BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin “communis”. Communis atau dalam bahasa Inggrisnya “commun” yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan (Suwardi, 1986:13). 7 Dalam komunikasi, inti hakikatnya ialah harus mengandung kesamaan makna atau pengertian. Tidak ada kesamaan pengertian diantara mereka yang terlibat dalam komunikasi, salah satu persoalan dalam memberi pengertian atau definisi tentang komunikasi, yakni 7 H. Syaiful Rohim. Teori Komunikasi : Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Rineka Cipta. 2009 hal 8 13 14 banyaknya definisi oleh banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, jadi pengertian komunikasi tidak sesederhana yang kita lihat sebab para pakar dan ahli memberi definisi panjang dan ada pula yang pendek, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Definisi lain tentang komunikasi seperti yang dikemukakan Moor adalah penyampaian pengertian antar individu. Dikatakannya semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang lain. Pada pokoknya komunikasi adalah pusat minat dan situasi perilaku di mana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku penerima tersebut.8 Hakikat komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk menyampaikan isi pesannya kepada manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu. Manusia hidup dalam dunia komunikasi. Setiap hari dan setiap saat manusia melakukan aktifitas komunikasi antarpribadi, berbicara dengan anggota keluarga, tetangga, dan rekan sejawat. Pada saat berbicara dengan diri sendiri, meyakinkan diri dalam memutuskan sesuatu, manusia melakukan komunikasi intra pribadi. Pada sebuah organisasi, manusia memecahkan masalah atau mengembangkan ideide atau inovasi, saling berinteraksi dalam komunikasi kelompok atau organisasi. 8 Ibid 15 Isi dari interaksi antarmanusia adalah komunikasi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia baik perseorangan, kelompok, atau pun organisasi dalam ilmu komunikasi disebut tindakan komunikasi. Jadi, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang dapat bertukar fungsi karena adanya timbal balik (feedback). Dengan kata lain, komunikasi bersifat dua arah (two way communication). Dimana komunikasi memerlukan pemahaman yang sama antara perilaku komunikasi. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:9 a. Informasi Pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 9 H.A.W Widjaja. Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta. Bumi Aksara. 2010 hal 9 16 b. Sosialisasi (pemasyarakatan) Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat. c. Motivasi Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong keinginannya, orang mendorong menentukan kegiatan individu pilihannya dan dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. d. Perdebatan dan diskusi Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal. e. Pendidikan Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 17 f. Memajukan kebudayaan Penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu perkembangan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya. g. Hiburan Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan image dari drama, tari, kesenian, kesusateraan, musik, olahraga, permainaan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu. h. Integrasi Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain. 2.2 Komunikasi Antarbudaya 2.2.1 Definisi Komunikasi Antarbudaya Komunikasi antarbudaya merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan antarmasyarakat yang berbeda budayanya. Komunikasi antarbudaya sebenarnya merupakan proses komunikasi biasa saja, hanya saja mereka yang terlibat di dalamnya mempunyai latar belakang budaya yang berbeda. Dalam komunikasi yang terjadi antar dua budaya yang berbeda itu, maka aspek budaya seperti bahasa, 18 isyarat non-verbal, sikap, kepercayaan, watak, nilai dan orientasi pikiran akan lebih banyak ditemukan sebagai perbedaan yang besar yang seringkali mengakibatkan terjadi terjadi distorsi dalam komunikasi.10 2.2.2 Pentingnya Komunikasi Antarbudaya Sekarang ini komunikasi antar budaya semakin penting dan semakin vital ketimbang di masa-masa sebelum ini. Beberapa faktor menyebabkan pentingnya komunikasi antarbudaya, antara lain mobilitas, pola imigrasi, saling ketergantungan ekonomi, teknologi komunikasi, dan stabilitas politik. a. Mobilitas Mobilitas masyarakat di seluruh dunia sedang mencapai puncaknya. Perjalanan dari satu negara ke negara lain dan dari satu benua ke benua lain banyak dilakukan. Termasuk juga perjalanan domestik banyak dilakukan orang. Saat ini orang seringkali mengunjungi budaya-budaya lain untuk mengenal daerah baru dan orang-orang yang berbeda serta untuk menggali peluang-peluang bisnis. Hubungan antarpribadi kitasemakin menjadi hubungan antarbudaya. b. Pola Imigrasi Selain itu pola imigrasi pada setiap tempat itu hadir dengan segala konsekuensinya. Di hampir setiap kota terbesar di dunia, kita 10 Alex H. Rumondor. