BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting bagi perusahaan untuk dapat terus hidup dan berkembang, Dalam salah satu perusahaan, pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yan g dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan mendapatkan laba, kegiatan pemasaran perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan pada konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan. karena pasar yang ada sekarang merupakan pasar pembeli dimana terjadinya transaksi jual beli tergantung pada keputusan pembeli sendiri. Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya sedikit berbeda tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi-segi yang berbeda, ada yang menitik beratkan pada segi fungsi, segi barang dan segi kelembagaan. Definisi yang dikemukakan oleh Philip Kottler sebagai berikut: Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, 8 menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain 4. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. 5 Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelomok dimana masing¬masing pihak ingin mendapatkan apa yang mcreka butuhkan atau iginkan melalui proses menciptakan, menawarkan, dan pertukaran. Selain itu, pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan yang saling berhubungan satu dan yang lainnya, yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber dari perusahaan, peraturan¬peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan pemasarannya suatu perusahaan melakukan pengkoordinasian agar tujuan dan sasaran yang diharapkan dalam bidang pemasaran khususnya dan perusahaan umumnya dapat tercapai secara efektif dan efisien. keberhasilan dalam memasarkan merupakan kunci keberhasilan dari suatu 4 Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 3, Penerbit Prenhallindo: Jakarta. hlm 8 Basu, Swastha, DH dan Irawan, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty: Yogyakarta. hlm 179 5 9 perusahaan.Kegiatan pemasaran memiliki nilai positif baik dilihat dari sisi konsumen maupun dari sisi produsen. Disamping tujuannya untuk membujuk atau mempersuasi potensial konsumen untuk membeli produk perusahaan, tujuan pemasaran lain adalah untuk membangun identitas brand dan ekuitas brand. Di tengah persaingan yang ketat dimana adanya banyak produk yang sama di pasar dan keterbatasan waktu bagi konsumen untuk memilih produk, memiliki identitas brand dan ekuitas brand yang kuat akan menjadi keuntungan kompetisi. 2.2.Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabelvariabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Marketing mix harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang antara lain terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya. Sedangkan faktor internal adalah variabel-variabel yang terdapat dalam marketing mix yakni : Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi). 6 Keempat unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu 6 Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 3, Penerbit Prenhallindo: Jakarta. 10 kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi didalam bauran pemasaran terdapat variabel – variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan – tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya. Variabel-variabel bauran pemasaran adalah sebagai berikut: 1. Product (Produk) Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik (sepeda motor, computer, televise, dll) maupun jasa (penginapan, transportasi). Produk merupakan pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. 7 7 Tjiptono, Fandy.M, 1997, Strategi pemasaran, Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta. hlm 95 11 2. Price (Harga) Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga diukur dengan nilai yang dirasakan dari produk yang ditawarkan jika tidak maka konsumen akan membeli produk lain dengan kualitas yang sama dari penjualan saingannya. Harga adalah satusatunya alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Keputusan harga harus dikoordinasikan dengan rancangan produk, distribusi dan promosi yang membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif. 8 3. Place (Tempat) Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Tempat termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Keputusan mengenai tempat sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk yang dibutuhkan tepat pada saat dibutuhkan. 