Rancang Bangun Enterprise Collaboration Platform Berbasis

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kolaborasi adalah proses yang mendasar dari bentuk kerjasama yang melahirkan
kepercayaan, integritas dan terobosan melalui keterpaduan pada semua aspek organisasi.
Kolaborasi merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam setiap organisasi. Kolaborasi
menyelesaikan visi bersama, mencapai hasil positif bagi khalayak yang mereka layani, dan
membangun sistem yang saling terkait untuk mengatasi masalah dan peluang. Kolaborasi
juga melibatkan berbagai sumber daya dan tanggung jawab untuk secara bersama
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program untuk mencapai tujuan
bersama. Tanpa adanya kolaborasi tentu akan menyulitkan operasional perusahaan. Di
dalam perusahaan, kolaborasi memungkinkan setiap anggota untuk bekerjasama secara
lebih mudah dan efektif melalui koordinasi dan komunikasi.
Koordinasi pada dasarnya adalah integrasi dan sinkronisasi upaya anggota
kelompok sehingga memberikan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama.
Koordinasi memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pembagian, hingga pengendalian.
Koordinasi akan sulit dicapai tanpa adanya keberhasilan dalam komunikasi.
Salah satu penentu keberhasilan komunikasi adalah terjalinnya pertukaran
informasi dengan baik. Seiring dengan pergeseran dari era industri ke era informasi
masyarakat telah berubah menjadi masyarakat informatif, dampaknya saat ini komunikasi
menjadi hal yang krusial bagi manusia dalam kehidupan global. Demikian pula dengan
pola komunikasi yang semakin berkembang dan muncul kebutuhan baru untuk bertukar
informasi jarak jauh. Dari sudut pandang organisasi, terjalinnya pertukaran informasi yang
baik dapat memberikan pengaruh positif yang dapat meningkatkan kinerja dari organisasi
tersebut. Pertukaran informasi yang baik akan memicu meningkatnya kolaborasi dalam
perusahaan yang memungkinkan setiap anggota untuk dapat bekerjasama secara lebih
mudah dan lebih efektif.
Dalam sebuah survey yang diadakan oleh Fortune Magazine tentang komunikasi
dalam perusahaan, mereka mencatat bahwa kebanyakan dari anggota perseroan
mengharapkan adanya komunikasi yang lebih intens lagi dari manajemen. Dalam survey
1
2
yang melibatkan karyawan karyawan perusahaan besar di Amerika Serikat tersebut,
tercatat 84% responden menyatakan bahwa mereka tidak mendapatkan informasi yang
cukup dari manajemen puncak, 75% menyatakan perusahaan tidak memberikan
pengarahan mengenai perubahan perubahan peraturan dan target perusahaan, dan 74%
menyatakan bahwa pesan dari manajemen adalah hal yang penting untuk mereka.
Berdasarkan survey itu pula, salah satu hal yang menjadi perhatian adalah 83% dari
responden tidak memiliki email kantor dan mereka bergantung kepada atasan langsungnya
untuk mendapatkan informasi terbaru dari manajemen
Secara teori, menyampaikan pesan manajemen ke karyawan melalui atasan
langsung merupakan hal yang normal, tapi pada kenyataannya hal tersebut bukan hal yang
baik. Tidak semua atasan langsung memiliki kemampuan komunikasi yang memadai,
kerap kali pesan penting dari manajemen menguap dalam penyampaiannya. Hal lain yang
menjadi pertimbangan adalah waktu penyampaian. Informasi belum tentu sampai di semua
karyawan di waktu yang sama hanya karena para atasan belum menyampaikan kepada
bawahannya.
Sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan komunikasi, teknologi mobile juga
berkembang sangat pesat. Apabila dahulu handphone hanya digunakan untuk aktivitas
sederhana seperti menelepon dan mengirim pesan singkat, saat ini perangkat mobile telah
mengubah gaya hidup penggunanya. Smartphone masa kini telah dilengkapi perangkat
keras dan perangkat lunak yang berbeda dengan handphone generasi awal. Perkembangan
teknologi maupun fitur fiturnya memberikan pengalaman yang berbeda bagi penggunanya.
Konektivitas yang tersedia membuat smartphone dapat mengakses informasi serta aplikasi
secara online dan realtime. Internet memegang peranan penting sebagai media dalam
proses pertukaran informasi jarak jauh. Layanan layanan mutakhir seperti surat elektronik
(surel), jejaring sosial, hingga pesan instan memungkinkan pertukaran informasi secara
cepat dan aktual tanpa dibatasi oleh batasan geografis.
Menurut temuan Nielsen Smartphone Insights pada Februari 2014, kepemilikan
smartphone di Indonesia mencapai 23% dari total kepemilikan telepon genggam,
bertumbuh 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, Nielsen On Device Meter
(ODM) mencatat bahwa pengguna menghabiskan waktu rata-rata 140 menit per hari untuk
menggunakan smartphone mereka. Dari total waktu aktif tersebut, 37 menit digunakan
untuk pesan instan, 27 menit untuk browsing, 23 menit untuk aplikasi utilitas, 17 menit
untuk permainan, 15 menit untuk multimedia, dan sisanya untuk aktivitas lain.
