Modul WAN

advertisement
Modul WAN
IP Address,IP Subnet,IP Router,IP Datagram,IP CIDR
Oleh :
 Intan Saputri Marpaung (08)
 Yuvidah A (25)
PEMERINTAH KOTA MALANG
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 8 MALANG
BERSERTIFIKASI INTERNASIONAL
Jl. Teluk Pacitan (0341) 479148 Fax (0341) 479164
Website : Http://www.smkn8mlg.sch.id Email : [email protected]
KATA PENGANTAR
Penyusun memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan pembuatan buku modul WAN dengan baik.
Penyusunan Modul ini sebagai prasyarat sebagai nilai tugas
untuk syarat kelulusan nilai ujian yang ada di SMK Negeri 8 Malang.
Penyusun mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalm
menyelesaikan modul WAN ini. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Guru Mata Pelajaran WAN yang telah member kami
tugas untuk menyusun modul ini.
2. Rekan penyusun yang telah bekerja sama dalam membantu
menyelesaikan modul ini.
3. Kedua Orang Tua yang telah memberikan semangat Dan
membiayai sampai selesainya laporan ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
penyusun pribadi maupun pembaca. Amin.
Malang, 27 Mei 2010
Penyusun
.………………
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………..
Daftar Isi …….………………………………………..
Bab I Materi IP Address
1.1 Pendahuluan…………………………………
1.2 Format IP Address…………………………..
1.3 Pembbagian Kelas IP Address………………
1.4 Address Khusus…………………………….
1.5 Aturan Dasar Pemilihan Network dan Host ID..
1.6 Informasi Mengenai IP……………………..
Bab II Materi IP Subnet
2.1 Pendahuluan………………………………..
Bab III Materi IP Routing
3.1 Pendahuluan…………………………………
Bab IV Materi IP Datagram
4.1 Pendahuluan
Bab V Materi IP CIDR
5.1 Pendahuluan
5.2 Latar Belakang
Penutup……….………………………………………….
Daftar Pustaka……………………………………………
3
BAB I
IP ADDRESS
1.1 Pendahuluan
IP Address adalah alamat yang diberikan pada jaringan
computer dan peralatan jaringannya sehingga merupakan meted
pengalamatan yang telah diterima diseluruh dunia. IP
berupa
angka yang unik. Didalam Ip terdiri dari dua bagian, yaitu Nework
ID dan Host ID.Network ID menunjukkan nomor network
sedangkan Host ID mengidentifikasi host dalam satu network.
1.2 Format IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang per IP
dipisahkan oleh titik(.). Dalam IP terdiri atas empat octet, satu
octet terdiri 8 bit. Bentuk IP Address dapat dituliskan sebagai
berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi
IP
Address
ini
punya
range
00000000.00000000.00000000.00000000
11111111.11111111.11111111.11111111.
dari
atau
Notasi
Ip
address
dengan menggunakan bilangan biner .
1.3 Pembagian Kelas IP Address
IP digambarkan
dengan sederetan angka berupa
kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255 yang masing-masing
dipisahkan oleh tanda titik (.), mulai dari 0.0.0.1 hingga
4
255.255.255.255.
IP Address data dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni
bagian network(Net ID) dan bagian host (Host ID). Net ID
berperan
untuk
identifikasi
lain,sedangkan host
suatu
network
dari
network
ID untuk identifikasi host dalam suatu
network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang
sama memiliki net
ID yang sama pula. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP
Address merupakan network bit/network number ,sisanya untuk
host. IP Address dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas A, kelas B,
kelas C, kelas D, kelas E. Perbedaaan tiap
kelas adalah pada
ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit
jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap
jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara
umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E
utnuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protokol
menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa
bit pertama. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut ini :
 Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net
ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP
address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada
kelas A terdapat 127 network). IP address kelas A diberikan
untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP
kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:
5
0-127
0nnnnnnn
0-255
0-255
0-255
hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Network ID
Host ID
IP Address kelas A
 Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte
pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID
adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID
sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address
167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID =
26.161.
Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx
sampai 191.155.xxx.xxx, yakni
berjumlah 65.255 network.IP kelas B dapat dilukiskan pada gambar
berikut ini :
128-191
10nnnnnn
0-255
nnnnnnnn
0-255
hhhhhhhh
Network ID
0-255
hhhhhhhh
Host ID
IP Address kelas B
6
 IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan
berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address
kelas C selalu diset 111.
Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya
sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan
masing-masing network memiliki 256 host. IP kelas C dapat
dilukiskan pada gambar berikut ini :
192-223
nnnnn
0-255
nnnnnnnn
0-255
nnnnnnnn
Network ID
0-255
hhhhhhhh
Host ID
IP Address kelas C
 IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting.
4 bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga
byte pertamanya berkisar antara 224- 247, sedangkan bit-bit
berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang
menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak
dikenal istilah network ID dan host ID.
 IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan
umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111
sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
7
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang
digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan
network prefix adalah dengan
tanda slash ―/‖ yang diikuti angka yang menunjukkan panjang
network prefix ini dalam
bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx
digunakan penulisan
167.205/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network
prefix kelas B.
1.4 Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host,ada
beberapa jeniis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan
tidak boleh digunakkan untuk pengenalan host. Address tersebut
adalah :
 Network Address
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan
internet. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi
routing pada Internet. Router cukup melihat network address untuk
menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan.
 Broadcast Address
8
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang
haarus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network.
Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang
memproses data tersebut.
 Multicast Address
Kelas A,B,C adalah address yang digunakan untuk komunikasi adalah
address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang
menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya datagram/paket
memiliki address tujuan berupa satu host tertentu.
1.5 Aturan Dasar Pemilihan Network ID dan Host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network
ID dan host ID yang digunakan :
 Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback
yakni IP
address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya
sendiri.
 Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast.
ID ini
merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
 Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
9
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat
network
digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
 Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID
yang sama.
2.6 Informasi Mengenai IP

IP menawarkan layanan sebagai protokol antar jaringan
(inter-network), karena itulah IP juga sering disebut
sebagai protokol yang bersifat routable.
Header IP
mengandung informasi yang dibutuhkan untuk menentukan rute
paket, yang mencakup alamat IP sumber (source IP address)
dan alamat IP tujuan (destination IP address). Anatomi alamat
IP terbagi menjadi dua bagian, yakni alamat jaringan (network
address) dan alamat node (node address/host address).
