BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Fotografi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Fotografi menurut Amir Hamzah Sulaeman (1981 : 94) berasal dari kata
foto yaitu cahaya dan grafi yang artinya menggambar atau menulis. Dengan
demikian, fotografi dapat disimpulkan dengan cara untuk mengabadikan suatu
momen dengan merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya.
Fotografi merupakan salah satu bidang komunikasi visual yang memiliki banyak
peminat. Fotografi merupakan proses menghasilkan sebuah foto dari satu objek
dengan merekam pantulan cahaya pada media visual. Fotografi mempunyai cara
untuk mengabadikan suatu momen yang telah dipakai sejak terciptanya kamera
foto pada jaman dahulu, cara ini dianggap paling mudah untuk mengabadikan
momen.
Dalam mengidentifikasi fotografi ini masih memiliki banyak cabang atas
kekhususan subjek fotografi, salah satunya adalah fotografi wedding, yang terdiri
dari wedding documentation, pre wedding dan foto post wedding. Wedding
documentation merupakan salah satu dokumentasi sebuah acara pernikahan yang
digunakan sejak jaman dahulu dan ditawarkan oleh sebuah rumah produksi yang
bergerak di bidang jasa fotografi pada masyarakat, sedangkan pre wedding
merupakan salah satu pengambilan gambar atau foto oleh kedua pasangan
sebelum acara pernikahan berlangsung. Pre wedding berbeda dengan foto post
wedding, foto post wedding memliki definisi sebagai berikut post adalah pasca
atau sesudah sedangkan wedding adalah pernikahan dua orang yang telah sepakat
untuk hidup bersama hingga akhir hayat. Semua proses sesi foto post wedding
yang di lakukan sesudah menikah dan diabadikan dalam sebuah foto, dengan tema
yang disesuaikan dengan keinginan kedua mempelai yang sah menjadi suami istri.
1
2
Mayoritas rumah produksi di Indonesia yang bergerak di bidang fotografi
menawarkan jasa wedding documentation dan pre wedding. Jasa wedding
documentation yaitu menyimpan peristiwa pernikahan yang sedang berlangsung
berbentuk rekaman video agar tetap dapat dilihat pada waktu yang akan
mendatang, sedangkan jasa pre wedding yaitu foto yang dilakukan sebelum
pernikahan dan banyak yang mengangap hasil dari foto pre wedding tersebut
nantinya dipasang pada acara resepsi, undangan, dan souvenir pernikahan. Saat
ini wedding documentation dan pre wedding sudah menjadi semacam trend
hingga sekarang telah menjadi life style. Maka, siapapun bisa menggunakan jasa
tersebut asalkan memiliki cukup dana untuk membayar jasa tersebut.
Sabit Photography adalah salah satu rumah produksi jasa fotografi yang
menangani foto post wedding dan wedding documentation. Sabit Photography
berlokasi di Jl. Galar Raya No. 15, Tlogosari, Semarang Timur. Berdirinya
rumah produksi Sabit Photography awalnya karena lingkungan masyarakat di
Indonesia khususnya kota Semarang yang bergerak dibidang jasa fotografi
sebagian besar memilih menawarkan jasa wedding documentation dan pre
wedding.
Rumah produksi Sabit Photography baru berdiri dua tahun lalu dan kini
sudah memiliki beberapa kru yang dapat membantu mengembangkan jasa rumah
produksi terutama foto post wedding.
Rumah produksi Sabit Photography
sekarang tidak pernah menerima jasa pre wedding karena owner Sabit
Photography lebih memilih kliennya yang sudah menikah dan sah sebagai
pasangan suami istri.
Sebaliknya, Rumah produksi Sabit Photography ingin fokus ke wedding
documentation dan foto post wedding, rumah produksi Sabit Photography masih
tergolong baru dan belum banyak didengar oleh masyarakat khususnya jasa foto
post wedding, oleh karena itu jasa yang ditawarkan hanya wedding documentation
dan foto post wedding sebagai keunggulan rumah produksi Sabit Photography.
Rumah produksi belum memiliki klien yang tetap, karena beberapa klien yang
3
menggunakan jasa foto post wedding atau wedding documentation hanya
mengetahui dari mulut ke mulut dan banyak masyarakat belum mengetahui akan
jasa post wedding yang di tawarkan Sabit Photography.
Jasa foto post wedding yang dimiliki oleh Sabit Photography belum
dikenal oleh masyarakat kota Semarang dan konsumen tergolong sedikit, berbeda
dengan rumah produksi lainnya yang bergerak dalam bidang jasa fotografi yang
menawarkan jasa lebih bervariasi. Masyarakat kota Semarang hanya mengetahui
jasa foto pre wedding dan wedding documentation, tetapi belum yang mengetahui
tentang foto post wedding.
