BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Menurut UU Nomor 8 tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdaganagn efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan menurut Suad Husnan (2003) pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal pada dasarnya memiliki tujuan untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang memiiki kelebihan dana (investor), dengan pihak perusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi usaha ataupun untuk memperbaiki struktur modalperusahaan. Tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Bursa efek adalah arti dari pasar modal secara fisik (Tandelilin, 2001). Pasar modal merupakan tempat untuk memperdagangkan saham, obligasi dan surat berharga lainnya dan bertujuan untuk mencari investor guna mendapatkan dana untuk keperluan perusahaan pemilik saham maupun institusi lainnya (pemerintah). 8 9 Jenis pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu: (Sunariyah, 2011 : 12) a. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar Sekunder merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. c. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar Ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa (over the counter market). d. Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. 2. Inflasi Pengertian inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Kejadian inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan dalam inflasi akan terjadi penurunan tingkat pendapatan. 10 Pengertian Inflasi adalah suatu keadaan (circumstance) yang mengakibatkan naiknya harga secara umum atau proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (berkesinambungan). Inflasi dengan kata lain merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi merupakan proses suatu kejadian dan bukan tinggi rendahnya tingkat harga. Sehingga, jangan menganggap kalau tingkat harga tinggi itu berarti inflasi tinggi. Inflasi terjadi kalau proses kenaikan harga yang terus menerus dan saling pengaruh mempengaruhi. Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian secara perusahan menghadapi keseluruhan resiko yaitu kebangkrutan. dapat membuat (Samsul, 2006:201) menyimpulkan bahwa inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar. Sementara inflasi yang rendah akan berakibat pertumbuhan ekonomi yang sangat lamban dan pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban. Dalam pengertian inflasi tersebut terdapat 3 poin penting yaitu: a. Dalam inflasi, terjadi kecenderungan peningkatan harga b. Peningkatan harga dalam inflasi terjadi terus menerus (kontinu) bukan hanya sekali atau dua kali saja dalam suatu waktu saja. c. Berhubungan dengan pengertian tingkat harga umum, tidak terbatas pada beberapa komoditas saja ataupun pada satu waktu saja. Pengertian inflasi menurut economicshelp.org bahwa inflasi berarti peningkatan yang berkelanjutan dalam tingkat harga keseluruhan atau 11 umum (general price level) dalam suatu perekonomian. Inflasi berarti ada peningkatan biaya hidup (cost of living).Pengertian inflasi menurut economicshelp.org bahwa inflasi berarti peningkatan yang berkelanjutan dalam tingkat harga keseluruhan atau umum (general price level) dalam suatu perekonomian. Inflasi berarti ada peningkatan biaya hidup (cost of living). Pengertian inflasi dapat disimpulkan yaitu jumlah barang yang kamu beli dengan uang hari ini atau kedepannya tidak akan sama banyaknya dengan kemarin. Pengertian Inflasi menurut Investopedia bahwa inflasi adalah rasio peningkatan tingkat harga umum terhadap barang dan jasa dan kemudian daya beli yang menurun. Jenis-jenis inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat terbagi menjadi empat kelompok utama, yaitu inflasi sangat tinggi, inflasi berat, inflasi menengah dan inflasi rendah. a. Inflasi rendah atau creeping inflation. Pengertian inflasi rendah atau creeping inflation adalah inflasi yang besarnya kurang dari 10 % tahun. Inflasi seperti ini terkesan dibutuhkan dalam perekonomian untuk mendorong produsen agar memproduksi lebih banyak barang dan jasa. b. Inflasi Menengah atau Galloping Inflation. Pengertian inflasi menengah adalah inflasi yang besarnya berkisar antara 10-30 % setiap tahun. Inflasi menengah terjadi saat harga-harga barang dan jasa naik secara cepat dan besar. Dalam perekonomian, inflasi ini disebut inflasi dua digit. 12 c. Inflasi berat atau High Inflation. Pengertian inflasi berat atau high inflation adalah sebuah inflasi yang berada dalam kisaran 30-100% setiap tahunnya. d. Inflasi sangat tinggi atau Hyperinflation. Pengertian inflasi sangat tinggi atau hyperinflation adalah inflasi yang terjadi dengan kenaikan harga mencapai 4 digit atau diatas 100 %. Sebelum terjadi hiperinflasi, saya sarankan anda membeli banyak barang ataupun aset sebanyak banyaknya, karena saat terjadi hiperinflasi, uang anda lebih baik dibakar. 