KECAKAPAN SOSIAL TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR V DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh None Fariza Melda NIM 08103241027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2015 1 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015 KECAKAPAN SOSIAL TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR V DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA Social skills of Child Mental Retardation Fith grade Elementary school In SLB Negeri 2 Yogyakarta Oleh: None Fariza Melda, Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kecakapan sosial pada aspek kecakapan berkomunikasi dan kecakapan sosial pada aspek bekerja sama pada siswa tunagrahita ringan kelas V sekolah dasar di SLB Negeri 2 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan langkah reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecakapan sosial tunagrahita ringan pada aspek komunikasi menunjukkan kurangnya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Hasil penelitian kecakapan sosial pada aspek kerjasama menunjukkan perilaku dengan karakteristik yang berbeda akan tetapi cenderung pada rendahnya kemampuan bekerjasama. Dapat disimpulkan bahwa sekalipun ketiga subyek merupakan anak tunagrahita ringan, akan tetapi ada variasi perilaku yang ditunjukkan terkait dengan kecakapan sosialnya. Kata kunci: tunagrahita ringan, kecakapan sosial, aspek komunikasi, aspek kerjasama Abstract This research aims to know and described social skills in the skill to communicate and social skills in the aspects in cooperation in the students mild mentally retarded in SLB 2 Yogyakarta. This Research is descriptive qualitative research with the reduction data, display data and conclusions. Results of the research showed that social skills mild mentally retarded in communication aspect lack ability to communicate with other people. The results of research skills social aspects of collaboration showed different characteristic from each other subject. It can be concluded that although the subjects all mentally retarded, but there is a variation on that is shown. Keywords: mild mentally retarded, social skills, communication, collaboration masalah PENDAHULUAN pada inteligensi akan mengalami Anak berkebutuhan khusus merupakan kesulitan melakukan interaksi sosial. Menurut anak yang memerlukan layanan-layanan khusus Mohammad Efendi (2006: 98) anak tunagrahita dalam mengalami berbagai mengembangkan bidang kehidupan kemampuan yang untuk dimiliki keterlambatan perkembangan kognitif, sehingga menjadi masalah besar bagi secara optimal. Salah satu jenis dari anak anak berkebutuhan khusus adalah anak tunagrahita. perkembangannya Sutjihati Somantri (2006: 106-108) menyebutkan mempunyai kemampuan sosialisasi yang terbatas. bahwa tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga Hal ini terjadi karena anak tunagrahita ringan berdasarkan yaitu tidak mempunyai kemampuan berpikir abstrak, tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan sehingga penalaran mereka seharusnya bertindak tunagrahita seperti apa di lingkungannya akan mengalami tingkat berat. ketunaannya Anak tunagrahita ringan disebut juga dengan tunagrahita mampu didik. Anak tunagrahita ringan yang mempunyai tunagrahita banyak hambatan. ketika salah meniti tugas satunya yaitu 2 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015 Beberapa kasus yang peneliti temui dipengamatan awal (observasi di SLB Negeri 2 Yogyakarta Bulan November 2012), lingkungan menolak untuk melakukan interaksi sosial dengan anak tunagrahita. anak Berinteraksi sosial tidak pernah terlepas tunagrahita ringan yang ingin diterima di dari lingkungannya sering menampakkan tindakan Bekerjasama terwujud dari berbagai macam yang salah saat melakukan komunikasi dan aktifitas kerjasama. Mereka tidak jarang menggunakan kelompok, mengantri, membantu orang lain, bahasa yang kasar kepada orang lain, padahal meminjamkan peralatan sekolah, melaksanakan mereka tidak tau apa yang maksud kata atau tugas, dan mengambil keputusan. Aktifitas ini kalimat yang sudah diutarakan. Ketika mereka bagi orang normal merupakan kegiatan yang melakukan kesalahan terhadap orang lain, anak sangat mudah untuk dilakukan, akan tetapi bagi tunagrahita ringan sering tidak nampak menyesal anak tunagrahita ringan