bm
dimana a ij dan bi semuanya adalah bilangan-bilangan real.Bilangan a ij pada sistem
persamaan linear diatas adalah koefisien variabel ke-j dalam persamaan ke-i dan
bilangan bi adalah konstanta di ruas kanan dalampersamaan ke-i. Koefisien-koefisien
ini dapat dituliskan ke dalam bentuk matriks berikut, yang disebut matriks koefisien:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
 a11

a
A   21


a
 m1
a12
a 22
a13
a 23
am 2
am3
 a1n 

a 2n 
.
  

 a mn 
Sedangkan konstanta-konstanta pada ruas kanan dapat ditulis sebagai matriks kolom,
yaitu:
 b1 
 
b 
b   2 .

 
b 
 i
Jika matriks kolom ini dituliskan bersama-sama dengan matriks koefisien sebagai
kolom terakhirnya, maka diperoleh matriks:
 a11

 a 21
 

a
 m1
a12
a 22
am 2
a13
a 23
 a1n
a 2n
am3

 a mn
b1 

b2 
.


bi 
Matriks ini disebut matriks lengkap dari suatu sistem persamaan linear.
Sistem persamaan linear pada persamaan (1) dapat dinyatakan dalam
bentuk perkalian matriks Ax  b , yaitu:
 a11

 a 21
 

a
 m1
a12
a 22
a13
a 23
am 2
a m3
 a1n  x1   b1 
   
a 2 n  x 2   b2 

       
   
 a mn  x n   bm 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
dengan
 a11

a
A   21


a
 m1
a12
a 22
a13
a 23
am2
a m3
 a1n 
 x1 
 b1 

 
 
a 2n 
 x2 
b 
, x    dan b   2  .

 



 
 





 a mn 
 xn 
 bm 
Ada tiga operasi yang dapat dilakukan pada suatu sistem persamaan linear
tanpa mempengaruhi penyelesaiannya. Operasi itu disebut operasi baris elementer
dan akan dijelaskan dalam definisi berikut ini.
Definisi 2.14
Operasi baris elementer pada suatu sistem persamaan linear adalah salah satu operasi
berikut:
1. Menukar letak dari dua baris sistem persamaan linear tersebut.
2. Mengalikan suatu baris sistem persamaan linear tersebut dengan konstanta taknol.
3. Mengganti suatu baris sistem persamaan linear tersebut dengan hasil penjumlahan
baris tersebut dan kelipatan baris lain.
Ketiga operasi baris elementer pada suatu sistem persamaan linear
bersesuaian dengan ketiga operasi baris elementer pada baris-baris matriks yang
didefinisikan berikut ini.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Definisi 2.15
Operasi baris elementer pada suatu matriks adalah salah satu operasi berikut:
1. Menukar letak dari dua baris matriks tersebut.
2. Mengalikan suatu baris matriks tersebut dengan konstanta taknol.
3. Mengganti suatu baris matriks tersebut dengan hasil penjumlahan baris tersebut
dan kelipatan baris lain.
Definisi 2.16
Suatu sistem persamaan linear dikatakan homogen jika setiap konstanta di ruas
kanannya sama dengan nol.
Bentuk umum sistem persamaan linear homogen yang terdiri dari m
persamaan linear dengan n variabel x1 , x2 , , xn adalah
a11 x1  a12 x 2    a1n xn  0
a 21 x1  a 22 x2    a 2 n x n  0

(2)
a m1 x1  a m 2 x2    a mn xn  0
dimana a ij dan bi merupakan konstanta-konstanta real untuk i  1,2,, m dan
j  1,2,  , n . Dengan notasi matriks, persamaan (2) dapat ditulis sebagai Ax  0 ,
dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
 a11

a
A   21


a
 m1
a12
a 22
a13
a 23
am 2
a m3
 a1n 
 x1 
0

 
 
a2 n 
 x2 
0
, x    , dan 0    .

 



 
 





 a mn 
0
 xn 
Setiap sistem persamaan linear homogen selalu mempunyai penyelesaian trivial,
yaitu penyelesaian x1  0, , x2  0, , xn  0 .
Definisi 2.17
Suatu matriks bujursangkar E berordo n  n dinamakan matriks elementer, jika
matriks tersebut dapat diperoleh dari matriks Identitas I n dengan melakukan sekali
operasi baris elementer.
Ada tiga jenis matriks-matriks elementer yang berkorespondensi dengan
ketiga jenis operasi baris elementer, yaitu
1. Matriks elementer jenis I adalah matriks yang diperoleh dengan menukar dua
baris pada matriks I dan dilambangkan dengan E1 .
2. Matriks elementer jenis II adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan
suatu baris dengan suatu konstanta c yang taknol pada matriks I dan
dilambangkan dengan E2 .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
3. Matriks elementer jenis III adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti baris
ke-i dengan penjumlahan k kali dari baris ke-j dan baris ke-i pada matriks I dan
dilambangkan dengan E3 .
Terdapat hubungan antara matriks elementer dan operasi baris elementer.
Misalnya dilakukan operasi baris elementer pada suatu matriks A, dan hasilnya
misalkan matriks A1 . Matriks A1 ini dapat juga dinyatakan sebagai perkalian suatu
matriks elementer E dengan matriks A, seperti yang dibuktikan dalam teorema berikut
ini.
Teorema 2.5
Jika matriks elementer E diperoleh dengan cara melakukan operasi baris elementer
tertentu terhadap I dan jika A adalah matriks berordo m  n , maka hasilkali EA adalah
matriks yang dihasilkan jika operasi baris elementer yang sama dilakukan terhadap A.
Bukti:
 a11

 a 21
Misalkan A   a31

 
a
 m1
a12
a 22
a 32
a13
a 23
a 33
am 2
am3
 a1n 

a 2n 
a 3n  dan

  
 a mn 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
1. Misalkan
0

1
E1   0


0

1 0  0

0 0
0
0 1
0  adalah matriks yang diperoleh dengan

 
0 0  1 
menukar baris ke-1 dengan baris ke-2 pada matriks I. Maka
1 0  0  a11 a12

0 0
0  a 21 a 22
0 1
0  a31 a 32

   

0 0  1  a m1 a m 2
 a 21 a 22 a 23  a 2 n 


a1n 
 a11 a12 a13
  a 31 a 32 a33
a3 n  .


  
 
a

 m1 a m 2 a m3  a mn 
0

1
E1 A   0


0

a13
a 23
a 33
am3
 a1n 

a2 n 
a3 n 

  

 a mn 
Matriks E1 A adalah matriks yang diperoleh dengan menukar baris pertama
dengan baris kedua pada matriks A.
2. Misalkan
1

0
E2   0


0

0 0  0

1 0
0
0 c
0

 
0 0  1 
adalah matriks yang diperoleh dengan
mengalikan baris ke-3 dengan suatu konstanta c yang taknol pada matriks I. Maka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
1

0
E2 A   0


0

0 0  0  a11

1 0
0  a 21
0 c
0  a31

   

0 0  1  a m1
 a11

 a 21
  ca31

 
a
 m1
a12
a 22
ca32
am 2
a12
a13
a 22
a 32
a 23
a 33
am 2
am3
 a1n 

a 2n 
a 3n 

  
 a mn 
a13  a1n 

a 23
a2n 
ca33
ca3n  .


 
a m3  a mn 
Matriks E2 A adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan baris ketiga
dengan suatu konstanta c yang taknol pada matriks A.
3. Misalkan
1

0
E3   k


0

0 0  0

1 0
0
0 1
0

 
0 0  1 
adalah matriks yang diperoleh dengan
mengganti baris ke-3 dengan penjumlahan k kali dari baris ke-1 dan baris ke-3
pada matriks I. Maka
1

0
E3 A   k


0

0 0  0  a11

1 0
0  a 21
0 1
0  a 31

   
0 0  1  a m1
a12
a 22
a 32
a13
a 23
a33
am2
a m3
 a1n 

a2n 
a3n 

  
 a mn 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
 a11

 a 21
  ka11  a 31



 a
m1

a12
a 22
ka12  a32
am 2
a13

a1n


a 23
a2 n 
ka13  a 33
ka1n  a 3n .