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta : Universitas Terbuka. 2005 hal 1.17 19 dapat menjumpai orang-orang dari bangsa lain, termasuk di Jakarta. Kita bergaul, bekerja atau bersekolah dengan orang-orang yang sangat berbeda dari kita. Pengalaman sehari-hari kita telah menjadi hubungan antarbudaya. c. Saling Ketergantungan Ekonomi Masa kini, kebanyakan negara secara ekonomi bergantung pada negara lain. Beberapa waktu yang lalu, belum lama berselang sebagai contoh kehidupan ekonomi Amerika bergantung pada Eropa (Barat) yang kulturnya memiliki banyak kemiripan dengan kultur Amerika. d. Teknologi Komunikasi Teknologi komunikasi yang berkembang pesat telah membawa kultur luar yang adakalanya asing ke rumah kita. Film-film import yang ditayangkan di televisi telah membuat kita mengenal adat kebiasaan dan riwayat bangsa-bangsa lain. Berita-berita dari luar negeri merupakan hal yang lumrah. Setiap malam kita menyaksikan apa yang terjadi di negeri yang jauh melalui televisi, melalui telepon kita dapat berhubungan langsung ke setiap pelosok dunia. Teknologi telah membuat komunikasi antarbudaya mudah, praktis, dan tak terhindarkan. e. Stabilitas Ekonomi Sekarang ini stabilitas politik kita sangat tergantung pada stabilitas politik kultur atau negara lain. Kekacauan politik di belahan dunia 20 lain, misalnya Vietnam, Polandia, Timur Tengah mempengaruhi keamanan kita. Komunikasi dan saling pengertian antarbudaya saat ini terasa penting ketimbang sebelumnya.11 2.3 Public Relations 2.3.1 Pengertian Public Relations Pada dasarnya, Public Relations merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama seperti Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) pun memerlukan humas. Kebituhan akan kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena Public Relations merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting Public Relations sebagai suber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan “banjir informasi” seperti saat ini.12 Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dan segenap khalayaknya. 11 Ahmad Sihabudin. Komunikasi Antarbudaya, Satu Perspektif Multidimensi. Jakarta : Perpustakaan Nasional. 2013 hal 5 12 M. Linggar Anggoro. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara. 2002 hal 1 21 Definisi Public Relations menurut Cutlip, Center dan Brown menyebutkan : “Public Relations distisictive managment fungction which help establish and mutual ling of communication between on organization and its public”. (Public Relations adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerjasama antar organisasi dengan berbagai publikasinya). 13 Sebagaimana telah dikemukakan, ada sejumlah definisi mengenai humas. Webster’s New World Dictionary mendefinisikannya sebagai “Hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas; khususnya fungsi-fungsi koperasi, organisasi dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri.”14 DeFleur dan Dennis mengutip Scott Cutlip dan Allan Center dalam mendefinisikan Public Relations sebagai “...upaya terencana guna memperngaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan kinerja yang bertanggungjawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang memuaskan kedua belah pihak”. Selain itu mereka juga menyatakan bahwa, pada dasarnya Public Relations merupakan proses komunikasi, dimana individu atau unit-unit masyarakat berupaya untuk 13 Soleh Soemirat dan Elvirano Ardianto. Dasar-dasar Public Relations. PT. Remaja Rosdakarya. 2002 Hal 14 14 Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2004 hal 6 22 menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau publik untuk tujuan tertentu. 