BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Fotografi menurut Amir Hamzah Sulaeman (1981 : 94) berasal dari kata foto yaitu cahaya dan grafi yang artinya menggambar atau menulis. Dengan demikian, fotografi dapat disimpulkan dengan cara untuk mengabadikan suatu momen dengan merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya. Fotografi merupakan salah satu bidang komunikasi visual yang memiliki banyak peminat. Fotografi merupakan proses menghasilkan sebuah foto dari satu objek dengan merekam pantulan cahaya pada media visual. Fotografi mempunyai cara untuk mengabadikan suatu momen yang telah dipakai sejak terciptanya kamera foto pada jaman dahulu, cara ini dianggap paling mudah untuk mengabadikan momen. Dalam mengidentifikasi fotografi ini masih memiliki banyak cabang atas kekhususan subjek fotografi, salah satunya adalah fotografi wedding, yang terdiri dari wedding documentation, pre wedding dan foto post wedding. Wedding documentation merupakan salah satu dokumentasi sebuah acara pernikahan yang digunakan sejak jaman dahulu dan ditawarkan oleh sebuah rumah produksi yang bergerak di bidang jasa fotografi pada masyarakat, sedangkan pre wedding merupakan salah satu pengambilan gambar atau foto oleh kedua pasangan sebelum acara pernikahan berlangsung. Pre wedding berbeda dengan foto post wedding, foto post wedding memliki definisi sebagai berikut post adalah pasca atau sesudah sedangkan wedding adalah pernikahan dua orang yang telah sepakat untuk hidup bersama hingga akhir hayat. Semua proses sesi foto post wedding yang di lakukan sesudah menikah dan diabadikan dalam sebuah foto, dengan tema yang disesuaikan dengan keinginan kedua mempelai yang sah menjadi suami istri. 1 2 Mayoritas rumah produksi di Indonesia yang bergerak di bidang fotografi menawarkan jasa wedding documentation dan pre wedding. Jasa wedding documentation yaitu menyimpan peristiwa pernikahan yang sedang berlangsung berbentuk rekaman video agar tetap dapat dilihat pada waktu yang akan mendatang, sedangkan jasa pre wedding yaitu foto yang dilakukan sebelum pernikahan dan banyak yang mengangap hasil dari foto pre wedding tersebut nantinya dipasang pada acara resepsi, undangan, dan souvenir pernikahan. Saat ini wedding documentation dan pre wedding sudah menjadi semacam trend hingga sekarang telah menjadi life style. Maka, siapapun bisa menggunakan jasa tersebut asalkan memiliki cukup dana untuk membayar jasa tersebut. Sabit Photography adalah salah satu rumah produksi jasa fotografi yang menangani foto post wedding dan wedding documentation. Sabit Photography berlokasi di Jl. Galar Raya No. 15, Tlogosari, Semarang Timur. Berdirinya rumah produksi Sabit Photography awalnya karena lingkungan masyarakat di Indonesia khususnya kota Semarang yang bergerak dibidang jasa fotografi sebagian besar memilih menawarkan jasa wedding documentation dan pre wedding. Rumah produksi Sabit Photography baru berdiri dua tahun lalu dan kini sudah memiliki beberapa kru yang dapat membantu mengembangkan jasa rumah produksi terutama foto post wedding. Rumah produksi Sabit Photography sekarang tidak pernah menerima jasa pre wedding karena owner Sabit Photography lebih memilih kliennya yang sudah menikah dan sah sebagai pasangan suami istri. Sebaliknya, Rumah produksi Sabit Photography ingin fokus ke wedding documentation dan foto post wedding, rumah produksi Sabit Photography masih tergolong baru dan belum banyak didengar oleh masyarakat khususnya jasa foto post wedding, oleh karena itu jasa yang ditawarkan hanya wedding documentation dan foto post wedding sebagai keunggulan rumah produksi Sabit Photography. Rumah produksi belum memiliki klien yang tetap, karena beberapa klien yang 3 menggunakan jasa foto post wedding atau wedding documentation hanya mengetahui dari mulut ke mulut dan banyak masyarakat belum mengetahui akan jasa post wedding yang di tawarkan Sabit Photography. Jasa foto post wedding yang dimiliki oleh Sabit Photography belum dikenal oleh masyarakat kota Semarang dan konsumen tergolong sedikit, berbeda dengan rumah produksi lainnya yang bergerak dalam bidang jasa fotografi yang menawarkan jasa lebih bervariasi. Masyarakat kota Semarang hanya mengetahui jasa foto pre wedding dan wedding documentation, tetapi belum yang mengetahui tentang foto post wedding. Di lihat dari realita permasalahan yang dialami oleh rumah produksi “Sabit Photography”, penulis memberikan solusi berupa “Perancangan Media Iklan Sabit Photography untuk Memperkenalkan Foto Post Wedding di Kota Semarang”. Dengan merancang media iklan dan pemilihan media iklan yang tepat diharapkan membantu rumah produksi memperkenalkan foto post wedding, serta berfungsi mengajak masyarakat menggunakan jasa yang ditawarkan rumah produksi. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh rumusan sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang konsep foto post wedding? 2. Bagaimana merancang media iklan Sabit Photography yang tepat untuk memperkenalkan foto post wedding kepada masyarakat kota Semarang? 1.3.Batas Lingkup Perancangan 1.3.1.Jangkauan Pemasaran Perancang membatasi perancangan hanya meliputi media iklan “Sabit Photography” sebagai rumah produksi yang menawarkan jasa foto post wedding. Media visualisasi yang dirancang dibatasi pada media iklan dan pengaplikasiannya yang mampu memberikan informasi dan menarik audience untuk menggunakan jasa foto post wedding. 4 1.3.2.Target Audience Target audience yang digunakan untuk perancangan adalah masyarakat sekitar kota Semarang kalangan menengah ke atas khusus laki – laki dan perempuan berusia 23–50 tahun yang sudah menikah, terutama yang sedang membutuhkan jasa foto post wedding. 1.4.Tujuan Perancangan 1. Memperkenalkan foto post wedding kepada masyarakat kota Semarang. 2. Merancang media iklan Sabit Photography. 1.5.Manfaat Perancangan Manfaat yang dapat diambil dari perancangan ini, antara lain : a. Bagi Perancang Perancang mendapatkan wawasan dan mengetahui permasalahan yang ada di masyarakat kemudian mencari pemecahan permasalahan melalui perancangan media iklan. b. Bagi Sabit Photography Membangun citra Sabit Photography menjadi bahan pertimbangan yang tepat dalam menjaga eksistensinya dari kompetitor, dengan merancang strategi iklan memperkenalkan foto post wedding di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di Semarang. c. Bagi Umum Memberikan informasi kepada masyarakat kota Semarang tentang ke beradaan Sabit Photography yang memperkenalkan jasa foto post wedding. 5 d. Bagi Mahasiswa DKV Mengetahui cara perancangan media iklan dengan menyesuaikan kondisi sebuah rumah produksi melalui media iklan yang tepat khususnya dalam penjualan suatu jasa. 1.6.Metodologi dan Sistematika Perancangan 1.6.1.Metodologi Dalam proses perancangan ini, metode yang digunakan metode kualitatif. Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012 : 4) “penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati”. Dari pengumpulan data diperoleh melalui rumah produksi terkait untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan secara detail sebuah rumah produksi yang menawarkan suatu jasa dari wawancara langsung. Metode pengumpulan data, perancang melakukan wawancara langsung kepada pihak yang terkait Sabit Photography untuk memahami permasalahan yang ada, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan Sabit Photography secara detail untuk mendapatkan perancangan media iklan. Setelah mendapatkan informasi rumah produksi terkait dari wawancara dan dokumentasi, perancang dapat menganalisa data yang di dapatkan dengan menggunakan analisa SWOT. 1.6.2.Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara dapat dilakukan dengan mendatangi nara sumber dan bertatap muka, maupun tidak langsung seperti melalui email dan telepon. Wancara yang dilakukan pada nara sumber, yaitu Bapak Syahrul Alim Van Chan (founder atau pemilik dari Sabit Photography). Penulis mewawancarai 6 Bapak Syahrul tidak dibatasi semua hal – hal yang berkaitan dengan “Sabit Photography” diantaranya adalah : 1. Latar belakang Sabit Photography. 2. Visi Misi Sabit Photography. 3. Sejarah Sabit Photography. 4. Struktur organisasi Sabit Photography. 5. Karya yang telah dihasilkan Sabit Photography sejak sekarang. 