a m3

a mn 
Matriks E3 A adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti baris ketiga
dengan penjumlahan k kali dari baris pertama dan baris ketiga pada matriks A.
■
Teorema 2.6
Jika E adalah matriks elementer, maka E taksingular dan E 1 adalah matriks
elementer dengan jenis yang sama.
Bukti:
1. Misalkan E1 adalah matriks elementer jenis I yang diperoleh dengan menukar
dua baris. Matriks E1 dapat ditransformasi menjadi matriks I kembali dengan
mempertukarkan lagi baris-baris yang sama. Ini berarti bahwa E11 adalah matriks
elementer jenis I.
2. Misalkan E2 adalah matriks elementer jenis II yang diperoleh dengan melakukan
perkalian baris ke-i dengan suatu konstanta c dengan c  0 . Matriks E 2 ini dapat
ditransformasi menjadi matriks I kembali dengan mengalikan baris ke-i dengan
1 / c . Hal ini menunjukkan bahwa E 21 adalah matriks elementer jenis II.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
3. Misalkan E3 adalah matriks elementer jenis III yang diperoleh dengan mengganti
baris ke-i dengan penjumlahan k kali dari baris ke-j dan baris ke-i. Matriks E3 ini
dapat ditransformasi menjadi matriks I kembali dengan mengganti
baris
ke-i
dengan penjumlahan -k kali dari baris ke-j dan baris ke-i. Hal ini menunjukkan
bahwa E 31 adalah matriks elementer jenis III.
■
Definisi 2.18
Dua matriks disebut ekivalen baris jika salah satu matriks dapat diperoleh dengan
melakukan operasi baris elementer sebanyak berhingga kali pada matriks yang lain.
Jadi jika matriks A ekivalen baris dengan matriks B, maka A dapat
direduksi menjadi B dengan melakukan sejumlah berhingga operasi baris elementer
pada A. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalikan matriks A dengan matriksmatriks elementer yang sesuai dari sebelah kiri. Dengan demikian, jika A ekivalen
baris dengan B, maka terdapat matriks-matriks elementer E1 , E 2 , , E k sedemikian
sehingga E k  E 2 E1 A  B .
Definisi 2.19
Matriks E disebut matriks eselon baris jika memenuhi dua sifat berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
1. Setiap baris yang hanya terdiri dari bilangan nol terletak sesudah baris yang
memuat elemen taknol.
2. Pada setiap baris dari matriks E yang mempunyai elemen taknol, elemen taknol
pertama harus terletak di kolom sebelah kanan elemen taknol dari baris
sebelumnya.
Elemen taknol pertama dari suatu baris disebut elemen utama atau elemen
pivot. Sifat kedua dari matriks eselon baris mengatakan bahwa elemen di bawah
elemen pivot haruslah nol.
Definisi 2.20
Suatu matriks disebut matrikseselon baris tereduksi jika
1. Matriks itu adalah matriks eselon baris.
2. Setiap elemen pivotnya adalah 1.
3. Setiap elemen pivotnya merupakan satu-satunya elemen taknol pada kolom yang
bersangkutan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
Teorema 2.7
Jika R adalah matriks eselon baris tereduksi yang diperoleh dari matriks A berordo
n  n , maka matriks R mempunyai baris dengan semua elemennya 0 atau R adalah
matriks Identitas I n .
Bukti:
Misalkan R adalah matriks bentuk eselon baris tereduksi yang diperoleh dari matriks
A berordo n  n . Jika R tidak mempunyai baris dengan semua elemennya 0, maka
setiap baris mempunyai elemen pertama yang taknol, yaitu 1. Elemen 1 ini bergerak
turun semakin ke kanan di setiap barisnya, sehingga setiap elemen 1 ini pasti terletak
pada diagonal utama. Karena elemen-elemen lainnya adalah 0, maka R akan
membentuk matriks Identitas I n . Jadi R mempunyai baris dengan semua elemennya 0
atau R  I n .
■
Teorema 2.8
Jika A dan B adalah matriks-matriks taksingular yang berordo sama, maka
1. A 1 adalah taksingular dan ( A 1 ) 1  A
2. AB adalah taksingular dan ( AB) 1  B 1 A 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
Bukti:
1. Jika A 1 adalah invers dari matriks A, maka
A 1 A  AA1  I .
Jadi A adalah invers dari A 1 sehingga A 1 taksingular dan ( A 1 ) 1  A .
2. Perhatikan bahwa
( AB)( B 1 A 1 )  A( BB 1 ) A 1  A I A 1  AA 1  I
dan
( B 1 A 1 )( AB)  B 1 ( A 1 A) B  B 1 I B  B 1 B  I .
Jadi terbukti bahwa ( AB)( B 1 A 1 )  ( B 1 A 1 )( AB)  I , maka AB taksingular dan
( AB) 1  B 1 A 1 .
■
D. Determinan Matriks
Terlebih dahulu akan dibahas determinan matriks 2  2 dan kemudian
a b 

determinan matriks n  n . Teorema 2.4 menyatakan bahwa matriks A  
c d 
memiliki invers jika dan hanya jika ad  bc  0 . Nilai ad  bc itu disebut determinan
matriks A dan ditulis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
a b
  ad  bc .
det ( A)  det 
c d 
Pada dasarnya determinan matriks berordo 2  2 adalah suatu fungsi dari
himpunan semua matriks berordo 2  2 ke himpunan semua bilangan real.
Teorema 2.9
Misalkan A adalah suatu matriks 2  2 .
1. Jika B adalah matriks yang diperoleh dari matriks A dengan mengalikan suatu baris
atau suatu kolom dari matriks A dengan suatu konstanta k, maka
det ( B )  k det ( A) .
Bukti:
a b 
 ka kb 
 dan B  
.
Misalkan A  
c d 
c d
Maka
det ( B )  kad  kbc
 k (ad  bc )
 k det ( A) .
■
2. Jika B adalah matriks yang diperoleh dari matriks A dengan menukar tempat dua
baris atau dua kolom dari A, maka
det ( B )   det ( A) .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
Bukti:
a b 
c d 
Misalkan A  
 , dan B  
 .
c d 
a b 
Maka
det ( B)  cb  da
 ad  bc
 (ad  bc)
  det ( A) .
■
3. Jika dua baris dari matriks A adalah sama, maka det ( A)  0 .
Bukti:
a b
Misalkan A  
 .
a b
Maka
det ( A)  ab  ba
 ab  ab
 0.
■
4. Jika matriks A1 , A2 dan B adalah matriks-matriks yang berbeda hanya pada satu
baris, misalnya baris ke-i, dan baris ke-i dari B dapat diperoleh dengan
menjumlahkan entri-entri yang bersesuaian pada baris ke-i dari matriks A1 dan
A2 , maka
det ( B)  det ( A1 )  det ( A2 ) .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Bukti:
a b 
a
Misalkan A1  
 , A2  
c d
e
b
b 
 a
 dan B  
 .
f
c  e d  f 
Maka
det ( B)  a ( d  f )  b(c  e)
 ( ad  af )  (bc  be)
 ( ad  bc)  (af  bc)
 det ( A1 )  det ( A2 ) .
■
5. Jika B adalah matriks yang diperoleh dari matriks A dengan menambahkan
kelipatan dari satu baris A ke baris lainnya atau kelipatan dari satu kolom ke kolom
yang lain, maka
det ( B )  det ( A) .
Bukti:
a b 
 a  kc b  kd 
Misalkan A  
 dan B  
.
d 
c d 
 c
Maka
det ( B)  ( a  kc) d  (b  kd ) c
 ( ad  kcd )  (bc  kcd )
 ( ad  bc)  ( kcd  kcd )
 ad  bc
 det ( A) .
■
6. Nilai determinan matriks identitas adalah 1.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
Bukti:
 1 0
Misalkan I  
 .
0 1
Maka
det ( I )  1  1  0  0
 1.
■
7. Jika A matriks berordo 2  2 , maka det ( A)  det ( AT ) .
Bukti:
a b 
a c 
Misalkan A  
 dan AT  
 .
c d 
b d 
Maka
det ( A)  ad  bc
 ad  cb
 det ( AT ) .
■
Teorema-teorema dasar di atas mengarahkan kita kepada definisi
determinan dari matriks dengan ordo n  n .
Definisi 2.21
Determinan matriks berordo n  n adalah suatu fungsi yang mengaitkan setiap
matriks berordo n  n ke suatu bilangan real dengan sifat:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
1. Jika matriks B berordo n  n diperoleh dari matriks A dengan cara mengalikan
sebuah baris (kolom) dengan bilangan k, maka
det ( B )  k det ( A) .
2. Jika matriks B berordo n  n diperoleh dari matriks A dengan cara menukar dua
baris (kolom), maka
det ( B )   det ( A) .
3. Jika diketahui tiga matriks A1 , A2 dan B yang mempunyai elemen-elemen yang
sama kecuali pada baris (kolom) ke-i, dan elemen baris (kolom) ke-i dari matriks B
merupakan jumlah dari elemen baris (kolom) ke-i dari matriks A1 dan A2 , maka
det ( B)  det ( A1 )  det ( A2 ) .
4. Determinan matriks identitas adalah 1.
5. Jika B  AT , maka
det ( B )  det ( A) .
Teorema 2.10
Jika matriks A berordo n  n memiliki dua baris (kolom) yang elemen-elemennya
sama, maka
det ( A)  0 .
Bukti:
Misalkan baris (kolom) ke-k dan l adalah dua baris (kolom) yang elemennya sama
pada matriks A. Jika baris (kolom) ke-k dan l ditukar, matriks A tidak berubah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Namun dengan Definisi 2.20(2) nilai determinannya berubah tanda, sehingga
det ( A)   det ( A) . Maka 2 det ( A)  0 , sehingga det ( A)  0 .
■
Teorema 2.11
Jika matriks B berordo n  n diperoleh dari matriks A dengan cara sebuah barisnya
(kolomnya) ditambah dengan k kali baris (kolom) A yang lain, maka
det ( B )  det ( A) .
Bukti:
 a11

a
Misalkan A   21


a
 n1
a12
a 22
an2
 a11

 a 21
dan B  


 a  ka
11
 n1
 a1n 

 a 2n 
  

 a nn 
a12
a 22
a n 2  ka12


a1n
a2n



.



