Preparasi Lapisan Tipis ZnO dengan Metode

advertisement
Preparasi Lapisan Tipis ZnO dengan Metode
Elektrodeposisi untuk Aplikasi Solar Cell
Hanif Mubarok, Yusuf Hasan Habibie, Minta Yuwana, Heru Setyawan
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak — Solar Cell merupakan energi alternatif yang ramah
lingkungan. Perkembangan pembuatan Solar Cell mengarah pada
penggunaan lapisan tipis ZnO pada aplikasi Solar Cell. Penelitian
ini mempelajari pengaruh flowrate oksigen pada tegangan
konstan terhadap lapisan ZnO yang terbentuk, mengevaluasi
pengaruh flowrate oksigen dan tegangan konstan terhadap grafik
chronoampero, morfologi lapisan, resistensi pada lapisan ZnO
yang terbentuk, mengetahui nilai effisiensi, fill factor pada lapisan
ZnO yang terbentuk dalam aplikasinya sebagai DSSC (DyeSensitized Solar Cell). Elektrodeposisi dilakukan dalam tiga sel
elektroda. Elektroda lawan adalah platina dan elektroda acuan
adalah Ag/AgCl. Deposit dibuat pada substrat kaca ITO (Indium
Tin Oxide). Substrat dibersihkan dalam ultrasonic bath, 5 menit
dalam aseton, 5 menit dalam etanol dan 2 menit dalam 45% asam
nitrat. Media deposisi dibuat dengan air demin. Media khlorida
mengandung 5 mM ZnCl2 dan 0,1 M KCl. Volume total larutan
dalam sel adalah 80 mL. Oksigen molekul digelembungkan ke
larutan sebelum memulai percobaan selama 20 menit. Flowrate
oksigen yang digunakan yaitu 0,5; 1; 1,5; 2 l/min. Elektrodeposisi
dilakukan selama 2 jam setelah tahap pemberian gelembung
oksigen. Penumbuhan ZnO dilakukan pada berbagai flowrate
oksigen dan tegangan konstan. Komposisi fasa dan struktur
dianalisis dengan Energy Dispersive X-Ray Analysis (EDX)
sedangkan morfologi lapisan magnetite yang terbentuk diamati
dengan Scanning Electron Microscopy (SEM). Besarnya
hambatan listrik dianalisis dengan uji resistivitas sederhana. Nilai
konduktivitas produk dianalisis secara chronoamperometry
dengan menggunakan Autolab 302N, Metrohm. Penelitian ini
menunjukan bahwa lapisan tipis ZnO berhasil dielektrodeposisi
pada elektroda Tembaga dan ITO. Tembaga dan ITO glass yang
terlapisi ZnO memiliki nilai hambatan listrik terkecil pada
flowrate 2 l/min. Morfologi lapisan yang terbentuk berukuran
mikrometer.
Kata Kunci—Elektrodeposisi, Lapisan ZnO, Oksigen, Solar
Cell
I. PENDAHULUAN
Energi menjadi isu penting dan menarik perhatian seluruh
dunia akhir – akhir ini. Kebutuhan energi yang terus meningkat
bertolak belakang dengan ketersediaan energi yang terbatas.
Hal ini mengarahkan para peneliti untuk terus
mengembangkan energi terbarukan. Salah satu energi
terbarukan yang sedang berkembang adalah solar cell.
Ketersediaan sumber energi solar cell yang utama yang tak
terbatas yaitu matahari menjadikan solar cell menjadi proyeksi
energi masa depan. Namun biaya produksi yang tinggi
dibanding pembangkit energi konvesional menghambat
pertumbuhan produksi solar cell.
Pada awalnya kebanyakan solar cell yang tersedia di
pasaran terbuat dari silikon. Silikon dipilh sebagai material
pembuat silikon karena keberadaannya yang mudah dicari di
alam, dan puncak penyerapan silika sangat mendekati dengan
pucak spektrum solar. Sayangnya material silika memiliki
kelemahan daya serap cahaya yang rendah sehingga pada awal
teknologi solar cell muncul seringkali menggunakan silikon
crystal tebal yang mencapai ketebalan beberapa ratus micron.
Hal ini membuat produksi solar cell memerlukan biaya mahal.
Perlunya material atau metode pembuatan PV yang murah
mengarahkan para peneliti untuk mengembangkan bahan yang
mudah dibuat dengan biaya operasi murah. Lapisan tipis ZnO
dapat digunakan sebagai bahan pembuatan solar cell [5].
