KECAKAPAN SOSI KELAS DASAR V DI ART Diajukan kepad

advertisement
KECAKAPAN SOSIAL TUNAGRAHITA RINGAN
KELAS DASAR V DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
None Fariza Melda
NIM 08103241027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DESEMBER 2015
1
Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015
KECAKAPAN SOSIAL TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR V DI SLB
NEGERI 2 YOGYAKARTA
Social skills of Child Mental Retardation Fith grade Elementary school In SLB Negeri 2 Yogyakarta
Oleh: None Fariza Melda, Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kecakapan sosial pada aspek kecakapan
berkomunikasi dan kecakapan sosial pada aspek bekerja sama pada siswa tunagrahita ringan kelas V sekolah dasar
di SLB Negeri 2 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan langkah reduksi
data, display data dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecakapan sosial tunagrahita
ringan pada aspek komunikasi menunjukkan kurangnya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Hasil
penelitian kecakapan sosial pada aspek kerjasama menunjukkan perilaku dengan karakteristik yang berbeda akan
tetapi cenderung pada rendahnya kemampuan bekerjasama. Dapat disimpulkan bahwa sekalipun ketiga subyek
merupakan anak tunagrahita ringan, akan tetapi ada variasi perilaku yang ditunjukkan terkait dengan kecakapan
sosialnya.
Kata kunci: tunagrahita ringan, kecakapan sosial, aspek komunikasi, aspek kerjasama
Abstract
This research aims to know and described social skills in the skill to communicate and social skills in the
aspects in cooperation in the students mild mentally retarded in SLB 2 Yogyakarta. This Research is descriptive
qualitative research with the reduction data, display data and conclusions. Results of the research showed that
social skills mild mentally retarded in communication aspect lack ability to communicate with other people. The
results of research skills social aspects of collaboration showed different characteristic from each other subject. It
can be concluded that although the subjects all mentally retarded, but there is a variation on that is shown.
Keywords: mild mentally retarded, social skills, communication, collaboration
masalah
PENDAHULUAN
pada
inteligensi
akan
mengalami
Anak berkebutuhan khusus merupakan
kesulitan melakukan interaksi sosial. Menurut
anak yang memerlukan layanan-layanan khusus
Mohammad Efendi (2006: 98) anak tunagrahita
dalam
mengalami
berbagai
mengembangkan
bidang
kehidupan
kemampuan
yang
untuk
dimiliki
keterlambatan
perkembangan
kognitif, sehingga menjadi masalah besar bagi
secara optimal. Salah satu jenis dari anak
anak
berkebutuhan khusus adalah anak tunagrahita.
perkembangannya
Sutjihati Somantri (2006: 106-108) menyebutkan
mempunyai kemampuan sosialisasi yang terbatas.
bahwa tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga
Hal ini terjadi karena anak tunagrahita ringan
berdasarkan
yaitu
tidak mempunyai kemampuan berpikir abstrak,
tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan
sehingga penalaran mereka seharusnya bertindak
tunagrahita
seperti apa di lingkungannya akan mengalami
tingkat
berat.
ketunaannya
Anak
tunagrahita
ringan
disebut juga dengan tunagrahita mampu didik.
Anak
tunagrahita
ringan
yang
mempunyai
tunagrahita
banyak hambatan.
ketika
salah
meniti
tugas
satunya
yaitu
2
Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015
Beberapa
kasus
yang
peneliti
temui
dipengamatan awal (observasi di SLB Negeri 2
Yogyakarta
Bulan
November
2012),
lingkungan menolak untuk melakukan interaksi
sosial dengan anak tunagrahita.
