BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Pengertian Desain 3.1.1Desain grafis Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan.Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan page layout.Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan komunikatif.Desain sebuah grafis rancangan melingkupi yang segala efektif bidang dan yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin. Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang dihasilkan (desain/rancangan). Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur.Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik yang sering kali disebut sebagai “desain interaktif” (interactive design), atau “desain multimedia” (multimedia design). Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi (proportion) dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas. 3.1.2 Unsur-unsur Desain A. Garis Garis dalam desain grafis dibagi menjadi 4, yaitu: vertikal, horisontal, diagonal, dan kurva. Dalam pekerjaan desain grafis, garis digunakan untuk memisahkan posisi antara elemen grafis lainnya di dalam halaman.Selain itu bisa digunakan sebagai penunjuk bagianbagian tertentu dengan tujuan sebagai penjelas kepada pembaca. Dalam sebuah diagram mengenai Tuhan sebagai Alpha dan Omega dan proses menuju itu misalnya, kita bisa memberikan garis yang menunjukkan arah bagaimana proses itu terjadi dan sebagai pedoman mengarahkan gerakan mata. Garis juga digunakan sebagai pemisah antara dua bagian publikasi yang berbeda atau memberikan penekanan.Seperti yang terlihat di bawah ini garis horisontal diterapkan memisahkan informasi dalam logo sebuah nama perusahan.Jenis huruf, tentu saja, ada di sekitar kita.Dalam desain grafis, tujuannya adalah untuk tidak hanya menempatkan teks saja pada artwork, tetapi lebih untuk memahami dan menggunakannya secara efektif untuk komunikasi.Pilihan font (tipografi), ukuran, alignment, warna, dan jarak semua ikut bermain.Jenis huruf dapat diambil lebih lanjut dengan menggunakannya untuk menciptakan bentuk dan gambar. B. Bentuk Bentuk adalah suatu bidang yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karenanya adanya tekstur. Bentuk bisa berupa wujud alam (figur), yang tidak sama sekali menyerupai wujud alam (non figur). Bentuk memiliki perubahan wujud berupa stilisasi, distorsi, dan transformasi.Makna ini dikonstruksi dalam grafis dua dimensi.Lazim juga disebut area. Sedangkan dalam grafis 3 dimensi bentuk disamaartikan dengan massa. Ruang kosong memberikan penegasan pemisah antar kolom teks koran. Selain itu memberikan kesan desain yang lapang dan rapi.Hal ini diistilahkan dengan white space (ruang kosong).Ruang kosong berarti ketidakberadaan teks ataupun gambar.Benarbenar kosong, dan bukan berarti tempat yang terbuang dan sia-sia, bukan sama sekali. Ruang kosong itu adalah bahasa tersendiri dari desain yang Anda buat. C. Tekstur Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan (material), yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, baik dalam bentuk nyata ataupun semu.Misalnya kesan tekstur kayu, bulu atau gelas. Sedangkan menurut Kusmiati dalam “Teori Dasar Desain Komunikasi Visual”, tekstur adalah sifat dan kualitas fisik dari permukaan suatu bahan (material), seperti kasar, mengkilap, pudar, kusam, yang dapat diterapkan secara kontras, dan serasi. D. Warna Warna sebuah obyek ditentukan bagaimana cahaya yang jatuh pada obyek dan dipantulkan ke mata kita.Sebab cahaya memiliki spektrum (rangkaian sistematis) warna, dan spektrum warna tersebutlah yang membantu manusia mengenali warna.Spektrum warna secara fisika direpresentasikan dengan cahaya putih, semisal dari matahari atau bola lampu.Sebab warna-warna yang dikandungnya dikeluarkan seimbang. Sedangkan jika warna-warna yang dikeluarkan tidak seimbang kita akan melihat warna lain selain putih. Oleh sebab itulah obyek jeruk nipis terlihat hijau karena ia memantulkan cahaya hijau. Panjang gelombang/spectrum warna berikut ini merepresentasikan warna-warna yang dihasilkan cahaya putih.Warna yang bisa dilihat oleh mata manusia adalah warna dalam rentang 400 nm hingga 700 nm.Sedangkan di atas 700 nm adalah sinar infra merah.Sedangkan di bawah 400 nm adalah sinar ultra violet, sinar X dan sinar Gamma.Warna ditimbulkan oleh perbedaan kualitas cahaya yang direfleksikan atau dipancarkan oleh obyek.Pada saat kita melihat warna, sebenarnya kita melihat gelombang cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek yang kita lihat.