3. Nilai Tukar Dalam konsep perdagangan internasional setiap negara yang tergabung di dalamnya harus menyamakan dulu sistem moneternya yaitu alat pembayarannya, dalam melakukan transaksi perdagangan digunakanlah kurs valuta asing. Nilai tukar atau kurs menunjukkan seberapa besar rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh uang asing. Menurut Arifin (2004), mata uang asing khususnya USD merupakan mata uang terkuat diantara mata uang yang lain. Apabila dolar naik maka investor asing akan menjual sahamnya dan ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, sehingga menyebabkan harga saham akan turun. Menurut Nazir (1988:38), kurs adalah harga satu satuan mata uang asing dalam uang dalam negeri. Dengan kata lain kurs adalah harga suatu mata uang jika ditukarkan dengan mata uang lainnya. Nilai tukar yang sering digunakan adalah nilai tukar USD terhadap rupiah. Karena dollar 13 adalah mata uang yang relatif stabil dalam perekonomian. Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung dari sifat pasar. Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 2003) yaitu : a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara. b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs rill yang dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis sistem nilai tukar yang digunakan oleh suatu negara (Miskhin, 2008). a. Nilai tukar mengambang (floating exchange rate system) Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang suatu negara semata-mata ditentukan dari adanya permintaan dan penawaran mata uangnya dalam bursa pertukaran mata uang internasional. Sistem nilai tukar mengambang didefenisikan sebagai hasil keseimbangan yang terus menerus berubah sesuai dengan berubahnya permintaan dan penawaran dipasar valuta asing. b. Nilai tukar tetap (fixed exchange rate system) Pemerintah dapat mempertahankan suatu kebijakan yang menjaga agar nilai mata uangnya tetap pada tingkat yang stabil dengan menginterfensi dipasar devisa. Pada sistem nilai tukar tetap ini mata 14 uang suatu negara ditetapkan secara tetap dengan mata uang asing tertentu. c. Nilai tukar terkendali (managed floating exchange rate system) Sistem ini berlaku pada situasi dimana nilai tukar ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran, tetapi Bank Central dari waktu ke waktu ikut campur tangan guna menstabilkan nilainya. Menurut Boediono (1992), secara garis besar, ada dua sistim kurs yang digunakan oleh suatu negara yaitu:. a. Sistem Kurs Fleksibel Perubahan kurs didalam pasar bebas dipengaruhi oleh faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan dan penawaran valuta asing berasal dari adanya transaksi ekspor dan impor yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, harga, pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu ada pula faktor non ekonomis yang mempengaruhi perubahan kurs yaitu, faktor politis psikologis seperti kepanikan didalam negeri yang mengakibatkan larinya dana ke luar negeri. b. Sistem Kurs Yang Stabil Sistem kurs berubah-ubah sering menimbulkan tindakan spekulatif sebagai akibat ketidaktentuan didalam kurs valuta asing. Karenanya banyak negara yang menerapkan kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya, kurs yang stabil dapat timbul secara: aktif dan pasif. Sistem kurs stabil yang timbul secara aktif ini, pemerintah harus menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs 15 (stabilization fund). Sedangkan sistem kurs stabil yang timbul secara pasif, digunakan pada negara yang menggunakan standar emas. Menurut Sukirno (2003:362) terdapat lima faktor-faktor yang mempengaruhi kurs yaitu: a. Perubahan dalam cita rasa masyarakat b. Perubahan harga dari barang-barang ekspor c. Kenaikan harga-harga umum (inflasi) d. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi e. Perkembangan ekonomi 4. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dan investasi (leonable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung (Boediono, 1994:76). Menurut Kasmir (2002) suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvesional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Menurut Samuelson dan Nordhaus, (2004) Bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase jumlah yang dipinjamkan. Dengan kata lain, orang harus membayar kesempatan untuk meminjam uang. Biaya peminjaman uang, diukur dalam dolar per tahun per dolar yang dipinjam, adalah suku bunga. 