BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri ekspor merupakan industri yang bergerak dalam bisnis yang menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses ekspor impor terjadi karena Negara mempunyai karakteristik dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Perusahaan yang mampu mengekspor barangnya ke Negara lain akan dapat membantu dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Keberhasilan perusahaan ekspor dapat dilihat dari berbagai faktor, salah satu faktor adalah sumber daya manusia. Perusahaan yang mampu memperkerjakan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi akan membantu perusahaan tersebut dalam mencapai tujuan. Sumber daya manusia perlu dikelola dengan baik dan benar, maka dari itu diperlukan manajamen sumber daya manusia yang mampu untuk mengelola dan mengembangkan setiap potensi dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia merupakan pusat bagi suatu organisasi untuk dapat memanfaatkan sumber daya secara optimal dan efektif untuk memperoleh keuntungan jangka panjang (Naeem et al., 2014). Kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuan sangat bergantung pada perilaku karyawan dalam berkerja. Era baru manajemen dan organisasi pada saat ini seperti perilaku, keberanian, kesadaran, kebersamaan dan kerjasama merupakan hal dasar bagi menjalankan kegiatan organisasi. Organisasi perlu mempelajari dan mengamati 1 dengan baik bagaimana suatu perilaku setiap karyawan mampu mempengaruhi kinerja organisasi. Salah satu perilaku yang perlu diperhatikan perusahaan adalah Organizational Citizenship Behavior. Organisasi dengan karyawan yang memiliki tingkat kecenderungan OCB cukup tinggi mengindikasikan organisasi tersebut berjalan dan dikelola dengan baik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi OCB maka dari itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi OCB. OCB adalah suatu perilaku individu yang tidak berkaitan secara langsung dan eksplisit oleh sistem penghargaan, dan secara agregat berfungsi meningkatkan efektivitas suatu kinerja organisasi (Organ, 1988 dalam Erkutlu, 2011). Memiliki SDM yang mempunyai perilaku dimana karyawan berkeinginan untuk bekerja lebih dari tanggung jawab pekerjaannya dan tidak mengharapkan balas budi dari organisasi merupakan suatu hal yang penting (Alizadeh et al., 2012). OCB merupakan perilaku karyawan yang dapat menguntungkan bagi suatu organisasi. Perilaku ini merupakan pilihan dari seorang individu dalam membantu organisasi dalam meningkatkan produktivitas (Sharma et al., 2011). Perilaku OCB merupakan tindakan sukarela yang dilakukan oleh individu yang tidak mengharapkan imbalan lebih dari perusahaan. Pada dasarnya perilaku OCB merupakan dedikasi yang ingin ditunjukkan karyawan bagi organisasi. Perkembangan persaingan dunia bisnis dan dunia kerja saat ini membuat tugas dan pekerjaan menjadi lebih susah dan berat jika harus dikerjakan sendiri, maka dari itu karyawan harus mampu bekerja dalam sebuah tim dan mampu bekerjasama. Saling bekerjasama dan membantu satu sama lain dapat mengurangi 2 beban kerja yang dirasakan karyawan, selain itu suatu pekerjaan yang dilakukan bersama akan lebih mudah untuk diselsaikan. Karyawan dengan perilaku OCB akan tanpa sungkan membantu karyawan lainnya dengan begitu pekerjaan semakin ringan. Perusahaan harus mampu menciptakan kondisi kerja dimana karyawan menghargai satu sama lain, ingin untuk bekerja melebihi tanggung jawabnya, dan ikhlas mebantu karyawan lain maka dengan begitu perusahaan akan semakin mudah dalam mencapai tujuan. Perilaku OCB dapat disebabkan berbagai faktor salah satunya keadilan organisasional, ini didukung penelitian dari Roohi dan Feizi (2013) yang menyatakan bahwa keadilan organisasional dan dimensi dari keadilan organisasional memiliki hubungan yang positif terhadap OCB, ketika karyawan mempunyai pandangan bahwa ketika organisasi sudah memperlakukan karyawanya dengan adil, karyawan dengan sukarela melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan Ismail (2014) dengan sampel sebanyak 191 orang menyatakan bahwa seluruh dimensi keadilan organisasional berpengaruh positif terhadap OCB, dengan menerapkan sistem kerja yang adil maka akan mampu meningkatkan perilaku OCB karyawan. Keadilan organisasional adalah suatu persepsi karyawan mengenai sejauh mana karyawan diperlakukan secara adil dalam organisasi dan bagaimana persepsi tersebut berpengaruh terhadap organisasi (Najafi et al., 2011). Karyawan yang menerima perlakuan tidak adil dalam lingkungan kerjanya akan berperilaku negatif yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Perusahaan harus mampu berlaku adil pada setiap karyawannya dengan begitu 3 karyawan akan merasa lebih nyaman bekerja. Bersikap adil dengan memberikan apresiasi dan penghargaan yang pantas bagi setiap hasil kerja karyawan sangatlah penting, dengan karyawan yang merasa puas atas pekerjaanya maka akan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan. Faktor lain yang mampu untuk meningkatkan OCB adalah dengan