Modul WAN IP Address,IP Subnet,IP Router,IP Datagram,IP CIDR Oleh : Intan Saputri Marpaung (08) Yuvidah A (25) PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 8 MALANG BERSERTIFIKASI INTERNASIONAL Jl. Teluk Pacitan (0341) 479148 Fax (0341) 479164 Website : Http://www.smkn8mlg.sch.id Email : [email protected] KATA PENGANTAR Penyusun memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan pembuatan buku modul WAN dengan baik. Penyusunan Modul ini sebagai prasyarat sebagai nilai tugas untuk syarat kelulusan nilai ujian yang ada di SMK Negeri 8 Malang. Penyusun mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalm menyelesaikan modul WAN ini. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Guru Mata Pelajaran WAN yang telah member kami tugas untuk menyusun modul ini. 2. Rekan penyusun yang telah bekerja sama dalam membantu menyelesaikan modul ini. 3. Kedua Orang Tua yang telah memberikan semangat Dan membiayai sampai selesainya laporan ini. 4. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu. Penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun pribadi maupun pembaca. Amin. Malang, 27 Mei 2010 Penyusun .……………… 2 DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………….. Daftar Isi …….……………………………………….. Bab I Materi IP Address 1.1 Pendahuluan………………………………… 1.2 Format IP Address………………………….. 1.3 Pembbagian Kelas IP Address……………… 1.4 Address Khusus……………………………. 1.5 Aturan Dasar Pemilihan Network dan Host ID.. 1.6 Informasi Mengenai IP…………………….. Bab II Materi IP Subnet 2.1 Pendahuluan……………………………….. Bab III Materi IP Routing 3.1 Pendahuluan………………………………… Bab IV Materi IP Datagram 4.1 Pendahuluan Bab V Materi IP CIDR 5.1 Pendahuluan 5.2 Latar Belakang Penutup……….…………………………………………. Daftar Pustaka…………………………………………… 3 BAB I IP ADDRESS 1.1 Pendahuluan IP Address adalah alamat yang diberikan pada jaringan computer dan peralatan jaringannya sehingga merupakan meted pengalamatan yang telah diterima diseluruh dunia. IP berupa angka yang unik. Didalam Ip terdiri dari dua bagian, yaitu Nework ID dan Host ID.Network ID menunjukkan nomor network sedangkan Host ID mengidentifikasi host dalam satu network. 1.2 Format IP Address IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang per IP dipisahkan oleh titik(.). Dalam IP terdiri atas empat octet, satu octet terdiri 8 bit. Bentuk IP Address dapat dituliskan sebagai berikut : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx Jadi IP Address ini punya range 00000000.00000000.00000000.00000000 11111111.11111111.11111111.11111111. dari atau Notasi Ip address dengan menggunakan bilangan biner . 1.3 Pembagian Kelas IP Address IP digambarkan dengan sederetan angka berupa kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255 yang masing-masing dipisahkan oleh tanda titik (.), mulai dari 0.0.0.1 hingga 4 255.255.255.255. IP Address data dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network(Net ID) dan bagian host (Host ID). Net ID berperan untuk identifikasi lain,sedangkan host suatu network dari network ID untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama pula. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number ,sisanya untuk host. IP Address dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, kelas E. Perbedaaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E utnuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protokol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut ini : Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini: 5 0-127 0nnnnnnn 0-255 0-255 0-255 hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh Network ID Host ID IP Address kelas A Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network.IP kelas B dapat dilukiskan pada gambar berikut ini : 128-191 10nnnnnn 0-255 nnnnnnnn 0-255 hhhhhhhh Network ID 0-255 hhhhhhhh Host ID IP Address kelas B 6 IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host. IP kelas C dapat dilukiskan pada gambar berikut ini : 192-223 nnnnn 0-255 nnnnnnnn 0-255 nnnnnnnn Network ID 0-255 hhhhhhhh Host ID IP Address kelas C IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224- 247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID. IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255. 7 Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash ―/‖ yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B. 1.4 Address Khusus Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host,ada beberapa jeniis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakkan untuk pengenalan host. Address tersebut adalah : Network Address Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan internet. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan. Broadcast Address 8 Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang haarus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses data tersebut. Multicast Address Kelas A,B,C adalah address yang digunakan untuk komunikasi adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. 1.5 Aturan Dasar Pemilihan Network ID dan Host ID Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan : Network ID tidak boleh sama dengan 127 Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 9 IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host. Host ID harus unik dalam suatu network. Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama. 2.6 Informasi Mengenai IP IP menawarkan layanan sebagai protokol antar jaringan (inter-network), karena itulah IP juga sering disebut sebagai protokol yang bersifat routable. Header IP mengandung informasi yang dibutuhkan untuk menentukan rute paket, yang mencakup alamat IP sumber (source IP address) dan alamat IP tujuan (destination IP address). Anatomi alamat IP terbagi menjadi dua bagian, yakni alamat jaringan (network address) dan alamat node (node address/host address). Penyampaian paket antar jaringan (umumnya disebut sebagai proses routing), dimungkinkan karena adanya alamat jaringan tujuan dalam alamat IP. Selain itu, IP juga mengizinkan pembuatan sebuah jaringan yang cukup besar, yang disebut sebagai IP internetwork, yang terdiri atas dua atau lebih jaringan yang dihubungkan dengan menggunakan router berbasis IP. IP mendukung banyak protokol klien, karena memang IP merupakan "kurir" pembawa data yang dikirimkan oleh 10 protokol-protokol lapisan yang lebih tinggi dibandingkan dengannya. Protokol IP dapat membawa beberapa protokol lapisan tinggi yang berbeda-beda, tapi setiap paket IP hanya dapat mengandung data dari satu buah protokol dari banyak protokol tersebut dalam satu waktu. Karena setiap paket dapat membawa satu buah paket dari beberapa paket data, maka harus ada cara yang digunakan untuk mengidikasikan protokol lapisan tinggi dari paket data yang dikirimkan sehingga dapat diteruskan kepada protokol lapisan tinggi yang sesuai pada sisi penerima. Mengingat klien dan server selalu menggunakan protokol yang sama untuk sebuah data yang saling dipertukarkan, maka setiap paket tidak harus mengindikasikan sumber dan tujuan yang terpisah. Contoh dari protokol-protokol lapisan yang lebih tinggi dibandingkan IP adalah Internet Control Management Protocol (ICMP), Internet Group Management Protocol (IGMP), User Datagram Protocol (UDP), dan Transmission Control Protocol (TCP). IP mengirimkan data dalam bentuk datagram, karena memang IP hanya menyediakan layanan pengiriman data secara connectionless serta tidak andal (unreliable) kepada protokolprotokol yang berada lebih tinggi dibandingkan dengan protokol IP. Pengirimkan connectionless, berarti tidak perlu ada negosiasi koneksi (handshaking) sebelum mengirimkan data dan tidak ada koneksi yang harus dibuat atau dipelihara dalam lapisan ini. Unreliable, berarti IP akan mengirimkan paket tanpa proses pengurutan dan tanpa acknowledgment ketika pihak 11 yang dituju telah dapat diraih. IP hanya akan melakukan pengiriman sekali kirim saja untuk menyampaikan paket-paket kepada hop selanjutnya atau tujuan akhir (teknik seperti ini disebut sebagai "best effort delivery"). Keandalan data bukan merupakan tugas dari protokol IP, tapi merupakan protokol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol TCP. Bersifat independen dari lapisan antarmuka jaringan (lapisan pertama dalam DARPA Reference Model), karena memang IP didesain agar mendukung banyak komputer dan antarmuka jaringan. IP bersifat independen terhadap atribut lapisan fisik, seperti halnya pengabelan, pensinyalan, dan bit rate. Selain itu, IP juga bersifat independen terhadap atribut lapisan data link seperti halnya mekanisme Media access control (MAC), pengalamatan MAC, serta ukuran frame terbesar. IP menggunakan skema pengalamatannya sendiri, yang disebut sebagai "IP address", yang merupakan bilangan 32-bit dan independen terhadap skema pengalamatan yang digunakan dalam lapisan antarmuka jaringan. Untuk mendukung ukuran frame terbesar yang dimiliki oleh teknologi lapisan antarmuka jaringan yang berbeda-beda, IP dapat melakukan pemecahan terhadap paket data ke dalam beberapa fragmen sebelum diletakkan di atas sebuah saluran jaringan. Paket data tersebut akan dipecah ke dalam fragmenfragmen yang memiliki ukuran maximum transmission unit (MTU) yang lebih rendah dibandingkan dengan ukuran 12 datagram IP. Proses ini dinamakan dengan fragmentasi ([[Fragmentasi paket jaringan|fragmentation). Router atau host yang mengirimkan data akan memecah data yang hendak ditransmisikan, dan proses fragmentasi dapat berlangsung beberapa kali. Selanjutnya host yang dituju akan menyatukan kembali fragmen-fragmen tersebut menjadi paket data utuh, seperti halnya sebelum dipecah. Dapat diperluas dengan menggunakan fitur IP Options dalam header IP. Fitur yang dapat ditambahkan contohnya adalah kemampuan untuk menentukan jalur yang harus diikuti oleh datagram IP melalui sebuah internetwork IP. 13 BAB II IP Subnet 2.1 Pendahuluan Subnet mask digunakan untuk menentukan alokasi IP bagi komputer-komputer pada usatu jaringan local sehingga tiap computer dapat saling terhubung dalam jaringan.Subneting dapat juga berarti teknik pembagian sebuah network ID menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota yang lebih kecil. Subnet mask merupakan angka biner yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID menunjukkan lokasi suatu host, apakah ia berada pada jaringan lokal atau tidak Subnetting mempunyai kegunaan : 1. Menggabungkan teknologi jaringan yang berbeda. Adanya penggunaan teknologi yang berbeda dalam sebuah organisasi dalam jaringan LAN. 2. Mengatasi Ketebatasan Teknologi. Sebagian besaar teknologi LAN memiliki batas keampuan berdasarkan pada jumlah host yang terhubung, dan panjang total dari kabel. Pada subnet mask, bit-bit yang menyatakan network ID diset bernilai 1 sementara host ID diset bernilai 0. Dengan demikian untuk IP kelas 14 A, B, dan C dapat diketahui bahwa subnet masknya adalah seperti berikut; Kelas