Di lihat dari realita permasalahan yang dialami oleh rumah produksi “Sabit
Photography”, penulis memberikan solusi berupa “Perancangan Media Iklan Sabit
Photography untuk Memperkenalkan Foto Post Wedding di Kota Semarang”.
Dengan merancang media iklan dan pemilihan media iklan yang tepat diharapkan
membantu rumah produksi memperkenalkan foto post wedding, serta berfungsi
mengajak masyarakat menggunakan jasa yang ditawarkan rumah produksi.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh rumusan sebagai berikut :
1.
Bagaimana merancang konsep foto post wedding?
2.
Bagaimana merancang media iklan Sabit Photography yang tepat untuk
memperkenalkan foto post wedding kepada masyarakat kota Semarang?
1.3.Batas Lingkup Perancangan
1.3.1.Jangkauan Pemasaran
Perancang membatasi perancangan hanya meliputi media iklan “Sabit
Photography” sebagai rumah produksi yang menawarkan jasa foto post wedding.
Media
visualisasi
yang
dirancang
dibatasi
pada
media
iklan
dan
pengaplikasiannya yang mampu memberikan informasi dan menarik audience
untuk menggunakan jasa foto post wedding.
4
1.3.2.Target Audience
Target audience yang digunakan untuk perancangan adalah masyarakat
sekitar kota Semarang kalangan menengah ke atas khusus laki – laki dan
perempuan berusia 23–50 tahun yang sudah menikah, terutama yang sedang
membutuhkan jasa foto post wedding.
1.4.Tujuan Perancangan
1.
Memperkenalkan foto post wedding kepada masyarakat kota Semarang.
2.
Merancang media iklan Sabit Photography.
1.5.Manfaat Perancangan
Manfaat yang dapat diambil dari perancangan ini, antara lain :
a. Bagi Perancang
Perancang mendapatkan wawasan dan mengetahui permasalahan yang ada
di masyarakat kemudian mencari pemecahan permasalahan melalui
perancangan media iklan.
b. Bagi Sabit Photography
Membangun citra Sabit Photography menjadi bahan pertimbangan yang
tepat dalam menjaga eksistensinya dari kompetitor, dengan merancang
strategi iklan memperkenalkan foto post wedding di kalangan masyarakat
Indonesia, khususnya di Semarang.
c. Bagi Umum
Memberikan informasi kepada masyarakat kota Semarang tentang ke
beradaan Sabit Photography yang memperkenalkan jasa foto post
wedding.
5
d. Bagi Mahasiswa DKV
Mengetahui cara perancangan media iklan dengan menyesuaikan kondisi
sebuah rumah produksi melalui media iklan yang tepat khususnya dalam
penjualan suatu jasa.
1.6.Metodologi dan Sistematika Perancangan
1.6.1.Metodologi
Dalam proses perancangan ini, metode yang digunakan metode kualitatif.
Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012 : 4) “penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati”.
Dari pengumpulan data diperoleh melalui rumah produksi terkait untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan secara detail sebuah rumah produksi yang
menawarkan suatu jasa dari wawancara langsung.
Metode pengumpulan data, perancang melakukan wawancara langsung
kepada pihak yang terkait Sabit Photography untuk memahami permasalahan
yang ada, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan Sabit Photography secara
detail untuk mendapatkan perancangan media iklan.
Setelah mendapatkan informasi rumah produksi terkait dari wawancara
dan dokumentasi, perancang dapat menganalisa data yang di dapatkan dengan
menggunakan analisa SWOT.
1.6.2.Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan dengan mendatangi nara sumber dan bertatap
muka, maupun tidak langsung seperti melalui email dan telepon. Wancara
yang dilakukan pada nara sumber, yaitu Bapak Syahrul Alim Van Chan
(founder atau pemilik dari Sabit Photography). Penulis mewawancarai
6
Bapak Syahrul tidak dibatasi semua hal – hal yang berkaitan dengan “Sabit
Photography” diantaranya adalah :
1. Latar belakang Sabit Photography.
2. Visi Misi Sabit Photography.
3. Sejarah Sabit Photography.
4. Struktur organisasi Sabit Photography.
5. Karya yang telah dihasilkan Sabit Photography sejak sekarang.
6. Hambatan yang pernah dialami Sabit Photography dan cara
mengatasinya.
b. Observasi
Observasi yaitu peneliti langsung melakukan pengamatan pada lokasi
objek penelitian agar dapat mengetahui latar bealakang pada rumah
produksi Sabit Photography, dan mengetahui permasalahan apa yang
dihadapinya serta untuk mengetahui bagaimana cara menyelesaikan
masalah tersebut.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan.
Tujuan dokumentasi mempelajari keadaan latar
belakang hingga keadaan saat ini, dokumentasi dilakukan dengan survey
lapangan secara langsung dan melihat proses kerja lapangan Sabit
Photography di Semarang.