Penyampaian paket antar jaringan (umumnya disebut sebagai
proses routing), dimungkinkan karena adanya alamat jaringan
tujuan dalam alamat IP. Selain itu, IP juga mengizinkan
pembuatan sebuah jaringan yang cukup besar, yang disebut
sebagai IP internetwork, yang terdiri atas dua atau lebih
jaringan yang dihubungkan dengan menggunakan router
berbasis IP.

IP mendukung banyak protokol klien, karena memang IP
merupakan "kurir" pembawa data yang dikirimkan oleh
10
protokol-protokol lapisan yang lebih tinggi dibandingkan
dengannya. Protokol IP dapat membawa beberapa protokol
lapisan tinggi yang berbeda-beda, tapi setiap paket IP hanya
dapat mengandung data dari satu buah protokol dari banyak
protokol tersebut dalam satu waktu. Karena setiap paket dapat
membawa satu buah paket dari beberapa paket data, maka harus
ada cara yang digunakan untuk mengidikasikan protokol lapisan
tinggi dari paket data yang dikirimkan sehingga dapat
diteruskan kepada protokol lapisan tinggi yang sesuai pada sisi
penerima. Mengingat klien dan server selalu menggunakan
protokol
yang
sama
untuk
sebuah
data
yang
saling
dipertukarkan, maka setiap paket tidak harus mengindikasikan
sumber dan tujuan yang terpisah. Contoh dari protokol-protokol
lapisan yang lebih tinggi dibandingkan IP adalah Internet
Control
Management
Protocol
(ICMP),
Internet
Group
Management Protocol (IGMP), User Datagram Protocol (UDP),
dan Transmission Control Protocol (TCP).

IP mengirimkan data dalam bentuk datagram, karena
memang IP hanya menyediakan layanan pengiriman data secara
connectionless serta tidak andal (unreliable) kepada protokolprotokol yang berada lebih tinggi dibandingkan dengan
protokol IP. Pengirimkan connectionless, berarti tidak perlu ada
negosiasi koneksi (handshaking) sebelum mengirimkan data
dan tidak ada koneksi yang harus dibuat atau dipelihara dalam
lapisan ini. Unreliable, berarti IP akan mengirimkan paket tanpa
proses pengurutan dan tanpa acknowledgment ketika pihak
11
yang dituju telah dapat diraih. IP hanya akan melakukan
pengiriman sekali kirim saja untuk menyampaikan paket-paket
kepada hop selanjutnya atau tujuan akhir (teknik seperti ini
disebut sebagai "best effort delivery"). Keandalan data bukan
merupakan tugas dari protokol IP, tapi merupakan protokol
yang berada pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya
protokol TCP.

Bersifat independen dari lapisan antarmuka jaringan
(lapisan pertama dalam DARPA Reference Model), karena
memang IP didesain agar mendukung banyak komputer dan
antarmuka jaringan. IP bersifat independen terhadap atribut
lapisan fisik, seperti halnya pengabelan, pensinyalan, dan bit
rate. Selain itu, IP juga bersifat independen terhadap atribut
lapisan data link seperti halnya mekanisme Media access
control (MAC), pengalamatan MAC, serta ukuran frame
terbesar. IP menggunakan skema pengalamatannya sendiri,
yang disebut sebagai "IP address", yang merupakan bilangan
32-bit dan independen terhadap skema pengalamatan yang
digunakan dalam lapisan antarmuka jaringan.

Untuk mendukung ukuran frame terbesar yang dimiliki oleh
teknologi lapisan antarmuka jaringan yang berbeda-beda, IP
dapat melakukan pemecahan terhadap paket data ke dalam
beberapa fragmen sebelum diletakkan di atas sebuah saluran
jaringan. Paket data tersebut akan dipecah ke dalam fragmenfragmen yang memiliki ukuran maximum transmission unit
(MTU) yang lebih rendah dibandingkan dengan ukuran
12
datagram IP. Proses ini dinamakan dengan fragmentasi
([[Fragmentasi paket jaringan|fragmentation). Router atau host
yang mengirimkan data akan memecah data yang hendak
ditransmisikan, dan proses fragmentasi dapat berlangsung
beberapa kali. Selanjutnya host yang dituju akan menyatukan
kembali fragmen-fragmen tersebut menjadi paket data utuh,
seperti halnya sebelum dipecah.

Dapat diperluas dengan menggunakan fitur IP Options
dalam header IP. Fitur yang dapat ditambahkan contohnya
adalah kemampuan untuk menentukan jalur yang harus diikuti
oleh datagram IP melalui sebuah internetwork IP.
13
BAB II
IP Subnet
2.1 Pendahuluan
Subnet mask digunakan untuk menentukan alokasi IP
bagi komputer-komputer pada usatu jaringan local sehingga tiap
computer dapat saling terhubung dalam jaringan.Subneting dapat juga
berarti teknik pembagian sebuah network ID menjadi beberapa
network ID lain dengan jumlah anggota yang lebih kecil. Subnet mask
merupakan angka biner yang digunakan untuk
 membedakan network ID dengan host ID
 menunjukkan lokasi suatu host, apakah ia berada pada jaringan
lokal atau tidak
Subnetting mempunyai kegunaan :
1. Menggabungkan teknologi jaringan yang berbeda.
Adanya penggunaan teknologi yang berbeda dalam sebuah
organisasi dalam jaringan LAN.
2. Mengatasi Ketebatasan Teknologi.
Sebagian besaar teknologi LAN memiliki batas keampuan
berdasarkan pada jumlah host yang terhubung, dan panjang total dari
kabel.
Pada subnet mask, bit-bit yang menyatakan network ID diset bernilai
1 sementara host ID diset bernilai 0. Dengan demikian untuk IP kelas
14
A, B, dan C dapat diketahui bahwa subnet masknya adalah seperti
berikut;
Kelas IP
A
B
C
Subnet mask
11111111.00000000.00000000.00000000
11111111.11111111.00000000.00000000
11111111.11111111.11111111.00000000
Dalam desimal
255.0.0.0
255.255.0.0
255.255.255.0
Tabel Subnet mask IP kelas A, B, C
Hal ini sesuai dengan network ID dan host ID dari masing-masing
kelas IP tersebut.
Namun demikian kita bisa pula menggunakan subnet mask untuk
menentukan letak suatu host dalam jaringan lokal. Sebagai contoh,
bila kita mendapatkan alokasi IP kelas B, yaitu 167.20.x.x, maka kita
bisa membagi alokasi IP ini menjadi beberapa buah jaringan lokal.