IP A B C Subnet mask 11111111.00000000.00000000.00000000 11111111.11111111.00000000.00000000 11111111.11111111.11111111.00000000 Dalam desimal 255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255.0 Tabel Subnet mask IP kelas A, B, C Hal ini sesuai dengan network ID dan host ID dari masing-masing kelas IP tersebut. Namun demikian kita bisa pula menggunakan subnet mask untuk menentukan letak suatu host dalam jaringan lokal. Sebagai contoh, bila kita mendapatkan alokasi IP kelas B, yaitu 167.20.x.x, maka kita bisa membagi alokasi IP ini menjadi beberapa buah jaringan lokal. Identitas jaringan lokal tersebut ditentukan dari bit-bit subnet mask ini. Dengan demikian IP untuk masing-masing host akan berbentuk seperti berikut, Network ID Subnet ID Host ID Gambar Format alamat IP dengan subnet mask Bila kita ingin membagi alokasi IP kelas B ini menjadi beberapa buah jaringan lokal dengan alokasi IP kelas C, kita bisa menggunakan subnet mask ini. Caranya adalah sebagai berikut, Karena network ID dari kelas B berjumlah 16 bit sementara network ID dari kelas C berjumlah 24 bit, maka selisihnya kita 15 jadikan sebagai subnet ID. Dengan demikian subnet ID akan berjumlah 8 bit. Subnet ID ini diset sebagai angka 1. Dengan demikian subnet mask untuk masing-masing jaringan lokal adalah sama dengan subnet mask untuk IP kelas C, yaitu 11111111.11111111.11111111.00000000 Dengan cara ini sebuah alamat IP kelas B dapat dibagi menjadi 256 jaringan lokal dengan IP kelas C, yaitu 167.20.0.x, 167.20.1.x, 167.20.2.x, …, 167.20.255.x. Cara penulisan ini tidak umum. Cara yang lebih umum adalah 167.20.0/16, 167.20.1/16, 167.20.2/16, …, 167.205.20.255/16. Angka 16 di sini menyatakan bahwa network ID terdiri dari 16 bit.Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. 16 BAB III IP Router 3.1 Pendahuluan Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak megnetahui jalur keseluruhan menuju tuuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan. Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dari trafik yang dibangkitkan oleh LAN yang lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap sebagai subnetwork yang berbeda. Merip dengan bridge, router da[at dihubungkan network interface yang berbeda. Router terletak pada Layer 3 dalam OSI, router hanya perlu mengetahui Net-Id (no mor jaringan) dari data yang diterimanya untuk diteruskan ke jaringan yang dituju. Router bekerja di lapisan ke 3 OSI Layer. Jika sebuah nerwork terhubung secara langsung, maka router sudah tahu bagaimana menghubungi network itu. Jika sebuah network tidak terhubung secara langsung, router harus mempelajari bagaimana cara mencapai network remote tersebut dengan dua cara : 17 mengguanakan routing statis,yang berarti seseorang harus mengetikan dengan tangan tentang semua lokasi network ke routing table,atau melalui apa yang disebut routing dinamis. Pada routing dinamis, sebuah protocol pada satu router berkomunikasi dengan protocol yang sama yang bekerja di router tetangga. Router kemudian akan saling melakuakan update tentang semua network yang mereka ketahui dan menempatkan informasi tersebut ke routing table. Jika suatu perubahan terjadi di network,maka protocol routing dinamis secara otomatis akan memberitahukan semua router tentang apa yang terjadi. Jika routing statis digunakan,maka seorang administrator bertanggung jawab untuk melakuakan update semua perubahan tersebut,secara manual ke semua router. Biasanya, pada sebuah network yang besar,digunakan kombinasi dari routing dinamis dan routing statis. 3.2 Proses Routing IP Proses routing IP sebenarnya cukup sederhana dan tidak berubah terhadap ukuran network yagn anda miliki. Sebagai contoh, kita akan menggunakan gambar berikut untuk menjelaskan langkah demi langkah tentang apa yang terjadi jika host A ingin berkomunikasi dengan host B di sebuah network yang berbeda. Host A -------------------- Lab A -----------------------Host B (172.16.20.1) (172.16.10.2) (172.16.20.2) 18 Pada contoh ini, seorang user di Host A melakukan ping ke alamat IP Host B. Routing tidak lebih sederhana dari ini, tetapi masih sendiri dari banyak langkah. Mari kita membahas langkah-langkah tersebut : 1. Internet Control Message Protocol (ICMP) menciptakan sebuah payload (data) pemintaan echo (di mana isinya hanya abjad di field data). 2. ICMP menyerahkan payload tersebut ke Internet Protocol (IP), yang lalu menciptakansebuah paket. Paling sedikit, paket ini berisi sebuah alamat asal IP, sebuah alamat tujuan IP, dan sebuah field protocol dengan nilai 01h (ingat bahwa Cisco suka menggunakan 0x di depan karakter heksadesimal , jadi di router mungkin terlihat seperti 0x01). Semua itu memberitahukan kepada host penerima tentang kepada siapa host penerima harus menyerahkan payload ketika network tujuan telah dicapai – pada contoh ini host menyerahkan payload kepada protocol ICMP. 3. Setelah paket dibuat, IP akan menentukan apakah alamat IP tujuan ada di network local atau network remote. 4. Karena IP menentukan bahwa ini adalah permintaan untuk network remote, maka paket perlu dikirimkan ke default gateway agar paket dapat di route ke network remote. Registry di Windows dibaca untuk mencari default gateway yang telah di konfigurasi. 