BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya dunia kerja pada era globalisasi ini, maka
semakin banyak orang yang sibuk dengan urusan pekerjaannya, sehingga semakin
sedikit waktu yang dapat dihabiskan bersama keluarga untuk bersantai dan berkumpul
bersama. Hal ini juga kadang membuat para anak tidak mempunyai cukup waktu luang
untuk mengurus & merawat orang tuanya (lansia/ manula).
Hal ini dapat menyebabkan kejenuhan dan perasaan terasingkan dari anak- anak
serta menyebabkan sifat individualisme yang tinggi dan berkurangnya perhatian
terhadap orang lanjut usia. Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah perbedaan pola
hidup. Perbedaan pola kehidupan semakin mempertajam kesenjangan dua generasi
tersebut. Sehingga para orang tua (lansia/ manula) merasa seperti terisolir dan
diasingkan.
Para orang tua (lansia/ manula) akhirnya ingin mencari kepuasan dan
kesenangannya sendiri melalui berbagai macam bentuk aktivitas. Dengan dibentuknya
sebuah panti jompo/ panti sosial tresna werdha yang dapat menampung seluruh aktifitas
para orang tua (lansia/ manula), maka para orang tua (lansia/ manula) dapat melakukan
kegiatan- kegiatan yang berguna, menyingkirkan perasaan terisolir, dan bahkan dapat
berkumpul dan berbagi cerita dengan teman seumurannya.
Latar belakang kedua yang menjadi pokok permasalahan adalah Indonesia
sebagai Negara berkembang yang sedang menjalani era globalisasi ini, segala aspeknya
mengalami perubahan dan perbaikan. Perbaikan taraf hidup, kondisi kesehatan dan
kemajuan ilmu kedokteran pun meningkat sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
1
perpanjangan usia pada masyarakat. Maka para orang tua / lansia pun akan semakin
bertambah dikarenakan kemajuan dari bidang kedokteran ini.
Populasi penduduk dunia yang berusia di atas 65 tahun meningkat lebih dari dua
kali lipat dari total populasi penduduk dunia selama periode tahun 1996 – 2020.
Indonesia memiliki jumlah pendudukmencapai 201 241 999 jiwa dengan jumlah
penduduk lanjut usia sebesar 4 703 694 jiwa (BPS, 2000). Berdasarkan laporan World
Health Organization (WHO) pada tahun 1998, angka usia harapan hidup (UHH) orang
Indonesia diharapkan mengalami peningkatan dari 65 tahun pada tahun 1997 menjadi
75 tahun pada tahun 2025. Hal ini dapat terjadi dengan semakin meningkatnya
pelayanan kesehatan, peningkatan taraf hidup, serta berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi. Artinya jumlah penduduk lansia di Indonesia juga akan terus meningkat
di masa mendatang1.
Kondisi panti sosial tresna werdha di Indonesia, khususnya di Jakarta telah
berkembang cukup pesat, dimana fasilitas- fasilitas yang ada pada panti sosial tresna
werdha cukup memadai. Fasilitas kesehatan pun cukup memadai, karena sejumlah panti
mengadakan kerjasama dengan beberapa rumah sakit di Jakarta didalam memperhatikan
kesehatan para penghuni panti. Hal ini turut mempengaruhi tingkat kesejahteraan hidup
lansia/ manula di Indonesia, khususnya Jakarta. Dengan kondisi panti yang lengkap dan
nyaman, maka akan menambah jumlah para lansia/ manula yang ingin tinggal di panti.
Panti sosial tresna werdha menjadi wadah yang tepat bagi para lansia/ manula yang
ingin menikmati hidup, dan dapat berinteraksi dengan orang- orang seusiannya.
Di hari tuanya, orang tua/ lansia ingin dapat mempergunakan hidupnya dengan
sebaik- baiknya dan melakukan hal- hal/ aktifitas yang menjadi kesukaan mereka.
Kadang ada beberapa kendala yang menjadi penyebab para orang tua (lansia/ manula)
tidak dapat menikmati masa tuanya dengan semestinya, berikut ini merupakan beberapa
kendala :
1
sumber : Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 1-7
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
2
Sosial ekonomi : para manula hanya bergantung hidup dari uang pensiun
atau bantuan keuangan dari anak- anaknya karena sudah tidak mampu
bekerja lagi.