6. Hambatan yang pernah dialami Sabit Photography dan cara mengatasinya. b. Observasi Observasi yaitu peneliti langsung melakukan pengamatan pada lokasi objek penelitian agar dapat mengetahui latar bealakang pada rumah produksi Sabit Photography, dan mengetahui permasalahan apa yang dihadapinya serta untuk mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. c. Dokumentasi Pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan. Tujuan dokumentasi mempelajari keadaan latar belakang hingga keadaan saat ini, dokumentasi dilakukan dengan survey lapangan secara langsung dan melihat proses kerja lapangan Sabit Photography di Semarang. 1.6.3.Analisa Data (SWOT) Analisis SWOT merupakan sebuah metode perancangan strategis yang di gunakan untuk mengevaluasi strenghts, weakness, opportunities, dan threats yang terlibat dalam suatu proyek atau dalam bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor – faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. 7 Menurut Rangkuti ( 2005 : 21 ), SWOT adalah identitas strategi pelayanan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan internal. Kekuatan dan kelemahan dikelompokan dalam faktro internal, sedangkan peluang dan ancaman diidentifikasi sebagai faktor eksternal. Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menyusun faktor – faktor strategis perusahaan. Terdapat delapan langkah yang terlibat dalam penyusunan matriks SWOT, yaitu : a. Menulis peluang eksternal perusahaan. b. Menulis ancaman eksternal perusahaan. c. Menulis kekuatan internal perusahaan. d. Menulis kelemahan internal perusahaan. e. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang ekssternal dan catat strategi S – O dalam sel yang di tentutkan. f. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat startegi W – O dalam sel yang di tentukan. g. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat startegi S – T dalam sel yang di tentukan. h. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman dan catat startegi W – T dalam sel yang di tentukan. Matriks SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi S – O, strategi S – T, strategi W – O, dan strategi W – T ( David, 2004 : 56 ). Tujuan dari setiap pencocokan untuk menghasilkan strategi yang dijalankan, bukan untuk memilih atau menetapkan alternatif sebagai strategi mana yang terbaik. Penyajian sistematis dan matriks SWOT dapat dilihat pada tabel berikut ini : 8 Faktor Internal Streght ( S ) Weakness ( W ) Menentukan faktor – Menentukan faktor – faktor kekuatan internal. faktor kelemahan internal. Faktor Eksternal Opportunities ( O ) Strategi S – O Strategi W – O Menentukan faktor – Menggunakan kekuatan Meminimalkan faktor peluang eksternal. untuk memanfaatkan kelemahan untuk peluang. memanfaatkan Peluang. Threats ( T ) Strategi S – T Strategi W – T Menentukan faktor – Menggunakan kekuatan Meminimalkan faktor ancaman untuk mengatasi eksternal. ancaman. Kelemahan untuk menghindari ancaman. Tabel 1.1 Definisi Matriks SWOT Sumber : ( David , 2009 : 9 ) 9 1.6.4.Bagan Alir Penelitian Judul PERANCANGAN MEDIA IKLAN SABIT PHOTOGRAPHY UNTUK MEMPERKENALKAN FOTO POST WEDDING DI KOTA SEMARANG Latar Belakang Sabit Photography adalah salah satu rumah produksi baru bergerak di biadang jasa fotografi di kota Semarang yang akan memperkenalkan jasa foto post wedding 1. Rumusan Masalah kepada msyarakat kota Semarang 2. 1. Tujuan Perancangan Bagaimana merancang konsep foto merancang media Photography Wawancara post wedding? 2. memperkenalkan foto post wedding Bagaimana merancang media iklan 1. 2. Metode Pengumpulan Data Founder Konsumen Sabit Photography yang tepat untuk memperkenalkan foto post wedding Mendiskripsikan kelemahan Sabit Photography Dokumentasi kepada masyarakat kota Semarang? Survey lapngan Metode Analisis Data Observasi Data Perusahaan Data Target Audience Kompetitor SWOT & SURVEY Segmentasi Audience SWOT & SURVEY Penetapan Strategi Strategi Kreatif Proses Kreatif Strategi Media Konsep Desain Final Desain Gambar 1.1 Bagan Alir Sumber : file data Rista Nugrahani iklan Sabit 10 1.6.5.Sistematika Penelitian dan Perancangan a. BAB I ( Pendahuluan ) Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tinjauan perancangan, manfaat perancangan, batas lingkup perancangan, metode dan sistematika perancangan, dan tinjauan teoritis. b. BAB II ( Identifikasi Data dan Produk ) Berisi tentang data perusahaan ( nama perusahaan, visi misi perusahaan, jenis produk , harga dan karakter produk ). c. BAB III ( Analisa Masalah ) Menjelaskan tentang market positioning, deskripsi tentang konsumen dan posisi perusahaan dalam khalayak pasar, analisa kelemahan dan kekuatan dari perusahaan, serta penjelasan matrik SWOT. d. BAB IV ( Konsep – konsep Perancangan ) Berisi tentang konsep pemasaran, konsep kreatif, dan program kreatif, media planning dan media budgeting. e. BAB V ( Penutup ) Berisi kesimpulan dan saran. 