Identitas jaringan lokal tersebut ditentukan dari bit-bit subnet mask
ini. Dengan demikian IP untuk masing-masing host akan berbentuk
seperti berikut,
Network ID
Subnet ID
Host ID
Gambar Format alamat IP dengan subnet mask
Bila kita ingin membagi alokasi IP kelas B ini menjadi beberapa buah
jaringan lokal dengan alokasi IP kelas C, kita bisa menggunakan
subnet mask ini. Caranya adalah sebagai berikut,
 Karena network ID dari kelas B berjumlah 16 bit sementara
network ID dari kelas C berjumlah 24 bit, maka selisihnya kita
15
jadikan sebagai subnet ID. Dengan demikian subnet ID akan
berjumlah 8 bit.
 Subnet ID ini diset sebagai angka 1. Dengan demikian subnet
mask untuk masing-masing jaringan lokal adalah sama dengan
subnet mask untuk IP kelas C, yaitu
11111111.11111111.11111111.00000000
Dengan cara ini sebuah alamat IP kelas B dapat dibagi menjadi 256
jaringan lokal dengan IP kelas C, yaitu 167.20.0.x, 167.20.1.x,
167.20.2.x, …, 167.20.255.x. Cara penulisan ini tidak umum. Cara
yang lebih umum adalah 167.20.0/16, 167.20.1/16, 167.20.2/16, …,
167.205.20.255/16. Angka 16 di sini menyatakan bahwa network ID
terdiri dari 16 bit.Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface.
16
BAB III
IP Router
3.1 Pendahuluan
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari
satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur
diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam
jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing
terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari
system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP
tidak megnetahui jalur keseluruhan menuju tuuan setiap paket. IP
routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang
menurutnya lebih dekat ke host tujuan.
Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah
LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan
dengan baik dari trafik yang dibangkitkan oleh LAN yang lain. Jika
dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap
sebagai subnetwork yang berbeda. Merip dengan bridge, router da[at
dihubungkan network interface yang berbeda.
Router terletak pada Layer 3 dalam OSI, router hanya perlu
mengetahui Net-Id (no mor jaringan) dari data yang diterimanya untuk
diteruskan ke jaringan yang dituju. Router bekerja di lapisan ke 3 OSI
Layer. Jika sebuah nerwork terhubung secara langsung, maka router
sudah tahu bagaimana menghubungi network itu. Jika sebuah network
tidak terhubung secara langsung, router harus mempelajari bagaimana
cara mencapai network remote tersebut dengan dua cara :
17
mengguanakan routing statis,yang berarti seseorang harus mengetikan
dengan tangan tentang semua lokasi network ke routing table,atau
melalui apa yang disebut routing dinamis.
Pada routing dinamis, sebuah protocol pada satu router berkomunikasi
dengan protocol yang sama yang bekerja di router tetangga. Router
kemudian akan saling melakuakan update tentang semua network
yang mereka ketahui dan menempatkan informasi tersebut ke routing
table. Jika suatu perubahan terjadi di network,maka protocol routing
dinamis secara otomatis akan memberitahukan semua router tentang
apa yang terjadi. Jika routing statis digunakan,maka seorang
administrator bertanggung jawab untuk melakuakan update semua
perubahan tersebut,secara manual ke semua router. Biasanya, pada
sebuah network yang besar,digunakan kombinasi dari routing dinamis
dan routing statis.
3.2 Proses Routing IP
Proses routing IP sebenarnya cukup sederhana dan tidak
berubah terhadap ukuran network yagn anda miliki. Sebagai contoh,
kita akan menggunakan gambar berikut untuk menjelaskan langkah
demi langkah tentang apa yang
terjadi jika host A ingin
berkomunikasi dengan host B di sebuah network yang berbeda.
Host A -------------------- Lab A -----------------------Host B (172.16.20.1) (172.16.10.2)
(172.16.20.2)
18
Pada contoh ini, seorang user di Host A melakukan ping ke
alamat IP Host B. Routing tidak lebih sederhana dari ini, tetapi masih
sendiri dari banyak langkah. Mari kita membahas langkah-langkah
tersebut :
1. Internet Control Message Protocol (ICMP) menciptakan sebuah
payload (data) pemintaan echo (di mana isinya hanya abjad di
field data).
2. ICMP menyerahkan payload tersebut ke Internet Protocol (IP),
yang lalu menciptakansebuah paket. Paling sedikit, paket ini
berisi sebuah alamat asal IP, sebuah alamat tujuan IP, dan
sebuah field protocol dengan nilai 01h (ingat bahwa Cisco suka
menggunakan 0x di depan karakter heksadesimal , jadi di router
mungkin terlihat seperti 0x01). Semua itu memberitahukan
kepada host penerima tentang kepada siapa host penerima harus
menyerahkan payload ketika network tujuan telah dicapai –
pada contoh ini host menyerahkan payload kepada protocol
ICMP.
3. Setelah paket dibuat, IP akan menentukan apakah alamat IP
tujuan ada di network local atau network remote.
4. Karena IP menentukan bahwa ini adalah permintaan untuk
network remote, maka paket perlu dikirimkan ke default
gateway agar paket dapat di route ke network remote. Registry
di Windows dibaca untuk mencari default gateway yang telah di
konfigurasi.
19
5. Default gateway dari host 172.16.10.2 (Host A) dikonfigurasi
ke 172.16.10.1. Untuk dapat mengirimkan paket ini ke default
gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface
Ethernet 0 dari router (yang dikonfigurasi dengan alamat IP
172.16.10.1 tersebut) Mengapa demikian? Agar paket dapat
diserahkan ke layer data link,lalu dienkapsulasi menjadi frame,
dan dikirimkan ke interface router yang terhubung ke network
172.16.10.0.
Host
berkomunikasi
hanya
dengan alamat
hardware pada LAN local. Penting untuk memahami bahwa
Host A, agar dapat berkomunikasi dengan Host B, harus
mengirimkan paket ke alamat MAC (alamat hardware) dari
default gateway di network local.
6. Setelah itu, cache ARP dicek untuk melihat apakah alamat IP
dari default gateway sudah pernah di resolved (diterjemahkan)
ke sebuah alamat hardware:

Jika sudah, paket akan diserahkan ke layer data link
untuk dijadikan frame (alamat hardaware dari host tujuan
diserahkan bersama tersebut).

Jika alamat hardware tidak tersedia di cache ARP dari
host, sebuah broadcast ARP akan dikirimkan ke network
local untuk mencari alamat hardware dari 172.16.10.1.
Router melakukan respon pada permintaan tersebut dan
menyerahkan alamat hardware dari Ethernet 0, dan host
akan menyimpan (cache) alamat ini. Router juga akan
melakukan cache alamat hardware dari host A di cache
ARP nya.