 a nn  ka1n 
Maka dengan menggunakan definisi 2.20 sifat ke-3, diperoleh
 a11

a
det ( B )  det 21


a
 n1
a12
a 22
an 2
 a1n 
 a11


 a 2n 
a
 det 21

 





 a nn 
 ka11
a12
a 22
ka12


a1n 

a 2n 

 

 ka1n 
dan dengan menggunakan definisi 2.20 sifat ke-1, diperoleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
 a11

a
 det 21


a
 n1
a12
a 22
an 2
 a1n 
 a11


 a 2n 
a
 k det 21

 





 a nn 
 a11
a12  a1n 

a 22  a 2 n 
  

a12  a1n 
dengan menggunakan Teorema 2.10 diperoleh
 a11

a
 det 21


a
 n1
 a11

 a 21
 det


a
 n1
 det ( A).
a12
a 22
an 2
a12
a 22
an 2
Maka det ( B )  det ( A) .
 a1n 

 a2n 
 k .0
  

 a nn 
 a1n 

 a2n 
  

 a nn 
■
Teorema 2.12
Jika A adalah matriks bujursangkar yang memiliki baris (kolom) dengan semua
elemennya 0, maka det( A)  0 .
Bukti:
Misalkan A adalah matriks bujursangkar yang memiliki baris dengan semua
elemennya 0. Jika baris tersebut dikalikan dengan bilangan k  0 ,maka berdasarkan
Definisi 2.20 diperoleh det( A)  k det( A) . Maka det( A)  0 .
■
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Teorema 2.13
Jika A adalah matriks bujursangkar berordo n  n , maka pernyataan-pernyataan
berikut adalah ekivalen.
a. Matriks A adalah taksingular.
b. Ax  0 hanya mempunyai penyelesaian trivial.
c. Matriks A ekivalen baris dengan matriks Identitas I n .
Bukti:
1. (a  b)
Misalkan A adalah matriks taksingular, dan A 1 merupakan invers dari matriks A.
Misalkan xo adalah penyelesaian dari Ax  0 , berarti Ax o  0 .
Maka
A  1 ( Ax o )  A  1 . 0
A 1 Axo  A 1 . 0
Ixo  0
xo  0 .
Jadi Ax  0 hanya mempunyai penyelesaian trivial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
2. (b  c )
Misalkan sistem persamaan linear homogen (SPLH) Ax  0 hanya mempunyai
penyelesaian trivial. Matriks lengkapnya adalah sebagai berikut:
 a11
a
 21
 

a m1
a12  a1n
a 22
a 2n
a 22

 a mn
0
0
.


0
(3)
Karena SPLH tersebut hanya mempunyai penyelesaian trivial, maka matriks
eselon baris tereduksi yang bersesuaian dengan (3) adalah:
1 0  0 0 
0 1
0 0

.





0 0  1 0 
(4)
Jika kolom terakhir dari matriks pada persamaan (4) disisihkan, maka dapat
disimpulkan bahwa matriks A dapat direduksi menjadi I n dengan sejumlah
operasi baris elementer. Jadi matriks A ekivalen baris dengan matriks Identitas
In.
3. (c  a )
Jika matriks A ekivalen baris dengan matriks Identitas I n , maka terdapat matriksmatriks elementer E1 , E 2 , , E k sedemikian sehingga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
E k E k 1  E 2 E1 A  I n .
Karena matriks-matriks elementer adalah taksingular dan inversnya juga
taksingular, maka
1
1
1
1
1
1
A  E1 E 2  E k I n
 E1 E 2  E k .
Jadi A merupakan hasil kali matriks-matriks taksingular, sehingga dapat
disimpulkan bahwa matriks A adalah taksingular.
■
Determinan matriks-matriks elementer tidak sama dengan nol, yaitu
det(Ei )  0 untuk i  1, 2, 3 .
1. Matriks elementer E1 adalah matriks yang diperoleh dengan menukar dua baris
pada
matriks
I.
Dengan
menggunakan
Definisi
2.20
diperoleh
det(E1 )   det( I )  1  0.
2. Matriks elementer E 2 adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan suatu
baris dengan suatu konstanta c yang taknol pada matriks I. Dengan menggunakan
Definisi 2.20 diperoleh det(E 2 )  c det( I )  c  0.
3. Matriks elementer E 3 adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti suatu
baris dengan penjumlahan baris tersebut dan k kali baris yang lain pada matriks I.
Dengan menggunakan Teorema 2.11 diperoleh det(E3 )  det( I )  1  0.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Suatu metode yang dipakai dalam perhitungan determinan adalah metode
ekspansi kofaktor, yang akan dijelaskan berikut ini.
Definisi 2.22
Misalkan
A  ( aij ) adalah matriks n  n dan misalkan M ij adalah matriks
(n  1)  ( n  1) yang diperoleh dari A dengan menghapus baris dan kolom yang
mengandung a ij . Maka det ( M ij ) disebut minor dari a ij dan C ij  (1) i  j det ( M ij )
disebut kofaktor dari a ij .
Contoh:
1 4 8 


A  6 5 6 .
 3 1  4


Dengan menghapus baris pertama dan kolom pertama, maka minor dari a11 adalah
det(M 11 ) 
5
6
1 4
 26 , dan kofaktor dari a11 adalah
C11  (1)11 det ( M 11 )
 det ( M 11 )
 26.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Definisi 2.23
Jika C ij adalah kofaktor dari a ij , maka
a i1C i1  a i 2 C i 2    a in C in
disebut ekspansi kofaktor sepanjang baris ke-i, dan
a1 j C1 j  a 2 j C 2 j    a nj C nj
disebut ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j.
Teorema 2.14
Determinan dari matriks A yang berordo n  n dapat dihitung dengan menggunakan
ekspansi kofaktor:
det( A)  a i1C i1  a i 2 C i 2    a in C in
yaitu ekspansi kofaktor sepanjang baris ke-i, atau
det( A)  a1 j C1 j  a 2 j C 2 j    a nj C nj
yaitu ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j.
Lemma berikut ini akan dipergunakan untuk membuktikan teorema
berikutnya, yaitu bahwa suatu matriks bujursangkar taksingular jika dan hanya jika
determinannya tidak sama dengan nol.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Lemma 2.15
Misalkan A adalah matriks berordo n  n dan E matriks elementer berordo n  n ,
maka det ( EA)  det ( E ) det ( A) .
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa teorema ini berlaku untuk semua kemungkinan matriks
elementer, yaitu:
1. Misalkan E1 adalah matriks yang diperoleh dengan menukar dua baris pada
matriks I. Menurut Definisi 2.20, maka det ( E1 )   det ( I )  1 . Misalkan A1
adalah matriks yang diperoleh dengan menukar dua baris pada matriks A, maka
E1 A  A1 , dan det ( A1 )   det ( A) , sehingga
det ( E1 A)  det ( A1 )   det ( A)  (1) det ( A)  det ( E1 ) det ( A) .
2. Misalkan E2 adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan suatu baris
dengan suatu konstanta c yang taknol pada matriks I. Menurut Definisi 2.20,
det ( E 2 )  c det ( I )  c . Misalkan A2 adalah matriks yang diperoleh dengan
mengalikan suatu baris dengan suatu konstanta c yang taknol pada matriks A,
maka E2 A  A2 , dan det ( A2 )  c det ( A) , sehingga
det ( E 2 A)  det ( A2 )  c det ( A)  det ( E 2 ) det ( A) .
3. Misalkan E3 adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti baris ke-i dengan
penjumlahan k kali dari baris ke-j dan baris ke-i pada matriks I. Maka menurut
Teorema 2.11 , det ( E3 )  det ( I )  1 . Misalkan A3 adalah matriks yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
diperoleh dengan mengganti baris ke-i dengan penjumlahan k kali dari baris ke-j
dan baris ke-i pada matriks A, maka E3 A  A3 , dan menggunakan Teorema 2.12,
det ( A3 )  det ( A) . Maka
det ( E3 A)  det ( A3 )  det ( A)  1  det ( A)  det ( E3 ) det ( A) .
Jadi terbukti jika A adalah matriks berordo n  n dan E adalah matriks elementer
berordo n  n , maka det ( EA)  det ( E ) det ( A) .
■
Teorema 2.16
Suatu matriks bujursangkar A adalah taksingular jika dan hanya jika det ( A)  0 .
Bukti:
1. Misalkan A adalah matriks taksingular. Menurut Teorema 2.13 matriks A ekivalen
baris dengan I sehingga terdapat matriks elementer E1 , E 2 , , E k sedemikian
sehingga E k  E 2 E1 A  I . Dengan menggunakan Lemma 2.15
det ( E k  E 2 E1 A)  det ( I )
det ( E k ) det(E k 1  E 2 E1 A)  det ( I )
det ( E k ) det(E k 1 )( E k 2  E 2 E1 A)  det ( I ) .