19 5. Default gateway dari host 172.16.10.2 (Host A) dikonfigurasi ke 172.16.10.1. Untuk dapat mengirimkan paket ini ke default gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface Ethernet 0 dari router (yang dikonfigurasi dengan alamat IP 172.16.10.1 tersebut) Mengapa demikian? Agar paket dapat diserahkan ke layer data link,lalu dienkapsulasi menjadi frame, dan dikirimkan ke interface router yang terhubung ke network 172.16.10.0. Host berkomunikasi hanya dengan alamat hardware pada LAN local. Penting untuk memahami bahwa Host A, agar dapat berkomunikasi dengan Host B, harus mengirimkan paket ke alamat MAC (alamat hardware) dari default gateway di network local. 6. Setelah itu, cache ARP dicek untuk melihat apakah alamat IP dari default gateway sudah pernah di resolved (diterjemahkan) ke sebuah alamat hardware: Jika sudah, paket akan diserahkan ke layer data link untuk dijadikan frame (alamat hardaware dari host tujuan diserahkan bersama tersebut). Jika alamat hardware tidak tersedia di cache ARP dari host, sebuah broadcast ARP akan dikirimkan ke network local untuk mencari alamat hardware dari 172.16.10.1. Router melakukan respon pada permintaan tersebut dan menyerahkan alamat hardware dari Ethernet 0, dan host akan menyimpan (cache) alamat ini. Router juga akan melakukan cache alamat hardware dari host A di cache ARP nya. 20 7. Setelah paket dan alamat hardware tujuan diserahkan ke layer data link, maka driver LAN akan digunakan untuk menyediakan akses media melalui jenis LAN yang digunakan (pada contoh ini adalah Ethernet). Sebuah frame dibuat, dienkapsulasi dengan informasi pengendali. Di dalam frame ini alamat hardware dari host asal dan tujuan, dalam kasus ini juga ditambah dengan field EtherType yang menggambarkan protocol layer network apa yang menyerahkan paket tersebut ke layer data link- dalam kasus ini, protocol itu adalah IP. Pada akhir dari frame itu terdapat sebuah field bernama Frame Check Sequence (FCS) yang menjadi tempat penyimpanan dari hasil perhitungan Cyclic Redundancy Check (CRC). 8. Setelah frame selesai dibuat, frame tersebut diserahkan ke layer Physical untuk ditempatkan di media fisik ( pada contoh ini adalah kabel twisted-pair )dalam bentuk bit-bit, yang dikirim saru per satu. 9. Semua alat di collision domain menerima bit-bit ini dan membuat frame dari bit-bit ini. Mereka masing-masing melakukan CRC dan mengecek jawaban di field FCS. Jika jawabannya tidak cocok, frame akan dibuang. Jika CRC cocok, maka alamat hardware tujuan akan di cek untuk melihat apakah alamat tersebut cocok juga (pada contoh ini, dicek apakah cocok dengan interface Ethernet 0 dari router). Jika alamat hardware cocok, maka field Ether-Type dicek untuk mencari protocol yang digunakan di layer Network. 21 10. Paket ditarik dari frame, dan apa yang tertinggal di frame akan dibuang. Paket lalu diserahkan ke protocol yang tercatat di field Ether-Type—pada contoh ini adalah IP. 11. IP menerima paket dan mengecek alamat tujuan IP. Karena alamat tujuan dari paket tidak sesuai dengan semua alamat yang dikonfigurasi di router penerima itu sendiri, maka router penerima akan melihat pada alamat IP network tujuan di routing tablenya. 12. Routing table harus memiliki sebuah entri di network 172.16.20.0, jika tidak paket akan dibuang dengan segera dan sebuah pesan ICMP akan dikirimkan kembali ke alamat pengirim dengan sebuah pesan ―destination network unreachable‖ (network tujuan tidak tercapai) 13. Jika router menemukan sebuah entri untuk network tujuan di tabelnya, paket akan dialihkan ke interface keluar (exit interface)—pada contoh, interface keluar ini adalah interface Ethernet 1. 14. Router akan melakuakan pengalihan paket ke buffer Ethernet 1. 15. Buffer Ethernet 1 perlu mengetahui alamat hardware dari host tujuan dan pertama kali ia akan mengecek cache ARP-nya. Jika alamat hardware dari Host B sudah ditemukan, paket dan alamat hardware tersebut akan diserahkan ke layer data link untuk dibuat menjadi frame. Jika alamat hardware tidak pernah diterjemahkan atau di resolved oleh ARP (sehingga tidak dicatat di cache ARP), 22 router akan mengirimkan sebuah permintaan ARP keluar dari interface E1 untuk alamat hardware 172.16.20.2. Host B melakukan respon dengan alamat hardwarenya, dan paket beserta alamat hardware tujuan akan dikirimkan ke layer data link untuk dijadikan frame. 16. Layer data link membuat sebuah frame dengan alamat hardware tujuan dan asal , field Ether-Type, dan field FCS di akhir dari frame. Frame diserahkan ke layer Physical untuk dikirimkan keluar pada medium fisik dalam bentuk bit yang dikirimkan satu per satu. 17. Host B menerima frame dan segera melakuakan CRC. Jika hasil CRC sesuai dengan apa yang ada di field FCS, maka alamat hardware tujuan akan dicek. Jika alamat host juga cocok, field Ether-Type akan di cek untuk menentukan protocol yang akan diserahi paket tersebut di layer Network—Pada contoh ini, protocol tersebut adalah IP. 23 BAB IV IP DATAGRAM 4.1 Pendahuluan Paket dalam lapisan IP disebut dengan datagram. Gambar ―Header Protocol IP‖ memperlihatkan datagram sebuah IP. Datagram IP panjangnya variabel yang terdiri atas data dan header. Panjang header bisa antara 20 sampai 60 byte. Header ini memuat informasi yang penting sekali untuk keperluan routing dan pengiriman. Berikut penjelasan tentang isi daripada header : Ver/Version Field Version mengawasi versi protokol pada datagram. Dengan memasukkan versi pada setiap datagram akan dimungkinkan untuk mempunyai transmisi antara dua buah versi, dimana sebagian mesin mengoperasikan versi lama dan mesin lainnya menjalankan versi baru. Dalam hal ini versi protokol IP yang dipakai dan saat ini versi IP yang dipakai ialah IP versi 4 (IPv4). (versi terbaru IPv6) 24 Gambar : Header Protokol IP IHL (Internet Header Length) Panjang Header Panjang header ditentukan oleh field yang ada pada header yaitu IHL, panjang header itu sendiri mengikuti dari panjang IHL, yaitu 32 bit words. Panjang minimun adalah 5 yang dipakai apabila tidak ada option, nilai maksimun field 4 bit ini adalah 15, yang membatasi header pada 60 byte sehingga field option mempunyai panjang 40 byte. Untuk beberapa option, seperti option yang mencatat route yang dipakai paket, 40 byte sangat tidak mencukupi. Hal ini akhirnya menyebabkan option menjadi tidak berguna. 