BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya utama yang digunakan untuk menghasilkan suatu energi berupa bahan bakar yang saat ini semakin dibutuhkan oleh manusia sebagai pendukung utama aktifitasnya. Penggunaan bahan bakar tersebut tidak sebanding dengan ketersediaannya di alam karena sumber daya tersebut merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan ketersediannya semakin terbatas bahkan terancam habis. Hal tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan sumber energi yang dihasilkan. Melihat kondisi tersebut, perlu dicari sumber energi terbarukan sebagai sumber energi alternatif yang dapat diproduksi secara terus menerus dan berkesinambungan, mengingat kebutuhan energi saat ini didominasi oleh energi berbahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas bumi, dan batu bara (Rifqi dkk., 2012). Penelitian mengenai bahan bakar terbarukan yakni pembuatan biofuel dari minyak nabati sebagai bahan bakar alternatif saat ini telah banyak dikembangkan. Salah satu contoh minyak nabati yang sedang dikembangkan yaitu Crude Palm Oil (CPO). CPO atau minyak mentah kelapa sawit adalah produk utama dari pengolahan minyak sawit disamping minyak inti sawit. CPO berwarna kemerah-merahan diperoleh dari hasil ekstraksi daging buah kelapa sawit. Penggunaan CPO sebagai pengganti bahan bakar fosil diyakini cukup efektif karena kelimpahannya di Indonesia. Akan tetapi, kebutuhan CPO dalam negeri saat ini sebagian besar terserap oleh pabrik minyak goreng dengan kebutuhan rata-rata 3,5 juta ton per tahun (Zahrina, 2013). Harga CPO saat ini masih relatif mahal sehingga dapat dipilih CPO parit yang merupakan limbah cair industri pengolahan minyak sawit sebagai pengganti CPO dalam pengembangan energi berbahan bakar terbarukan. CPO parit memiliki kadar asam lemak antara 20-70% merupakan bahan dasar yang cocok digunakan untuk produksi bahan bakar minyak. Pemanfaatan CPO parit sebagai 1 2 bahan mentah dalam produksi bahan bakar terbarukan tidak mengganggu penyediaan pangan maupun produksi vital lain dalam kehidupan (Zahrina, 2013). Asam lemak yang terkandung dalam CPO parit merupakan asam lemak jenuh dan tidak jenuh dari sisa pengolahan CPO. Secara umum, asam lemak jenuh berwujud padat pada suhu kamar dengan asam penyusunnya yaitu asam miristat, asam palmitat, dan asam stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuh berwujud cair dengan asam penyusun antara lain asam oleat dan asam linoleat. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal antar atom pada karbon penyusunnya, sedangkan asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan rangkap antar atom pada karbon penyusunnya (Mittlebach dkk., 2004). Biogasolin merupakan salah satu biofuel dengan jenis gasolin (bensin) yang terbuat dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Biogasolin mudah terdegradasi dan ramah lingkungan karena terbuat dari sumber daya alam. Fraksi gasolin tersusun atas hidrokarbon mulai C5 sampai dengan C12. Biogasolin mempunyai kadar oksigen sekitar 11-15% sehingga dapat mempercepat pembakaran dalam mesin. Hasil samping penggunaan biogasolin hanya berupa sedikit karbon monoksida yang lebih rendah dibandingkan petroleum. Biogasolin terbebas dari kandungan sulfur serta senyawa aromatik (Kloprogge dkk., 2005), sehingga biogasolin dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil yang sampai saat ini masih digunakan. Pembuatan biogasolin dilakukan dengan proses catalytic cracking atau perengkahan katalitik. Proses ini merupakan suatu cara untuk memecahkan rantai karbon panjang menjadi suatu molekul dengan rantai karbon yang lebih sederhana, dengan menggunakan beberapa tipe katalis (Zahrina, 2013). Katalis digunakan untuk mempercepat laju reaksi kimia pada temperatur tertentu tanpa mengalami perubahan pada reaksi tersebut. Bahan alam seperti bentonit dapat dijadikan sebagai matriks heterogen karena sebagian besar kandungan dalam mineral bentonit adalah montmorilonit. Montmorilonit memiliki kemampuan adsorpsi yang sangat baik dan memiliki situs adsorpsi pada ruang antar lapis yang sama baik dengan permukaan luar 3 maupun tepinya (Zhirong dkk., 2011). Bentonit memiliki sifat mengembang (swelling) sehingga dapat dijadikan material katalis mikro atau meso dengan ukuran pori yang stabil (Maes dkk., 1997). Suatu logam transisi perlu diembankan pada bentonit untuk mendukung proses katalitik dalam reaksi perengkahan karena dengan adanya logam transisi akan menambah situs asam pada bentonit. Penelitian ini menggunakan logam krom sebagai logam transisi yang diembankan ke dalam bentonit. Logam krom merupakan salah satu logam transisi yang memiliki aktivitas dan selektivitas yang tinggi. Mandey (2015) telah meneliti logam krom sebagai katalis dalam reaksi perengkahan minyak sawit menjadi biogasolin, Kadarwati (2010) pada perengkahan minyak jelantah menjadi bahan bakar cair dan Widjaya (2012) pada konversi etanol menjadi biogasolin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa logam krom yang digunakan sebagai katalis memiliki presentasi produk paling tinggi dengan nilai paling ekonomis. Berdasarkan fakta tersebut, pembuatan biogasolin menggunakan logam krom sebagai logam teremban pada bentonit akan dapat menghasilkan produk yang lebih optimal. Proses perengkahan katalitik memiliki dua parameter penting yang berpengaruh terhadap hasil produk yaitu temperatur dan laju alir gas hidrogen. Reaksi pada perengkahan katalitik akan berlangsung cepat dan tumbukan molekul satu dengan yang lain semakin besar apabila temperatur dinaikkan (Lungstein dkk., 1997). Namun, apabila temperatur terlalu tinggi reaksi perengkahan tidak dapat berlangsung secara maksimal karena adsorbat mudah terlepas dari permukaan adsorben, sedangkan laju alir gas hidrogen akan berpengaruh terhadap interaksi reaktan dengan permukaan katalis. Laju alir gas hidrogen yang kecil menyebabkan molekul reaktan teradsorpsi kuat terhadap katalis sehingga aktivitas katalis menjadi lebih maksimal (Bezergianni dkk., 2009). Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian mengenai pembuatan biogasolin dari CPO parit melalui proses hidrorengkah dengan menggunakan katalis Cr/bentonit. 4 I.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mempelajari sintesis dan karakterisasi katalis Cr/bentonit. 2. Mengkaji aktivitas dan selektivitas katalis Cr/Bentonit dalam proses hidrorengkah CPO parit menghasilkan biogasolin. I.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan limbah industri CPO parit dalam produksi biogasolin melalui reaksi hidrorengkah menggunakan katalis Cr/bentonit. Pemanfaatan limbah industri diharapkan dapat meningkatkan daya guna CPO parit sebagai sumber bahan bakar yang potensial.