20
7. Setelah paket dan alamat hardware tujuan diserahkan ke layer
data link, maka driver LAN akan digunakan untuk menyediakan
akses media melalui jenis LAN yang digunakan (pada contoh
ini adalah Ethernet). Sebuah frame dibuat, dienkapsulasi dengan
informasi pengendali. Di dalam frame ini alamat hardware dari
host asal dan tujuan, dalam kasus ini juga ditambah dengan
field EtherType yang menggambarkan protocol layer network
apa yang menyerahkan paket tersebut ke layer data link- dalam
kasus ini, protocol itu adalah IP. Pada akhir dari frame itu
terdapat sebuah field bernama Frame Check Sequence (FCS)
yang menjadi tempat penyimpanan dari hasil perhitungan
Cyclic Redundancy Check (CRC).
8. Setelah frame selesai dibuat, frame tersebut diserahkan ke layer
Physical untuk ditempatkan di media fisik ( pada contoh ini
adalah kabel twisted-pair )dalam bentuk bit-bit, yang dikirim
saru per satu.
9. Semua alat di collision domain menerima bit-bit ini dan
membuat frame dari bit-bit ini. Mereka masing-masing
melakukan CRC dan mengecek jawaban di field FCS. Jika
jawabannya tidak cocok, frame akan dibuang.

Jika CRC cocok, maka alamat hardware tujuan akan di cek
untuk melihat apakah alamat tersebut cocok juga (pada contoh
ini, dicek apakah cocok dengan interface Ethernet 0 dari router).

Jika alamat hardware cocok, maka field Ether-Type dicek untuk
mencari protocol yang digunakan di layer Network.
21
10. Paket ditarik dari frame, dan apa yang tertinggal di frame akan
dibuang. Paket lalu diserahkan ke protocol yang tercatat di field
Ether-Type—pada contoh ini adalah IP.
11. IP menerima paket dan mengecek alamat tujuan IP. Karena
alamat tujuan dari paket tidak sesuai dengan semua alamat yang
dikonfigurasi di router penerima itu sendiri, maka router
penerima akan melihat pada alamat IP network tujuan di routing
tablenya.
12. Routing table harus memiliki sebuah entri di network
172.16.20.0, jika tidak paket akan dibuang dengan segera dan
sebuah pesan ICMP akan dikirimkan kembali ke alamat
pengirim
dengan
sebuah
pesan
―destination
network
unreachable‖ (network tujuan tidak tercapai)
13. Jika router menemukan sebuah entri untuk network tujuan di
tabelnya, paket akan dialihkan ke interface keluar (exit
interface)—pada contoh, interface keluar ini adalah interface
Ethernet 1.
14. Router akan melakuakan pengalihan paket ke buffer Ethernet 1.
15. Buffer Ethernet 1 perlu mengetahui alamat hardware dari host
tujuan dan pertama kali ia akan mengecek cache ARP-nya.

Jika alamat hardware dari Host B sudah ditemukan, paket dan
alamat hardware tersebut akan diserahkan ke layer data link
untuk dibuat menjadi frame.

Jika alamat hardware tidak pernah diterjemahkan atau di
resolved oleh ARP (sehingga tidak dicatat di cache ARP),
22
router akan mengirimkan sebuah permintaan ARP keluar dari
interface E1 untuk alamat hardware 172.16.20.2.
Host B melakukan respon dengan alamat hardwarenya, dan
paket beserta alamat hardware tujuan akan dikirimkan ke layer data
link untuk dijadikan frame.
16. Layer data link membuat sebuah frame dengan alamat hardware
tujuan dan asal , field Ether-Type, dan field FCS di akhir dari
frame. Frame diserahkan ke layer Physical untuk dikirimkan
keluar pada medium fisik dalam bentuk bit yang dikirimkan
satu per satu.
17. Host B menerima frame dan segera melakuakan CRC. Jika hasil
CRC sesuai dengan apa yang ada di field FCS, maka alamat
hardware tujuan akan dicek. Jika alamat host juga cocok, field
Ether-Type akan di cek untuk menentukan protocol yang akan
diserahi paket tersebut di layer Network—Pada contoh ini,
protocol tersebut adalah IP.
23
BAB IV
IP DATAGRAM
4.1 Pendahuluan
Paket dalam lapisan IP disebut dengan datagram. Gambar
―Header Protocol IP‖ memperlihatkan datagram sebuah IP. Datagram
IP panjangnya variabel yang terdiri atas data dan header. Panjang
header bisa antara 20 sampai 60 byte. Header ini memuat informasi
yang penting sekali untuk keperluan routing dan pengiriman. Berikut
penjelasan tentang isi daripada header :
 Ver/Version
Field Version mengawasi versi protokol pada datagram.
Dengan memasukkan versi pada setiap datagram akan
dimungkinkan untuk mempunyai transmisi antara dua buah
versi, dimana sebagian mesin mengoperasikan versi lama dan
mesin lainnya menjalankan versi baru. Dalam hal ini versi
protokol IP yang dipakai dan saat ini versi IP yang dipakai ialah
IP versi 4 (IPv4). (versi terbaru IPv6)
24
Gambar : Header Protokol IP
 IHL (Internet Header Length) Panjang Header
Panjang header ditentukan oleh field yang ada pada
header yaitu IHL, panjang header itu sendiri mengikuti dari
panjang IHL, yaitu 32 bit words. Panjang minimun adalah 5
yang dipakai apabila tidak ada option, nilai maksimun field 4
bit ini adalah 15, yang membatasi header pada 60 byte sehingga
field option mempunyai panjang 40 byte. Untuk beberapa
option, seperti option yang mencatat route yang dipakai paket,
40 byte sangat tidak mencukupi. Hal ini akhirnya menyebabkan
option menjadi tidak berguna.
25
 Type of Service Jenis Pelayanan
Service type: Ada 8 bit yang menginformasikan
bagaimana datagram harus ditangani oleh router. Field ini
dibagi menjadi 2 subfield yakni: precedence (3 bit) dan service
type (TOS=Type Of Service) (4 bit). Sisa bit tidak digunakan.
Arti ke 8-bit tersebut adalah :
Bit
Diskripsi
0–2
Prioritas, tingkat 0 s/d tingkat 7
Tingkat 0: Normal
Tingkat 7: Prioritas paling tinggi
3
Indikasi tundaan: 0= normal; 1=
rendah
4
Indikasi Throughput: 0= normal; 1=
tinggi
5
Indikasi Keandalan: 0= normal; 1=
tinggi
26
6–7
Cadangan untuk penggunaan akan
datang
IP standar tidak menetapkan aksi khusus terhadap harga
Type of Service ini.