det ( E k ) det(E k 1 )  det(E1 ) det( A)  det ( I )
Karena det ( Ei )  0 untuk setiap i  1, 2, 3 , dan det ( I )  0 , maka det ( A)  0 .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
2. Misalkan det ( A)  0 . Jika R adalah matriks eselon baris tereduksi yang diperoleh
dari matriks A, maka terdapat matriks-matriks elementer
E1 , E 2 , , E k
sedemikian sehingga E k  E 2 E1 A  R . Maka
det(E k )  det( E1 ) det( A)  det( R) .
Karena det ( Ei )  0 untuk setiap i  1, 2, 3 dan det( A)  0 , maka det ( R )  0 .
Andaikan R  I n , maka R memiliki baris dengan semua elemennya 0, sehingga
berdasarkan Teorema 2.12, det( R )  0 . Padahal det ( R )  0 , hal ini merupakan
kontradiksi. Maka R  I n . Jadi matriks A ekivalen baris dengan I n , sehingga
berdasarkan Teorema 2.13 matriks bujursangkar A adalah matriks taksingular.
■
Teorema 2.17
Jika A dan B adalah matriks-matriks n  n , maka det ( AB)  det ( A) det ( B) .
Bukti:
Misalkan A dan B adalah matriks-matriks n  n dan misalkan R adalah matriks eselon
baris tereduksi yang diperoleh dari matriks A, maka terdapat matriks-matriks
elementer F1 , F2 , , Fk sedemikian sehingga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Fk Fk 1  F1 A  R.
Karena semua matriks elementer mempunyai invers, maka kesamaan tersebut dapat
diubah menjadi
A  E1 E 2  E k R
(5)
dimana E i  ( Fi ) 1 , i  1, 2,  , k . Dari persamaan (5) diperoleh
AB  E1 E 2  E k RB .
Dengan menggunakan Lemma 2.15, diperoleh
det ( AB)  det ( E1 E 2  E k RB)
 det ( E1 ) det ( E 2  E k RB)
 det ( E1 ) det ( E 2 ) det ( E3  E k RB)

 det ( E1 ) det ( E 2 )  det ( E k ) det ( RB) .
(6)
1. Jika matriks A singular, maka det ( A)  0 . Perhatikan bahwa AB juga merupakan
matriks singular (karena jika ( AB) 1 ada, maka ( AB) 1  B 1 A 1 , sehingga A
pasti merupakan matriks taksingular). Maka det ( AB )  0 . Karena det ( A)  0
dan det ( AB)  0 , maka persamaan det ( AB)  det ( A) det ( B) berlaku.
2. Jika matriks A taksingular, maka matriks R adalah matriks identitas, sehingga
persamaan (5) dapat ditulis menjadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
A  E1 E 2  E k I
 E1 E 2  E k
dan RB  I B  B , sehingga persamaan (6) menjadi
det ( AB )  det ( A) det ( B ) .
Kedua hal ini melengkapi bukti teorema diatas.
■
Teorema 2.18
Jika A adalah suatu matriks segitiga atas n  n , atau matriks segitiga bawah n  n ,
atau matriks diagonal n  n , maka det ( A) adalah hasil kali dari elemen-elemen
diagonal utamanya.
Bukti:
Teorema ini akan dibuktikan dengan menggunakan Induksi Matematika.
1. Untuk n  2 ,
a
misalkan A2   11
 0
a12 
.
a 22 
Maka
det ( A2 )  a11 a 22  a12 .0
 a11 a 22 .
Jadi pernyataan tersebut benar untuk n  2 .
2. Misalkan pernyataan tersebut benar untuk n  k , yaitu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
a11
0
det ( Ak )  0

0
a12
a 22
0
a13  a1k
a 23
a 2k
a33
a 3k  a11 a 22  a kk .
0
0
 
 a kk
Maka untuk n  k  1 :
a11
0
det ( Ak 1 )  0

0
a12
a 22
0
a 22
0
 a11

0
0
a13  a1( k 1)
a 23
a 2 ( k 1)
a33
a 3( k 1)


0  a ( k 1)( k 1)
a 23  a 2 ( k 1)
a33
a 3( k 1)


0  a ( k 1)( k 1)
 a11 a 22  a ( k 1)( k 1) .
Jadi pernyataan tersebut benar untuk n  k  1 . Maka dapat disimpulkan bahwa
det ( An )  a11 a 22  a nn adalah benar untuk setiap bilangan bulat n  2 .
Contoh:
2 7  3

