BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pasar Modal

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Landasan Teori
1. Pasar Modal
Menurut UU Nomor 8 tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdaganagn efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan menurut Suad Husnan
(2003) pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Pasar modal pada dasarnya memiliki tujuan untuk menjembatani
aliran dana dari pihak yang memiiki kelebihan dana (investor), dengan
pihak perusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi usaha ataupun
untuk memperbaiki struktur modalperusahaan. Tempat di mana terjadinya
jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Bursa efek adalah arti dari
pasar modal secara fisik (Tandelilin, 2001).
Pasar modal merupakan tempat untuk memperdagangkan saham,
obligasi dan surat berharga lainnya dan bertujuan untuk mencari investor
guna mendapatkan dana untuk keperluan perusahaan pemilik saham
maupun institusi lainnya (pemerintah).
8
9
Jenis pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu: (Sunariyah,
2011 : 12)
a. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang
menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang
ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut
diperdagangkan di pasar sekunder.
b. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar Sekunder merupakan pasar dimana saham dan sekuritas
lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di
pasar perdana.
c. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar Ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas
lain diluar bursa (over the counter market).
d. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar
pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham lainnya tanpa
melalui perantara pedagang efek.
2. Inflasi
Pengertian inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara
terus menerus. Kejadian inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli
masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan dalam inflasi akan terjadi
penurunan tingkat pendapatan.
10
Pengertian Inflasi adalah suatu keadaan (circumstance) yang
mengakibatkan naiknya harga secara umum atau proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus menerus (berkesinambungan). Inflasi
dengan kata lain merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi merupakan proses suatu kejadian dan bukan tinggi
rendahnya tingkat harga. Sehingga, jangan menganggap kalau tingkat
harga tinggi itu berarti inflasi tinggi. Inflasi terjadi kalau proses kenaikan
harga yang terus menerus dan saling pengaruh mempengaruhi.
Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung
derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan
perekonomian
secara
perusahan menghadapi
keseluruhan
resiko
yaitu
kebangkrutan.
dapat
membuat
(Samsul,
2006:201)
menyimpulkan bahwa inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham
di pasar. Sementara inflasi yang rendah akan berakibat pertumbuhan
ekonomi yang sangat lamban dan pada akhirnya harga saham juga
bergerak dengan lamban.
Dalam pengertian inflasi tersebut terdapat 3 poin penting yaitu:
a. Dalam inflasi, terjadi kecenderungan peningkatan harga
b. Peningkatan harga dalam inflasi terjadi terus menerus (kontinu) bukan
hanya sekali atau dua kali saja dalam suatu waktu saja.
c. Berhubungan dengan pengertian tingkat harga umum, tidak terbatas
pada beberapa komoditas saja ataupun pada satu waktu saja.
Pengertian inflasi menurut economicshelp.org bahwa inflasi berarti
peningkatan yang berkelanjutan dalam tingkat harga keseluruhan atau
11
umum (general price level) dalam suatu perekonomian. Inflasi berarti ada
peningkatan biaya hidup (cost of living).Pengertian inflasi menurut
economicshelp.org bahwa inflasi berarti peningkatan yang berkelanjutan
dalam tingkat harga keseluruhan atau umum (general price level) dalam
suatu perekonomian. Inflasi berarti ada peningkatan biaya hidup (cost of
living).
Pengertian inflasi dapat disimpulkan yaitu jumlah barang yang kamu
beli dengan uang hari ini atau kedepannya tidak akan sama banyaknya
dengan kemarin. Pengertian Inflasi menurut Investopedia bahwa inflasi
adalah rasio peningkatan tingkat harga umum terhadap barang dan jasa dan
kemudian daya beli yang menurun.
Jenis-jenis inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat
terbagi menjadi empat kelompok utama, yaitu inflasi sangat tinggi, inflasi
berat, inflasi menengah dan inflasi rendah.
a. Inflasi rendah atau creeping inflation. Pengertian inflasi rendah atau
creeping inflation adalah inflasi yang besarnya kurang dari 10 %
tahun. Inflasi seperti ini terkesan dibutuhkan dalam perekonomian
untuk mendorong produsen agar memproduksi lebih banyak barang
dan jasa.
b. Inflasi Menengah atau Galloping Inflation. Pengertian inflasi
menengah adalah inflasi yang besarnya berkisar antara 10-30 % setiap
tahun. Inflasi menengah terjadi saat harga-harga barang dan jasa naik
secara cepat dan besar. Dalam perekonomian, inflasi ini disebut inflasi
dua digit.