anak
Berinteraksi sosial tidak pernah terlepas
tunagrahita ringan yang ingin diterima di
dari
lingkungannya sering menampakkan tindakan
Bekerjasama terwujud dari berbagai macam
yang salah saat melakukan komunikasi dan
aktifitas
kerjasama. Mereka tidak jarang menggunakan
kelompok, mengantri, membantu orang lain,
bahasa yang kasar kepada orang lain, padahal
meminjamkan peralatan sekolah, melaksanakan
mereka tidak tau apa yang maksud kata atau
tugas, dan mengambil keputusan. Aktifitas ini
kalimat yang sudah diutarakan. Ketika mereka
bagi orang normal merupakan kegiatan yang
melakukan kesalahan terhadap orang lain, anak
sangat mudah untuk dilakukan, akan tetapi bagi
tunagrahita ringan sering tidak nampak menyesal
anak tunagrahita ringan aktifitas tersebut belum
bahkan meminta maaf. Hal ini dikarenakan
tentu dapat dilakukan dengan baik. Anak
mereka tidak berpikir bahwa tindakan yang sudah
tunagrahita cenderung tidak punya inisiatif
mereka lakukan adalah salah. Beberapa contoh
membantu orang lain, berjejalan saat mengantri,
masalah
anak
tidak mampu bekerja secara kelompok, tidak
tunagrahita ringan yang memiliki keterbatasan
dapat mengambil keputusan dalam kelompok dan
inteligensi mempengaruhi kecakapan mereka
lain-lain. Pada anak tunagrahita ringan inisiatif
dalam melakukan hubungan sosial.
untuk bekerjasama masih ada dibandingkan
anak
ini
mengindikasikan
bahwa
bekerja
sama
seperti,
dengan
orang
menyelesaikan
lain.
masalah
Keterbatasan inteligensi yang ada pada
dengan anak tunagrahita sedang ataupun berat.
tunagrahita
Akan tetapi masih memerlukan arahan pada
ringan
berpengaruh
pada
kemampuan anak dalam melakukan interaksi
sosial. Pada penelitian sebelumnya disebutkan
tindakannya.
Masalah
ketidakmampuan
anak
oleh Lana Pratiwi Rukmana dan Ari Wahyudi
tunagrahita ringan dalam melakukan hubungan
(2013: 2), bahwa anak tersebut tidak tidak bisa
sosial baik pada saat komunikasi ataupun
berinteraksi sosial dengan kelompoknya karena
kerjasama
dia tidak mengerti peraturan-peraturan yang ada
bahwa mereka memiliki kecakapan sosial yang
dalam kelompok tersebut. Mereka kesulitan
rendah. Seseorang yang tidak mampu melakukan
memahami fenomena sosial yang terjadi di
sesuatu dikatakan tidak cakap. Dalam konteks ini
sekitarnya, sehingga tidak memberikan respon
anak tunagrahita ringan yang tidak dapat atau
yang semestinya pada apa yang terjadi di
kurang dapat melakukan interaksi sosial yang
sekitarnya. Kesulitan ini
baik mengindikasikan bahwa mereka tidak
lingkungan
di
juga
sekitarnya
terjadi
saat
mengajak
memiliki
dengan
kecakapan
lingkungan
sosial
menunjukkan
atau
memiliki
berkomunikasi dengan bahasa verbal yang tidak
kecakapan sosial yang rendah. Kecakapan sosial
sesuai dengan daya tangkap anak tunagrahita.
yang rendah akan berakibat pada kemandirian.
Hal inilah yang menjadi alasan seringnya
3
Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015
Salah satu yang menjadi faktor penyebab

Bagaimanakah kecakapan sosial pada aspek
kecakapan sosial anak tunagrahita ringan yang
kerjasama tunagrahita ringan siswa kelas
rendah adalah tingkat inteligensi mereka sangat
dasar V SLB Negeri 2 Yogyakarta?
rendah dibawah rerata anak normal. Astati (dalam
Pratiwi Rukmana dan Ari Wahyudi, 2013: 2)
METODE PENELITIAN
menyebutkan bahwa kapasitas kecerdasan anak
Jenis Penelitian
terbelakang sangat terbatas, terlebih lagi kapasitas
Penelitian ini menggunakan penelitian
mengenai hal-hal yang abstrak. Mereka lebih
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek
banyak belajar dengan
dalam penelitian ini berjumlah tiga orang siswa
pengertian.
membeo daripada
Norma-norma
sosial
dalam
tunagrahita ringan. Penelitian dilakukan selama
masayarakat inilah yang tidak dapat dipahami
satu
oleh anak tunagrahita. Keterbatasan inteligensi
menggunakan metode observasi, wawancara dan
ini mengakibatkan mereka sulit memahami
dokumentasi.
norma-norma
metode triangulasi. yaitu dengan membandingkan
masyarakat.
