PERENCANAAN KEBUTUHAN PEGAWAI KINERJA UNGGUL PADA PEMERINTAH KOTA BEKASI SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Perencanaan Kebutuhan Pegawai Kinerja Unggul pada Pemerintah Kota Bekasi adalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2015 Sri Wahyuni NIM H251124091 RINGKASAN SRI WAHYUNI. Perencanaan Kebutuhan Pegawai Kinerja Unggul Pada Pemerintah Kota Bekasi. Dibimbing oleh ANGGRAINI SUKMAWATI dan HARI WIJAYANTO. Pada Pemerintah Kota Bekasi terjadi kesenjangan pegawai dalam jumlah maupun kompetensi yang ditandai dengan terjadinya penumpukan pegawai pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tertentu dan kekurangan pada SKPD lainnya. Kesenjangan kompetensi ditunjukann adanya ketidaksesuaian antara kompetensi yang dibutuhkan dengan yang tersedia pada 30 SKPD dari total 32 SKPD.Hal ini harus diatasi karena akan berpengaruh terhadap efektifitas dan efesiensi kinerja pegawai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penyebab kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan pegawai, menghitung kebutuhan pegawai kinerja unggul dan merekomendasikan strategi yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada Pemerintah Kota Bekasi. Analisis untuk mengetahui penyebab utama permasalahan menggunakan diagram tulang ikan (fishbone)Kaoru Ishikawa. Kebutuhan pegawai dihitung dengan pendekatan berdasarkan beban kerja, kemampuan individu dan ketersediaan pegawai.Perubahan relatif digunakan untuk menghitung prediksi beban kerja yang akan datang. Pengambilan data tahap I lengakap pada 32 SKPD dengan 40 responden pejabat eselon III dan IV bidang kepegawaian untuk mengetahui penyebab kesenjangan. Pengambilan data tahap II pada sampel 2 SKPD dengan 65 responden untuk menghitung kebutuhan pegawai. Pemilihan sampel dengan purposive sampling, yaitu teknik pemilihan sampel dengan kriteria tertentu sesuai tujuan penelitian.Sampel dipilih adalah SKPD yang telah mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam menyelesaikan pekerjaan dan mempunyai kebakuan penamaan untuk Jabatan Fungsionalnya.Responden pada tahap I adalah pejabat yang mampu mengetahui dan menangani masalah kepegawaian pada SKPD, responden tahap II adalah Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai kinerja tinggi dan rata-rata.Teknik pengambilan data dengan wawancara secara mandalam. Penyebab utama pegawai kinerja unggul pada Pemerintah Kota Bekasi tidak terpenuhi antara lain pegawai yang tersedia tidak sesuai kebutuhan organisasi, kebijakan yang tidak tepat dalam perencanaan SDM, Pengelolaan SDM yang tidak tepat, budaya kerja organisasi tidak mendukung kinerja tinggi, dan anggaran yang terbatas.Jumlah pegawai pada Pemerintah Kota Bekasi berlebih, tetapi tidak memenuhi kebutuhan karena pegawai yang ada kompetensinya tidak memenuhi kebutuhan yang disyaratkan. Kebutuhan pegawai kinerja unggul pada tahun 2014 pada BPKAD dan Dispenda untuk 14 jenis pekerjaan sebanyak 27 orang, ketersediaan saat ini 49 orang. Kebutuhan pada tahun 2018 sebanyak 30 orang sehingga tidak perlu merekrut,pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan pemberdayaan pegawai. Kata kunci: Beban Kerja, Kompetensi, Pemberdayaan Internal. Pegawai, Rekruitmen SUMMARY SRI WAHYUNI. Manpower Planning of High Perform Employeer in Bekasi Government. Supervised by ANGGRAINI SUKMAWATI and HARI WIJAYANTO. There was employee discrepancy in Bekasi Local Government in the amount and competence marked by the work force storage in the local work force unit / Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) and the lack of work force in other SKPDs. The competence gap was shown by the inappropriateness between the required competence and the available competence in 30 SKPDs out of 32 SKPDs. It should be solved because it would affect the effectiveness and the efficiency of employee performance. The purpose of this study were to understand the cause of the discrepancy between the required and available employee, to count the needs of excellent performance employee and to recommend the most appropriate strategy to meet the needs of employee in Bekasi Local Government. The analysis used in order to understand the main cause of the problem using Kaoru Ishikawa fishbone analysis. The needs of the employee were counted using work load approach, individual competence, and the availability of employee. Relative change was used in order to count the future work force prediction. The first data collection on 40 respondents of 32 SKPDs, echelon III and IV of the personnel sector, was conducted in order to understand the cause of the discrepancy. The second data collection on 65 respondents of 2 SKPDs, echelon III and IV of personnel sector, was conducted in order to count the needs of employees. Samples were chose using purposive sampling, sample selection technique with certain criteria based on the needs of the study. The selected sample was the sample that had standard operation procedure (SOP) and had the standard title for the functional official. The respondents of the first data collection were the officials that were able to understand and handle the employee problems in the SKPD. The respondents of the second data collection were the public services that had average and excellent performance. Data collection technique used in this study was In-depth interview. The main cause of the excellent performance employee in Bekasi local government were the inappropriateness of the availability of employee with the needs of the organization, the inappropriateness of the policy in human resource planning, the inappropriateness of the human resource management, unsupported culture, and limited budget. The number of the employee in Bekasi local government was excessive, but it did not meet the needs because the competence of the available employee did not meet the requirements. The needs of the excellent performance employee in 2014 in BPKAD and Dispenda for 14 jobs were 27 employees; the current availability was 49 employees. The estimate needs in 2018 were 30 employees so the it was not necessary to recruit people. The needs fulfillment was done by empowering the employee. Key words: work load, competence, employee empowerment, internal recruitment. © Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB PERENCANAAN KEBUTUHAN PEGAWAI KINERJA UNGGUL PADA PEMERINTAH KOTA BEKASI SRI WAHYUNI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof Dr Ir Aida Vitayala S Hubeis, MSc .._ LEMBAR PENGESAHAN Judul Tesis : Perencanaan Kebutuhan Pegawai Kineija Unggul Pada Peme1intah Kota Bekasi Nama : Sri Wahyuni NIM : H251124091 Disetujui oleh Komisi Pembimbing �� Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM Ketua �- Dr Ir Hari Wijayanto, MSi Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Ilmu Manajemen ~ Dr IrJono M. Munandar, MSc Tanggal Ujian: 12 Agustus 2015 Tanggal Lulus: 2 1 0 C T 2015 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini selesai. Tema pada penelitian lapang yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015 ini adalah Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kota Bekasi, dengan judul Perencanaan Kebutuhan Pegawai Kinerja Unggul Pada Pemerintah Kota Bekasi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM dan Bapak Dr Ir Hari Wijayanto, MSi selaku pembimbing, yang telah dengan seksama membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Ibu Prof Dr Ir Aida VitayalaS Hubeis, MSc selaku penguji luar komisi dan Bapak Dr Ir Jono Munandar, MSc selaku Ketua Program Studi MAN yang telah memberikan saran dan masukan serta dosen-dosen Pasca Sarjana Ilmu Manajemen yang telah mengajar penulis. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Pemerintah Kota Bekasi yang telah membiayai pendidikan penulis, pimpinan Badan Kepegawaian Daerah yang telah memberi ijin saya Tugas Belajar, Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan seluruh SKPD pada Pemerintah Kota Bekasi yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orangtua, suami, serta anak, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terakhir buat temanteman Angkatan 6 Ilmu Manajemen, terima kasih atas kebersamaannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2015 Sri Wahyuni DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 1 1 2 3 3 3 2. TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Sumber Daya Manusia (PSDM) Perencanaan Stratejik Kompetensi Standar Operasional Prosedur (SOP) 4 4 5 5 5 3. METODE Kerangka Pikir 6 7 4. ANALISIS KESENJANGAN ANTARA KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN PADA PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN FISHBONE DIAGRAM Pendahuluan Metode Hasil dan Pembahasan Implikasi Kebijakan Simpulan 9 9 10 11 16 16 5. STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN PEGAWAI PADA PEMERINTAH KOTA BEKASI Pendahuluan Metode Hasil dan Pembahasan Implikasi Kebijakan Simpulan 18 18 19 21 32 32 6. PEMBAHASAN UMUM 33 7. IMPLIKASI KEBIJAKAN 8. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 35 36 36 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 38 41 DAFTAR TABEL 1 Rekapitulasi penyebab kesenjangan PNS pada Pemerintah Kota Bekasi 2 Tingkat keseuaian PNS berkaitan dengan Kompetensi, Objek Kerja , Kinerja dan Disiplin Jam Kerja 3 Tingkat Keseuaian PNS dan Peran Rekan Kerja, Atasan, Peralatan dan Teknologi terhadap Hasil Kerja 4 Beban Kerja dan Kemampuan PNS Dispenda Menyelesaikan Pekerjaan 5 Prediksi Beban Kerja pada Dispenda Kota Bekasi Tahun 2015-2018 6 Kebutuhan PNS Dispenda Kota Bekasi Tahun 2014 7 Rekapitulasi Perhitungan Kebutuhan PNS Dispenda Tahun 2014 8 Kemampuan PNS BPKAD dalam Menyelesaikan Pekerjaan 9 Prediksi Beban Kerja pada BPKAD Kota Bekasi Tahun 2015-2018 10 Kebutuhan PNS BPKAD Kota Bekasi Tahun 2014 11 Rekapitulasi Perhitungan Kebutuhan PNS Dispenda Tahun 2014 12 Kebutuhan Pegawai KInerja Unggul Tahun 2018 12 21 21 23 24 24 25 26 26 27 27 28 DAFTAR GAMBAR 1 Kondisi keseimbangan dan kesenjangan PNS pada SKPD Pemerintah Kota Bekasi 2 Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia (Mondy, 2008) 3 Kerangka Pikir Penelitian 4 Diagram Tulang Ikan Kaoru Ishikawa 5 Diagram Tingkat Kesukaan PNS terhadap tempat dan Jenis Pekerjaan DAFTAR LAMPIRAN 6 Data Komptensi dan masa kerja Responden BPKAD Kota BekasiTahun 2014 7 Kuesioner Penelitian 8 Penelitian Terdahulu Pada Dispenda dan 2 4 8 13 20 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perencanaan Sumber Daya Manusia (PSDM) dengan kinerja unggul sangat penting untuk mewujudkan tujuan organisasi karena manusia merupakan faktor yang paling berharga sebagai penggerak sumber daya lain untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam pencapaian tujuan organisasi (Mostaghim, Mirghiyasi, Mirnabili, Zaman, 2013). Menurut Rivai (2004) PSDM adalah penentuan kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan perusahaan baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga pengambil kebijakan SDM mampu memperkirakan ketersediaan dan permintaan untuk mengantisipasi dan memenuhi perubahan kebutuhan, penyebaran dan pendayagunaan. Fungsinya bagi organisasi adalah untuk memastikan bahwa mereka memiliki jumlah tepat, orang di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat sehinggamembawa manfaat jangka panjang secara maksimum untuk organisasi dan individu karyawan (Anyim, 2012). Pemerintah Kota Bekasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi berpedoman pada Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi tahun 2013-2018 salah satu tujuannya adalah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan isu strategis reformasi birokrasi dan pelayanan publik. Tata kelola pemerintahan yang baik dapat terwujud apabila penyelenggaraan pemerintahan berjalan secara efektif dan efisien, Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau lazim disebut pegawai sebagai sumber daya manusia bekerja secara profesional guna menunjang tercapainya visi Kota Bekasi yaitu Maju, Sejahtera, dan Ihsan. Profesionalisme PNS yang diharapkan selama ini belum sepenuhnya terwujud, penyebabnya antara lain karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian tersebut, disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang belum proporsional. Demikian pula pendistribusian PNS saat ini masih belum mengacu pada kebutuhan organisasi, belum didasarkan pada beban kerja yang ada. Beban kerja diperlukan untuk menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan kemampuan pegawai sebagaimana pendapat Hendrayanti (2011), Adawiyah dan Sukmawati (2013). Menumpuknya pegawai di satu unit lain tanpa pekerjaan yang jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan suatu contoh dari permasalahan tersebut. Data pada BKD Kota Bekasi (2012-2014) menunujukkan kebutuhan pegawai pada tahun 2012 sebanyak 1.516 orang, tahun 2013 sebanyak 1.247 orang, dan tahun 2014 sebanyak 1.244 orang. Kesenjangan dan keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan jumlah pegawai pada 32 dua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ditunjukan pada Gambar 1. 2 28 30 25 25 Lebih 20 Kurang 17 15 11 10 5 Seimbang 7 4 4 0 0 0 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Bekasi Tahun 2012-2014 Gambar 1 Kodisi keseimbangan dan kesenjangan PNS pada SKPD Pemerintah Kota Bekasi Observasi awal pada 32 SKPD di Kota Bekasi menunjukkan bahwa perbandingan antara kebutuhan dengan ketersediaan Tahun 2014 antara lain terdapat 8 SKPD sangat kurang, 7 SKPD kurang, 4 SKPD mendekati cukup, 11 SKPD sudah cukup, dan dua SKPD berlebihan. Tingkat kesesuaian kompetensi pegawai yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan Tahun 2014 menunjukkan 3 SKPD sangat tidak sesuai, 14 SKPD tidak sesuai, 13 SKPD kurang sesuai, dan 2 SKPD sudah sesuai. Kenyataan tersebut diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang menyatakan bahwa pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara belum berdasarkan pada perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki calon dalam rekruitment, pengangkatan, penempatan dan promosi pada jabatan sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Masalah yang dihadapai oleh Pemerintah Kota Bekasi adalah terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan ketersedian pegawai dalam hal kuantitas dan kualitas yang mengakibatkan hasil kerja organisasi tidak maksimal, sehingga diperlukan perbaikan dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian kearah yang lebih baik, terarah, mempunyai pola yang jelas, serta berkesinambungan. Salah satu komponen yang sifatnya mendesak untuk ditata saat ini adalah PSDM, utamanya perencanaan kebutuhan PNS dengan kinerja unggul, yaitu pegawai yang mempunya kompetensi dan komitmen memadai bahkan melebihi kriteria (Keputusan Kementrian BUMN) pada setiap SKPD untuk memenuhi kebutuhan organisasi karena selama ini perencanaan dan pemenuhan kebutuhan PNS sebagai bagian manajemen kepegawaian belum sepenuhnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Perumusan Masalah Tiga puluh dua SKPD Pemerintah Kota Bekasi menunjukkan kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan pegawai dalam jumlah dan kompetensi yang mengakibatkan tidak dapat dioptimalkannya kinerja pegawai sehingga kinerja 3 organisasi tidak maksimal. Kondisi ini akanmenghambat tujuan organisasi dimana salah satunya adalah dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik. Kesenjangan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan sistem informasi kepegawaian, pengambil kebijakan, budaya organisasi, anggaran, pegawai sendiri, dan hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi pegawai. Menurut Sudiro (2011) yang mempengaruhi kebutuhan SDM antara lain adalah persediaan pegawai, perekrutan, kualifikasi, pelatihan, pengalaman, kompetensi, tingkat ketidakhadiran, perputaran pegawai, dan distribusi umur. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut adalah merupakan faktor yang menyebabkan kesenjangan.Semakin baik faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan diatasi, maka diharapkan perencanaan dan pemenuhan kebutuhan pegawai dapat dilaksanakan lebih baik dan tepat. Perencanaan sumber daya manusia digunakan oleh organisasi untuk memastikan bahwa mereka memiliki jumlah yang tepat, orang di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dandilakukan dengan benar akan membawa manfaat jangka panjang secara maksimum untuk organisasi dan individu karyawan sebagaimana pendapat Anyim et al. ( 2012). Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah ini adalah: 1. Mengapa terjadi kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan PNS pada Pemerintah Kota Bekasi? 