Wealth Management Newsletter - Juni 2013

advertisement
Wealth Management Newsletter - Juni 2013
1 | Market Perspective | Juni 2013
Nasabah yang terhormat,
Hanya 1 bulan lagi menjelang bulan suci Ramadhan yang tentunya teramat istimewa untuk Anda semua yang beragama
Islam. Demikian pula periode liburan tahun ajaran baru yang telah kita masuki saat ini, tentunya momen-momen seperti
ini merupakan momen yang dinantikan oleh Anda dan sekeluarga setiap tahunnya.
Dalam edisi kali ini, kami menghadirkan berbagai informasi dan ulasan yang menarik, baik dari sisi ekonomi global
dan domestik serta strategi investasi yang inovatif untuk mengantisipasi berbagai gejolak di pasar. Bank sentral – bank
sentral utama dunia terus berusaha menstimulasi pertumbuhan ekonomi longgar dengan kebijakan moneter yang
longgar serta mengalirkan likuiditas dalam jumlah yang siginifikan.
Memasuki periode bulan Juni yang memiliki banyak aktivitas bagi Anda dan sekeluarga, alangkah baiknya apabila Anda
memperhatikan keseimbangan pada portfolio investasi Anda sebelum Anda melakukan liburan dan aktivitas lainnya.
Setelah mengalami momen positif selama 5 bulan pertama di tahun 2013, probabilitas pasar modal memasuki fase
konsolidasi akan meningkat di bulan Juni, sehingga akan sangat penting bagi Anda untuk mengelola dan menyesuaikan
tingkat risiko dari portofolio investasi Anda. Namun bagi Anda yang memiliki profil risiko agresif, momen konsolidasi saat
ini tentunya adalah momen yang ditunggu-tunggu untuk melakukan akumulasi aset investasi Anda.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas kesetiaan Anda menjadi nasabah PT Bank Commonwealth dan
berharap kesuksesan selalu menyertai Anda.
Salam hangat,
Ian Whitehead
Director of Retail and Business Banking
GLOBAL OUTLOOK
Pertumbuhan ekonomi global diekspektasi akan mencapai level 3,1% di tahun 2013. Data ekonomi terbaru menunjukkan dua kondisi
yang bertolak belakang. Pertumbuhan ekonomi negera berkembang relatif mengecewakan namun sebaliknya dengan pertumbuhan ekonomi
negara maju. Pertumbuhan GDP China di 1Q13 hanya mencapai 7,7% sedangkan Jepang tumbuh 0,9% di periode yang sama. Proyeksi
pertumbuhan ekonomi global juga cenderung mengalami penurunan yang diindikasikan melalui melemahnya data PMI China dan Eropa.
Pelaku pasar juga mengantisipasi kemungkinan the Fed untuk mengakhiri program pembelian kembali aset serta kebijakan suku bunga
rendah, sementara bank sentral lainnya sepert RBA, ECB, BOE dan BOJ diestimasi masih akan meneruskan kebijakan yang longgar, dengan
menyesuaikan pada laporan data kondisi ekonomi selanjutnya. Dengan masih tersedianya likuiditas serta kebijakan moneter yang relatif
longgar dari bank sentral utama dunia, investor diestimasi masih akan melakukan perburuan terhadap aset yang memiliki imbal hasil tinggi
untuk mencapai kinerja yang optimal bagi portofolionya.
