perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 177 BAB V SIMPULAN

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Bab V ini merupakan penegasan dan penyimpulan terhadap hasil penelitian
dan pembahasan serta menjawab tujuan penelitian. Adapun penyimpulannya
sebagai berikut:
1.
Proses Kreatif Penciptaan novel Kubah
Proses penulisan novel Kubah diilhami dari lingkungan sekitarnya, yaitu dari
luar lingkungannya dan lingkungan keluarga. Ahmad Tohari menyadari bahwa
status kepengarangannya merupakan ekspresi diri yang bermakna, artinya proses
kreatif yang dilakukan Ahmad Tohari adalah eksistensi untuk mengaktualisasikan
gagasan dan ide-idenya agar bermanfaat bagi orang banyak. Selain itu, adapun 4
tahapan dalam proses kreatif yang dilakukan Ahmad Tohari proses kreatif
pengarang dalam penciptaan novel, yaitu: pertama, tahap persiapan adalah
pertemuannya dengan seseorang mantan narapidana Pulau Buru tahun 1977 yang
mengilhami ide ceritanya; kedua, tahap inkubasi adalah tahap pengendapan ide
yang dilakukan Ahmad Tohari selama dua tahun (1978-1979); ketiga, tahap
iluminasi adalah tahap penulisan ide yang sudah didapat; dan keempat, tahap
verifikasi adalah tahap revisi yang dilakukan Ahmad Tohari berdasarkan
komentar Gusdur yang menganggap penulisan novel Kubah harus diperhalus
bahasanya agar tidak menjadi polemik di masyarakat.
177
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
178
2.
Struktur Novel Kubah
Tema novel Kubah Karya Ahmad Tohari adalah ketuhanan, yaitu Karman
kembali meyakini adanya Tuhan (tobat). Kemudian, penokohan dan perwatakan
novel Kubah, yaitu tokoh Karman. Selanjutnya, tokoh yang berkarakter baik
(pembantu protagonis) antara lain: Haji Bakir mempunyai watak yang sabar,
Marni mempunyai watak yang pada suami, Rifah mempunyai watak yang sabar,
dan Tini mempunyai watak patuh pada orang tua. Selain itu, tokoh pembantu
antagonis yang mempunyai watak licik antara lain: Margo, Triman, dan tokoh
laki-laki bergigi.
Aspek latar dari kisah ini adalah tragedi nasional 30 September 1965 di desa
Pegaten Madiun. Latar tempat, Pegaten merupakan latar tempat yang
mendominasi karena peristiwa-peristiwa penting terjadi di pedesaan Pegaten pada
tahun 1935-1977. Kemudian, alur novel Kubah bermodel sorot balik yang lebih
mengutamakan suasana untuk membangun struktur tema tentang penemuan
kembali harkat kemanusiaan yang telah hilang.
3.
Aspek Kejiwaan dalam Novel Kubah
Aspek kejiwaan, meliputi: perasaan dan emosi adalah perubahan kepribadian
sebagai akibat adanya peristiwa yang ada diingkungannya, yaitu perasaan
kemasyarakatan atau sosial kejasmanian Karman yang menimbulkan perasaan
harga diri negatif, perasaan tak berdaya, yang timbul dalam diri Karman,
berkaitan dengan interaksi individu dengan orang lain setelah bebas dari penjara;
konflik yang ada mempunyai motif positif dan negatif yang sama kuat; persepsi
diakibatkan faktor stimulus eksternal, sikap yang berubah tokoh Karman menjadi
sinis dan prasangka buruk terhadap tokoh Haji Bakir berfungsi sebagai penyaluran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
179
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego; dan respons yang
negatif yang memiliki peran dalam terpenuhinya kebutuhan bertingkat yang
digambarkan oleh Karman, respons Karman adalah suatu reaksi, hasil, dan
jawaban yang bergantung pada stimulus-stimulus yang disebabkan pengaruh
tokoh Margo dan Triman. Karman berperan serta sebagai pengendali antara
stimulus dan respons sehingga yang menentukan bentuk respons individu
terhadap stimulus. Karman menyambut stimulus tersebut dengan respons yang
negatif. Interaksi antara beberapa faktor dari luar berupa objek, orang-orang dan
dalam berupa sikap, emosi, pengaruh masa lampau, dan sebagiannya akhirnya
menentukan bentuk perilaku yang ditampilkan Karman. Respons Karman dalam
bentuk perbuatan negatif.