2. Berapa kebutuhan PNS kinerja unggul BPKAD dan DispendaKota Bekasi? 3. Bagaimana carapemenuhan kebutuhan PNS dengan kinerja unggul pada Pemerintah Kota Bekasi? Tujuan Penelitian 1. 2. 3. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kesenjanganantara kebutuhan dan ketersediaan PNS di Kota Bekasi. Menghitung kebutuhan PNS dengan kinerja unggul di Kota Bekasi. Merekomendasikan kebijakan perencanan dan pemenuhan kebutuhan PNS empat tahun kedepan yang tepat pada Pemerintah Kota Bekasi. Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan perbandingan bagi penelitian dengan tema sejenis, bagi Pemerintah Kota Bekasi dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi dalam penempatan, perencanaan dan pemenuhan kebutuhan PNS dengan mempertimbangkan kebutuhan SKPD dan kompetensi dimasa mendatang sehingga kinerja organisasi meningkat. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian akan menganalisis penyebab kesenjangan antar kertersediaan dan kebutuhan PNS pada tiga puluh dua SKPD, menghitung kebutuhan pegawai dengan kinerja unggul pada dua SKPD dan strategi apa yang paling tepat untuk merencanakan dan pemenuhannyaempat tahun yang akan datang pada Pemerintah Kota Bekasi. 4 2 TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Sumber Daya Manusia (PSDM) Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah penentuan kualifikasi SDM yang dibutuhkan perusahaan baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga pengambil kebijakan SDM mampu memperkirakan ketersediaan dan permintaan untuk mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan perubahan relative terhadap perolehan, penyebaran dan pendayagunaan orang-orang (Rivai, 2004). Perencanaan SDM berguna sebagaimana pendapat Anyim (2012) dalam The Role Resource Planning in Recruitment and Selecttion Proces yang menyatakan bahwa PSDM digunakan oleh organisasi untuk memastikan bahwa mereka memiliki jumlah tepat, orang di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat yang akan membawa manfaat jangka panjang secara maksimum untuk organisasi dan individu karyawan, melalui tahapan, yaitu (1) melakukan Analisis Jabatan, (2) memperkirakan persediaan pegawai, (3) menghitung kebutuhan berdasarkan analisis beban kerja, (4) menghitung keseimbangan antara persediaan dengan kebutuhan, dan (5) merencanakan pemenuhan kebutuhan tersebut dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan mengadaptasi pendapat Attwood dan Dimmock (1999). Proses PSDM dipengaruhi lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang dimulai dengan perencanaan strategis serta memperhitungkan ketersediaan dan kebutuhan (Mondy, 2008). Proses tersebut disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia (Mondy, 2008) 5 Perencanaan Stratejik Perencanaan Stratejik menurut Mondy (2008) adalah proses dimana manajemen puncak menentukan tujuan dan sasaran organisasi serta bagaimana tujuan dan sasaran tersebut dicapai. Perencanaan Stratejik merupakan sebuah proses yang terus menerus, dinamis dan selalu berubah seiring dengan perubahan yang terjadi baik di dalam maupun diluar organisasi/perusahaan. Strategi Sumber Daya Manusia merupakan “rencana kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan Sumber Daya Manusia secara keseluruhan demi perubahan yang diharapkan oleh perusahahaan” (Rivai, 2004). Strategi bertujuan untuk memastikan bahwa sebuah organisasi mencapai keunggulan kompetitif dengan mempekerjakan orang yang lebih mampu dari para pesaingnya. Perencanaan Sumber Daya Manusia harus dikaitkan rencana strategis organisasi untuk membuat perencanaan tenaga kerja yang efektif untuk memastikan telah menentukan orang dalam tempat tepat, waktu tepat dan dalam jumlah tepat serta harus siap beradaptasi secara tepat terhadap kegiatan berbeda untuk kebutuhan tenaga kerja di masa depan (Anyadike, 2013). Bagi Pemerintah Kota Bekasi dalam RPJMD tahun 2013-2018, rencana strategi merupakan rencana berisikan langkah-langkah, didalamnya terdapat program-program indikatif dalam mewujudkan visi dan misi yang akan dijadikan rujukan dalam pencapaian tujuan organisasi, salah satunya melalui strategi sumber daya manusia, agar bekerja secara efektif dan efesien untuk hasil optimal dengan memberdayakan secara tepat melalui penempatan sesuai kompetensi dan kebutuhan organisasi. Kompetensi Pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia diperlukan kriteria-kriteria tertentuantara lain dalam hal kompetensi.Pada Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013 dinyatakan bahwa Standar Kompetensi Manajerial adalah persyaratan kompetensi manajerial minimal yang harus dimiliki seorang PNS dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak sesorang PNS dalam suatu satuan kerja organisasi negara yang merupakan persyaratan minimal dalam menduduki tugas jabatan tertentu. Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuaan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan atau sering disebut pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, sebagimana pendapatWoodruffe (1993) yang disitasi Prihadi (2004) bahwa kompetensi adalah: “Seperangkat pola perilaku yang diperlukan pemegang jabatan untuk dipraktikan dalam sebuah posisi dalam rangka melaksanakan tugas-tugas dan fungsinya dengan kompeten”. Standar Operasional Prosedur (SOP) Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012, Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan 6 mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 50 Tahun 2013, SOP adalah serangkaian petunjuk tertulis yang dibakukan mengenai proses penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Daerah. Pada SOP Pemerintah Kota Bekasi terdapat bagan, alur, waktu serta hasil yang diharapkan sesuai peraturan yang telah ditetapkan. 3 METODE Penelitian dilakasanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 bertempat di Kantor Pemerintah Daerah Kota Bekasi. Data yang dipakai adalah data Sekunder (Badan Kepegawaian Daerah, 2014) dan data primer hasil pengamatan dan wawancara. Metode pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, pengamatan, dan studi pustaka. Data primer diperoleh melalui observasi (pengamatan) dan wawancara secara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data dengan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya telah disiapkan dengan bertujuan untuk mengetahui dengan pasti informasi yang diperoleh sebelumnya, (sugiyono, 2013). Data sekunder diperoleh dari dokumen peraturan perundang-undangan, literatur, jurnal ilmiah dan berbagai sumber dari SKPD Pemerintah Kota Bekasi. Wawancara tahap pertama dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Nopember 2014 terhadap 32 SKPD pada Pemerintah Kota Bekasi dengan responden sebanyak 40 orang terdiri dari pejabat eselon III yang dalam hal ini adalah sekretaris SKPD /Kepala Bagian/Kepala Kantor, dan/atau pejabat eselon IV SKPD yang membidangi kepegawaian. Wawancara tahap kedua dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015 terhadap staf/pelaksana pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan pada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dengan jumlah responden sebanyak 65 orang. Penentuan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu berdasarkan tujuan penelitian. Pada penelitian dipilih dua SKPD untuk dijadikan obyek penelitian dengan kriteria pertimbangan sebagai berikut : 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang secara karakteristik dapat mewakili SKPD lain berdasarkan jenis rumpunnya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 (Sekretariat/Lembaga Teknis/Dinas). 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang telah mempunyai acuan standar penyelesaian pekerjaan untuk setiap Jabatan Fungsional Umum (JFU). 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang sudah mempunyai kebakuan untuk setiap nama JFU berpedoman kepada Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional, Analis Kebijakan dan Angka Kreditnya. Pemilihan Responden pada Dispenda dan BPKAD ditentukan berdasarkan kriteria antara lain: (1) Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai kinerja tinggi dan rata-rata, (2) Dipilih satu sampai dengan tiga orang untuk setiap jenis pekerjaan. 7 Teknik pengolahan data yang digunakan adalah dengan kualitatif dan kuantitatif. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka yang diperoleh dari berbagai teknik dalam pengumpulan data seperti wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, pemotretan atau rekaman maupun observasi yang kemudian dituangkan dalam catatatan maupun gambar. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan yang dapat diolah dan dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Analisis penyebab kesenjangan yang terjadi pada Pemerintah Kota Bekasi menggunakan analisis kualitatif, sedangkan jumlah kesenjangan menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dengan membandingkan antara kebutuhan dan ketersediaan pegawai. Analisis Deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk manganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi, Sugiyono (2013). Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian secara keseluruhan bagaimana kondisi pegawai dan kebutuhan pegawai pada Pemerintah Kota Bekasi. Diagram tulang ikan digunakan untuk menganalisis penyebab suatu masalah (Rutha, 2003), yaitu penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan pegawai dengan kinerja unggul pada Pemerintah Kota Bekasi. Kemampuan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan berdasarkan beban kerja yang ada digunakan untuk menghitung kebutuhan pegawai. Perubahan beban kerja relatif digunakan untuk melihat trend beban kerja pada Pemerintah Kota Bekasi selama tiga tahun yang telah lalu (tahun 2012-2014), selanjutnya digunakan untuk memprediksi kebutuhan pegawai empat tahun kedepan. Jenis pekerjaan adalah Jabatan Fungsional Umum (JFU) yang diperlukan SKPD tertentu berdasarkan Analisis Jabatan mengacu pada peraturan Menteri Pendayagunanaan Aparatus Negara Nomor 5 Tahun 2012 dan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013. Beban pekerjaan dalam setahun adalah volume pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dan harus diselesaikan pegawai dalam setahun. Jam yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah waktu yang diperlukan atau kemampuan pegawai menyelesaikan setiap satu satuan volume/beban kerja. Waktu standar adalah waktu rata-rata atau waktu normal sebagai acuan bakuyang diperlukan untuk menyelesaikan setiap satuan pekerjaan. Waktu efektif kerja dalam setahun yaitu sebesar 1.650 (seribu enam ratus lima puluh) jam. Kerangka Pikir Rencana Strategis Organisasi pada Pemerintah Kota Bekasi, salah satunya adalah ingin mewujudkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik melalui tata kelola pemerintahan yang baik. Tata kelola pemerintahan yang baik dapat terwujud melalui penyelenggaraaan pemerintah yang berjalan efektif dan efesien dimana PNS sebagai sumber daya manusia bekerja secara profesional. Efesiensi dan efektifitas dapat terwujud apabila sumber daya manusia dapat diberdayakan secara optimal sesuai dengan kemampuan PNS dan kebutuhan SKPD sehingga tidak lagi terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan. Apabila kondisi 8 keseimbangan terwujud dengan baik, maka kebutuhan PNS yang akan datang diharapkan dapat direncanakan dan dipenuhi dengan kebijakan yang tepat. Penghitungan kebutuhan pegawai pada penelitian ini didekati dengan mengukur kemampuan PNS dalam menyelesaikan pekerjaan dan berdasarkan beban kerja. Kerangka pikir penelitian ini adalah sebagaimana tercantum padaGambar 3. Renstra Organisasi Perencanaan Sumber Daya Manusia Kebutuhan SKPD Ketersediaan Pegawai saat ini Kesenjangan dalam Hal Kualitas dan Kuantitas Analisis Penyebab Kesenjangan dengan Diagram Fishbone Dr. Kaoru Ishikawa Menghitung Kebutuhan Pegawai Rekomendasi Pemenuhan kebutuhan Pegawai Gambar3 Kerangka pikir penelitian Tahapan pada penelitian ini adalah: 1. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk mengetahui adanya kesenjangan pegawai dan penyebabnya pada 32 SKPD. 2. Menganalisis penyebab kesenjangan yang mengakibatkan kebutuhan pegawai tidak terpenuhi dengan diagram Fishbone Dr. Kaoru Ishikawa. 3. Memprediksi beban kerja 4 tahun yang akan datang berdasarkan perubahan relatif 3 tahun sebelumnya. 4. Menghitung kebutuhan PNS pada dua SKPD di Kota Bekasi berdasarkan ketersediaan, beban kerja dan kemampuan pegawai mengacu kepada Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor Kep.75/MPAN/7/2004. 9 4 ANALISIS KESENJANGAN ANTARA KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN PEGAWAI PADA PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN FISHBONE DIAGRAM PENDAHULUAN Perencanaan Sumber Daya Manusia (PSDM) dengan kinerja unggul sangat penting untuk mewujudkan tujuan organisasi karena manusia merupakan penggerak sumber daya lainnya. Menurut Rivai (2004), PSDM adalah penentuan kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan perusahaan baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga pengambil kebijakan SDM mampu memperkirakan ketersediaan dan permintaan guna mengantisipasi dan memenuhi perubahan kebutuhan terhadap perolehan, penyebaran dan pendayagunaan orang-orang. Kegunaannya bagi organisasi adalah untuk memastikan bahwa mereka memiliki jumlah tepat, orang di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat yang akanmembawa manfaat jangka panjang secara maksimum untuk organisasi dan individu karyawan (Anyim, 2012). Pemerintah Kota Bekasi merupakan salah satu daerah tingkat II di Jawa Barat yang dibentuk pada tanggal 10 Maret 1997, letaknya berbatasan dengan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Kota Bekasi merupakan salah satu kota di Indonesia dan memiliki posisi strategis, berdekatan dengan Ibukota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan di Indonesia sehingga Kota Bekasi sering disebut penyanggah, peyeimbang Ibukota Negara. Kota Bekasi mempunyai luas wilayah 210,49 km dan penduduk sebanyak 2.191.829 jiwa (Bekasi Dalam Angka 2013). Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bekasi terdiri dari 15 Dinas Teknis, 15 Lembaga Teknis/Kantor/Dinas, 2 Sekretariat Daerah/Dewan, 12 Kecamatan, dan 56 Kelurahan. Jumlah pegawai Pemerintah Kota Bekasi pada tahun 2012 sebanyak 13.124 orang, tahun 2013 12.784 orang, dan tahun 2014 12.633 orang. Profesionalisme PNS pada Pemerintah Kota Bekasi yang diharapkan selama ini belum sepenuhnya terwujud, penyebabnya antara lain karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian tersebut, disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang belum proporsional. Demikian pula pendistribusian PNS saat ini masih belum mengacu pada kebutuhan organisasi yang sebenarnya, dalam arti belum didasarkan pada beban kerja yang ada. Menumpuknya pegawai di satu unit lain tanpa pekerjaan yang jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan suatu contoh dari permasalahan tersebut. Observasi awal diperoleh data sekunder bahwa kebutuhan PNS pada tahun 2012 sebanyak 1.516 orang, tahun 2013 sebanyak 1.247 orang, dan tahun 2014 sebanyak 1.244 orang. Hasil pengamatan dan wawancara pada 32 SKPD diperoleh bahwa antara jumlah kebutuhan dibandingkan ketersediaan pegawai pada tahun 2014 terdapat delapan SKPD sangat kurang, tujuh SKPD kurang, empat SKPD mendekati cukup, 11 SKPD sudah cukup, dan dua SKPD berlebihan. 10 Tingkat kesesuaian kompetensi pegawai yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan Tahun 2014 pada tiga puluh dua SKPD didapat tiga SKPD sangat tidak sesuai, empat belas SKPD tidak sesuai, tiga belas SKPD kurang sesuai, dan dua SKPD sudah sesuai. Berdasarkan data tersebut, masalah yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Bekasi adalah kesenjangan antara kebutuhan dan ketersedian pegawai dalam hal kuantitas dan kualitas yang mengakibatkan hasil kerja organisasi tidak maksimal, salah satu contonya kualitas pelayan kepada masyarakat. Sehingga diperlukan Perencanaan SDM yang efektif yaitu pelaksanaan manajemen kepegawaian kearah yang lebih baik, terarah, mempunyai pola yang jelas, serta berkesinambungan. Terkait dengan kesenjangan yang terjadi pada Pemerintah Kota Bekasi yang menyebabkan kebutuhan pegawai tidak terpenuhi perlu dianalisis penyebabnya. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan antar kebutuhan dan ketersediaan PNS pada Pemerintah Kota Bekasi. Penyebab yang telah diketahui diharapkan dapat bermaanfaat sebagai bahan evaluasi dalam penempatan, perencanaan dan pemenuhan kebutuhan PNS dengan mempertimbangkan kebutuhan SKPD dan kompetensi dimasa yang akan datang sehingga kinerja organisasi sebagai pelayan masyarakat lebih baik. METODE Salah satu rencana strategis Pemerintah Kota Bekasi adalah mewujudkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik melalui tata kelola pemerintahan yang baik. Tata kelola pemerintahan yang baik dapat diwujudkan melalui PNS yang bekerja secara profesional dan berintegritas. Kesenjangan yang terjadi antara kebutuhan dan ketersediaan merupakan hambatan bagi pencapaian tujuan, sehingga hal-hal yang menjadi penyebab kesenjangan perlu diketahui, diidentifikasi dan dianalisis agar dapat diatasi dengan baik. Kondisi yang seimbang antar kebutuhan dan ketersediaan yang merupakan kondisi ideal pemenuhan pegawai, sehingga pegawai kinerja unggul dapat dipenuhi di masa yang akan datang melalui PSDM yang lebih baik dengan strategi yang tepat. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara secara mendalam terhadap 32 SKPD Pemerintah Kota Bekasi dengan 40 responden, terdiri dari pejabat eselon III dan eselon IV yang membidangi kepegawaian pada SKPDyaitu Sekretaris, Kepala Kantor, dan Kasubag Kepegawaian untuk mendapat gambaran penyebab kesenjangan antar kebutuhan dan ketersedian PNS. Analisis pengolahan data pada penelitian ini menggunakan Diagram Ishikawa(fishbone analysis). Diagram Ishikawadigunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan PNS di Kota Bekasi (Rutha, 2003). Pertanyaan penelitian Pertanyaan pada penelitian ini adalah: Mengapa terjadi kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan PNS pada Pemerintah Kota Bekasi? 11 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Permasalahan Pengambilan data pada penelitian awal dan untuk mengetahui faktor penyebab utama masalah kebutuhan pegawai Kota Bekasi tidak terpenuhi dengan baik dilakukan melalui pengamatan, data sekunder yang ada Badan Kepegawaian Daerah dan SKPD kemudian wawancara pendahuluan terhadap 40 orang responden terdiri dari Pejabat Eselon III dan IV yang menangani kepegawaian. Selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut dilakukan wawancara secara mendalam pada 32 SKPD penelitian kemudian dilanjutkan pada SKPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) serta Dinas pendapatan Daerah (Dispenda). Dinas Pendapatan Daerah adalah salah satu SKPD yang merupakan Dinas Teknis yang mempunyai kewenangan pelaksanaan di Kota Bekasi, dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kota Bekasi. Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari satu jabatan Kepala Dinas (eselon IIB), satu jabatan eselon IIIA yaitu sekretaris, 4 jabatan eselon IIIB yaitu Kepala Bidang, eselon IV sebanyak 27 jabatan dan staf sebanyak 127 orang. Badan Pengelolaan dan Kekayaan Aset Daerah adalah merupakan Lembaga Teknis Daerah berbentuk badan, yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 mempunyai kebijakan teknis baik pada SKPD nya maupun terhadap SKPD lain berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya., dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah, terdiri satu pejabat eselon II yaitu Kepala Dinas, satu pejabat eselon III A yaitu Sekretaris, empat pejabat eselon III B yaitu Kepala Bidang, sebelas pejabat eselon IVA dan 89 orang staf. Responden memberikan lima belas jenis jawaban, jumlahnya sebanyak 142 (seratus empat puluh dua) jawaban. Jawaban selanjutnya diidentifikasikan dan dikelompook menjadi lima masalah utama yang menyebabkan kebutuhan PNS Pemerintah Kota Bekasi tidak terpenuhi,antara lain: (1) Sumber Daya Manusia/Pegawai Negeri Sipil yang tidak memenuhi harapan organisasi dengan total jawaban sebanyak 59 (lima puluh sembilan) atau sebesar 41,55 persen (2) Kebijakan yang tidak tepat dengan total jawaban sebayak 51 (lima puluh satu) atau 35,9 persen, (3) Metode yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dengan total jawaban sebanyak 15 atau 10,6 persen (4) Budaya Kerja PNS yang tidak mendukung kinerja tinggi dengan total jawaban sebanyak 14 (empat belas) atau 9,9 persen, (5) Anggaran yang terbatas dengan total jawaban sebanyak 3 (tiga) atau 2,1 persen. Penyebab kesenjangan antar kebutuhan dan ketersedian PNS pada Pemerintah Kota Bekasi yang mengakibatkan kebutuhan pegawai dengan kinerja unggul tidak terpenuhi, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dikelompokan menjadi dua, yaitu (1) Kesenjangan dalam hal jumlah PNS, (2) Kesenjangan dalam hal kompetensi PNS, disajikan seperti Tabel 1. 12 Tabel 1 Rekapitulasi penyebab kesenjangan PNS pada Pemerintah Kota Bekasi Tahun 2014 No Jenis Kesenjangan Faktor Penyebab Kesenjangan 1 Kebijakan ketersediaan, dan dalam Hal distribusi pegawai Jumlah PNS Budaya Kerja Organisasi Pegawai Negeri Sipil Indisipliner Sistem Informasi Kepegawaian yang belum berfungsi dengan baik Keterbatasan Anggaran Presentase Jawaban Paling Sering (%) 28,90 Total (%) 9,85 6,34 3,50 2,10 50,69 Kesenjangan 2 Proses rekruitmen dan seleksi dalam hal tidak tepat kompetensi PNS Kualifikasi pegawai yang tersedia tidak sesuai kebutuhan Kompetensi pegawai yang ada tidak memenuhi standar Pegawai kurang pengalaman dan menjelang pension Penyelenggaraan Pelatihan tidak tepat Motivasi berprestasi pegawai rendah Belum ada metode yang tepat untuk mencocokan antara kompetensi dengan jenis pekerjaan Jumlah 7,00 16,20 7,75 5,63 5,00 5,63 2,10 49,31 100,00 Kesenjangan dalam hal jumlah pegawai bersumber dari: 1. Kebijakan tidak tepat berkaitan dengan ketersediaan dan distribusi pegawai. Ketersediaan tidak sesuai permintaan SKPD sehingga penyebaran pegawai tidak merata dan penempatan hasil seleksi tidak sesuai rencana. 2. Budaya Organisasi Fakta bahwa pegawai menilai SKPD satu lebih baik dibandingkan SKPD lain karena adanya perbedaan tunjangan/tambahan penghasilan, manajemen perubahan yang belum direncanakan dengan baik sehingga pegawai sulit adaptasi dengan perubahan pada aturan baru, nyaman dengan tradisi lama, dan persepsi salah terhadap tujuan rotasi menyebabkan penyebaran pegawai tidak 13 sesuai kebutuhan, organisasi susah menghadapi perubahan dan mencapai tujuan.Pengaruh budaya nasional yang sangat menonjol akan berpengaruh terhadap praktek perencanaan sumber daya manusia seperti perencanaan, perekrutan dan penilaian kinerja sebagaimana pendapat Myloni, Harzing, Miurza (2003). 3. Pegawai indisipliner Permasalahan yang dihadapi adalah tingkat kehadiran pegawai, pegawai malas, tidak bisa diberdayakan dan kinerja pegawai rendah. 4. Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian belum berjalan dengan baik. Formasi kebutuhan pegawai pada SKPD belum diakomodir dengan baik dan pola karir tidak dipedomani dalam hal promosi/mutasi/rotasi. 5. Keterbatasan Anggaran Ketersedian anggaran terbatas menyebabkan jumlah pegawai yang akan ditingkatkan kompetensinya lebih sedikit dari pada kebutuhan. Kebutuhan diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tahun 2014 sebanyak 62 orang sedangkan biaya yang tersedia hanya untuk 30 orang. Kebutuhan Diklatpim tingkat IV pada tahun 2014 sebanyak 70 orang, akan tetapi biaya yang tersedia hanya untuk 30 orang. Kebutuhan Diklapim tingkat III sebanyak 10 orang, biaya yang tersedia hanya untuk 5 orang. Kesenjangan dalam hal kompetensi disebabkan oleh : 1. Proses rekruitmen dan seleksi tidak tepat sesuai kebutuhan, belum berdasarkan skala prioritas dan tidak mengakomodir usulan kebutuhan SKPD. 2. Kualifikasi yang tersedia tidak sesuai kebutuhan. 3. Kompetensi Pegawai yang ada tidak memenuhi standar. 4. Pegawai kurang pengalaman dan menjelang pensiun menyebabkan kinerjanya belum sesuai harapan. 5. Penyelenggaraan pelatihan tidak tepat, sehingga hasil pelatihan belum sesuai harapan/perencanaan. Pelatihan dan pendidikan arsiparis dan perencanaan SKPD, belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh SKPD karena pegawai tersebut telah mendapatkan tugas pekerjaan bidang lain pada SKPD dan belum didukung oleh aturan Jabatan Fungsionalnya. 6. Motivasi berprestasi pegawai rendah sehingga tidak ada keinginan yang kuat untuk belajar ilmu yang menunjang kinerja serta cepat puas terhadap hasil. 7. Belum mempunyai metode yang efektif untuk mencocokkan antara kompetensi dengan jenis pekerjaan. Pegawai dengan kompetensi akuntansi dan hukum merupakan pendidikan yang masih banyak dibutuhkan di semua SKPD Pemerintah Kota Bekasi, akan tetapi kenyataannya pegawai dengan pendidikan tersebut tidak dimanfaatkan pada bidang keahliannya. Penyebab kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan pegawai Pemerintah Kota Bekasi mengakibatkan kebutuhan pegawai dengan kinerja unggul tidak terpenuhi, sebagaimana diagram Tulang Ikan (fish Bone) pada Gambar 4. 14 Budaya organisa si Kebijakan Kebijakan Ketersediaa Perekrutan n Kebijakan Penempata n Tidak pengalaman dan Menjelang Pensiun Kompetensi tidak memenuhi standar Motivas Berprestasi rendah SDM Pegawai yang tersedia tidak memenuhi kualifikasi Penyelenggara an Pelatihan tidak tepat Sistem Informasi Kepegawaian tidak berfungsi baik Pengelolaan SDM Belum ada metode efektif untuk kompetensi dengan pekerjaan pegawai Persepsi salah terhadap tujuan rotasi Fakta bahwa SKPD satu lebih baik dari SKPD lainnya Manajemen perubahan belum dikelola dengan baik Anggaran peningkatan kompetensi Kebutuhan pegawai tidak terpenuhi Kebijakan Anggaran Gambar 4 Diagram tulang ikan Kaoru Ishikawa Sumber Daya Manusia yang tidak memenuhi kualifikasi, tidak berpengalaman, usia menjelang pensiun dan kompetensi tidak memenuhi standar merupakan penyebab paling utama kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan sehingga mengakibatkan kebuituhan tidak terpenuhi dan berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang tidak optimal. Hal-hal tersebut adalah sebagai akibat kompetensi yang butuhkan organisasi tidak terpenuhi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Narundana (2013) yang menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja. Semakin tinggi kompetensi, maka kinerjanya semakin meningkat. Budaya Organisasi yang diyakini dan telah mengakar yang tidak baik memepengaruhi keyakinan pegawai sehingga cara pandang mereka pada rotasi, menghadapi perubahan dan cara pandang terhadap persamaan kedudukan SKPD keliru. Budaya organisasi mencakup elemen tanggung jawab, dan komitme, sehingga budaya organisasi yang tidak positif akan mempengaruhi tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan dan organisasi sehingga mempengaruhin kinerja sebagaimana hasil penelitian Ramly (2013). Oleh sebab itu nilai-nilai budaya organisasi yang positif harus terus ditanamkan pada diri pegawai sehingga mereka mempunyai keyakinan, nilai-nilai, asumsi dan perilaku yang akan membantu organisasi terus berkembang secara berkesinambungan dalam menghadapi tantangan global (Aycan, 2005). Kebijakan kepegawaian pimpinan di tingkat Kota Bekasi dalam hal ketersediaan, penempatan hasil seleksi dan rotasi menyebakan distribusi PNS tidak merata pada setiap SKPD, sebagian SKPD berlebihan dan sebagian 15 kekurangan pegawai. Penempatan tidak dikomunikasikan terlebih dahulu dengan pegawai dan SKPD yang bersangkutan. Kebijakan rekruitmen tidak tepat antara lain pada saat penetapan formasi kebutuhan untuk dasar rekruitmen dan seleksi CPNS tidak berdasarkan prioritas usulan SKPD, sehingga kondisi yang ideal tidak dicapai. Semakin baik kebijakan yang diterapkan oleh organisasi maka kinerja pegawai akan semakin baik (Narundana, 2013). Pengelolaan SDM yang tidak tepat menyebabkan terpenuhinya kebutuhan pegawai unggul pada Pemerintah Kota Bekasi antara lain karena implementasi Sistem Informasi Kepegawaian tidak berfungsi dengan baik seperti belum berfungsinya sistem karir, sistem Daftar Urut Kepangkatan (DUK), hasil tes kemampuan untuk menduduki jabatan struktural, hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja sebagai dasar perencanaan pegawaian. Pemerintah Kota Bekasi juga belum mempunyai metode yang efektif untuk mencocokkan antara kompetensi pegawai dengan jenis pekerjaan yang tepat. Pelatihan yang diselenggarakan belum mempunyai sistem yang tepat bagi pesertanya. Masih terdapat pelatihan yang tidak berorientasi pada kebutuhan baik organisasi maupun pegawai. Metode penyelenggaraan pelatihan kurag tepat sehingga hasilnya tidak memenuhi harapan. Evaluasi hasil pelatihan belum dilakukan secara intensif dan berkala sehingga tingkat keberhasilannya belum terukur.Pelatihan sangat penting bagi organisasi karena pelatihan akan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan sebagaimana pendapat Hong, Hao, Kumar, Ramendran, Kadiresnan (2012). Pelatihan juga berguna untuk percepatan adaptasi dalam menghadapi perubahan yang terus berkembang (Haslinda, 2009), karena evaluasi dari implementasi rencana harus dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui lebih awal terjadinya penyimpangan yang terjadi dan untuk mencapai perkembangan positif dari strategi yang dilakukan (Iveta, 2012). Faktor-faktor penyebab diatas dapat diatasi melalui berbagai kebijakan dan aturan yang dapat mendorong peningkatan kinerja individu pegawai sehingga kemampuan pegawai dapat diberdayakan lebih optimal. Kebijkan pelatihan yang diselenggarakan hendaknya berorientasi terhadap kebutuhan organisasi dan ketertarikan pegawai terhadap jenis pelatihan sehingga hasil pelatihan dapat diterapkan dalam penyelesaian pekerjaan lebih baik dan dievaluasi secara berkala untuk melihat tingkat keberhasilan sebagaimana pendapat Ulferts, Wirtz, Peterson (2009). Selain jenis pelatihan yang harus tepat sesuai kebutuhan, penyajian pelatihan dibuat lebih teknis dengan kelas/kelompok kecil berdasarkan tingkat kemampuan pegawai sehingga mudah dimengerti oleh PNS. Pelatihan-pelatihan yang sifatnya penyegaran dan memotivasi pegawai sangat diperlukan agar integritas dan motivasi pegawai tetap tinggi. Agar lebih memahami kebutuhan SKPD, kompetensi dan keinginan PNS terhadap jenis pekerjaan tertentu, Badan Kepegawaian Daerah perlu mengkomunikasikan terlebih dulu dengan SKPD dan pegawai yang bersangkutansebelum penempatan dan rotasi. Motivasi pegawai dapat didorong melalui hukuman dan penghargaan secara adil dan obyektif, sehingga pegawai dengan kinerja tinggi lebih termotivasi bekerja lebih baik karena dihargai dan pegawai dengan kinerja rendah termotivasi bekerja lebih baik karena hukuman yang adil. Rasa percaya dan rasa keadilan yang diterima oleh pegawai adalah hal penting dalam pembentukan sumber daya manusia sehingga berefek pada peningkatan kinerja (Boselie dan Jansen, 2000). 16 Kinerja dapat di tingkatkan melalui keteladanan pemimpinnya. Pemimpin dengan kemampuan yang layak dan mempunyai perilaku yang positif akan membangun hubungan kerja yang positif antara atasan dan bawahan sehingga meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan organisasi baik dalam proses, prosedur dan praktek (Worland dan Manning, 2005). Lingkungan yang nyaman bagi pegawai baik berupa lingkungan kerja maupun rekan kerja dapat mendorong pegawai merasa nyaman sehingga dapat lebih berkembang sebagaiman penelitian Prashanthi (2013) bahwa orang cenderung lebih tertarik bekerja pada lingkungan yang nyaman, tenang, maju, tumbuh dan berkembang dalam sebuah oragnisasi antar pimpinan dan karyawan sehingga mendorong organisasi lebih berkembang yang didasarkan pada kualitas, kuantitas semangat yang selaras antar anggota oraganisasi. IMPLIKASI KEBIJAKAN Kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan PNS pada Pemerintah Kota Bekasi mengakibatkan kebutuhan PNS tidak terpenuhi dapat diatasi melalui kebijakan yang tepat berkaitan dengan (1) Menempatkan PNS sesuai antara kompetensi dengan jenis pekerjaan dan kebutuhan SKPD melalui metode efektif yang dapat mencocokan dengan baik antara kemampuan pegawai dengan jenis pekerjaan, (2) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) melakukan rotasi yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan organisasi dan peningkatkan kinerja pegawai dengan cara mengkomunikasikan terlebih dahulu dengan SKPD dan serta pegawai yang bersangkutan, (3) Melaksanaan pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan organisasi dan individu pegawai melalui metode yang tepat, memberdayakan pegawai hasil pelatihan dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan pelatihan efesien dan efektif, (4) Mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Kepegawaian dengan kepegawaian baik sesuai aturan seperti melaksanakan promosi berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan Pola Karir PNS, pemenuhan kebutuhan pegawai mengacu pada usulan SKPD berdasarkan skala prioritas dan evaluasi, (5) Melaksanakan sistem hukuman dan penghargaan yang adil, pimpinan memberi teladan moral dan teladan kinerja sehingga mendorong PNS mempunyai motivasi berprestasi lebih tinggi. SIMPULAN Faktor-faktor yang menyebabkan kebutuhan pegawai kinerja unggul pada Pemerintah Kota Bekasi tidak terpenuhi adalah: (1) Masalah yang terjadi pada PNS antara lain kualifikasi pegawai yang tersedia tidak sesuai kebutuhan, Kompetensi PNS rendah, PNS melakukan indisipliner, PNS kurang berpengalaman dibidang pekerjaan, PNS pada usia menjelang pensiun, dan motivasi untuk berprestasi pegawai rendah, (2) Kebijakan yang tidak tepat berkaitan dengan ketersediaan, penempatan dan perekrutan, (3) Pengelolaan SDM tidak tepat dalam hal penyelenggaraan pelatihan, implementasi sistem informasi kepegawaian, belum ada metode yang tepat untuk mencocokkan antara 17 kompetensi dengan jenis pekerjaan yang efektif, serta sistem perekrutan dan seleksi yang tidak tepat, (4) Budaya kerja organisasi tidak mendukung kinerja tinggi antara lain susah menerima perubahan dan nyaman pada kebiasaan lama yang tidak berorientasi pada prestasi kerja, fakta yang diyakini bahwa SKPD yang satu lebih baik dari pada SKPD lainnya, serta persepsi keliru terhadap kebijakan rotasi/mutasi jika tidak sesuai keinginan pegawai, (5) Anggaran untuk peningkatan kompetensi PNS terbatas sehingga pada tahun 2014 kebutuhan untuk Diklat PPNS, Diklatpim III, Diklatpim IV total kebutuhan 142 orang, anggaran yang tersedia hanyak untuk 65 orang. 