25 Type of Service Jenis Pelayanan Service type: Ada 8 bit yang menginformasikan bagaimana datagram harus ditangani oleh router. Field ini dibagi menjadi 2 subfield yakni: precedence (3 bit) dan service type (TOS=Type Of Service) (4 bit). Sisa bit tidak digunakan. Arti ke 8-bit tersebut adalah : Bit Diskripsi 0–2 Prioritas, tingkat 0 s/d tingkat 7 Tingkat 0: Normal Tingkat 7: Prioritas paling tinggi 3 Indikasi tundaan: 0= normal; 1= rendah 4 Indikasi Throughput: 0= normal; 1= tinggi 5 Indikasi Keandalan: 0= normal; 1= tinggi 26 6–7 Cadangan untuk penggunaan akan datang IP standar tidak menetapkan aksi khusus terhadap harga Type of Service ini. Beberapa host dan router mengabaikan type of Service ini dan beberapa yang lain mempergunakannya untuk membuat keputusan perutean. Total length Terdiri dari 16-bitPanjang Datagram IP. Panjang datagram IP maksimumnya adalah 65.535 byte meliputi segala hal dalam delay-header dan data. Namun untuk masa depan akan membutuhkan datagram yang lebih besar lagi. Identifier / Identification terdiri dari 16-bit. Identification diperlukan untuk mengizinkan host tujuan menentukan datagram pemilik fragment yang baru datang. Semua fragment suatu datagram 27 berisi nilai Identification yang sama, sehingga ia dapat melakukan perakitan kembali (reassembly) datagram tersebut. Flagterdiri dari 3-bit. Flag diperlukan untuk menjaga agar fragment datagram tetap utuh ( tidak terpotong-potong ) dan memberikan tanda bahwa fragment datagram telah tiba. Arti ketiga bit tersebut adalah : - Bit ke-1 : untuk cadangan, biasanya dibuat tetap O. - Bit ke-2 : 0 = datagram boleh dipecah (may fragment). - 1 = datagram tak boleh dipecah (don't fragment). - Bit ke- 3 : 0 = pecahan datagram yang terakhir (last fragment). - 1 = bukan pecahan datagram yang terakhir (more fragment). Fragment Offset. Untuk memberitahukan di antara datagram mana yang ada pada saat itu yang memiliki fragment yang bersangkutan. Seluruh fragment kecuali yang terakhir di dalam datagram harus 28 merupakan perkalian 8 byte, yaitu satuan fragment elementer. Karena tersedia 13 bit, maka terdapat nilai maksimum fragment per datagram, yang menghasilkan panjang datagram maksimum 65.536 byte dimana lebih besar dari panjang datagram IP. Time to Live. Counter yang digunakan untuk membatasi umur paket. Field ini diharapkan dapat menghitung waktu dalam detik, yang memungkinkan umur maksimum 225 detik. Counter harus diturunkan pada setiap hop dan diturunkan beberapa kali bila berada dalam antrian router dalam waktu yang lama. Pada kenyataannya, field ini hanya menghitung hop. Ketika counter mencapai nol, paket dibuang dan paket peringatan dikirimkan kembali ke host sumber. Feature ini mencegah datagram agar tidak kehilangan arah, sesuatu yang mungkin terjadi bila tabel routing rusak. Transport Protocol Field ini berisi 8 bit yang mendefinisikan lapisan protokol di atasnya menggunakan layanan lapisan IP. Sebuah datagram IP dapat membungkus data dari beberapa tingkat 29 protokol di atasnya seperti TCP, UDP, ICMP dan IGMP. Ketika protokol IP me-multiplex dan me-demultiplex data dari tingkatan protokol di atasnya, nilai field ini menolong proses ketika datagram sampai ke tujuan alamat akhir. Header Checksum Hanya melakukan verifikasi terhadap header saja. Checksum ini sangat berguna untuk mendeteksi error yang dihasilkan oleh memory yang buruk di dalam router. Algoritma adalah dengan menambah semua half-word 16 bit pada saat checksum datang, dengan menggunakan perhitungan komplemen satu dan mengambil komplemen satunya sebagai hasilnya. Agar algoritma ini dapat berfungsi, Header checksum diasumsikan bernilai 0 pada saat datang. Algoritma ini lebih baik dibandingkan dengan bila menggunakan penambahan biasa. Perlu dicatat bahwa Header checksum harus dihitung kembali di setiap hop, karena sedikitnya sebuah field selalu berubah ( field Time to Live – TTL ). Akan tetapi cara tertentu dapat digunakan untuk mempercepat perhitungan. Source Address dan Destinasion Address. 