Amerika Serikat
Jepang
US Payrolls
.000
400
.000
400
Monthly Change
300
300
3-Month Moving
Average
200
200
100
100
0
0
Jan-11
Jul-11
Jan-12
Jul-12
Jan-13
Sumber: CBA Australia
Pada tanggal 22 Mei, Bernanke memberikan pernyataan dimana
sektor tenaga kerja di AS memberikan sinyal positif. Di satu sisi, hal
ini mendorong kekuatiran program QE akan mulai dihentikan. Ratarata penambahan tenaga kerja baru di AS terkecuali sektor pertanian
mencapai lebih dari 200k perbulan untuk 6 bulan terakhir. Konsumen AS
pun memiliki ketahanan yang lebuh baik saat ini terhadap kemungkinan
pengetatan fiskal dibandingkan ekspektasi awal. The Fed memproyeksi
pertumbuhan ekonomi AS dapat mencapai 2,6% ditahun 2013 dan
3,2% di tahun 2014. Bernanke telah menyatakan bahwa pengurangan
pembelian asset yang terlalu dini dapat menganggu laju pemulihan
ekonomi AS. Jika sektor tenaga kerja AS terus tumbuh pada level
yang sama untuk 6 bulan ke depan, the Fed diekspektasi akan mulai
mengurangi pembelian asset mulai akhir tahun 2013 ini mengingat laju
pemulihan ekonomi AS yang relatif lebih stabil.
Bank sentral Jepang (BoJ) optimis ekonomi Jepang dapat mencatat
pertumbuhan 2,9% tahun ini, dimana pertumbuhan GDP di 1Q13
tercatat mencapai 0,9%. Program pembelian obligasi pemerintah Jepang
difokuskan untuk menurunkan tingkat imbal hasil obligasi, mendorong
pertumbuhan pinjaman kredit serta ekonomi Jepang. Pemerintah Jepang
ingin mendorong pertumbuhan pinjaman bank tetapi sistem perbankan
jepang sudah mempunyai banyak likuiditas.
BoJ mempunyai target untuk menaikkan inflasi ke 2% dalam 2 tahun
ke depan sehingga Pemerintah Jepang diekspektasi akan menambah
pembelian asset sebelum akhir tahun 2013 (bertolak belakang dengan
ekspektasi QE di Amerika akan berakhir) untuk terus mendorong
pertumbuhan ekonominya.
Zona Eropa
Ekonomi Zona Eropa masih belum dapat keluar dari resesi yang sudah
memasuki kuartal. Sebagian besar indikator ekonomi yang dilaporkan
bulanan seperti PMI serta tingkat keyakinan consumer maupun produsen
memberikan sinyal resesi masih akan berlanjut pada kuartal kedua tahun
2013 ini.
Pemulihan ekonomi Zona Eropa masih relatif lemah karena tertekan oleh
kondisi kredit yang ketat dan konsolidasi kebijakan fiscal pemerintah.
Jika prospek pemulihan menurun di Zona Eropa dan inflasi masih
menurun, ECB mungkin akan kembali memberikan stimulus moneter
tambahan. ECB akan terus memusatkan perhatian untuk menggerakkan
pinjaman antar bank.
2 | Market Perspective | Juni 2013
Eurozone Bank Lending (% YoY, 3MMA)
16
16
12
12
Non-Financial Corporates
8
8
4
4
0
0
Households
-4
-4
Dec-04
Jun-07
Dec-09
Jun-12
Sumber: CBA Australia
China
Banyak ekonom menurunkan proyeksi pertumbuhan China tahun ini
menjadi 7,8%. International Monetary Fund (IMF) juga turut merevisi
turun proyeksi pertumbuhan ekonomi China di tahun 2013 dari 8,1%
menjadi 8% sedangkan di tahun 2014 dari 8,5% menjadi 8,2% di bulan
April. Di bulan April, Headline Consumer Price Index (CPI) meningkat
2,4% YoY karena musim dingin mendorong naik harga sayuran. Sampai
akhir tahun 2013, inflasi diekspektasi akan berkisar 2-3%, masih di
bawah target bank sentral China di 3%.
Betting Lower - Many economists are cutting their 2013 GDP forecast for China
Old
7.4
7.7
8.2
7.8
7.7
8.3
9.0
8.4
8.0
8.0
8.1
8.1
8.6
Societe Generale
Nomura
J.P. Morgan
Citi
Mizuho
Standard Chartered
ING
RBS
Median forecast
Capital Economics
BOA
Daiwa
HSBC
New
7.4
7.5
7.6
7.7
7.7
7.7
7.8
7.8
7.8
8.0
8.0
8.1
8.2
Note: New forecasts are based on responses from 12 economists surveyed in recent weeks
Sumber: WJS survey, The Wall Street Journal
LOCAL OUTLOOK
S
elama bulan Mei 2013, IHSG berhasil menguat +0,69% dari 5034,071 menjadi 5068,628 walaupun indeks sempat menembus level 5200.