16 Tingkat suku bunga merupakan faktor penting dalam perekonomian suatu negara. Tingkat bunga dapat berpengaruh terhadap jumlah uang beredar, tingkat inflasi, obligasi, investasi yang kemudian berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Menurut Arifin (2004), dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi pada investor. Investasi berupa produk-produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibandingkan dengan investasi dalam bentuk saham. Oleh karena itu, investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan dibank. Penjualan saham secara serentak akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan. Menurut Kasmir, (2002:122) faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah: a. Kebutuhan dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara pemohonan simapanan sedikit maka bunga simpanan akan turun. b. Persaingan 17 Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing. c. Kebijakan Pemerintah Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. d. Target laba yang diinginkan Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5. Teori Investasi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang membutuhkan pembentukan modal (investasi) yang besar untuk pembangunan disegala bidang kehidupan karena pembentukan modal merupakan faktor yang paling penting dan strategis di dalam proses pembangunan ekonomi, bahkan pembentukan modal disebut sebagai “kunci utama menuju pembangunan ekonomi” (Jhinghan, 1996). Menurut Tandelilin (2010), investasi dapat diartikan sebagai komitmen sejumlah uang atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini dengan harapan akan memperoleh manfaat di kemudian hari. 18 Berasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan yang berupa penanaman modal untuk suatu atau lebih aktiva yang dimiliki di masa sekarang untuk mendapatkan keuntungan di masa depan dengan tingkat resiko tertentu. Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian utama, yaitu: a. Investasi dalam bentuk aktiva riil Investasi dalam bentuk aktiva riil adalah investasi aktiva yang berwujud seperti emas, perak, intan, barang – barang seni, dan real estate lainnya. b. Investasi dalam bentuk surat – surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets) Investasi ini merupakan aktiva finansial yang berwujud surat – surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas. Dua hal yang berkaitan dengan investasi adalah waktu dan resiko. Pengorbanan yang dilakukan saat ini terdapat kepastian, hasilnya baru akan diperoleh di kemudian hari dengan besarnya yang tidakpasti. Sedangkan proses investasi berkenan dengan bagaimana para investor mengambil keputusan untuk pemilihan sekuritas, seberapa luas investasi dilakukan dan kapan seharusnya investasi itu dilakukan. Ada beberapa alasan orang untuk berinvestasi atau tujuan orang untuk berinvestasi menurut Tandelilin (2010), yaitu: 19 a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang, dengan melakukan investasi diharapkan tingkat pendapatan sekarang dapat dipertahankan agar tidak berkurang dimasa mendatang. b. Mengurangi dampak inflasi, dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindari diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak milik akibat adanya inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Dibeberapa negara memberikan insentif tumbuhnya investasi dengan memberi keringanan pajak kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu. Semua jenis investasi selalu punya resiko, tidak ada investasi yang bebas resiko, resiko selalu melekat pada tiap investasi kecil atau besar dan juga dapat dikatakan bahwa hasil yang tinggi resikonya juga tinggi sehingga diperlukan pemahaman atas resiko yang berkaitan dengan alternatif sarana investasi yang dapat terdiri dari resiko likuiditas, ketidakpastian hasil, kehilangan hasil, penurunan nilai investasi sampai resiko hilangnya modal investassi tersebut. 20 B. Penelitian Terdahulu 1. Ratanapakorn dan Sharma (2007) dalam penelitiannya berdasarkan metode vector error correction model (VECM) dan Granger causality terhadap indeks harga saham di Amerika Serikat (S&P500) dan 6 (enam) variabel makro ekonomi selama periode 1975-1999 menyimpulkan bahwa secara jangka panjang tingkat suku bunga simpanan jangka panjang berpengaruh negatif terhadap harga saham namun berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar, indeks produksi, inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga simpanan jangka pendek. Disisi lain disimpulkan pula dalam jangka pendek tidak ditemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel makroekonomi dan pergerakan harga saham. 2. Momani dan Alsharari (2012) yang melakukan analisis statistik terhadap pengaruh beberapa variabel ekonomi yang terdiri dari tingkat suku bunga, produk domestik bruto, jumlah uang beredar dan indeks produksi terhadap indeks harga saham gabungan dan sektoral (bank, industrial, insurance and services) di Amman Stock Exchange pada kurun waktu 1992 - 2010 dengan metode multiple regression analysis menyimpulkan bahwa variabel makro ekonomi berpengaruh terhadap indeks harga gabungan dan sektoral. Berdasarkan penelitian tersebut dijelaskan pula bahwa indeks produksi memiliki pengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan maupun indeks saham sektoral kecuali terhadap sektor asuransi yang memiliki pengaruh positif. 