Beberapa host dan router mengabaikan type of Service ini dan
beberapa yang lain mempergunakannya untuk membuat
keputusan perutean.
 Total length
Terdiri dari 16-bitPanjang Datagram IP.
Panjang
datagram IP maksimumnya adalah 65.535 byte meliputi segala
hal dalam delay-header dan data. Namun untuk masa depan
akan membutuhkan datagram yang lebih besar lagi.
 Identifier / Identification
terdiri dari 16-bit. Identification diperlukan untuk
mengizinkan host tujuan menentukan datagram pemilik
fragment yang baru datang. Semua fragment suatu datagram
27
berisi nilai Identification yang sama,
sehingga ia dapat
melakukan perakitan kembali (reassembly) datagram tersebut.
 Flagterdiri dari 3-bit.
Flag diperlukan untuk menjaga agar fragment datagram
tetap utuh ( tidak terpotong-potong ) dan memberikan tanda
bahwa fragment datagram telah tiba. Arti ketiga bit tersebut
adalah :
- Bit ke-1 : untuk cadangan, biasanya dibuat tetap O.
- Bit ke-2 : 0 = datagram boleh dipecah (may fragment).
- 1 = datagram tak boleh dipecah (don't fragment).
- Bit ke- 3 : 0 = pecahan datagram yang terakhir (last
fragment).
- 1 = bukan pecahan datagram yang terakhir (more fragment).
 Fragment Offset.
Untuk memberitahukan di antara datagram mana yang
ada pada saat itu yang memiliki fragment yang bersangkutan.
Seluruh fragment kecuali yang terakhir di dalam datagram harus
28
merupakan perkalian 8 byte, yaitu satuan fragment elementer.
Karena tersedia 13 bit, maka terdapat nilai maksimum fragment
per datagram, yang menghasilkan panjang datagram maksimum
65.536 byte dimana lebih besar dari panjang datagram IP.
 Time to Live.
Counter yang digunakan untuk membatasi umur paket.
Field ini diharapkan dapat menghitung waktu dalam detik, yang
memungkinkan umur maksimum 225 detik. Counter harus
diturunkan pada setiap hop dan diturunkan beberapa kali bila
berada dalam antrian router dalam waktu yang lama. Pada
kenyataannya, field ini hanya menghitung hop. Ketika counter
mencapai nol, paket dibuang dan paket peringatan dikirimkan
kembali ke host sumber. Feature ini mencegah datagram agar
tidak kehilangan arah, sesuatu yang mungkin terjadi bila tabel
routing rusak.
 Transport Protocol
Field ini berisi 8 bit yang mendefinisikan lapisan
protokol di atasnya menggunakan layanan lapisan IP. Sebuah
datagram IP dapat membungkus data dari beberapa tingkat
29
protokol di atasnya seperti TCP, UDP, ICMP dan IGMP. Ketika
protokol IP me-multiplex dan me-demultiplex data dari
tingkatan protokol di atasnya, nilai field ini menolong proses
ketika datagram sampai ke tujuan alamat akhir.
 Header Checksum
Hanya melakukan verifikasi terhadap header saja.
Checksum ini sangat berguna untuk mendeteksi error yang
dihasilkan oleh memory yang buruk di dalam router. Algoritma
adalah dengan menambah semua half-word 16 bit pada saat
checksum
datang,
dengan
menggunakan
perhitungan
komplemen satu dan mengambil komplemen satunya sebagai
hasilnya. Agar algoritma ini dapat berfungsi, Header checksum
diasumsikan bernilai 0 pada saat datang. Algoritma ini lebih
baik dibandingkan dengan bila menggunakan penambahan
biasa. Perlu dicatat bahwa Header checksum harus dihitung
kembali di setiap hop, karena sedikitnya sebuah field selalu
berubah ( field Time to Live – TTL ). Akan tetapi cara tertentu
dapat digunakan untuk mempercepat perhitungan.
 Source Address dan Destinasion Address.
30
Menandai nomor jaringan dan nomor host. Source
address 32 bit berisi informasi alamat IP dari host pengirim.
Destination address 32 bit yang berisi informasi alamat IP
tujuan.
 Option.
Header datagram IP mempunyai panjang yang tetap
yakni 20 byte. Sedangkan panjang header yang variabel adalah
40 byte. Oleh sebab itu header datagram IP berkisar antara 20
hingga 60 byte. Panjang header variabel ini adalah option. Yang
digunakan untuk kepentingan pengetesan dan debugging.
Option mempunyai panjang yang dapat diubah-ubah. Masingmasing
diawali
dengan
kode-kode
bit
yang
mengindentifikasikan option. Sebagian option diikuti oleh field
option yang panjangnya 1 byte, kemudian oleh satu atau lebih
byte-byte data.
31
diantaranya :
- Strict Source Route: berisi sederetan alamat IP dari routerrouter yang akan dikunjungi dalam melewati jalan untuk
mencapai host tujuan. Router-router ini juga akan dilewati
oleh trafik yang kembali dari tujuan ke sumber.
-
Loose Source Route: berisi daftar alamat .IP dari routerrouter yang akan dikunjungi dalam melewati jalan untuk
mencapai host tujuan. Loose Source Route ini berfungsi
terutama hanya sebagai penunjuk jalan dalam mencapai
host tujuan, sehingga trafik dapat melewati beberapa router
antara tambahan lainnya yang terdapat disepanjang jalan
yang akan dilaluinya.
- Record Route: berisi daftar alamat IP dari router-router yang
dikunjungi oleh suatu datagram. Setiap router yang
dikunjungi oleh datagram disepanjang
jalan dalam
mencapai tujuan alamat IP nya akan ditambahkan kedalam
daftar tersebut. Panjang medan daftar ini di-set oleh
pengirim pada ukuran yang memungkinkan tidak akan
penuh sebelum datagram tersebut mencapai host tujuan.
32
- Timestamp : medan tempat catatan rekaman waktu saat
datagram dikirimkan. Setiap simpul yang dikunjungi oleh
datagram tersebut dalam\ perjalanannya menuju host tujuan
akan menambahkan catatan rekaman waktu ini.
Gambar : Timestamp
-
Padding,
jumlah
bitnya
variabel:
digunakan
untuk
menjamin bahwa akhir header IP adalah kelipatan 32-bit.
Padding terdiri dari option-option :
1. Option Security, menyatakan sejauh mana kerahasiaan
informasinya, dengan kata lain menspesifikasikan tingkat
kerahasiaan datagram.
