EFEKTIVITAS PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII G di SMP Negeri 1 Gatak) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh : ARINA MUTHIA A 410090169 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 UNIVERSITAS NIUHAIVIMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILNIU PEI{DIDIKAN J1. A. Yani Trornpoi Pos I-Pabelan, Kafiasura Telp. (0271) 111411 Surakarta 57i02 Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang beftancla tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir Narna NIK : : : Rita P. Khotimah. M.Sc. 100.926 Telah rnembaca dan mencemati naskah arlikel publikasi ilmiah, yang merllpakarr ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa : : ARINA MUTHIA NIM : A 410 090 169 Prograrn Studi : Pendidikan Maten'iatika REALISTIC PENDEKATAN Judul Skripsi : EFEKTMTAS MATHEMATICS EDL.CATION (RN{N) DALANT Nama PENINGKATAN KEN{ANDIRIAN DAN PEN{AHAMAN KONSEP BELAJAR N{ATEN{ATIKA (PTK Pembela-jaran Matematika Kelas VIII G di SMP Neseri 1 Gatak) Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasilian. Demikian persctujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakafta,.r4 Juni 2013 Peflbimbing Rita P. KHotimah. il'I.Sc NIK 100.926 EFEKTIVITAS PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII G di SMP Negeri 1 Gatak) Oleh 1 Arina Muthia , Rita P. Khotimah2 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, [email protected] 2 Staf Pengajar UMS Surakarta, [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan pemahaman konsep belajar matematika siswa dengan menerapkan pendekatan RME. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Gatak yang berjumlah 34 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemandirian dan pemahaman konsep belajar matematika siswa melalui pendekatan RME. Peningkatan ini dapat dilihar dari indikatorindikatornya. Adapun indikator kemandirian, yaitu siswa dapat mengerjakan soal secara mandiri sebelum tindakan sebanyak 16 siswa (47,06%), setelah tindakan sebanyak 28 siswa (90,32%); siswa percaya pada kemampuan diri sendiri sebelum tindakan sebanyak 14 siswa (41,18%), setelah tindakan sebanyak 26 siswa (83,87%). Adapun indikator pemahaman konsep, yaitu siswa dapat memecahkan masalah berkenaan konsep sebelum tindakan sebanyak 13 siswa (38,23%), setelah tindakan sebanyak 29 siswa (93,56%); siswa mampu menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal secara tepat sebelum tindakan sebanyak 10 siswa (29,41%), setelah tindakan sebanyak 24 siswa (77,42%). Dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan RME dapat meningkatkan kemandirian dan pemahaman konsep belajar matematika. Kata kunci: realistic, kemandirian, pemahaman konsep PENDAHULUAN Dalam kegiatan pembelajaran, kemandirian merupakan salah satu hal yang sangat penting. Karena kemandirian belajar dapat melatih siswa untuk tidak bergantung pada orang lain. Selain itu kemandirian juga dapat menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa. Siswa yang mempunyai kemandirian yang baik maka siswa tersebut akan lebih bertanggung jawab dalam belajarnya, sehingga hal tersebut akan berdampak pada tinggi rendahnya hasil belajarnya. Hal penting lain dalam pembelajaran matematika sekolah adalah tercapainya pemahaman konsep belajar matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dalam Diknas, 2006: 1) Berkaitan dengan masalah tersebut, pembelajaran matematika di kelas VIII G SMP Negeri 1 Gatak ini juga ditemukan keragaman masalah. Salah satunya yaitu rendahnya kemandirian siswa untuk belajar matematika, yang dapat dilihat dari: 1) siswa belum dapat mengerjakan soal secara mandiri karena kurang menguasai materi (47,06%), 2) siswa kurang percaya pada kemampuan diri sendiri, terlihat saat pembelajaran berlangsung siswa merasa cemas dan enggan belajar matematika (41,18%). Selain rendahnya kemandirian belajar matematika siswa, dijumpai masalah lain yaitu rendahnya pemahaman konsep belajar matematika siswa, yang dapat dilihat dari: 1) siswa kurang memahami materi sehingga belum dapat memecahkan masalah atau soal sesuai konsepnya (38,23%), 2) kurang antusiasnya siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru saat kegiatan pembelajaran matematika (29,41%). Pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kemandirian belajar matematika dan pemahaman konsep belajar matematika adalah melalui pendekatan RME. Pendekatan pembelajaran RME berorientasi pada matematisasi pengalaman nyata sehari-hari siswa dan dapat dikaitkan dengan lingkungan sekitar, serta menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa. Jadi siswa diajak berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang mungkin atau sering dialami siswa dalam kesehariannya. Menurut Freudenthal dalam Uzel, Devrim dan Servinc Mert Uyangor (2006) menjelaskan bahwa RME merupakan suatu pendekatan dimana pendidikan matematika dipahami sebagai kegiatan manusia. Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Tujuan dari penelitian ini meliputi: (1) Tujuan umum dalam penelitian adalah untuk meningkatkan kemandirian dan pemahaman konsep belajar matematika, (2) Tujuan khusus dari penelitian ini meliputi: (a) meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa, dilihat dari indikator: siswa dapat mengerjakan soal secara mandiri, dan siswa percaya pada kemampuan diri sendiri melalui pendekatan RME di kelas VIII G SMP Negeri 1 Gatak Semester Genap Tahun Ajaran 2012/ 2013. (b) meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika di kelas VIII G SMP Negeri 1 Gatak Semester Genap Tahun Ajaran 2012/ 2013 melalui pendekatan RME, dilihat dari indikator: siswa dapat memecahkan masalah berkenaan konsep, dan siswa mampu menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal secara tepat. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti bekerja sama dengan guru dan siswa untuk perbaikan pembelajaran. Menurut Aqib (Sutama, 2011: 95) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gatak, Sukoharjo. Waktu penelitian selama 4 bulan, yaitu bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 dengan tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Gatak. Subjek pemberi tindakan dalam penelitian ini adalah guru matematika kelas VIII G bekerja sama dengan peneliti. Sedangkan subjek penerima tindakan ini adalah seluruh siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Gatak Semester Genap Tahun Ajaran 2012/ 2013. Siswa kelas tersebut berjumlah 34 orang, terdiri atas 16 siswa lakilaki dan 18 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan observasi pada saat pembelajaran, triangulasi sumber, dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengeksplor kemandirian dan pemahaman konsep belajar yang dilakukan dengan lima langkah. Langkah 1) Memahami masalah kontekstual 2) Menjelaskan masalah kontekstual 3) Menyelesaikan masalah kontekstual 4) Membandingkan dan mendiskusikan jawaban 5) Menyimpulkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hayley Barnes (2004) yang menyatakan bahwa langkah–langkah dalam pengajaran matematika dengan strategi pembelajaran RME yaitu dalam tahap awal, pembelajaran diawali dengan masalah kontekstual (inti) dari konsep yang sesuai dari situasi nyata sebagai matematisasi konseptual. Melalui abstraksi dan formalisasi, siswa akan mengembangkan konsep yang lebih komplit. Siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dari dunia nyata. Siswa mengembangkan model matematika sendiri dalam menyelesaikan masalah dari matematika informal ke matematika formal. Selanjutnya melakukan refleksi pada bagian yang dianggap penting dalam proses pembelajaran. Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian De Lange (2005) yang menyatakan bahwa langkah-langkah dalam pengajaran matematika dengan strategi pembelajaran RME antara lain 1) memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil” bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya sehingga siswa terlibat dalam pelajaran secara bermakna, 2) permasalahan dijelaskan dan diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut, 3) siswa mengembangkan atau menciptakan modelmodel simbolik secara informal terhadap persoalan yang diajukan, 4) siswa menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, 5) melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran. Peningkatan kemandirian belajar matematika pada indikator dapat mengerjakan soal secara mandiri yaitu pada kondisi awal 16 siswa yang tuntas (47,06%), setelah siklus I 25 siswa (78,12%), setelah siklus II 27 siswa (84,37%), dan setelah siklus III 28 siswa yang tuntas (90,32%). Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Hersh C. Waxman, dkk. (2008) yang menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang ulet dengan siswa yang tidak ulet. Siswa yang ulet lebih sering berinteraksi atau bertanya dengan guru jika mendapat kesulitan dalam pembelajaran. Sedangkan siswa yang tidak ulet lebih memilih berinteraksi dengan siswa lainnya dan sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian James Broad and Selby College (2006) yang menyatakan bahwa penggunaan tutor sebaya dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan belajar secara mandiri, sehingga menjadikan siswa bertanggung jawab terhadap permasalahan yang dihadapinya nanti. Peningkatan kemandirian belajar matematika pada indikator percaya pada kemampuan diri sendiri yaitu pada kondisi awal 14 siswa yang tuntas (41,18%), setelah siklus I 16 siswa (50,00%), setelah siklus II 22 siswa (68,75%), dan setelah siklus III 28 siswa yang tuntas (83,87%). Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Chick, H. L. & Vincent (2005) yang menyatakan bahwa penerapan Mathematical Problem Solving (MPS) dalam proses pembelajaran di kelas dapat mendorong minat dan apresiasi siswa. Hal tersebut dapat menjadikan siswa memiliki kepercayaan diri dan kemandirian dalam belajar. Secara ringkas data perubahan hasil tindakan kelas tentang kemandirian belajar matematika siswa dengan penerapan pendekatan RME dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Tabel Data Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Siswa No. 1 2 Kemandirian Belajar Matematika Mengerjakan soal secara mandiri Sebelum Tindakan Siklus I Sesudah Tindakan Siklus II Siklus III 16 siswa 47,06% 25 siswa 78,12% 27 siswa 84,37% 28 siswa 90,32% Percaya pada kemampuan diri sendiri 14 siswa 41,18% 16 siswa 50,00% 22 siswa 68,75% 26 siswa 83,87% Grafik Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Siswa Kemandirian Belajar Matematika 30 Banyak Siswa 25 Mengerjakan soal secara mandiri 20 15 Percaya pada kemampuan diri sendiri 10 5 0 Sebelum Siklus I Tindakan Siklus II Siklus III Tindakan Kelas Peningkatan pemahaman konsep belajar matematika pada indikator dapat memecahkan masalah berkenaan konsep yaitu pada kondisi awal 14 siswa yang tuntas (41,18%), setelah siklus I 14 siswa (43,75%), setelah siklus II 22 siswa (68,75%), dan setelah siklus III 29 siswa yang tuntas (93,56%). Peningkatan pemahaman konsep belajar matematika pada indikator mampu menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal secara tepat yaitu pada kondisi awal 14 siswa yang tuntas (41,18%), setelah siklus I 15 siswa (46,87%), setelah siklus II 20 siswa (62,5%), dan setelah siklus III 24 siswa yang tuntas (77,42%). Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Jaemu Lee & Youngtae Kim (2012) yang menyatakan bahwa menerapkan pembelajaran yang digabungkan dengan model ARCS akan efektif dalam matematika agar siswa berprestasi. Para peserta didik dapat belajar di tingkat yang tepat dan mempelajari konten yang menarik dalam rangka untuk mempertahankan motivasi. Para peserta didik dapat merasakan peningkatan dan kepuasan, dan juga akan mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar. Tabel Data Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Siswa No. 1 2 Pemahaman Konsep Belajar Matematika Memecahkan masalah berkenaan konsep Menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal secara tepat Sebelum Tindakan Siklus I Sesudah Tindakan Siklus II Siklus III 13 siswa 38,23% 14 siswa 43,75% 22 siswa 68,75% 29 siswa 93,56% 10 siswa 29,41% 15 siswa 46,87% 20 siswa 62,5% 24 siswa 77,42% Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Siswa Banyak Siswa Pemahaman Konsep Belajar Matematika 35 30 25 20 15 10 5 0 Memecahkan masalah berkenaan konsep Sebelum Siklus I Tindakan Siklus II Siklus III Menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal secara tepat Tindakan Kelas Beberapa penelitian menunjukkan adanya keefektifan pendekatan RME untuk meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika. Penelitian yang dilakukan Dwi Retnowati (2013), menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Treffinger dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. Penelitian juga dilakukan oleh