15 Public Relations memiliki ruang lingkup yang luas dalam suatu perusahaan, karena berkaitan dengan public internal atau pun ekternal suatu perusahaan. Dimana keseluruhan kegiatannya untuk menciptakan citra/ image yang baik dari suatu perusahaan, serta pembentukan opini publik yang positif dari berbagai produk/ jasa yang dihasilkan untuk kelangsungan dan pengembangan organisasi. Definisi Public Relations yang paling lengkap setalah mengkaji 472 lebih definisi, Dr. Rex Harlow dalam bukunya A Model for Public Relations Education or Professional Practies 1987, menyatakan bahwa : “Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama; melibatkan manajemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.” 16 15 16 Yosal Iriantara. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta. Ghalia Indonesia. 2004 hal 43 Rosady Ruslan, op.cit., 16 23 Hubungan masyarakat dapat dipahami sebagai suatu aktivitas komunikasi yang berusaha menjembatani hubungan tmbal balik antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya. Dalam hubungan ini bida juga dipahami dalam ungkapan yang diberikan oleh Doug Newsom dan Alan Scott dalam buku mereka “This is PR/ The Realities of Public Relations” yang menyebutkan “Public Relations person is the link between the public and the institution”, yang artinya Orang PR itu adalah penghubung antara publik dan institusi. 17 Public Relations adalah “link” (penghubung atau mata rantai) antara lembaga yang diwakilinya dengan publik. Maka kegiatan profesi ini mencakup semua kegiatan mengenai penelitian terhadap khalayak, menerima masukan, memberi masukan, membantu merumuskan kebijakan dan memberikan evaluasi mengenai keefektifan program yang dilancarkan. 2.3.2 Fungsi Public Relations Fungsi utama dari Public Relations adalah membentuk citra atau reputasi positif dari perusahaan tersebut di mata publik. Citra ataupun reputasi positif sangat penting bagi organisasi yang bersangkutan karena dengan memiliki citra atau reputasi yang positif, organisasi tersebut akan mendapatkan dukungan dari khalayak dalam segala hal yang akan membawa keuntungan bagi perusahaan, misalnya organisasi tersebut akan semakin mendapat kepercayaan dari khalayak sehingga 17 Madiddin Mahmud. Hubungan Masyarakat. Universitas Terbuka. Jakarta. 2004 hal 1.4 24 akan semakin banyak khalayak yang menggunakan jasa atau membeli produk yang dikeluarkan organisasi tersebut. Namun sebaliknya, jika citra atau reputasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut negatif, maka posisi perusahaan tidak akan tenang. Organisasi tersebut akan senantiasa diganggu oleh beragam kritik, kecaman, atau bentuk-bentuk ancaman negatif lainnya yang tentu saja akan menganggu sistem operasi organisasi tersebut. 2.3.3 Tujuan Public Relations Sesuai dengan pengertian Public Relations, maka tujuan utama dari kegiatan Public Relations sendiri ada dua, yaitu membentuk persepsi positif di benak masyarakat secara berkepanjangan serta membangun dan mempertahankan hubungan yang baik antara organisasi dengan khalayaknya. Namun demikian, sebenarnya masih banyak lagi tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Public Relations, diantaranya : 1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan perusahaan. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang semula hanya menangani transportasi truk tapi kemudian mulai menjual mesin pemanas ruangan. Guna menyesuaikan diri atas adanya kegiatan yang baru tersebut, maka perusahaan harus berusaha mengubah citranya supaya kegiatan dan produk tersebut mendapat sambutan positif dari khalayaknya. 25 2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai. 3. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan. 4. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru. 5. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan. 6. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan. 18 2.3.4 Peran Public Relations Peran praktisi Public Relations merupakan salah satu kunci penting untuk pemahaman fungsi Public Relations dan komunikasi organisasi. Peranan Public Relations lebih jauh diuraikan menjadi empat peranan, yaitu : 19 1. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Peran teknisi komunikasi adalah peran dasar yang harus dimiliki oleh setiap praktisi Public Relations. Sebagai seorang teknisi komunikasi, praktisi Public Relations biasanya tidak dilibatkan 18 Frank Jefkins. Public Relations, Edisi Keempat. Jakarta. Penerbit Erlangga. 