(Wartmann, 2004).Sama seperti bentuk, warna memberikan kesan pesan yang lebih sangat mendalam. Warna merah misalnya mengesankan semangat, kegairahan, dan panas api. Atau warna ungu mengesankan kepucatan, layu dan tidak semangat.Kombinasi antar warna memberikan kesan visual yang bervariasi yang tentu saja berdampak pada kerja desain grafis Anda. Seperti jelas pakar desain grafis David Dabner dalam Design and Layout: Understanding and Using Graphics, warna yang Anda pilih menimbulkan efek yang luar biasa pada kesan desain dan cara orang meresponnya (feedback). Sedangkan sebuah obyek terlihat bersinar karena memantulkan cahaya ke mata. Obyek akan terlihat transparan karena cahaya menembus permukaannya, menyentuh obyek di belakangnya dan dipantulkan kembali ke permukaan. E. Typografi Tipografi adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan jumlah rancangan desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkan dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan dan desain huruf tertentu yang dapat menciptakan gaya dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diperusahanya. Perkembangan tipografi saat ini mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami komputerisasi.Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pililhan yang ratusan jumlahnya. Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan James craig, antara lain sebagai berikut: 1. Roman Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip atau kaki yang berbentuk lancip pada ujungnya.Huruf Roman memiliki ketebalan dan ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai, dan feminin. 2. Egyptian Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki atau sirip yang berbentuk persegi papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. 3. Sans Serif Pengertian sans serif adalah tanda sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern kontemporer dan efisien. 4. Script Huruf script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi dan akrab. 5. Miscellaneous Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornament atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. F. Kesatuan (Unity) Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan.Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai. G. Keseimbangan (Balance) Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani. H. Proporsi (Proportion) Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian.Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan –perbandingan yang tepat.Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan karya dalam sebuah kerapihan.properti yang di gunakan adalah properti yang paling dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya desain.layout ini menggunakan aplikasi yang mempunyai ukuran desain a4, sering juga dipakai untuk membuat logo cap stempel 4x5 cm. struktur ukuran bahan stempel untuk di bentuk .Dalam bidang desain layout ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman. J. Dominasi (Domination) Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher.Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan. 3.2Media 3.2.1 Pengertian Media Media merupakan alat dan bahan fisik yang terdapat di lingkungan untuk menyajikan pesan kegiatan sehingga dapat merangsang keingintahuan.Media juga merupakan sarana interaksi penerima dengan isi pesan dalam media, maka penerima hendaknya mengetahui seluk- beluk dan manfaat media agar dapat berlangsungnya komunikasi dan interaksi dengan efektif dan efesien. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium“yang berarti “pengantar atau perantara“, dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. 3.2.2 Media Komunikasi Media komunikasi didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk komunikasi. Pengertian media komunikasi dapat diartikan sebagai alat bantu untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima untuk kelancaran proses komunikasi. Bentuk komunikasi yang memerlukan media komunikasi yang tidak memungkinkan antara sumber dan penerima untuk menjalankan proses komunikasinya tanpa alat. Biasanya tergantung dari jarak antara sumber terhadap penerima yang pada akhirnya memerlukan media komunikasi atau tidak.Misalnya komunikasi antara sumber dan penerima tidak bertatap muka langsung. Dalam media komunikasi, media yang digunakan ialah media komunikasi massa. Pengertian media komunikasi