METODOLOGI PENELITIAN PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Fitriani Ahlan Sjarif, SH, MH Fakultas Hukum Universitas Indonesia Page 1 PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • Proses serta prosedur pembuatan peraturan perundang-undangan • Metode penyusunan substansi peraturan • Teknik penyusunan & perumusan substansi ke dalam format hukum Page 2 NASKAH AKADEMIS • Proposal Penelitian untuk menjustifikasi rancangan peraturan • Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. M.HH-01.PP.01.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan PerundangUndangan • UU 12 Tahun 2011 Page 3 Permenhukham • Pendahuluan ( latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian) • Asas-Asas yang digunakan dalam penyusunan Norma • Materi Muatan RUU dan Keterkaitan dengan Hukum Positif • Penutup Page 4 UU 12 Tahun 2011 JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN TERKAIT BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH PROVINSI, ATAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA BAB VI PENUTUP Page 5 Prof Ann & Bob Seidmans • Boston University • Legislative Drafting for Social Democratic Changes • Pengalaman di negara berkembang, china, afrika, pakistan, vietnam, indonesia • Mengembangkan sebuah MANUAL Page 6 FUNGSI LAPORAN PENELITIAN Tidak ada seorangpun yang dapat memastikan apakah suatu rancangan perat. per-uu-an yang sedang disusunnya akan mampu menyelesaikan masalah sosial yang dicoba untuk ditangani. Oleh karena itu, siapapun yang menyusun suatu rancangan perat. per-uu-an perlu mendampingi rancangannya dengan suatu laporan penelitian. smarticle-fhui/ldt-kemdiknas/2011 Page 7 : ALASAN PERLU PENELITIAN PERUNDANGUNDANGAN menunjukkan bahwa terdapat suatu masalah sosial yang perlu untuk ditangani, dan rancangan perat. per-uu-an yang diusulkan kemungkinan akan mampu menanganinya; menginformasikan bahwa rancangan yang disusun lahir dari proses pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta dan logika; dan mendapatkan keberpihakan dan dukungan atas rancangan perat. per-uu-an yang diusulkan tersebut. smarticle-fhui/ldt-kemdiknas/2011 Page 8 Hukum sebagai alat pengubah • Hukum sebagai alat pengubah • Hukum dapat menyelesaikan masalah • Karena Hukum merubah perilaku masyarakat, sehingga masalah yang ditimbulkan oleh perilaku masyarakat dapat dirubah Page 9 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN & PERUBAHAN SOSIAL perat. per-uu-an merupakan alat utama yang diperlukan oleh pemerintah untuk melakukan perubahan sebagaimana cita-cita negara. Harusnya PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN dapat dibentuk sesuai dengan Tujuan tersebut, agar cita-cita negara tercapai dengan mudah. Peraturan yang ada SERING tidak merubah PERILAKU Page 10 Sering ketika dihadapkan pada sebuah PERATURAN, seseorang mempertimbangkan alasan lain, diluar PERATURAN itu sendiri, dan lebih sering pertimbangan non hukum yang lebih besar. Page 11 Page 12 LANGKAH 1: MEMAHAMI MASALAH SOSIAL YANG DITUJU Masalah sosial sudah menjadi istilah yang oleh masyarakat sering dipakai secara sembarang. Dalam metodologi ini, masalah sosial bukan apa saja asal yang bermasalah. Masalah sosial harus dilihat sebagai: ‘suatu rangkaian perilaku berulang (a set of repetitive behaviour) dari banyak orang yang menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan sebagian besar masyarakat dan kondisi fisik’. smarticle-fhui/ldt-kemdiknas/2011 Page 13 Untuk kemudahan dalam memahami keberadaan suatu masalah sosial, penyusun rancangan perlu mencari fakta atau kasus yang bisa menjadi dasar penjelasan mengenai gejala2 dari masalah sosial tersebut. Artinya, suatu masalah sosial akan mudah dikenali dari gejalanya. Gejala adalah wujud nyata masalah sosial. Dampaknya dapat dirasakan. Gejala berisikan hal2 yang nyata bukan konseptual atau abstrak. Fakta atau kasus2 bisa dicari sebagai berita di media massa, hasil laporan penelitian atau laporan kerja instansi pemerintah. smarticle-fhui/ldt-kemdiknas/2011 Page 14 Konflik Pertambangan Di Taman Nasional Pembakaran Pencurian Pembunuhan Pemalakan Melawan Aparat Konflik Antar Kampung PEREBUTAN LAHAN smarticle-fhui/ldt-kemdiknas/2011 Page 15 Oleh karena masalah sosial hanya lahir dari perilaku, maka penyusun rancangan perlu juga mengidentifikasi siapa pelaku dan apa perilakunya (whose and what behaviour) yang turut