aktifitas tersebut belum bahkan meminta maaf. Hal ini dikarenakan tentu dapat dilakukan dengan baik. Anak mereka tidak berpikir bahwa tindakan yang sudah tunagrahita cenderung tidak punya inisiatif mereka lakukan adalah salah. Beberapa contoh membantu orang lain, berjejalan saat mengantri, masalah anak tidak mampu bekerja secara kelompok, tidak tunagrahita ringan yang memiliki keterbatasan dapat mengambil keputusan dalam kelompok dan inteligensi mempengaruhi kecakapan mereka lain-lain. Pada anak tunagrahita ringan inisiatif dalam melakukan hubungan sosial. untuk bekerjasama masih ada dibandingkan anak ini mengindikasikan bahwa bekerja sama seperti, dengan orang menyelesaikan lain. masalah Keterbatasan inteligensi yang ada pada dengan anak tunagrahita sedang ataupun berat. tunagrahita Akan tetapi masih memerlukan arahan pada ringan berpengaruh pada kemampuan anak dalam melakukan interaksi sosial. Pada penelitian sebelumnya disebutkan tindakannya. Masalah ketidakmampuan anak oleh Lana Pratiwi Rukmana dan Ari Wahyudi tunagrahita ringan dalam melakukan hubungan (2013: 2), bahwa anak tersebut tidak tidak bisa sosial baik pada saat komunikasi ataupun berinteraksi sosial dengan kelompoknya karena kerjasama dia tidak mengerti peraturan-peraturan yang ada bahwa mereka memiliki kecakapan sosial yang dalam kelompok tersebut. Mereka kesulitan rendah. Seseorang yang tidak mampu melakukan memahami fenomena sosial yang terjadi di sesuatu dikatakan tidak cakap. Dalam konteks ini sekitarnya, sehingga tidak memberikan respon anak tunagrahita ringan yang tidak dapat atau yang semestinya pada apa yang terjadi di kurang dapat melakukan interaksi sosial yang sekitarnya. Kesulitan ini baik mengindikasikan bahwa mereka tidak lingkungan di juga sekitarnya terjadi saat mengajak memiliki dengan kecakapan lingkungan sosial menunjukkan atau memiliki berkomunikasi dengan bahasa verbal yang tidak kecakapan sosial yang rendah. Kecakapan sosial sesuai dengan daya tangkap anak tunagrahita. yang rendah akan berakibat pada kemandirian. Hal inilah yang menjadi alasan seringnya 3 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015 Salah satu yang menjadi faktor penyebab Bagaimanakah kecakapan sosial pada aspek kecakapan sosial anak tunagrahita ringan yang kerjasama tunagrahita ringan siswa kelas rendah adalah tingkat inteligensi mereka sangat dasar V SLB Negeri 2 Yogyakarta? rendah dibawah rerata anak normal. Astati (dalam Pratiwi Rukmana dan Ari Wahyudi, 2013: 2) METODE PENELITIAN menyebutkan bahwa kapasitas kecerdasan anak Jenis Penelitian terbelakang sangat terbatas, terlebih lagi kapasitas Penelitian ini menggunakan penelitian mengenai hal-hal yang abstrak. Mereka lebih deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek banyak belajar dengan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang siswa pengertian. membeo daripada Norma-norma sosial dalam tunagrahita ringan. Penelitian dilakukan selama masayarakat inilah yang tidak dapat dipahami satu oleh anak tunagrahita. Keterbatasan inteligensi menggunakan metode observasi, wawancara dan ini mengakibatkan mereka sulit memahami dokumentasi. norma-norma metode triangulasi. yaitu dengan membandingkan masyarakat. Kecakapan sosial bulan. Metode Keabsahan pengumpulan data data menggunakan dikenal dengan istilah kecerdasan interpersonal hasil dan keterampilan sosial. Kecerdasan interpersonal penelitian ini menggunakan metode deskriptif merupakan kemampuan untuk memahami dan kualitatif dengan langkah reduksi data, display memperkirakan perasaaan, temperamen, suasana data dan pengambilan kesimpulan. hati, maksud dan keinginan orang lain dan Waktu dan Tempat Penelitian menanggapinya secara layak (May Lwin, 2008: observasi Penelitian dan ini wawancara. dilakukan Metode pada akhir 197). Kecerdasan ini berperan penting bagi semester I tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian seseorang tidak terkecuali untuk anak tunagrahita ini dilaksanakan selama 1 bulan dengan 8 kali ringan untuk hidup bermasyarakat. Kecakapan pertemuan, di waktu tersebut digunakan untuk sosial bukan sesuatu yang dilahirkan bersama mengadakan observasi awal, pengumpulan data sesorang, dengan kata lain kecakapan sosial dan merefleksi hasil penelitian yang telah bukan merupakan bawaan lahir, akan tetapi diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan di SLB kecakapan Negeri 2 Yogyakarta. Lokasi sekolah ini berada sosial dikembangkan sesuatu melalui yang pembinaan dapat dan pengajaran. Jalan Panembahan Senopati No. 46 Yogyakarta. Untuk lebih terfokusnya, maka secara rinci penelitian di ini diharapkan dapat menjawab Subyek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 112) sejumlah masalah, diantaranya sebagai berikut. subyek penelitian adalah subyek yang ingin dituju Bagaimanakah kecakapan sosial pada aspek untuk diteliti oleh peneliti. Berupa benda, komunikasi siswa tunagrahita ringan kelas keadaan atau orang, tempat data untuk variabel dasar V SLB Negeri 2 Yogyakarta? melekat dan yang dipermasalahkan. Subyek ditentukan menggunakan teknik populasi, namun di dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan 4 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015 istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan orang lain, siswa dapat sabar dalam antrian, dan “social situation” atau situasi sosial karena siswa mau diatur orang lain. Butir-butir yang ada berdasarkan pertimbangan dalam pedoman observasi dan wawancara sama, Prosedur Penelitian yang membedakan sumber datanya. Pedoman ini merupakan penelitian observasi digunakan untuk mendapatkan data dari deskriptif kualitatif, sehingga prosedur yang hasil pengamatan peneliti. Sedangkan pedoman peneliti gunakan adalah dengan mengidentifikasi, wawancara digunakan untuk mendapatkan data memilih dan merumuskan masalah penelitian, dari melakukan wawancara dengan guru kelas melakukan kajian pustaka, merumuskan tujuan subyek. penelitian, Teknik Analisis Data menguraikan kegunaan dan pentingnya penelitian, menetapkan ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, penyusunan rancangan penelitian, menentukan populasi dan sampel, menentukan instrumen penelitian, dan Teknis analisis data dalam penelitian ini adalah dengan langkah : 1. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan menganalisis data. observasi dan wawancara. Data yang dibuat Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen berupa data kasar yang diperoleh dari Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik teknik catatan lapangan berbentuk deskriptif atau wawancara. Instrumen yang digunakan dalam yang sering dinamakan dengan transkrip, penelitian ini adalah panduan observasi dan transkrip ini masing-masing diberi kode panduan sesuai dengan metode yang digunakan dalam wawancara. observasi Langkah dan lapangan. Data tersebut ditulis dalam bentuk penyusunan instrument panduan observasi disusun atas dasar validitas logis. Langkah-langkahnya adalah menentukan definisi kecakapan sosial, kemudian membatasi aspek yang pengambilan data. 2. Pendeskripsian data hasil penelitian dan pembahasan diteliti yaitu aspek Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan komunikasi dan kerjasama. Langkah terakhir data yang telah diperoleh melalui berbagai adalah menentukan indikator yang berkaitan teknik dengan aspek yang diteliti. Indikator-indikator mendeskripsikan data hasil observasi dan tersebut digunakan sebagai butir instrument. wawancara. Data yang dideskripsikan yaitu Indikator yang akan diukur adalah sebagai mengenai kecakapan sosial masing-masing berikut: siswa mampu menyatakan pendapat, subyek. Peneliti membahas secara lebih siswa mampu bertanya, siswa mendengarkan saat mendalam orang lain bicara, siswa memberikan masukan dideskripsikan tersebut berdasarkan aspek- kepada teman, siswa dapat bekerjasama dalam aspek yang menjadi fokus dalam penelitian. kelompok. siswa berani mengambil keputusan, siswa membembantu mengatasi kesulitan teman, siswa berterimakasih saat mengembalikan barang pengumpulan data-data data, yang seperti telah 5 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015 3. Pengambilan kesimpulan bekerja kelompok dengan siapapun teman satu Pengambilan kesimpulan dilakukan kelompoknya. Bagi FU perilaku ini sebaiknya setelah membandingkan display data hasil dipertahankan, sedangkan untuk AN dan RZ penelitian. perlu bimbingan dalam bekerja kelompok sesuai Data hasil dari observasi dibandingkan dengan data hasil wawancara. dengan Dari membandingkan keduanya, diambil menunjukkan perilaku yang berbeda saat melihat kesimpulan orang yang menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan. kekurangannya. lain susah. Ketiga Ketiganya subyek menunjukkan perilaku kurang bersimpati saat teman mengalami kesusahan. FU membantu teman yang susah jika HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek penelitian yaitu FU, AN dan RZ. Penelitian bertujuan mengungkap kecakapan komunikasi dan kerjasama. Pada aspek kecakapan komunikasi mencakup beberapa sub dimintai tolong dan tergantung suasana hatinya. AN dan RZ hampir menunjukkan perilaku yang sama yaitu memberikan bantuan saat dimintai tolong oleh orang lain. Kecakapan sosial pada aspek kerjasama, saat menunjukkan ketiga memiliki perilaku yang menyampaikan pendapat, 2) perilaku siswa saat berbeda-beda. FU merupakan subyek yang dapat bertanya, 3) perilaku saat diajak bicara oleh orang dikategorikan sebagai subyek yang mempunyai lain dan 4) perilaku siswa saat memberi masukan kecakapan sosial dalam aspek kerjasama lebih kepada orang lain. Kecakapan subyek dalam baik dibandingkan dengan kedua subyek lain menyampaikan pendapat memiliki karakteristik yaitu AN dan RZ. FU mampu melakukan yang berbeda. Meskipun terdapat perbedaan akan beberapa indikator perilaku aspek kerjasama. tetapi ketiga karakteristik tersebut menunjukkan Meskipun tidak sebaik jika dibandingkan dengan bahwa ketiga subyek memiliki kemampuan yang anak normal seusianya. Kemampuan FU ini kurang pendapat. sejalan dengan pernyataan Mumpuniarti (2000: adalah menyampaikan 41) tentang karakteristik anak tunagrahita ringan indikator yaitu: dalam 1) perilaku siswa menyampaikan Karakteristik tersebut menyampaikan pada karakteristik sosial “…mereka mampu pendapat dengan tidak sungguh-sungguh dan bergaul, menyesuaikan di lingkungan yang tidak tidak percaya diri saat menyampaikan pendapat terbatas keluarga saja, ada yang mampu mandiri dengan menunjukkan ketakutan. dalam masyarakat.” pendapat dengan memaksa, Perilaku yang ditunjukkan subyek FU yaitu Subyek AN dan RZ menunjukkan perilaku dapat bekerja kelompok dengan baik dengan yang berbeda, akan tetapi jika dikaitkan dengan teman sekelompoknya tanpa membedakan teman teori satu kelompoknya. AN hanya menunjukkan karakteristik tunagrahita ringan pada karakteristik perilaku santun saat bekerja kelompok jika teman sosial yang disebutkan oleh Astati (2001: 5-7) kelompoknyaadalah sukai. yaitu, anak tunagrahita ringan cenderung menarik Sedangkan RZ menunjukkan perilaku pasif dalam diri, acuh tak acuh, dan mudah bingung. Mereka orang yang dia yang ada keduanya sesuai dengan 6 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015 cenderung bergaul dengan anak normal yang mengajak lebih muda dari usianya. Subyek AN cenderung dengan orang yang mengajak bicara. berperilaku yang menunjukkan acuh tak acuh. Subyek RZ menunjukkan perilaku yang cenderung menarik diri. Kemampuan menunjukkan Ketiga subyek RZ tidak cenderung komunikatif menunjukkan perilaku kurangnya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Ketiga subyek menunjukkan ketiga perilaku berbicara. subyek saat bertanya dalam lebih santun saat berkomunikasi dengan teman yang sebaya dan adik kelas. Kesimpulan dari keempat berbeda. Dari ketiga subyek, FU adalah subyek indikator, yang menunjukkan perilaku baik saat bertanya. berkomunikasi adalah menggunakan bahasa yang FU juga berani bertanya dengan siapapun dan kasar, kurang percaya diri, dan tidak bersungguh- dengan menunjukkan perilaku yang baik juga sungguh. Menggunakan bahasa yang kasar bagi tanpa membedakan siapa yang diajak bicara. tunagrahita sering terjadi, akan tetapi pada Perilaku AN dalam beberapa bertanya menunjukkan perilaku yang kasus anak ditunjukkan tunagrahita saat yang kesopanan saat dia berbicara dengan orang yang mengucapkan kata-kata kasar tersebut tidak dia segani atau takuti, berbeda saat AN mengajak mengetahui maknanya. Subyek pada penelitian berbicara teman sebaya atau adik kelas. AN ini khususnya AN sering mengucapkan kata-kata menggunakan kasar saat berkomunikasi, akan tetapi saat bahasa yang kurang santun. Sedangkan untuk subyek RZ menunjukkan ditanyakan artinya apa ketakukan untuk bertanya. Dari ketiga subyek menjawabnya. penelitian, dalam aspek perilaku saat bertanya tunagrahita ringan memberikan kesan bahwa AN dan RZ masih perlu bimbingan sedangkan mereka menjadi anak penuh umpatan, padahal