12
c. Inflasi berat atau High Inflation. Pengertian inflasi berat atau high
inflation adalah sebuah inflasi yang berada dalam kisaran 30-100%
setiap tahunnya.
d. Inflasi sangat tinggi atau Hyperinflation. Pengertian inflasi sangat
tinggi atau hyperinflation adalah inflasi yang terjadi dengan kenaikan
harga mencapai 4 digit atau diatas 100 %. Sebelum terjadi hiperinflasi,
saya sarankan anda membeli banyak barang ataupun aset sebanyak
banyaknya, karena saat terjadi hiperinflasi, uang anda lebih baik
dibakar.
3. Nilai Tukar
Dalam konsep perdagangan internasional setiap negara yang
tergabung di dalamnya harus menyamakan dulu sistem moneternya yaitu
alat
pembayarannya,
dalam
melakukan
transaksi
perdagangan
digunakanlah kurs valuta asing. Nilai tukar atau kurs menunjukkan
seberapa besar rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh uang asing.
Menurut Arifin (2004), mata uang asing khususnya USD merupakan mata
uang terkuat diantara mata uang yang lain. Apabila dolar naik maka
investor asing akan menjual sahamnya dan ditempatkan di bank dalam
bentuk dolar, sehingga menyebabkan harga saham akan turun.
Menurut Nazir (1988:38), kurs adalah harga satu satuan mata uang
asing dalam uang dalam negeri. Dengan kata lain kurs adalah harga suatu
mata uang jika ditukarkan dengan mata uang lainnya. Nilai tukar yang
sering digunakan adalah nilai tukar USD terhadap rupiah. Karena dollar
13
adalah mata uang yang relatif stabil dalam perekonomian. Kurs (Exchange
Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri terhadap mata
uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung dari sifat
pasar. Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan
permintaan dan penawaran.
Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 2003) yaitu :
a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara.
b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu
kurs rill yang dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan
barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.
Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai
jenis sistem nilai tukar yang digunakan oleh suatu negara (Miskhin, 2008).
a. Nilai tukar mengambang (floating exchange rate system)
Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang
suatu negara semata-mata ditentukan dari adanya permintaan dan
penawaran mata uangnya dalam bursa pertukaran mata uang
internasional. Sistem nilai tukar mengambang didefenisikan sebagai
hasil keseimbangan yang terus menerus berubah sesuai dengan
berubahnya permintaan dan penawaran dipasar valuta asing.
b. Nilai tukar tetap (fixed exchange rate system)
Pemerintah dapat mempertahankan suatu kebijakan yang
menjaga agar nilai mata uangnya tetap pada tingkat yang stabil dengan
menginterfensi dipasar devisa. Pada sistem nilai tukar tetap ini mata
14
uang suatu negara ditetapkan secara tetap dengan mata uang asing
tertentu.
c. Nilai tukar terkendali (managed floating exchange rate system)
Sistem ini berlaku pada situasi dimana nilai tukar ditentukan
berdasarkan permintaan dan penawaran, tetapi Bank Central dari
waktu ke waktu ikut campur tangan guna menstabilkan nilainya.
Menurut Boediono (1992), secara garis besar, ada dua sistim kurs
yang digunakan oleh suatu negara yaitu:.
a. Sistem Kurs Fleksibel
Perubahan kurs didalam pasar bebas dipengaruhi oleh faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing.
Permintaan dan penawaran valuta asing berasal dari adanya transaksi
ekspor dan impor yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, harga,
pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu ada pula faktor non
ekonomis yang mempengaruhi perubahan kurs yaitu, faktor politis
psikologis seperti kepanikan didalam negeri yang mengakibatkan
larinya dana ke luar negeri.
b. Sistem Kurs Yang Stabil
Sistem kurs berubah-ubah sering menimbulkan tindakan
spekulatif sebagai akibat ketidaktentuan didalam kurs valuta asing.