30 Menandai nomor jaringan dan nomor host. Source address 32 bit berisi informasi alamat IP dari host pengirim. Destination address 32 bit yang berisi informasi alamat IP tujuan. Option. Header datagram IP mempunyai panjang yang tetap yakni 20 byte. Sedangkan panjang header yang variabel adalah 40 byte. Oleh sebab itu header datagram IP berkisar antara 20 hingga 60 byte. Panjang header variabel ini adalah option. Yang digunakan untuk kepentingan pengetesan dan debugging. Option mempunyai panjang yang dapat diubah-ubah. Masingmasing diawali dengan kode-kode bit yang mengindentifikasikan option. Sebagian option diikuti oleh field option yang panjangnya 1 byte, kemudian oleh satu atau lebih byte-byte data. 31 diantaranya : - Strict Source Route: berisi sederetan alamat IP dari routerrouter yang akan dikunjungi dalam melewati jalan untuk mencapai host tujuan. Router-router ini juga akan dilewati oleh trafik yang kembali dari tujuan ke sumber. - Loose Source Route: berisi daftar alamat .IP dari routerrouter yang akan dikunjungi dalam melewati jalan untuk mencapai host tujuan. Loose Source Route ini berfungsi terutama hanya sebagai penunjuk jalan dalam mencapai host tujuan, sehingga trafik dapat melewati beberapa router antara tambahan lainnya yang terdapat disepanjang jalan yang akan dilaluinya. - Record Route: berisi daftar alamat IP dari router-router yang dikunjungi oleh suatu datagram. Setiap router yang dikunjungi oleh datagram disepanjang jalan dalam mencapai tujuan alamat IP nya akan ditambahkan kedalam daftar tersebut. Panjang medan daftar ini di-set oleh pengirim pada ukuran yang memungkinkan tidak akan penuh sebelum datagram tersebut mencapai host tujuan. 32 - Timestamp : medan tempat catatan rekaman waktu saat datagram dikirimkan. Setiap simpul yang dikunjungi oleh datagram tersebut dalam\ perjalanannya menuju host tujuan akan menambahkan catatan rekaman waktu ini. Gambar : Timestamp - Padding, jumlah bitnya variabel: digunakan untuk menjamin bahwa akhir header IP adalah kelipatan 32-bit. Padding terdiri dari option-option : 1. Option Security, menyatakan sejauh mana kerahasiaan informasinya, dengan kata lain menspesifikasikan tingkat kerahasiaan datagram. 2. Option Strict Source Routing, memberikan lintasan lengkap dari sumber ke tujuan dalam bentuk sejauh 33 alamat IP. Datagram diperlukan untuk mengikuti lintasan eksa tersebut. 3. Option Loose Source Routing, mengharuskan paket melintasi daftar router yang telah ditentukan, dan dalam urutan yang telah ditentukan, tapi tidak diizinkan untuk melewati router lainnya selama perjalanannya. 4. Option Record Route, memberitahukan router-router di sepanjang lintasan agar menambah alamat IP-nya ke field option. 5. Option Times Stamps, mirip dengan option record route kecuali disamping merekam alamat IP 32 byte-nya setiap router juga perlu merekam time stamp 32 byte. - Data, jumlah bitnya variabel: menyatakan panjang informasi. Panjang data harus kelipatan 8-bit (oktet). panjang maksimum data plus header adalah 65535 oktet dan minimum adalah 576 oktet 34 Fragmemntasi Dalam perjalanannya menuju tujuan, data akan melewati berbagai macam interfaceyang berbeda. Dimana masing-masing interface memiliki kemampuan yang berbeda untukmengirimkan frame data. Kemampuan ini disebut Maximum Transfer Unit (MTU). Batasmaksimum data dapat ditempatkan dalam 1 frame.IP dapat memisahkan data yang terkirim menjadi sebesar MTU. Proses pemisahan inidisebut fragmentasi (fragmentation). Enkapsulasi Datagram Ingat bahwa ukuran maksimum datagram IP adalah 65,535 octets (IPv4) Agar proses pengangkutan datagram di internet dapat dilakukan secara efisien, maka lebih dikekehendaki bahwa datagram dapat dipetakan secara langsung ke dalam satu frame jaringan fisik (data link networks 35 BAB V IP CIDR 5.1 Pendahuluan Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah metodologi pengalokasian alamat IP dan routing paket Internet Protocol. Saat itu diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan arsitektur menangani desain jaringan sebelum classful di Internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel routing pada router di Internet, dan membantu memperlambat kelelahan cepat alamat IPv4. Alamat IP yang digambarkan sebagai terdiri dari dua kelompok bit di alamat: bagian paling penting adalah alamat jaringan yang mengidentifikasi seluruh jaringan atau subnet dan bagian paling penting adalah host identifier, yang menentukan antarmuka host tertentu pada jaringan itu. Divisi ini digunakan sebagai dasar lalu lintas routing antara jaringan IP dan untuk kebijakan alokasi alamat. desain jaringan classful untuk IPv4 ukuran alamat jaringan sebagai satu atau lebih kelompok 8-bit, sehingga blok dari Kelas A, B, C atau alamat. Classless Inter-Domain Routing mengalokasikan ruang alamat ke penyedia layanan Internet dan pengguna akhir pada setiap batas bit 36 alamat, bukan pada segmen 8-bit. Dalam IPv6, namun pengenal host memiliki ukuran tetap 64 bit dengan konvensi, dan subnet yang lebih kecil tidak pernah dialokasikan kepada pengguna akhir. Notasi CIDR menggunakan sintaks yang menentukan alamat IP untuk IPv4 dan IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan diikuti dengan sebuah garis miring dan ukuran prefix routing, misalnya, 192.168.0.0/16 (IPv4), dan 2001: db8:: / 32 (IPv6). 5.2 Latar Belakang Selama dekade pertama Internet modern setelah penemuan Domain Name System (DNS) itu menjadi jelas bahwa sistem diciptakan berdasarkan desain jaringan classful pembagian ruang alamat dan routing paket IP tidak terukur. Untuk mengatasi kekurangan, Internet Engineering Task Force diterbitkan pada tahun 1993 yang baru standar, RFC 1518 dan RFC 1519, untuk mendefinisikan konsep baru dari alokasi blok alamat IP dan metode baru routing paket IPv4. Sebuah versi baru dari spesifikasi ini diterbitkan sebagai RFC 4632 pada tahun 2006. [4] 37 Alamat IP dianggap sebagai terdiri dari dua bagian: mengidentifikasi jaringan-prefix diikuti oleh pengenal host dalam jaringan itu. Dalam arsitektur jaringan sebelum classful, alokasi alamat IP didasarkan pada oktet (segmen batas 8-bit) dari alamat IP 32-bit, memaksa baik 8, 16, atau prefiks jaringan 24-bit. Dengan