3. Mahmod dan Dinniah (2009) yang melakukan penelitian di 6 (enam) negara asia pasifik antara lain Malaysia, Korea, Hongkong, Thailand, 21 Jepang dan Australia pada kurun waktu tahun 1993 sampai dengan tahun 2002 menyatakan bahwa dalam jangka panjang terdapat hubungan antara Inflasi, indeks produksi dan suku bunga terhadap harga saham pada 4 (empat) negara kecuali Malaysia dan Thailand. Namun dinyatakan sebaliknya bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel makro ekonomi terhadap harga saham dalam jangka pendek kecuali untuk Hongkong dan Thailand. 4. Ahmad Rodoni (2006) pada penelitiannya, Monetary Policy Analysis Towards Inflation And Capital Market Performance, menganalisis performa pasar modal terhadap Suku bunga, jumlah uang beredar, nilai tukar, dan inflasi. Diperoleh bahwa terdapat hubungan yang negatif antara suku bunga, jumlah uang beredar dan nilai tukar terhadap performa pasar modal. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1. 2. Peneliti (Tahun) Renny Wijaya (2013) Nama Publikasi Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol.2 No.1, 2013 Judul Penelitian Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada BEI Pada Tahun 2002 - 2011 R. Achmad Jauhari Jurnal Media Pengaruh Wahana Faktor Ekonomika, Fundamental Variabel Hasil Inflasi, Suku bunga, Nilai Tukar, dan Jumlah Uang Beredar (JUB) Variabel ekonomi makro secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap IHSG periode 2002 – 2011. Secara parsial, variabelvariabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Nilai ROE berpengaruh positif, DER ROE,DER, NPM, Inflasi.Kurs 22 3. 4. Vol. 11, No.3, dan Makro Suku Bunga berpengaruh Oktober 2014 : Ekonomi BI negatif, Nilai NPM 65 – 83 Terhadap berpengaruh Harga Saham positif, Inflasi Pada berpengaruh Perusahaan negatif Industri terhadap harga Properti di saham, Kurs Bursa Efek berpengaruh positif Indonesia terhadap harga saham, dan SBI berpengaruh negatif terhadap harga saham. Gadang Jurnal Pengaruh Current Ratio Hasil penelitian Ganggas Administrasi Faktor Mikro (CR), Debt menunjukkan Rakasetya, Bisnis (JAB) | dan Faktor Equity Ratio bahwa variabel Darminto, Vol. 6 No. 2 Makro (DER), faktor mikro dan Moch. Desember Ekonomi Inventory faktor makro Dzulkirom 2013 Terhadap Turnover ekonomi signifikan AR. Harga Saham (ITO), Return pengaruhnya Perusahaan On Equity terhadap harga Mining and (ROE), Price saham. Selanjutnya Mining Earning hasil penelitian Services yang Ratio (PER), juga menunjukkan Terdaftar di inflasi dan bahwa secara Bursa Efek harga minyak parsial variabel Indonesia dunia DER, ROE, inflasi, (BEI) Periode dan harga minyak 2008-2011 dunia signifikan pengaruhnya terhadap harga saham, sementara variabel lain seperti CR, ITO, dan PER tidak signifikan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan mining and mining services periode 2008-2011. Suramaya Jurnal Pengaruh Inflasi, Suku Hanya kurs yang Suci Economia, Inflasi, Suku Bunga, Kurs, berpengaruh secara Kewal(201 Volume 8, Bunga, Kurs, dan signifikan 2) Nomor 1, dan Pertumbuhan terhadap IHSG, April 2012 Pertumbuhan PDB sedangkan tingkat 23 PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan C. inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel makroekonomi, sehingga penelitian selanjutnya perlu menemukan variabel makroekonomi lain yang diduga berpengaruh terhadap IHSG. Hipotesis Penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah, tujuan penelitian, serta landasan teori yang digunakan, maka hipotesis penelitin yang diajukan adalah: 1. Diduga variabel kurs valuta asing (𝑋1 ), dan variabel laju inflasi (𝑋2 ), dan variabel suku bunga (𝑋3 ), secara bersaa-sama dapat mempengaruhi perubahan harga saham pada perusahaan BUMN yang go public di Bursa Efek Indonesia. 2. Diduga dari ketiga variabel tersebut ada yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan BUMN yang go public di Bursa Efek Indonesia. D. KERANGKA PEMIKIRAN Untuk memberikan landasan teoritis yang memadai bagi penelitian, diperlukan suatu kerangka pemikiran yang bersumber dari penalaran atas 24 sejumlah teori dan temuan penelitian terdahulu yang ada. Kerangka pemikiran yang bersifat konseptual tersebut perlu di operasionalisasikan agar terukur dan mudah diinterpretasikan. Oleh karena itu, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sabagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penulisan NILAI TUKAR DOLLAR/RUPIAH SUKU BUNGA BANK INDONESIA INFLASI Harga Saham PERUSAHAAN BUMN (BBRI, BMRI, PGAS, PTBA, TLKM)