Kecakapan
sosial
bulan.
Metode
Keabsahan
pengumpulan
data
data
menggunakan
dikenal dengan istilah kecerdasan interpersonal
hasil
dan keterampilan sosial. Kecerdasan interpersonal
penelitian ini menggunakan metode deskriptif
merupakan kemampuan untuk memahami dan
kualitatif dengan langkah reduksi data, display
memperkirakan perasaaan, temperamen, suasana
data dan pengambilan kesimpulan.
hati, maksud dan keinginan orang lain dan
Waktu dan Tempat Penelitian
menanggapinya secara layak (May Lwin, 2008:
observasi
Penelitian
dan
ini
wawancara.
dilakukan
Metode
pada
akhir
197). Kecerdasan ini berperan penting bagi
semester I tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian
seseorang tidak terkecuali untuk anak tunagrahita
ini dilaksanakan selama 1 bulan dengan 8 kali
ringan untuk hidup bermasyarakat. Kecakapan
pertemuan, di waktu tersebut digunakan untuk
sosial bukan sesuatu yang dilahirkan bersama
mengadakan observasi awal, pengumpulan data
sesorang, dengan kata lain kecakapan sosial
dan merefleksi hasil penelitian yang telah
bukan merupakan bawaan lahir, akan tetapi
diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan di SLB
kecakapan
Negeri 2 Yogyakarta. Lokasi sekolah ini berada
sosial
dikembangkan
sesuatu
melalui
yang
pembinaan
dapat
dan
pengajaran.
Jalan
Panembahan
Senopati
No.
46
Yogyakarta.
Untuk lebih terfokusnya, maka secara rinci
penelitian
di
ini
diharapkan
dapat
menjawab
Subyek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 112)
sejumlah masalah, diantaranya sebagai berikut.
subyek penelitian adalah subyek yang ingin dituju

Bagaimanakah kecakapan sosial pada aspek
untuk diteliti oleh peneliti. Berupa benda,
komunikasi siswa tunagrahita ringan kelas
keadaan atau orang, tempat data untuk variabel
dasar V SLB Negeri 2 Yogyakarta?
melekat dan yang dipermasalahkan. Subyek
ditentukan menggunakan teknik populasi, namun
di dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan
4
Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015
istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan
orang lain, siswa dapat sabar dalam antrian, dan
“social situation” atau situasi sosial karena
siswa mau diatur orang lain. Butir-butir yang ada
berdasarkan pertimbangan
dalam pedoman observasi dan wawancara sama,
Prosedur
Penelitian
yang membedakan sumber datanya. Pedoman
ini
merupakan
penelitian
observasi digunakan untuk mendapatkan data dari
deskriptif kualitatif, sehingga prosedur yang
hasil pengamatan peneliti. Sedangkan pedoman
peneliti gunakan adalah dengan mengidentifikasi,
wawancara digunakan untuk mendapatkan data
memilih dan merumuskan masalah penelitian,
dari melakukan wawancara dengan guru kelas
melakukan kajian pustaka, merumuskan tujuan
subyek.
penelitian,
Teknik Analisis Data
menguraikan
kegunaan
dan
pentingnya penelitian, menetapkan ruang lingkup
dan
keterbatasan
penelitian,
penyusunan
rancangan penelitian, menentukan populasi dan
sampel, menentukan instrumen penelitian, dan
Teknis analisis data dalam penelitian ini
adalah dengan langkah :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
menganalisis data.
observasi dan wawancara. Data yang dibuat
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
berupa data kasar yang diperoleh dari
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan
teknik
teknik
catatan lapangan berbentuk deskriptif atau
wawancara. Instrumen yang digunakan dalam
yang sering dinamakan dengan transkrip,
penelitian ini adalah panduan observasi dan
transkrip ini masing-masing diberi kode
panduan
sesuai dengan metode yang digunakan dalam
wawancara.
observasi
Langkah
dan
lapangan. Data tersebut ditulis dalam bentuk
penyusunan
instrument panduan observasi disusun atas dasar
validitas
logis.