Pergerakan IHSG cukup fluktuatif karena cukup besar aliran dana asing yang keluar sebesar USD-31,5 juta karena kebijakan tentang BBM
bersubsidi yang belum juga diputuskan pemerintah. Di bulan Mei, inflasi tetap bertahan dibatasan atas target BI di 5,5%. Neraca perdagangan
bulan Mei kembali mencatat defisit karena penurunan ekspor yang lebih besar dari ekspektasi. Dalam jangka pendeknya, bursa diperkirakan
masih dapat terkoreksi karena kekhawatiran akan inflasi dan kenaikan BI Rate. Investor direkomendasi untuk melakukan Dollar Cost Averaging.
Pergerakan IHSG dan Aliran Dana Asing Selama Bulan Mei 2013
800
5200
600
5150
5100
5068.628
5050
400
200
5000
0
4950
-200
1
2
3
6
7
8
10
13
14
15 16 17
May 2013
20
21
22
23
24
27
28
29
30
31
Sumber: Bloomberg
Defisit Neraca Perdagangan Berpotensi Menekan Rupiah
Trade Trends
Perkembangan Tentang BBM Bersubsidi
Period
Mar-05
Oct-05
May-08
Proposed
Mei karena adanya kenaikan tarif listrik di bulan April lalu. Dengan
ekspektasi harga bahan bakar akan naik 44% di pertengahan tahun ini,
Bank Indonesia memprediksikan kenaikan Rp2000/liter akan mendorong
kenaikan inflasi inti sebanyak 320 basis poin. Dalam 3 bulan setelah
kenaikan harga BBM bersubsidi, inflasi inti dapat naik sampai 8% dan
kemudian menurun dalam 12 bulan kedepannya. Dalam rangkaian
CPI basket yang merupakan tolok ukur inflasi, kendaraan transportasi
baik operasional maupun umum mencakup 18,8%. Bahan makanan
mencakup 33,5% dan dekspektasi juga akan naik harganya.
Old Fuel Price (Rph/litre)
New Fuel Price (Rph/litre)
Premium Fuel
Disel
Premium Fuel
1,810
2,400
4,500
4,500
1,650
2,100
4,300
4,500
2,400
4,500
6,000
6,500
% Increase
Disel
Premium Fuel
Disel
2,100
4,300
5,500
5,500
33%
88%
33%
44%
27%
105%
28%
22%
Average
30%
96%
31%
33%
Sumber: Morgan Stanley
Setelah berbulan-bulan berkutat dengan keputusan tentang BBM
bersubsidi, proposal terbaru yang diajukan adalah kenaikan 44% dari
harga Rp4,500/lt menjadi Rp6,500/lt untuk bensin dan 22% dari Rp4,500/
lt menjadi Rp5,500/lt untuk solar. Pemerintah mengajukan revisi APBN
2013 kepada DPR dan menunggu persetujuan untuk menaikkan harga
BBM bersubsidi yang diekspektasi akan berlaku mulai pertengahan tahun
2013 ini. Pemerintah mengalokasikan dana bantuan kepada masyarakat
miskin sebesar Rp30 triliun, di mana Rp13 triliun akan sebagai Bantuan
Langsung Swadya Masyarakat (BLSM) alias BLT, Rp7 triliun sebagai
Bantuan Siswa Miskin (BSM), Rp6 triliun untuk proyek infrastruktur di
pedesaan dan Rp3 triliun sebagai Raskin (Beras Miskin) dan lainnya.