Psikologis/ perasaan : adanya ketidakcocokan pendapat dengan keluarga
atau kurang mendapat perhatian dari anak- anak akan mempengaruhi
mental para orang tua (lansia/ manula).
Kondisi tubuh : berkurangnya kondisi kesehatan para orang tua (lansia/
manula).
Kehilangan pasangan hidup akan membuat para lansia/ manula merasa
kesepian dan sebatang kara.
Anak- anak yang sibuk bekerja, sehingga sering lupa untuk
memperhatikan kondisi para orang tua (lansia/ manula).
para orang tua (lansia/ manula) akan merasa merepotkan bila tinggal
serumah dengan anak dan cucu, sehingga mereka memilih tinggal
ditempat khusus yang menurut mereka lebih cocok dan dapat
memberikan perhatian kepada mereka.
Dengan demikian sudah sepantasnya desainer interior dapat berpikir secara
sosial, dan berpikir bagaimana cara untuk memfasilitasi para orang tua (lansia/ manula)
tersebut. Selain fasilitas hunian, hal yang juga harus ditambahkan adalah fasilitasfasilitas pendukung lainnya seperti fasilitas kesehatan, dimana pada umumnya para
orang tua (lansia/ manula) sudah tidak memiliki kondisi kesehatan yang baik, atau
cenderung menurun, sehingga harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjamin.
Dengan adanya sebuah panti sosial tresna werdha dengan fasilitas yang memadai
dan dapat menampung seluruh aktivitas para orang tua (lansia/ manula), maka kesehatan
dan kesejahteraan hidup para orang tua (lansia/ manula) juga dapat terpantau dengan
baik, dengan begitu para orang tua (lansia/ manula) dapat menikmati hari tuanya dengan
sejahtera baik secara jasmani dan rohani.
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
3
Judul karya desain tugas akhir ini adalah : Perancangan Interior Panti sosial
tresna werdha. Adapun definisi tiap kata pada judul karya desain ini adalah :
 Perancangan :
Proses, cara perbuatan merancang. ( Kamus Umum Bahasa Indonesia.
W.J.S Poerwadarminta. Jakarta. 1976 )
Aktivitas pemecahan problem yang optimal dari kebutuhan- kebutuhan
dari suatu keadaan tertentu. ( Proses Perancangan yang Sistematis.
Jakarta: Djambatan. 1982 ).
 Interior :
Tatanan perabot ( hiasan dan sebagainya ) didalam ruang dalam gedung (
ruang dan sebagainya ). ( Kamus Umum Bahasa Indonesia. W.J.S
Poerwadarminta. Edisi III. Jakarta: balai pustaka. 2001. Hal 438 )
Elemen- elemen ruang yang terdiri dari lantai, dinding, serta plafon yang
membentuk ruang sendiri. Karena kata ini berasal dari bahasa inggris,
yang dalam bahasa Indonesia berarti “bagian dalam”.
 Perancangan Interior:
Perancangan dengan penataan ruang- ruang dalam bangunan secara
teratur bagian- bagiannya menjadi satu tatanan yang utuh dengan maksud
untuk memperbaiki fungsi, meperkaya nilai estetika, dan meningkatkan
efek psikologis dari ruang interior. (Ching 1996:46)
 Panti sosial Tresna Werdha:
Panti Sosial Tresna Wredha adalah suatu tempat menampung orangorang yang telah lanjut usia yang mempunyai masalah sosial maupun
ekonomi.
Tempat untuk para kaum manula sehingga bisa menampung dan
memfasilitasi sesuai dengan kebutuhan dan sosial psikologis para manula
tersebut. (Wikipedia, ensiklopedia bebas).
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
4
1.2. Identifikasi Masalah
Didalam merancang sebuah panti sosial tresna werdha ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan, agar kenyamanan para lansia dapat terpenuhi. Berikut ini
merupakan beberapa masalah yang ditemukan didalam merancang interior panti sosial
tresna werdha :
Bagaimana merancang interior sebuah panti sosial tresna werdha yang sesuai
dengan standart kenyamanan aktivitas para lansia dengan segala kegiatannya seharihari?
Bagaimana memunculkan kesan psikologis yang baik dan nyaman dari para lansia
dari tatanan interiornya?
Material apa sajakah yang dapat dipilih dan aman untuk di terapkan pada tatanan
interior panti sosial tresna werdha, sehingga tidak membahayakan para lansia?