1.6.3.Analisa Data (SWOT)
Analisis SWOT merupakan sebuah metode perancangan strategis yang di
gunakan untuk mengevaluasi strenghts, weakness, opportunities, dan threats yang
terlibat dalam suatu proyek atau dalam bisnis usaha.
Hal ini melibatkan
penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor – faktor
internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu.
7
Menurut Rangkuti ( 2005 : 21 ), SWOT adalah identitas strategi pelayanan.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan internal. Kekuatan
dan kelemahan dikelompokan dalam faktro internal, sedangkan peluang dan
ancaman diidentifikasi sebagai faktor eksternal.
Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menyusun faktor –
faktor strategis perusahaan.
Terdapat delapan langkah yang terlibat dalam
penyusunan matriks SWOT, yaitu :
a. Menulis peluang eksternal perusahaan.
b. Menulis ancaman eksternal perusahaan.
c. Menulis kekuatan internal perusahaan.
d. Menulis kelemahan internal perusahaan.
e. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang ekssternal dan catat
strategi S – O dalam sel yang di tentutkan.
f. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat
startegi W – O dalam sel yang di tentukan.
g. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat
startegi S – T dalam sel yang di tentukan.
h. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman dan catat startegi W – T
dalam sel yang di tentukan.
Matriks SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi S
– O, strategi S – T, strategi W – O, dan strategi W – T ( David, 2004 : 56 ).
Tujuan dari setiap pencocokan untuk menghasilkan strategi yang dijalankan,
bukan untuk memilih atau menetapkan alternatif sebagai strategi mana yang
terbaik. Penyajian sistematis dan matriks SWOT dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
8
Faktor Internal
Streght ( S )
Weakness ( W )
Menentukan faktor –
Menentukan faktor –
faktor kekuatan internal.
faktor kelemahan
internal.
Faktor Eksternal
Opportunities ( O )
Strategi S – O
Strategi W – O
Menentukan faktor –
Menggunakan kekuatan
Meminimalkan
faktor peluang eksternal.
untuk memanfaatkan
kelemahan untuk
peluang.
memanfaatkan
Peluang.
Threats ( T )
Strategi S – T
Strategi W – T
Menentukan faktor –
Menggunakan kekuatan
Meminimalkan
faktor ancaman
untuk mengatasi
eksternal.
ancaman.
Kelemahan untuk
menghindari ancaman.
Tabel 1.1 Definisi Matriks SWOT
Sumber : ( David , 2009 : 9 )
9
1.6.4.Bagan Alir Penelitian
Judul
PERANCANGAN MEDIA IKLAN SABIT
PHOTOGRAPHY UNTUK MEMPERKENALKAN
FOTO POST WEDDING DI KOTA SEMARANG
Latar Belakang
Sabit Photography adalah salah satu rumah produksi baru bergerak di biadang jasa
fotografi di kota Semarang yang akan memperkenalkan jasa foto post wedding
1.
Rumusan Masalah
kepada msyarakat kota Semarang
2.
1.
Tujuan Perancangan
Bagaimana merancang konsep foto
merancang
media
Photography
Wawancara
post wedding?
2.
memperkenalkan foto post wedding
Bagaimana merancang media iklan
1.
2.
Metode Pengumpulan Data
Founder
Konsumen
Sabit Photography yang tepat untuk
memperkenalkan foto post wedding
Mendiskripsikan kelemahan Sabit Photography
Dokumentasi
kepada masyarakat kota Semarang?
Survey lapngan
Metode Analisis Data
Observasi
Data Perusahaan
Data Target Audience
Kompetitor
SWOT & SURVEY
Segmentasi Audience
SWOT & SURVEY
Penetapan Strategi
Strategi Kreatif
Proses Kreatif
Strategi Media
Konsep Desain
Final Desain
Gambar 1.1 Bagan Alir
Sumber : file data Rista Nugrahani
iklan
Sabit
10
1.6.5.Sistematika Penelitian dan Perancangan
a. BAB I ( Pendahuluan )
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tinjauan perancangan,
manfaat perancangan, batas lingkup perancangan, metode dan sistematika
perancangan, dan tinjauan teoritis.
b. BAB II ( Identifikasi Data dan Produk )
Berisi tentang data perusahaan ( nama perusahaan, visi misi perusahaan,
jenis produk , harga dan karakter produk ).
c. BAB III ( Analisa Masalah )
Menjelaskan tentang market positioning, deskripsi tentang konsumen dan
posisi perusahaan dalam khalayak pasar, analisa kelemahan dan kekuatan
dari perusahaan, serta penjelasan matrik SWOT.
d. BAB IV ( Konsep – konsep Perancangan )
Berisi tentang konsep pemasaran, konsep kreatif, dan program kreatif,
media planning dan media budgeting.
e. BAB V ( Penutup )
Berisi kesimpulan dan saran.
