ABSTRAK Musik adalah salah satu unsur dari sebuah kebudayaan. Aliran Musik Black Metal mengalami perkembangan, sehingga membentuk sebuah komunitas dimana sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan maksud yang sama. Didalam sebuah komunitas, mereka menggunakan simbol-simbol sebagai interaksi sosial sebagai bentuk penafsiran makna komunikasi nonverbal. Sebagaimana komunitas Musik Black Metal di Ujungberung Rebels Bandung yang menggunakan isyaratisyarat simbolik dalam komunikasi nonverbal pada saat berinteraksi. Dengan menggunakan teori perspektif interaksionisme simbolik Joel M. Charon, maka tujuan penelitian ini difokuskan kepada komunikasi nonverbal yang ditujukan kepada penggunaan pakaian dan artefak, makna simbol 666 dan bahasa tubuh, serta pembentukan konsep diri anggota pada komunitas musik Black Metal di Ujungberung Rebels Bandung. Untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada komunitas Musik Black Metal Ujungberung Rebels Bandung ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan perspektif interaksionisme simbolik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan interaksi simbolik yang dilakukan oleh komunitas Musik Black Metal Ujungberung Rebels Bandung, melakukan wawancara dengan pelaku Musik Black Metal Ujungberung Rebels Bandung, serta mengumpulkan berbagai literatur, buku, dan tulisan yang berkaitan dengan penelitian. Dari hasil penelitian diketahui, Penggunaan berbagai simbol dalam komunikasi nonverbal pada komunitas Musik Black Metal Ujungberung Rebels Bandung yang meliputi gaya busana yang serba hitam dan mengenakan pakaian khas Sunda, berbagai artefak khas Musik Black Metal dan etnik Sunda, makna dari simbol 666 yang fenomenal,dan bahasa tubuh (tindakan) yang beragam, serta konsep diri positif dan negatif pada komunitas Musik Black Metal Ujungberung Rebels Bandung dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk komunikasi nonverbal secara simbolik sehingga dapat digunakan dalam interaksi sosial. i