BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekembangan teknologi mulai menggeser sudut pandang masyarakat pada umumnya termasuk masyarakat Indonesia pada investasi. Mulai dari yang berinvestasi pada perhiasan baik itu perhiasan emas, permata, atau batu antik yang sekarang digandrungi masyarakat Indonesia. Tahun 2000 hingga awal 2013 investasi terhadap emas menjadi pilihan ungulan. Semejak menurunnya harga emas pada pertengahan tahun 2013 investasi emas mulai ditinggalkan. Karena dilihat investasi emas mulai tidak menguntungkan. Banyak masyarakat mulai beralih pada bidang properti. Banyak lahan kosong berubah menjadi apartemen, kosan, dan kontrakan. Karena dinilai lebih menguntungkan dengan risiko yang tidak besar. Menurut Tandelilin (2010) tujuan investor untuk berinvestasi adalah mimaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investiasi yang harus dihadapinya. Berbicara risiko dalam invesatasi ada idiom yang sering disebut oleh investor dalam berinvestasi yaitu “high risk high return” yang memiliki arti semakin tinggi resiko pada instrumen investasi maka semakin tinggi return yang dihasilkan. Return menurut Tandelilin (2010) merupakan faktor risiko investasi yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Investasi pada 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 instrumen surat berharga merupakan investasi dengan risiko yang tinggi dan return yang tinggi. Namun seperti dua sisi mata uang, ada keuntungan pasti ada kerugian. Maka dari itu dalam buku Tandelilin (2010) menuliskan nasihat Markowitz “Janganlah menaruh semua telur dalam satu keranjang”, hubungannya dengan investasi adalah tidak menaruh seluruh dana dalam satu instrumen, tapi sebar dana pada beberapa instrumen investasi. Prinsip ini digunakan oleh Warren Buffett (30 Agustus 1930) investor saham yang sukses dan termasuk dalam sepuluh orang terkaya dunia menurut majalah forbes (bisnis.tempo.co Rabu, 4 Maret 2015, 00:20). Warren Buffett menjadi orang ketingga terkaya didunia dengan jumlah kekayaan US$ 72,7 miliar atau Rp 937,8 triliun. Buffett mengumpulan kekayaanya dimulai dari umur yang cukup muda yaitu 11. Walau Buffett merupakan anak dari politisi bisnis handal Howard Buffet namun Warren Buffet bekerja menjadi loper koran dan berkeliling mencari bola golf dan dijual kembali kepada pemain dengan harga murah. Investasi pertama Buffet adalah membeli saham Cities Services seharga $38,25 per lembar saham lalu menjualnya kembali dengan harga $40. Buffet merasa menyesal telah menjual sahamnya karena ternyata harga saham yang Buffet jual naik harganya menjadi $200 per lembar saham. Pada umur 14 tahun Warren Buffet memiliki uang sebanyak $1.200 yang dia belikan tanah sebesar 40 hektar kemudian disewakan pada petani. Dalam berinvestasi Buffet memiliki beberapa strategi diantaranya berinvestasi pada perusahaan yang produknya sudah dipahami. Buffet juga melakukan diservikasi saham dengan melihat perusahaan yang memiliki hutang yang rendah dan return on equity http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 yang tinggi. Hai ini didukung oleh Asnawi dan Candra (2008) yang mengatakan bahwa untuk dapat mengetahui investasi yang efisien, yaitu dengan mencari kombinasi dari beberapa alternatif, seperti kombinasi laba, utang serta saham. Asnawi dan Chandra (2005). Menurut Musdalifah dkk (2015) investor melakukan analisis saham sebelum mengambil keputusan berinvestasi merupakah hal yang wajar. Investor melakukan penilaian kondisi perusahaan dengan mengunakan faktor fundamental dan menilai harga saham dengan faktor teknikal sehingga dapat mengetahui return bagi investor. Salah satu unsur faktor fundamental menurut adalah kinerja keuangan perusahaan yang dalam pengukuran penilaiannya menggunakan rasio keuangan. Rasio menurut Johar Arifin (2009) memiliki pengertian alat yang diyatakan dalam arithmetical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua macam data finansial. Terdapat banyak rasio analitis yang dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Secara umum ada beberapa rasio yang dapat digunakan menurut Fred J. Weston yang ditulis oleh (Arief:2009) diantaranya rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio evaluasi. Rasio likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio leverage (rasio utang) bertujuan mengukur seberapa jauh kebutuhan keuangan perusahaan dibiayai dengan dana pinjaman. Rasio aktivitas adalah rasio yang bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoprasikan dana. Rasio Profitabilitas bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 penjualan. Rasio pertumbuhan bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukanya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri. Rasio