18 5 STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN PEGAWAI PADA PEMERINTAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN Kebutuhan pegawai pada Pemerintah Kota Bekasi belum terpenuhi dari sisi kompetensi. Penyebabnya karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian tersebut, disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang belum proporsional. Demikian pula pendistribusian PNS belum mengacu pada kebutuhan organisasi sebenarnya karena belum didasarkan pada beban kerja yang ada. Menumpuknya pegawai di satu unit lain tanpa pekerjaan yang jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan suatu contoh dari permasalahan tersebut, sehingga perlu dihitung kembali kebutuhannya agar diperoleh kebutuhan ideal. Perencanaan Sumber Daya Manusia (PSDM) dengan kinerja unggul sangat penting untuk mewujudkan tujuan organisasi karena manusia merupakan penggerak sumber daya lainnya. Menurut Rivai (2004) PSDM adalah penentuan kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan perusahaan baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga pengambil kebijakan SDM mampu memperkirakan ketersediaan dan permintaan guna mengantisipasi dan memenuhi perubahan kebutuhan terhadap perolehan, penyebaran dan pendayagunaan orang-orang. Gunanya bagi organisasi adalah untuk memastikan bahwa mereka memiliki jumlah tepat, orang di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat yang akanmembawa manfaat jangka panjang secara maksimum untuk organisasi dan individu karyawan (Anyim, 2012). Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu SKPD Dinas Teknis yang mempunyai kewenangan pelaksanaan di Kota Bekasi, dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kota Bekasi. Badan Pengelolaan dan Kekayaan Aset Daerah adalah merupakan Lembaga Teknis Daerah berbentuk badan, yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 mempunyai kebijakan teknis baik pada SKPD nya maupun terhadap SKPD lain berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya., dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah. Permasalahan yang dihadapai oleh Dispenda dan BPKAD adalah tidak terdapatnya kondisi ideal baik jumlah maupun kompetensi pegawai sehingga kemampuan pegawai tidak dapat memenuhi harapan organisasi dalam menyelesaikan beban kerja tepat waktu dengan kualitas baik. Oleh sebab itu diperlukan penghitungan dan pendataan kembali serta diteliti berapa beban kerja sesuai jenis pekerjaan pada SKPD, bagaimana kemampuan PNS dalam menyelesaikan beban pekerjaan, dan apakah kemampuannya sudah sesuai, melebihi atau dibawah standar waktu yang telah ditetapkan. Dengan demikian didapat kriteria-kriteria pegawai dengan kinerja unggul untuk memastikan jumlah yang paling ideal untuk merencanakan dan memenuhi kebutuhan PNS pada dua SKPD sekarang dan yang akan datang. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menghitung kebutuhan PNS dengan kinerja unggul pada dua SKPD guna 19 merencanakan kebutuhan dan pemenuhan PNS empat tahun yang akan datang dengan strategi yang paling tepat bagi Pemerintah Kota Bekasi.Permasalahan yang dihadapai oleh Dispenda dan BPKAD dari hasil pengamatan dan wawancara adalah tidak terdapatnya kondisi yang ideal baik dalam jumlah maupun kompetensi pegawai sehingga kemampuan pegawai tidak dapat memenuhi harapan organisasi dalam menyelesaikan beban kerja tepat waktu dengan kualitas baik. Oleh sebab itu diperlukan penghitungan dan pendataan kembali serta diteliti berapa beban kerja sesuai jenis pekerjaan pada SKPD, bagaimana kemampuan PNS dalam menyelesaikan beban pekerjaan, dan apakah kemampuannya sudah sesuai, melebihi atau dibawah standar waktu yang telah ditetapkan. Dengan demikian didapat kriteria-kriteria pegawai dengan kinerja unggul untuk memastikan jumlah yang paling ideal untuk merencanakan dan memenuhi kebutuhan PNS pada dua SKPD sekarang dan yang akan datang METODE Rencana strategis Pemerintah Kota Bekasi adalah sebagai upaya mewujudkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik melalui tata kelola pemerintahan yang baik melalui penyelenggaraan yang berjalan efektif dan efesien melalui PNS yang bekerja secara professional dan berintegritas. Hal ini dapat terwujud apabila SDM dapat diberdayakan secara optimal sesuai kemampuan dan kebutuhan organisasi sehingga tidak terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan pegawai. Kondisi yang seimbang antar kebutuhan dan ketersediaan merupakan kondisi ideal kebutuhan pegawai kinerja unggul sehingga di masa yang akan datang perencanaan dan pemenuhan kebutuhan dapat dilaksanakan dengan strategi yang paling tepat. Pemilihan sampel SKPD dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangan pemilihan SKPD antara lain; (1) Secara karakteristik dapat mewakili SKPD lainnya berdasarkan jenis rumpun mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, (2) SKPD yang telah mempunyai acuan standar penyelesaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan berbentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) yang akan diberlakukan pada tahun 2015, (3) Sudah mempunyai standar kebakuan nama Jabatan Fungsional Umum (JFU) berpedoman kepada Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jaabatan Fungsional, Analis Kebijakan dan Angka Kreditnya. Pertimbangan pemilihan sampel untuk di wawancara dengan kriteria, (1) PNS yang direkomendasikan oleh atasan langsungnya berkaitan dengan kemampuan menyelesaikann pekerjaan apakah dalam kategori tinggi, rata-rata, dan rendah, (2) Setiap jenis pekerjaan yang dijadikan obyek penelitian dipilih minimal satu dan maksimal tiga PNS. Penelitian dilakukan pada BPKAD dan Dispenda Pemerintah Kota Bekasi dengan responden sebanyak 65 orang staf terdiri dari 38 orang dari Dispenda dan 27 orang BPKAD. Data primer diperoleh dengan pengamatan dan wawancara mendalam. Data sekunder diperoleh dari peraturan perundang-undangan, dokumen, literatur, jurnal ilmiah, serta dari berbagai sumber pada SKPD Pemerintah Kota Bekasi. Pendekatan dalam menghitung kebutuhan pegawai dengan cara mengukur 20 kemampuan pegawai dalam menyelesaikan beban pekerjaan yang ada melalui wawancara dan pengamatan. Selisih perhitungan kebutuhan hasil penelitian dan ketersediaan pegawai saat ini kemudian dibandingkan dibandingkan dengan perhitungan SKPD. Kebutuhan hasil penelitian digunakan untuk meprediksi kebutuhan PNS empat tahun kedepan menggunakan pertumbuhan relatif 3 tahun kebelakang. Hasil prediksi beban kerja 4 tahun yang akan datang, hasil pengamatan, wawancara, studi literatur dan data yang tersedia digunakan untuk merumuskan strategi perencanaan dan pemenuhan pegawai yang paling tepat. Teknis analisis data pada penelitian ini malalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Menghitung beban kerja dan waktu yang diperlukan pegawai dalam meyelesaikan satu satuan pekerjaan melalui wawancara untuk mengetahui beban kerja SKPD berdasarkan jenis pekerjaan pada tahun 2014, 2013 dan 2012 dan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan dengan standar waktu baku. 2. Mengelompokkan beban pekerjaan SKPD menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu cenderung tetap, cenderung turun, dan cenderung naik. 3. Menghitung perubahan beban kerja relatif tahun 2012 (Yt), 2013 (Yt+1), dan 2014 (Yt+2) dengan cara menghitung selisih beban kerja antara Yt+1 dan Yt ditambah dengan selisih beban kerja Yt+2 dan Yt+1. Hasilnya dijumlahkan dan diprosentasekan, kemudian dibagi banyaknya tahun perubahan (2 tahun) untuk mengetahui prosentase perubahan beban kerja/tahun dengan rumus sebagai berikut: Perubahan beban kerja relatif (∆Y/∆t) adalah: Yt+1-Yt Yt 4. 5. a. b. c. d. + Yt+2-Yt+1 Yt+1 X 100% 2 Memprediksi beban kerja tahun yang diinginkan (Ytn) berdasarkan beban kerja tahun sebelumnya (Ytn-1) ditambah dengan hasil perkalian antara perubahan relatif (∆Y/∆t) dengan beban kerja tahun sebelumnya (Ytn-1) kerja tahun sebelumnya (Yt) dengan rumus sebagai berikut: Ytn= (Ytn-1) + ((∆Y/∆t) x (Ytn-1)) Menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dan kemampuan pegawai yang ada serta menghitung kebutuhan standar dengan mengacu pada standar waktu baku penyelesaian pekerjaan, dan jam kerja efektif selama selama satu tahun (1.650 jam). Rata-rata jam yang diperlukan pegawai untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan adalah beban kerja dibagi total jam yang diperlukan dalam setahun. Rata-rata jam yang diperlukan menurut standar waktu baku adalah beban kerja setahun dibagi total jam yang diperlukan menurut standar waktu baku setahun. Kebutuhan pegawai adalah rata-rata jam yang diperlukan dalam menyelesaikan satu satuan pekerjaan dikalikan beban kerja setahun dibagi jam efektif setahun (1.650 jam). Selisih antar kebutuhan dan ketersediaan merupakan pengurangan dari pegawai yang tersedia dengan kebutuhan standar harapan SKPD. 21 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan pada penelitian ini adalah: Berapa Kebutuhan PNS dengan Kinerja Unggul BPKAD dan Dispenda Kota Bekasi? Bagaimanacarapemenuhan kebutuhan PNS dengan kinerja unggul pada Pemerintah Kota Bekasi? HASIL DAN PEMBAHASAN Pemerintah Kota Bekasi merupakan salah satu daerah tingkat II di Jawa Barat yang dibentuk pada tanggal 10 Maret 1997, letaknya berbatasan dengan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Kota Bekasi merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan memiliki posisi strategis, berdekatan dengan Ibukota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan di Indonesia sehingga Kota Bekasi sering disebut penyanggah, peyeimbang ibukota sekaligus Ibukota Negara. Menurut Bekasi Dalam Angka, Kota Bekasi mempunyai luas wilayah 210,49 km dan penduduk sebanyak 2.191.829 jiwa Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bekasi terdiri dari 15 (lima belas) Dinas Teknis, 15 (lima belas) Lembaga Teknis/Kantor/Dinas, 2 (dua) Sekeretariat Daerah/Dewan, 12 (dua belas) Kecamatan, dan 56 (lima puluh enam) Kelurahan. Jumlah pegawai Pemerintah Kota Bekasi pada tahun 2012 sebanyak 13.124 orang, tahun 2013 sebanyak 12.784 orang, dan tahun 2014 sebanyak 12.633 orang. Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Teknis yang mempunyai kewenangan pelaksanaan di Kota Bekasi, dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kota Bekasi. Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari satu jabatan Kepala Dinas (eselon IIB), satu jabatan eselon IIIA yaitu sekretaris, 4 jabatan eselon IIIB yaitu Kepala Bidang, eselon IV sebanyak 27 jabatan dan staf/pelaksana 164 orang. Badan Pengelolaan dan Kekayaan Aset Daerah merupakan Lembaga Teknis Daerah berbentuk badan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 mempunyai kebijakan teknis baik pada SKPD nya maupun terhadap SKPD lain berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya., dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah, terdiri satu pejabat eselon II yaitu Kepala Dinas, satu pejabat eselon III A yaitu Sekretaris, empat pejabat eselon III B yaitu Kepala Bidang, sebelas pejabat eselon IVA dan delapan puluh orang staf/pelaksana. Responden dua SKPD ini sebanyak 65 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 34 orang dan Perempuan 31 orang. Distribusi umur responden terdiri dari umur 26-35 sebanyak 29 orang,Umur 36-45 sebanyak 22 orang, umur 46-55 tahun sebanyak 14 orang artinya bahwa distribusi umur pada dua SKPD ini adalah merupakan usia produktif. Jenjang pendidikan terbanyak responden adalah S1 sebanyak 38 orang, SLTA 11 orang, D3 9 orang, dan S2 7 orang.Jenjang pendidikan responden sebagian besar perguruan tinggi sebanyak 54 orang. Hampir semua responden berstatus menikah sebanyak 62 22 Enam puluh lima responden memberikan jawaban berkaitan tingkat kesukaan mereka terhadap SKPD tempat mereka bekerja dan jenis pekerjaan yang menjadi tugasnya sebagaimana Gambar 5. Sangat tidak suka 3% 20% 47% Tidak Suka 20% kurang suka suka suka 46% Sangat suka (a) SKPD Tidak suka 29% Kurang suka 30% Sangat tidak suka 5% sangat suka (b) Pekerjaan Gambar 5 Diagram tingkat kesukaan PNS terhadap tempat dan jenis pekerjaan. Gambar 2a menyatakan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 77% sudah merasa cocok ditempatkan pada SKPD tersebut dengan alasan karena pada SKPD tersebut memberikan tunjangan penghasilan lebih besar dibandingkan SKPD lain, mendapatkan kenyamanan dalam lingkungan kerja yang bersahabat dan penuh kekeluargaan, sedangkan bagi yang tidak menyukai sebanyak 23% memberikan alasan berkaitan dengan pekerjaan seperti pekerjaan yang sangat sulit, pekerjaan tidak sesuai keahlian dan sudah terlalu lama pada SKPD tersebut sehingga jenuh. Gambar 2b menyatakan bahwa sebagian besar responden (66%) merasa cocok ditempatkan pada jenis pekerjaan yang menjadi tugas, dengan alasan karena sesuai dengan keahliannya, menyenangi/ada ketertarikan dengan jenis pekerjaan, pekerjaan yang menantang, jenis pekerjaan dinamis/tidak monoton/lebih beragam, memberikan peluang untuk belajar lebih banyak, pekerjaan dengan resiko rendah, lingkungan kerja dan rekan kerja yang menyenangkan, hasil pekerjaan mudah terukur, memberikan ilmu dan pengalaman baru, puas dan bangga dapat memberikan peran lebih banyak terhadap organisasi. Pegawai Negeri Sipil tidak menyukai jenis pekerjaan sebesar 34% memberikan alasan antar lain : perintah atasan, tidak ada yang mengerjakan, pekerjaan dengan resiko tinggi, pekerjaan dengan resiko tinggi, pekerjaan monoton dan tidak bervariasi, sudah terlalu lama pada bidang pekerjaan tersebut, bosan dengan jenis pekerjaan, pekerjaan yang sulit, dan tidak sesuai kehalian/kompetensi. Berdasarkan penjelasan gambar 2a dan 2b, pegawai tidak mempermasalahkan penempatan pada SKPD manapun, yang terpenting adalah jenis pekerjaan cocok dengan kompentensi yang dimiliki. Ketidakcocokan antara kemampuan dan jenis pekerjaan masih tinggi sebesar 66%, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Bekasi tidak tepat dalam penempatan pegawai. Dibawah ini tabel yang menunjukkan tingkat kesesuaiam antara kompetensi yang dimiliki pegawai dengan pekerjaan, objek kerja, hasil kerja menurut persepsi diri sendiri, atasan dan rekan kerja serta kesesuaian PNS dalam menggunakan jam kerja, sebagaimana pada Tabel 2 dan Tabel 3. 23 Tabel 2 Tingkat keseuaian PNS berkaitan dengan kompetensi, objek kerja, kinerja dan disiplin jam kerja N Objek Pertanyaan o . 