massa itu sendiri ialah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka antara lain setiap orang dapat membaca, melihat, dan mendengarkannya. Ada dua jenis media komunikasi massa : • Media cetak, media yang menggunakan unsur percetakan untuk menyampaikan pesannya sehingga dapat dilihat dan dibaca oleh penerimanya seperti majalah, surat kabar, poster, spanduk, brosur, stiker, dan lain sebagainya. • Media elektronik, media ini menggunakan perangkat elektonik untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima. Pesan dapat dilihat, didengar, dan dibaca oleh khalayak luas secara kompleks beda dengan sekedar media cetak dikarena dengan kemajuan teknologi yang semakin hari semakin cepat. Contohnya televisi, radio, komputer, internet, dan lain sebagainya. 3.3 Promosi 3.3.1 Pengertian Promosi Promosi meliputi kegiatan perencanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada konsumen serta sasaran lainya.Promosi merupakan kumpulan aktivitas yang memberitahu kebaikan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi dapat dikategorikan sebagai komponen dalam campuran pemasaran yang menekankan teknik yang berkesan untuk menjual produk. Promosi bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan.Berdasarkan ketiga pendapat tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar (audience) yang sifatnya membujuk. Menurut Ben M. Enis(1974:378) promosi diartikan sebagai “...as comunication that inform potential customers of the existence of product and persuade them that those product have want satisfying capabilities“. Promosi bisa diartikan sebagai sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa ataupun sebuah proses membagi ide, informasi atau perasaan audiens. Menurut Kotler dan Gary A. dalam Alexander Sindoro (2000), ”Bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya”. Promosi berkaitan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan pendengar pelaksanaan yang jalan mengadakan sifatnya promosi ini komunikasi membujuk.Pada umumnya dengan prateknya dilakukan para walaupun oleh para penjual/produsen, pihak pembeli atau calon pembeli kadang-kadang ada kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga, kualitas dan sebagainya dari pihak penjualan. Menurut Basu Swastha dalam Marius P. Angipora (1999), bauran promosi adalah “Kombinasi strategi yang paling baik dari variabelvariabel periklanan, personal selling dan alat Promosi lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.” Beberapa faktor yang mempengaruhi bauran promosi menurut Stanton (1991:432) antara lain : 1. The amount of money available for promotion (Jumlah uang yang tersedia untuk melakukan promosi). Jumlah modal yang dimiliki suatu perusahaan sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melakukan promosi. Perusahaan yang memiliki modal tinggi tentu lebih memiliki kemampuan membaurkan elemen-elemen promosi dengan mudah; 2. The nature of the market (Kondisi pasar). Termasuk di dalamnya yaitu keadaan geografis daerah pemasaran guna menjamin kelancaran kedatangan pelanggan atau konsumen; 3. The nature of product (Kondisi Produk). Produk tersebut diproduksi untuk siapa? apakah konsumen terakhir ataukah sebagai pasokan bagi industri lain; 4. The stage of the product’s life cycle (Tingkat siklus kehidupan produk). Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai akan mempengaruhi promosi yang digunakan. Sedangkan William J. schoel (1993:425) faktor-faktor yang mempengaruhi promotion mix adalah the marketer, the target market, product dan the situation. 3.3.2 Tujuan Promosi Tujuan utama mempengaruhi, dan dari promosi membujuk serta adalah menginformasikan, mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menginformasikan, maksudnya adalahmenginformasikan pasar tentang produk baru,mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginformasikan pasar tentang perubahan harga,menjelaskan bagaimana produk bekerja,menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesanyang salah, mengurangi ketakutan pembeli,membangun citra perusahaan. 2. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenaiatribut produk agar diterima pembeli. 3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingatpembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaranakan produk yang paling mendapat perhatian. Setelah diadakan Promosi diharapkan audiens, yaituadanya pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelianadalah akhir dari proses komunikasi. Pembeli jugamemiliki keterikatan yang tinggi dengan produk yangdikonsumsinya. 