11
1.7. Tinjauan Teori
1.7.1.Pengertian Post dan Wedding
Post adalah pasca atau sesudah sedangkan Wedding atau pernikahan
adalah perjanjian antara dua orang yang telah sepakat untuk hidup bersama hingga
hayatnya. Agar kehidupan rumah tangga ini dapat langgeng sepanjang masa,
mutlak diperlukan ikatan yang sangat kuat berupa rasa cinta dan saling
memahami, pernikahan merupakan suatu ikatan janji setia antara suami dan istri
yang didalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak.
Penjelasan pernikahan menurut Undang – Undang Dasar untuk mengetahui
tentang makna pernikahan yaitu :

Menurut Undang Undang Dasar:
Pasal 1 Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Pernikahan,
mendefinisikan pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
1.7.1.1.Foto Post Wedding
Tidak sering kita mendengar kata foto post wedding bahkan seakan
menjadi pertanyaan bagi setiap masyarakat dan pengantin tentang foto tersebut.
Namun sebenarnya ada arti yang lebih luas pada pengertian foto post wedding
yaitu :
a. Kata foto post wedding sendiri adalah foto sesudah pernikahan. Namun
seiring waktu, banyak orang yang belum mengerti arti kata foto post
wedding.
Bahwa foto ini berarti sebuah foto yang dilakukan dengan
konsep yang disesuaikan oleh pasangan yang sudah menikah. Kemudian,
hasil foto tersebut berbeda dengan pre wedding yang dipajang pada acara
resepsi, pada undangan, atau diselipkan di souvenir pernikahan sedangkan
12
foto post wedding hanya dinikmati oleh pasangan suami istri terebut dan
keluarga.
b. Foto Post Wedding adalah sesudah pernikahan. Akan tetapi sering kali
banyak yang menganggap kalau foto post wedding ini adalah foto yang
dilakukan di suatu tempat dengan konsep dan juga pakaian yang telah
dipersiapkan dan kemudian hasil dari foto tersebut nantinya diletakkan di
kamar pasangan suami istri dan ruang tamu sebagai salah satu moment
terbaik yang ada di kehidupan rumah tangga pasangan tersebut.
c. Foto-foto post wedding meliputi foto pasangan yang sudah sah menjadi
suami istri. Pasangan suami istri justru terkadang menjadi unik dan lucu,
dimana pasangan suami istri yang masih baru menikah dan belum pernah
mengabadikan moment berdua terkadang masih malu-malu berpengangan
tangan, bertatap muka, dan pasangan yang sudah menikah bernostalgia
mengingat - ingat ketika pertama kali foto berdua melakukan adegan
romantis dan lainnya.
Berikut ini adalah contoh foto post wedding :
Gambar 1.2 Foto post wedding pada media sosial
Sumber : https://www.facebook.com/nadhillah.gayvani.1
13
Dengan teori – teori di atas, dapat disimpulkan bahwa foto post wedding
adalah foto sesudah pernikahan yang semua proses sesi foto yang dilakukan
sesudah menikah dan diabadikan dalam sebuah foto serta pemilihan tema, kostum,
gaya, properti, juga dilakukan pada sesi foto post wedding disesuaikan dengan
keinginan kedua pasangan suami istri. Foto post wedding meliputi foto pasangan
yang sudah sah menjadi suami istri dan ingin mengabadikan moment berdua
setelah menikah.
Dengan ini, penulis mengambil tema media iklan untuk memperkenalkan
foto post wedding meliputi foto pasangan yang sudah sah menjadi suami istri,
karena dengan memakai foto tersebut akan menarik minat komsumen
menggunakan jasa foto post wedding yang ditawarkan oleh Sabit Photography.
1.7.2. Teori pemasaran
Menurut Kolter (2004 : 7) pengertian pemasaran merupakan suatu proses
sosial dan manajerial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Pemasaran
mencakup
usaha
perusahaan
yang dimulai
dengan
mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan
produk yang hendak di produksi, menentukan harga produk yang sesuai,
menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk
tersebut. Jadi, kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan sebagai suatu sistem.
1.
Tujuan Pemasaran
Mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk
yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga
produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya
14
2.
Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swasta dan Irawan,
2003:6).
a. Berorientasi Pada Konsumen
1. Menentukan kebutuhan pokok dari konsumen yang akan dilayani dan
dipenuhi.