Kebutuhan dasar fisiologis alasan utama Karman untuk memperjuangkannya
dengan mencari ubi dan singkong di ladang. Kebutuhan dasar fisiologis memang
kebutuhan utama. Secara mendasar kebutuhan fisiologis Karman terpenuhi, ia bisa
makan dan minum. Keadaan semakin membaik ketika Karman bekerja dan
mengerjakan segala aktivitas kehidupannya di rumah Haji Bakir yang baik hati.
Disamping itu, Karman juga di sekolahkan oleh keluarga Haji Bakir.
Karman bekerja ditempat Haji Bakir merupakan representasi kebutuhan rasa
aman. Selain itu, kebutuhan fisiologisnnya terpenuhi karena di dalam rumah Haji
Bakir ia tidak dianggap sebagai pembantu. Kebutuhan rasa aman Karman semakin
terpenuhi karena ada sosok paman Hasyim yang mengatur dan membimbing
Karman, sehingga Karman menempuh pendidikan sampai ke tingkat menengah.
Kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.
Setelah kegamangan Karman yang telah ditolak lamarannya oleh Haji Bakir yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
180
menimbulkan kebenciannya terhadap Haji Bakir, akhirnya dia menemukan
cintanya di hati perempuan yang bernama Marni. Karman mendapatkan
kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki cinta dengan beristri Marni dan
semakin lengkap karena dikaruniai tiga orang anak, yaitu Rudio, Tini, dan Tono.
Karman diberi hak untuk kembali ke tengah pergaulan masyarakat. Namun,
Karman sulit menghapus kekhawatirannya akan ditolak, dibenci, dan dikucilkan
oleh masyarakat yang dahulu pernah disakiti olehnya. Hal tersebut merupakan
kembalinya harga diri Karman yang telah hilang. Kemudian, aktualisasi diri
ditunjukkan tokoh Karman ketika membangun masjid milik Haji Bakir yang
sudah rapuh dengan membuat kubah yang baru. Kesanggupan Karman didasari
pengalamannya belajar mematri dan mengelas ketika berada di pengasingan.
Sambutan masyarakat Pagetan harus dipahami sebagai bentuk simpati dan
pemaafan terhadap orang yang telah melakukan kesalahan dan menderita karena
kesalahannya itu, bukan sambutan terhadap paham yang pernah dianutnya.
4.
Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Kubah
Nilai pendidikan agama antara lain; keyakinan, pasrah/tawakal, beriman
kepada Kitab-kitab Tuhan, salat, dan zikir. Nilai pendidikan moral antara lain;
mengucapkan salam, patuh pada orang tua, dan sabar. Nilai pendidikan sosial
budaya dalam novel Kubah, yaitu peranan yang diambil Haji Bakir menunjukkan
bahwa dalam
percakapan
khususnya dalam
penyampaian
pesan
untuk
mengungkapkan maksud yang baik akan didahului oleh sikap bahasa sebagai
sarana untuk mengukur dan menimbang penghargaan sosial yang patut diberikan
kepada seseorang atau golongan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
181
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat dibuat rumusan
implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1.
Implikasi Teoretis
Penelitian sastra dengan pendekatan psikologi sastra ini dapat memperkaya
kajian telaah sastra. Model kajian secara analitik yang dilanjutkan dengan
psikologi sastra dapat menjadi acuan pengkajian sastra dengan pendekatan yang
berbeda dan variabel yang berbeda pula.
Kajian novel dengan pendekatan psikologi sastra dapat pula menjadi salah
satu
model
pembelajaran
apresiasi
sastra,
khususnya
apresiasi
prosa
fiksi.30Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam menganalisis karya sastra perlu
dilakukan analisis unsur intrinsik karya sastra, yang meliputi tema, penokohan dan
perwatakan, latar, dan alur. Novel Kubah mempunyai nilai pendidikan, yaitu nilai
pendidikan sosial, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan religius. Nilai-nilai
pendidikan tersebut nantinya diharapkan dapat diaplikasikan oleh pembaca dalam
kehidupan sehari-hari.