Bagaimana menciptakan perancangan interior panti sosial tresna werdha dengan
image sehat, rileks, serta suasana yang menyenangkan hati para lansia untuk
bersosialisasi sehingga mereka menjadi bersemangat untuk mengikuti program yang
ada?
1.3. Maksud & Tujuan Perancangan
Maksud dari proyek panti sosial tresna werdha ini adalah mempertinggi derajat
hidup dan memberikan penghidupan yang layak bagi para lansia sesuai keinginan
mereka pada hari tuanya. Maksud dari proyek ini juga untuk menghilangkan kesan
bahwa anggapan orang tua tersebut tidak dapat melakukan kegiatan sehari- hari dengan
kemampuan mereka sendiri tidaklah benar. Hal ini bisa dibuktikan dengan suatu
keterampilan ringan/ aktivitas rutin ditempat perawatan (panti sosial tresna werdha).
Tujuan dari proyek panti sosial tresna werdha ini adalah
menciptakan
perancangan interior sebuah panti yang bisa memenuhi standart aktivitas/ kegitan para
lansia sehari- hari. Hal ini dibutuhkan agar para lansia dapat tinggal di panti sosial
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
5
tresna werdha dengan nyaman dan sejahtera, sekaligus meningkatkan semangat hidup
para lansia. Proyek ini juga bertujuan untuk memantau kesehatan para lansia yang
umumnya telah menurun jauh, sehingga para lansia akan mendapatkan perawatan dan
perhatian yang baik. Dan juga menciptakan perancangan interior yang memperhatikan
faktor- faktor psikologis bagi para lansia.
1.4. Manfaat Perancangan
Panti sosial tresna werdha memiliki banyak manfaat bagi para lansia/ manula
pada umumnya. Berikut ini merupakan manfaat perancangan panti sosial tresna werdha:
Menyediakan sebuah sarana tempat tinggal bagi para lansia/ manula, sehingga
para lansia/ manula dapat memiliki sebuah tempat untuk hidup dengan tenang
dan tentram, sekaligus meningkatkan kualitas hidup.
Tersedianya wadah untuk para lansia/ manula untuk berinteraksi dengan sesama
orang lanjut usia lainnya, sehingga para lansia/ manula dapat lebih semangat di
dalam menjalani masa tuanya.
Menyediakan wadah bagi para lansia/ manula untuk menjaga kondisi fisik dan
mentalnya agar tetap stabil.
1.5. Ruang Lingkup Perancangan
Ruang lingkup perencanaan merupakan hal penting yang pertama- tama harus
diperhatikan, karena hal ini berkaitan erat dengan perencanaan perancangan panti sosial
tresna werdha. Hal ini menyangkut keamanan dan kenyamanan didalam merancang
sebuah panti sosial tresna werdha.
Hal yang harus diperhatikan pertama- tama adalah sistem ruang. Sistem ruang
yang tepat dalam perancangan interior panti sosial tresna werdha harus benar- benar
safety/ aman secara material bahan, tidak menggunakan bahan yang licin yang dapat
berakibat fatal bagi para penghuni panti (para lansia). Dibutuhkannya pegamanan untuk
pegangan di setiap sirkulasi area, dan juga pembagian ruang di panti sosial tresna
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
6
werdha diharapkan terbuka dan terpusat, sehingga jika terjadi sesuatu akan
mempermudah pengawasan dari para staff untuk memantau keamanan dan kenyamanan
para penghuni panti. Bangunan yang akan dirancang direncanakan terdiri dari satu lantai
yang akan difungsikan sebagai area aktivitas dengan fasilitas pendukungnya.
Bangunan akan direncanakan satu lantai dengan pertimbangan agar tidak
mempersulit para penghuni, dan agar tidak terjadi kecelakaan, mengingat para penghuni
rata- rata berumur di atas 60 tahun yang sudah banyak memiliki keterbatasan fisik, cepat
lelah dan memiliki penyakit- penyakit tertentu.