Jika rencana kenaikan harga BBM disetujui, dalam jangka pendeknya,
tingkat inflasi dan suku bunga diekspektasi akan meningkat, yang
kemudian mungkin akan mendorong pasar terkoreksi dan aliran dana
keluar dari pasar obligasi untuk jangka pendek.
Tingkat Inflasi Mei 2013
Walaupun menurun tipis , inflasi tetap bertahan dibatasan atas target
BI di 5,5% YoY dan -0,3% MoM. Tingkat inflasi inti juga turun tipis dari
4,1% di bulan April menjadi 4%. Inflasi harga makanan masih menurun
walaupun pemerintah mulai melonggarkan pembatasan impor terhadap
bahan makanan pokok. Biaya rumah tangga meningkat 4,7% di bulan
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
Total exports
- Oil & gas
-----Crude oil
-----Oil products
-----Gas
- Non-Oil & gas
%YoY
%YoY
%YoY
%YoY
%YoY
%YoY
-9.9
-14.9
-20.6
-4.1
-12.5
-8.6
-1.2
-15.6
-29.7
1.8
-11.7
2.4
-4.3
-23.5
-30.8
11.1
-24.1
0.9
-12.9
-16.0
-21.6
-30.3
-8.1
-12.1
-9.1
-32.9
-32.9
-25.5
-34.2
-2.4
Total imports
- Oil & gas
-----Crude oil
-----Oil products
-----Gas
- Non-Oil & gas
%YoY
%YoY
%YoY
%YoY
%YoY
%YoY
-5.4
1.6
-31.9
13.8
72.7
-7.4
6.2
31.4
34.7
25.6
85.7
-0.4
3.0
4.3
-9.0
10.6
-11.4
2.6
-8.8
-2.6
33.9
-20.3
24.4
-10.8
-3.7
-12.6
17.8
-12.7
-66.7
-0.8
Trade balance
Trade balance
US$mn
Monthly annualized, % of GDP
-188
-0.3%
-75
-0.1%
-298
-0.4%
138
0.2%
-1616
-2.2%
Sumber: CEIC, BPS & Morgan Stanley Research
Neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit US$1,616
miliar pada bulan April 2013 setelah pada bulan sebelumnya sempat
surplus sebesar $138 juta di bulan Maret. Defisit neraca perdagangan
diekspektasi akan semakin menekan mata uang rupiah, yang saat ini
sudah melemah karena tekanan dari risiko keluarnya aliran dana asing
dari pasar obligasi karena kemenarikan imbal hasil obligasi US yang terus
meningkat.
Ekspor masih lemah, menyusut 9,1% YoY dibulan April (vs Maret
-12,9% YoY dan consensus -7,4% YoY). Penurunan ekspor didorong
oleh pelemahan ekspor migas 32,9% YoY (vs Maret -16% YoY).
Sebaliknya, impor menyusut 3,7%YoY (vs Maret -8,8% YoY) karena
penurunan impor barang modal sebanyak -22,5%. Hal ini mungkin
mensignalkan penurunan aktifitas investasi. Impor barang konsumen
tumbuh 1,4% sedangkan untuk barang mentah naik 0,9%. Defisit neraca
perdagangan diekspektasi membaik sampa ke 2,1% dari GDP dari
ekspektasi sebelumnya 2,7% di tahun 2013, jika subsidi BBM dikurangi.
Dengan neraca perdagangan mencatat deficit, neraca transaksi berjalan
diekspektasi akan mencatat defisit sekitar 3-4% dari GDP (dibandingkan
-2,4% dari GDP di 1Q13).
3 | Market Perspective | Juni 2013
ANALISA VALAS
P
ara pelaku pasar masih terus memperhatikan perkembangan dari data-data indikator pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat terutama
pada pasar tenaga kerja yang menjadi fokus dari perbaikan perekonomian Amerika Serikat. Pandangan mengenai aksi The Fed untuk
tetap melanjutkan atau mengurangi stimulus dan pelonggaran kebijakan seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian di Amerika Serikat
masih menjadi tolok ukur para investor untuk menentukan kepastian investasi. Pergerakan mata uang dunia 2 sampai 3 bulan ke depan, akan
cenderung terfokus pada rencana The Fed tersebut.