1995 Hal 56 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, and Glen M. Broom. Effective Public Relations, 8th ed. New Jersey. Prentice-Hall, Inc. 2000. Hal 37-44 19 26 dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Mereka dilibatkan setelah keputusan dibuat untuk melaksanakan hasil keputusan tersebut, termasuk ketika keputusan tersebut mengharuskan mereka untuk berbicara kepada karyawan atau media. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seorang praktisi Public Relations sebagai teknisi komunikasi diantaranya menulis siaran pers, menulis konten untuk media internal organisasi dan melakukan media relations. 2. Ahli Pemberi Saran (Expert Prescriber) Ketika Public Relations dalam perannya sebagai ahli pemberi saran, maka mereka mendapat kepercayaan penuh dari pihak manajemen yang lebih memilih bersikap pasif. Kemampuan yang harus dimiliki oleh praktisi Public Relations dalam perannya sebagai ahli pemberi saran adalah menerangkan masalah yangterjadi, membuat program, serta mengambil tanggungjawan penuh atas pelaksanaan tersebut. Peran inilah yang banyak diharapkan oleh praktisi Public Relations karena memberikan mereka wewenang lebih besar untuk melakukan apa yang harusnya dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Dengan percaya pada praktisi Public Relations, manajemen menjadi bergantung sepenuhnya kepada ahlinya setiap kali muncul masalah-masalah Public Relations. Sayangnya, kepercayaan ini akhirnya dapat menimbulkan pandangan yang salah dari manajemen 27 bahwa Public Relations adalah hanya pekerjaan yang penting pada saat-saat tertentu saja dan tidak berpengaruh pada operasional perusahaan. Di sisi lain, ada perasaan tidak puas dari praktisi karena mereka merasa menjadi satu-satunya pihak yang bertanggungjawab ketika program tersebut tidak berjalan dengan baik, padahal banyak faktor lain yang menentukan, misalnya kepercayaan dan kerjasama dari seluruh karyawan terhadap program tersebut serta ketersediaan informasi. 3. Communications Fasilitator Praktisi Public Relations sebagai fasilitator komunikasi antara organisasi dengan publiknya. 4. Technician Fasilitator Praktisi Public Relations sebagai pelaksana teknisis komunikasi. 2.3.5 Ruang Lingkup Public Relations Ruang lingkup Public Relations adalah menyangkut citra (image), mulai dari menumbuhkan citra, memelihara atau mempertahankan citra hingga upaya untuk meningkatkan citra agar lebih baik dan lebih tinggi dari yang sudah ada, memperbaiki citra bila ada gangguan atau mengembalikan citra yang baik dan positif. Definisi diatas menunjukkan bahwa ruang lingkup Public Relations dibagi menjadi dua bagian, bagian Eksternal Public Relations memiliki tugas yang berhubungan atau menyangkut urusan ekstern suatu 28 organisasi atau perusahaan, sedangkan bagian Internal Public Relations memiliki tugas yang mengenai urusan intern suatu organisasi atau perusahaan. - Internal Public Relations Internal Public Relations merupakan suatu bagian dari kegiatan Public Relations yang berfungsi merencanakan, mengendalikan dan mengembangkan system komunikasi internal perusahaan dan kegiatan protokoler untuk membangun serta mengembangkan citra positif perusahaan di lingkungan internal dan menyelenggarakan kegiatan administrasi, keuangan, dan dukungan umum bagian komunikasi korporat. Menurut Effendy, dalam bukunya Human Relations dan Public Relations menerangkan bahwa hubungan pada umumnya dengan : i. Hubungan dengan karyawan (employe relations), merupakan suatu kekuatan yang hidup dan dinamis, yang dibina dan diabadikan dalam hubungan dengan perorangan sehari-hari ii. Hubungan dengan pemegang saham (stakeholder relations), modal merupakan salah satu faktor terpenting bagi suatu organisasi kekaryaan seperti perusahaan, yang baik dengan para pemegang saham, komunikasi dengan mereka dapat dilakukan oleh Public Relations Officer, sebagai petugas yang sudah terbiasa dalam bidangnya. 