3.3.3 Bauran Promosi Adapun bauran promosi menurut Plilip Kotler yang tercantum dalam bukukarangan Drs. Djaslim Saladin (2004 : 172) adalah sebagai berikut : 1. Periklanan (Advertising) Periklanan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ide-ide, promosibarang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar. 2. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan adalah variasi insentif jangka pendek untuk merangsangpembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. 3. Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity) Hubungan masyarakat adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan program gunamemperbaiki, mempertahankan, atau melindungi perusahaan atau citra produk. 4. Penjualan Personal (Personal Selling) Penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatupembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untukmelakukan penjualan. 5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Komunikasi secara langsung yang digunakan dari mail, telepon, fax, e-mail, atauinternet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen secara jelas. Dengan demekian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melaukan pembelian. Pelaksanaan promosi akan dilakukan beberapa tahap (Basuswata Dh & Irawan, 1990:359-361): • Menentukan tujuan Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendak dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai terlebih dahulu. • Mengidentifikasi pasar yang dituju Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis. Pasar yang dituju harus terdiri atas individu-individu yang sekira bersedia membeli produk tersebut selama periode yang bersangkutan. • Menyusun anggaran Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari manager pemasaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan pengeluaran dalam mencapai tujuan tersebut. • Memilih berita Tahap selanjutnya memilih berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju tersebut. sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi akan menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasive. • Menentukan promotional Mix Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masing-masing kegiatan promosinya. Misalnya hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap perusahaan diantaranya para pembeli. Periklanan dapat dititik beratkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli untuk suatu produk atau perusahaan yang menawarkannya. • Memilih media Mix Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Untuk di alternative media secara umum dapat dikelompokan menjadi media cetak (surat kabar, majalah, tabloid brosur selebaran) media elektronik (televisi, radio) media luar ruang (baliho, poster, spanduk, balon, raksasa) media lini bawah (pameran, direct mail, point of purchase, kalender) untuk itu menejer harus memilih media yang cocok untuk ditunjukan pada kelompok sasaran produk perusahaan. • Mengukur efektifitas Pengukuran efektifitas ini sangat penting untuk menejer. Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya pengkuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak. • Mengendalikan dan memodifikasi kampanye Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan dilakukan perubahan rencana promosi, perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi atau acara pengalokasian anggaran tersebut. yang terpenting, perusahaan harus memperhatikan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat untuk menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang. Teori awal mengenai perilaku konsumen didasarkan pada teori ekonomi, dengan pendapat bahwa individu bertindak secara rasional untuk memaksimumkan keuntungan (kepuasan) mereka dalam membeli barang dan jasa.Penelitian belakangan ini menemukan bahwa para konsumen mungkin sekali membeli secara implusif dan dipengaruhi tidak oleh keluarga, teman, iklannya, tetapi juga suasan hati, keadaan dan emosi.Semuanya tergabung sehingga membentuk perilaku konsumen yang menyeluruh dan mampu mencermikan aspek pengertian dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan pembeli. 