evaluasi bertujuan mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil. Faktor teknikal menurut Brown (1989) yang ditulis kembali oleh Musdalifah dkk (2015) adalah faktor yang menganalisis pergerakan harga saham, volume perdagangan dan market kapitalisasi dengan kemungkinan teknikal dari historikal pergerakan data statistiknya pada jangka waktu tertentu. Faktor teknikal atau penggunaan harga masa lalu untuk menyimpulkan informasi pribadi, memiliki nilai di sebuah model dimana harga sepenuhnya mengungkapkan dan treder dugaan rasional tentang hubungan antara harga dan sinyal. Investasi saham memerlukan modal yang cukup besar. Saat ini setelah dikeluarkannya Surat Keputusan KEP-00071/BEI/11-2013. Dalam surat keputusan ini disebutkan penurunan nilai satuan Lot saham yang awalnya 1 lot saham terdiri dari 500 lembar saham dan menjadi 100 lembar saham. Maka terbuka peluang untuk para pemula seperti mahasiswa dan pelajar yang memiliki uang dibawah lima juta rupiah, sudah dapat berinvestasi saham. Di Indonesia saham biasanya diperjualbelikan di pasar modal. Pasar modal Indonesia sudah berdiri sejak tahun 1912 lama sebelum Indonesia merdeka. Saat ini pasar modal Indonesia bernama Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX) sejak tanggal 1 Desember 2007. BEI http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 merupakan gabungan dari dua bursa yang ada di Indonesia yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Penggabungan ini bertujuan untuk efektifitas oprasional dan transaksi. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melihat informasi sebelum melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media elektronik. Beberapa indeks seperti IHSG, Indeks Sektoral, LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), dan lain-lain. Index LQ45 merupakan index yang terdiri dari 45 perusahaan atau emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan likuiditas dan kapitalitas pasar yang tinggi. LQ45 diluncurkan Februari 1997 dengan ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi pasar reguler. Secara Rutin BEI memantau perkembangan kinerja perusahaan yang masuk dalam perhitungan LQ45. Perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 ini melalui beberapa kriteria pemilihan dan disesuaikan enam bulan sekali (awal bulan Februari dan Agustus) maka dari itu perusahaan yang ada di indeks LQ45 selalu berubahubah tergantung hasil penilaian. Sesuai perkembangan pasar dan untuk mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukan sebagai ukuruan likuiditas. Kriteria penilaian LQ45 yang tercantum dalam buku panduan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 indeks 2010 yang dikeluarkan oleh BEI adalah sudah tercatat di BEI minimal 3 bulan, aktivitas transaksi di pasar reguler adalah nilai, volume, dan frekuensi transaksi, jumlah hari perdagangan di pasar reguler, kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu, dan keadaan keuangan serta prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. Tujuan indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan. Gambar 1.1 Perbandingan Indeks LQ45 NILAI PENUTUPAN 6,000,000 5,000,000 4,000,000 IHSG 3,000,000 LQ45 JII 2,000,000 1,000,000 0 2010 2011 2012 2013 2014 Submber: Data Diolah Dalam penelitian sebelumnya banyak yang membahas mengenai rasio keuangan dan pengembalian saham. Berikut beberapa jurnal penelitian sebelumnya yang menjadi acuang bagi penulis untuk mengakat isu mengenai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 rasio keuangan dan return saham. Berikut adalah jurnal penelitiannya. Tabel 1.1 Jurnal Terdahulu Pengarang Variabel Hasil Dian Nawangsari dan ROE, PER, ROA, ROE, PER, ROA berpengaruh Sasi Agustin (tahun dan return saham positif terhadap return saham. penelitian 2007-2011) Namun saat uji parsial hanya PER yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dan juga menjadi paling dominan dari ketiga variabel Najmiyah, Edy S, dan PBV, PER, DER, PER berpengaruh signifikan Ni Kadek S (tahun dan return saham terhadap return saham, sedangkan penelitian 2009-2013) PBV dan DER tidak berpengaruh terhadap return saham. Rio Malintan (tahun CR, DER, PER, PER dan ROA berpengaruh penelitian 2005-2010) ROA, dan return secara ginifikan terhadap return saham saham, sedangkan CR dan DER tidak berpengaruh terhadap return saham. Cerlienia Juwita (tahun ROA, ROE, DER, ROA, ROE, EPS, dan PER penelitian 2010-2012) EPS, PER, dan berpengaruh positif secara return saham signifikan terhadap return saham, sedangkan DER berpengaruh negatif secara signifikan terhadap return saham. Giovanni Budialim CR, DER, CR, DER, ROA, ROE, EPS, dan (tahun penelitian 2007- ROA,ROE, EPS, BVPS berpengaruh positif