29 Hubungan dengan Public Internal perlu dijalin dan dijaga agar terjadi keharmonisan didalam tubuh organisasi atau perusahaan, dengan adanya hubungan yang harmonis, maka akan tercipta suatu keadaan yang kondusif untuk memajukan organisasi atau perusahaan, selain itu akan mendorong lahirnya citra positif di masyarakat internal. - Eksternal Public Relations Public eksternal adalah public yang berada diluar organisasi yang harus diberikan penerangan untuk dapat membina hubungan baik (goodwill), yaitu : a. Press Relations, merupakan kegiatan PR dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik dengan pers b. Government Relations, merupakan kegiatan PR dalam mengatur dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat setempat, yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan c. Community Relations, merupakan kegiatan PR dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat setempat, yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan d. Supplier Relations, merupakan kegiatan PR dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan para relasi 30 agar segala kebutuhan perusahaan dapat diterima dengan baik e. Customer Relations, merupakan kegiatan PR dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan pelanggan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa customer lah yang sangat membutuhkan perusahaan dan bukan sebaliknya f. Consumen Relations, merupakan kegiatan PR dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan baik dengan para konsumen agar produk yang dibuat dapat diterima dengan baik oleh para konsumen. Hubungan-hubungan tersebut diatas harus dipelihara dan dibina agar dengan khalayak tersebut dapat tercipta hubungan harmonis sehingga khalayak menilai positif terhadap lembaga yang bersangkutan. Jadi khalayak dalam bidang Public Relations banyak jenisnya diantaranya, sebagaimana telah disebutkan diatas, para karyawan, pemegang saham, masyarakat sekitar lembaga, para langganan, pemerintah, pers dan sebagainya. Selanjutnya bagaimana terbentuknya sikap publik dalam proses hubungan masyarakat itu tergantung pada, tujuan yang mendasari apa yang dilakukannya didalam, dan dikomunikasikan kepada publiknya. 31 2.4 Perencanaan Program Komunikasi Program komunikasi adalah kegiatan penggunaan yang terencana dan terkoordinir dari berbagai metoda komunikasi untuk keperluan pemusatan perhatian kepada, dan menawarkan suatu pemecahan terhadap, suatu problem tertentu. 20 Umumnya program komunikasi adalah untuk mengkampanyekan suatu program atau produk, sedangkan yang kedua adalah program komunikasi yang mengemban fungsi manajemen strategis dari sebuah organisasi dalam rangka mewujudkan misi lembaga atau korporasi.21 Berdasarkan bentuk kampanyenya, ruang lingkup program komunikasi dapat meliputi kegiatan hubungan masyarakat (Public Relations), pemasaran (Marketing), periklanan (Advertising), penyuluhan dan pendidikan. Pada prinsipnya program komunikasi berlaku pada setiap kegiatan yang bermaksud mengkomunikasikan suatu masalah atau gagasan kepada khalayak luas. 2.4.1 Faktor Penting Dalam Penyusunan Rencana Program Komunikasi Dalam penyusunan rencana program komunikasi baik itu suatu perusahaan ataupun organisasi harus menyusun langkah-langkah prioritas untuk menjalankan program organisasinya. Hal-hal tersebut dapat disusun berdasarkan hal-hal prioritas sebagai berikut :22 20 Zulkarimein Nasution. Perencanaan Program Komunikasi. Universitas Terbuka. 2005 hal 1.4 Ibnu Hamad. Perencanaan Program Komunikasi. Universitas Terbuka. 2010 hal 1.13 22 Zulkarimein Nasution. Op.cit. Hal 1.14 21 32 1. Ketersedian Finansial Kegiatan komunikasi yang akan dilakukan (apakah akan terbentuk siaran televisi), atau hanya mencetak (pamphlet) ditentukan oleh tersediaan atau tidaknya keuangan atau biaya untuk itu. 2. Kebutuhan Nasional dan Kebijakan Departemen Dalam menentukan kegiatan tertentu haruslah disesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan nasional dan kebijakan departemen ataupun instansi yang berkenaan dengan bidang masalah yang dimaksud. 3. Kebutuhan Lokal dan Kondisi Setempat Masyarakat tertentu mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu pula. Dengan begitu apa yang diperlukan oleh suatu masyarakat lainnya, karena kerap kali justru kunci persoalan terletak disini. 4. Ketersedian Sumber-sumber (resources) Merupakan hal-hal yang diperlukan untuk memungkinkan dilakukannya sesuat. Termasuk kedalamnya adalah keahlian, sarana dan prasarana, tenaga dan sebagainya. Ketersediaan sumbersumber yang diperlukan untuk mengadakan kegiatan komunikasi tidak selalu sama disemua kegiatan komunikasi tidak selalu sama disemua tempat, tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. 5. Kesegaran Efek Terhadap Khalayak Dalam merencanakan suatu kegiatan komunikasi harus dipertimbangkan (immediacy) efek yang kelak ditimbulkannya, 33 apabila hal itu memang dibutuhkan. Suatu kegiatan komunikasi memang ada yang efeknya cepat terlihat, tetapi ada pula yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui efeknya. 