Karenanya banyak negara yang menerapkan kebijaksanaan untuk
menstabilkan kurs. Pada dasarnya, kurs yang stabil dapat timbul
secara: aktif dan pasif. Sistem kurs stabil yang timbul secara aktif ini,
pemerintah harus menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs
15
(stabilization fund). Sedangkan sistem kurs stabil yang timbul secara
pasif, digunakan pada negara yang menggunakan standar emas.
Menurut Sukirno (2003:362) terdapat lima faktor-faktor yang
mempengaruhi kurs yaitu:
a. Perubahan dalam cita rasa masyarakat
b. Perubahan harga dari barang-barang ekspor
c. Kenaikan harga-harga umum (inflasi)
d. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
e. Perkembangan ekonomi
4. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dan investasi
(leonable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator
dalam menentukan
apakah seseorang akan melakukan investasi atau
menabung (Boediono, 1994:76).
Menurut Kasmir (2002) suku bunga bank dapat diartikan sebagai
balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvesional
kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.
Menurut Samuelson dan Nordhaus, (2004) Bunga adalah pembayaran
yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga
yang dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase jumlah
yang dipinjamkan. Dengan kata lain, orang harus membayar kesempatan
untuk meminjam uang. Biaya peminjaman uang, diukur dalam dolar per
tahun per dolar yang dipinjam, adalah suku bunga.
16
Tingkat suku bunga merupakan faktor penting dalam perekonomian
suatu negara. Tingkat bunga dapat berpengaruh terhadap jumlah uang
beredar, tingkat inflasi, obligasi, investasi yang kemudian berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Menurut Arifin (2004), dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat
pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan.
Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi pada
investor. Investasi berupa produk-produk bank seperti deposito atau
tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibandingkan dengan investasi
dalam bentuk saham. Oleh karena itu, investor akan menjual saham dan
dananya akan ditempatkan dibank. Penjualan saham secara serentak akan
berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.
Menurut Kasmir, (2002:122) faktor-faktor utama yang mempengaruhi
besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:
a. Kebutuhan dana
Apabila bank
kekurangan
dana, sementara
permohonan
pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana
tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan.
Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan
bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak
sementara pemohonan simapanan sedikit maka bunga simpanan akan
turun.
b. Persaingan
17
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor
promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan
pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% maka,
jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita
naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 16%. Namun sebaliknya
untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing.
c. Kebijakan Pemerintah
Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman
kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah.
d. Target laba yang diinginkan
Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang
diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
5. Teori Investasi
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang membutuhkan
pembentukan modal (investasi) yang besar untuk pembangunan disegala
bidang kehidupan karena pembentukan modal merupakan faktor yang
paling penting dan strategis di dalam proses pembangunan ekonomi,
bahkan pembentukan modal disebut sebagai “kunci utama menuju
pembangunan ekonomi” (Jhinghan, 1996).
Menurut Tandelilin (2010), investasi dapat diartikan sebagai
komitmen sejumlah uang atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini
dengan harapan akan memperoleh manfaat di kemudian hari.
18
Berasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa investasi
merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan yang berupa penanaman
modal untuk suatu atau lebih aktiva yang dimiliki di masa sekarang untuk
mendapatkan keuntungan di masa depan dengan tingkat resiko tertentu.
Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian utama, yaitu:
a. Investasi dalam bentuk aktiva riil
Investasi dalam bentuk aktiva riil adalah investasi aktiva yang
berwujud seperti emas, perak, intan, barang – barang seni, dan real
estate lainnya.
b. Investasi dalam bentuk surat – surat berharga atau sekuritas
(marketable securities atau financial assets)
Investasi ini merupakan aktiva finansial yang berwujud surat – surat
berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang
dikuasai oleh suatu entitas.
Dua hal yang berkaitan dengan investasi adalah waktu dan resiko.
Pengorbanan yang dilakukan saat ini terdapat kepastian, hasilnya baru
akan diperoleh di kemudian hari dengan besarnya yang tidakpasti.
Sedangkan proses investasi berkenan dengan bagaimana para investor
mengambil keputusan untuk pemilihan sekuritas, seberapa luas investasi
dilakukan dan kapan seharusnya investasi itu dilakukan.