namun 2011) BVPS, beta, dan tidak signifikan, sedangkan beta return saham berpengaruh positif secara signifikan terhadap return saham. Ajeng Asmaul Husna ROE, DER, EPS, EPS dan TIER berpengaruh PER, PBV, Time positif terhadap return saham Interest Earned dan sedangkan ROE, DER, PER dan return saham PBV tidak berpengaruh terhadap return saham Desi Arista (tahun ROA, DER, EPS, ROA dan EPS tidak berpengaruh, penelitian 2005-2009) PBV, dan return DER berpengaruh negative secara saham signifikan, dan PBV berpengaruh positif secara signifikan terhadap return saham. Elly Salim dan ROE, DER, DPR, ROE, DER, DPR, ROA dan EPS Isnurhadi ROA, EPS, dan secara parsial berpengaruh return saham signifikan terhadap return saham dan EPS adalah variabel bebas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 Dyatri Utami Arian Absari, Made Sudarma, dan Grahita Chandrarin (tahun penelitian 20082011) Likuiditas, ukuran perusahaan, DER, ROE, EPS, PER, beta, dan return saham Feny Wulandari (tahun CR, DER, NPM, penelitian 2007-2011) ROA, ROE, TAT, PER, PBV, dan return saham Arriana Iskandar ROE, NPM, PER, (tahun penelitian 2008- dan retrun saham 2010) Lina Budiharti (tahun ROA, DER, Size penelitian 2011-2013) Perusahaan, dan return Saham Sumber: Data Diolah yang paling dominan mempengaruhi perubahan harga saham. Secara parsial, bahwa variabel fundamental yang berpengaruh signifikan terhadap return saham adalah EPS dan risiko sistematis. Sedangkan likuiditas, ukuran perusahaan, DER, ROE dan PER tidak terbukti berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, variabel independen yang terdiri atas likuiditas, ukuran perusahaan, DER, ROE, EPS, PER dan risiko sistematis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. CR, NPM, ROE, PER, dan PBV tidak berpengaruh secara parsial sedangkan DER, ROA, TAT, berpengaruh secara parsial terhadap return saham. PER dan NPM berpengaruh negatif secara signifikan, ROE berpengaruh positif secara sinifikan terhadap return saham. ROA berpengaruh tidak signifikan, DER dan Size Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penulis tertarik untuk menilsi perusahaan melalui analisis rasio harga/laba (Price Erning Ratio), hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) dan pengembalian terhadap ekuitas (Return on Equity). Ketiga rasio ini dapat memperlihatkan seberapa besar perusahaan dapat memiliki kemampuan untuk mengembalikan hutang kepada kreditur dan investor selain itu dapat dilihat juga seberapa banyak laba yang didapat oleh investor. Maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis akan meneliti mengenai Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham pada perusahaan LQ45 Tahun 2010-2014. B. Perumusan Masalah Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan ini adalah : 1. Apakah ROE berpengaruh terhadap return saham yang tergabung di Index LQ45 tahun 2010-2014? 2. Apakah PER berpengaruh terhadap return saham yang tergabung di Index LQ45 2010-2014? 3. Apakah DER berpengaruh terhadap retrun saham perusahaan yang tergabung di Index LQ45 2010-2014? 4. Apakah ROE, PER, dan DER berpengaruh secara simultan terhadap retrun saham yang tergabung di Index LQ45 2010-2014? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian kali ini ingin lebih mengetahui : 1. Untuk mengetahui pengaruh nilai ROE terhadap return saham perusahaan yang tergabung di Index LQ45 2010-2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh nilai PER terhadap return saham perusahaan yang tergabung di Index LQ45 2010-2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh nilai DER terhadap return saham perusahaan yang tergabung di Index LQ45 2010-2014. 4. Untuk mengetahui pengaruh nilai ROE, PER, dan DER terhadap return http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 saham perusahaan yang tergabung di Index LQ45 2010-2014. D. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi semua orang yang membaca penelitian ini. Penulis mengharapkan penelitian ini dapat berkontribusi secara, 1. Kontribusi praktik Penulis berharap penelitian ini dapat digunakan oleh investor, masyarakat, dan perusahaan sebagai salah satu acuan dalam melakukan penilaian investasi di kemudian hari dan tambahan informasi dalam penilaian perusahaan. Penulis juga berharap penelitian ini dapat digunakan untuk menjadi bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya. 2. Kontribusi Akademik Penulis berharap penelitian ini dapat berkontribusi aktif untuk digunakan sebagai bahan ajar pada pembahasan analisis keuangan, penilaian perusahaan, atau pada pembahasan mengenai saham. Sehingga nantinya dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai pembahasaan ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/