Iklim perekonomian di zone Eropa pada bulan Mei
2013 relatif diwarnai dengan sentimen positif dari sisi
perekonomian domestik zona Eropa. Fluktuasi EUR/USD
pada bulan Mei 2013 sebesar 3,36% penurunan EUR terhadap USD di
awal Mei 2013 dikarenakan oleh persepsi pasar terhadap rencana aksi
The Fed untuk mengurangi nominal stimulus di Amerika Serikat.
Diperkirakan EUR/USD akan bergerak dengan kecenderungan naik
dengan target 1,3280. Rentang harga EUR/USD pada bulan Juni 2013
diperkirakan berada diantara 1,2880-1,3320.
IDR secara technical masih pada trend melemah setelah
menembus level 9,800 per US Dollar. Turunnya kinerja
neraca perdagangan Indonesia yang dipicu oleh turunnya
harga minyak, berdampak pada rendahnya supply USD di pasar
Indonesia sehingga membuat IDR terus terperosok.
Untuk bulan Juni 2013, USD/IDR diperkirakan akan bergerak dengan
rentang harga 9,775-9,9910 dengan kecenderungan naik.
Membaiknya data-data perekonomian inggris mulai
dari harga perumahan, produksi industri, dan produksi
manufaktur menunjukan keberhasilan program asset
purchase BOE (Bank of England). Turunnya angka pengangguran di
Inggris dari 7,9% ke 7,8% juga menunjukan perekonomian di Inggris
mengalami pertumbuhan.
Diprediksikan GBP/USD masih akan cenderung naik dengan target
1,5588 sampai akhir Juni 2013. Indikator technical GBP/USD
menunjukan fleksibilitas GBP untuk menguat terhadap USD dengan
jangka menengah.
Setelah pemotongan suku bunga di awal bulan Mei silam,
AUD tertekan turun hingga berada di bawah parity level
(1:1 dengan USD). Pelonggaran kebijakan dan proyeksi
GDP yang turun berdampak pada tertekannya AUD terhadap USD.
Lemahnya harga komoditas juga berdampak negatif pada pergerakan
AUD/USD.
Komitmen BOJ (Bank of Japan) untuk menggelontorkan stimulus per bulan 7,5 triliun JPY per bulan
diperkirakan akan menambahkan likuiditas JPY di
pasar. Diperkirakan JPY akan kembali melemah pada bulan Juni
2013 dengan target di 104,80 per US Dollar untuk jangka waktu
menengah hingga panjang.
Diperkirakan AUD/USD akan bergerak dengan rentang 0,9450-0,9900
untuk bulan Juni 2013. Indikator stochastic slow dan MACD pada chart
harian AUD/USD mengindikasikan adanya potensi rebound untuk AUD/
USD.
JPY masih dalam trend melemah. Beberapa indikator technical
mengindikasikan potensi penguatan terbatas untuk JPY terhadap
USD.