3.4 Media Promosi Cetak Media atau menurut Erick barrow disebut “printed paged” adalah meliputi segala barang yang dicetak yang ditunjukan untuk umum. Dengan demikian yang dimaksud adalah meliputi surat kabar, majalah, atau barang yang dicetak komunikasi. yang ditujukan untuk menyebarluaskan pesan-pesan Media cetak biasanya mempunyai jenis berupa surat kabar,spanduk,cap stempel dan media lainnya yang pembuatannya memakai teknik cetak mencetak, adapun contoh media-media promosi yang dicetak adalah sebagai berikut : A. Poster Poster adalah pengumuman berupa gambar atau tulisan yang ditempelkan di dinding, tembok, dan tempat-tempat umum untuk penyebaran yang lebih luas. Pada dasarnya poster sama dengan iklan. Keduanya bertujuan untuk menarik minat calon pembeli atau pembaca.Macam-macam poster: 1. poster niaga 2. poster penerangan 3. poster pendidikan 4. poster kegiatan. Poster digunakan untuk berbagai macam keperluan, tapi biasanya hanya menyangkut satu dari empat tujuan berikut ini: 1. Mengumumkan / memperkenalkan suatu acara 2. Mempromosikan layanan / jasa 3. Menjual suatu produk 4. Membentuk sikap atau pandangan (propaganda) Karena biasanya sasarannya adalah orang yang bergerak, maka selain berukuran besar, poster yang baik semestinya: 1. Berhasil menyampaikan informasi secara cepat 2. Ide dan isi yang menarik perhatian 3. Mempengaruhi, membentuk opini / pandangan 4. Menggunakan warna-warna mencolok 5. Menerapkan prinsip ’simplicity’ B. Flyer Istilah flyer diambil dari cara distribusinya pada era Perang Dunia 1, yaitu dengan menebarkannya dari atas pesawat. Pada masa itu flyer menjadi alat propaganda yang sangat efektif.Isi dari flyer tersebut berbeda-beda, tergantung pada kepentingan dari penggunaan flyer tersebut.Namun satu unsur utama yang dominan adalah informasi.Baik itu dalam bentuk teks maupun visual.Flyer pada dasarnya memang dibuat untuk memberitahu dan sekaligus sebagai alat pendekatan yang persuasif, untuk mengajak atau bahkan membentuk opini bagi orang banyak.Fomatnya juga beraneka ragam, pada zaman dulu bentuknya hanya segi empat dan ukurannya kurang lebih seukuran kartu pos standar.Namun pada masa sekarang ini, bentuk flyer mulai dibuat beragam. Mulai dari ukuran cetak A5 (14,8 cm x 24 cm) hingga sekecil kartu nama, bahkan ada yang bentuknya asimetris. Flyer biasa dibagikan beberapa saat sebelum sebuah kejadian / event berlangsung. C. X-Banner X Banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. Konstruksi X Banner memiliki beberapa ukuran standart yaitu: 60x160 cm, 80x180 cm, dan 80x200 cm. Isi X Banner pada umumnya berisi tentang suatu produk, layanan, fasilitas umum, profil perusahaan, sekolah, nama produk, perusahaan atau sekedar gambar saja. Isi X Banner di-design semenarik dan sesederhana mungkin dimaksudkan agar audience tertarik tanpa harus mengerti dulu maksud dari isi X Banner tersebut. Penggunaan X Banner biasanya dipasang di bagian depan toko, perusahaan, event, atau tempat-tempat yang perlu pengenalan agar orang tertarik dan mendatangi tempat tersebut. D. Sticker Stiker adalah media promosi yang aplikasinya ditempelkan pada produk sebagai identitas sebuah merk agar mudah dikenali oleh target market dan membedakan dengan pesaing. Stiker yang bagus hendaknya mudah diingat dari segi bentuk dan visual grafisnya. Stiker berfungsi sebagai media promosi tempel pada kemasan dan label produk. Memberikan identitas tertentu pada merk dagang yang ada, agar konsumen mudah mengenali dan tertarik untuk menggunakannya secara terus-menerus.Keuntungan stiker adalah harga murah dan memiliki fleksibilitas dalam penerapannya sedangkan ukurannya tidak terbatas, tergantung kemauan pelanggan dan kemampuan percetakan. 3.5 Layout Layout bukan sebatas menata letak material-material (content) suatu halaman media.Layout itu tentang bagaimana mengorganisasikan ruang.Pemahaman tentang ruang inilah yang kurang disadari oleh beberapa desainer.Ruang-ruang tersebut berbeda sifat dan jenisnya untuk tiap media.Ada ruang formal, ada ruang informal.Ada ruang statik, ada pula ruang dinamik. Jika layout adalah tentang bagaimana desainer mengorganisasikan ruang, hal tersebut didahului dengan memelajari semua content dalam ruang tersebut. Pendek kata, sebelum melayout sebaiknya desainer memelajari apa yang akan dilayout. Desainer sebaiknya memahami content, dalam hal ini ya membaca content tersebut. 