untuk FU sudah menunjukkan perilaku yang baik makna kata yang mereka ucapkan sering tidak saat bertanya. diketauhi artinya. Mereka hanya membeo pada Hal ini dia tidak bisa menjadikan anak Dapat ditegaskan bahwa dari ketiga subyek, apa yang mereka dengar. Hal ini sejalan dengan FU mempunyai perilaku yang baik saat orang lain karakteristik anak tunagrahita ringan pada aspek mengajak berbicara. FUtidak hanya memberikan bahasa dan penggunaannya menurut Astati (2001: perhatian saat orang lain berbicara dengannya 5-7) yang menyebutkan bahwa Anak tunagrahita akan tetapi juga memberikan respon kepada ringan banyak yang lancar berbahasa tetapi orang lain yang mengajak berbicara. Berbeda kurang dalam perbendaharaan kata serta kurang dengan FU AN hanya memberikan perhatian dan mampu menarik kesimpulan mengenai apa yang respon yang baik kepada orang yang dia segani. dibicarakan. Sedangkan RZ memberikan perhatian kepada siapapun yang mengajaknya berbicara. Pada kasus subyek yang cenderung pasif dalam pergaulan terutama saat melakukan Kelemahan RZ saat diajak bcara orang lain komunikasi, dapat dikaitkan dengan karakteristik adalah jarangnya memberi respon orang yang anak tunagrahita ringan pada aspek sosial yang disebutkan oleh Astati (2001: 5-7) bahwa Anak 7 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015 tunagrahita ringan cenderung menarik diri, acuh Saran tak acuh, dan mudah bingung. Subyek yang Berdasarkan penelitian dan pembahasan menarik diri pada kasus RZ, lebih memilih peneliti memberikan saran kepada kepala sekolah bergaul dengan adik kelasnya. Mereka cenderung untuk mempertimbangkan membuat program- bergaul dengan anak normal yang lebih muda dari program pengembangan diri yang secara khusus usianya. Perilaku kasar dan tidak sungguh- dibuat dengan tujuan melatih kecakapan sosial sungguh dapat digolongkan kriteria acuh tak bagi siswa tunagrahita. Bagi orangtua peneliti acuh. Perilaku menarik diri terlihat dari perilaku menyarankan RZ yang terlihat saat diajak berkomunikasi kecakapan sosial pada aspek komunikasi dan kurang memberikan respon, jarang bertanya kerjasama. karena takut. Subyek FU menunjukkan beberapa menyarankan agar mengamati perkembangan perilaku yang baik saat melakukan komunikasi masing-masing dengan orang lain yaitu menghormati orang yang perilaku siswa yang kurang baik dalam interaksi lebih tua, bahasa yang digunakan sopan, dan sosial. memberikan respon pada orang yang mengajak menyarankan berkomunikasi. Subyek FU ini menunjukkan keterbatasan pada penelitian ini. agar orangtua Kemudian Bagi untuk siswa penelitian hendaknya untuk membimbing guru, peneliti membimbing selanjutnya peneliti mempertimbangkan perilaku yang sesuai dengan karakteristik yang disebutkan oleh Mumpuniarti (2000 : 41) bahwa DAFTAR PUSTAKA karakteristik sosial anak tunagrahita ringan Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Cacat Tunagrahita. Bandung : CV. Pandawa mampu bergaul, menyesuaikan di lingkungan yang tidak terbatas keluarga saja, ada yang mampu mandiri dalam masyarakat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ketiga Subjek menunjukkan perilaku Lana Pratiwi Rukmana. S. dan Ari Wahyudi. (2013). Peningkatan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan dengan Metode bermain Kelompok Switcheroo di SDN Inklusi Sidodadi II Surabaya. Jurnal Pendidikan Khusus. No.3. Hlm. 1-5. yang beerbeda saat melakukan komunikasi dan bekerjasama. Akan tetapi perilaku-perilaku yang ditunjukkan mengacu pada kurangnya kecakapan sosial subjek. meskipun Dapat ketiga subjek disimpulkan merupakan bahwa anaka tunagrahita ringan akan tetapi, menunjukkan May Lwin. et al. (2008). Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. (Alih bahasa : Christine Sujana,S.Pd). Jakarta : Penerbit Indeks. Mumpuniarti. (2000). Penanganan Anak Tunagarhita. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. perilaku yang bervariasai dalam berkomunikasi dan bekerja sama. Ketiga subjek, masih Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. memerlukan arahan dari orang terdekat seperti guru dan orang tua untuk mengarahkan dan membimbing perilaku yang berkaitan dengan komunikasi dan kerjasama. Sutjihati Sumantri. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. 8 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015