1.6. Batasan Perancangan
Batasan perancangan interior panti sosial tresna werdha meliputi :
1. Area duduk
2. Ruang makan
3. Ruang kesehatan
4. Ruang tidur
5. Ruang ibadah
6. Ruang konsultasi
7. Kantor administrasi
8. Salon
9. Ruang audiovisual
10. Ruang santai/ rekreasi
11. Ruang Baca
1.7. Metode Perancangan
1.7.1. Data Yang Diperlukan
Untuk perancangan interior panti sosial tresna werdha ini, maka data- data yang
diperlukan adalah :
Satu set denah yang akan dirancang
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
7
Foto- foto perbandingan yang sesuai dengan obyek perancangan
Data- data literature
1.7.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipakai didalam perancangan interior panti
sosial tresna werdha ini adalah ;
Literature
Berdasarkan pada data- data literature tentang panti sosial tresna werdha.
Observasi
Dengan mengamati interior panti sosial tresna werdha, yayasan lansia
yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya.
Survey Lapangan
Peninjauan langsung pada terhadap lokasi proyek dengan mengadakan
pengamatan terhadap tapak dan lingkungan sekitar untuk mencari
potensi yang ada sehingga perencanaan dan perancangan proyek dapat
berlangsung maksimal.
Wawancara
Proses Tanya jawab dengan pihak- pihak yang berhubungan dan telah
berpengalaman di bidang proyek yang akan dirancang. Dengan tujuan
melengkapi perolehan data- data yang diperlukan dalam proses
perancangan ini.
1.7.3. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang dipakai didalam perancangan interior panti sosial
tresna werdha ini adalah menggunakan metode sortir, dimana data- data yang telah
dikumpulkan akan disortis menurut kepentingan dan kebutuhan didalam proses
perancangan, yang nantinya akan menjadi acuan didalam proses perancangan interior
panti sosial tresna werdha.
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
8
1.7.4. Metode Analisa Data
Ada dua metode analisis data yang digunakan, yaitu metode komparatif dan
desktiptif. Metode komparatif adalah dengan cara membandingkan data- data yang telah
didapat di lapangan untuk mendapatkan data yang ideal. Tahap selanjutnya adalah
menarik kesimpulan dari data- data yang telah dibandingkan, yang kemudian akan
diterapkan pada perancangan desain. Metode deskriptif dapat diartikan prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan
subjek/ objek penelitian (seorang, lembaga, masyarakat, dan lain- lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta- fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
1.8. Sistematika Perancangan
Berikut ini merupakan sistematika perancangan ;
Bab I. Pendahuluan
Membahas tentang Judul Karya Desain, latar belakang pemilihan proyek, maksud dan
tujuan dari perancangan proyek, identifikasi masalah, ruang lingkup perancangan,
metode perancangan, sistematika perancangan.
Bab II. Tinjaun Data Dan Landasan Teori
Tinjauan Umum
Tinjauan umum, akan membahas mengenai pengertian panti sosial tresna
werdha, sejarah perkembangan panti sosial tresna werdha, serta fungsi dan
manfaat panti sosial tresna werdha bagi para orang tua (manula/ lansia).
Tinjaun Khusus
Tinjauan khusus akan membahas mengenai data- data literature, mulai dari
keadaan manula, batasan manula, hingga pengelompokan usia lanjut.
Teori Gabungan Fisik Ruang
Teori gabungan Fisik Ruang akan membahas pola sirkulasi interior,
pemilihan furniture hingga elemen interior (lantai, dinding, plafon).
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
9
Study Tata Ruang
Membahas mengenai penataan ruang ( Organisasi Ruang ) yang sesuai
dengan fungsi serta memenuhi syarat kesehatan, dan keamanan ( khususnya
bagi para manula/ lansia).
Bab III. Analisa Data Survey
Bab ini membahas tentang segala sesuatu yang telah di survey/ ditinjau di lapangan,
mulai dari Deskripsi umum proyek, hingga analisa aspek lingkungan, analisa aspek
bangunan, analisa aspek manusia, dan analisa aspek ruang. Dan meninjau dari segi
positif dan negative dari data- data yang telah di survey.
Bab IV. Analisa Proyek Dan Konsep Perancangan
Bab ini membahas dan menganalisa proyek mulai dari deskripsi umum proyek, yang
meliputi analisa aspek lingkungan, analisa aspek bangunan, analisa aspek manusia, dan
analisa aspek ruang. Bab ini juga membahas mengenai studi hubungan antar ruang,
tema, gaya dan konsep perancangan yang akan di terapkan.
Bab V. Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan tentang perancangan interior panti sosial tresna werdha dan
merupakan intisari dari keseluruhan bab.
Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha
10
Download