1 Kesuaian Kompetensi dengan pekerjaan 2 Kesesuaian objek kerja dengan harapan 3 Penilaian kinerja menurut diri sendiri STS Tingkat kesesuaian (%) TS KS S SS Total 6,2 21,5 24,6 33,85 13,85 100 3 24,6 18,55 40 13,85 100 0 3 32,31 47,7 16,92 100 4 Penilaian kinerja menurut atasan 0 0 23,1 72,3 4,6 100 5 Penilaian kinerja menurut rekan kerja 0 0 26,1 66,2 7,2 100 6 Tingkat pegawai 0 0 9,2 56,9 33,9 100 disiplin jam kerja Keterangan: STS=sangat tidak setuju, TS=sangat setuju, KS=kurang setuju, S=setuju, SS=sangat setuju Pegawai yang merasa kompetensinya kurang sesuai sampai dengan sangat tidak sesuai sebesar 52.3 persen. Hal ini menunjukkan bahawa pada Pemerintah Kota Bekasi tidak sesuai dalam menempatkan penempatan pegawai sehingga akan mempengaruhi kinerjanya. Kesesuai antara objek-objek pekerjaan yang diberikan oleh atasan dan harapan pegawai menunjukkan ketidaksesuaian yang masih tinggi sebesar 46.5 persen, ini menguatkan bahwa memang masih terdapat ketidaksesuaian penempatan pegawai di Kota Bekasi. Ketidaksesuaian antara kompetensi dengan jenis pekerjaan tersebut mempengaruhi hasil kinerja pegawai. Menurut persepsi diri sendiri, pimpinan dan rekan kerja masih tidak sesuai yang cukup tinggi sebesar masing-masing 35.31 persen, 23.1 persen dan 26.1 persen. Pegawai merasa bahwa mereka telah mematuhi disiplin dalam hal jam kerja sebesar 90.8 persen. Tabel 3 Tingkat kesesuaian PNS dan peran rekan kerja, atasan, peralatan dan teknologi terhadap hasil kerja N o 1 2 3 4 5 Objek Pertanyaan Kepuasan PNS terhadap hasil kerja Peran rekan kerja terhadap penyelsaian pekerjaan Peran atasan terhadap penyelesaian pekerjaan Peran Peralatan kerja terhadap penyelesaian pekerjaan Peran teknologi terhadap penyelasaian pekerjaan S 0 0 Tingkat kesesuaian (%) TM KM M SM 0 47,7 44,6 7,7 1,5 26,2 43,1 29,2 Total 0 4,6 24,6 36,82 33,8 100 0 3,1 47,7 27,7 21,5 100 15 6,2 12,3 23,1 56,9 100 100 100 Keterangan: STM=sangat tidak memadai, TM=tidak memadai KM=kurang memadai, M=memadai, SM=sangat memadai 24 Responden yang menjawab hasil kinerja kurang memadai sebesar 47.7 persen dan memberikan alasan bahwa meskipun hasil kerja sudah diterima dengan baik, sesuai harapan atasan dan rekan kerja, tapi masih merasa perlu meningkatkan kinerjanya. Persepsi responden tersebut setelah dikonfirmasi ke atasan hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang merasa bahwa kinerjanya kurang memadai ternyata merupakan pegawai dengan kinerja tinggi dengan kompetensi memadai sesuai yang dipersyaratkan. Peran rekan kerja dan pimpinan yang kurang/tidak mendukung terhadap hasil kerja individu pegawai masing-masing sebesar 26.7 persen dan 29.2 persen adalah cukup tinggi. Artinya masih belum terjadi kerjasama yang baik dalam organisasi dalam hal penyelesaian pekerjaan. Dukungan rekan kerja yang baik menurut persepsi pegawai adalah apabila terjadi koordinasi dengan baik dan saling mendukung dalam menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan rekan kerja yang tidak/kurang mendukung adalah mereka yang mempersulit penyelesaian pekerjaan dengan alasan tidak tepat, karena pegawai dengan integritas, kompetensi dan motivasi rendah sehingga menghambat pekerjaan pegawai lainnya. Dukungan dari atasan yang diharapakan dari pegawai adalah yang dapat memberikan teladan dalam kinerja dan moral, atasan yang dapat mengarahkan, membina dan mengoreksi dengan baik melebihi kemampuan stafnya. Peralatan kantor yang tersedia kurang mendukung terhadap penyesaian pekerjaan dengan baik karena lebih dari sebagian responden (50.8%) menjawab tidak/kurang memadai. Pegawai menganggap bahwa peralatan kantor sangat penting bagi pegawai dalam membantu mempercepat dan memperlancar penyelesaian pekerjaan. Peralatan tidak/kurang memadai adalah jumlahnya terbatas, tidak mencukupi kebutuhan seluruh pegawai, dan tempat/ruangan yang kurang memadai untuk menyimpan arsip dan aset kantor secara aman, bekerja dengan nyaman dan terintegritas antar unit kerja. Peran teknologi yang ada kurang sampai dengan tidak mendukung penyelesaian pekerjaan sebesar 20 persen. Hal ini disebabkan karena belum dapat dipergunakan dengan baik teknologi yang tersedia karena kurang sempurna dan rendahnya kemampuan SDM dalam pengoperasiannya. Hal ini perlu mendapat perhatian serius karena pada masa yang akan datang ada beberapa jenis pekerjaan digantikan oleh teknologi seperti pembayaran pajak dan retribusi serta pengurusan perizinan tertentu. Hal ini sejalan dengan jawaban responden dari total enam puluh lima orang sebanyak dua puluh dua orang (33.85%) menginginkan jenis pelatihan atau mempunyai ketertarikan terhadap peningkatan kemampuan dalam bidang informasi teknologi (IT) karena mereka menganggap bahwa sekarang dan yang akan datang merupakan era berbasis IT. Penghargaan yang diberikan organisasi dan atasan menurut persepsi responden dengan jawaban sangat sampai dengan kurang dihargai sebesar 65 persen memberikan alasan bahwa tidak ada hal yang membedakan secara nyata, terukur dan adil berkaitan dengan penghargaan dan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS. Pegawai dengan kinerja tinggi dan rendah, pegawai yang indisipliner dan disiplin masih dianggap sama dalam pemberian gaji/tunjangan/insentif. Alasan ini antara lain yang membuat PNS bersikap masa bodoh, malas, kurang semangat dan tidak termotivasi untuk meningkatkan kemampuan diri agar bisa berprestasi melebihi PNS lainnya. 25 Perhitungan Beban Kerja, Kemampuan, dan Kebutuhan Pegawai Pada penelitian ini diperoleh beberapa beban kerja individu dan beban kerja SKPD untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu selama tiga tahun kebelakang (tahun 2012-2014). Beban kerja tersebut dikelompokan menjadi tiga yaitu beban kerja cenderung tetap, beban kerja cenderung turun, dan beban cenderung naik. Perubahan beban kerja relatif pertahun merupakan prosentase dari jumlah perubahan beban kerja selama 2 tahun kebelakang (tahun 2012-2014) dibagi dengan lamanya tahun perubahan (2 tahun). Masa kerja, pengalaman pada bidang pekerjaan, kompetensi yang dimiliki pegawai serta standar kompetensi jabatan minimal yang disyaratkan untuk masing-masing jenis pekerjaan terdapat pada Lampiran Tabel 1. 1. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Dinas Pendapatan Daerah mempunyai 29 Jenis pekerjaan. Hasil penelitian didapat 8 jenis pekerjaan yang menunjukkan beban kerja SKPD selama 3 tahun (taun 2012-2014). Jam yang diperlukan pegawai dalam setahun adalah merupakan perkalian kebutuhan pegawai dalam menyelesaikan satu satuan pekerjaan dikalikan dengan beban kerjanya. Semakin rendah angka yang diperlukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan dengan waktu standar, maka semakin baik kualitas pegawai tersebut. Waktu kerja efektif PNS selama setahun berdasarkan Peraturan Meteri Pemberdayaan Aparatur Negara adalah 1.650 jam. Kemampuan pegawai berdasarkan bidang pekerjaan tertentu pada Dispenda disajikan Tabel 4. Tabel 4 Beban kerja dan kemampuan PNS Dispenda menyelesaikan pekerjaa N o Jenis Pekerjaan Beban Kerja pada Tahun 2012 1 Standar Pegawai 471 471 2480 2250 7 6.4 117 117 117 819 1586 7 13.6 1700 1700 1700 850.00 667.00 0.50 0.40 Bendahara pengeluaran 1200 1200 1200 2300 2700 1.90 2.25 Pengelola aset daerah Analis pajak (1) 54 20000 57 25000 42 24000 868 7875 798 9281 20.67 0.33 9 0.39 7875 5906 0.33 0.25 2 3 4 5 2014 Analis pajak (2) 6 7 8 Kemampuan menyelesaikan per satuan pekerjaan Standar Pegawai 471 Penyusun Data dan Informasi (1) Penyusun Data dan Informasi (2) Verifikatur Keuangan 2013 Kebutuhan jam dalam setahun Penyusun bahan kerja dan anggaran (1) Penyusun bahan kerja dan anggaran (2) Pengadministrasi Karcis (1) Pengadministrasi Karcis (2) Pengadministrasi Kepegawaian 60 55 55 395 522 7.14 9.45 35 30 30 395 712 7.14 13.18 7200 7200 9000 1433 1750 0.16 0.19 1433 1520 0.19 0.18 2433 1936 0.58 0.46 3775 3775 4175 26 Prediksi beban kerja untuk delapan jenis pekerjaan pada Dispenda Kota Bekasi empat tahun yang akan datang diperoleh berdasarkan beban kerja tahun sebelumnya ditambah dengan perubahan relatif dikalikan beban kerja sebelumnya sebagaiman disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Prediksi beban kerja pada Dispenda Kota Bekasi tahun 2015-2018 No Jenis Pekerjaan Perubahan beban kerja tahun 20122014 (%) 0.0 Perubahan beban kerja relatif (%) 0.0 471 471 471 471 2015 Prediksi Beban Kerja Tahun 2016 2017 2018 1 Penyusun data dan informasi 2 Verifikatur keuangan 0.0 0.0 1700 1700 1700 1700 3 Bendahara pengeluaran 0.0 0.0 1200 1200 1200 1200 4 Pengelola asset daerah -7.8 -3.9 44 42 5 6 5.8 -3.8 2.9 -1.9 24696 83 25391 82 26823 79 27559 77 7 Analis pajak Penyusun bahan evaluasi dan laporan Pengadministrasi Karcis 16,1 8.05 9723 10446 12009 12849 8 Pengadministrasi Kepegawaian 3.6 1.8 4250 4324 4476 4553 39 37 Beban pekerjaan Analis Pajak prediksi empat tahun ke depan cenderung naik meskipun beban tahun 2014 turun dibanding tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan kenaikan beban kerja tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 20 persen, sedangkan penurunan tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 4 persen sehingga perubahan totalnya positif (5,8%). Beban kerja Analis Pajak empat tahun yang akan datang cenderung naik tersebut karena dari tahun ke tahun jumlah perumahan, usaha dan penduduk akan bertambah sehingga akan diikuti dengan bertambahnya jumlah wajib pajak yang akan dilayani. Berdasarkan kemampuan pegawai, dan beban kerja yang harus diselesaikan oleh pegawai, maka kebutuhan pegawai untuk 9 jenis pekerjaan pada Dispenda tahun 2014 adalah sebagaimana pada Tabel 6. Tabel 6 Kebutuhan PNS Dispenda Kota Bekasi tahun 2014 N o 1 Jenis Pekerjaan Beban Kerja Tahun 2014 588 Kebutuhan Pegawai Tahun 2014 Acuan Kemampu Kemampu Standar an Tinggi an RataRata 3 1.9 3.9 Ketersediaan Pegawai Tahun 2014 2 Penyusun data dan informasi Verifikatur keuangan 2900 1 1 1 1 0 3 4 Bendahara pengeluaran Pengelola asset daerah 1200 42 1.4 1 1 1 1.6 1 2 2 0.6 1 5 Analis pajak 2400 2.9 3 6 8 5 6 Penyusun bahan evaluasi dan laporan Pengadministrasi Karcis Pengadministrasi Kepegawaian 85 9000 4175 1 0.9 1.5 1 1.6 1.2 1 2.1 2 2 2 2 1 1.1 0.5 7 8 5 Selisih (Ketersed iaanStandar) 2 27 Kebutuhan pegawai merupakan hasil perkalian beban kerja setahun yang menjadi tugas pegawai dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan, hasilnya dibagi dengan jam kerja efektif setahun yaitu 1.650 jam. Pembulatan angka belakang koma mengacu pada aturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dengan pembulatan ke atas jika dibelakang koma angka 5 ke atas dan pembulatan ke bawah jika angka dibelakang koma kurang dari 5. Rekapitulasi kebutuhan pegawai pada Dispenda hasil perhitungan peneliti dan SKPD disajikan sebagaimana Tabel 7. Tabel 7 Rekapitulasi perhitungan kebutuhan PNS Dispenda Tahun 2014 No. 7 8 Jenis Pekerjaan 1 Penyusun data dan informasi 5 2 Kebutuha n Hasil Penelitian (Kemamp uan Tinggi) 2 4 2 2 Verifikatur Keuangan 1 2 1 1 1 3 Bendahara Pengeluaran 2 3 1 2 2 4 Pengadministrasi Karcis 2 2 1 1 1 5 Pengadministrasi Kepegawaian 2 2 1 2 2 6 Pengelola aset daerah 2 2 1 1 1 Analis pajak 8 8 3 6 5 2 2 1 1 1 24 23 11 18 15 Penyusun bahan evaluasi dan laporan Jumlah Ketersedi aan Pegawai Kebutuhan Hitungan SKPD Kebutuhan Hasil Penelitian (Kemampuan Rata-rata) Kebutuh an Standar Ketersediaan pegawai sebanyak 24 orang, kebutuhan apabila SKPD mempunyai pegawai kinerja tinggi cukup 11 orang, kinerja rata-rata 18 orang, kebutuhan standar 15 orang dan hasil hitungan SKPD sebanyak 23 orang. Terdapat kelebihan ketersediaan pegawai pada Dispenda untuk 8 jenis pekerjaan. 2. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Dinas Pengelolaan Keungan dan Aset Daerah mempunyai 39 Jenis pekerjaan. Dua puluh tujuh responden yang diwawancara terdapat 6 jenis pekerjaan yang menunjukkan beban kerja SKPD. Jenis Pekerjaan yang cenderung tetap pada BPKAD adalah Operator SIM Gaji dan Bendahara Penerimaan PPKD. Jenis pekerjaan yang cenderung turun pada BPKAD adalah Pranata Laporan Keuangan dan Pengadministrasi Umum. Beban pekerjaan yang cenderung naik pada BPKAD adalah Verifikatur dan Pengelola Data Anggaran dan Pegawai. Kemampuan pegawai menyelesaikan pekerjaan berdasarkan waktu yang diperlukan dalam setahun dibandingkan dengan standar baku pada 6 jenis pekerjaan disajikan pada Tabel 8. 28 Tabel 8 Kemampuan PNS BPKAD dalam menyelesaikan pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Beban Pekerjaan Tahun Jam Yang Diperlukan dalam Setahun 2012 2013 2014 Standar Pegawai Kemampuan Pegawai dalam Menyelesaikan Pekerjaan Standar Pegawai 1 Operator Komputeri 168 168 168 5120 6382 30.5 38 2 320 320 320 2040 1810 6.37 5.66 3 Bendahara penerimaan PPKD Pranata Laporan keuangan 25328 22328 10208 2407 2652 0.24 0.26 4 Pengadministrasi umum (1) 24000 21000 20000 15450 10500 0.77 0.53 15450 8400 0.77 0.42 Pengadministrasi umum (2) 5 Verifikatur (1) 6 Verifikatur (2) Penyusun bahan rencana kerja dan anggaran 24000 24000 26500 10600 7950 0.3 0.4 12 15 24 5300 3750 7950 3650 0.3 156.3 0.24 152 Berdasarkan informasi lampiran Tabel 1, terdapat perbedaan antara kemampuan pegawai dengan persepsi pimpinan dalam menyelesaikan pekerjaan. Verifikatur dengan kemampuan rata-rata ternyata mempunyai kinerja dibawah standar waktu yang ditetapkan, artinya bahwa pegawai tersebut mempunyai kemampuan rendah. Pegawai dengan kemampuan tinggi mempunyai kinerja tinggi melebihi standar waktu yang telah ditetapkan sesuai persepsi pimpinan sebagaimana Tabel 9. Semakin kecil angka yang ditunjukkan oleh pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan maka semakin tinggi kemampuan pegawai, artinya pegawai dengan kinerja lebih unggul. Prediksi beban kerja untuk 6 jenis pekerjaan empat tahun yang akan datang pada BPKAD Kota Bekasi sebagaimana Tabel 9. Tabel 9 Prediksi beban kerja BPKAD Kota Bekasi Tahun 2015-2018 N o . Jenis Pekerjaan 1 Operator Komputer 2 Bendahara Penerimaan PPKD Verifikatur 3 4 5 6 Penyusun bahan rencana kerja dan anggaran Pranata Laporan keuangan Pengadministrasi umum Beban Kerja Tahun Total Perubah an beban kerja (%) Perub ahan beban kerja/ tahun (%) Prediksi Beban Kerja Tahun 2012 168 2013 168 2014 168 0.0 0.0 2015 168 2016 168 2017 168 2018 168 320 320 320 0.0 0.0 320 320 320 320 24000 24000 26500 22.3 11.2 29457 32415 42608 12 15 24 20.6 10.3 26.5 29 3899 1 34.4 25328 22328 10208 -26.1 -13.1 8874 7715 6707 5831 24000 21000 20000 -6.2 -3.1 19385 18788 1821 0 17650 37.4 29 Kebutuhan pegawai tahun 2014 berdasarkan ketersediaan pegawai, jenis pekerjaan, beban kerja dan kemampuan pegawai adalah sebagaimana Tabel 10. Tabel 10 Kebutuhan PNS BPKAD Kota Bekasi tahun 2014 No. Jenis Pekerjaan Beban Kerja Tahun 2014 Kebutuhan Pegawai Tahun 2014 Kemampu Kemampuan an Tinggi Rata-Rata 3 3.9 7 Selisih(K etersedia anstandar) 3.9 1.1 1 -0.2 1.6 3.2 8 2.9 9.4 5.1 6.4 6 -3.4 4.8 2.3 3.8 1 6.4 2.2 8 1 3 -1,3 1 Operator Komputer 168 Acuan Standar 3.1 2 Bendahara Penerimaan PPKD Pranata Laporan keuangan Pengadministrasi umum Verifikatur Penyusun bahan rencana kerja dan anggaran 320 1.2 1 10208 5.1 20000 2650 24 3 4 5 6 Ketersediaan Pegawai Berdasarkan Tabel 10, Operator Komputer membutuhkan pegawai dengan kemampuan rata-rata 4 orang dan kebutuhan stnadar3 orang sehingga masih memungkinkan pegawai dengan kemampuan rata-rata dan tinggi untuk diberi tambahan pekerjaan. Bendahara Pengeluaran PPKD hasil penelitian menunjukkan kemampuan diatas standar meskipun menurut persepsi pimpinan pegawai tersebut mempunyai kemampuan rata-rata. Bendahara Pengeluaran PPKD mempunyai latar belakang pendidikan dasar dan tambahan yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan melebihi standar kompetensi yang ditetapkan (Lampiran Tabel 1). Kebutuhan pegawai verifikatur dan Penyusun bahan rencana kerja dan anggaran tahun 2014 kelebihan pegawai untuk verifikatur dan kekurangan pegawai untuk penyusun bahan rencana kerja dan anggaran. Berdasarkan tiga kelompok yang telah dijabarkan di atas, maka terdapat 6 jenis pekerjaan hasil penelitian merupakan beban kerja SKPD yang kemudian dirangkum dan dibandingkan dengan hasil hitungan SKPD sebagaimana Tabel 11. Tabel 11 Rekapitulasi kebutuhan pegawai BPKAD hasil penelitian dan hitungan SKPD tahun 2004 No 1 2 3 4 5 6 Jenis Pekerjaan Operator computer Bendahara penerimaan PPKD Verifikatur Penyusun bahan kerja anggaran Pranata laporan keuangan Pengadministrasi umum Jumlah Kondisi aktual Kebutuha n Hitungan SKPD Kebutuhan Hasil Penelitian (Kemampuan Rata-rata) 4 1 Kebutu han Standar 7 2 Kebutuhan Hasil Penelitian (Kemampu an Tinggi) 3 1 5 1 4 1 10 2 3 1 6 2 6 2 8 6 25 14 9 44 3 5 16 6 6 25 5 6 23 3 1 30 Terdapat perbedaan perhitungan kebutuhan antara hasil penelitian dengan hitungan SKPD. Pegawai yang tersedia sebenarnya sudah memenuhi kebutuhan pegawai bahkan berlebih. Karena kebutuhan standarmya 23 dan kebutuhan pegawai dengan kemamapuan tinggi 16 orang, sedangkan ketersediaan 25 orang. Perbandingan kebutuhan dan beban pekerjaan pada dua SKPD Berdasarkan hasil penelitian maka, kebutuhan pegawai dengan kinerja unggul pada Pemerintah Kota Bekasi adalah kebutuhan pegawai dengan kinerja tinggi melebihi standar kebutuhan yang telah ditetapkan yang jumlahnya sebagaimana terilustrasi pada Tabel 12. Tabel 12 Kebutuhan pegawai kinerja unggul tahun 2018 No. 1 2 3 Kecenderunga n Beban Kerja Tetap Naik Turun Jenis Pekerjaan Kebutuhan tahun 2018 Penyusun data dan informasi 2 Verifikatur Keuangan 1 Bendahara Pengeluaran 1 Operator computer 3 Bendahara penerimaan PPKD 1 Pengadministrasi Karcis 2 Pengadministrasi Kepegawaian 1 Verifikatur 6 Penyusun bahan rencana kerja anggaran 3 Pengelola aset daerah 1 Analis pajak 2 Penyusun bahan evaluasi dan laporan 1 Pranata laporan keuangan 2 Pengadministrasi umum 4 Jumlah 30 Nama SKPD Dispenda BPKAD Dispenda BPKAD Dispenda DPPKAD Orang Jenis pekerjaan yang cenderung tetap pada Dispenda Kota Bekasi adalah pekerjaan yang bersifat intern dan tidak terakait langsung dengan SKPD lain letaknya pada unit Sekretariat SKPD sedangkan pada BPKAD adalah merupakan pekerjaan yang lebih banyak dibantu dengan teknologi dan berada di setiap unit organisasi. Jenis pekerjaan yang cenderung naik pada Dispenda dan DPKAD bersifat hampir sama, merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan publik dan pekerjaan dengan wilayah kerja tingkat Kota Bekasi, berkaitan dengan anggaran dan masyarakat yang setiap tahun jumlahnya meningkat. Jenis pekerjaan cenderung turun pada Dispenda adalah pekerjaan yang dalam penyelesaiannya dibantu oleh sistem dan teknologi, sebelumnya dikerjakan secara manual dan merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan SKPD lain. Sedangkan pada BPKAD merupakan pekerjaan yang dibantu dengan sistem, sebelumnya manual tetapi hanya pada lingkup SKPDnya. Berdasarkan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan hasil penelitian dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1. Pegawai dengan kemampuan tinggi atau unggul. 