Presentasi Pada Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas Konselor Hepatitis Palembang, 10 Mei 2016 Konseling merupakan bentuk khusus komunikasi interpersonal di mana perasaan, pikiran, dan sikap diekspresikan , diekplorasi, dan diklarifikasi dalam rangka membantu seseorang belajar menyelesaikan masalah interpersonal, emosional dan membuat keputusan. Batasan Konseling HIV Konseling adalah dialog tertutup antara tenaga kesehatan/ konselor dengan individu dan/ atau pasangan untuk membantu klien memeriksa risiko mendapat atau menularkan HIV Konseling HIV dikhususkan terhadap perilaku berisiko, lingkungan berisiko dan kebutuhan khusus klien PRINSIP KONSELING Konfidensial (rahasia) Mempercayai klien Berempati Positif Waktu Konseling Dilakukan komunikasi langsung antara klien dan konselor, sebelum dan sesudah pemeriksaan darah HIV Hasil pemeriksaan darah HIV disampaikan hasil secara langsung dan individual Diberikan informasi pasca-tes yang tepat Ditawarkan konseling lanjutan dan/atau rujukan “Sebuah dialog confidential antara seseorang dengan penyedia jasa kesehatan bertujuan memberdayakan orang untuk ‘cope’ atas stres dan membuat keputusan personal terkait HIV & AIDS. Apakah Konseling Proses konseling termasuk mengevaluasi risiko personal atas penularan HIV dan memfasilitasi perubahan perilaku untuk mencegah penularan.” Goal {1} Pencegahan penularan : • Dari orang dengan (+) kepada mereka yang HIV (-) atau pasangan yang tak dites • Dari ibu dengan (+) kepada anak • Dari orang dengan (-) kepada mereka yang (-) atau tak dites Goal {2} Mempromosikan Layanan Dini : • Medik - Terapi - Terapi & pencegahan IO - PPIA • Keluarga Berencana • Dukungan emosi • Konseling ODHA • Dukungan sosial • Bantuan hukum dan rencana masa depan Penyakit Hepatitis B dan C mempunyai cara penularan yang sama dengan HIV, yaitu melalui hubungan seks, produk darah dan dari ibu ke bayi. Pasien Hep B & C juga bisa menjadi pasien HIV, atau sebaliknya pasien HIV mengidap Hep B & C sebagai penyakit penyerta. Konseling Hep B & C dibutuhkan terutama untuk pencegahan melalui perubahan perilaku (jangka panjang perubahan ke perilaku tanpa risiko terinfeksi) Memberi dukungan psikososial Mencegah penularan, termasuk HIV Meningkatkan kualitas hidup, terutama yang sudah terinfeksi HIV Melakukan penilaian perilaku berisiko Pasien yang termotivasi Pasien yang ingin tes HIV Pasangan pasien Hep B dan C Kelompok dengan perilaku berisiko Petugas kesehatan Berkomitmen Informatif Terbuka Bahasa tubuh positif Tidak menghakimi Tidak memaksakan Bertanggung jawab nilai pribadi Pendengar yang baik Berwibawa Toleran Atentif Mengebangkan suasana nyaman dan kondusif Menciptakan rasa percaya Menjelaskan aturan main/keterbatasan Identifikasi masalah Diskusi pilihan opsi solusi masalah Tindakan penyelesaian masalah Tindak lanjut 1. Perhatian 2. Pembukaan 3. Menunjukkan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan klien 4. Pengulangan 5. Pemantulan perasaan 6. Mengungkapkan kembali isi pernyataan klien 7. Parafrase 8. Pembatasan 9. Pengarahan 10. Diam 11. Saran/Nasehat 12. Ringkasan/kesimpulan 13. Pertentangan 14. Penafsiran 15. Pengakhiran Konselor harus mampu membaca pikiran perasaan dan kebutuhan klien sebelum lanjut dengan konten konseling . Jadi tergantung pada situasi klien. Secara umum konten konseling penyakit Hepatitis B dan C bergantung pada : Informasi dasar Hepatitis B dan C dan HIV (etiologi, cara penularan, gejala , masa inkubasi, diagnosis, pencegahan, penanganan penderita kontak dan lingkungan sekitar) Asesmen (menaksir) risiko Diskusi pencegahan dan penurunan risiko Diskusi pencegahan infeksi Hep B & C, HIV, penurunan risiko dan reinfeksi HIV (kondom dan jarum suntik steril) Diskusi hambatan perubahan perilaku dan strategi rencana perubahan perilaku Diskusi kemungkinan tes HIV dan persiapan Diskusi hasil tes HIV, coping hasil tes, open status HIV Diskusi rujukan dukungan perawatan dan pengobatan Penanganan isu ketakutan, kekecewaan, denial (penolakan), violence (kekerasan), depresi dan kecendrungan bunuh diri. Membangun hubungan membantu Klarifikasi dan penangan masalah Penentuan tujuan personal Penyediaan informasi Pemilihan solusi praktis Simulasi motivasi dan pengambilan keputusan Membantu klien mengembangkan kompetensinya Mengenali dan diagnosis gejala stres psikososial dan dukungan Bagaimana Mengakhiri Konseling?? Sebaiknya mengakhiri konseling dengan memberikan keyakinan bahwa : 1. Pertemuan ini merupakan langkah positif dan benar yg telah anda (klien) lakukan 2. Memberikan jaminan bahwa konselor selalu siap membantu & mendampingi klien serta bersedia dihubungi kembali. Bagaimana Mengakhiri Konseling?? 3. Memberikan jaminan bahwa konselor menjaga kerahasiaan 4. Memberikan kepastian bahwa klien tidak akan mengalami kekerasan kembali dengan kerjasama yang baik 5. Membuat kesepakatan waktu kunjungan ulang bila diperlukan Mengarahkan dan memimpin Menilai dan menghakimi Menceramahi, atau mengkhotbahi Memberi informasi yang kurang meyakinkan Tidak menerima perasaan klien Interogasi Membuat klien menjadi tergantung TERIMAKASIH Pasien dengan gejala Hep.B laki-laki penasun, 30 tahun, beristri hamil 14 minggu. Ia mengeluh buang air sudah lebih dari 15 kali dan badannya lemas dan ada ruam pada kulit nya. Istri maupun keluarganya yang soleh tidak tahu ia penasun. Ia takut dikucilkan keluarga. TUGAS: Bagaimana strategi konseling untuk pasien tersebut