0  3 7
A  0 0
6

0
0 0
0 0
0

8 3

5 1
7 6

9 8
0 4 
■
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
2
7
0 3
3 8 3
7
5 1
det( A)  0
0
6
7 6  (2)( 3)(6)(9)(4)  1296.
0
0
0
9 8
0
0
0
0 4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
POLINOMIAL
Dalam bab ini akan mengulang kembali beberapa hal mengenai
pengertian-pengertian dasar polinomial yang akan digunakan dalam pembahasan
selanjutnya. Pembahasan ini meliputi definisi, teorema, dan beberapa hal penting
lainnya dalam polinomial.
A. Pengertian Polinomial
Secara umum, polinomial didefinisikan sebagai sebuah ekspresi berbentuk
a 0 x 0  a1 x 1  a 2 x 2    a n 1 x n 1  a n x n
dimana x adalah variabel, a 0 , a1 ,…, a n adalah bilangan real, dan n adalah bilangan
bulat taknegatif.
Pada umumnya, polinomial dilambangkan dengan simbol seperti P (x ) ,
Q( y ) , atau R(t ) , dimana huruf yang terdapat di dalam kurung menunjukkan variabel
pada polinomial tersebut. Polinomial dapat berupa sebuah bilangan konstan, sebuah
variabel, sebuah pangkat dari suatu variabel, sebuah hasil kali bilangan konstan dan
variabel, sebuah jumlahan variabel, dan sebagainya. Sebelum membahas lebih lanjut
mengenai polinomial, akan dibahas terlebih dahulu mengenai bentuk khusus dari
polinomial yang disebut dengan monomial.
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Definisi 3.1
Monomial adalah sebuah bilangan konstan, sebuah pangkat dari suatu variabel,sebuah
hasil kali, yang masing masing faktornya merupakan suatu bilangan konstan atau
suatu variabel.
Contoh monomial:
9 , 2 x , 3x 2 , 4 y , 5 xy , 30ab 2 c 3 .
Definisi 3.2
Setiap monomial disebut suku. Bilangan konstan pada suatu monomial yang berada
bersama variabel disebut koefisien monomial.
Contoh:
Koefisien dari x 2 adalah 1 karena x 2  1. x 2 . Koefisien dari 4 y adalah 4 . Dan
koefisien dari 30ab 2 c 3 adalah 30 .
Ada monomial yang hanya melibatkan satu variabel, misalnya 3x 2 . Ada
pula monomial yang melibatkan dua atau lebih variabel, misalnya 5xy 2 . Jika suatu
monomial hanya melibatkan satu buah variabel saja, misalkan variabel x , maka
monomial itu disebut monomial dalam x .
Jika koefisien pada monomial merupakan bilangan bulat, maka monomial
itu disebut monomial dengan koefisien bilangan bulat. Jika koefisien pada monomial
merupakan bilangan rasional, maka monomial itu disebut monomial dengan koefisien
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
bilangan rasional. Dan begitu pula dengan koefisien bilangan real, monomial itu
disebut monomial dengan koefisien bilangan real.
Contoh:
Monomial 4 x , 3x 2 , 10x 3 adalah monomial dalam x dengan koefisien bilangan
bulat. Monomial 0,3 y adalah monomial dalam y dengan koefisien bilangan rasional
atau real.
Derajat monomial dalam satu variabel adalah pangkat dari variabel
monomial tersebut.
Contoh:
Suku 3x 2 adalah monomial berderajat dua, dan suku 4x 3 adalah monomial
berderajat tiga. Monomial 3x 2 adalah monomial berderajat dua dalam x dengan
koefisien bilangan bulat.
Definisi 3.3
Polinomial yang terdiri dari jumlahan dua buah monomial disebut binomial.
Polinomial yang terdiri dari jumlahan tiga buah monomial disebut trinomial.
Contoh:
Polinomial 5 x  10 adalah sebuah binomial, dan 2 x 2  5 x  9 adalah trinomial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Definisi 3.4
Polinomial adalah sebuah monomial atau jumlahan dari monomial.
Contoh:
10 x , 2 x 2  3 x  4 , dan 5 xy  6 . Polinomial 5 xy  6 dapat juga dinyatakan sebagai
penjumlahan, karena 5 xy  6  5 xy  (6) .
Jika semua koefisien dari setiap monomial di dalam suatu polinomial dan
suku konstan adalah bilangan bulat, maka polinomial itu disebut polinomial dengan
koefisien bilangan bulat. Jika semua koefisien dan suku konstan adalah bilangan
rasional, maka polinomial itu disebut polinomial dengan koefisien bilangan rasional.
Demikian pula untuk koefisien bilangan real disebut polinomial dengan dengan
koefisien bilangan real.
Contoh:
x 2  3 x  6 adalah polinomial dengan koefisien bilangan bulat.
x3 
1
x  7 adalah polinomial dengan koefisien bilangan rasional.
2
2 xy 
1
x  y  5 adalah polinomial dengan koefisien bilangan real.
4
Definisi 3.5
Polinomial dalam x adalah polinomial yang suku-suku monomialnya merupakan
monomial-monomial dalam x atau konstan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Contoh:
2 x 3  x 2  7 x  11 adalah polinomial dalam x .
Polinomial dalam y atau dalam variabel lainnya dapat didefinisikan
dengan cara yang sama.
Contoh:
3  2t  4t 2 merupakan polinomial dalam t .
Derajat pada polinomial adalah derajat tertinggi dari monomialmonomialnya. Derajat polinomial 3  2t  4t 2 adalah dua, karena derajat monomial
 4t 2 (yaitu dua) adalah derajat tertinggi dari monomial-monomialnya.
Definisi 3.6
Bentuk polinomial ax  b , dimana a  0 dan a dan b adalah bilangan real, disebut
polinomial dalam x berderajat satu. Bentuk ax  b disebut bentuk umum untuk
jenis polinomial ini.
Contoh:
Binomial 3 x  2 ,
1
x  8 , dan
4
6 x  6 merupakan polinomial dalam x berderajat
satu. Begitu juga monomial 2 x merupakan polinomial dalam x berderajat satu,
karena monomial tersebut mempunyai bentuk ax  b dengan a  2 dan b  0 .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Definisi 3.7
Bentuk polinomial ax 2  bx  c , dimana a  0 , dan a , b dan c adalah bilangan
real, disebut polinomial dalam x berderajat dua atau polinomial kuadrat dalam x .
Bentuk ax 2  bx  c disebut bentuk umum untuk jenis polinomial ini.
Contoh:
1
1
Trinomial x 2  x  3 merupakan polinomial kuadrat dalam x dengan a  1 , b 
3
3
dan c  3 . Binomial 3x 2  2 merupakan polinomial kuadrat dalam x dengan a  3 ,
b  0 dan c  2 . Monomial 4x 2 merupakan polinomial kuadrat dalam x dengan
a  4 , b  0 dan c  0 .
Polinomial-polinomial dengan derajat yang lebih besar dapat didefinisikan
dengan cara yang sama seperti untuk polinomial berderajat satu maupun dua.
B. Fungsi Polinomial
Definisi 3.8
Jika dua buah variabel x dan y saling berelasi sedemikian sehingga untuk setiap nilai
x terdapat tepat satu nilai y, maka dikatakan bahwa y merupakan fungsi dari x.
Variabel x disebut variabel bebas, dan variabel y yang bergantung pada x, disebut
variabel takbebas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Contoh:
Pada persamaan y  x  1 , y merupakan fungsi dari x, karena untuk setiap nilai x
terdapat tepat satu nilai y.
Untuk menunjukkan bahwa y merupakan fungsi dari x secara umum
ditulis y  f (x ) , dan dibaca “y adalah fungsi dari x”. Sebagai contoh, jika y  x 2 ,
maka f ( x)  x 2 . Fungsi polinomial dapat dinyatakan ke dalam bentuk y  P (x ) ,
dimana P (x ) merupakan suatu polinomial.
Fungsi polinomial yang paling sederhana adalah fungsi konstan. Disebut
fungsi konstan karena polinomial tersebut selalu bernilai konstan. Bentuk umum
fungsi konstan adalah f ( x )  a , dimana a adalah suatu bilangan real.
Fungsi polinomial berikutnya adalah fungsi polinomial berderajat satu,
yang lebih sering disebut fungsi linear. Fungsi linear memiliki bentuk umum
f ( x)  ax  b , dimana a dan b merupakan bilangan real dan a  0 . Persamaan
Ax  By  C  0 , dimana A, B dan C adalah bilangan real dan A  0 dan B  0 ,
merupakan fungsi linear, karena jika persamaan ini diselesaikan dalam y akan
menjadi:
Ax  By  C  0
By   Ax  C
y
A
C
x .
B
B
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Misalkan
A
C
 a dan   b , maka persamaan ini akan menjadi
B
B
y  ax  b
atau
f ( x )  ax  b .
Fungsi
polinomial
berderajat
dua
memiliki
bentuk
umum
f ( x)  ax 2  bx  c, dimana a , b, c  R dan a  0 . Fungsi polinomial ini juga
disebut fungsi kuadrat.
Jika y  f (x ) merupakan sebuah fungsi polinomial dalam x dan x  a ,
maka f (a ) menyatakan nilai f (x) untuk x  a .
Contoh:
Nilai
fungsi
polinomial
f ( x)  3x 3  7 x  5
f (2)  3( 2) 3  7 (2)  5  24  14  5  33 .
untuk
x2
adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
MATRIKS PASCAL
Dalam bab ini akan dibahas mengenai matriks Pascal beserta sifatnya serta
hubungannya dengan matriks lain, yaitu matriks Vandermonde.
A. Pengertian Matriks Pascal
Kombinasi n elemen yang diambil sebanyak r elemen dalam setiap
pengambilan adalah
n
n!
,
C rn    
 r  r!(n  r )!
n
dimana n! n(n  1)( n  2)( n  3)...1 . Bilangan   itu
r
juga disebut koefisien
binomial karena merupakan koefisien dari ekspansi binomial x  y n . Koefisienkoefisien tersebut dapat disusun dalam suatu segitiga yang disebut segitiga Pascal,
yang merupakan suatu susunan bilangan-bilangan berbentuk segitiga seperti
dikemukakan oleh Blaise Pascal (1623-1662). Koefisien-koefisien tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
a  b 0  1
a  b 1  a  b
a  b 2  a 2  2ab  b 2
a  b 3  a 3  3a 2b  3ab 2  b 3
1
1
1
1
2
3
70
1
1
3
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
0
 
0
1
 
 0
 2
 
 0
 3
 
0
1
 
1
 2
 
1
 3
 
1
 2
 
 2
 3
 
 2
3
 
3
Definisi 4.1
Matriks Pascal n  n adalah matriks segitiga bawah yang elemen-elemen segitiga
bawahnya adalah n baris pertama dari segitiga Pascal.
Contoh:
1 0 

 adalah matriks Pascal berordo 2  2
1 1 
1

1
1

1

0 0 0

1 0 0
adalah matriks Pascal berordo 4  4
2 1 0

3 3 1 
Secara umum, matriks Pascal dapat dinyatakan sebagai P  ( pij ) , di mana
 i  1 
 untuk i  j

p ij   j  1
0
untuk i  j

i, j  1,2, , n.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Elemen-elemen matriks Pascal berordo n  n dapat dituliskan sebagai berikut:
 0
p11     1
 0
 0
p12     0
 1
. . .
 0 
  0
p1n  
 n  1
1
p 21     1
 0
1
p 22     1
1
. . .
 1 
  0
p 2 n  
 n  1
 2
p 31     1
0
 2
p32     2
 1
. . .
 2 
  0
p 3n  
 n  1
.
.
.
.
.
.
.
.
.
 n  2
  1
p ( n 1)1  
 0 
 n  2
  n  2 . . .
p ( n 1) 2  
 1 
 n  2
  0
p( n 1) n  
 n 1
 n  1
  1
p n1  
 0 
 n  1
  n  1
p n 2  
 1 
 n  1
  1
p nn  
 n  1
. . .
Jadi matriks Pascal berordo n  n dapat dituliskan sebagai berikut:
0
0
1

1
0
1
1
2
1

3
3
1
P   p ij   




 1 n  1 (n  2)( n  1)

2!

0

0
0
1

( n  3)(n  2)( n  1)
3!

0
0

0
0
0
0

0
0
.




n  1 1 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
B. Beberapa Sifat Penting Matriks Pascal
Elemen-elemen dalam matriks Pascal P  ( p ij ) merupakan kombinasi
dari i  1 elemen yang diambil sebanyak j  1 elemen dalam setiap pengambilan.
Subbab ini akan membahas tentang beberapa sifat penting matriks Pascal, yaitu
hubungannya dengan e H dan dengan matriks Vandermonde.
1.
Matriks Pascal sebagai e H
Misalkan H adalah matriks n  n yang didefinisikan sebagai berikut:
0

1
0
H 
0


0

0 0 
0
2
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
 .
3
0
0

 
0  n  1 0  nn
Matriks H ini disebut matriks penghasil dan akan dipergunakan untuk
menyatakan matriks Pascal P.
Matriks H juga disebut matriks derivasi karena
Hei  (i  1)ei 1
i  0, , n  1
(1)
dimana ei i  0, , n  1 adalah vektor-vektor basis standar di R n dengan
ketentuan ei  0 untuk i  n .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Untuk i  0 , maka
0

1
He0   0

0
0

0 
0
0  1   0 
   
0
0
0  0   1 
2
0
0  0    0   e1  (0  1)e1 .
   
0 
0
0      
0  n  1 0  0   0 
Jika i  1 , maka
0

1
He1   0

0
0

0 
0
0  0   0 
0
   
 
0
0
0  1   0 
0
2
0
0  0    2   2 1   2e2  (1  1)e2 .
   