31 Adalah pegawai yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik lebih cepat dari standar waktu baku yang telah ditetapkan organisasi melalui SOP. Meskipun hasil penelitian ini terkadang tidak sama dengan persepsi pimpinan, terdapat pegawai dengan kemampuan tinggi hasil penelitian tetapi rata-rata menurut persepsi pimpinan seperti pada Bendahara Penerimaan PPKD. 2. Pegawai dengan kemampuan sedang atau rata-rata adalah pegawai yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dengan waktu yang sama/hampir sama dengan standar waktu baku yang ditetapkan organisasi melalui SOP. Biasanya mereka adalah pegawai yang kurang sesuai antar jenis pekerjaan dengan latar belakang pendidikan, kurang berpengalaman, dan tidak mempunyai keahlian tambahan. 3. Pegawai dengan kemamapuan rendah adalah pegawai yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik melebihi standar waktu baku yang ditetapkan organisasi melalui SOP. Biasanya mereka adalah pegawai baru, pegawai dengan standar kompetensi rendah atau pegawai lama menjelang usia pensiun dan tidak cepat adaptasi dengan teknologi atau peraturan baru. Perhitungan kebutuhan pegawai yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan kemampuan pegawai dan standar waktu baku yang terdapat pada SOP hasilnya berbeda dengan perhitungan SKPD. Penyebabnya adalah pada perbedaan cara mengukur kemampuan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan. Peneliti mengukur individu melalui wawancara secara mendalam terhadap kemampuan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan SKPD menghitung kemampuan rata-rata pegawai berdasarkan output yang mampu dihasilkan pegawai dalam rentang waktu tertentu. Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintah Kota Bekasi sudah memenuhi dalam hal jumlah, akan tetapi tidak memenuhi kebutuhan, maka Pemerintah Kota Bekasi melalui Badan Kepegawaian Daerah perlu meninjau kembali kebutuhan pegawai yang telah dibuat melalui analisis beban kerja, analisis jabatan dan ketersediaan yang dibuat SKPD. Tujuannya agar kebutuhan lebih tepat, efektif dan efesien maka perlu penataan dan penyesuaian terhadap penempatan pegawai, peningkatan kemampuan pegawai dan pemberdayaan pegawai sesuai dengan standar komptensi, kebutuhan SKPD dan kecocokan antara kemampuan pegawai dengan jenis pekerjaan. Selain itu perlu ditinjau kembali pemberian pekerjaan dari atasan agar lebih jelas dan fokus tidak campur-campur berbagai jenis pekerjaan sehingga pegawai dapat bekerja lebih ahli dan professional. Apabila penempatan dan distribusi pegawai sudah sesuai dengan kebutuhan SKPD, sudah cocok dan sesuai antara jenis dan kemampuan pegawai, maka pemenuhan kebutuhan pegawai dapat dilakukan dengan lebih baik. Jenis pekerjaan cenderung tetap, kebutuhan pegawainya akan cenderung tetap pula, bahkan dapat lebih sedikit apabila kemampuan pegawai dapat ditingkatkan dari rendah menjadi rata-rata dan tinggi. Jenis pekerjaan cenderung turun mempunyai kecenderungan kebutuhan pegawai cenderung turun juga bahkan dapat ditekan lebih sedikit apabila kemampuan pegawai semakin tinggi. Jenis pekerjaan cenderung naik dapat dipenuhi kebutuhannya dengan meningkatkan kemamapuan pegawai dan memberdayakan pegawai dengan beban kerja yang lebih ringan dengan menambah beban kerjanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hameed (2012), bahwa yang terpenting dalam pengembangan sumber daya manusia yang dapat mendukung organisasi untuk maju dan berkembang adalah dengan 32 mengembangkan keterampilan interpersonal yang kuat pada karyawan dan melatih karyawan dengan memperkenalkan konsep globalisasi manajemen, salah satunya dengan pemberdayaan dan pengembangan pegawai. IMPLIKASI KEBIJAKAN Kemampuan individu pegawai dalam menyelesaikan beban kerja yang dikaitkan dengan kompetensi serta bidang pekerjaan yang tepat akan memudahkan bagi Pemerintah Kota Bekasi dalam pembagian tugas, penempatan, rotasi, dan promosi. Pegawai bekerja lebih profesional karena mempunyai pekerjaan yang bersifat spesialis dan tidak serabutan, sehingga kendala yang menghambat kinerja pegawai lebih mudah diklasifikasi penyebabnya jika penempatan pegawai sudah sesuai kebutuhan dan kompetensi. Mengintensifkan sistem konseling untuk membantu dalam penempatan dan mencari sebab permasalahan kinerja pegawai dan kedepannya dapat dibentuk assessment center, karena organisasi harus menemukan cara terbaik untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan, mengkomunikasikan sistem penilaian dan memanfaatkan hasil penilaian dengan adil bagi kepentingan personalia (Astuti, 2006). Pegawai dengan kemampuan tinggi dapat diberikan kepercayaan yang lebih besar seperti diikutsertakan sebagai pendamping dalam mengkaderisasi pegawai lain dan promosi. Pegawai dengan kemampuan rata-rata dapat lebih dilibatkan dalam team kerja agar temotivasi bekerja lebih baik. Pegawai dengan kemampuan rendah dapat ditingkatkan kemampuannya melalui tambahan jenjang pendidikan dan diklat yang sesuai dan tepat.Job Enrichment dapat dilakukan pada karyawan pada level staf dengan menambahkan beban pekerjaan dan tanggung jawab yang lebih besar, Adawiyah dan Sukmawati (2013). SIMPULAN Perencanaan kebutuhan pegawai pada Dispenda dan BPKAD belum dilaksanakan dengan baik. Pegawai yang ada sudah cukup bahkan ada yang berlebihan untuk pekerjaan tertentu tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan. Hal ini terjadi karena kompetensi pegawai tidak semuanya sesuai kebutuhan organisasi atau tidak sesuainya antar kompetensi pegawai dengan jenis pekerjaan. Kebutuhan pegawai kinerja unggul pada Dispenda dan BPKAD Kota Bekasi pada tahun 2014 untuk 14 jenis pekerjaan adalah 27 orang, kebutuhan pada tahun 2018 sebanyak 30 orang dan ketersediaan pada tahun 2014 sebanyak49 orang, sedangkan kebutuhan pada tahun 2014 hitungan SKPD sebanyak 67 orang. Terdapat kelebihan pegawai sebanyak 22 orang pada tahun 2014. SKPD terlalu tinggi menghitung kebutuhan yaitu 40 orang. Karena kebutuhan pada tahun 2018 hanya 30 orang dan ketersediaan 49 orang, maka tidak perlu merekrut pegawai sampai dengan tahun 2018. Pegawai dengan kinerja unggul pada Pemerintah Kota Bekasi terpenuhi apabila pegawai yang ada kemampuannya melebihi kemampuan rata-rata berdasarkan standar kompetensi jabatan yang ditetapkan. Strategi pemenuhan kebutuhan pegawai yang direkomendasikan adalah melalui perekrutan internal dengan pemberdayaan PNS dan Tenaga Kontrak Kerja (TKK) yang ada. 33 6 PEMBAHASAN UMUM Kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan pada Pemerintah Kota bekasi terjadi karena kebijakan kepegawaian pimpinan di tingkat Kota Bekasi berkaitan dengan ketersediaan, rekruitmen dan penempatan menyebakan distribusi PNS tidak merata pada setiap SKPD, sehingga kondisi yang ideal tidak dicapai. Penyebab berikutnya adalah pengelolaan SDM yang tidak tepat antara lain karena implementasi Sistem Informasi Kepegawaian tidak berfungsi dengan baik seperti belum berfungsinya sistem karir, sistem Daftar Urut Kepangkatan (DUK), hasil tes kemampuan untuk menduduki jabatan struktural, hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja sebagai dasar perencanaan pegawaian. Pemerintah Kota Bekasi juga belum mempunyai metode yang efektif untuk mencocokkan antara pegawai dengan jenis pekerjaan yang tepat. Pelatihan yang diselenggarakan belum mempunyai sistem yang tepat bagi pesertanya. Masih terdapat pelatihan yang tidak berorientasi pada kebutuhan baik organisasi maupun pegawai. Metode penyelenggaraan pelatihan kurag tepat sehingga hasilnya tidak memenuhi harapan. Evaluasi hasil pelatihan belum dilakukan secara intensif dan berkala sehingga tingkat keberhasilannya belum terukur. Faktor-faktor penyebab dapat diatasi melalui berbagai kebijakan dan aturan yang dapat mendorong peningkatan kinerja individu pegawai sehingga kemampuan pegawai dapat diberdayakan lebih optimal (Sofiyandi, 2001). Kebijkan pelatihan yang diselenggarakan hendaknya berorientasi terhadap kebutuhan organisasi dan ketertarikan pegawai terhadap jenis pelatihan sehingga hasil pelatihan dapat diterapkan dalam penyelesaian pekerjaan lebih baik dan dievaluasi secara berkala untuk melihat tingkat keberhasilan. Selain jenis pelatihan yang harus tepat sesuai kebutuhan, penyajian pelatihan dibuat lebih teknis dengan kelas/kelompok kecil berdasarkan tingkat kemampuan pegawai sehingga mudah dimengerti oleh PNS. Pelatihan-pelatihan yang sifatnya penyegaran dan memotivasi pegawai sangat diperlukan agar integritas dan motivasi pegawai tetap tinggi. Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintah Kota Bekasi sudah memenuhi dalam hal jumlah, akan tetapi tidak memenuhi kebutuhan, maka Pemerintah Kota Bekasi melalui Badan Kepegawaian Daerah perlu meninjau kembali kebutuhan pegawai yang telah dibuat melalui analisis beban kerja, analisis jabatan dan ketersediaan yang dibuat SKPD dan membagi tugas kepada pegawai melalui job describtion agar perencanaan SDM berfungsi dengan baik (Donna dan Fachriyah). Tujuannya agar kebutuhan lebih tepat, efektif dan efesien maka perlu penataan dan penyesuaian terhadap penempatan pegawai, peningkatan kemampuan pegawai dan pemberdayaan pegawai sesuai dengan standar komptensi, kebutuhan SKPD dan kecocokan antara kemampuan pegawai dengan jenis pekerjaan. Hal ini penting karena PSDM yang baik dimulai dengan memperkirakan jumlah dan jenis pegawain yang dibutuhkan secara tepat untuk mencapai tujuan organisasi (Lunenburg, 2012). Selain itu perlu ditinjau kembali pemberian pekerjaan dari atasan agar lebih jelas dan fokus tidak campur-campur berbagai jenis pekerjaan sehingga pegawai dapat bekerja lebih ahli dan profesional. Apabila penempatan dan distribusi pegawai sudah sesuai dengan kebutuhan SKPD, sudah cocok dan 34 sesuai anatara jenis dan kemampuan pegawai, maka pemenuhan kebutuhan pegawai dapat dilakukan dengan lebih baik, karena kompetensi berpengaruh secara nyata terhadap kinerja (Narundana, 2013). Jenis pekerjaan cenderung tetap, kebutuhan pegawainya akan cenderung tetap pula, bahkan dapat lebih sedikit apabila kemampuan pegawai dapat ditingkatkan dari rendah menjadi rata-rata dan tinggi. Jenis pekerjaan cenderung turun mempunyai kecenderungan kebutuhan pegawai cenderung turun juga bahkan dapat ditekan lebih sedikit lagi apabila kemmapuan pegawai semakin tinggi. Jenis pekerjaan cenderung naik dapat dipenuhi kebutuhannya dengan meningkatkan kemmapuan pegawai dan memberdayakan pegawai dengan beban kerja yang lebih ringan untuk membantu. Lingkungan yang nyaman bagi pegawai baik berupa lingkungan kerja maupun rekan kerja dapat mendorong pegawai merasa nyaman sehingga dapat lebih berkembang sebagaiman penelitian Prashanthi (2013) bahwa orang cenderung lebih tertarik bekerja pada lingkungan yang nyaman, tenang, maju, tumbuh dan berkembang dalam sebuah oragnisasi antar pimpinan dan karyawan sehingga mendorong organisasi lebih berkembang yang didasarkan pada kualitas, kuantitas dan semangat yang selaras antar anggota oraganisasi. Dengan memberdayakan pegawai yang ada lebih optimal kesenjangan yang sebelumnya terjadi dapat diminimalkan tanpa harus merekrut pegawai baru dalam jumlah yang banyak karena pertimbangan keterbatasan anggaran, sehingga perencanaan kebutuhan dimasa yang akan datang dapat dipenuhi dengan lebih baik melalui strategi yang paling tepat disesuaikan dengan rencana strategi organisasi seperti dikemukakan dalam penelitian Anyandike dan Nkechi (2013) bahwa perencanaan sumber daya manusia harus dikaitkan dengan rencana strategis organisasi karena merupakan satu-satunya cara agar perencanaan tenaga tenaga kerja fektif.Strategi yang kompetitif adalah strategi yang menghubungkan kebijkan dan praktek-praktek SDM dengan tujuan organisasi dikaitkan dengan pengaruh eksternal perusahaan, Waiganjo, Makulu, Kahiri ( 2012). Menurut Kadarisman (2012) pemberdayaan merupakan upaya memberikan otonomi, kepercayaan dari atasan serta mendorong untuk lebih kreatif agar dapat menyelesaikan tugas sebaik mungkin.Model pemberdayaan yang perlu ditempuh bagi Pemerintah Kota Bekasi adalah dengan (1) melibatkan dalam team kerja atau memberikan delegasi sebuah pekerjaan sehingga merasa dibutuhkan keberadaannya, dapat dilakukan pada karyawan pada level staf dengan menambahkan beban pekerjaan dan tanggung jawab yang lebih besar (Adawiyah, Sukmawati, 2013), (2) Membangun kepercayaan antara pimpinan dan bawahan sehingga akan tercipta kondisi kerja dan komunikasi yang baik yang akan memperlancar proses transfer ilmu dan penyelesaian pekerjaan, (3) Menghargai hasil kerja pegawai sehingga pegawai merasa percaya diri dan termotivasi bekerja lebih baik, (4) Menjaga kredibilitas pegawai dengan penghargaan, menciptkan lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang sehat untuk unjuk kerja tinggi, (5) Menilai pertanggungjawaban terhadap wewenang yang diberikan kepada bawahan secara konsisten, sesuai aturan dan standar operasional yang ditetapkan dan diterapkan secara adil dan obyektif, (6) Komunikasi terbuka agar dapat memberikan kritikan, masukan dan saran antara pimpinan dan bawahan berkaitan dengan hasil kerja. 