11 1.7. Tinjauan Teori 1.7.1.Pengertian Post dan Wedding Post adalah pasca atau sesudah sedangkan Wedding atau pernikahan adalah perjanjian antara dua orang yang telah sepakat untuk hidup bersama hingga hayatnya. Agar kehidupan rumah tangga ini dapat langgeng sepanjang masa, mutlak diperlukan ikatan yang sangat kuat berupa rasa cinta dan saling memahami, pernikahan merupakan suatu ikatan janji setia antara suami dan istri yang didalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Penjelasan pernikahan menurut Undang – Undang Dasar untuk mengetahui tentang makna pernikahan yaitu : Menurut Undang Undang Dasar: Pasal 1 Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Pernikahan, mendefinisikan pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1.7.1.1.Foto Post Wedding Tidak sering kita mendengar kata foto post wedding bahkan seakan menjadi pertanyaan bagi setiap masyarakat dan pengantin tentang foto tersebut. Namun sebenarnya ada arti yang lebih luas pada pengertian foto post wedding yaitu : a. Kata foto post wedding sendiri adalah foto sesudah pernikahan. Namun seiring waktu, banyak orang yang belum mengerti arti kata foto post wedding. Bahwa foto ini berarti sebuah foto yang dilakukan dengan konsep yang disesuaikan oleh pasangan yang sudah menikah. Kemudian, hasil foto tersebut berbeda dengan pre wedding yang dipajang pada acara resepsi, pada undangan, atau diselipkan di souvenir pernikahan sedangkan 12 foto post wedding hanya dinikmati oleh pasangan suami istri terebut dan keluarga. b. Foto Post Wedding adalah sesudah pernikahan. Akan tetapi sering kali banyak yang menganggap kalau foto post wedding ini adalah foto yang dilakukan di suatu tempat dengan konsep dan juga pakaian yang telah dipersiapkan dan kemudian hasil dari foto tersebut nantinya diletakkan di kamar pasangan suami istri dan ruang tamu sebagai salah satu moment terbaik yang ada di kehidupan rumah tangga pasangan tersebut. c. Foto-foto post wedding meliputi foto pasangan yang sudah sah menjadi suami istri. Pasangan suami istri justru terkadang menjadi unik dan lucu, dimana pasangan suami istri yang masih baru menikah dan belum pernah mengabadikan moment berdua terkadang masih malu-malu berpengangan tangan, bertatap muka, dan pasangan yang sudah menikah bernostalgia mengingat - ingat ketika pertama kali foto berdua melakukan adegan romantis dan lainnya. Berikut ini adalah contoh foto post wedding : Gambar 1.2 Foto post wedding pada media sosial Sumber : https://www.facebook.com/nadhillah.gayvani.1 13 Dengan teori – teori di atas, dapat disimpulkan bahwa foto post wedding adalah foto sesudah pernikahan yang semua proses sesi foto yang dilakukan sesudah menikah dan diabadikan dalam sebuah foto serta pemilihan tema, kostum, gaya, properti, juga dilakukan pada sesi foto post wedding disesuaikan dengan keinginan kedua pasangan suami istri. Foto post wedding meliputi foto pasangan yang sudah sah menjadi suami istri dan ingin mengabadikan moment berdua setelah menikah. Dengan ini, penulis mengambil tema media iklan untuk memperkenalkan foto post wedding meliputi foto pasangan yang sudah sah menjadi suami istri, karena dengan memakai foto tersebut akan menarik minat komsumen menggunakan jasa foto post wedding yang ditawarkan oleh Sabit Photography. 1.7.2. Teori pemasaran Menurut Kolter (2004 : 7) pengertian pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak di produksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. 1. Tujuan Pemasaran Mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya 14 2. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swasta dan Irawan, 2003:6). a. Berorientasi Pada Konsumen 1. Menentukan kebutuhan pokok dari konsumen yang akan dilayani dan dipenuhi. 