Langkah-langkahnya
adalah
menentukan definisi kecakapan sosial, kemudian
membatasi aspek yang
pengambilan data.
2. Pendeskripsian data hasil penelitian dan
pembahasan
diteliti yaitu aspek
Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan
komunikasi dan kerjasama. Langkah terakhir
data yang telah diperoleh melalui berbagai
adalah menentukan indikator yang berkaitan
teknik
dengan aspek yang diteliti. Indikator-indikator
mendeskripsikan data hasil observasi dan
tersebut digunakan sebagai butir instrument.
wawancara. Data yang dideskripsikan yaitu
Indikator yang akan diukur adalah sebagai
mengenai kecakapan sosial masing-masing
berikut: siswa mampu menyatakan pendapat,
subyek. Peneliti membahas secara lebih
siswa mampu bertanya, siswa mendengarkan saat
mendalam
orang lain bicara, siswa memberikan masukan
dideskripsikan tersebut berdasarkan aspek-
kepada teman, siswa dapat bekerjasama dalam
aspek yang menjadi fokus dalam penelitian.
kelompok. siswa berani mengambil keputusan,
siswa membembantu mengatasi kesulitan teman,
siswa berterimakasih saat mengembalikan barang
pengumpulan
data-data
data,
yang
seperti
telah
5
Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015
3. Pengambilan kesimpulan
bekerja kelompok dengan siapapun teman satu
Pengambilan kesimpulan dilakukan
kelompoknya. Bagi FU perilaku ini sebaiknya
setelah membandingkan display data hasil
dipertahankan, sedangkan untuk AN dan RZ
penelitian.
perlu bimbingan dalam bekerja kelompok sesuai
Data
hasil
dari
observasi
dibandingkan dengan data hasil wawancara.
dengan
Dari membandingkan keduanya, diambil
menunjukkan perilaku yang berbeda saat melihat
kesimpulan
orang
yang
menjawab
pertanyaan
penelitian yang telah diajukan.
kekurangannya.
lain
susah.
Ketiga
Ketiganya
subyek
menunjukkan
perilaku kurang bersimpati saat teman mengalami
kesusahan. FU membantu teman yang susah jika
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Subyek penelitian yaitu FU, AN dan RZ.
Penelitian
bertujuan mengungkap kecakapan
komunikasi
dan
kerjasama.
Pada
aspek
kecakapan komunikasi mencakup beberapa sub
dimintai tolong dan tergantung suasana hatinya.
AN dan RZ hampir menunjukkan perilaku yang
sama yaitu memberikan bantuan saat dimintai
tolong oleh orang lain.
Kecakapan sosial pada aspek kerjasama,
saat
menunjukkan ketiga memiliki perilaku yang
menyampaikan pendapat, 2) perilaku siswa saat
berbeda-beda. FU merupakan subyek yang dapat
bertanya, 3) perilaku saat diajak bicara oleh orang
dikategorikan sebagai subyek yang mempunyai
lain dan 4) perilaku siswa saat memberi masukan
kecakapan sosial dalam aspek kerjasama lebih
kepada orang lain. Kecakapan subyek dalam
baik dibandingkan dengan kedua subyek lain
menyampaikan pendapat memiliki karakteristik
yaitu AN dan RZ. FU mampu melakukan
yang berbeda. Meskipun terdapat perbedaan akan
beberapa indikator perilaku aspek kerjasama.
tetapi ketiga karakteristik tersebut menunjukkan
Meskipun tidak sebaik jika dibandingkan dengan
bahwa ketiga subyek memiliki kemampuan yang
anak normal seusianya. Kemampuan FU ini
kurang
pendapat.
sejalan dengan pernyataan Mumpuniarti (2000:
adalah menyampaikan
41) tentang karakteristik anak tunagrahita ringan
indikator
yaitu:
dalam
1)
perilaku
siswa
menyampaikan
Karakteristik tersebut
menyampaikan
pada karakteristik sosial “…mereka mampu
pendapat dengan tidak sungguh-sungguh dan
bergaul, menyesuaikan di lingkungan yang tidak
tidak percaya diri saat menyampaikan pendapat
terbatas keluarga saja, ada yang mampu mandiri
dengan menunjukkan ketakutan.
dalam masyarakat.”