2. Option Strict Source Routing, memberikan lintasan
lengkap dari sumber ke tujuan dalam bentuk sejauh
33
alamat IP. Datagram diperlukan untuk mengikuti lintasan
eksa tersebut.
3. Option Loose Source Routing, mengharuskan paket
melintasi daftar router yang telah ditentukan, dan dalam
urutan yang telah ditentukan, tapi tidak diizinkan untuk
melewati router lainnya selama perjalanannya.
4. Option Record Route, memberitahukan router-router di
sepanjang lintasan agar menambah alamat IP-nya ke field
option.
5. Option Times Stamps, mirip dengan option record route
kecuali disamping merekam alamat IP 32 byte-nya setiap
router juga perlu merekam time stamp 32 byte.
-
Data,
jumlah
bitnya
variabel:
menyatakan
panjang
informasi. Panjang data harus kelipatan 8-bit (oktet).
panjang maksimum data plus header adalah 65535 oktet dan
minimum adalah 576 oktet
34
Fragmemntasi
Dalam perjalanannya menuju tujuan, data akan melewati
berbagai macam interfaceyang berbeda. Dimana masing-masing
interface
memiliki
kemampuan
yang
berbeda
untukmengirimkan frame data. Kemampuan ini disebut
Maximum Transfer Unit (MTU). Batasmaksimum data dapat
ditempatkan dalam 1 frame.IP dapat memisahkan data yang
terkirim menjadi sebesar MTU. Proses pemisahan inidisebut
fragmentasi (fragmentation).
Enkapsulasi Datagram
 Ingat bahwa ukuran maksimum datagram IP adalah 65,535
octets (IPv4)
 Agar proses pengangkutan datagram di internet dapat
dilakukan secara efisien, maka lebih dikekehendaki bahwa
datagram dapat dipetakan secara langsung ke dalam satu
frame jaringan fisik (data link networks
35
BAB V
IP CIDR
5.1 Pendahuluan
Classless
Inter-Domain Routing
(CIDR) adalah sebuah
metodologi pengalokasian alamat IP dan routing paket Internet
Protocol. Saat itu diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan
arsitektur menangani desain jaringan sebelum classful di Internet
dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel routing pada
router di Internet, dan membantu memperlambat kelelahan cepat
alamat IPv4.
Alamat IP yang digambarkan sebagai terdiri dari dua kelompok
bit di alamat: bagian paling penting adalah alamat jaringan yang
mengidentifikasi seluruh jaringan atau subnet dan bagian paling
penting adalah host identifier, yang menentukan antarmuka host
tertentu pada jaringan itu. Divisi ini digunakan sebagai dasar lalu
lintas routing antara jaringan IP dan untuk kebijakan alokasi alamat.
desain jaringan classful untuk IPv4 ukuran alamat jaringan sebagai
satu atau lebih kelompok 8-bit, sehingga blok dari Kelas A, B, C atau
alamat. Classless Inter-Domain Routing mengalokasikan ruang alamat
ke penyedia layanan Internet dan pengguna akhir pada setiap batas bit
36
alamat, bukan pada segmen 8-bit. Dalam IPv6, namun pengenal host
memiliki ukuran tetap 64 bit dengan konvensi, dan subnet yang lebih
kecil tidak pernah dialokasikan kepada pengguna akhir.
Notasi CIDR menggunakan sintaks yang menentukan alamat IP
untuk IPv4 dan IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan diikuti
dengan sebuah garis miring dan ukuran prefix routing, misalnya,
192.168.0.0/16 (IPv4), dan 2001: db8:: / 32 (IPv6).
5.2 Latar Belakang
Selama dekade pertama Internet modern setelah penemuan
Domain Name System (DNS) itu menjadi jelas bahwa sistem
diciptakan berdasarkan desain jaringan classful pembagian ruang
alamat dan routing paket IP tidak terukur.
Untuk mengatasi kekurangan, Internet Engineering Task Force
diterbitkan pada tahun 1993 yang baru standar, RFC 1518 dan RFC
1519, untuk mendefinisikan konsep baru dari alokasi blok alamat IP
dan metode baru routing paket IPv4. Sebuah versi baru dari spesifikasi
ini diterbitkan sebagai RFC 4632 pada tahun 2006. [4]
37
Alamat IP dianggap sebagai terdiri dari dua bagian:
mengidentifikasi jaringan-prefix diikuti oleh pengenal host dalam
jaringan itu. Dalam arsitektur jaringan sebelum classful, alokasi
alamat IP didasarkan pada oktet (segmen batas 8-bit) dari alamat IP
32-bit, memaksa baik 8, 16, atau prefiks jaringan 24-bit. Dengan
demikian, alokasi terkecil dan blok routing hanya berisi alamat-256
terlalu kecil untuk sebagian besar perusahaan, dan blok yang lebih
besar berikutnya berisi alamat-65.536 terlalu besar untuk digunakan
secara efisien oleh bahkan organisasi besar. Hal ini menyebabkan
inefisiensi dalam menggunakan alamat serta routing karena jumlah
besar dialokasikan kecil (kelas-C) jaringan dengan pengumuman rute
individu, yang terpisah secara geografis dengan sedikit kesempatan
untuk agregasi rute, menciptakan permintaan alat berat pada routing.
Sebagai eksperimental TCP / IP jaringan diperluas ke internet
selama tahun 1980-an, kebutuhan untuk skema pengalamatan yang
lebih fleksibel menjadi semakin jelas. Hal ini menyebabkan
perkembangan berturut-turut subnetting dan CIDR. Karena perbedaan
kelas lama diabaikan, sistem baru itu disebut tanpa kelas routing. Hal
ini didukung oleh protokol routing modern, seperti RIP-2, EIGRP, IS-
38
IS dan OSPF. Hal ini menyebabkan sistem yang asli yang disebut,
dengan back-formasi, routing classful.
5.3 VLSM
Classless Inter-Domain Routing didasarkan pada variabelpanjang subnet masking (VLSM) yang memungkinkan jaringan yang
akan dibagi ke
dalam subnet berukuran berbeda.
Hal ini
memungkinkan penggunaan yang efisien dari subnet dan menghindari
membuang-buang alamat IP. subnet masker Variabel-panjang
disebutkan di RFC 950 (1985).