2. Menentukan kelompok konsumen yang dijadikan sasaran penjualan. 3. Menentukan konsep pemasaran dan produk 4. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka. 5. Melaksanakan strategi yang baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model yang menarik. b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral Pengintegrasian kegiatan pemasaran produk berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut melakukan suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat terealisir. c. Kepuasan Konsumen Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba adalah, adalah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa perusahaan haru berusaha memeksimissikan kepuasan konsumen, tapi perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen. 15 1.7.3. Iklan Definisi iklan menurut Rhenald Kasali ( 1992:21 ) secara sederhana didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh suatu masyarakat lewat suatu media. 1. Jenis Iklan Secara umum dibedakan sebagai berikut : a. Komersial Iklan komersial adalah iklan yang menawarkan barang dan jasa. Sebagian besar iklan yang kita temui di berbagai tempat merupakan iklan komersial. b. Iklan non komersial Iklan non komersial adalah Iklan non komersial adalah iklan social atau iklan layanan masyarakat. Iklan layanan masyarakat ini tidak bertujuan untuk menawarkan barang dan jasa. Biasanya iklan ini bertujuan untuk pencapaian kondisi berkehidupan yang lebih baik. 2. Tujuan Iklan Tujuan iklan menurut Colley dalam ( Kotler, 2002 : 658 ) adalah suatu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai atas audience spesifik pada periode yang spesifik. Tujuan iklan digolongkan berdasarkan sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan, sebagai berikut : a. Iklan Informatif Menjelaskan tentang informasi dan manfaat produk, bertujuan untuk membentuk permintaan konsumen pertama dengan diadakannya pada saat peluncuran produk. b. Iklan persuasif Membentuk permintaan yang selektif pada suatu merek tertentu, dilakukan pada tahap persaingan. 16 c. Iklan pengingat Bertujan untuk mengingatkan dan sangat penting untuk sebuah produk yang sudah memiliki brand yang terkenal atau memasuki tahap kedewasaan. d. Iklan penguat ( reinforcement advertising ) Meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa pembil sudah melakukan pembelian yang sangat tepat. Dari teori – teori iklan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari iklan bagi Bulan Sabit Photography untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai Sabit Photography dan dapat menjadi acuan strategi periklanan dalam pemilihan media. 1.7.4.Perilaku Konsumen Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli adalah proses saat seseorang atau organisasi berhubungan dengan pemilihan, pembelian, pemakaian dan mengevaluasi produk atau jasa. Perilaku konsumen merupakan menganalisa konsumen untuk membuat keputusan pembelian produk atau jasa. Pada tahap sebelum pembelian konsumen mencari informasi mengenai produk atau jasa tersebut dan pada tahap setelah pembelian, konsumen menggunakan produk atau jasa, mengevaluasi kinerja produk atau jasa, dan membuang produk atau jasa tersebut setelah digunakannya. Perilaku konsumen memiliki beberapa pendekatan, yaitu : a. Perilaku kardinal, kepuasan seorang konsumen diukur dengan satu kepuasan. Menambahkan satu unit barang yang dikonsumsi dapat menambah kepuasan konsumen. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi semakin tinggi tingkat kepuasannya. 17 b. Perilaku ordinal, pendekatan suatu produk atau jasa, hanya untuk diketahui saja dan konsumen mampu membuat urutan tinggi – rendahnya yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu produk atau jasa. 1.7.5.Bauran Pemasaran Pengertian bauran pemasaran menurut Philip Kotler (2002 : 18) disadur oleh Benjamin Molah “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang di gunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya”. Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu product ( produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), dan dikenal dengan istilah 7P sehingga dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, and process. Adapun pengertian 7P menurut Kotler dan Amstrong (2012:62) : 1. Product Produk (product), mengelola perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa. 2. Price Harga (price), sistem manajemen perusahaan yang menentukan harga yang tepat bagi produk atau jasa dan menentukan strategi yang potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagi variabel yang bersangkutan. 3. Promotion 18 Promosi (promotion), suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi. 4. Place Distribusi (place), mengelola saluran perdagangan untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik. 5. Physical evidence Sarana fisik (Physical Evidence), merupakan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. 6. People Orang (People), semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. 7. Process Proses (Process), Elemen proses yang memiliki arti menyampaikan suatu jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri. 1.7.6. Segmentasi Pasar Konsumen Menurut Swastha & Handoko (1997) Segmentasi pasar adalah kelompok – kelompok pembeli yang dapat mengungkapkan peluang segmentasi terbaik. Strategi segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan variable : a. Segmentasi Georgrafi 19 Pembagian pasar dengan unit letak geografis yang memandang pasar misalnya seperti wilayah dan kota. b. Segmentasi Demografi Penggunaan segmentasi pada variable demografi dimana variable di kelompokkan berdasarkan jenis usia, jenis kelamin, pendidikan, dan sebagainya. c. Segmentasi Psikologi Pengkelompokkan variable psikologi berdasarkan kepribadian dan gaya hidup yang menonjol dari pada kelas sosial. d. Segmentasi Behaviouristik Segmentasi yang melibatkan pembagian pasar seperti penggunaan volume produk. A. Tujuan dari segmentasi pasar 1. Pelayanan pada konsumen jaadi lebih baik 2. Produk lebih responsif terhadap keperluan pasar 3. Bisa menganalisa pasar lebih efektif dan efisien 4. Menemukan kesempatan sesudah menganalisis pasar 5. Bisa memastikan strategi komunikasi yang efisien serta efektif B. Pendekatan Segmentasi Pasar a. Pendekatan Karakteristik Konsumen Pendekatan segmentasi ada beberapa macam diantaranya adalah geografi, demografi, psikografi, dan behaviouristik. b. Berdasarkan Tanggapan Konsumen Segmentasi manfaat yakni pengelompokan yang didasarkan pada manfaat yang diinginkan dari suatu produk atau jasa, saat pemakaian serta merk. Dengan ini konsumen bakal digolongkan berdasar pada tanggapan mereka pada produk atau layanan, seperti ada konsumen 20 yang mementingkan kualitas ataupun ada pula konsumen yang hanya mementingkan harga yang murah daripada kualitas produk. 1.7.7.Teori Tinjauan Perancangan Desain Komunikasi Visual Teori desain digunakan untuk membantu proses perancangan iklan media iklan yang nantinya akan digunakan dalam kegiatan pemasaran. Desain komunikasi visual adalah seni menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan untuk menginformasikan dan mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Dapat disimpulkan dari teori di atas desain adalah sebuah bentuk informasi menggunakan karya yang di komunikasikan atau di sampaikan pada khalayak luas untuk membujuk dan mengajak audience menangkap pesan yang terdapat di dalam karya tersebut. 1.7.7.1.Prinsip – prinsip Desain Prinsip – prinsip desain menurut Harry Sulastianto ( 2006 : 14) yaitu : a. Kesatuan ( Unity ) Paduan unsur – unsur visual dengan karakter yang berbeda harus ada dalam kesatuan yang saling mengisi agar tercapai karya yang sempurna dan berkualitas indah. b. Keseimbangan ( Balance ) Sesamaan dari unsur – unsur yang saling berlawanan, tetapi saling melengkapi dan membentuk satu kesatuan. c. Irama ( Rhythm ) 21 Irama atau ritme dalam desain adalah kesan gerak yang timbul karena adanya keselarasan unsur – unsur seni rupa yang tersusun dalam sebuah komposisi. d. Proposi ( Propotion ) Perbandingan obyek – obyek satu dengan yang lain, dilihat dari keseluruhan obyek. 