4. Promotion (Promosi) Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produk atau jasa dan meyakinkan konsumen sasaran tentang produk yang mereka hasilkan. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak 8 Tjiptono, Fandy.M, 1997, Strategi pemasaran, Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta. hlm 151 12 akan pernah membelinya. Tujuan dari dilakukannya promosi semata-mata adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Dibawah ini merupakan cara yang dilakukan perusahaan dalam melakukan promosinya: 9 a. Penjualan Pribadi (Personal Selling) Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah door to door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling. b. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diukur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Tujuan dari promosi penjualan sangat beraneka ragam. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggan untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya). 9 Tjiptono, Fandy.M, 1997, Strategi pemasaran, Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta. hlm 219 13 c. Publisitas (Publicity) Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. d. Hubungan masyarakat (Public Relations) Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam pelaksanaannya public relations dapat dilakukan oleh individu kunci dari suatu perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu lembaga formal dalam bentuk biro, departemen, maupun seksi public relations dalam struktur organisasi. e. Periklanan (Advertising) Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Paling tidak ini dapat dilihat dari besarnya anggaran belanja iklan yang dikeluarkan setiap 14 perusahaan untuk merek-merek yang dihasilkannya. Iklan merupakan bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan. 2.3. Komunikasi Pemasaran Bauran komunikasi pemasaran, menurut Kotller merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu 10 : • Iklan : Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan • Promosi Penjualan : Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa. • Hubungan masyarakat dan pemberitaan : Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya • Penjualan pribadi : Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan. 10 Kotler, Philip.2005. Manajemen Pemasaran. Gramedia. hlm 249 15 • Pemasaran langsung dan interaktif : Penggunaan surat, telepon , faksimili,e-mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian sejumlah pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), samapai dengan mempertahankan loyalitas pelanggan. Banyak ahli yang sepakat bahwa konsep inti komunikasi pemasaran adalah pertukaran (exchange). Alasan yang mendasari bahwa konsep inti pemasaran adalah pertukaran yaitu bahwa selruh aktivitas yang dilakukan satu individu dengan individu yang lainnya merupakan pertukaran. Tidak ada individu yang mendapatkan sesuatu tanpa memberikan sesuatu baik langsung ataupun tidak langsung. Alasan terjadinya pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan. Marketing Communication atau Komunikasi Pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan bagi konsumen. Tahap pertama yang ingin dicapai dari strategi marketing communication adalah tahap perubahan pengetahuan. Dalam perubahan ini, konsumen mengetahui keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan pada siapa. Dengan demikian, pesan yang disampaikan menunjukkan informasi penting dari produk itu, tahap kedua adalah tahap perubahan sikap, yang ditentukan oleh tiga unsur 16 yang sebut sebagai tricomponent attitude change yang menunjukkan bahwa tahap perubahan sikap ditentukan oleh tiga komponen yaitu cognition (pengetahuan), affection (perasaan), dan conation (perilaku). Jika ketiga komponen ini menunjukkan adanya kecendrungan perubahan (cognition, affection, dan conation) maka mungkin sekali akan terjadi perubahan sikap berupa keinginan mencoba produk. Pada tahap ketiga, yaitu tahap perubahan, dimaksudkan agar konsumen tidak beralih pada produk lain, dan terbiasa menggunakannya atau yang biasa disebut dengan loyalitas pelanggan. 