menimbulkan masalah sosial tersebut. Perilaku yang demikian dalam metodologi ini dinamakan sebagai perilaku bermasalah. smarticle-fhui/ldt-kemdiknas/2011 Page 16 Aplikasi Langkah 1 Dalam Penulisan Laporan Penelitian Langkah pertama metodologi ini diuraikan dalam Bab I dan II dari Laporan Penelitian. Bab I mengulas ketidakmampuan sistem terdahulu dalam mengubah perilaku2 bermasalah sehingga tidak menghasilkan perubahan yang diperlukan pada suatu kelembagaan; dan Bab II menggambarkan gejala2 dari masalah sosial yang bersangkutan dan mengidentifikasi para pelaku dan masing2 perilaku bermasalah mereka. smarticle-fhui/ldt-kemdiknas/2011 Page 17 Pada langkah pertama ini, penelitian dilaksanakan secara kepustakaan. Dengan demikian, hasil dari kajian menjadi bahan bagi penulisan Bab I dan II laporan penelitian. smarticle-fhui/ldt-kemdiknas/2011 Page 18 LANGKAH 2: MENGANALISA PENYEBAB PERILAKU Pada langkah kedua ini, penyusun rancangan akan menganalisis berbagai penyebab dari perilaku bermasalah yang telah dikenali dalam langkah I. Mengapa perlu menemukan penyebab? suatu masalah sosial tidak akan bisa diselesaikan selama penyebab dari masalah tersebut tidak dihilangkan. Mengingat suatu masalah sosial dilahirkan dari perilaku bermasalah, maka penyusun rancangan perlu mencari tahu penyebab terjadinya perilaku bermasalah. Page 19 Terdapat banyak faktor penyebab perilaku. Oleh karena itu, penyusun rancangan dituntut untuk merumuskan beberapa hipotesa mengenai penyebab suatu perilaku berdasakan beberapa faktor tersebut. Untuk dapat merumuskan berbagai hipotesa yang menjadi penyebab perilaku bermasalah, teori per-uu-an mengintrodusir serangkaian kategori untuk membantu penyusun rancangan merumuskan hipotesa analisa atas penyebab perilaku pelaku peran berdasarkan perat. per-uu-an yang ada. Page 20 Rangkaian kategori tersebut meliputi: Peraturan (rule); Kesempatan (oportunity); Kemampuan (capacity); Komunikasi (communication); Kepentingan (interest); Prosedur (procedure); dan Ideologi (ideology). atau jika dalam bahasa Inggris disingkat menjadi ROCCIPI. Page 21 Aplikasi Langkah 2 Dalam Penulisan Laporan Penelitian Langkah kedua metodologi pemecahan masalah dipaparkan dalam Bab III dari laporan penelitian. Bab ini memerinci faktor2 yang mempengaruhi perilaku bermasalah yang telah diidentifikasi dalam Bab II. Pada langkah kedua ini, penelitian dilaksanakan secara empirik dengan mengumpulkan dan menganalisa fakta konkrit di masyarakat. Page 22 LANGKAH 3: MENGUSULKAN SOLUSI PENGATURAN Pada langkah ketiga ini, penyusun rancangan harus mampu mengusulkan dan mengkaji solusi dalam bentuk rangkaian pengaturan yang mungkin dapat mengubah atau menghilangkan penyebab perilaku bermasalah dan mendorong ke arah perilaku baru yang diinginkan. Page 23 Solusi dalam laporan penelitian harus menunjukkan bahwa ketentuan2 rancangan perat. per-uu-an yang diusulkan mungkin : mengubah atau menghilangkan sebab2 dari perilaku bermasalah; mendorong timbulnya perubahan yang diinginkan atas perilaku dari pelaku peran; dan mengusulkan kriteria dan prosedur untuk memastikan agar aparat pelaksana melaksanakan ketentuan2 rancangan perat. per-uu-an secara efektif. Page 24 Beberapa sumber gagasan mengenai alternatif solusi potensial: perat. per-uu-an dan pengalaman negara lain; bacaan2 ilmiah mengenai subtansi permasalahan; ide orisinal penyusun rancangan. Page 25 Usulan solusi meliputi : ketentuan2 bagi pelaku peran; ketentuan2 bagi lembaga pelaksana; ketentuan2 pendorong kepatuhan yang bisa diterapkan oleh lembaga pelaksana; ketentuan2 bagi penyelesaian sengketa; ketentuan2 untuk membiayai rangkaian ketentuan dari solusi tersebut; dan ketentuan2 teknis untuk menciptakan konsistensi dan korelasi dengan sistem Hukum dan perat. per-uu-an yang ada; Page 26 Aplikasi Langkah 3 Dalam Penulisan Laporan Penelitian Langkah ketiga metodologi pemecahan masalah dipaparkan dalam Bab IV dari laporan penelitian. Bab ini memaparkan beberapa alternatif solusi dan memilih salah satu darinya yang paling potensial. Pada langkah ketiga ini, penelitian dilaksanakan baik secara kepustakaan maupun empirik. Page 27 Semoga Bermanfaat © Fitriani A Sjarif. Bidang Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia Gedung D Lantai 2 Ruang 215 Kampus Baru UI – Depok 16424 tel: 021-788 49133 fax: 021-788 49140 mobile: 08 118 74482 email: [email protected] Page 28