1.7.7.2.Warna Warna mempunyai kekuatan yang dapat mempengaruhi citra dan memberikan respon secara psikologis ( Kusrianto, 2009 : 47 ). Penjelasan arti warna yang mempengaruhi terhadap psikologi menurut Eiseman (2007 ) yaitu : a. Merah : Kekuasaan, kuat, dominan, lincah, aktif, hangat, cinta, menyegarkan, menarik, nafsu, agresif, dan bahaya. b. Biru : Harmonis, melakonis, pemimpi, harapan, kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan. c. Hijau : Harmonis, menyergarkan, dekat dengan alam, sehat, keberuntungan, pembaharuan, mendamaikan, optimis, keinginan yang kuat. d. Kuning : Optimis, harapan, kegembiraan, semangat muda, hidup, ketidak jujuran, pengecut, dan pengkhianatan. e. Cokelat : Hangat, bersahabat, dramatis, tanah, kenyamanan, dan daya tahan. f. Ungu : Kebangsawanan, tranformasi, kekasaran, dan keangkuhan. g. Abu – abu : Keseriusan, masa depan, kesederhanaan dan kesdihan. h. Putih : Kesucian, kebersihan, steril, ketetapan, ketidak bersalahan dan kematian. 22 i. Hitam : Kekuasaan, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, kekuatan, kesedihan, keanggunan. Pada tahun 1831, Brewster (Ali Nugraha, 2008: 35) mengemukakan teori tentang warna menjadi empat kelompok, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan netral. a. Warna Primer Warna primer tersusun atas warna merah, kuning, dan hijau Sedangkan tiga warna pigmen primer adalah merah, kuning, dan biru. Gambar 1.3 Warna Primer Sumber : blogernas b. Warna Sekunder Warna hasil campuran dua warna primer dengan proporsi 1:1. Campuran sekunder. warna–warna primer menghasilkan warna–warna 23 Gambar 1.4 Warna Sekunder Sumber : blogernas c. Warna Tersier Warna campuran satu warna primer dengan satu warna sekunder. Contoh, warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna primer kuning dan warna sekunder jingga. Gambar 1.5 warna tersier Sumber : blogernas d. Warna Netral 24 Warna hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna netral sering muncul sebagai penyeimbang warna–warna kontras di alam. Gambar 1.6 Warna Netral Sumber : blogernas.com 1.7.7.3.Tipografi Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang huruf (Hendratama, 2008 : 65). Tipografi merupakan unsur penting pada sebuah karya desain komunikasi visual yang memiliki berbagai bentuk font yang di inginkan. Jenis – jenis penjelasan tipografi berikut ini : a. Script Huruf tulis atau latin yang kurang mudah untuk di baca dan penggunaan ya jangan terlalu banyak, karena huruf bersifat in formal dan anggun. Huruf yang berbentuk latin cocok digunakan pada undangan pernikahan. Contoh font : Brush Script, Shelly, Mystral, Comic sans, Rage ( Hendrataman Hendi, 2008 : 67 ). Gambar 1.7 Contoh Bentuk Huruf Script Sumber : teoridesain.com b. Serif Bentuk huruf berkait memiliki ketebalan yang kontras dan memiliki sifat elegan. Cocok di gunakan pada desain media cetak dan media lainnya. Contoh font : Times New Roman ( Hendratman Hendi, 2008 : 66 ). 25 Gambar 1.8 Contoh Bentuk Huruf Serif Sumber : teoridesain.com c. Sans Serif Bentuk huruf yang tidak berkait, jenis huruf ini sangat mudah di baca karena sifat dari huruf sans serif sederhana, kurang formal, dan modern. Huruf cocok digunakan pada Cd, desain pada web, dan media lainnya. Contoh font sans : Arial, Avan Grade, Trebhucet MS dan Vaground ( Hendratman Hendi, 2008 : 66 ). Gambar 1.9 Contoh Bentuk Huruf Sans Serif Sumber : teoridesain.com d. Monospace Memliki bentuk yang biasa dan memiliki jarak atau lebar yang sama pada setiap hurufnya, cocok di gunakan pada pengetikan bahasa pemograman karena mudah dibaca dan kurang rapi. 26 Gambar 1.10 Contoh Bentuk Huruf Monospace Sumber : teoridesain.com e. Decoratif Bentuk huruf dengan desain yang rumit, sangat susah untuk di baca dan hanya terbatas dipakai. Huruf cocok dipakai pada hedaline, aksen, dan logo sebuah perusahaan. Contoh font : Augsburg intial, Aquarium, dan English ( Hendratman Hendi, 2008 : 67 ). Gambar 1.11 Contoh Bentuk Huruf Decoratif Sumber : teoridesain.com 1.7.7.4.Fotografi Menurut Amir Hamzah Sulaeman ( 1981 : 94 ) fotgrafi berasal dari kata cahaya dan grafi menggambar atau menulis, dapat di simpulkan fotografi adalah cara untuk mengabadikan suatu momen dengan merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya. Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Contoh salah satu hasil karya fotografi : (Foto hitam putih hasil karya fotografer Indonesia, Hengky Koentjoro) untuk menghasilkan intensitas cahaya 27 yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat,seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antaraISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure). Tujuan dari fotografi adalah sebagai alat komunikasi kepada fotografer dalam merekam berbagai peristiwa melalui media foto kemudia disajikan kehadapan khalayak umum. 1.7.8.Teori Media Media merupakan sarana atau komunikasi yang menyampaikan pesan tertentu kepada masyarakat ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 569 ). Menurut Rhenaldi Kasali, mengelompokan media terdapat dua kelompok, yaitu : a. Media Lini atas ( above the line ) Media lini atas adalah Iklan yang di muat dalam media cetak, media elektronik ( radio, televisi, dan bioskop ), serta media luar ruang ( papan reklame dan angkutan ) (Kasali, 1995 : 23 ). b. Media Lini Bawah ( below the line ) Media lini bawah terdiri dari seluruh media selain yang termasuk dalam media lini atas, seperti direct mail, pameran, kalender, agenda, gantungan kunci, dan tanda mata. Iklan ini hanya dibebani biaya produksi dan jasa (Kasali, 1995: 23 ). 1.7.9.Unique Selling Proposition ( USP ) Dalam membangun positioning dibenak konsumen, perusahaan harus mengembangkan Unique Selling Proposition yang merupakan competitive advantage (Kotler, 2005:76). Dimana produk atau jasa yang dihasilkan harus unik atau hanya dimiliki perusahaan dan dibutuhkan oleh konsumen. 28 Rosser Reeves dalam buku Jack Trout (2002:12) menggambarkan strategi pesan yang disebutnya dengan istilah Unique Selling Proposition dalam tiga komponen yaitu : 1. Setiap iklan harus membuat pernyataan yang ditujukan kepada masingmasing konsumen. 2. Pernyataan tidak dimiliki atau ditawarkan kompotitor manapun. Pernyataan harus unik, baik suatu ke unikan merek maupun suatu klaim yang tidak dibuat iklan lain. 3. Pernyataan harus kuat mampu menggerakkan konsumen. Kunci memelihara Unique Selling Proposition adalah pengulangan. Dasar untuk memilih strategi Unique Selling Proposition adalah : a. Produk yang dipromosikan adalah produk kategori baru (tapi bukan merek baru). b. Keuntungan produk yang utama belum semua terpakai atau belum dikomunikasikan oleh kompetitor. c. Keuntungan yang ditonjolkan benar-benar unik dan subtansi di mata konsumen. 1.7.10.Teori Layout Layout dalam istilah adalah usaha untuk menyusun atau menata serta memadukan elemen – elemen atau unsur – unsur komunikasi grafis (teks, gambar, table, dll) menjadi komunikasi visual yang komunikatif dan menarik. A. Menurut Frank F.Jefkin ada beberapa prinsip dalam membuat layout, yaitu: 1. Kesatuan, memiliki komposisi yang baik agar enak untuk dilihat 2. Variasi, agar tidak membosakan / tidak monoton saat di lihat 3. Keseimbangan, dalam layout sehingga terlihat sepadan dan serasi 4. Irama, yaitu misalnya pengulangan bentuk , unsur dan warna yang terdapat di layout 29 5. Harmoni, keselarasan dan keserasian hubungan antara unsur-unsur yang memberikan kesan keindahan saat melihat 6. Proporsi, adalah suatu perbandingan jarak antara unsur- unsur yang terdapat di dalamanya. B. Jenis – Jenis Layout yaitu : 1. Mondrian Layout Iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/portrait, di mana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian serta memuat gambar yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual. Gambar 1.12 Contoh Mondiran Layout Sumber : slideshare.net 2. Multipanel Layout Bentuk iklan di mana satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama. 30 Gambar 1.13 Contoh Multipanel layout Sumber : slideshare.net 3. Picture Window Layout Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close-up berbentuk produk itu sendiri atau menggunakan model. Gambar 1.14 Contoh Multipanel Layout Sumber : slideshare.net 4. Jumble Layout iklan yang komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur. 31 Gambar 1.15 Contoh Jumble Layout Sumber : slideshare.net 5. Grid Layout Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain tersebut seolah-olah bagian per bagiannya (gambar atau teks). Gambar 1.16 Contoh Grid Layout Sumber : slideshare.net 6. Bleed Layout Sajian iklan di mana bidang frame (seolahpinggirnya). sekeliling menggunakan olah dipotong 32 Gambar 1.17 Contoh Bleed Layout Sumber : slideshare.net