demikian, alokasi terkecil dan blok routing hanya berisi alamat-256 terlalu kecil untuk sebagian besar perusahaan, dan blok yang lebih besar berikutnya berisi alamat-65.536 terlalu besar untuk digunakan secara efisien oleh bahkan organisasi besar. Hal ini menyebabkan inefisiensi dalam menggunakan alamat serta routing karena jumlah besar dialokasikan kecil (kelas-C) jaringan dengan pengumuman rute individu, yang terpisah secara geografis dengan sedikit kesempatan untuk agregasi rute, menciptakan permintaan alat berat pada routing. Sebagai eksperimental TCP / IP jaringan diperluas ke internet selama tahun 1980-an, kebutuhan untuk skema pengalamatan yang lebih fleksibel menjadi semakin jelas. Hal ini menyebabkan perkembangan berturut-turut subnetting dan CIDR. Karena perbedaan kelas lama diabaikan, sistem baru itu disebut tanpa kelas routing. Hal ini didukung oleh protokol routing modern, seperti RIP-2, EIGRP, IS- 38 IS dan OSPF. Hal ini menyebabkan sistem yang asli yang disebut, dengan back-formasi, routing classful. 5.3 VLSM Classless Inter-Domain Routing didasarkan pada variabelpanjang subnet masking (VLSM) yang memungkinkan jaringan yang akan dibagi ke dalam subnet berukuran berbeda. Hal ini memungkinkan penggunaan yang efisien dari subnet dan menghindari membuang-buang alamat IP. subnet masker Variabel-panjang disebutkan di RFC 950 (1985). 5.4 CIDR mencakup: o Teknik VLSM dengan kualitas efektif menetapkan prefiks sewenang-wenang-panjang. Alamat dalam notasi CIDR ditulis dengan akhiran yang menunjukkan jumlah bit pada awalan, seperti 192.168.0.0/16, di mana / 16 adalah akhiran, dan 192.168.0.0 adalah awalan. o Agregasi dari prefiks beberapa bersebelahan ke supernets, dan, sedapat mungkin di Internet, agregat iklan, sehingga mengurangi jumlah entri pada tabel routing global. Agregasi 39 menyembunyikan berbagai tingkat subnetting dari tabel routing internet, dan membalikkan proses subnetting dengan VLSM. o Proses administrasi mengalokasikan blok alamat untuk organisasi berdasarkan pada kebutuhan aktual dan jangka pendek mereka diproyeksikan. 5.5 Perbandingan Antara VLSM dan CIDR o VLSM digunakan untuk menerapkan subnet yang berbeda ukuran, tetapi CIDR digunakan untuk mengimplementasikan supernetting [5] o Notasi CIDR digunakan di semua jenis pengalamatan Classless IP: subnetting, / VLSM subnet yang berbeda ukuran, CIDR / supernetting o Untuk titik pandang sejarah, lihat Mengatasi Alokasi IPv4 5.6 Blok CIDR CIDR adalah terutama standar, bitwise awalan berbasis bagi penafsiran alamat IP. Hal memfasilitasi routing dengan memungkinkan blok alamat yang akan dikelompokkan bersama ke dalam satu entri tabel routing. Kelompok-kelompok ini, biasa disebut 40 blok CIDR, berbagi awal urutan bit dalam representasi biner alamat IP mereka. IPv4 CIDR blok diidentifikasi menggunakan sintaks yang sama dengan alamat IPv4: alamat empat bagian bertitik-desimal, diikuti oleh tanda garis miring, maka angka 0 hingga 32: ABCD / N. Bagian desimal bertitik ditafsirkan, seperti alamat IPv4, sebagai bilangan biner 32-bit yang telah rusak menjadi empat oktet. Nomor berikut slash adalah panjang awalan, jumlah bit awal bersama, menghitung dari bit yang paling signifikan alamat. Ketika hanya menekankan ukuran jaringan, istilah seperti / 20 digunakan, yang merupakan blok CIDR dengan awalan 20-bit yang tidak ditentukan. Sebuah alamat IP adalah bagian dari sebuah blok CIDR, dan dikatakan untuk mencocokkan awalan CIDR jika bit N awal dari alamat dan awalan CIDR adalah sama. Jadi, pemahaman CIDR mensyaratkan bahwa alamat IP akan divisualisasikan dalam biner. Karena panjang alamat IPv4 memiliki 32 bit, sebuah prefix CIDR Nbit bit daun 32-N tertandingi, yang berarti bahwa 232-N korek alamat IPv4 CIDR diberikan prefiks N-bit. Shorter CIDR prefiks alamat lebih cocok, sedangkan pertandingan lagi CIDR prefiks lebih sedikit. 41 Sebuah alamat CIDR dapat mencocokkan beberapa prefiks dengan panjang yang berbeda. CIDR juga digunakan dengan alamat IPv6 sintaks dan semantik yang identik. Panjang prefiks dapat berkisar 0-128, karena jumlah bit yang lebih besar di alamat tersebut, namun, dengan konvensi subnet pada jaringan lapisan MAC siaran selalu memiliki pengenal host 64bit. prefiks lebih besar jarang digunakan bahkan pada link point-topoint. 5.7 Penugasan blok CIDR Ditugaskan Internet Numbers Authority (IANA) masalah untuk Regional Internet Registries (RIR) besar, pendek-awalan (biasanya / 8) blok CIDR. Sebagai contoh, 62.0.0.0 / 8, dengan lebih dari enam belas juta alamat, ini dikelola oleh RIPE NCC, yang RIR Eropa. RIR, masing-masing bertanggung jawab untuk wilayah tunggal, besar, geografis (seperti Eropa atau Amerika Utara), kemudian membagi alokasi-alokasi ke blok yang lebih kecil dan masalah mereka untuk pendaftar Internet lokal. Proses pengelompokan ini dapat diulang beberapa kali pada berbagai tingkat delegasi. Akhir subnet jaringan pengguna menerima ukuran sesuai dengan ukuran jaringan mereka 42 dan proyeksi kebutuhan jangka pendek. Jaringan dilayani oleh ISP tunggal didorong oleh rekomendasi IETF untuk mendapatkan ruang alamat IP secara langsung dari ISP mereka. Jaringan dilayani oleh beberapa ISP, di sisi lain, sering dapat memperoleh blok CIDR independen langsung dari RIR yang sesuai. Sebagai contoh, pada akhir tahun 1990an, alamat IP 208.130.29.33 (sejak ditugaskan) digunakan oleh www.freesoft.org. Analisis alamat ini mengidentifikasi tiga prefiks CIDR. 