3
Menurut pandangan penulis, pesan instan menjadi preferensi bagi masyarakat
karena mendukung kepraktisan dan kecepatan dalam percakapan. Rata-rata percakapan
melalui pesan instan berlangsung selama 20 detik, sehingga membuat teknologi
komunikasi ini menjadi sarana yang efisien untuk mendapatkan jawaban yang cepat dari
sebuah pertanyaan. Selain itu, jika dibandingkan dengan panggilan telepon, penggunaan
pesan instan secara umum lebih murah dan dianggap tidak terlalu mengganggu.
Berdasarkan fenomena perkembangan teknologi dan permasalahan yang telah
disebutkan, penulis mengusulkan sebuah solusi penerapan aplikasi
enterprise
collaboration platform pada institusi perusahaan. Aplikasi ini diharapkan menjawab
permasalahan- permasalahan yang ada. Aplikasi ini akan berperan sebagai media
kolaborasi, koordinasi, komunikasi, hingga sebagai basis pengetahuan untuk mendukung
pelaksanaan kolaborasi itu sendiri.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi enterprise
collaboration platform. Adapun manfaat yang diharapkan dari aplikasi ini adalah menjadi
sarana untuk mempermudah kolaborasi di perusahaan secara cepat, murah, dan efektif.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dihadapi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
-
Bagaimana membangun sistem yang mempermudah penyampaian informasi dari
manajemen ke setiap anggota perseroan secara cepat, hemat, dan efektif?
-
Bagaimana menjaga komunikasi personal ataupun kolaboratif antar anggota
perseroan secara real-time untuk mendukung operasional pekerjaan?
-
Bagimana membangun sistem yang mempermudah kolaborasi dalam perusahaan?
-
Bagaimana membangun sistem basis pengetahuan yang dapat dengan mudah
diakses oleh setiap anggota perseroan?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelesaikan masalah pada latar
belakang dengan rincian sebagai berikut:
-
Membangun sistem yang mempermudah penyampaian informasi dari manajemen
ke setiap anggota perseroan secara cepat, hemat, dan efektif.
-
Mengembangkan aplikasi dengan fitur komunikasi personal maupun kolaboratif
yang dapat mendukung operasional pekerjaan.
4
-
Membangun sistem dengan fitur yang mempermudah kolaborasi dalam
perusahaan.
-
Mengembangkan sistem basis pengetahuan yang dapat dengan mudah diakses oleh
setiap anggota perseroan.
1.4
Batasan
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sesuai kebutuhan, maka pembahasan
hanya difokuskan pada perancangan aplikasi yang digunakan oleh setiap anggota
perseroan, meliputi:
-
Perancangan dan pembuatan aplikasi enterprise collaboration platform berbasis
Android dan MQTT.
-
Perancangan dan pembuatan web service, basis data, dan aplikasi backend untuk
mendukung kebutuhan aplikasi enterprise collaboration platform.
-
Aplikasi ini ditujukan secara awal untuk perseroan dengan studi kasus PT Visionet
Internasional.
-
1.5
1.5.1
Tidak membahas masalah keamanan jaringan dan investasi implementasi.
Metode Penelitian
Metode Analisis
Dalam proses penelitian ini dilakukan beberapa metode analisis, yaitu:
-
Studi Literatur
Membaca literatur yang berkaitan dengan sistem operasi Android,
MQTT (Message Queue Telemetry Transport), Unified Modeling Language
(UML), Web Services, Web API, SQL Server.
Literatur ini dapat berupa berbagai media seperti buku, jurnal, buku
elektronik (e-book), ataupun artikel.
-
Observasi Langsung
Mengumpulan data melalui proses pengamatan langsung atau
peninjauan secara cermat dan langsung di dalam lingkup perusahaan. Dengan
observasi ini diharapkan dapat mempelajari bagaimana proses kolaborasi yang
sudah berjalan di dalam perusahaan.
-
Wawancara
Melakukan wawancara terhadap departemen- departemen terkait di
PT Visionet Internasional untuk mengetahui kebutuhan yang ada.
5
Departemen- departemen terkait yang diwawancarai mencakup MIS,
Sales and Marketing, Field Operation, Training and Development, dan Human
Resources.
1.5.2
Metode Perancangan
Pengembangan aplikasi ini menggunakan metode Extreme Programming
atau biasa disebut metode XP. Metode XP merupakan salah satu dari sekian
banyaknya metodologi dalam rekayasa perangkat lunak dan juga merupakan
bagian dari metodologi pengembangan perangkat lunak agile.
Secara umum XP dapat dijabarkan sebagai sebuah pendekatan
pengembangan perangkat lunak yang mencoba meningkatkan efisiensi dan
fleksibilitas dari sebuah proyek pengembangan perangkat lunak dengan
mengkombinasikan berbagai ide sederhana tanpa mengurangi kualitas software
yang akan dibangun.
Extreme Programming dikembangkan oleh Beck, Cunningham, dan
Jeffries. Pengembangan perangkat lunak dengan metode Extreme Programming
dijalankan berdasarkan lima dasar, yakni : komunikasi (communication),
kesederhanaan (simplicity), umpan balik (feedback), keberanian (courage), dan
menghormati (respect)
Tahapan-tahapan dari Extreme Programming sendiri terdiri dari planning
seperti memahami kriteria pengguna dan perencanaan pengembangan, designing
seperti perancangan prototype dan tampilan, coding termasuk pengintegrasian, dan
yang terakhir adalah testing.
Download