Ada beberapa alasan orang untuk berinvestasi atau tujuan orang untuk
berinvestasi menurut Tandelilin (2010), yaitu:
19
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang,
dengan melakukan investasi diharapkan tingkat pendapatan sekarang
dapat dipertahankan agar tidak berkurang dimasa mendatang.
b. Mengurangi dampak inflasi, dengan melakukan investasi dalam
pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindari
diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak milik akibat adanya
inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak. Dibeberapa negara memberikan
insentif tumbuhnya investasi dengan memberi keringanan pajak
kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang
usaha tertentu.
Semua jenis investasi selalu punya resiko, tidak ada investasi yang
bebas resiko, resiko selalu melekat pada tiap investasi kecil atau besar dan
juga dapat dikatakan bahwa hasil yang tinggi resikonya juga tinggi
sehingga diperlukan pemahaman atas resiko yang berkaitan dengan
alternatif sarana investasi yang dapat terdiri dari resiko likuiditas,
ketidakpastian hasil, kehilangan hasil, penurunan nilai investasi sampai
resiko hilangnya modal investassi tersebut.
20
B.
Penelitian Terdahulu
1. Ratanapakorn dan Sharma (2007) dalam penelitiannya berdasarkan
metode vector error correction model (VECM) dan Granger causality
terhadap indeks harga saham di Amerika Serikat (S&P500) dan 6 (enam)
variabel makro ekonomi selama periode 1975-1999 menyimpulkan bahwa
secara jangka panjang tingkat suku bunga simpanan jangka panjang
berpengaruh negatif terhadap harga saham namun berpengaruh positif
terhadap jumlah uang beredar, indeks produksi, inflasi, nilai tukar dan
tingkat suku bunga simpanan jangka pendek. Disisi lain disimpulkan pula
dalam jangka pendek tidak ditemukan adanya pengaruh signifikan antara
variabel makroekonomi dan pergerakan harga saham.
2. Momani dan Alsharari (2012) yang melakukan analisis statistik terhadap
pengaruh beberapa variabel ekonomi yang terdiri dari tingkat suku bunga,
produk domestik bruto, jumlah uang beredar dan indeks produksi terhadap
indeks harga saham gabungan dan sektoral (bank, industrial, insurance and
services) di Amman Stock Exchange pada kurun waktu 1992 - 2010
dengan metode multiple regression analysis menyimpulkan bahwa
variabel makro ekonomi berpengaruh terhadap indeks harga gabungan dan
sektoral. Berdasarkan penelitian tersebut dijelaskan pula bahwa indeks
produksi memiliki pengaruh negatif terhadap indeks harga saham
gabungan maupun indeks saham sektoral kecuali terhadap sektor asuransi
yang memiliki pengaruh positif.
3. Mahmod dan Dinniah (2009) yang melakukan penelitian di 6 (enam)
negara asia pasifik antara lain Malaysia, Korea, Hongkong, Thailand,
21
Jepang dan Australia pada kurun waktu tahun 1993 sampai dengan tahun
2002 menyatakan bahwa dalam jangka panjang terdapat hubungan antara
Inflasi, indeks produksi dan suku bunga terhadap harga saham pada 4
(empat) negara kecuali Malaysia dan Thailand. Namun dinyatakan
sebaliknya bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel makro ekonomi
terhadap harga saham dalam jangka pendek kecuali untuk Hongkong dan
Thailand.
4. Ahmad Rodoni (2006) pada penelitiannya, Monetary Policy Analysis
Towards Inflation And Capital Market Performance, menganalisis
performa pasar modal terhadap Suku bunga, jumlah uang beredar, nilai
tukar, dan inflasi. Diperoleh bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
suku bunga, jumlah uang beredar dan nilai tukar terhadap performa pasar
modal.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No
1.
2.
Peneliti
(Tahun)
Renny
Wijaya
(2013)
Nama
Publikasi
Jurnal Ilmiah
Mahasiswa
Universitas
Surabaya,
Vol.2
No.1,
2013
Judul
Penelitian
Pengaruh
Fundamental
Ekonomi
Makro
Terhadap
Indeks Harga
Saham
Gabungan
Pada
BEI
Pada Tahun
2002 - 2011
R.
Achmad
Jauhari
Jurnal Media Pengaruh
Wahana
Faktor
Ekonomika,
Fundamental
Variabel
Hasil
Inflasi, Suku
bunga, Nilai
Tukar, dan
Jumlah Uang
Beredar
(JUB)
Variabel ekonomi
makro
secara
simultan
memberikan
pengaruh
signifikan terhadap
IHSG periode 2002
– 2011. Secara
parsial, variabelvariabel
tersebut
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
IHSG.