Recommendation
USD/IDR
EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
USD/JPY
Expected Buying level
9775 - 9825
1.2950 - 1.2975
1.5175 - 1.5200
0.9530 - 0.9575
99.75 - 100.00
Expected Selling level
9880 - 9910
1.3320 - 1.3400 1.5600 - 1.5650
0.9900 - 0.9950 103.20 - 103.60
Long profit taking @
9900 and above
1.3250 and above
1.5450 and above
0.9850 and above
102.50 and above
Short profit taking @
9800 and below
1.3120 and below
1.5450 and below
0.9775 and below
101.80 and below Long cut loss @
9700 - 9725
1.2850 - 1.2875
1.5050 - 1.5100
0.9380 - 0.9400
98.50 - 98.75
Short cut loss @
10000 - 10100
1.3480- 1.3510
1.5775 - 1.5825
1.0050 - 1.0100
104.00 - 104.25
Rekomendasi entry level
Profit Taking
Cut Loss
*Data di atas hanya besifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
4 | Market Perspective | Juni 2013
COMMINSIGHT
M
endekati akhir semester pertama 2013, IHSG tercatat masih mampu menguat 0,69% sepanjang bulan Mei 2013 di tengah semakin
maraknya dorongan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi serta laporan pendapatan emiten di kuartal pertama 2013 yang relatif
melemah. Yang menarik untuk disimak adalah kinerja IHSG semakin melemah apabila diukur secara bulanan semenjak Februari 2013
hingga bulan Mei 2013. Sebagaimana telah diulas pada Comminsight edisi-edisi sebelumnya, investor semakin menyadari bahwa likuiditas
semata tidak dapat dijadikan tumpuan untuk terus mendorong IHSG ke level yang lebih tinggi. Valuasi yang relatif tinggi serta dorongan
pendapatan emiten yang relatif lemah memicu investor melakukan aksi profit taking. Investor juga mewaspadai potensi kenaikan inflasi serta
melambatnya sektor investasi domestik yang diestimasi akan mendorong IHSG memasuki periode konsolidasi di bulan Juni 2013.
Kinerja IHSG (bulanan) semakin melambat
semenjak bulan februari 2013
JCI Performance - Diminishing Return
JCI Performance - Diminishing Return
9.00%
7.68%
8.00%
7.00%
6.00%
5.00%
3.17%
3.00%
3.03%
1.88%
2.00%
0.69%
1.00%
0.00%
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Sumber: Bloomberg
Berbicara secara fundamental, rasio P/E telah berekspansi lebih dari
17% sepanjang tahun 2013 (hingga 31 Mei 2013) dan sempat mencapai
puncak di level 17,5x pada pekan ketiga bulan Mei 2013 (trailing P/E;
sumber: Bloomberg). Di sisi yang lain, pendapatan emiten hanya
mengalami pertumbuhan di kisaran 3% pada periode yang sama.
Apabila melihat pada laporan pendapatan emiten di kuartal pertama
2013, sektor-sektor yang bergerak pada kapitalisasi kecil dan menengah
lebih dominan dalam menjadi penggerak kinerja IHSG sepanjang
tahun 2013, sementara sektor-sektor utama seperti perbankan dan
konsumer hanya mengalami tingkat pertumbuhan yang relatif moderat.
Sementara sektor yang sempat menjadi tulang punggung Indonesia
sebelum krisis tahun 2008, yakni sektor pertambangan melanjutkan
tendensi negatif dengan melaporkan pertumbuhan pendapatan yang
negatif untuk periode kuartal pertama 2013. Secara keseluruhan, tingkat
pertumbuhan pendapatan emiten relatif solid dengan lebih dari 50%
emiten melaporkan tingkat pendapatan sesuai ekspektasi di kuartal
pertama 2013, namun hal ini cenderung tidak spektakuler dengan hanya
kurang dari 20% emiten yang melaporkan tingkat pendapatan di atas
estimasi analis.
Sektor-sektor berkapitalisasi kecil dan menengah
melaporkan pertumbuhan pendapatan yang solid di kuartal
pertama 2013, namun sektor-sektor berkapitalisasi besar
melaporkan pertumbuhan yang relatif moderat
JCI Performance - Diminishing Return
2013 earnings growth by sector - % YoY increase
Perhitungan suku bunga acuan dan suku bunga Fasbi
dikurangi tingkat inflasi, hampir mencapai level negatif
6.0
4.0
2.0
0.0
0.2
-2.0
-1.6
-4.0
-6.0
-8.0
Mar-07
Mar-08
Mar-09
Mar-10
Real FASBI
Mar-11
Mar-12
Mar-13
Real BI Rate
Note: Real rate computed using concurrent inflation
Sumber: Bloomberg, Credit Suisse
Sementara dari sisi teknikal, tendensi dalam 5 tahun terakhir
menunjukkan bahwa menjelang periode hari raya Idul Fitri serta periode
liburan panjang tahun akademi, volume transaksi perdagangan IHSG
relatif mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,
sebagaimana terlihat pada ilustrasi Bloomberg di bawah. Hal ini
mengindikasikan tingkat fluktuasi yang relatif lebih tinggi serta
dominannya sektor-sektor defensif seperti konsumer dan infrastruktur
dalam mendorong kinerja IHSG di bulan-bulan tersebut.