meningkatakan kepuasan kerja karyawan. Penelitian Burusman & Mihdar (2014) menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap OCB, semakin tinggi kepuasan karyawan rasakan akan mampu meningkatkan OCB. Penelitian Maharani et al., (2013) menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh langsung dan positif terhadap OCB, dengan kata lain kepuasan kerja karyawan mempuyai kontribusi yang dapat meningkatkan OCB. Robbins (1996) dalam Sani (2013) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap seorang individu terhadap pekerjaannya. Seorang karyawan dengan tingkat kepuasan yang tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan yang akan menimbulkan peningkatan kinerja dan produktivitas. Kepuasan kerja merupakan perasaan emosi positif yang dihasilkan dari pengalaman bekerja seorang karyawan (Amin dan Saleh, 2014). Menciptakan situasi dan kondisi kerja yang nyaman merupakan suatu keharusan yang perlu organisasi lakukan. Organisasi harus menunjang setiap kebutuhan dan keinginan karyawan selama organisasi mampu, sehingga karyawan akan merasan nyaman dan puas bekerja dalam organisasi tersebut. Karyawan yang sudah merasa puas cenderung akan rela untuk berkorban dengan bekerja lebih giat tanpa pamrih demi 4 membantu perusahaan, ini menunjukan dengan menumbuhkan kepuasan kerja karyawan dalam bekerja akan mampu meningkatkan OCB para karyawan. PT. Sumiati Ekspor Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ekspor kerajinan tangan dengan jumlah karyawan sebanyak 294 orang. Berdasarkan wawancara dengan 6 karyawan bagian produksi mendapatkan hasil bahwa beberapa karyawan produksi enggan membantu karyawan lain yang memiliki permasalahan dalam pekerjaannya. Hasil wawancara mendapatkan bahwa karyawan beranggapan bukan tanggung jawab karyawan untuk membantu karyawan lain dalam menyelsaikan pekerjaanya. Rendahnya inisiatif karyawan dalam membantu sesama karyawan menunjukan terjadi permasalahan dalam salah satu dimensi OCB yaitu altruism. Permasalahan lain yang terjadi pada PT. Sumiati adalah kurang baiknya hubungan antar karyawan dan komunikasi yang buruk antar sesama karyawan yang menyebabkan antar karyawan tidak memiliki keniginan membantu satu sama lain, ini jelas menunjukan bahwa masih rendahnya courtesy karyawan PT. Sumiati. Permasalahan yang berkaitan dengan kepuasan kerja pun juga terjadi yaitu, masih kurangnya perhatian dan kurangnya apresiasi dari atasan terhadap hasil kerja karyawan sehingga menyebabkan kepuasan yang dirasakan karyawan berkurang dan mengakibatkan karyawan bersikap tidak peduli pada permasalahan kerja yang dialami karyawan lain. Berdasarkan uraian di atas maka telah diputuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran kepuasan kerja dalam memediasi pengaruh keadilan organisasional terhadap Organizational Citizenship Behavior Studi pada PT. Sumiati Ekspor Internasional Kuta”. 5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh keadilan organisasional terhadap Organizational Citizenship Behavior ? 2. Bagaimana pengaruh keadilan organisasional terhadap kepuasan kerja ? 3. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior ? 4. Bagaimana peran kepuasan kerja memediasi pengaruh keadilan organisasional terhadap Organizational Citizenship Behavior ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk menguji pengaruh keadilan organisasional terhadap Organizational Citizenship Behavior. 2. Untuk menguji pengaruh keadilan organisasional terhadap kepuasan kerja. 3. Untuk menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior. 4. Untuk menguji peran kepuasan kerja memediasi pengaruh keadilan organisasional terhadap Organizational Citizenship Behavior. 6 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, diharapkan akan muncul kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen sumber daya manuasia. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya mengembangkan penelitian dalam aspek keadilan organisasional, kepuasan kerja, dan Organizational Citizenship Behavior. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini di harapkan sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pimpinan dalam mengambil keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan keadilan organisasional, kepuasan kerja dan Organizational Citizenship Behavior di PT. Sumiati Ekspor Internasional. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian ini, maka penyajiannya disusun dalam beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut: 7 Bab I Pendahuluan Bab ini diuraikan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini mencakup konsep atau teori yang relevan mengenai keadilan organisasional, kepuasan kerja dan Organizational Citizenship Behavior serta perumusan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, metode pengukuran data dan teknik analisis data yang digunakan. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan yang diteliti, deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil analisis data dan saran untuk pengembangan bagi peneliti selanjutnya 8