 
0  0
0      






0
0  n  1 0  0   0 
 
Jika i  n  1 , maka
Hen 1
0

1
 0

0
0

0 
0
0  0   0 
   
0
0
0  0   0 
2
0
0  0    0   ((n  1)  1)en .
   
0  0
0      
0  n  1 0  1   0 
Hal ini konsisten dengan fakta bahwa matriks H j  0 untuk j  n . Misalkan
jika j  2 , maka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
0

1
0
H2 
0
0

0

0

0
2

0
0

0

0 
0
0
0
0
0
2
0
0
0 
0
0
0
n2
0
0 
0
n 1
0  0

0  1
0  0

0  0
0  0
0  0
0 
0
0
0
0
0
2
0
0
0 
0
0
0
n2
0
0 
0
n 1
0

0
0

0
0 
0 
0 
0
0
0
0
0
6
0
0 
0
0  (n  1)(n  2)
0
0
0
0
0
0
0

0
0
.
0
0 
0 
0 
0
0
0
0
0
6
0
0 
0
0  (n  1)( n  2)
0
0
0
0
0
0
0  0 
0
0
0

0  1
0
0
0


0 0 
0
0
0

0  0
n3
0
0


0  0
0
n2
0


0  0 
0
0
n 1
Jika j  3 , maka
0

0
2
H 3  H 2H  
0
0

0

0
0 

0
0
0
0

0
6
0 
0

 0  (n  1)( n  2)(n  3)

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0

0
0 
0 
Dengan memperhatikan pola dan melakukan perhitungan dengan cara yang
sama, diperoleh
0

0
0

0
0 
0 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
H n 1
0



0


0

0





 (n  1)( n  2)(n  3) 1 

0

0
0
.
0
 
0 
Maka
H n  H n 1 H
0



0


0

0





 (n  1)( n  2)( n  3) 1 

 0  0 0 0 0


0 0 0 0
0
    0 0 0
.

0 0 0 0
0
0
0 0 0 0 

 0  0 0 0 0


0  0 
0
0
0

0  1
0
0
0


0  

0
0

0  0
n3
0
0


  0
0
n2
0


0  0 
0
0
n 1
0

0
0

0
0 
0 
Perhatikan bahwa kolom pertama matriks H adalah e1  He0 . Maka
berdasarkan persamaan (1)
H j ei  H
j 1
 H ei
H
j 1
 (i  1) ei 1
 (i  1) H
j 2
 H ei 1
 (i  1) H
j 2
 (i  1  1) ei 11
 (i  1)(i  2) H
j 2
ei  2
 (i  1)(i  2) H
j 3
 H ei  2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
 (i  1)(i  2) H
j 3
 (i  2  1) ei  2 1
 (i  1)(i  2)(i  3) H
j 3
ei  3

 (i  1)(i  2)(i  3)  (i  j ) H
j j
ei  j
 (i  1)(i  2)(i  3)  (i  j ) H 0 ei  j
 (i  1)(i  2)(i  3)  (i  j ) I ei  j
 (i  1)(i  2)(i  3)  (i  j ) ei  j
dimana H 0  I adalah matriks identitas.
Maka
H j ei  (i  1)(i  2)(i  3)  (i  j ) ei  j : (i  j ) ( j ) ei  j , j  0,, n  1
dimana (i  j ) ( j ) : (i  j )(i  j  1)  (i  2)(i  1) menyatakan pangkat factorial,
dan i ( 0)  1 .
Persamaan diferensial dalam R n
d
y (t )  H y (t ) ,
dt
dengan nilai awal y (0)  y 0 ,    t   , memiliki penyelesaian sebagai
berikut:
dy
 Hy
dt
dy
 H dt
y
dy
 y   H dt
ln y  Ht  C
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
y  e Ht C
y  e Ht e C
Jika t  0 dan nilai awal y (0)  y 0 , maka
y(0)  e H 0 e C
y0  e C
sehingga penyelesaian tunggalnya adalah
y (t )  e Ht y 0 .
Karena
xk
e 
,
k  0 k!

x
maka matriks eksponensial P(t ) : e Ht dapat diberikan dengan deret takhingga:
( Ht ) k
.
k!
k 0

P(t )  
Karena H k  0 untuk semua k  n , maka
( Ht ) k n 1 t k k
n
  H :  pij (t ) i , j 1
k!
k 0
k  0 k!
n 1
P(t )  
adalah polinomial dalam H.
Teorema 4.1
Jika P adalah matriks Pascal n  n , maka P  e H .
Bukti:
Untuk t  1 :
(2)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
Hk
 eH .
k  0 k!
n 1
P(1)  
Di lain pihak
Hk
P(1)  
k 0 k!
n 1
H 0 H1 H 2 H3
H n1




0!
1!
2!
3!
(n  1)!
1
1
 I  H  H 2 
H n1
2
(n  1)!

1

0
 0


0

0 0  0  0
 
1 0
0 1
0 1
0   0
 
  
0 0  1   0
0 
0
0
0 


0
0
0
0
0
1

2
0
0  2
0
 2


 

 0  (n  1)(n  2)
0  n 1 0

0
0 0

0 0
0 0


0 0 
 0 0 0
 0


0 0 0
 0
1 

0
0 0 0

(n  1)! 



 (n  1)!  0 0 0 


1

0
 0



0
0 0  0  0
 
1 0
0 1
0 1
0   0
 
  
 
0 0  1 0
0  0 0 0


0 0 0
0
 0
0 0 0


 

1  0 0 0


0
0   0 
 0
0
0
0
0 

0
2
0
0  1


  
(n  1)(n  2)
 
0  n 1 0 0 
2

0 
0
0 0

0 0
0 0



0 0

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
0
0
1

1
0
1
1
2
1

3
3
1






 1 n  1 ( n  2)(n  1)

2!

0
0
0
1


( n  3)(n  2)(n  1)
3!

0
0
0
0
0

0
0

0





n  1 1 

 P.
Jadi P  e H .
■
Teorema 4.2
P( m)  P m untuk semua bilangan bulat m.
Bukti:
Dengan menggunakan Induksi Matematika:
1. Untuk m  0 ,
( H  0) k
k!
k 0
n 1
P(0)  
H k  0k
k!
k 0
n 1


H 0  0 0 H 1  01 H 2  0 2 H 3  0 3
H n 2  0 n 2 H n 1  0 n 1





0!
1!
2!
3!
( n  2)!
( n  1)!
I 1 H 1  0 H 2  0 H 3  0
H n 2  0 H n 1  0






1
1!
2!
3!
(n  2)! ( n  1)!
I
 P0.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
Jadi pernyataan tersebut benar untuk m  0 .
2. Untuk m  1 , P(1)  P  P1 . Jadi pernyataan tersebut benar untuk m  1 .
3. Akan ditunjukkan bahwa jika pernyataan tersebut benar untuk m  n , maka
pernyataan tersebut juga benar untuk m  n  1 . Misalkan pernyataan
tersebut benar untuk m  n , yaitu P(n)  P n . Maka
( H  (n  1)) k
k!
k 0
n 1
P( n  1)  
 e H ( n 1)
 e Hn  H
 (e H ) n  (e H )
 P n  P1
 P n 1
Jadi pernyataan tersebut benar untuk m  n  1 .
Jadi dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut benar untuk setiap bilangan
bulat taknegatif m.
Selanjutnya
1. Untuk m  1 , maka
( H  1) k
k!
k 0
n 1
P( 1)  
 e H
 (e H ) 1
 P 1 .
Jadi pernyataan tersebut benar untuk m  1 .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
2. Akan ditunjukkan bahwa jika pernyataan tersebut benar untuk m  n , maka
pernyataan tersebut juga benar untuk m  n  1. Misalkan pernyataan
tersebut benar untuk m  n yaitu P(n)  P n . Maka
( H  (n  1)) k
k!
k 0
n 1
P( n  1)  
 e H ( n 1)
 e Hn  H
 (e H ) n  (e H ) 1
 P n  P 1
 P n 1
Jadi pernyataan tersebut benar untuk m  k  1 .
Jadi dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut benar untuk setiap bilangan
bulat negatif m. Dengan demikian pernyataan tersebut benar untuk setiap
bilangan bulat m.
■
Teorema 4.3
P ( m  n)  P (m) P ( n) untuk setiap bilangan bulat m dan n.
Bukti:
P ( m  n)  e H ( m  n )
 e Hm  Hn
 e Hm  e Hn
 (e H ) m  (e H ) n
 Pm  Pn
 P ( m) P ( n) untuk setiap bilangan bulat m dan n.
■
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
Matriks segitiga bawah P  P(1) :  p ij i , j 1 adalah Matriks Pascal, yang entrin
entrinya adalah
 i  1 
 untuk i  j

(3)
p ij   j  1
0
untuk i  j

i, j  1,2, , n
Dengan menggunakan persamaan (3), entri-entri pada P (t ) adalah:
 i j  i  1 
 untuk i  j
t 
p ij (t )    j  1
0
untuk i  j

i, j  1,2,  , n
Entri-entri pada matriks P (t ) dapat disajikan sebagai berikut:
 p11 (t )

 p 21 (t )
 p (t )
 31
 p 41 (t )
P(t )  

 


 p (t )
 n1
p12 (t )
p 22 (t )
p13 (t )
p 23 (t )
p32 (t )
p 42 (t )
p33 (t )
p 43 (t )

p1( n 1) (t )
p 2 ( n 1) (t )
p3( n 1) (t )
p 4 ( n 1) (t )

p n 2 (t )
p n 3 (t )

p n ( n 1) (t )
p1n (t ) 

p 2 n (t ) 
p 3n (t ) 

p 4 n (t ) 


 


p nn (t ) 
(4)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
 1

 t
 t2
 3
t


 


 t n 1


0
1
2t
3t 2
0
0
1
3t


(n  1)t n 2
(n  2)( n  1) n 3
t
2!