11 Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pencapaian Perubahan dalam Komunikasi Pemasaran Tahap Karekteristik Pesan Awareness Perubahan pengetahuan • Branding (pengenalan merek) • Kemasan (bentuk dan warna) • Figur (artis cantik dan tampan, anak – anak yang lucu, ibu yang simpatik) Interest Perubahan Sikap • Branding (penguatan merk) • Emosional (figur atau perilaku) • Kelebihan produk (fungsi dan manfaat produk) 11 John E Kennedy dan R. Darmawan Soemanegara, Marketing Communication, Taktik dan Strategi, Jakarta: BIP (Buana Ilmu Populer - kelompok Gramedia), 2006. hlm 60 17 Loyalty Perubahan Perilaku • Emotional Brand (kecintaan terhadap brand) • Akibat penggunaan produk lain • Pendiskreditan produk lain Tabel dikutip dari Kennedy dan Soemanagara, 2006 : 61 Berbagai strategi dalam marketing communication tersebut intinya yaitu mencapai tujuan seperti 12 : 1. Awareness : menumbuhkan kesadaran keberadaan sebuah produk dan layanan baru. 2. Knowledge : memberikan informasi yang dibutuhkan atas penggunaan sebuah produk dan layanan. 3. Likeability : menumbuhkan kesukaan terhadap penampilan pesan. 4. Motivation : mengajak konsumen untuk melakukan apa yang diinginkan oleh iklan atau produk dan layanan yang disampaikan. 5. Believing : menumbuhkan kepercayaan terhadap kelebihan produk dan layanan, 6. Image : memperkuat kredibilitas perusahaan atau produk dan layanan jasa. 7. Remembering : mengingatkan kembali tentang keberadaan produk. 12 John E Kennedy dan R. Darmawan Soemanegara, Marketing Communication, Taktik dan Strategi, Jakarta: BIP (Buana Ilmu Populer - kelompok Gramedia), 2006. hlm 62 18 8. Loyalty : mengajak konsumen untuk tetap menggunakan produk dan layanan yang dipublikasikan. 2.4 Periklanan Periklanan adalah sebuah promosi penjualan produk kepada pelanggan dan calon pembeli dengan mempergunakan media non-perorangan,termasuk media masa”. 13 Periklanan adalah penggunaan media bayar oleh seorang penjuan atau lembaga untuk mengkonsumsikan informasi persuasif tentang produk (ide, barang, jasa) ataupun organisasi dan merupakan alat promosi yang kuat. iklan mempunyai berbagai macam bentuk yang dirancang untuk mencapai berbagai macam atau tujuan 14. Dari pengertian definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa periklanan adalah sebuah promosi gagasan, pesan-pesan penjualan persuasif kepada pelanggan dan calon pembeli dengan mempergunakan media. Pesan tentang manfaat produk perusahaan atau kebijaksanaan pemasaran yang disampaikan kepada pelanggan dan calon pembeli itu disebut iklan. Pesan tersebut dapat disampaikan dengan tulisan, gambar diam, gambara hidup, suara ataupun kombinasi dari cara-cara itu. Bagi produsen, iklan bukan hanya menjadi alat promosi barang maupun jasa,melainkan juga untuk menanamkan citra kepada konsumen maupun calon 13 14 Siswanto Sutojo, Manajemen Penjualan yang Efektif, Damar, Jakarta, 2003 hlm 279 Suyanto, M. strategi periklanan pada e-commerce perusahaan dunia. Andi, Yogyakarta, 2003 hlm 10 19 konsumen tentang produk yang ditawarkan. Citra yang dibentuk oleh iklan seringkali menggiring khalayak untuk percaya pada produk, sehingga mendorong calon konsumen untuk mengkonsumsi maupun mempertahankan loyalitas konsumen. Iklan yang menarik adalah iklan yang mempunyai daya tarik, yaitu memiliki kemampuan untuk menarik pasar (audience) sasaran. Pesan-pesan yang akan disampaikan dapat disajikan dalam gaya penyampaian yang berbeda-beda yaitu dengan menampilkan : cuplikan kehidupan individu atau kelompok, gaya hidup individu, fantasi tentang produk, suasana hati (mood) atau seputar citra produk, music untuk lebih menghidupkan pesan, simbol kehidupan untuk menciptakan karakter yang mempersonifikasikan produk, memamerkan keahlian dan pengalaman perusahaan dalam menghasilkan produk, bukti-bukti ilmiah keunggulan produk, bukti kesaksian dari orang-orang terkenal. Supaya suatu iklan menarik perhatian konsumen, maka diperlukan kreatifitas dalam pembuatan suatu iklan. Untuk itu, diperlukan strategi yang kreatif pula, karena iklan kreatif membuat audience memperhatikaniklan tersebut secara detail dan rinci. Untuk menghasilkan iklan yang baik, suatu perusahaan dituntut untuk menjalankan elemen-elemen dari kreatifitas iklan yang dikenal dengan rumus AIDCA, yang