6. Kemungkinan Respon Khalayak Berdasarkan perhitungan dan pengalaman sebelumnya, dapat juga diperkirakan bagaimana kemungkinan respons khalayak terhadap kegiatan komunikasi yang direncanakan. Perkiraan ini seyogyanya dipertimbangkan agar kegiatan yang diadakan nantinya benar-benar berhasil dan berdaya guna. 7. Pengalaman Sebelumnya Dalam kaitan ini, pengalaman melakukan kegiatan komunikasi sebelumnya baik ditempat lain maupun ditempat yang sama merupakan pertimbangan yang berharga untuk menjadi masukan. Dengan demikian dapat dihindari hal-hal yang dinginkan. 2.4.2 Langkah-langkah Perencanaan Program Komunikasi Berikut ini langkah-langkah perencanaan program komunikasi yang digunakan adalah sebagai berikut :23 2.4.2.1 Menganalisis Masalah Langkah pertama adalah menganalisis masalah atau problem yang dihadapi. Hasil analisis inilah yang menjadi titik tolak dalam menyusun perencanaan program komunikasi. 23 Zulkarimein, op.cit., 1.20 34 Setelah melakukan analisis yang benar, kita akan mengetahui persis, apakah sebenarnya masalah yang dihadapi oleh suatu masyarakat. 2.4.2.2 Menganalisis Khalayak Khalayak yang hendak dijangkau dengan program komunikasi yang akan dilancarkan hendaklah dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini dimaksudkan agar penyelenggara program benar-benar mengenali sepersis mungkin siapakah gerangan mereka itu masyarakat yang akan menjadi khalayak program. Pengenalan ini penting agar segala sesuatunya dalam rencana yang disusun dapat sesuai dengan khalayak. 2.4.2.3 Merumuskan Objektif atau Tujuan Spesifik Tujuan atau objective harus dirumuskan secara konkrit dan jelas. Perumusan tujuan ini berpedoman pada beberapa kaidah yang berlaku untuk itu. Dengan demikian kemana tujuan yang hendak dicapai menjadi jelas dan terang. 2.4.2.4 Memilih Media atau Saluran Komunikasi Berdasarkan analisis khalayak dan rumusan objectives, dilakukan pemilihan media atau saluran komunikasi apa yang akan digunakan untuk menjangkau khalayak. Pilihan ini dapat berupa satu atau dua media, namun juga bisa merupakan suatu kombinasi multi-media. 35 2.4.2.5 Mengembangkan Pesan Isi pesan yang akan disampaikan hendaklah dirancang lebih dahulu sebaik-baiknya. Pengembangan pesan atau disebut juga message design merupakan langkah untuk merancang dan menata pesan agar penyampaiannya kepada khalayak sasaran dapat efektif. 2.4.2.6 Merencanakan Produksi Media Setelah segala sesuatu mengenai tujuan, strategi, pemilihan media dan sebagainya ditetapkan maka kini dirumuskan rencana produksi media. Setiap media yang dipilih memerlukan perencanaan produksi agar hasil yang diperoleh nantinya dapat sesuai dengan objectives yang telah ditetapkan. 2.4.2.7 Merencanakan Manajemen Program Untuk melaksanakan program komunikasi, diperlukan suatu pengelolaan atau manajemen agar semua unsur yang terkait dalam program ini dapat melaksanakan tugas secara terkoordinir. Pada langkah ini disusun jadwal kegiatan serta siapa yang bertugas untuk setiap tugas. 2.4.2.8 Merencanakan Monitoring dan Evaluasi Sejak dari awal sudah harus dicantumkan dalam perencanaan program komunikasi mengenai aspek monitoring dan evaluasi. Monitoring dimaksudkan untuk secara terus menerus mengikuti jalannya proses program komunikasi yang 36 dimaksudkan. Sedangkan evaluasi merupakan penilaian terhadap pencapaian progran, agar segala masukan dapat menjadi bahan untuk menyempurnakan program. Dalam pelaksanaan program komunikasi diperlukan suatu strategi yang tepat untuk mencapai tujuan komunikasi. Defisni dari strategi komunikasi itu sendiri menurut Effendy adalah : “strategi komunikasi adalah keseluruhan keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai tujuan komunikasi” 24 Strategi pada hakikatnya adalah (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Jika strategi yang diterapkan tepat, maka segalanya akan berjalan denganlancar. Strategi, seperti perencanaan, berlaku untuk semua program maupun kegiatan-kegiatan tugas, strategi menjadi penting karena memberikan fokus terhadap usaha yang dilakukan, untuk membantu mendapatkan hasil serta melihat jauh kedepan. Strategi dapat didefinisikan sebagai penentuan tujuan dan sasaran usaha jangka panjang panjang dan adopsi upaya pelaksanaan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.25 24 25 Onong L. Effendy. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Alumni Bandung. 1981 hal 59 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Op.cit. hal 353