3.5.1 Prinsip-Prinsip Layout Prinsip layout antara lain urutan, penekanan, keseimbangan, kesatuan, dan konsistensi. Urutan menunjuk pada aliran membaca.Penekanan menunjuk pada objek-objek penting dalam urutan pembacaan.Keseimbangan menunjuk pada pembagian berat ruang, termasuk ruang isi dan kosong (ruang sela).Kesatuan menunjuk pada usaha menciptakan kesatuan objek, termasuk ruang secara keseluruhan.Konsistensi menunjuk pada kontrol estetik tampilan keseluruhan.Konsistensi kian terasa pada penerbitan berkala.Konsistensi selain sebagai kontrol estetik terutama berguna bagi koordinasi keseluruhan material yang dilayout. Disamping lima prinsip di atas, terdapat dua prinsip lagi yang penting terutama untuk layout penerbitan berkala. Dua prinsip tersebut yaitu konstanta dan variabel.“Konstanta adalah elemen-elemen yang konstan, elemen yang selalu dipertahankan… sedangkan variabel adalah elemen-elemen yang berubah.” (Koskow, Merupa Buku, pp. 171-172) Konstanta dan variabel memperjelas prinsip konsistensi. Penerapan konstanta dan variabel yang konsisten bisa dipahami sebagai gaya selingkung sebuah penerbitan. Dalam pemahaman yang demikian gaya selingkung tidak sebatas tata bahasa, namun juga tata visual. Tipografi merupakan unsur penting dalam layout.Tipografi sebaiknya tidak dipahami sebatas memilih jenis huruf.Tipografi adalah soal mengorganisasikan huruf.Pengorganisasian tersebut tak sebatas memilih jenis huruf yang cocok untuk headline, subheadline, body text, caption, dll. Pengorganisasian di sini meliputi pengaturan jarak antar baris, antar huruf, antar kata, spasi, termasuk memastikan bentuk/anatomi huruf yang sebaiknya memiliki perbedaan dengan angka (misalkan huruf i kapital sebaiknya tidak sama dengan angka 1). Pemilihan jenis huruf juga dengan memerhatikan kelengkapan seri huruf seperti regular, bold, bold italic, italic.Tipografi pun termasuk ke dalam prinsip konstanta dan variabel.Misalkan, body textsurat kabar atau jurnal umumnya merupakan konstanta, baik jenis maupun ukuran. Sedangkan untuk headline selain memiliki konstanta pada jenis huruf biasanya memiliki variabel ukuran dengan alasan pertimbangan keseimbangan ruang. Disamping itu, body text yang konstan berkaitan dengan hitungan jumlah karakter yang telah disesuaikan dengan kebutuhan ruang/kolom. 3.5.2 Mendesain Dalam bahasan ini melayout adalah mendesain juga.Lebih lanjut dapat digunakan terminologi mendesain, mengingat mendesain menekankan arti aktivitas memecahkan persoalan.Layout dalam pengertian yang demikian menjadi sebuah aktivitas yang tidak sebatas teknis namun juga filosofis, organisatoris.Literatur kreativitas mengistilahkan aktivitas mendisain melibatkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Salah satu metode metodenya yaitu dengan mengamati hasil desain lain. Jika mendesain jurnal tak ada salahnya mengamati beberapa desain jurnal.Mengamati dalam hal ini bukan untuk meniru namun mengetahui pertimbangan-pertimbangan dalam desain. Di samping itu dengan malakukan pengamatan konseptual akan diketahui disiplin layout sebuah penerbitan. Artinya, pilihlah beberapa desain yang layak, baik secara teknik produksi, tampilan layout, dan gagasan ruang. Pengalaman saya memberi sejenis pertimbangan (pengetahuan) tipografi yaitu jangan terlalu banyak memakai jenis huruf.Pastikan seri huruf yang dipilih lengkap (regular, italic, bold, bold italic), serta bentuk huruf yang berbeda dengan angka.Terlalu banyak memakai jenis huruf menyebabkan kekacauan (too much variables).Salah satunya disebabkan dalam tipografi itu sendiri, yaitu ruang sela antar huruf dan kata yang (terlalu) leading).Organisasi beragam huruf yang (letter tidak spacing, terkontrol word spacing, menyebabkan munculnya ruang lebar dalam baris-baris kalimat yang jika diamati membentuk garis sungai. Tipografi yang terorganisir dimudahkan pengorganisasianya jika kita mendisain menggunakan program layout, misalkan Adobe Pagemaker, Adobe Indesign (misalkan melalui Paragraph Styles).Biasanya saya menggunakan dua jenis huruf, yang satu berkait, satunya lagi tak berkait.Penggunaan ini dengan mempertimbangan kebutuhan teks dalam artikel, misalkan untuk headline, subheadline, body text, caption, dll. Sebelum mendisain pelajari content yang akan kita layout. Sikap yang demikian memperlihatkan bahwa desain tidak sebatas teknis pragmatis, namun kreativitas, yaitu akan tercipta layout yang unik namun memiliki relevansi dengan sifat penerbitan. 