terdiri dari : • Perhatian (Attention) Artinya iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar, atau pemirsa. Beberapa penulis naskah iklan mempergunakan triktrik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli, seperti 20 a. Menggunakan headline yang mengarahkan b. Menggunakan slogan yang mudah diingat c. Menonjolkan atau menebalkan huruf-huruf tentang harga (bila harga merupakan unsur terpenting dalam mempengaruhi orang untuk membeli) d. Menonjolkan selling point suatu produk e. Menggunakan sub judul untuk membagi naskah dalam beberapa paragraf pendek f. Menggunakan huruf tebal (bold) untuk menonjolkan kata-kata yang menjual. • Minat (Interest) Iklan harus bisa membuat orang yang sudah memperhatikan menjadi berminat dan ingin tahu lebih lanjut. Untuk itu mereka dirangsang agar membaca dan mengikuti pesan-pesan yang disampaikan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata ataukalimat pembuka sebaiknya dapat merangsang orang untuk tahu lebih lanjut. • Keinginan (Desire) Iklan harus berhasil menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk yang diiklankan. Kebutuhan atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan. • Rasa Percaya (Conviction) Untuk menimbulkan rasa percaya pada calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang dengan berbagai kegiatan peragaan seperti pembuktian, membagikan contoh secara gratis, menyampaikan pandangan-pandangan 21 positif dari tokoh masyarakat terkemuka (testimonial) serta hasil pengujian oleh pihak ketiga, misalnya dari departemen kesehatan, laboratorium swasta terkenal, atau dari perguruan tinggi. • Tindakan (Action) Adalah upaya terakhir untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan tindakan pembeliam atau bagian dari proses itu. Memilih kata yang tepat agar calon pembeli melakukan respon sesuai dengan yang diharapkan adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit. Harus digunakan kata perintah agar calon pembeli bergerak. Penggunaan kata perintah harus diperkirakan dampak psikologinya, jangan menyinggung perasaan atau menimbulkan antipati. Selain kata perintah, penggunaan batas waktu penawaran dan kupon/formulir yang harus diisi bisa merupakan cara untuk menimbulkan tindakan. 2.4.1 Tujuan Periklanan Tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Berbagai kemungkinan tujuan periklanan 15: 1. Untuk Menginformasikan: a. Memberitahukan pasar tentang suatu produk yang baru 15 Kotler, Philip.2005. Manajemen Pemasaran. Gramedia. hlm 128 22 b. Menjelaskan pelayanan yang tersedia c. Mengusulkan kegunaan baru suatu produk d. Mengkoreksi kesan yang salah e. Memberitahukan pasar tentang perubahan harga f. Mengurangi kecemasan diri g. Menjelaskan cara kerja suatu produk h. Membangun citra perusahaan 2. Untuk Membujuk: a. Membentuk preferensi merek b. Mendorong ahli merek c. Mengubah persepsi pembeli tentang atribut merek d. Membujuk pembeli untuk membeli sekarang e. Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjualan 3. Untuk mengingatkan: a. Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan dilemudian hari b. Mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya c. Membuat pembeli tetap ingat produk itu walau tidak sedang musimnya d. Mempertahankan kesadaran produk 23 2.4.2 Sasaran Periklanan Dalam memasang iklan hendaknya tidak semata-mata mempertimbangkan yang akan menjadi sasarannya, tetapi juga perlu dipertimbangkan pihak-pihak yang mungkin berhubungan dengan iklan dan sasarannya. Dalam iklan sebaiknya disusun dengan memperhatikan beberapa hal yaitu 16: 1. Para pembeli dan pemakai diwaktu sekarang. 2. Mereka yang memilki potensi sebagai pembeli. 3. Mereka yang memilki kekuasaan memutuskan membeli. 4. Mereka yang menjadi pembeli atau pemakai diwaktu yang akan dating. 5. Mereka yang dapat dipengaruhi orang lain untuk membeli atau memakai. 6. Pasar pedagang. 7. Pasar pesaing. 2.4.3 Fungsi Periklanan Investasi besar-besaran ini menunjukan bahwa banyak perusahaan yang memiliki keyakinan akan efektifitas periklanan. Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi, fungsinya antara lain: a. Informing (memberi informasi) Membuat konsumen sadar (aware) akan produk baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat produk, serta memfasilitasi penciptaan citra produk yang positif. 