53
8
5
3
(8)
(10)
(16)
Conglos
Utilities
Coal
Heavy
Equipment
13
CPO
17
Banks
18
Transport
18
Telecoms
Cement
Media
Property
19
Toll Road
40
Consumer
45
Construction
60
50
40
40
20
10
0
(10)
(20)
urgensi defisit pemerintah yang tak kunjung membaik. Pemerintah
sendiri mengestimasi laju inflasi menjadi 7,2% untuk tahun 2013 dengan
estimasi kenaikan harga BBM ke level Rp6500, atau kenaikan sebesar
1,8% dari level inflasi di bulan Mei 2013 sebesar 5,47%. Yang menjadi
pertanyaan investor, bagaimana implikasi terhadap suku bunga acuan
bank sentral serta apakah pemerintah akan mulai memperketat kebijakan
moneter untuk mengendalikan likuiditas di pasar? Apabila investor
memperhatikan grafik berikut, investor akan menyadari bahwa meskipun
harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan, pemerintah selama ini telah
menerapkan kebijakan moneter yang relatif longgar dan menjadikan real
interest rate dan real FASBI rate (membandingkan suku bunga acuan dan
FASBI dengan tingkat inflasi) sangat rendah bahkan negatif. Tentunya
hal ini sangat sensitif bagi investor, terutama apabila trend inflasi terus
meningkat yang akan memaksa pemerintah untuk meningkatkan suku
bunga acuan sebagai respon utama.
Sumber: CSLA Asia-Pacific Markets
Secara makro ekonomi, investor memusatkan perhatian pada masalah
pemangkasan subsidi BBM yang hingga tulisan ini disusun pemerintah
menginginkan kenaikan harga premium ke level Rp6500/liter dilakukan
di pertengahan bulan Juni 2013. Yang masih mengganjal adalah polemik
pemberian subsidi bagi masyarakat kurang mampu sebesar 150 ribu
rupiah per bulan sebagai kompensasi dari naiknya harga BBM, yang
hingga kini masih belum disetujui oleh DPR. Namun bagaimanapun juga,
mayoritas investor tampaknya sepakat bahwa kenaikan harga BBM
bersubsidi akan segera terjadi dan hanya menunggu waktu, mengingat
Pada periode dimulainya liburan panjang (bulan juni)
hingga bulan lebaran, umumnya nilai transaksi IHSG
mengalami penurunan dan mengakibatkan naiknya
fluktuasi
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Average (Monthly & Change)
44.8
10.9
52.0
43.3
35.9
-44.0
2013
26.6
36.7
-15.0
17.3
76.7
-62.7
2012
96.1
26.6
-15.3
4.9
43.8
2011
47.2
-38.7
-124.1
-42.0
54.2
2010
58.9
-18.6
112.8
4.3
2009
-5.1
48.3
53.3
53.0
5.2
46.9
5 Yr Avg (2012)
Sumber: CSLA Asia-Pacific Markets
Jul
Aug
-41.0
42.9
-22.4
-14.8
-0.8
-41.7
-8.7
-42.5
9.0
12.9
232.3
13.7
-59.2
291.5
40.6
30.8
-40.7
81.6
Sep
Oct
Nov
Dec
-7.3
-3.5
76.0
-42.6
36.6
-31.2
26.7
-40.1
59.3
-37.6
142.1
-58.6
-63.5
-6.0
52.0
-6.0
-62.5
-32.7
10.0
6.1
48.4
-54.3
5 | Market Perspective | Juni 2013
Namun apabila melihat sisi kinerja, penurunan kinerja
IHSG umumnya baru terjadi pada saat bulan lebaran,
sementara pada momentum 1 bulan sebelum lebaran,
IHSG masih memiliki tendensi untuk mencatat kinerja
positif meskipun terjadi penurunan volume perdagangan
sebagaimana disebutkan diilustrasi di atas
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Average (Monthly & Change)
-0.1
0.9
6.6
6.9
-0.4
2.7
2013
3.2
7.7
3.0
1.9
0.7
-1.1
2012
3.1
1.1
3.4
1.4
-8.3
2011
-7.9
1.8
6.0
3.8
2010
3.0
-2.4
9.0
7.0
2009
-1.7
-3.5
11.6
20.1
-1.6
0.1
4.0
5.3
5 Yr Avg (2012)
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
3.2
4.7
-2.0
5.0
2.1
-1.7
0.9