pendapat
dengan
memaksa,
Perilaku yang ditunjukkan subyek FU yaitu
Subyek AN dan RZ menunjukkan perilaku
dapat bekerja kelompok dengan baik dengan
yang berbeda, akan tetapi jika dikaitkan dengan
teman sekelompoknya tanpa membedakan teman
teori
satu kelompoknya. AN hanya menunjukkan
karakteristik tunagrahita ringan pada karakteristik
perilaku santun saat bekerja kelompok jika teman
sosial yang disebutkan oleh Astati (2001: 5-7)
kelompoknyaadalah
sukai.
yaitu, anak tunagrahita ringan cenderung menarik
Sedangkan RZ menunjukkan perilaku pasif dalam
diri, acuh tak acuh, dan mudah bingung. Mereka
orang
yang
dia
yang
ada
keduanya
sesuai
dengan
6
Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015
cenderung bergaul dengan anak normal yang
mengajak
lebih muda dari usianya. Subyek AN cenderung
dengan orang yang mengajak bicara.
berperilaku yang menunjukkan acuh tak acuh.
Subyek
RZ
menunjukkan
perilaku
yang
cenderung menarik diri.
Kemampuan
menunjukkan
Ketiga
subyek
RZ tidak
cenderung
komunikatif
menunjukkan
perilaku kurangnya kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain. Ketiga subyek menunjukkan
ketiga
perilaku
berbicara.
subyek
saat
bertanya
dalam
lebih santun saat berkomunikasi dengan teman
yang
sebaya dan adik kelas. Kesimpulan dari keempat
berbeda. Dari ketiga subyek, FU adalah subyek
indikator,
yang menunjukkan perilaku baik saat bertanya.
berkomunikasi adalah menggunakan bahasa yang
FU juga berani bertanya dengan siapapun dan
kasar, kurang percaya diri, dan tidak bersungguh-
dengan menunjukkan perilaku yang baik juga
sungguh. Menggunakan bahasa yang kasar bagi
tanpa membedakan siapa yang diajak bicara.
tunagrahita sering terjadi, akan tetapi pada
Perilaku AN dalam
beberapa
bertanya menunjukkan
perilaku
yang
kasus
anak
ditunjukkan
tunagrahita
saat
yang
kesopanan saat dia berbicara dengan orang yang
mengucapkan kata-kata kasar tersebut tidak
dia segani atau takuti, berbeda saat AN mengajak
mengetahui maknanya. Subyek pada penelitian
berbicara teman sebaya atau adik kelas. AN
ini khususnya AN sering mengucapkan kata-kata
menggunakan
kasar saat berkomunikasi, akan tetapi saat
bahasa
yang
kurang
santun.
Sedangkan untuk subyek RZ menunjukkan
ditanyakan
artinya
apa
ketakukan untuk bertanya. Dari ketiga subyek
menjawabnya.
penelitian, dalam aspek perilaku saat bertanya
tunagrahita ringan memberikan kesan bahwa
AN dan RZ masih perlu bimbingan sedangkan
mereka menjadi anak penuh umpatan, padahal
untuk FU sudah menunjukkan perilaku yang baik
makna kata yang mereka ucapkan sering tidak
saat bertanya.
diketauhi artinya. Mereka hanya membeo pada
Hal
ini
dia
tidak
bisa
menjadikan
anak
Dapat ditegaskan bahwa dari ketiga subyek,
apa yang mereka dengar. Hal ini sejalan dengan
FU mempunyai perilaku yang baik saat orang lain
karakteristik anak tunagrahita ringan pada aspek
mengajak berbicara. FUtidak hanya memberikan
bahasa dan penggunaannya menurut Astati (2001:
perhatian saat orang lain berbicara dengannya
5-7) yang menyebutkan bahwa Anak tunagrahita
akan tetapi
juga memberikan respon kepada
ringan banyak yang lancar berbahasa tetapi
orang lain yang mengajak berbicara. Berbeda
kurang dalam perbendaharaan kata serta kurang
dengan FU AN hanya memberikan perhatian dan
mampu menarik kesimpulan mengenai apa yang
respon yang baik kepada orang yang dia segani.
dibicarakan.