16 Basu, Swastha, DH dan Irawan, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty: Yogyakarta. hal 257 24 b. Persuading (mempersuasi) Membujuk konsumen untuk mencoba produk yang diiklankan,dengan mempersuasikan berbentuk mempengaruhi konsumen. c. Reminding (mengingatkan) Menjaga agar produk perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. d. Adding value (memberi nilai tambah) Memberikan nilai tambah pada produk dengan mempengaruhi persepsi konsumen. e. Assisting (mendampingi) Memberikan peranan sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. 2.5. Endorser Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari pesan bintang iklan dalam mempromosikan sebuah merek produk, terutama bila iklan tersebut ditayangkan melalui media televisi. Penggunaan bintang iklan dalam sebuah iklan di televisi merupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Terdapat tiga tipe keuntungan yang akan didapat oleh suatu iklan atau produk jika menggunakan bintang iklan, yaitu : 1. bintang iklan meningkatkan jumlah pembaca, pendengar atau penonton iklan 2. bintang iklan meyakinkan penontonnya untuk mengubah sikap terhadap perusahaan dan produknya menjadi positif 25 3. karakteristik personal dari bintang iklan diasosiasikan dengan image merek yang didukung oleh bintang iklan Keuntungan-keuntungan tersebut tidak secara otomatis diperoleh oleh perusahaan, karena bagaimanapun dibutuhkan pertimbangan yang matang mengenai pemasaran merek, kebutuhan iklan dan karakteristik bintang iklan. Endorser disebut sebagai direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa. Endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili imej sebuah produk (product image). 17 Untuk pembuatan iklan dapat memilih menggunakan selebriti atau nonselebriti dalam iklannya, pemilihan ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh aspek yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan. Bintang iklan produk membantu iklan agar lebih meyakinkan, dimana endorser membantu membentuk interpretasi konsumen terhadap iklan dan produk melalui meaning transfer, bintang iklan memberikan sifat simbolik yang dipindahkan dari bintang iklan kepada merek yang didukung (melalui iklan) kemudian dari merek kepada konsumen melalui tindakan membeli dan mengkonsumsi atau memiliki merek tersebut. Sehingga, konsumen melihat produk dengan lebih elegan, lebih kuat karena produk tersebut diasosiasikan dengan bintang iklan yang memiliki arti tersebut. Konsumen yang mempercayai bintang iklan akan lebih menerima klaim yang ada dalam iklan. Dalam memilih bintang iklan produk yang efektif, 17 Jewler, D, 2005. Creative in Advertising (8th ed). Thompson Work Worth. USA. hlm 10 26 perusahaan tidak hanya harus mempertimbangkan karakteristik bintang iklan tetapi juga seberapa cocok produk dan bintang iklannya bersama-sama. Terdapat empat tipe bintang iklan yang dapat dipilih oleh pembuat iklan, yaitu: seorang selebriti, ahli, penyiar atau orang biasa. Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kesukaan target konsumen yang dituju, sifat produk atau jasa yang ditawarkan, kecocokan antara produk dengan bintang iklan, dsb. Penggunaan endorser memiliki peranan yang penting dalam membentuk personaliti merek (brand personality) pada sebuah produk. Bagi perusahaan, personaliti merek ini sangatlah penting untuk membedakannya dengan merek lain. Personaliti yang demikian oleh endorser harus disesuaikan dengan image produk yang diiklankan dan kemudian personaliti tersebut ditransfer kedalam merek produk yang diiklankan sehingga konsumen sadar akan keberadaan dari merek tersebut. Selain itu, diharapkan pula dengan dibentuknya personaliti merek pada sebuah produk dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja merek produk tersebut dipasarkan. Penggunaan endorser non selebriti atau ”orang biasa” dapat membuat konsumen merasa lebih dekat dan merasa familiar, akan menghasilkan keterlibatan pesan yang cukup tinggi, dan akhirnya akan mempengaruhi persepsi konsumen, sehingga tercipta persepsi yang positif terhadap produk yang diiklankan. Tugas utama para endorser ini adalah untuk menciptakan asosiasi yang baik antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif 27 dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di mata konsumen. Iklan merupakan elemen yang penting dan saling berpengaruh dalam menanamkan brand image kepada konsumen, seiring dengan ciri fisik dan kualitas produk yang mengikuti suatu brand tertentu. 