0.5
1.3
6.2
-7.0
-7.6
6.8
-2.0
2.9
-5.9
4.2
5.3
0.4
13.6
3.8
-2.9
4.9
11.3
5.7
14.6
0.8
5.4
-4.0
2.0
4.9
0.7
2.1
5.8
-2.8
0.2
-4.6
-1.1
4.6
Mempertimbangkan faktor-faktor yang kami ulas di atas, kami tetap
mempertahankan alokasi netral pada bulan Juni 2013. Terlebih
dengan adanya kemungkinan kenaikan harga BBM bersubsidi di
pertengahan bulan Juni 2013 ini yang dapat mengakibatkan naiknya
inflasi yang cenderung akan mendorong pemerintah memperketat
kebijakan moneternya untuk semester kedua tahun 2013. Pertumbuhan
pendapatan emiten-emiten berkapitalisasi kecil dan menengah yang
solid mendorong kami untuk tetap mempertahankan rekomendasi pada
reksa dana yang memiliki fokus strategi pada emiten-emiten tersebut.
Demikian pula sektor-sektor unggulan seperti konsumer dan infrastruktur
yang cenderung defensif tetap layak untuk dipertimbangkan memasuki
periode fluktuasi di bulan Juni-Juli 2013. Diversifikasi yang seimbang
dengan reksa dana pendapatan tetap yang telah mengalami koreksi
signifikan sepanjang bulan Mei 2013 tetap direkomendasikan sebagai
katalis untuk menghindari potensi penurunan di pasar saham domestik
sebagai akibat dari tingginya valuasi, melemahnya fundamental ekonomi
makro, potensi pengetatan kebijakan moneter oleh BI.
Sumber: CSLA Asia-Pacific Markets
Portfolio IDR Juni 2013
Portfolio Concepts
Mutual Fund/Bond
Core Portfolio
Manulife Saham Andalan
BNP Paribas Pesona Syariah
Schroder Dana Istimewa
Portfolio Allocation
30%
Growth Portfolio
Mandiri Investa Ekuitas Dinamis
20%
BNP Paribas Infrastruktur Plus
Danareksa Mawar Konsumer 10
Manulife Dana Ekuitas Small Mid Capital
Fixed Income Medium to Long duration
First State Indonesia Bond Fund
FR62 / FR65 / FR58
20%
Fixed Income Short duration
Danareksa Melati Platinum Rupiah
Schroder Dana Andalan 2
FR66
30%
Portfolio USD Juni 2013
Portfolio Concepts
Mutual Fund/Bond
Portfolio Allocation
Core Portfolio
Manulife Greater Indonesia Fund
Panin SRC Moderate Fund
50%
Fixed Income Long duration
Indon 35/37/38/42/43
20%
Fixed Income Medium duration Indon 19/22/23
30%
DISCLAIMER
Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan
hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan
sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan
orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat
dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi,
dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan
investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan
atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini
dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan
perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini.
Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material
yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja
masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak
perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan
ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari
perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat
melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten
dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call
Centre kami di 5000 30 atau email kami di [email protected].
www.commbank.co.id
facebook.com/CommbankID
twitter.com/Commbank_ID
Download