Metode penumbuhan fase gas banyak digunakan dalam
pembuatan lapisan tipis ZnO. Metode ini memerlukan biaya
operasi yang mahal karena menggunakan suhu tinggi atau
tekanan tinggi. Disisi lain teknik penumbuhan larutan mulai
banyak dipakai akhir akhir ini. Metode ini memiliki banyak
keunggulan yaitu biaya operasi yang murah, proses yang
sederhana, dan skala yang mudah diatur. Air adalah pelarut
yang paling umum digunakan dalam teknik berbasis larutan
dan prosenya biasanya dilakukan pada suhu yang lebih tinggi
daripada suhu ruang yaitu 50oC atau lebih tinggi.
Dari berbagai teknik penumbuhan larutan yang ada metode
elektrodeposisi merupakan teknik yang paling kompetitif
dikarenakan pengaturan ketebalan lapisan yang mudah,
sederhana, biaya operasi yang murah dan memungkinkan
membuat lapisan yang luas. Namun elektrodeposisi ZnO pada
suhu ruang cenderung sulit karena berdasarkan konstanta
kinetika akan lebih mudah terbentuk Zn(OH)2. Dari studi
termokimia menunjukkan proses mekanisme deposisi dan
komposisi lapisan tipis seng oksida dipengaruhi oleh suhu.
Pertumbuhan lapisan tidak terjadi pada suhu dibawah 34oC
akibat adanya pasivasi permukaan. Nukleasi oksida lapisan
tumbuh dimulai diatas 34oC, dimana nilai optimum
transparansi lapisan dan kristaliinity didapatkan diatas suhu
40oC [1].
Metode elektrodeposisi ZnO secara bath pada suhu ruang
dengan menjenuhkan larutan elektrolit dengan oksigen [3].
Oleh karena itu pada penelitian ini dicoba melakukan
elektrodeposisi ZnO pada suhu ruang dengan cara yang
diusulkan oleh Pauporte dkk, namun dengan mempelajari
pengaruh flowrate oksigen dan tegangan konstan (-1V vs
Ag/AgCl) terhadap tebentuknya lapisan ZnO.
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode elektrodeposisi untuk
membuat lapisan tipis ZnO. Elektrodeposisi yang dilakukan
dalam sel tiga elektroda. Rangkaian sel tiga elektroda
menggunakan Autolab 302N, Metrohm. Susunan alat untuk
membuat lapisan tipis ZnO ditunjukan pada gambar 3.2 yang
terdiri dari satu set rangkaian alat elektrokimia dengan tiga
elektroda. Counter Electrode adalah platina ukuran 2,5 cm x
2,5 cm dan Reference Electrode menggunakan Ag/AgCl.
Working Electrode yang digunakan adalah elektroda tembaga
(Cu) yang berukuran 3,5 cm x 2,5 cm. Bagian elektroda
tercelup menyesuaikan dengan ukuran elektroda platina yang
tercelup yang sebesar 2,5 cm x 2,5 cm. Media deposit
selanjutnya yang digunakan adalah kaca yang dilapisi Indium
Tin Oxide (ITO). Substrat dibersihkan dalam ultrasonic bath, 5
menit dalam aseton, 5 menit dalam ethanol dan 2 menit dalam
45% asam nitrat. Media klorida mengandung 5mM ZnCl2 +
0,1 M KCl dengan volume larutan dalam sel adalah 80 mL.
Molekul oksigen di supply ke larutan dengan
menggelembungkan oksigen (O2) selama 20 menit sebelum
memulai percobaan. Flowrate oksigen yang digunakan yaitu
0,5; 1; 1,5; 2 l/min. Elektrodeposisi dilakukan selama 2 jam
setelah tahap pemberian gelembung oksigen. Penumbuhan
ZnO dilakukan pada tegangan sebesar -1V vs Ag/AgCl dengan
mode operasi konstan. Setelah terbentuk lapisan dilakukan
Potensiostat
Oksigen
Counter Electrode
(Platina)
Working Electrode
(ITO Glass)
Reference Electrode
(Ag/AgCl)
diukur dengan multitester. Untuk mengetahui kurva arus dan
tegangan yang terbentuk dengan pemberian sinar yang
memiliki panjang gelombang tertentu menggunakan Linier
Sweep Voltametry Potensiostatic (LSVP) menggunakan
Autolab 302N yang digabungkan dengan LED driver. Sinar
yang digunakan adalah LED merah dengan panjang
gelombang 627 nm.