2. Menentukan kelompok konsumen yang dijadikan sasaran penjualan.
3. Menentukan konsep pemasaran dan produk
4. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan
menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
5. Melaksanakan strategi yang baik, apakah menitik beratkan pada mutu
yang tinggi, harga yang murah, atau model yang menarik.
b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Pengintegrasian kegiatan pemasaran produk berarti bahwa setiap orang
dan setiap bagian dalam perusahaan turut melakukan suatu usaha yang
terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan
perusahaan dapat terealisir.
c. Kepuasan Konsumen
Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka
panjang akan mendapatkan laba adalah, adalah banyak sedikitnya
kepuasan konsumen yang dapat dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa
perusahaan haru berusaha memeksimissikan kepuasan konsumen, tapi
perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan
kepada konsumen.
15
1.7.3. Iklan
Definisi iklan menurut Rhenald Kasali ( 1992:21 ) secara sederhana
didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh
suatu masyarakat lewat suatu media.
1.
Jenis Iklan Secara umum dibedakan sebagai berikut :
a. Komersial
Iklan komersial adalah iklan yang menawarkan barang dan jasa. Sebagian
besar iklan yang kita temui di berbagai tempat merupakan iklan komersial.
b. Iklan non komersial
Iklan non komersial adalah Iklan non komersial adalah iklan social atau
iklan layanan masyarakat. Iklan layanan masyarakat ini tidak bertujuan
untuk menawarkan barang dan jasa. Biasanya iklan ini bertujuan untuk
pencapaian kondisi berkehidupan yang lebih baik.
2. Tujuan Iklan
Tujuan iklan menurut Colley dalam ( Kotler, 2002 : 658 ) adalah suatu
tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai atas audience
spesifik pada periode yang spesifik.
Tujuan iklan digolongkan berdasarkan
sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan, sebagai
berikut :
a. Iklan Informatif
Menjelaskan tentang informasi dan manfaat produk, bertujuan untuk
membentuk permintaan konsumen pertama dengan diadakannya pada saat
peluncuran produk.
b. Iklan persuasif
Membentuk permintaan yang selektif pada suatu merek tertentu, dilakukan
pada tahap persaingan.
16
c. Iklan pengingat
Bertujan untuk mengingatkan dan sangat penting untuk sebuah produk
yang sudah memiliki brand yang terkenal atau memasuki tahap
kedewasaan.
d. Iklan penguat ( reinforcement advertising )
Meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa pembil sudah melakukan
pembelian yang sangat tepat.
Dari teori – teori iklan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari iklan bagi
Bulan Sabit Photography untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai Sabit
Photography dan dapat menjadi acuan strategi periklanan dalam pemilihan media.
1.7.4.Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli adalah proses saat
seseorang atau organisasi berhubungan dengan pemilihan, pembelian, pemakaian
dan mengevaluasi produk atau jasa.
Perilaku konsumen merupakan menganalisa konsumen untuk membuat
keputusan pembelian produk atau jasa. Pada tahap sebelum pembelian konsumen
mencari informasi mengenai produk atau jasa tersebut dan pada tahap setelah
pembelian, konsumen menggunakan produk atau jasa, mengevaluasi kinerja
produk atau jasa, dan membuang produk atau jasa tersebut setelah digunakannya.
Perilaku konsumen memiliki beberapa pendekatan, yaitu :
a. Perilaku kardinal, kepuasan seorang konsumen diukur dengan satu
kepuasan. Menambahkan satu unit barang yang dikonsumsi dapat
menambah kepuasan konsumen. Semakin besar jumlah barang yang dapat
dikonsumsi semakin tinggi tingkat kepuasannya.
17
b. Perilaku ordinal, pendekatan suatu produk atau jasa, hanya untuk
diketahui saja dan konsumen mampu membuat urutan tinggi – rendahnya
yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu produk atau jasa.
1.7.5.Bauran Pemasaran
Pengertian bauran pemasaran menurut Philip Kotler (2002 : 18) disadur
oleh Benjamin Molah “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran
yang
di
gunakan
perusahaan
untuk
terus
menerus
mencapai
tujuan
pemasarannya”.
Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang
dikenal dalam istilah 4P, yaitu product ( produk), price (harga), place (tempat
atau saluran distribusi), dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran
jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical
evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), dan dikenal dengan istilah 7P
sehingga dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place,
promotion, people, physical evidence, and process. Adapun pengertian 7P
menurut Kotler dan Amstrong (2012:62) :
1. Product
Produk (product), mengelola perencanaan dan pengembangan produk atau
jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan menambah dan mengambil
tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau
jasa.
2.
Price
Harga (price), sistem manajemen perusahaan yang menentukan harga yang
tepat bagi produk atau jasa dan menentukan strategi yang potongan harga,
pembayaran ongkos angkut dan berbagi variabel yang bersangkutan.
3. Promotion
18
Promosi (promotion), suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan
dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan
melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.
4.