5.4 CIDR mencakup:
o Teknik VLSM dengan kualitas efektif menetapkan prefiks
sewenang-wenang-panjang. Alamat dalam notasi CIDR ditulis
dengan akhiran yang menunjukkan jumlah bit pada awalan,
seperti 192.168.0.0/16, di mana / 16 adalah akhiran, dan
192.168.0.0 adalah awalan.
o Agregasi dari prefiks beberapa bersebelahan ke supernets, dan,
sedapat
mungkin
di
Internet,
agregat
iklan,
sehingga
mengurangi jumlah entri pada tabel routing global. Agregasi
39
menyembunyikan berbagai tingkat subnetting dari tabel routing
internet, dan membalikkan proses subnetting dengan VLSM.
o Proses
administrasi
mengalokasikan
blok
alamat
untuk
organisasi berdasarkan pada kebutuhan aktual dan jangka
pendek mereka diproyeksikan.
5.5 Perbandingan Antara VLSM dan CIDR
o VLSM digunakan untuk menerapkan subnet yang berbeda
ukuran, tetapi CIDR digunakan untuk mengimplementasikan
supernetting [5]
o Notasi CIDR digunakan di semua jenis pengalamatan
Classless IP: subnetting, / VLSM subnet yang berbeda
ukuran, CIDR / supernetting
o Untuk titik pandang sejarah, lihat Mengatasi Alokasi IPv4
5.6 Blok CIDR
CIDR adalah terutama standar, bitwise awalan berbasis bagi
penafsiran
alamat
IP.
Hal
memfasilitasi
routing
dengan
memungkinkan blok alamat yang akan dikelompokkan bersama ke
dalam satu entri tabel routing. Kelompok-kelompok ini, biasa disebut
40
blok CIDR, berbagi awal urutan bit dalam representasi biner alamat IP
mereka. IPv4 CIDR blok diidentifikasi menggunakan sintaks yang
sama dengan alamat IPv4: alamat empat bagian bertitik-desimal,
diikuti oleh tanda garis miring, maka angka 0 hingga 32: ABCD / N.
Bagian desimal bertitik ditafsirkan, seperti alamat IPv4, sebagai
bilangan biner 32-bit yang telah rusak menjadi empat oktet. Nomor
berikut slash adalah panjang awalan, jumlah bit awal bersama,
menghitung dari bit yang paling signifikan alamat. Ketika hanya
menekankan ukuran jaringan, istilah seperti / 20 digunakan, yang
merupakan blok CIDR dengan awalan 20-bit yang tidak ditentukan.
Sebuah alamat IP adalah bagian dari sebuah blok CIDR, dan
dikatakan untuk mencocokkan awalan CIDR jika bit N awal dari
alamat dan awalan CIDR adalah sama. Jadi, pemahaman CIDR
mensyaratkan bahwa alamat IP akan divisualisasikan dalam biner.
Karena panjang alamat IPv4 memiliki 32 bit, sebuah prefix CIDR Nbit bit daun 32-N tertandingi, yang berarti bahwa 232-N korek alamat
IPv4 CIDR diberikan prefiks N-bit. Shorter CIDR prefiks alamat lebih
cocok, sedangkan pertandingan lagi CIDR prefiks lebih sedikit.
41
Sebuah alamat CIDR dapat mencocokkan beberapa prefiks dengan
panjang yang berbeda.
CIDR juga digunakan dengan alamat IPv6 sintaks dan semantik
yang identik. Panjang prefiks dapat berkisar 0-128, karena jumlah bit
yang lebih besar di alamat tersebut, namun, dengan konvensi subnet
pada jaringan lapisan MAC siaran selalu memiliki pengenal host 64bit. prefiks lebih besar jarang digunakan bahkan pada link point-topoint.
5.7 Penugasan blok CIDR
Ditugaskan Internet Numbers Authority (IANA) masalah untuk
Regional Internet Registries (RIR) besar, pendek-awalan (biasanya /
8) blok CIDR. Sebagai contoh, 62.0.0.0 / 8, dengan lebih dari enam
belas juta alamat, ini dikelola oleh RIPE NCC, yang RIR Eropa. RIR,
masing-masing bertanggung jawab untuk wilayah tunggal, besar,
geografis (seperti Eropa atau Amerika Utara), kemudian membagi
alokasi-alokasi ke blok yang lebih kecil dan masalah mereka untuk
pendaftar Internet lokal. Proses pengelompokan ini dapat diulang
beberapa kali pada berbagai tingkat delegasi. Akhir subnet jaringan
pengguna menerima ukuran sesuai dengan ukuran jaringan mereka
42
dan proyeksi kebutuhan jangka pendek. Jaringan dilayani oleh ISP
tunggal didorong oleh rekomendasi IETF untuk mendapatkan ruang
alamat IP secara langsung dari ISP mereka. Jaringan dilayani oleh
beberapa ISP, di sisi lain, sering dapat memperoleh blok CIDR
independen langsung dari RIR yang sesuai.
Sebagai contoh, pada akhir tahun 1990an, alamat IP
208.130.29.33 (sejak ditugaskan) digunakan oleh www.freesoft.org.
Analisis
alamat
ini
mengidentifikasi
tiga
prefiks
CIDR.
208.128.0.0/11, sebuah blok CIDR besar berisi lebih dari 2 juta
alamat, telah ditugaskan oleh ARIN (Amerika Utara RIR) untuk MCI.
Penelitian Otomasi Sistem, sebuah VAR Virginia, sewa koneksi
Internet dari MCI dan diberi blok 208.130.28.0/22, hanya mampu
menangani lebih dari 1000 perangkat. ARS menggunakan / 24 blok
untuk server yang dapat diakses publik, yang merupakan salah satu
208.130.29.33.
Semua prefiks CIDR akan digunakan, di lokasi yang berbeda
dalam jaringan. Di luar jaringan MCI's, awalan 208.128.0.0/11 akan
digunakan untuk mengarahkan lalu lintas MCI tidak terikat hanya
untuk 208.130.29.33, tetapi juga untuk setiap dari sekitar dua juta
43
alamat IP dengan 11 bit awal yang sama. Dalam jaringan MCI's,
208.130.28.0/22 akan menjadi terlihat, mengarahkan lalu lintas ke
leased line melayani ARS. Hanya dalam jaringan ARS perusahaan
akan awalan 208.130.29.0/24 telah digunakan.
5.8 Subnet masks
Sebuah subnet mask adalah bitmask yang dikode oleh panjang
prefiks dalam notasi quad-bertitik: 32 bit, dimulai dengan sejumlah 1
bit sama dengan panjang prefiks, berakhir dengan 0 bit, dan dikodekan
dalam empat bagian bertitik-format desimal. Sebuah subnet mask
mengkodekan informasi yang sama sebagai awalan panjang, tapi ada
sebelum munculnya CIDR. Namun, dalam notasi CIDR, bit-bit prefix
selalu berdekatan, sedangkan subnet mask dapat menentukan bit noncontiguous. Namun, ini tidak memiliki keunggulan praktis untuk
meningkatkan efisiensi.