Implikasi pada pembelajaran apresiasi sastra Indonesia novel Kubah dapat
digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran apresiasi sastra karena isinya
mengandung banyak nilai pendidikan yang dapat diambil hikmahnya. Kaitannya
dengan pembelajaran, novel ini tidak dapat dijadikan sebagai materi. Akan tetapi,
dipilah-pilah sesuai dengan nilai pendidikan dalam novel. Apabila ada adegan
kekerasan dapat lebih dijelaskan kepada siswa supaya tidak meniru. Novel Kubah
cocok diberikan untuk siswa kelas XI SMA. Silabus Bahasa Indonesia di SMA
kelas XI berisi standar kompetensi berupa memahami berbagai hikayat, novel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
182
Indonesia/novel terjemahan. Standar kompetensi tersebut berisi kompetensi dasar
yang relevan dengan penelitian ini, yakni menjelaskan unsur-unsur intrinsik novel
Indonesia atau terjemahan. Novel Kubah dapat diapresiasikan secara bebas oleh
siswa sehingga siswa mampu memahami nilai-nilai pendidikan dalam novel
Kubah, baik secara tertulis ataupun secara tersirat. Fungsi guru dalam memahami
nilai-nilai pendidikan sebagai fasilitator siswa dan menambah penjelasan tentang
nilai pendidikan.
Aspek nilai pendidikan dalam novel Kubah ditampilkan oleh tokoh Haji
Bakir yang dapat memberikan gambaran atau pemahaman tentang nilai
pendidikan sosial, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan religius. Perilaku
tokoh tersebut yang pandai bergaul merupakan contoh perilaku pendidikan sosial
di masyarakat. Perilaku Haji Bakir yang suka menolong orang lain. Haji Bakir
mempunyai jiwa suka menolong dan merupakan perilaku yang mengandung nilai
pendidikan moral. Perilaku ketaatan Haji Bakir terhadap ajaran agama, yaitu
representasi nolai pendidikan agama.
Novel ini dapat dibaca oleh seseorang yang berpendidikan SMP sampai
Perguruan Tinggi karena kisah dalam novel mudah dipahami oleh siswa SMP dan
mampu memilah hal yang positif dan negatif. Penelitian novel Kubah dapat
memberikan persepsi positif bagi masyarakat. Simpulan penelitian yang
mengungkap bahwa ada kaitan antara struktur teks, aspek kejiwaan dan nilai
pendidikan sehingga pembaca mampu menerapkan nilai-nilai pendidikan pada
novel dalam suatu realitas kehidupan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
183
2.
Implikasi Praktis
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai rujukan telaah sastra dalam rangka
memperbaiki pembelajaran apresiasi sastra di sekolah atau perguruan tinggi.
Kajian novel dengan pendekatan psikologi sastra ini merupakan salah satu kajian
novel dengan cara menelaah dan mengapresiasi karya novel melalui faktor
kejiwaan tokoh.
Pembelajaran apresiasi sastra seharusnya tidak hanya sekadar memberikan
teori-teori sastra saja. Kegiatan apresiasi sastra harus mampu mendorong peserta
didik lebih mencintai, mampu berkreasi melalui bahan ajar sastra yang diberikan
guru.
Pembelajaran telaah novel ini dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif,
dan aspek psikomotor peserta didik. Aspek kognitif yang dapat diperoleh dari
pembelajaran sastra adalah pengetahuan sastra siswa meningkat dan pengetahuan
mengatasi berbagai konflik yang terjadi. Aspek afektif, dengan belajar sastra akan
terjadi peningkatan emotif atau perasaan. Aspek psikomotor, dengan belajar sastra
siswa bisa membuat karya sastra terimajinasi dari sastra yang dibaca.
Dharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai rujukan telaah sastra
dalam rangka memperbaiki pembelajaran apresiasi sastra di sekolah-sekolah.
Kajian novel dengan pendekatan psikologi sastra ini merupakan salah satu kajian
novel yang meneliliti aspek psikologis tokoh. Dalam dunia pendidikan,
pendekatan psikologi sastra ini, dapat dilakukan untuk pembelajaran apresiasi
sastra di Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan
Tinggi yang dapat diawali dengan melakukan kajian cerpen atau novel.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
184
Sesuai amanat Undang-Undang Dasar nomor 20 tahun 2003 bahwa pendidik
diharapkan mampu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, menelaah karya sastra dengan pendekatan psikologi sastra dapat menjadi
salah satu cara untuk mewujudkan amanat undang-undang Sisdiknas tersebut. PP
RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, juga
mengamanatkan bahwa pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik. Indikator
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh pendidik, antara lain: (1)
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif, memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal
ajar awal peserta didik; (2) memfasilitasi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
Pada bagian lain dalam novel ini, tokoh berbicara tentang nilai agama. Agama
sudah menjadi pegangan dan keyakinan dalam hidup sehari-hari. Pelaksanaan
agama Islam digambarkan dalam taraf melaksanakan shalat dan zikir. Dalam hal
ini para siswa diharapkan mendapatkan contoh dan teladan tentang penerapan
kehidupan beragama dalam novel yang dibacanya, kemudian dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
C. Saran
Saran-saran ini ditujukan kepada para pendidik, peserta didik, peneliti sastra,
dan para pembaca sebagai bahan pertimbangan dalam mengabdikan tugas-tugas
mereka:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
185
1. Untuk Pendidik
Novel Kubah karya Ahmad Tohari sangat baik digunakan sebagai bahan
pelajaran sastra. Novel ini dapat digunakan sebagai bahan apresiasi terhadap
unsur-unsur struktur novel.