Place
Distribusi (place), mengelola saluran perdagangan untuk menyalurkan
produk atau jasa dan juga melayani pasar sasaran, serta mengembangkan
sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik.
5. Physical evidence
Sarana fisik (Physical Evidence), merupakan mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan.
6. People
Orang (People), semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli adalah
pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain.
7. Process
Proses (Process), Elemen proses yang memiliki arti menyampaikan suatu
jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran
jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa
sebagai bagian jasa itu sendiri.
1.7.6. Segmentasi Pasar Konsumen
Menurut Swastha & Handoko (1997) Segmentasi pasar adalah kelompok
– kelompok pembeli yang dapat mengungkapkan peluang segmentasi terbaik.
Strategi segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan variable :
a. Segmentasi Georgrafi
19
Pembagian pasar dengan unit letak geografis yang memandang pasar
misalnya seperti wilayah dan kota.
b. Segmentasi Demografi
Penggunaan segmentasi pada variable demografi dimana variable di
kelompokkan berdasarkan jenis usia, jenis kelamin, pendidikan, dan
sebagainya.
c. Segmentasi Psikologi
Pengkelompokkan variable psikologi berdasarkan kepribadian dan gaya
hidup yang menonjol dari pada kelas sosial.
d. Segmentasi Behaviouristik
Segmentasi yang melibatkan pembagian pasar seperti penggunaan volume
produk.
A. Tujuan dari segmentasi pasar
1. Pelayanan pada konsumen jaadi lebih baik
2. Produk lebih responsif terhadap keperluan pasar
3. Bisa menganalisa pasar lebih efektif dan efisien
4. Menemukan kesempatan sesudah menganalisis pasar
5. Bisa memastikan strategi komunikasi yang efisien serta efektif
B. Pendekatan Segmentasi Pasar
a. Pendekatan Karakteristik Konsumen
Pendekatan segmentasi ada beberapa macam diantaranya adalah
geografi, demografi, psikografi, dan behaviouristik.
b. Berdasarkan Tanggapan Konsumen
Segmentasi manfaat yakni pengelompokan yang didasarkan pada
manfaat yang diinginkan dari suatu produk atau jasa, saat pemakaian
serta merk. Dengan ini konsumen bakal digolongkan berdasar pada
tanggapan mereka pada produk atau layanan, seperti ada konsumen
20
yang mementingkan kualitas ataupun ada pula konsumen yang hanya
mementingkan harga yang murah daripada kualitas produk.
1.7.7.Teori Tinjauan Perancangan Desain Komunikasi Visual
Teori desain digunakan untuk membantu proses perancangan iklan media
iklan yang nantinya akan digunakan dalam kegiatan pemasaran. Desain
komunikasi visual adalah seni menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa
yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan untuk
menginformasikan dan mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience
sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan.
Dapat disimpulkan dari teori di atas desain adalah sebuah bentuk informasi
menggunakan karya yang di komunikasikan atau di sampaikan pada khalayak luas
untuk membujuk dan mengajak audience menangkap pesan yang terdapat di
dalam karya tersebut.
1.7.7.1.Prinsip – prinsip Desain
Prinsip – prinsip desain menurut Harry Sulastianto ( 2006 : 14) yaitu :
a. Kesatuan ( Unity )
Paduan unsur – unsur visual dengan karakter yang berbeda harus ada
dalam kesatuan yang saling mengisi agar tercapai karya yang sempurna
dan berkualitas indah.
b. Keseimbangan ( Balance )
Sesamaan dari unsur – unsur yang saling berlawanan, tetapi saling
melengkapi dan membentuk satu kesatuan.
c. Irama ( Rhythm )
21
Irama atau ritme dalam desain adalah kesan gerak yang timbul karena
adanya keselarasan unsur – unsur seni rupa yang tersusun dalam sebuah
komposisi.
d. Proposi ( Propotion )
Perbandingan obyek – obyek satu dengan yang lain, dilihat dari
keseluruhan obyek.
1.7.7.2.Warna
Warna mempunyai kekuatan yang dapat mempengaruhi citra dan
memberikan respon secara psikologis ( Kusrianto, 2009 : 47 ).
Penjelasan arti warna yang mempengaruhi terhadap psikologi menurut Eiseman
(2007 ) yaitu :
a. Merah
: Kekuasaan, kuat, dominan, lincah, aktif, hangat, cinta,
menyegarkan, menarik, nafsu, agresif, dan bahaya.
b. Biru
: Harmonis, melakonis, pemimpi, harapan, kepercayaan,
konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan.
c. Hijau
: Harmonis, menyergarkan, dekat dengan alam, sehat,
keberuntungan, pembaharuan, mendamaikan, optimis, keinginan yang
kuat.
d. Kuning
: Optimis, harapan, kegembiraan, semangat muda, hidup,
ketidak jujuran, pengecut, dan pengkhianatan.
e. Cokelat
: Hangat, bersahabat, dramatis, tanah, kenyamanan, dan
daya tahan.
f. Ungu
: Kebangsawanan, tranformasi, kekasaran, dan keangkuhan.
g. Abu – abu
: Keseriusan, masa depan, kesederhanaan dan kesdihan.
h. Putih
: Kesucian, kebersihan, steril, ketetapan, ketidak bersalahan
dan kematian.