Nilai ROE
berpengaruh
positif, DER
ROE,DER,
NPM,
Inflasi.Kurs
22
3.
4.
Vol. 11, No.3, dan Makro Suku Bunga berpengaruh
Oktober 2014 : Ekonomi
BI
negatif, Nilai NPM
65 – 83
Terhadap
berpengaruh
Harga Saham
positif, Inflasi
Pada
berpengaruh
Perusahaan
negatif
Industri
terhadap harga
Properti
di
saham, Kurs
Bursa Efek
berpengaruh positif
Indonesia
terhadap harga
saham, dan SBI
berpengaruh
negatif
terhadap
harga
saham.
Gadang
Jurnal
Pengaruh
Current Ratio Hasil
penelitian
Ganggas
Administrasi
Faktor Mikro (CR), Debt menunjukkan
Rakasetya, Bisnis (JAB) | dan
Faktor Equity Ratio bahwa
variabel
Darminto, Vol. 6 No. 2 Makro
(DER),
faktor mikro dan
Moch.
Desember
Ekonomi
Inventory
faktor
makro
Dzulkirom 2013
Terhadap
Turnover
ekonomi signifikan
AR.
Harga Saham (ITO), Return pengaruhnya
Perusahaan
On
Equity terhadap
harga
Mining and (ROE), Price saham. Selanjutnya
Mining
Earning
hasil
penelitian
Services yang Ratio (PER), juga menunjukkan
Terdaftar di inflasi
dan bahwa
secara
Bursa Efek harga minyak parsial
variabel
Indonesia
dunia
DER, ROE, inflasi,
(BEI) Periode
dan harga minyak
2008-2011
dunia
signifikan
pengaruhnya
terhadap
harga
saham, sementara
variabel lain seperti
CR, ITO, dan PER
tidak
signifikan
pengaruhnya
terhadap
harga
saham perusahaan
mining and mining
services
periode
2008-2011.
Suramaya
Jurnal
Pengaruh
Inflasi, Suku Hanya kurs yang
Suci
Economia,
Inflasi, Suku Bunga, Kurs, berpengaruh secara
Kewal(201 Volume
8, Bunga, Kurs, dan
signifikan
2)
Nomor
1, dan
Pertumbuhan terhadap IHSG,
April 2012
Pertumbuhan PDB
sedangkan tingkat
23
PDB
Terhadap
Indeks Harga
Saham
Gabungan
C.
inflasi, suku bunga
SBI dan
pertumbuhan PDB
tidak berpengaruh
terhadap IHSG.
Penelitian ini hanya
menggunakan
empat variabel
makroekonomi,
sehingga penelitian
selanjutnya perlu
menemukan
variabel
makroekonomi lain
yang
diduga
berpengaruh
terhadap IHSG.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, tujuan penelitian, serta landasan
teori yang digunakan, maka hipotesis penelitin yang diajukan adalah:
1. Diduga variabel kurs valuta asing (𝑋1 ), dan variabel laju inflasi (𝑋2 ), dan
variabel suku bunga (𝑋3 ), secara bersaa-sama dapat mempengaruhi
perubahan harga saham pada perusahaan BUMN yang go public di Bursa
Efek Indonesia.
2. Diduga dari ketiga variabel tersebut ada yang memiliki pengaruh paling
dominan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan BUMN yang
go public di Bursa Efek Indonesia.
D.
KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk memberikan landasan teoritis yang memadai bagi penelitian,
diperlukan suatu kerangka pemikiran yang bersumber dari penalaran atas
24
sejumlah teori dan temuan penelitian terdahulu yang ada. Kerangka pemikiran
yang bersifat konseptual tersebut perlu di operasionalisasikan agar terukur dan
mudah diinterpretasikan. Oleh karena itu, kerangka konseptual yang digunakan
dalam penelitian ini dapat digambarkan sabagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penulisan
NILAI TUKAR
DOLLAR/RUPIAH
SUKU BUNGA
BANK INDONESIA
INFLASI
Harga Saham
PERUSAHAAN
BUMN (BBRI, BMRI,
PGAS, PTBA, TLKM)
Download