Kecerdasan emosional yang di dalamnya mengandung berbagai aspek baik
pembentukan pribadi maupun keterampilan sosial merupakan faktor penting yang
dewasa ini perlu mendapat perhatian dalam pembentukan karakter siswa. Oleh
karena itu, dalam setiap kegiatan pembelajarannya, disarankan kepada para guru
agar selalu memasukkan aspek karakter dalam setiap langkah pembelajaran baik
dalam RPP maupun pelaksanaannya di kelas.
Aspek kejiwaan yang terdapat dalam novel Kubah bisa digunakan sebagai
studi pengetahuan untuk mengetahui aspek psikologi siswa pada saat
pembelajaran sastra. Selain itu, nilai pendidikan yang terkandung dalam novel
Kubah berupa nilai pendidikan sosial budaya dan nilai religius sangat baik untuk
ditanamkan kepada peserta didik.
2. Untuk Peserta Didik
Para siswa hendaknya dapat memilih dan memilah dalam memaknai
kandungan isi sebuah novel. Nilai-nilai yang positif yang patut diteladani dan
diambil sebagai pegangan dalam menapaki kehidupan. Sedangkan, nilai-nilai
yang negatif cukup diambil hikmahnya, kemudian disingkirkan jauh-jauh.
Belajar merupakan kegiatan yang sangat penting untuk penyiapan kehidupan
di masa depan. Dalam melakukan kegiatan belajar, dewasa ini terjadi banyak
gangguan yang dapat mempengaruhi konsentrasi siswa. Tidak sedikit siswa yang
gagal karena jiwanya rusak terpengaruh oleh hal-hal yang buruk. Oleh karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
186
kepada para siswa disarankan belajar dengan sungguh-sungguh, membangun
motivasi belajar yang optimal, bergaul dengan teman-teman yang baik, tidak
berperilaku ekstrim dan menyimpang. Para siswa hendaknya menyadari bahwa
kesuksesan masa depan hanya ada di tangan sendiri, karena itu persiapkanlah
sejak sekarang kemampuan, perilaku, karakter, keterampilan, yang dapat
dipergunakan untuk menyongsong hari esok yang lebih baik. Para siswa harus
dapat mengendalikan diri agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang
merusak diri sendiri.
3. Saran bagi Orang Tua
Kecerdasan
emosional
sangat
berpengaruh
pada
proses
dan
hasil
pembelajaran apresiasi prosa fiksi, disarankan kepada orang tua agar selalu
membina dan mendampingi anak, sehingga emosi positif anak selalu berkembang
dengan optimal dan emosi negatif dapat dieleminir. Dengan demikian, kekuatan
emosinya menjadi daya dorong yang kuat melakukan kegiatan belajar. Di bidang
lain pun, kecerdasan emosional merupakan panglima untuk meraih kesuksesan di
segala bidang. Oleh karena itu, disarankan kepada orang tua agar selalu membina,
mendampingi, membentuk karakter, kepribadian, dan keterampilan sosial anak.
Orang tua perlu membangun jaringan bekerjasama dengan pihak-pihak yang
terkait bahu-membahu dalam membentuk, membina mental, dan mengawal sepak
terjang dan perilaku anak sejak dalam keluarga (rumah), pergaulannya baik di
masyarakat maupun dengan teman kelompok bermainnya (di luar rumah), sampai
siswa berangkat dan pulang sekolah. Orang tua perlu mengetahui dengan siapa
(dan bagaimana kepribadiannya) anaknya bergaul, tempat yang biasa dikunjungi,
jalan-jalan yang biasa dilewati yang digunakan untuk melacak anaknya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
187
4. Untuk Peneliti
Penelitian sastra yang dilakukan ini hanyalah sebagian kecil dari banyaknya
penelitian dan pengkajian sastra di Indonesia. Masih banyak pendekatan
pengkajian sastra yang dapat dilakukan. Oleh karena itu, para peneliti sastra
diharapkan dapat mengkaji karya sastra dengan pendekatan lainnya, sehingga
dapat menemukan sendi-sendi kesastraan dan dapat memperkaya khazanah sastra
di Indonesia.
Download