22
i. Hitam
: Kekuasaan, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri,
kekuatan, kesedihan, keanggunan.
Pada tahun 1831, Brewster (Ali Nugraha, 2008: 35) mengemukakan teori
tentang warna menjadi empat kelompok, yaitu warna primer, sekunder, tersier,
dan netral.
a. Warna Primer
Warna primer tersusun atas warna merah, kuning, dan hijau
Sedangkan tiga warna pigmen primer adalah
merah, kuning, dan
biru.
Gambar 1.3 Warna Primer
Sumber : blogernas
b. Warna Sekunder
Warna hasil campuran dua warna primer dengan proporsi 1:1.
Campuran
sekunder.
warna–warna
primer
menghasilkan
warna–warna
23
Gambar 1.4 Warna Sekunder
Sumber : blogernas
c. Warna Tersier
Warna campuran satu warna primer dengan satu warna sekunder.
Contoh, warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran
warna primer kuning dan warna sekunder jingga.
Gambar 1.5 warna tersier
Sumber : blogernas
d. Warna Netral
24
Warna hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1.
Warna netral sering muncul sebagai penyeimbang warna–warna
kontras di alam.
Gambar 1.6 Warna Netral
Sumber : blogernas.com
1.7.7.3.Tipografi
Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang huruf (Hendratama, 2008
: 65). Tipografi merupakan unsur penting pada sebuah karya desain komunikasi
visual yang memiliki berbagai bentuk font yang di inginkan.
Jenis – jenis
penjelasan tipografi berikut ini :
a. Script
Huruf tulis atau latin yang kurang mudah untuk di baca dan penggunaan
ya jangan terlalu banyak, karena huruf bersifat in formal dan anggun.
Huruf yang berbentuk latin cocok digunakan pada undangan pernikahan.
Contoh font : Brush Script, Shelly, Mystral, Comic sans, Rage (
Hendrataman Hendi, 2008 : 67 ).
Gambar 1.7 Contoh Bentuk Huruf Script
Sumber : teoridesain.com
b. Serif
Bentuk huruf berkait memiliki ketebalan yang kontras dan memiliki sifat
elegan. Cocok di gunakan pada desain media cetak dan media lainnya.
Contoh font : Times New Roman ( Hendratman Hendi, 2008 : 66 ).
25
Gambar 1.8 Contoh Bentuk Huruf Serif
Sumber : teoridesain.com
c. Sans Serif
Bentuk huruf yang tidak berkait, jenis huruf ini sangat mudah di baca
karena sifat dari huruf sans serif sederhana, kurang formal, dan modern.
Huruf cocok digunakan pada Cd, desain pada web, dan media lainnya.
Contoh font sans : Arial, Avan Grade, Trebhucet MS dan Vaground (
Hendratman Hendi, 2008 : 66 ).
Gambar 1.9 Contoh Bentuk Huruf Sans Serif
Sumber : teoridesain.com
d. Monospace
Memliki bentuk yang biasa dan memiliki jarak atau lebar yang sama pada
setiap hurufnya, cocok di gunakan pada pengetikan bahasa pemograman
karena mudah dibaca dan kurang rapi.
26
Gambar 1.10 Contoh Bentuk Huruf Monospace
Sumber : teoridesain.com
e. Decoratif
Bentuk huruf dengan desain yang rumit, sangat susah untuk di baca dan
hanya terbatas dipakai. Huruf cocok dipakai pada hedaline, aksen, dan
logo sebuah perusahaan. Contoh font : Augsburg intial, Aquarium, dan
English ( Hendratman Hendi, 2008 : 67 ).
Gambar 1.11 Contoh Bentuk Huruf Decoratif
Sumber : teoridesain.com
1.7.7.4.Fotografi
Menurut Amir Hamzah Sulaeman ( 1981 : 94 ) fotgrafi berasal dari kata
cahaya dan grafi menggambar atau menulis, dapat di simpulkan fotografi adalah
cara untuk mengabadikan suatu momen dengan merekam gambar melalui media
kamera dengan bantuan cahaya.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah
dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan
identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut
lensa). Contoh salah satu hasil karya fotografi : (Foto hitam putih hasil karya
fotografer Indonesia, Hengky Koentjoro) untuk menghasilkan intensitas cahaya
27
yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa
lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat,seorang fotografer
bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA
(ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi
antaraISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure). Tujuan dari
fotografi adalah sebagai alat komunikasi kepada fotografer dalam merekam
berbagai peristiwa melalui media foto kemudia disajikan kehadapan khalayak
umum.