0
0
0
0
0

0
0

0
.




(n  1)t 1 

Entri-entri diagonal utama matriks segitiga bawah P (t ) semuanya adalah 1,
sehingga P (t ) adalah matriks taksingular untuk semua t, karena det P (t )  1  0.
Definisi 4.2
Suatu matriks bujur sangkar A berordo n  n dikatakan secara diagonal serupa
dengan matriks B jika terdapat matriks diagonal X yang taksingular sedemikian
sehingga X B X 1  A .
Teorema 4.4
Matriks P(t ) secara diagonal serupa dengan matriks P untuk setiap bilangan
bulat t  0 .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
Bukti:
Didefinisikan matriks diagonal
1 0 0  0 


0 
0 t 0
D(t )   0 0 t 2
0 


  

 0 0 0  t n 1 


dengan t bilangan bulat yang tidak sama dengan 0.
Maka
1

0
1
D(t ) PD (t )   0

0
0

1

t
 t 2
 3
t
t 4

0
0
0
t
0
0
2
0
0
0
t3
0
0 t
0
0
0 1

0 1
0 1

0 1
t 4 1
0
0
0
t
0
0
2
0
2t
2
3t 3
4t 4
0
1

1
t
2

 t
2t
 3
 t 3t 2
 t 4 4t 3

 P(t ) .
t
3t 3
6t 4
0
0
1
3t
6t 2
t3
4t 4
0
0 0 0
1 0 0
2 1 0
3 3 1
4 6 4
1

0  0

0 
0
0 

0  0
t 4 
 0

0

0 0
0 0

1 0
4t 1 
0
1
t
1

0  0

0 
0
0 

0  0
1 
 0

0 0
0
0
0
1
t2
0
0
0
1
t3
0
0
0
0
1
t
0
0
0
0
0
1
t2
0
0
0
1
t3
0
0
0
0

0

0


0

1

t4 
0

0

0


0

1

t4 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
Jadi matriks segitiga bawah P (t ) secara diagonal serupa dengan P
untuk semua bilangan bulat t  0 .
■
Matriks P(t ) H  H P(t ) untuk semua t seperti terlihat dalam
perhitungan berikut:
0
0

0
0 0
 1


1
0
0
0  1
 t

 t2
2t
1
0
0  0


P (t ) H   t 3
3t 2
3t
0
0  0
 

  


 t n1 (n  1)t n  2 (n  2)(n  1) t n3  (n  1)t 1 

 0
2!


0
0
0


1
0
0


2t
2
0

  3t 2
6t
3



 (n  1)t n 2 (n  2)(n  1) 2t n 3 (n  3)(n  2)(n  1) 3t n 4

2!
3!

0 
0

0
0
0
2
0
0

0
0
0



0  n  1 0 

0
0
0

0
0
0
0

0
0



 n  1 0 

dan
0

1
0
H P (t )  
0


0

0  1

0
0
0  t
 2
2
0
0  t
 3
0
0
0  t


  
 n1
0  n  1 0  t

0 
0
0
0
1
0
2t
3t 2
1
3t
(n  1)t n  2
(n  2)(n  1) n3
t
2!

0
0

0
0
0
0

0
0



 (n  1)t 1 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
0


1


2t

  3t 2



 (n  1)t n  2



0
0
2
6t
0
0
0
3
(n  2)(n  1) n 3
2t
2!
( n  3)(n  2)(n  1) n  4
3t
3!
Corollary 4.5
P 1  D( 1) PD ( 1).
Bukti:
Dari bukti Teorema 4.4:
P(t )  D (t ) PD (t ) 1 .
Untuk t  1 :
P( 1)  D (1) PD ( 1) 1
sehingga
P 1  D (1) PD (1) 1 .
Karena
1 0

0 1
D( 1) D (1)   0 0


0 0

0 
0
 1 0

0
0  0  1
1
0  0 0


  
0  ( 1) n 1  0 0
0 
0


0
0 
1
0 


 
0  (1) n 1 
0
0
0
0
0

0
0

0 .

 
 n  1 0 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
1

0
 0


0

I
0 0  0

1 0
0
0 1
0

 
0 0  1 
maka D( 1) 1  D( 1) .
Jadi
P 1  D( 1) PD (1).
■
Berikut ini adalah contoh untuk n  5 :
P 1  D (1) PD (1)
 1 0 0 0 0 1 0


 0  1 0 0 0 1 1
  0 0 1 0 0 1 2


 0 0 0  1 0 1 3


 0 0 0 0 1 1 4
0
0
0 0  1
1


0 0  0
1 1 0
 1
2
1
0 0  0


  1  3  3  1 0  0


4
6
4 1  0
1
0
0
0
1

0
0
1 1

 1 2 1
0

1 3  3 1
 1 4 6 4

0

0
0 .

0
1 
0 0 0  1 0

0 0 0  0  1
1 0 0  0 0

3 1 0  0 0

6 4 1  0 0
0 0 0 0

 1 0 0 0
0 1 0 0

0 0 1 0

0 0 0 1
0
0
1
0
0
0
0

0 0
0 0

1 0

0 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
2. Hubungan dengan Matriks Vandermonde
Matriks Pascal dapat dinyatakan dalam matriks khusus yang lain,
yaitu Matriks Vandermonde. Matriks ini diabadikan dengan nama seorang
matematikawan Perancis, yaitu Alexandre Theophile Vandermonde (17351796), yang memberikan kontribusi besar dalam pengembangan teori
determinan. Matriks Vandermonde n  n memiliki bentuk umum sebagai
berikut:
1

1
Vn ( x1 , x2 , x n )  1



1
x1
x2
x3
xn
x12  x1n 1 

x22
x 2n 1 

x32
x3n 1 
  

2
xn  x nn 1 
dimana xi  x j untuk semua i  j . Dalam literatur matriks Vandermonde sering
juga dinyatakan sebagai transpos dari matriks di atas, yaitu
 1

 x1
Vn ( x1 , x2 , xn )   x12


 x n 1
 1
1
x2
x22
1
x3
x32
x2n 1
x3n 1

1
xn
x n2







n 1 
 xn 
dan skripsi ini akan menggunakan matriks transposnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
Sebagai contoh, berikut ini adalah matriks Vandermonde untuk n  5
1
1 
1 1 1


4
5 
1 2 3
V5 (1, 2, 3, 4, 5)  1 4 9 16 25 


1 8 27 64 125 
1 16 81 256 625 


dimana x1  1, x2  2 , x3  3 , x4  4 dan x5  5 .
Teorema 4.6
det (Vn ( x1 , x 2 ,  xn )) 
 (x
 xi )
j
1i  j  n
untuk setiap bilangan bulat n  2 .
Bukti:
Dengan menggunakan Induksi Matematika, sebagai berikut:
1. Untuk n  2 ,
det (V2 ( x1 , x2 )) 
1
1
x1
x2
 x 2  x1 .
2. Misalkan pernyataan tersebut benar untuk n  k , yaitu
det (Vk ( x1 , x 2 ,  x k )) 
1
x1
x12
k 1
1
x
1
x2
x22
x
k 1
2
1
x3
x32
x
k 1
3

1
xk
x k2

 x kk 1

 (x
1 i  j  k
j
 xi ) .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
Maka untuk n  k  1 :
1
1
1
1
1
x1
x2
x3
xk
x k 1
2
1
2
2
2
3
2
k
x k21
x
det (Vk 1 ( x1 , x 2 ,  xk 1 )) 
x
x

k 1
1
k
1

x
k 1
2
k
2
x
x
x
x
x
k 1
3
k
3
x
xkk 1
x kk11
x kk
x kk1
1
1
1
1
0
x 2  x1
x3  x1
xk  x1
0
2
2
2
3
2
k
x  x1 x2
x  x1 x3
1
x
x  x1 x k
x
k 1
2
k 1
 x1
 x1 xk 1