2.5.1 Kriteria Endorser Perusahaan harus memilih endorser yang cocok agar dapat menyampaikan pesan iklan yang diinginkan kepada target audience sehingga pesan tersebut dapat sampai kepada konsumen yang dapat membentuk opini, dan mereka akan meneruskan opini tersebut sesuai dengan persepsi masing-masing, dengan demikian akan diharapkan bertambahnya kesadaran akan produk. Pemasang iklan biasanya mempunyai alasan tersendiri untuk menentukan endorser untuk iklan tersebut, pada endorser non selebrity (typical-person endorser) biasanya digunakan sebagai bentuk promosi testimonial untuk meraih kepercayaan konsumen. endorser non selebriti dapat diakrabi oleh konsumen karena mereka merasa memiliki kesamaan konsep diri yang aktual (actual-self concept), nilainilai yang dianut, kepribadian, gaya hidup (life styles), karakter demografis, dan sebagainya. Pemasang iklan harus berhati-hati dalam melakukan pemilihan endorser, masing-masing faktor memiliki mekanisme yang berbeda dalam mempengaruhi sikap konsumen, yaitu 18 : 1. Source credibility, menggambarkan persepsi konsumen terhadap keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang relevan yang dimiliki oleh endorser 18 Belch, G.E. & Belch, M.A. 2004. Advertising and Promotion: A Integrated Marketing Communication Perspective. New York: McGraw-Hill Com-panies, Inc. pg 172 28 mengenai merek produk yang diiklankan serta kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan informasi yang tidak biasa dan objektif. Kredibilitas memiliki dua sifat penting, yaitu: a. Expertise, merupakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki endorser berkaitan dengan produk yang diiklankan b. Trustworthiness, mengacu pada kejujuran, integritas, dapat dipercayai sebagai seorang sumber 2. Source attractiveness, endorser dengan tampilan fisik yang baik dan/atau karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat menimbulkan minat audience untuk menyimak iklan. Daya tarik endorser mencakup: a. Similarity, merupakan persepsi khalayak berkenaan dengan kesamaan yang dimiliki oleh endorser, kemiripan ini dapat berupa karakteristik, demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditampilkan pada iklan, dan sebagainya b. Familiarity, adalah pengenalan terhadap narasumber malalui exposure. Sebagai contoh penggunaan celebrity endorser dinilai berdasarkan tingkat keseringan tampil dipublik, sedangakan penggunaan typical-person endorser dinilai berdasarkan keakraban dengan sosok yang ditampilkan karena sering dijumpai di kehidupan sehari-hari c. Likability, adalah kesukaan audiens terhadap narasumber karena penampilan fisik yang menarik, perilaku yang baik atau personal lainnya. 29 3. Source power, adalah karisma yang dipancarkan oleh narasumber sehingga dapat mempengaruhi pemikiran, sikap atau tingkah laku konsumen karena pernyataan atau pesan endorser tersebut. 2.6. Brand 2.6.1. Definisi brand (merek) Pengertian merek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 651) adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang-barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal; cap (tanda) yang menjadi pengenal untuk menyatakan nama dan sebagainya. Menurut para ahli, definisi brand (merek) adalah : a. Brand atau merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli 19. b. Brand adalah ide, kata, desain grafis dan suara / bunyi yang mensimbolisasikan produk, jasa, dan perusahaan yang memproduksi produk dan jasa tersebut 20. c. Stephen King dalam Paul Temporal, KC Lee mengatakan bahwa produk adalah sesuatu yang dibuat didalam pabrik, merek adalah sesuatu yang dibeli oleh konsumen. Produk dapat ditiru pesaing, merek adalah unik 21. d. American Marketing Association mendefinisikan brand sebagai nama, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan 19 Kotler, Philip and Amstrong. 1997. Prinsip-prinsip Pemasaran (edisi ketiga). Jakarta: Erlangga.hlm 283 20 Janita. 