3.6 Komposisi Komposisi merupakan cara kita untuk mengatur atau mengorganisasikan elemen-elemen pembentuk desain, seperti tata letak obyek, warna, tekstur dan lain-lain sehingga mencapai keharmonisan tertentu baik antar bagian, maupun dengan keseluruhan desain. Komposisi yang harmonis, sejauh yang saya tau, meliputikesatuan (unity), keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, fokus (pusat perhatian)sertaproporsi. Secara bertahap, akan dibahas satu demi satu prinsip komposisi ini dalam posting ini dan dalam beberapa posting mendatang. Dimulai dengan Prinsip Komposisi Kesatuan. Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unsur-unsur yang disusun. Biasanya prinsip ini dipakai untuk “menyatukan” object yang terdiri atas beberapa elemen. Dengan adanya kesatuan itulah, elemen-elemen yang ada akan saling mendukung dan bukannya saling membunuh sehingga diperoleh fokus yang dituju. Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk mencapai kesatuan: 1. Menentukan dominasi agar diperoleh pengaruh yang tepat. Dominasi yang sesuai dengan porsinya, sudah pasti akan menyatukan berbagai elemen desain hingga menjadi satu kesatuan utuh. Beberapa bentuk dominasi yang dapat diterapkan dalam desain : • Dominasi pada ukuran. Ukuran yang besar sudah pasti akan memenuhi prinsip dominasi. Namun hendaknya hati-hati, karena juga akan mempengaruhi balance atau keseimbangan desain. • Dominasi warna. Warna sudah pasti akan memberikan arti dam estetika keindahan yang lebih menonjol dalam desain. Dominasi warna tertentu lebih memudahkan untuk mengarahkan konsentrasi saat mencerna sebuah desain. Jangan pergunakan warna yang saling membunuh. Tentukan maksimal 2 warna saja yang dominan. • Dominan pada letak/penempatan. Pertimbangkan tempat peletakan desain yang nantinya Anda buat, dan lalu perhatikan bahwa posisinya akan berpengaruh dan berperan menentukan. 2. Ukuran sebagai daya tarik. Untuk memperoleh daya tarik, gunakanlah ukuran sebagai salah satu faktornya. Sebuah karya publikasi yang berukuran besar akan tampak lebih menonjol dibandingkan dengan yang berukuran kecil, sehingga akan menarik minat untuk diketahui, dibaca dan diintip. Ada semacam reaksi berantai oleh si penerima atau penikmat desain jika minatnya memang sudah tergelitik. Contoh kasus: Ada seorang desainer grafis. Ketika dia menikah, ia membuat undangannya terbuat dari Art Paper 100 gr berukuran A0 (ukuran kertas plano utuh) yang dicetak secara grayscale bolak-balik. Tentu saja ini merupakan ide yang sangat menarik.Ukuran undangan sudah merupakan satu dominasi yang tak dapat dibantah. Maka akan muncul pertanyaan seperti, “Apa ini?” “Dari siapa ini?” “Hajat apa?” … dan lalu akan ada reaksi selanjutnya seperti “Oooo si anu akan menikah.” “Tanggal berapa?”“Mana tanggalnya?” “Oooo tanggal 5 bulan depan.” “Dimana nih?”“Hotel Bintang?Wahhh jauh juga ya. Tapi kayanya bakalan seru nih. Oke deh.” Dengan seperti itu berarti desain Anda berhasil mendapatkan perhatian dan respon seperti yang diharapkan. 3. Menyatukan arah. Sebuah karya desain sebaiknya mempunyai point of view, artinya sebagai arah perhatian yang mula-mula harus diberikan oleh respondennya. Arah juga dapat diartikan sebagai alur untuk mengamati/membaca sebuah karya. Dengan demikian, elemen arah jelas merupakan sarana kesatuan yang harus diperhitungkan. 4. Menyatukan bentuk. Sebuah karya desain yang berisi bentuk-bentuk yang semrawut akan lebih sulit dicerna. Bentuk-bentuk yang menyatu memiliki kemungkinan untuk dicerna lebih cepat. Sebuah karya lukisan, sebagai contoh, yang memiliki banyak elemen pembentuk seperti warna dan berbagai bentuk yang sangat bervariasi memerlukan waktu yang lama untuk dicerna oleh target penikmat. Lukisan yang demikian biasanya akan bertahan lama hingga bertahun-tahun jika diletakkan di ruang keluarga atau ruang makan, misalnya, untuk dipandangi lagi setiap hari oleh penghuni rumah baik secara sengaja ataupun sambil lalu. Berbeda dengan lukisan dekoratif atau yang bersifat stereotip (repro lukisan Bali, lukisan-lukisan naturalis, pemandangan dsb) yang biasa diletakkan di ruang tamu rumah, hotel, kantor dan ruang-ruang publik pada umumnya, lukisan tersebut bersifat mudah dicerna karena memiliki elemenelemen bentuk dan warna yang tidak terlalu kompleks. Hal ini bertujuan agar si target penikmat langsung dapat merasakan mood atau feel dari ruangan tersebut.Demikian juga pada desain visual atau grafis. Karena bertujuan sebagai penyampai pesan, Anda tak perlu menghasilkan karya yang harus dinikmati bertahun-tahun. Keep it simple and straightforward. Cukup dengan sekali pandang, orang langsung mengerti pesan yang ingin disampaikan.