5.9 Prefix aggregation
CIDR adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan
alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A,
kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai
supernetting atau summarization rute. Sebagai contoh, enam belas
44
berbatasan / 24 jaringan (sebelumnya Kelas C) dapat dikumpulkan
dan diiklankan ke jaringan yang lebih besar sebagai rute tunggal / 20,
jika 20 bit pertama dari alamat jaringan mereka cocok. Dua sejajar
bersebelahan / 20s kemudian dapat dikumpulkan ke / 19, dan
sebagainya. Hal ini memungkinkan penurunan yang signifikan dalam
jumlah rute yang harus diiklankan.
IP/CIDR Δ to last IP
Mask
addr
a.b.c.d/3
+0.0.0.0
2
a.b.c.d/3
+0.0.0.1
+0.0.0.3
8
255.255.255.2
1
255.255.255.2
1 /256
C
2
1/128 C
d = 0 ... (2n) ... 254
255.255.255.2
4
1/64 C
d = 0 ... (4n) ... 252
8
1/32 C
d = 0 ... (8n) ... 248
16
1/16 C
d = 0 ... (16n) ...
52
+0.0.0.7
9
a.b.c.d/2
Notes
54
0
a.b.c.d/2
Class
(*)
55
1
a.b.c.d/3
Hosts
255.255.255.2
48
+0.0.0.15
255.255.255.2
40
240
45
a.b.c.d/2
+0.0.0.31
7
a.b.c.d/2
+0.0.0.63
+0.0.0.127
+0.0.0.255
+0.0.1.255
+0.0.3.255
255.255.255.1
255.255.255.0
255.255.254.0
255.255.252.0
+0.0.7.255
255.255.248.0
+0.0.15.255
d = 0, 64, 128, 192
128
1/2 C
d = 0, 128
256
1C
512
2C
c = 0 ... (2n) ... 254
1,024
4C
c = 0 ... (4n) ... 252
2,048
8C
c = 0 ... (8n) ... 24
16 C
c = 0 ... (16n) ...
255.255.240.0 4,096
00
+0.0.31.255
9
a.b.c.0/1
1/4 C
00
0
a.b.c.0/1
64
00
1
a.b.c.0/2
255.255.255.1
00
2
a.b.c.0/2
224
00
3
a.b.c.0/2
d = 0 ... (32n) ...
28
4
a.b.c.0/2
1/8 C
92
5
a.b.c.0/2
32
24
6
a.b.c.d/2
255.255.255.2
255.255.224.0
240
8,192
32 C
00
+0.0.63.255
255.255.192.0
c = 0 ... (32n) ...
224
16,384 64 C
c = 0, 64, 128, 192
46
8
a.b.c.0/1
00
+0.0.127.255
7
a.b.0.0/1
+0.0.255.255
+0.1.255.255
+0.3.255.255
4
a.b.0.0/1
255.255.000.0
c = 0, 128
65,536 256 C =
00
5
a.b.0.0/1
32,768 128 C
00
6
a.b.0.0/1
255.255.128.0
+0.7.255.255
3
1B
255.254.000.0
131,07 2 B
00
2
255.252.000.0
262,14 4 B
00
4
255.248.000.0
524,28 8 B
00
8
a.b.0.0/1
+0.15.255.25
255.240.000.0
1,048,
2
5
00
576
a.b.0.0/1
+0.31.255.25
255.224.000.0
2,097,
1
5
00
152
a.b.0.0/1
+0.63.255.25
255.192.000.0
4,194,
0
5
00
304
a.b.0.0/9
+0.127.255.2
255.128.000.0
8,388,
55
00
608
16 B
b = 0 ... (2n) ... 254
b = 0 ... (4n) ... 252
b = 0 ... (8n) ... 248
b = 0 ... (16n) ...
240
32 B
b = 0 ... (32n) ...
224
64 B
b = 0, 64, 128, 192
128 B
b = 0, 128
47
a.0.0.0/8
a.0.0.0/7
a.0.0.0/6
a.0.0.0/5
a.0.0.0/4
a.0.0.0/3
a.0.0.0/2
+0.255.255.2
255.000.000.0
16,777 256 B =
55
00
,216
+1.255.255.2
254.000.000.0
33,554 2 A
55
00
,432
+3.255.255.2
252.000.000.0
67,108 4 A
55
00
,864
+7.255.255.2
248.000.000.0
134,21 8 A
55
00
7,728
+15.255.255.
240.000.000.0
268,43 16 A
a = 0 ... (16n) ...
255
00
5,456
240
+31.255.255.
224.000.000.0
536,87 32 A
a = 0 ... (32n) ...
255
00
0,912
224
+63.255.255.
192.000.000.0
1,073,
255
00
741,82
1A
a = 0 ... (2n) ... 254
a = 0 ... (4n) ... 252
a = 0 ... (8n) ... 248
64 A
a = 0, 64, 128, 192
128 A
a = 0, 128
4
a.0.0.0/1
+127.255.255 128.000.000.0
2,147,
.255
483,64
00
8
0.0.0.0/0 +255.255.255 000.000.000.0
4,294,
256 A
48
.255
00
967,29
6
Perhatikan bahwa subnet untuk disalurkan lebih besar dari / 31
atau / 32, 2 perlu dipotong dari jumlah alamat host yang tersedia alamat terbesar adalah (konvensional [6]) digunakan sebagai alamat
broadcast,
dan
biasanya
alamat
terkecil
digunakan
untuk
mengidentifikasi jaringan itu sendiri. Lihat RFC 1812 untuk lebih
detail. Hal ini juga umum untuk IP gateway untuk subnet yang
menggunakan alamat, yang berarti bahwa Anda akan mengurangi 3
dari jumlah host yang dapat digunakan yang dapat digunakan pada
subnet.
49
Daftar Pustaka
http://book.bojonegoro.go.id/base_routing.php
http://lecturer.eepisits.edu/amang/pdf/distance_vector.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP
http://www.total.or.id/info.php?kk=IP%20Address
http://www.sysneta.com/diagram-jaringan-komputer
http://sipx-wiki.calivia.com/index.php/Architecture_Diagram
http://iklanprima.info/search/online+ip+cidr++vlsm+supernet+cal
culator
http://compnetworking.about.com/od/workingwithipaddresses/a/c
idr_notation.htm
50
Download