2005. Inspirasi Bisnis : Perspektif Baru Dalam Strategi Branding, Bisnis, dan Karir. Jakarta: Amara Books.hlm 15 21 Temporal, Paul & K.C Lee. 2002. Hi-Tech Hi-Touch Branding. Jakarta: Salemba Empat.hlm 46 30 untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing 22. e. Menurut Aaker, merek adalah :”Nama, dan/simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian dapat membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor” 23. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan brand adalah kelengkapan dari suatu produk maupun jasa yang terdapat di dalamnya, yaitu berupa: nama, istilah, simbol, tanda gambar/ logo, kemasan serta kombinasinya yang memiliki fungsi atau tujuan sebagai identitas dari suatu produk sehingga akan mudah dibedakan dengan produk lainnya dari pesaing, serta memberikan jaminan dari pembuatnya akan produk yang dihasilkan. Merek dapat memiliki enam level pengertian 24 : a. Atribut : merek mengingatkan pada atibut-atribut tertentu b. Manfaat : atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional c. Nilai : merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. d. Budaya : merek juga mewakili budaya tertentu. e. Kepribadian : merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. 22 Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2. Jakarta: PT Indeks. hlm 460. Aaker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum Mitra Utama. hlm 9. 24 Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2. Jakarta: PT Indeks. hlm 460. 23 31 f. Pemakai : merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan merek tersebut. 2.7. Brand Awareness 2.7.1 Definisi Brand Awareness Brand Awareness atau kesadaran merek merupakan langkah awal untuk membangun sebuah merek produk. Aspek paling penting dari brand awareness adalah bentuk informasi dalam ingatan di tempat yang pertama. Ketika konsumen memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan konsumsi, kedekatan dengan nama merek akan cukup untuk menentukan pembelian. Menurut Rossiter dan Percy (1997) konsep kesadaran merek yaitu kemampuan pembeli untuk mengidentifikasi (mengenal atau mengingat) suatu merek yang cukup detail untuk melakukan pembelian. Kesadaran merek merupakan langkah awal bagi setiap konsumen terhadap setiap produk atau merek baru yang ditawarkan melalui periklanan. Hal ini didukung oleh pengiklanan yang dapat menciptakan kesadaran pada suatu merek baru, dan kesadaran itu sendiri akan menghasilkan keinginan untuk membeli, kemudian setelah itu suatu merek akan mendapatkan jalannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan 25. Brand Awareness (kesadaran merek) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan katagori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. 26 25 Percy, Larry, John R. Rositter, 1992, “A Model of Brand Awareness and Brand Attitude Advertising Strategies”, Psychology and Marketing Journal Vol.9 (4), July-August. 26 Shimp.A Terence. 2003. Periklanan promosi aspek tambahan komunikasi terpadu. Jakarta : Erlangga. hlm 11 32 Brand awareness didefinisikan dalam hal kemampuan yang dimiliki konsumen untuk mengasosiasikan suatu merek dengan kategori produknya. Hal ini merujuk pada kekuatan dari keberadaan suatu merek pada pikiran konsumen. Kesadaran mempresentasikan level terendah dari pengetahuan merek. Brand awareness menggambarkan keberadaan brand dalam benak konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori. Brand yang kuat dicerminkan oleh brand awareness yang tinggi dan asosiasi merek (brand assosiation) yang kuat dan positif . Kesadaran merek (brand awareness) yaitu kesanggupan seorang calon pembeli mengenali atau mengingat kembali suatu merek yang merupakan bagian dari kategori produk tertentu 27. Peter dan Olson menyatakan bahwa brand awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Peter dan Olson menyatakan tingkat brand awareness dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah mulai memadai tergantung pada di mana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan. Strategi brand awareness yang tepat tergantung pada seberapa terkenal 27 Simamora, Bilson. 2003. Aura Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. hlm 79 33 brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat brand awareness yang sudah tinggi 28. 