208.128.0.0/11, sebuah blok CIDR besar berisi lebih dari 2 juta alamat, telah ditugaskan oleh ARIN (Amerika Utara RIR) untuk MCI. Penelitian Otomasi Sistem, sebuah VAR Virginia, sewa koneksi Internet dari MCI dan diberi blok 208.130.28.0/22, hanya mampu menangani lebih dari 1000 perangkat. ARS menggunakan / 24 blok untuk server yang dapat diakses publik, yang merupakan salah satu 208.130.29.33. Semua prefiks CIDR akan digunakan, di lokasi yang berbeda dalam jaringan. Di luar jaringan MCI's, awalan 208.128.0.0/11 akan digunakan untuk mengarahkan lalu lintas MCI tidak terikat hanya untuk 208.130.29.33, tetapi juga untuk setiap dari sekitar dua juta 43 alamat IP dengan 11 bit awal yang sama. Dalam jaringan MCI's, 208.130.28.0/22 akan menjadi terlihat, mengarahkan lalu lintas ke leased line melayani ARS. Hanya dalam jaringan ARS perusahaan akan awalan 208.130.29.0/24 telah digunakan. 5.8 Subnet masks Sebuah subnet mask adalah bitmask yang dikode oleh panjang prefiks dalam notasi quad-bertitik: 32 bit, dimulai dengan sejumlah 1 bit sama dengan panjang prefiks, berakhir dengan 0 bit, dan dikodekan dalam empat bagian bertitik-format desimal. Sebuah subnet mask mengkodekan informasi yang sama sebagai awalan panjang, tapi ada sebelum munculnya CIDR. Namun, dalam notasi CIDR, bit-bit prefix selalu berdekatan, sedangkan subnet mask dapat menentukan bit noncontiguous. Namun, ini tidak memiliki keunggulan praktis untuk meningkatkan efisiensi. 5.9 Prefix aggregation CIDR adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting atau summarization rute. Sebagai contoh, enam belas 44 berbatasan / 24 jaringan (sebelumnya Kelas C) dapat dikumpulkan dan diiklankan ke jaringan yang lebih besar sebagai rute tunggal / 20, jika 20 bit pertama dari alamat jaringan mereka cocok. Dua sejajar bersebelahan / 20s kemudian dapat dikumpulkan ke / 19, dan sebagainya. Hal ini memungkinkan penurunan yang signifikan dalam jumlah rute yang harus diiklankan. IP/CIDR Δ to last IP Mask addr a.b.c.d/3 +0.0.0.0 2 a.b.c.d/3 +0.0.0.1 +0.0.0.3 8 255.255.255.2 1 255.255.255.2 1 /256 C 2 1/128 C d = 0 ... (2n) ... 254 255.255.255.2 4 1/64 C d = 0 ... (4n) ... 252 8 1/32 C d = 0 ... (8n) ... 248 16 1/16 C d = 0 ... (16n) ... 52 +0.0.0.7 9 a.b.c.d/2 Notes 54 0 a.b.c.d/2 Class (*) 55 1 a.b.c.d/3 Hosts 255.255.255.2 48 +0.0.0.15 255.255.255.2 40 240 45 a.b.c.d/2 +0.0.0.31 7 a.b.c.d/2 +0.0.0.63 +0.0.0.127 +0.0.0.255 +0.0.1.255 +0.0.3.255 255.255.255.1 255.255.255.0 255.255.254.0 255.255.252.0 +0.0.7.255 255.255.248.0 +0.0.15.255 d = 0, 64, 128, 192 128 1/2 C d = 0, 128 256 1C 512 2C c = 0 ... (2n) ... 254 1,024 4C c = 0 ... (4n) ... 252 2,048 8C c = 0 ... (8n) ... 24 16 C c = 0 ... (16n) ... 255.255.240.0 4,096 00 +0.0.31.255 9 a.b.c.0/1 1/4 C 00 0 a.b.c.0/1 64 00 1 a.b.c.0/2 255.255.255.1 00 2 a.b.c.0/2 224 00 3 a.b.c.0/2 d = 0 ... (32n) ... 28 4 a.b.c.0/2 1/8 C 92 5 a.b.c.0/2 32 24 6 a.b.c.d/2 255.255.255.2 255.255.224.0 240 8,192 32 C 00 +0.0.63.255 255.255.192.0 c = 0 ... (32n) ... 224 16,384 64 C c = 0, 64, 128, 192 46 8 a.b.c.0/1 00 +0.0.127.255 7 a.b.0.0/1 +0.0.255.255 +0.1.255.255 +0.3.255.255 4 a.b.0.0/1 255.255.000.0 c = 0, 128 65,536 256 C = 00 5 a.b.0.0/1 32,768 128 C 00 6 a.b.0.0/1 255.255.128.0 +0.7.255.255 3 1B 255.254.000.0 131,07 2 B 00 2 255.252.000.0 262,14 4 B 00 4 255.248.000.0 524,28 8 B 00 8 a.b.0.0/1 +0.15.255.25 255.240.000.0 1,048, 2 5 00 576 a.b.0.0/1 +0.31.255.25 255.224.000.0 2,097, 1 5 00 152 a.b.0.0/1 +0.63.255.25 255.192.000.0 4,194, 0 5 00 304 a.b.0.0/9 +0.127.255.2 255.128.000.0 8,388, 55 00 608 16 B b = 0 ... (2n) ... 254 b = 0 ... (4n) ... 252 b = 0 ... (8n) ... 248 b = 0 ... (16n) ... 240 32 B b = 0 ... (32n) ... 224 64 B b = 0, 64, 128, 192 128 B b = 0, 128 47 a.0.0.0/8 a.0.0.0/7 a.0.0.0/6 a.0.0.0/5 a.0.0.0/4 a.0.0.0/3 a.0.0.0/2 +0.255.255.2 255.000.000.0 16,777 256 B = 55 00 ,216 +1.255.255.2 254.000.000.0 33,554 2 A 55 00 ,432 +3.255.255.2 252.000.000.0 67,108 4 A 55 00 ,864 +7.255.255.2 248.000.000.0 134,21 8 A 55 00 7,728 +15.255.255. 240.000.000.0 268,43 16 A a = 0 ... (16n) ... 255 00 5,456 240 +31.255.255. 224.000.000.0 536,87 32 A a = 0 ... (32n) ... 255 00 0,912 224 +63.255.255. 192.000.000.0 1,073, 255 00 741,82 1A a = 0 ... (2n) ... 254 a = 0 ... (4n) ... 252 a = 0 ... (8n) ... 248 64 A a = 0, 64, 128, 192 128 A a = 0, 128 4 a.0.0.0/1 +127.255.255 128.000.000.0 2,147, .255 483,64 00 8 0.0.0.0/0 +255.255.255 000.000.000.0 4,294, 256 A 48 .255 00 967,29 6 Perhatikan bahwa subnet untuk disalurkan lebih besar dari / 31 atau / 32, 2 perlu dipotong dari jumlah alamat host yang tersedia alamat terbesar adalah (konvensional [6]) digunakan sebagai alamat broadcast, dan biasanya alamat terkecil digunakan untuk mengidentifikasi jaringan itu sendiri. Lihat RFC 1812 untuk lebih detail. Hal ini juga umum untuk IP gateway untuk subnet yang menggunakan alamat, yang berarti bahwa Anda akan mengurangi 3 dari jumlah host yang dapat digunakan yang dapat digunakan pada subnet. 49 Daftar Pustaka http://book.bojonegoro.go.id/base_routing.php http://lecturer.eepisits.edu/amang/pdf/distance_vector.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP http://www.total.or.id/info.php?kk=IP%20Address http://www.sysneta.com/diagram-jaringan-komputer http://sipx-wiki.calivia.com/index.php/Architecture_Diagram http://iklanprima.info/search/online+ip+cidr++vlsm+supernet+cal culator http://compnetworking.about.com/od/workingwithipaddresses/a/c idr_notation.htm 50