Sedangkan RZ memberikan perhatian kepada
siapapun
yang
mengajaknya
berbicara.
Pada kasus subyek yang cenderung pasif
dalam
pergaulan
terutama
saat
melakukan
Kelemahan RZ saat diajak bcara orang lain
komunikasi, dapat dikaitkan dengan karakteristik
adalah jarangnya memberi respon orang yang
anak tunagrahita ringan pada aspek sosial yang
disebutkan oleh Astati (2001: 5-7) bahwa Anak
7
Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015
tunagrahita ringan cenderung menarik diri, acuh
Saran
tak acuh, dan mudah bingung. Subyek yang
Berdasarkan penelitian dan pembahasan
menarik diri pada kasus RZ, lebih memilih
peneliti memberikan saran kepada kepala sekolah
bergaul dengan adik kelasnya. Mereka cenderung
untuk mempertimbangkan membuat program-
bergaul dengan anak normal yang lebih muda dari
program pengembangan diri yang secara khusus
usianya. Perilaku kasar dan tidak sungguh-
dibuat dengan tujuan melatih kecakapan sosial
sungguh dapat digolongkan kriteria acuh tak
bagi siswa tunagrahita. Bagi orangtua peneliti
acuh. Perilaku menarik diri terlihat dari perilaku
menyarankan
RZ yang terlihat saat diajak berkomunikasi
kecakapan sosial pada aspek komunikasi dan
kurang memberikan respon, jarang bertanya
kerjasama.
karena takut. Subyek FU menunjukkan beberapa
menyarankan agar mengamati perkembangan
perilaku yang baik saat melakukan komunikasi
masing-masing
dengan orang lain yaitu menghormati orang yang
perilaku siswa yang kurang baik dalam interaksi
lebih tua, bahasa yang digunakan sopan, dan
sosial.
memberikan respon pada orang yang mengajak
menyarankan
berkomunikasi. Subyek FU ini menunjukkan
keterbatasan pada penelitian ini.
agar
orangtua
Kemudian
Bagi
untuk
siswa
penelitian
hendaknya
untuk
membimbing
guru,
peneliti
membimbing
selanjutnya
peneliti
mempertimbangkan
perilaku yang sesuai dengan karakteristik yang
disebutkan oleh Mumpuniarti (2000 : 41) bahwa
DAFTAR PUSTAKA
karakteristik sosial anak tunagrahita ringan
Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang
Cacat Tunagrahita. Bandung : CV.
Pandawa
mampu bergaul, menyesuaikan di lingkungan
yang tidak terbatas keluarga saja, ada yang
mampu mandiri dalam masyarakat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Ketiga
Subjek
menunjukkan
perilaku
Lana Pratiwi Rukmana. S. dan Ari Wahyudi.
(2013). Peningkatan Interaksi Sosial
Anak Tunagrahita Ringan dengan Metode
bermain Kelompok Switcheroo di SDN
Inklusi Sidodadi II Surabaya. Jurnal
Pendidikan Khusus. No.3. Hlm. 1-5.
yang beerbeda saat melakukan komunikasi dan
bekerjasama. Akan tetapi perilaku-perilaku yang
ditunjukkan mengacu pada kurangnya kecakapan
sosial
subjek.
meskipun
Dapat
ketiga
subjek
disimpulkan
merupakan
bahwa
anaka
tunagrahita ringan akan tetapi, menunjukkan
May Lwin. et al. (2008). Cara Mengembangkan
Berbagai Komponen Kecerdasan. (Alih
bahasa : Christine Sujana,S.Pd). Jakarta :
Penerbit Indeks.
Mumpuniarti.
(2000).
Penanganan
Anak
Tunagarhita. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
perilaku yang bervariasai dalam berkomunikasi
dan
bekerja
sama.
Ketiga
subjek,
masih
Suharsimi Arikunto. (2002).
Prosedur
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
memerlukan arahan dari orang terdekat seperti
guru dan orang tua untuk mengarahkan dan
membimbing perilaku yang berkaitan dengan
komunikasi dan kerjasama.
Sutjihati Sumantri. (2006). Psikologi Anak Luar
Biasa. Bandung : Refika Aditama.
8
Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi Desember Tahun ke 2015
Download