2.7.2 Tingkatan Kesadaran Merek Tingkat brand awareness dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah memadai tergantung di mana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan. Strategi brand awareness yang tepat tergantung pada seberapa terkenal brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat brand awareness yang sudah tinggi. Berdasarkan cara pandang konsumen, sebuah merek tidak memiliki ekuitas hingga konsumen menyadari keberadaan merek tersebut. Mecapai kesadaran akan merek adalah tantangan utama bagi merek baru. Mempertahankan tingkat kesadaran akan merek yang tinggi adalah tugas yang harus dihadapi oleh semua merek. 29 Terdapat dua tingkat kesadaran merek, yaitu : a. Kenal akan merek (Brand Recognition) Kategori ini meliputi merek produk yang dikenal konsumen setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). Mencerminkan tingkat kesadaran yang cenderung dangkal. 28 Peter, J. Paul. dan Jerry, C. Olson. 2000. Consumer Behavior, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran; alih bahasa, Sihombing, Damos. Jakarta: Erlangga. hlm 138 29 29 Shimp.A Terence. 2003. Periklanan promosi aspek tambahan komunikasi terpadu. Jakarta : Erlangga. hlm 11 34 b. Mengingat merek (Brand Recall) Kategori ini meliputi merek dalam kategori suatu produk yang diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan kembali, mencerminkan kesadaran yang lebih dalam. 2.7.3 Nilai Kesadaran Merek Peran kesadaran merek terhadap ekuitas merek dapat dipahami dengan membahas bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilainilai yaitu : 1. Jangkar tempat tautan berbagai asosiasi. Suatu produk atau layanan baru sudah pasti diarahkan untuk mendapatkan pengenalan. Jarang sekali suatu keputusan pembelian terjadi tanpa pengenalan. Pengetahuan mengenai berbagai bagian dan manfaat dari produk baru sangat sulit tanpa terlebih dahulu mendapatkan pengakuan. Pengakuan merek merupakan langkah dasar pertama dalam tugas komunikasi. Sebuah merek biasanya dikomunikasikan dengan atribut-atribut asosiasinya. Dengan tingkat pengenalan yang mapan, tugas selanjutnya tinggal mencantelkan suatu asosiasi baru, seperti atribut produk. 2. Keakraban/ rasa suka Pengakuan merek memberikan suatu kesan akrab, dan konsumen menyukai sesuatu yang akrab. Terdapat hubungan yang positif antara jumlah penampakan dan rasa suka, baik penampakan dalam bentuk abstraksi gambar, nama, musik, dan lain-lain. Pengulangan penampakan bisa mempengaruhi rasa suka bahkan jika tingkat pengenalan tidak terpengaruh. 35 3. Tanda mengenai substansi/komitmen Kesadaran merek bisa menjadi suatu signal dari kehadiran, komitmen, dan substansi dari sebuah merek produk. Jika sebuah merek dikenali, pasti ada sebabnya, seperti : perusahaan telah mengiklankan secara luas, perusahaan telah menggeluti bisnis tersebut dalam waktu lama, perusahaan mempunyai jangkauan distribusi yang luas, dan merek tersebut berhasil. 4. Mempertimbangkan merek. Langkah awal dalam proses pembelian biasanya adalah menyeleksi sekumpulan merek untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu, pengingatan kembali merek (brand recall) menjadi penting. Pada umumnya, jika sebuah merek tidak mencapai pengingatan kembali maka merek tersebut tidak akan termasuk dalam proses pertimbangan pembelian. Tetapi konsumen biasanya juga akan mengingat merekmerek yang sangat mereka tidak sukai. Dalam meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun pengingatan kembali, melibatkan dua tugas, yaitu, mendapatkan identitas merek dan mengaitkannya pada suatu kelas produk tertentu. Suatu pesan kesadaran merek hendaknya memberi suatu alasan untuk diperhatikan dan dikenang atau menjadi berbeda dan istimewa. Hal ini ditempuh dengan, melibatkan slogan atau jingle, menjadi sponsor kegiatan, dan perluasan merek. 36 2.8. Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 30 Adapun rumusan hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya pengaruh antara Endorser Non Selebrity terhadap Brand Awareness pada iklan Oreo Ice cream Orange. Ho = Variabel (X) Endorser non Selebrity tidak berpengaruh nyata terhadap Variabel (Y) Brand Awareness Ha = Variabel (X) Endorser non Selebrity berpengaruh nyata terhadap Variabel (Y) Brand Awareness 30 Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,Bandung, hal :64 37