0
x
k 1
2
k
2
k 2
1 2
k 1
1 2
x x
x x x
0
x x
xkk 1  x1 x kk 2
x kk11  x1 x kk12
x x x
xkk  x1 x kk 1
xkk1  x1 xkk11
x
x2  x1
x22  x1 x 2
k 1
3
k
3
k 2
1 3
k 1
1 3
x3  x1
x32  x1 x3
xk  x1
x k2  x1 xk
 x1
 x1 xk 1
x
x
k 1
2
k 1


x
k 1
2
k
2
k 2
1 2
k 1
1 2
x x
x x x
x x
x kk 1  x1 x kk 2
xkk11  x1 xkk12
x x x
xkk  x1 x kk 1
xkk1  x1 xkk11
x
k 1
3
k
3
k 2
1 3
k 1
1 3
x2  x1
x3  x1
xk  x1
xk 1  x1
x2 ( x2  x1 )
x3 ( x3  x1 )
xk ( xk  x1 )
xk 1 ( xk 1  x1 )
k 2
2
k 1
2
k 2
3
k 1
3
( x3  x1 )
xkk 2 ( xk  x1 )
xkk12 ( x k 1  x1 )
( x3  x1 )
xkk 1 ( xk  x1 )
x kk11 ( xk 1  x1 )


x
x
( x2  x1 ) x
( x 2  x1 )
x
1
1
1
1
x2
x3
xk
xk 1
k 2
2
k 1
2
k 2
3
k 1
3
x kk 2
x kk 1
x kk12
xkk11

 ( x 2  x1 )( x3  x1 )...( xk  x1 )( xk 1  x1 )
x
x
x
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92



   ( x j  x1 )    ( x j  xi ) 
 2 j k 1
  2i  j  k 1

  ( x j  xi )
1 i  j  k 1
Jadi pernyataan tersebut benar untuk n  k  1 . Maka dapat disimpulkan bahwa
det (Vn ( x1 , x 2 ,  xn )) 
 (x
j
 xi ) adalah benar untuk setiap bilangan bulat
1i  j  n
n  2.
■
Akibatnya, matriks Vandermonde Vn adalah matriks yang taksingular
untuk setiap bilangan bulat n  2 , sebab
det (Vn ( x1 , x 2 ,  x n )) 
 (x
j
 xi )  0
1 i  j  n
karena xi  x j untuk semua i  j .
Jika didefinisikan fungsi vektor y(t ) : (1, t , t 2 , , t n 1 ) T ,
V (t )   y (t )
 1

 t
  t2

 
 t n 1

y (t  1)
1
1
t 1
(t  1)
y (t  2)  y(t  (n  1)) 
t2
2
(t  1) n 1
(t  2) 2
(t  2) n 1

1


t  (n  1) 
[t  ( n  1)] 2 




n 1 
 [t  (n  1)] 
adalah matriks Vandermonde dengan xk  t  ( k  1) , k  1,2,  , n .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
Teorema 4.7
Jika P adalah matriks Pascal, maka P  V (t  1)V (t ) 1 .
Bukti:
0
0
1

1
0
1

2
1
P V (t )  1


( n  2)(n  1)
1 (n  1)
2!

1
1


(t  1)  1
 t 1
2

 (t  1)
((t  1)  1) 2




n 1
((t  1)  1) n 1
 (t  1)
 V (t  1)
■
sehingga P  V (t  1)V (t ) 1 .
 0  1

0  t

0  t 2

   

 1  t n 1

1
(t  1)  2
((t  1)  2) 2
((t  1)  2) n 1
Sebagai contoh, untuk n  5 dan t  1 , maka
V (t  1)  V (2)
1
1
1 
1 1


4
5
6 
2 3
  4 9 16 25
36 .


 8 27 64 125 216 
16 81 256 625 1296 


1
t 1
(t  1) 2
(t  1) n 1


1


t  ( n  1) 
(t  ( n  1)) 2 




n 1 
 (t  ( n  1)) 
1


(t  1)  (n  1) 
((t  1)  ( n  1)) 2 




n 1 
 ((t  1)  ( n  1)) 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
dan
V (t ) 1  V (1) 1
1
1
1 
1 1 1


4
5 
1 2 3
 1 4 9 16 25 


1 8 27 64 125 
1 16 81 256 625 


154 71
14



 5
24
24
24

  10 107  59 13

6
6
6

78
49
  10

3
4
4

61
41 11
 5


6
6
6

50
35
10


 1

24
24
24
1 

24 
1
 
6
1 

4 
1
 
6
1 

24 
sehingga
V (t  1)V (t ) 1  V (2)V (1) 1
154


 5
24

1
1
1 
107
1 1

  10
6
4
5
6 
2 3

78


 4 9 16 25
36  10 


4
 8 27 64 125 216 
61

16 81 256 625 1296   5
6



50

 1

24
71
14

24
24
59 13

6
6
49
3
4
41 11

6
6
35
10

24
24
1 

24 
1
 
6
1 

4 
1
 
6
1 

24 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
1

1
 1

1
1

 P.
0 0 0 0

1 0 0 0
2 1 0 0

3 3 1 0
4 6 4 1 
Teorema 4.8
P(t )  V (t ) V (0) 1 .
Bukti:
Untuk t  0
1

0
V (0)   0


0

1
1
1
2
1
22
1 2 n 1



( n  1) 
( n  1) 2 .




n 1 
 ( n  1) 
0
 1

1
 t
2

P(t ) V (0)  t
2t

 
 t n 1 (n  1)t n 2

1
 1

t 1
 t
  t2
(t  1) 2

 
 t n 1 (t  1) n 1

 V (t )
1
 0  1

0  0
0  0

   
 1  0
1
t2
(t  2) 2
(t  2) n 1
1
1
1
1
2
22
1 2 n 1


1


( n  1) 
(n  1) 2 




n 1 
 (n  1) 
1


t  ( n  1) 
[t  ( n  1)] 2 




n 1 
 [t  ( n  1)] 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
sehingga
P(t )  V (t ) V (0) 1 .
■
Sebagai contoh, untuk n  5 dan t  2 , maka
V ( 2) V (0) 1
1 1

2 3
 4 9

 8 27
16 81

1 0

2 1
 4 4

 8 12
16 32

 P( 2).
25 35
5
1 


1 

12 24
12 24 

1
1
1 
13
3
1
4

 
 0
3
2
6
4
5
6 

19
1 

16 25
36  0  3
2


4
4 

64 125 216 
4
7
7
1
0

 
256 625 1296 
3
3
6
6

1
11
1
1 

0 

4
24
4 24 

0 0 0

0 0 0
1 0 0

6 1 0
24 8 1 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matriks Pascal n  n merupakan sebuah matriks khusus, yaitu matriks
segitiga bawah yang elemen-elemen segitiga bawahnya adalah n baris pertama dari
segitiga Pascal. Matriks Pascal dapat dinyatakan sebagai P  ( p ij ) dimana
 i  1 
 untuk i  j

. Elemen-elemen p ij dalam matriks Pascal merupakan
p ij   j  1
0
untuk i  j

kombinasi dari i  1 elemen yang diambil sebanyak
j  1 elemen dalam setiap
pengambilan untuk i  j dan 0 untuk i  j .
Matriks Pascal memiliki beberapa sifat penting yang menarik, antara lain
matriks ini dapat dinyatakan sebagai e H , yaitu P  e H , di mana H adalah suatu
matriks penghasil tertentu yang didefinisikan.
Sifat lain yang penting adalah adanya hubungan antara matriks Pascal
dengan matriks khusus terkenal lainnya, yaitu matriks Vandermonde. Matriks Pascal
P
dapat
V (t )   y (t )
dinyatakan
y (t  1)
sebagai
P  V (t  1)V (t ) 1 ,
di
mana
matriks
y (t  2)  y(t  ( n  1))  adalah matriks Vandermonde,
dan y(t ) : (1, t , t 2 , , t n 1 ) T adalah suatu fungsi vektor yang didefinisikan.
97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
B. Saran
Dalam skripsi ini penulis hanya membahas suatu sifat penting dari matriks
Pascal dan hubungan matriks Pascal dengan matriks Vandermonde. Skripsi ini masih
bisa dikembangkan dengan membahas sifat-sifat penting lainnya, serta mempelajari
hubungan antara matriks Pascal dengan matriks-matriks khusus terkenal lainnya,
seperti matriks Stirling, Frobenius atau lainnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
DAFTAR PUSTAKA
Aceto, L and Trigiante, D. (2001). The Matrices of Pascal and Other Greats. The
American Mathematical Monthly. 108 (3): 232-245.
Anton, H. (2005). Elementary Linear Algebra. New York: John Wiley & Sons. Inc.
Beaumont, R.A and Pierce, R.S. (1963). The Algebraic Foundations of Mathematics.
London: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Budhi, W.S. (1995). Aljabar Linear. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Call, G.S and Vellman, D.J. (1993). The Pascal’s Matrices. The American
Mathematical Monthly. 100 (4): 372-376.
Durbin, J.R. (1985). Modern Algebra An Introduction. New York: John Wiley &
Sons. Inc.
Edelman, A and Strang, G. (2004). Pascal Matrices. The American Mathematical
Monthly. 111 (3): 189-197.
Hill D.R. and Kolman, B. (2001). Modern Matrix Algebra. Upper Saddle River:
Pretice-Hall.
Knop, Larry E. (2009). Linear Algebra. New York: CRC Press.
Meyer, C. D. (2000). Matrix Analysis and Applied Linear Algebra. Philadelpia:
SIAM.
Ricardo, H. (2010). A Modern Introduction to Linear Algebra. New York: CRC
Press.
Rosskopf, M.F. (1964). Modern Mathematics: Algebra Two and Trigonometry.
Morristown: Silver Burdett Company.
Download