Fytriyanto Wisnu Budiarto (2013), menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan benar. Berdasarkan data dan mengacu pada penelitian relevan yang telah diuraikan di atas, tindak mengajar yang telah dilakukan oleh guru selama pelaksanaan tindakan kelas menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME, sehingga siswa dapat belajar dengan baik, kemandirian dan pemahaman konsep belajar matematika siswa mengalami peningkatan. SIMPULAN Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan RME dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa yang dapat dilihat dari indikator: a. Adanya peningkatan banyak siswa yang dapat mengerjakan soal secara mandiri. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan tindakan kelas siklus I, siklus II, dan siklus III. Siswa yang dapat mengerjakan soal secara mandiri pada tindakan kelas siklus I sebanyak 25 siswa (78,12%), siklus II sebanyak 27 siswa (84,37%), dan pada siklus III sebanyak 28 siswa (90,32%). b. Adanya peningkatan banyak siswa yang percaya pada kemampuan diri sendiri. Peningkatan tersebut dapat diamati dari pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada siklus I sebanyak 16 siswa (50,00%), siklus II sebanyak 22 siswa (68,75%), dan pada siklus III sebanyak 26 siswa (83,87%). 2. Penerapan pendekatan RME dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika siswa yang dapat dilihat dari indikator: a. Adanya peningkatan banyak siswa yang dapat memecahkan masalah berkenaan konsep. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan tindakan kelas siklus I, siklus II, dan siklus III. Siswa yang dapat mengerjakan soal secara mandiri pada tindakan kelas siklus I sebanyak 14 anak (43,75%), siklus II sebanyak 22 siswa (68,75%), dan pada siklus III sebanyak 29 siswa (93,56%). b. Adanya peningkatan banyak siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal secara tepat. Peningkatan tersebut dapat diamati dari pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada siklus I sebanyak 15 siswa (46,87%), siklus II sebanyak 20 siswa (62,5%), dan pada siklus III sebanyak 24 siswa (77,42%). DAFTAR PUSTAKA Barnes, Hayley. 2004. ”Realistic Mathematics Education: Eliciting Alternative Mathematical Conceptions of Learners”. International Journal Mathematical in Science and Technology. Vol 8(1), pp. 53-64, University of Pretoria, hbarnes. Broad, James and Selby College. 2006. “Interpretations of independent learning in further education”. UK. Journal.math. educ. Sci. technol. Vol.32, no. 2, 161-173, The Mathematics Centre, University College Chichester. Budiarto, Fytriyanto Wisnu. 2013. Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Materi Pangkat Tak Sebenarnya. (PTK pada Siswa Kelas IXC SMP Muhammadiyah 11 Kedawung). Skripsi.(tidak dipublikasikan).UMS. Devrim “Uzel and Sevin c Mert Uyang” R. 2006.“ ttitudes of th Class Students Toward Mathematics in Realistic Mathematics Education”. International Journal of Mathematics education. In Chick, H. L & Vincent, J. L (Eds). 2005. “Motivational Beliefs, self-regulated Learning and mathematical problem solving”. Proceedings of the 29th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, 2005. Vol. 3, pp. 297-304. Melbourne: PME. Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers. Lange, J. De. 2005. Assessment: No Change without Problems, in: Romberg, T.A. (eds). (2005). Reform in School Mathematics and Authentic Assessment. New York, Sunny Press. Lee, Jaemu., & Kim, Youngtae. 2012. Development of Web-based Courseware Applied ARCS Model. Vol.3 pp 33-43. Busan, Korea : Busan National University of Education. Retnowati, Dwi. 2013. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Disposisi Matematis Menggunakan Model Pembelajaran Treffinger. (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas X2 Semester 2 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013). Skripsi. (tidak dipublikasikan). UMS. Sutama. 2011. Penelitian Tindakan Teori dan Praktik dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang: Citra Mandiri Utama. Waxman, Hers C dkk. 2008. “Closhing the chievement Gap Within Reading and Mathematics Classrooms by Fostering Hispanic Students’ Educational Resilince”. International Journal of Human and Social Sciences / Vol. 3 No. 1, 24–34.