1.7.8.Teori Media
Media merupakan sarana atau komunikasi yang menyampaikan pesan
tertentu kepada masyarakat ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 569 ). Menurut
Rhenaldi Kasali, mengelompokan media terdapat dua kelompok, yaitu :
a. Media Lini atas ( above the line )
Media lini atas adalah Iklan yang di muat dalam media cetak, media
elektronik ( radio, televisi, dan bioskop ), serta media luar ruang ( papan
reklame dan angkutan ) (Kasali, 1995 : 23 ).
b. Media Lini Bawah ( below the line )
Media lini bawah terdiri dari seluruh media selain yang termasuk dalam
media lini atas, seperti direct mail, pameran, kalender, agenda, gantungan
kunci, dan tanda mata. Iklan ini hanya dibebani biaya produksi dan jasa
(Kasali, 1995: 23 ).
1.7.9.Unique Selling Proposition ( USP )
Dalam membangun positioning dibenak konsumen, perusahaan harus
mengembangkan Unique Selling Proposition yang merupakan competitive
advantage (Kotler, 2005:76). Dimana produk atau jasa yang dihasilkan harus
unik atau hanya dimiliki perusahaan dan dibutuhkan oleh konsumen.
28
Rosser Reeves dalam buku Jack Trout (2002:12) menggambarkan strategi pesan
yang disebutnya dengan istilah Unique Selling Proposition dalam tiga komponen
yaitu :
1.
Setiap iklan harus membuat pernyataan yang ditujukan kepada masingmasing konsumen.
2.
Pernyataan tidak dimiliki atau ditawarkan kompotitor manapun. Pernyataan
harus unik, baik suatu ke unikan merek maupun suatu klaim yang tidak
dibuat iklan lain.
3.
Pernyataan harus kuat mampu menggerakkan konsumen. Kunci memelihara
Unique Selling Proposition adalah pengulangan. Dasar untuk memilih
strategi Unique Selling Proposition adalah :
a. Produk yang dipromosikan adalah produk kategori baru (tapi
bukan merek baru).
b. Keuntungan produk yang utama belum semua terpakai atau
belum dikomunikasikan oleh kompetitor.
c. Keuntungan yang ditonjolkan benar-benar unik dan subtansi di
mata konsumen.
1.7.10.Teori Layout
Layout dalam istilah adalah usaha untuk menyusun atau menata serta
memadukan elemen – elemen atau unsur – unsur komunikasi grafis (teks, gambar,
table, dll) menjadi komunikasi visual yang komunikatif dan menarik.
A. Menurut Frank F.Jefkin ada beberapa prinsip dalam membuat layout, yaitu:
1.
Kesatuan, memiliki komposisi yang baik agar enak untuk dilihat
2.
Variasi, agar tidak membosakan / tidak monoton saat di lihat
3.
Keseimbangan, dalam layout sehingga terlihat sepadan dan serasi
4.
Irama, yaitu misalnya pengulangan bentuk , unsur dan warna yang
terdapat di layout
29
5.
Harmoni, keselarasan dan keserasian hubungan antara unsur-unsur
yang memberikan kesan keindahan saat melihat
6.
Proporsi, adalah suatu perbandingan jarak antara unsur- unsur yang
terdapat di dalamanya.
B. Jenis – Jenis Layout yaitu :
1.
Mondrian Layout
Iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/portrait, di
mana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian serta
memuat gambar yang saling berpadu sehingga membentuk suatu
komposisi yang konseptual.
Gambar 1.12 Contoh Mondiran Layout
Sumber : slideshare.net
2.
Multipanel Layout
Bentuk iklan di mana satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa
tema visual dalam bentuk yang sama.
30
Gambar 1.13 Contoh Multipanel layout
Sumber : slideshare.net
3.
Picture Window Layout
Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara
close-up berbentuk produk itu sendiri atau menggunakan model.
Gambar 1.14 Contoh Multipanel Layout
Sumber : slideshare.net
4.
Jumble Layout
iklan yang komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara
teratur.
31
Gambar 1.15 Contoh Jumble Layout
Sumber : slideshare.net
5.
Grid Layout
Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain
tersebut seolah-olah bagian per bagiannya (gambar atau teks).
Gambar 1.16 Contoh Grid Layout
Sumber : slideshare.net
6.
Bleed Layout
Sajian iklan di
mana
bidang
frame (seolahpinggirnya).
sekeliling
menggunakan
olah
dipotong
32
Gambar 1.17 Contoh Bleed Layout
Sumber : slideshare.net
Download