35 Peningkatan kemampuan pegawai dapat dilaksanakan dengan penerapan sistem yang sesuai aturan seperti pola karir yang jelas, penjatuhan hukuman disiplin dan penghargaan yang adil dan pemenuhan kebutuhan baik kebutuhan finansial maupun kebutuhan akan ilmu baik melalui diklat dan sekolah/kuliah sesuai kebutuhan dan dengan metode yang tepat (Kadarisman 2013). Pemenuhan yang bersifat rekruitmen dapat dipenuhi melalui tenaga kontrak ketja (TKK) yang memenuhi kriteria melalui seleksi untuk diangkat menjadi CPNS sebagaimana pendapat Anyim (2012) dan Ibojo, Odunlami (2012) bahwa karyawan internal harus diberikan prioritas dalam proses rekruitmen dan seleksi untuk menghindari sikap dan pandangan negative pekerja terhadap kebijakan organisasi. Penerimaan dari jalur umum untuk jenis-jenis pekerjaan spesifikasi tertentu yang masih langka karena tidak tersedia pada tenaga tidak tetapdapat dipenuhi melalui jalur umumdengan prosedur yang lebih tepat sehingga diperoleh calon-calon yang lebih cocok dan kompeten. IMPLIKASI KEBIJAKAN Kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan Pegawai pada Pemerintah Kota Bekasi mengakibatkan kebutuhan Pegawai kinerja unggul tidak terpenuhi dapat diatasi dengan (1) Menempatkan PNS sesuai antara kompetensi dengan jenis pekerjaan dan kebutuhan SKPD melalui metode efektif yang dapat mencocokan dengan baik antara kompetensi pegawai dengan jenis pekerjaan, (2) melaksanakan rotasi agar kebutuhan organisasi terpenuhi dan kinerja pegawai meningkat sesuai aturan yang benar (3) Mengadakan Diklat fungsional secara intensif untuk mencapai profesionalisme jangka panjang melalui metode yang tepat dan memberdayakan pegawai hasil pelatihan (4) Mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Kepegawaian dengan baik sesuai aturan seperti melaksanakan promosi berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan Pola Karir PNS, pemenuhan kebutuhan pegawai mengacu pada usulan SKPD berdasarkan skala prioritas dan evaluasi, (5) Melaksanakan sistem hukuman dan penghargaan yang adil serta teladan yang baik dari pimpinan baik teladan moral maupun teladan kinerja sehingga mendorong PNS mempunyai motivasi berprestasi lebih tinggi. Penjatuhan hukuman disiplin dapat dilakukan secara berjenjang dimulai dari pejabatnya, sehingga memberikan efek jera dan dampak positif terhadap pegawai (6) Mengintensifkan sistem konseling untuk membantu dalam penempatan dan mencari sebab permasalahan kinerja pegawai dan kedepannya dapat dibentuk assessment centre untuk membentu perencanaan SDM. Pemenuhan kebutuhan pegawai pada Pemerintah Kota Bekasi dapat dilakukan melalui pemberdayaan pegawai yang sudah ada. Model pemberdayaan dapat ditempuh dengan mengadaptasi pendapat Kadarisman (2013) yaitu (1) Melibatkan pegawai dalam team kerja atau memberikan delegasi sebuah pekerjaan sehingga merasa dibutuhkan keberadaannya, (2) Membangun kepercayaan antara pimpinan dan bawahan sehingga akan tercipta kondisi kerja dan komunikasi yang baik yang akan memperlancar proses transfer ilmu dan penyelesaian pekerjaan, (3) Menghargai hasil kerja pegawai sehingga pegawai merasa percaya diri dan termotivasi bekerja lebih baik, (4) Menjaga kredibilitas pegawai dengan penghargaan, menciptkan lingkungan kerja yang mendorong 36 kompetisi yang sehat untuk unjuk kerja tinggi, (5) Menilai pertanggungjawaban terhadap wewenang yang diberikan kepada bawahan secara konsisten, sesuai aturan dan standar operasional yang ditetapkan dan diterapkan secara adil dan obyektif, (6) Komunikasi terbuka agar dapat memberikan kritikan, masukan dan saran antara pimpinan dan bawahan berkaitan dengan hasil kerja karena organisasi harus menemukan cara terbaik untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan. 7 SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Faktor-faktor utama yang menyebabkan kebutuhan pegawai kinerja unggul pada Pemerintah Kota Bekasi tidak terpenuhi adalah: (1) Pegawai yang tersedia tidak sesuai kebutuhan organisasi (2) Kebijakan yang tidak tepat dalam perencanaan SDM, (3) Pengelolaa SDM yang tidak tepat, (4) Budaya kerja organisasi tidak mendukung kinerja tinggi dan, (5) Anggaran yang terbatas. Pegawai yang tersedia tidak sesuai kebutuhan antara lain disebabkan karena kualifikasi pegawai yang tersedia tidak sesuai yang dibutuhkan, kompetensi pegawai tidak memenuhi standar dan pegawai indisipliner. Kebijakan yang tidak tepat dalam perencanaan SDM antar lain disebabkan oleh penentuan jumlah pegawai yang harus tersedia tidak tepat, penempatan pegawai tidak sesuai kompetensi dan kebutuhan SKPD, dan penentuan formasi dan kualifikasi tidak tepat pada saat perekrutant. Pengelolaan SDM yang tidak tepat disebabkan karena penyelenggaraan pelatihan yang tidak berorientasi pada kebutuhan, tidak dimanfaatkannya SDM hasil pelatihan dan tidak dievaluasi tingkat keberhasilannya. Budaya .kerja organisaso tidak mendukung kinerja tinggi disebabkan manajemen perubahan tidak dikelola dengan baik sehingga pegawai tidak mudah adaptasi dengan perubaha, fakta yang diyakini pegawai bahwa SKPD satu lebih baik dengan SKPD lain. Anggaran terbatas dalam hal ini adalah anggaran yang tersedia untuk meningkatkan kompetensi PNS hanya memenuhi kebutuhan sebesar 45,8 %. Kebutuhan pegawai Dispenda untuk 8 jenis pekerjaan hasil penelitian berdasarkan SOP sebanyak 15 orang, berdasarkan kemampuan kinerja tinggi sebanyak 11 orang dan hasil hitungan SKPD sebanyak 23 orang. Kebutuhan pegawai BPKAD untuk 6 jenis pekerjaan hasil penelitian berdasarkan SOP sebanyak 23 orang, berdasarkan kemampuan kinerja tinggi sebanyak 16 orang dan hasil hitungan SKPD sebanyak 44 orang. Kebutuhan pegawai untuk 4 jenis pekerjaan pada BPKAD adalah 16 orang, kondisi saat ini 25 orang sehingga terdapat kelebihan pegawai sebanyak 9 orang (36%). Kebutuhan pegawai untuk 8 jenis pekerjaan pada Dispenda adalah 11 orang, ketersediaan pada saat ini 24 orang sehingga ada kelebihan pegawai sebanyak 13 orang (54%). Total kebutuhan pegawai Dispenda dan BPKAD pada tahun 2014 untuk 14 jenis pekerjaan adalah 27 orang dan ketersediaan sebanyak 49 orang sehingga ada kelebihan sebanyak 22 orang. Kebutuhan pegawai pada 37 tahun 2018 sebanyak 30 orang dan ketersediaan pada tahun 2014 sebanyak 49 orang, sehingga sampai dengan tahun 2018 tidak perlu merekrut pegawai dari luar. Kebutuhan pegawai dengan kinerja unggul pada Pemerintah Kota Bekasi dapat terpenuhi apabila pegawai yang tersedia dan direkrut merupakan pegawai dengan kompetensi tinggi melebihi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kebutuhan pegawai kinerja unggul pada Dispenda dan BPKAD Kota Bekasi untuk beban pekerjaan cenderung turun pada tahun 2014 sebanyak 13 orang, pada tahun 2018 sebanyak 10 orang sehingga setiap tahun kebutuhan pegawai turun sebesar 5 persen. Beban kerja yang cenderung naik, kebutuhan pegawai pada tahun 2014 sebanyak 6 orang dan pada tahun 2018 sebanyak 12 orang sehingga kecenderungan kenaikan kebutuhannya sebesar 25 persen pertahun. Strategi pemenuhan kebutuhan pegawai yang direkomendasikan adalah melalui strategi perekrutan internal, dengan memberdayakan PNS dan TKK. SARAN Kesenjangan pegawai dapat diatasi dengan (1) Menempatkan PNS sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan SKPD, (2) Melaksanakan rotasi yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan meningkatkan kinerja pegawai, (3) Melaksanakan pelatihan fungsional lebih intensif dan memberdayakan hasil pelatihan sehingga pegawai professional, (4) Sistem Informasi kegawaian diimplementasikan dengan baik sebagai penunjang pengelolaan SDM, (5) Penjatuhan hukuman dan pemberian penghargaan dilaksanakan secara adil, pimpinan memberi teladan yang baik secara moral maupun kinerja untuk memotivasi PNS berprestasi. Pegawai dengan kinerja unggul adalah pegawai yang memiliki kompetensi melebihi standar minimal yang disyaratkan baik bagi pegawai yang sudah ada maupun yang akan masuk. Oleh sebab itu, pegawai yang ada harus mendapatkan fasilitas pendidikan dan pelatihan yang tepat untuk peningkatan kompetensi serta kesempatan berperestasi dalam kondisi organisasi yang nyaman. Pengelola Kepegawaian SKPD harus mampu menganalisa kebutuhan Diklat sehingga usulan diklat bagi pegawai lebih tepat. Pemerintah Kota Bekasi dapat memenuhi kebutuhan pegawainya melalui: 1. Penataan ulang penempatan pegawainya agar sesuai antar kompetensi yang dimiliki dengan jenis pekerjaanya sehingga kinerjanya meningkat tanpa merekrut dari formasi umum. 2. Memberi kesempatan kepada pegawai kinerja tinggi/berprestasi dengan memberi tanggung jawab lebih melalui promosi, dijadikan pendamping untuk kaderisasi pegawai lain. Pegawai dengan kinerja rata-rata lebih dilibatkan dalam team kerja. Pegawai dengan kemampuan rendah ditingkatkan kompetensinya melalui tambahan jenjang pendidikan dan diklat yang tepat. 3. Memotivasi pegawai agar berprestasi melalui pemberian penghargaan, hukuman yang adil dan keteladanan dari pemimpin. 4. Perekrutan internal dengan pemberdayaan dan meningkatkan kompetensi pegawai, perekrutan dari luar hanya dilakukan apabila kebutuhan mendesak tidak dapat dipenuhi melalui pemberdayaan dan peningkatan kompetensi. 38 DAFTAR PUSTAKA Adawiyah W, Sukmawati A.2013. Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusis dalam Aktivitas Produksi Komodite Sayuran Selada (Studi Kasus CV Spirit Wira Utama): IPB: Bogor. Vol.IV (2). Anyadike, Nkechi O.2013.Human Resource Planning and Employee Productivity in Nigeria Public Organization. Departemen of Public Administration and Local Government, University Of Nigeria Vol. 1 (4) Page 56-68. Anyim CF, Ekwoaba JO, Anthony ID.2012.The Roole of Human Resource Planning in Recruitment and Selection Proces:University of Lagos, Nigeria Vol. 6 (2). Astuti D.2006. Penciptaan Sistem Penilaian Kinerja yang Efektif dengan Assessment Center. UGM: Yogyakarta. Vol. 6(1). Attwood M, Dimmock S.1999. Manajemen Personalia. ITB, Bandung. Aycan Z. 2005. The Interplay Between Cultural and Institutional/Structural Continegcies in Human Resource Management Practices. Koc Univercity: Turkey. Vol. 16 (7): 1083-1119. Donna FB, Fachriyah N…. Audit Manajemen untuk Menilai Efektifitas Fungsi Sumber Daya Manusis (Studi Kasus pada Kopwan SU “Setia Budi Wanita Jatim). Universitas Brawijaya: Malang. Vol. 65145. Hameed F.2012.Human Resource Management in 21st Century: Issues & Challenges & Possible Solution to Attain Competitiveness. Gandhara Univercity: Pakistan. Vol. 2 (9). 2222-6990. Haslinda A.2009.Evolving Terms of Human Resource Management and Development. University Putra Malaysia. Vol. 2 (9). Hendrayanti E.2011. Analisa Beban Kerja Sebagai Dasar Perencanaan Kebutuhan SDM. Hong ENC, Hao LZ, Kumar R, Ramendran C, Kadiresan V. 2012. An Effecthongiveness of Human Resource Management Practices on Employee Retention in Institute of Higher Learning: -A Regression Analysis.International Journal of Business Research an Management (IJBRM). Vol. 3 (2). Boselie P, Paauwee J, Jansen P. 2000. Human Resource Management and Performace: Lessonsfrom the Netherlands, Erim Report Series Research in Management. Vol. 31. Ibojo, Odunlam B. 2012. Manpower Planning and Organization Objectives Nexus: A Theoretical Approach, Pakistan Vol. 3 (I). Iveta G.2012. Human Resources Key Performance Indicators: Jouurnal of Competitiveness. Vol.4 (1): 117-128. Juanda B, Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu. Teori & Aplikasi. Bogor (ID): IPB Press. Kadarisman.2013. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada. Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara Nomor: Kep/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja. Lunenburg FC.2012. Human Resource Planning: Forecasting Demand and Supply. Sam Houston State University. Vol. 15 (1). 39 Myloni B, Harzing AW, Mirza H.2003.Human Resource Management in Greece Have the Colours of Faded Away?. Faculty of Economics & Commerce Parkville Campus Melbourne: Australia. Vol. 4(1): 59-76. Mondy RW. 2008. Manajemen Sumber daya Manusia Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Mostaghim HA,Mirghiyasi SG,Mirnabili SM,Zaman H.2013. Overview of Strategic Planning of Human Resources and Its Role in The Organization. Management Institute and Shipping Administration:Rasht Iran. Vol. 5 (2). Narundana VT.2013. Peran Penerapan Kompetensi Terhadap Kinerja Karywan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka), Bogor. Bogor: IPB, Tesis. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Stnadar Kompetensi Manajerial PNS. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional, Analis Kebijakan dan Angka Kreditnya. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007. Peraturan Walikota Bekasi Nomor 50 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Penyelenggaraan Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kota Bekasi. Prashanthi K, 2013. Human Resource Planning An Analytical Sudy. Departemen Of EEE, Bhoj Peddy Engineering College for Women, India Vol 2(63-68). Ramly AT.2013. Pengembangan Strategi Peningkatan Kinerja Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor: IPB, Tesis. Rivai V. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan (Dari Teori ke Praktik),Jakarta: Murai Kencana. Rutha NL.2003. Peningkatan Kinerja Usaha Kecil san Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor Menggunakan The DreamHouse Model.Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Skripsi. Siagian SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara. SofiyandiR.2001. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mendorong dan Faktor-Faktor yang Menghambat Restrukturisasi Organisasi PT. Inti. Magister Manajemen Bisnis dan Administrasi Teknologi: Bandung, Tesis. Sudiro A. 2011. Perencanaan Sumber Daya Manusia: Malang. UB Press. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung (ID): Alfabeta Ulfret G, Wartz P, Parteson E. 2009. Strategic Human Resource Planning In Academia. University of Datroit Mercy, USA Vol. 2 (7). Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Waiganjo MEW, Makulu E, Kahiri J. 2012. Relationship Between Strategic Human Resource Management and Firm Performance of Kenya,s Corporate Organizations. Jomo Kenyatta University of Agriculture and Technology, Nairobi, Kenya Vol. 2 (10). 40 Worland D, Manning K. 2005. Strategi Human Resource Management and Performance. Victoria University, Australia Vo. 6 (2005). 41 LAMPIRAN Lampiran Tabel 1 Data Komptensi dan masa kerja Responden Pada BPKAD Kota BekasiTahun 2014 N O. 1 Jenis Pekerjaan Penyusun data dan informasi Identitas Responden Kemampuan PNS Persepsi Atasan Masa Kerja (Tahun ) A1 Tinggi 5-10 A2 Rata-rata 16-20 Pengalam dalam Bidang Pekerjaan (Tahun) 3 3 2 Verifikatur keuangan B Tinggi 16-20 2 tahun 3 Bendahara pengeluaran C Rata-rata 11-15 1 tahun 4 Pengelola aset daerah D Rata-rata 16-20 3 5 Analis Pajak E1 Rata-rata 5-10 4 Dispenda dan Pendidikan PNS S1 Akuntansi dengan Diklat sesuai jenis pekerjaan S1 Ilmu pemerintahan tanpa diklat penunjang jenis pekerjaan SMA dan S1 penyesuaian ijazah dengan diklat tidak sesuai dengan jenis pekerjaan, berpengalaman dengan jenis pekerjaan yang hampir mirip S1 Ekonomi; Akuntasi berbasis akrual; Pengadaan barang dan jasa. S1 Hukum Diklat Adm barang Bintek Pengadaan barang jasa Diklat Bendahara Pengeluaran S1 Administrasi negara; Pelatihan PBB dan BPHTB. Standar Kompetensi Jabatan Diploma II dan III sesuai dengan kualifikasi pendidikan di bidang Ilmu Bisnis dan Manajemen/ Sospol/ Ekonomi/Hukum/A kutansi dan Manajemen/Ilmu Pendidikan D3. SI, memahami tata kelola keuangan daerah D3. S 1 memahami tata kelola keuangan daerah SMA, memahami peraturan pengelolaan aset S2. S1 Lanjutan Lampiran Tabel 1 42 6 Penyusun bahan evaluasi dan laporan 7 Pengadministrasi karcis E2 Rata-rata >20 4 SMA. S1 Administrasi Negara; Bintek BPHTB; Bintek PBB; SMA, Bintek tentang SOP, Audit pajak, Penyusunan laporan kinerj, peningkatan kompetensi aparatur F1 Rata-rata 11-15 10 F2 Rendah 5-10 3 G1 Rata-rata 16-20 17 SMA; S1 Administrasi Negara; Capacity Building SMA IPS G2 Rata-rata >20 17 SMA IPS S1, Mampu mengoeprasikan komputer; memahami pedoman teknis penyusunan indikator kinerja, memahami pengukuran kinera. Memahami evaluasi kinerja SMA, S1, S2 8 Pengadministrasi pegawa H Tinggi >20 1 S1 manajemen Bintek pajak dan BPHTB SMA, S1, S2 9 Operator Komputer J Rata-rata 5-10 16 tahun STM listrik; Diklat SIM gaji. Bendahara penerimaan PPKD K Rata-rata 16-20 3 tahun D3 Perpajakan; S1 Ekonomi pembangunan; Pelatihan pengadaan barang dan jasa; Diklat keuangan daerah; bintek bendahara penerimaan. S1, memahami deregulasi mekanisme pengelolaan gaji, memahami aplikasi gaji, telliti, tekun, berintegritas D3 Akutansi/keuangan; Memahami penyusun laporan keuangan; prosedur alur kas daerah; proses rekonsialiasi; menguasai pengoperasian komputer; mampu berkomunikasi dengan dengan pihak lain. 10 Lanjutan Lampiran Tabel 1 43 11 Verifikatur L Rat arata 10-15 tahun 16 tahun S1 ilmu sosial; diklat perbendaharaan. L2 Tin ggi 1-5 tahun 3tahun S1 Ekonomi; Kursus Administrasi keuangan daerah; Bintek pajak. S1 Ekonomi; Admin Simda. 12 Penyusun Bahan Rencana Kerja dan Anggaran M Rat arata 10-15 tahun 5tahun 13 Pengadministrasi Umum N Rat arata 1-5 tahun 3tahun SMA. IPS, S1 Adm Pemerintahan N2 Tin ggi 5-10 tahun 5tahun O Tin ggi 10-15 tahun 10 tahun SMK Manajemen, S1. Psikologi, Diklat Aparatur, Diklat Perbendaharaan D3 Akuntansi; Diklat akuntansi 14 Pranata Laporan Keungan S1 Keuangan/Ekonomi/akuntansi;Memaha mi Penatausahaan keungan daerah, Menguasai alikasi SIMDA S1 Keuangan/Ekonomi/akuntansi;Memaha mi Penatausahaan keungan daerah, Menguasai alikasi SIMDA SMA/Sederajat, Memahami konsep deregulasi SP2D, teliti, tekundan berintegritas D3 sederajat;Memahami Penatausahaan keungan daerah, Menguasai alikasi SIMDA 44 Lampiran 2 Kuisionar penelitian WAWANCARA PERENCANAAN KEBUTUHAN PEGAWAI KINERJA UNGGUL PADA PEMERINTAH KOTA BEKASI Responden yang terhormat, Saya adalah mahasiswa Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang melakukan penelitian karya akhir mengenai Perencanaan Kebutuhan Pegawai Kinerja Unggul Pada Pemerintah Kota Bekasi. Demi tercapainya kredibilitas yang tinggi mohon kiranya Anda bersedia menjawab wawancara ini dengan lengkap dan benar sesuai kondisi sebenarnya. Semua informasi yang anda berikan dijamin kerahasiaannya. Tidak ada jawaban yang dinilai salah dalam wawancara ini. Penelitian ini dilakukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Master Sains di IPB dan hanya digunakan untuk kepentingan Akademik semata. Terima kasih atas partisipasi Anda dalam menjawab wawancara ini. Sri Wahyuni Petunjuk: Lingkari pada kolom yang telah disediakan(di sisi kanan) untuk setiap pilihan jawaban yang dianggap sesuai dengan identitas Bapak/Ibu. IDENTITAS RESPONDEN No 1. Pertanyaan Pilihan Jawaban Nama Pegawai ............................................................................ Pria Wanita 2. Jenis Kelamin 3. Usia 4. Nama Jabatan truktural 5. Nama Jabatan Fungsional Lama Bekerja (tahun) <4 6. Pendidikan Terakhir SMP SLTA 7. Status Pernikahan Menikah Belum Menikah ≤ 20 26 - 35 36 - 45 46 - 55 ≥ 55 ........................................................................... ........................................................................... 5 - 10 11 - 15 16 – 20 > 20 D3 S1 Lainnya S2 45 PERTANYAAN UNTUK WAWANCARA DENGAN PEJABAT PENGELOLA KEPEGAWAIAN SKPD 1. Apakah jumlah pegawai pada SKPD yang Bapak/Ibu pimpin sudah sesuai kebutuhan organisasi? 1.Sangat kurang 2. Kurang 3. Belum cukup 4. Cukup 5. Berlebihan 2. Apakah kompetensi pegawai pada SKPD Bapak/Ibu pimpin sudah sesuai kebutuhan organisasi ? 1.Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Kurang Sesuai 4.Sesuai 5.Sangat sesuai 3. Apakah kinerja pegawai pada SKPD yang Bapak/Ibu pimpin sudah sesuai harapan organisasi ? 1.Sangat tidak sesuai 2.Tidak Sesuai 3. Kurang Sesuai 4. Sesuai 5. Sangat Sesuai 4. Jika jumlah pegawai tidak sesuai (pertanyaan No. 1 dengan jawaban 1, 2 dan 3) yang menjadi penyebabnya? 1. Ketersediaan tidak sesuai permintaan 2. Budaya Organisasi 3. Sistem Informasi Kepegawaian 4. Konflik yang terjadi 5. Lainnya: 5. Jika Kompetensi tidak sesuai (Pertanyaan No. 2 jawaban 1 dan 2) apa yang menjadi penyebabnya? a. Perekrutan tidak sesuai kebutuhan b. Kualifikasi yang dibutuhkan tidak sesuai kebutuhan c. Pelatihan yang diselenggarakan tidak berorintasi pada kebutuhan d. Pengalaman kerja e. Kompetensi yang dimiliki f.Distribusi Umur g. Ketidakhadiran h. Lainnya …………….. 6. Berapa besar perbandingan antara jumlah pegawai yang kompetensinya sesuai kebutuhan dan tidak ? a. Sesuai : …………… orang/ ……….% b. Tidak sesuai : …………… orang/ ……….% 7. Dalam menghitung kebutuhan pegawai pada SKPD yang Bapak/Ibu Pimpin, apakah sudah berpedoman pada Keputusan Menpan Nomor Kep. 75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja? 1. Sudah 2. Belum 8. Berkaitan dengan jumlah pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan, strategi apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut? 9. Berkaitan dengan kompetensi pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan strategi apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut? 10. Masukan apa yang akan Bapak/Ibu sampaikan untuk pengembangan kinerja PNS dimasa sekarang dan akan datang? 11. Apakah saran Bapak/Ibu dalam hal perencanaan kebutuhan pegawai di Kota Bekasi agar lebih baik? 46 PERTANYAAN WAWANCARA STAF/PELAKSANA PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN BADAN PENGELOLAAN KEKAYAAN DAN ASET DAERAH Kompetensi: 1. Apa yang anda rasakan mengerjakan pekerjaan anda sekarang (Jabatan Fungsional umum)? 1. Sangat tidak suka 2. Tidak suka 3.Kurang suka 4.Suka 5. Sangat suka 2. Alasan anda suka dengan pekerjaan tersebut (terkait dengan pertanyaan nomor 2) ? 1. Sesuai keahlian 2. Karena hobi dengan pekerjaan tersebut 3. Karena tidak ada yang mengerjakan. 4. Karena ada ketertarikan/minat terhadap jenis pekerjaan tersebut 5. Karena menyenangi pekerjaan tersebut, 6. Lainnya 3. Alasan anda tidak suka dengan pekerjaan tersebut (terkait dengan pertanyaan nomor 2) ? 1. Tidak sesuai dengan keahlian 2. Tidak menyenangi pekerjaan tersebut 3. Tidak berminat pada jenis pekerjaan tersebut 4. Pekerjaan yang sangat sulit 5. Karena perintah atasan 6. Lainnya…………. 4. Bagaimana kesesuaian kemampuan/kompetensi yang anda miliki terhadap pekerjaan/tugas anda sekarang? 1.Sangat tidak sesuai. 2.Tidak sesuai 3. Kurang sesuai 4. Sesuai 5. Sangat sesuai 5. Apakah pekerjaan (objek kerja) tersebut sesuai dengan harapan anda? 1. Sangat tidak sesuai. 2.Tidak sesuai 3. Kurang sesuai 4. Sesuai 5. Sangat sesuai 6. Bagaimana tingkat kemampuan anda dalam menyelesaikan pekerjaan? 1.Sangat tidak mampu 2. Tidak mampu 3. Kurang mampu 4. Mampu 5. Sangat mampu. Dukungan Rekan Kerja dan Pimpinan: 7. Bagaimana kerjasama dengan rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan anda? 1. Sangat tidak mendukung 2. Tidak mendukung3. Kurang mendukung 4. Mendukung 5. Sangat mendukung 8. Berkaitan dengan kinerja anda, bagaimana pengawasan dan dukungan atasan anda? 1. Sangat Tidak mendukung 2. Tidak mendukung 3.Kurang mendukung 4. mendukung 5. Sangat mendukung 47 Peralatan Kerja/kantor: 9. Berkaitan dengan peralatan yang disediakan kantor, apakah selama ini dapat mendukung kelancaran ada dalam menyelesaikan pekerjaan? 1. Sangat tidak mendukung 2. Tidak mendukung3. Kurang mendukung 4. Mendukung 5. Sangat mendukung 10. Berkaitan dengan peralatan kantor berupa teknologi, apakah membantu anda dalam menyelesaikan pekerjaan lebih cepet? 1. Sangat tidak membantu 2. Tidak membantu 3. Kurang membantu 4. membantu 5. Sangat membantu 11. Menurut Anda, apakah peran teknologi tersebut di masa yang akan datang dapat menggantikan pekerjaan manusia sehingga kebutuhan pegawai menjadi lebih sedikit? 1. Dapat 2. Tidak dapat 12. Bagaimana penghargaan yang anda terima dari organisasi/atasan berkaitan dengan kinerja anda? 1.Sangat tidak dihargai 2. Tidak dihargai 3. Kurang dihargai 4.Dihargai 5. Sangat dihargai Hasil Kerja: 13. Secara umum bagaimana tingkat kepuasan anda terhadap kinerja pribadi? 1. Sangat tidak puas 2. Tidak Puas 3. Kurang puas 4. Puas 5. Sangat Puas 14. Menurut diri sendiri apakah hasil pekerjaan anda tersebut sudah sesuai harapan? 1.Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Kurang sesuai 4. Sesuai 5. Sangat Sesuai 15. Menurut pendapat anda apakah hasil pekerjaan anda sesuai harapan atasan? 1. Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Kurang sesuai 4. Sesuai 5. Sangat Sesuai 16. Menurut pendapat anda apakah hasil pekerjaan anda sesuau harapan rekan kerja? 1. Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Kurang sesuai 4. Sesuai 5. Sangat Sesuai Lainnya: 17. Berkaitan dengan jam kerja, apakah anda sudah memanfaatkan jam kerja sesuai dengan aturan? 1. Sangat Tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. kurang sesuai 4. Sesuai 5. Sangat sesuai 18. Apakah terdapat kendala/hambatan dalam menyelesaikan pekerjaan anda? Ya/tidak Sebutkan: 19. Keahlian khusus apa yang masih anda dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan? Sebutkan: 20. Bagiamana pendapat/harapan anda berkaitan dengan perpindahan dan penempatan pegawai berdasarkan kompetensi dan kebutuhan pegawai? 48 Lampiran 3 Penelitian Terdahulu Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini: Peneliti Tahun Judul Francis C. Anyim, Joy Onyinyechi Ekwoaba, Ideh, Dumebi Anthony.h 2012 The Role of Human Resource Planning in Recruitmentan d Selection Proces Anyadike, Nkechi O. 2013 Human Resource Planning and Employee Productivity in Nigeria Public Organization Hendrayanti 2011 Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Perencanaan Kebutuhan SDM Metode Kesimpulan Untuk membuat perencanaan SDM yang lebih efektif dan berorientasi hasil perlu dikaitkan dengan proses rekrutmen dan seleksi dalam organisasi. Analisis berdasar penelitian sebelumnya dan pendapat pakar, dokumen pemerintah, surat kabar/majala h serta artikel jurnal. Perencanaan sumber daya manusia harus dikaitkan dengan rencana strategis organisasi karena ini adalah satu-satunya cara untuk membuat perencanaan tenaga kerja efektif karena tidak hanya memastikan bahwa orang dalam tempat yang tepat, waktu yang tepat dan jumlah tepat, tetapi juga siap untuk beradaptasi dengan tepat terhadap kegiatan berbeda untuk kebutuhan tenaga kerja di masa depan. Pengelolaan SDM yang optimal pada organisasi memerlukan aplikasi work analysis atau analisis beban kerja baik individu maupun divisi, mulai dari prinsip dan konsep perencanaan, strategi, metode dan pendekatan, mampu memahami Bussiness Mapping Process dalam kaitan dengan analisa beban kerja mampu mengetahui kebutuhan organisasi dalam merencanakan SDM. Lanjutan Lampiran 3 49 K.Prashanthi 2013 Human Resource Planning - An Analytical Study Peramalan dengan spread sheet. Keberhasilan perencanaan sumber daya manusia tergantungkeinginan organisasi dalam merancangnya,sehingga membuat orang tertarik bekerja pada lingkungan perdamaian, ketenangan, kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan yang akan mendorong organisasi berkembang dan menerapkan Human Resource Publik (HRP) Fazal Hameed 2012 Human Penelitian Resource dengan studi Management in literature 21st Century: Issues & Challenges & Possible Solution to Attain Pengembangan sumber daya manusia yang dapat mendukung organisasi untuk maju dan berkembang adalah dengan mengembangkan keterampilan interpersonal yang kuat pada karyawan dan melatih karyawan dengan memperkenalkan konsep globalisasi manajemen, salah satunya dengan pemberdayaan dan pengembangan pegawai. Zeynep Aycan 2005 The Interplay Penelitian Between dengan studi Cultural and literature Institutional/Str uctural Contingencies in Human Resource Management Practices Nilai-nilai budaya organisasi yang positif harus terus ditanamkan pada diri pegawai agar mempunyai keyakinan, nilai-nilai, asumsi dan perilaku yang akan membantu organisasi terus berkembang secara berkesinambungan dalam menghadapi tantangan global. Gregory 2009 Ulfrets, Patrick Wirtz, Evan Peterson Strategic Human Resource Planning In Academia Perencanaan sumber daya manusia dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan ketersediaan sumber daya manusia yang akan datang, dan masalah-masalah yang dihadapi organisasi sehingga organisasi dapat menentukan tujuan dimasa depan akan seperti apa keinginannya. - Lanjutan Lampiran 3 50 Eric Ng Chee Hong, Lam Zheng Hao, Ramesh Kumar, Charles Ramendran, Vimala Kadiresan 2012 An Effcetiveness of Human Resource Management Practices on Employee Retention in Institute of Higher Learning: -A Regressiion Analysis Evolving Terms Of Human Resources Management and Development Penelitian dengan menggunakan analisis regresi berganda Sistem penilaian yang adil terhadap pegawai sangat penting dalam organisasi yang berguna untuk mempertahankan pegawai yang berpontensi, sehingga pegawai memahami tanggung jawab terhadap pekerjaan yang memotivasi untuk berkembang lebih baik. Haslinda A 2009 Penelitian dengan studi literature Pelatihan berguna untuk percepatan adaptasi dalam menghadapi perubahan yang terus berkembang, dan pada masa yang akan datang Human Resource Management (HRM) dan Human Resource Development (HRD) akan berevolusi seiring terjadinya goobalisasi dan kemajuan teknologi. Paul Boselie, Jaap Paauwe, Paul Jansen 2000 Human Resource Management and Performace: Lessons From The Netherlands Penelitian dengan kerangka teoritis Rasa percaya dan rasa keadilan yang diterima oleh pegawai adalah hal penting dalam pembentukan seumber daya manusia sehingga berefek pada peningkatan kinerja, sehingga harus dibangun hubungan yang baik antar anggota organisasi secara keseluruhan. David Worland, Karen Manning 2005 Strategic Human Resource Management and Performance Penelitian dengan tinjauan literature. Kinerja dapat di tingkatkan melalui keteladanan pimpinan Pemimpin dengan kemampuan layak dan mempunyai perilaku yang positif akan membangun hubungan kerja yang positif antara atasan dan bawahan sehingga meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan organisasi baik dalam proses, prosedur dan praktek. Lanjutan Lampiran 3 51 Ibojo, Bolanle 2012 Odunlami Miss Esther 2012 Wangithi Waiganjo, Elegwa Makulu, James Kahiri. Vonny Tiara Narundana 2013 Amir Tengku Ramly 2013 Manpower Planning and Organization Onjectives: A Theoretical Approach Penelitian dengan studi literature Perencanaan berperan penting dalam aktualisasi tujuan organisasi, manusia merupakan pengambil keputusan terpenting, sehingga karyawan internal harus diberikan prioritas dalam proses rekruitmen dan seleksi untuk menghindari sikap dan pandangan negatif pekerja terhadap kebijakan organisasi. Relationship Between Strategic Human Resource Management and Firm Performance of Kenya’s Corporate Organizations Peran PenerapanKom petensi Terhadap Kinerja Karyawan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka), Bogor Pengembangan Strategi Peningkatan Kinerja Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Penelitian berdasarkan pendapat pakar/ahli. Strategi yang kompetitif adalah strategi yang menghubungkan kebijkan dan praktek-praktek SDM dengan tujuan organisasi dikaitkan dengan pengaruh eksternal perusahaan. Pengolahan data dengan permodelan SEM Kompetensi berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja. Semakin tinggi kompetensi, maka kinerjanya semakin meningkat. Pengolahan data dengan AHP Budaya organisasi mencakup elemen tanggung jawab, dan komitme, sehingga budaya organisasi yang tidak positif akan mempengaruhi tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan dan organisasi sehingga mempengaruhin kinerja. Lanjutan Lampiran 3 52 Gabcanova Iveta 2012 Human Resources Key Performance Indicators Barbara 2003 Myloni, AnneWil Harzing, Hafiz Mirza Wildanur Adawiyah, Anggraini Sukmawati 2013 Fadia Bella Donna, Nurul Fachriyah - Dyah Ayu 2006 Lestari Winda Astuti Penelitian dengan menggunaka n Key Performance Indicators pada HR Score Card Evaluasi dari implementasi rencana harus dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui lebih awal terjadinya penyimpangan yang terjadi dan untuk mencapai perkembangan positif dari strategi yang dilakukan. Human Resource Management in Greece Have the Colours of Culture Faded Away? Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia dalam Aktivitas Produksi Komodite Sayuran Selada (Studi Kasus CV Spirit Wira Utama) Aiudit Manajemen untuk Menilai Efektifitas Fungsi Sumber Daya Manusia (Studi Kasus pada Koperasi SU “Setia Budi Wanita Jatim) Penelitian dengan metode survey dan literature. Pengaruh budaya nasional yang sangat menonjol akan berpengaruh terhadap praktek perencanaan sumber daya manusia seperti perencanaan, perekrutan dan penilaian kinerja Penelitian dengan menggunaka n analisis beban kerja Job Enrichment dapat dilakukan pada karyawan pada level staf dengan menambahkan beban pekerjaan dan tanggung jawab yang lebih besar. Penelitian dengan studi literature Fungsi sumber daya manusia efektif jika mampu mendukung terciptanya tujuan organisasi dan fungsi perekrutan dan seleksi efektif jika menggunakan metode yang tepat serta menunjang tujuan organisasi. Job deskribtion yang tidak dijalankan dengan baik membuat perencanaan SDM tidak berfungsi dengan baik. Penciptaan Sistem Penilaian Kinerja yang Efektif dengan Assessment Centre - Organisasi harus menemukan cara terbaik untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan, mengkomunikasikan sistem penilaian dan memanfaatkan hasil penilaian dengan adil bagi kepentingan personalia. Lanjutan Lampiran 3 53 R. Sofiyandi 2001 Niluh L R 2003 Fred C Lunenburg 2012 Hamid Arbani 2013 Mostaghim, Seyyed Ghasem Mirghiyasi, Sayyed Mahmoud Mirnabili, Hamidreza Zaman Identifikasi Faktor-Faktor yang Mendorong dan FaktorFaktor yang Menghambat Restrukturisasi Organisasi PT. Inti Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor Menggunakan Dream House Model Human Resource Planning: Forecasting Demand and Supply. - Faktor-faktor pendorong dan penghambat tercapaianya suatu tujuan harus diketahui dan diidentifikasi dengan baik agar pengambilan keputusan dalam penyelesaian permasalahan lebih tepat. Analisis Fishbone Kaoru Ishikawa Analisis tulang ikan membantu mengidentifikasi penyebab utama dari suatu masalah yang dihadapi organisasi. Analisis data dengan peramalan Perencanaan sumber daya manusia dimulai dengan perkiraan jumlah dan jeniskaryawan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan juga melibatkan pekerjaananalisis, yang terdiri dari penyusunan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Overview of Strategic Planning of Human Resources and Its Role in The Organization Penelitian dengan studi literatur Sumber daya manusia dianggap sebagai faktor yang paling berharga bagi produksi, pencipta dan sumber keunggulan kompetitif oleh karena itu, perencanaan sumber daya manusia adalah komponen perencanaan strategis dan dasar perencanaan sumber daya lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan. 54 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Gunungkidul, 7 Mei 1973 merupakan putri pertama dari empat bersaudara dari Bapak Subardi dan Ibu Bartini. Penulis menyelesaikan pendidikan SLTA pada tahun 1992 di SMA Negeri Semin Gunungkidul Yogyakarta, pendidikan S1 pada tahun 2007 di Universitas Islam 45 Bekasi dan terdaftar pada Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor pada tahun 2013.Sejak tahun 1994 sampai dengan sekarang Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Pemerintah Kota Bekasi.