III. HASIL DAN DISKUSI
A. Tahap Penumbuhan Lapisan ZnO
Tahapan penumbuhan lapisan ZnO dilakukan dengan
menggunakan metode elektrodepoisi menggunakan variasi
flowrate oksigen pada tegangan konstan. Penumbuhan lapisan
ZnO dilakukan pada elektroda Cu dan ITO glass. Media
elektrolit yang digunakan 5 mM ZnCl2 dan 0,1 M KCl dalam
volume 80mlPerubahan secara kasat mata terbentuknya lapisan
tipis ZnO akibat pengaruh pemberian variasi flowrate oksigen
dengan tegangan konstan dapat diamati terbentuknya lapisan
tipis warna putih pada permukaan elektroda CU dan ITO glass.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar. 2. (a) Elektroda Cu sebelum elektrodeposisi (b) Elektroda Cu
setelah elektrodeposisi (c) ITO glass sebelum elektrodeposisi (d) ITO glass
setelah elektrodeposisi
Lapisan putih yang terbentuk seperti pada gambar 2b dan
2d adalah lapisan tipis ZnO, hal ini sesuai dengan sifat fisik
ZnO yang memilki warna putih.Penumbuhan lapisan diamati
untuk tiap flowrate oksigen yang diberikan. Pemberian oksigen
mempengaruhi terbentuknya lapisan ZnO yang terbentuk. Hal
ini dapat diamati pada grafik chronoampero yang diperoleh
selama elektrodeposisi.
ZnCl2 + KCl
rate
rate
rate
rate
-0,0005
Gambar. 1. Skema Peralatan Elektrodeposisi
-0,0010
pentesan ekstrak buah strawberi pada permukaan ITO untuk
membuat Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC).
-0,0015
-0,0020
-0,0025
Current (A)
B. Karakterisasi Produk
Komposisi partikel yang diperoleh diamati dengan Energy
Dispersive X-Ray Analysis (EDX). Morfologi lapisan
magnetite yang terbentuk diamati dengan mikroskop optik
dengan metode Scanning Electron Microscopy (SEM). Nilai
konduktivitas produk dianalisis secara data chronoampero
dengan menggunakan Autolab 302N, Metrohm. Nilai
hambatan listrik yang terbentuk dianalisis dengan
menggunakan resistivity test 4 probe menggunakan Autolab
302N. Resistivity test 4 probe dilakukan dengan pemberian
arus pada lapisan ZnO yang terbentuk sehingga tegangan dapat
0,5 l/min
1 l/min
1,5 l/min
2 l/min
-0,0030
-0,0035
-0,0040
-0,0045
-0,0050
-0,0055
-0,0060
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
Voltase (V)
Gambar. 3. Grafik chronoampero pada elektroda Cu dengan tegangan -1V
vs Ag/AgCl pada berbagai flowrate oksigen
Gambar 3 terlihat grafik mengalami penururnan yang sama
diawal menunjukkan terbentuknya lapisan Zn(OH)2. Kemudian
mengalami peningkatan arus dengan 3 pola yang berbeda.
Pada flowrate oksigen rendah peningkatan cenderung datar
yang menunjukkan terjadinya passivasi dimana tidak
terjadinya reaksi pembentukan ZnO.Sebaliknya pada rate
tinggi grafik meningkat sangat tajam menunjukkan inti ZnO
yang terus tumbuh cepat sehingga membuat peningkatan arus
listrik. Untuk flowrate sedang grafik meningkat secara
perlahan menunjukkan ZnO terbentuk secara perlahan
sehingga peningkatan arus listrik terjadi secara perlahan.
rate
rate
rate
rate
0,0000
0,5 l/min
1 l/min
1,5 l/min
2 l/min
(b)
-0,0002
-0,0004
-0,0006
Current (A)
-0,0008
-0,0010
-0,0012
-0,0014
-0,0016
-0,0018
-0,0020
-0,0022
-0,0024
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
Voltase (V)
Gambar. 4. Grafik Chronoampero pada ITO glass dengan tegangan -1V vs
Ag/AgCl pada berbagai flowrate oksigen
Sama halnya pada gambar 4 penurunan di awal
menunjukkan terbentuknya lapisan Zn(OH)2. Namun terjadi
sedikit perbedaan dimana passivasi terjadi pada flowrate
rendah dan sedang, sedangkan pada flowrate tinggi
penignkatan arus listirk sangat tajam menunjukkan inti ZnO
yang tumbuh dengan cepat. Komposisi lapisan yang terbentuk
pada elektroda Cu diamati menggunakan analisa XRD.
(c)
(d)
Gambar.5. Hasil EDX Cu (a) rate 0,5 l/min (b) rate 1 l/min (c) rate 1,5
l/min (d) rate 2 l/min
(a)
Terlihat pada gambar 5 terlihat munculnya puncak Zn dan O
untuk semua variasi flowrate yang diberikan. Kenampakan
morfologi lapisan dapat dimatai pada hasil SEM yang
diperoleh.
penetesan ekstrak strawberi untuk membentuk DSSC.
Penamabahan ini bertujuan untuk menambah daya serap
cahaya yang diberikan dan meningkatkan sensitifitas untuk
terjadinya perpindahan elektron.
(b)
(b)
(b)
Gambar. 7. (a) lapisan ZnO pada ITO glass (b) lapisan ZnO-ekstrak strawberi
pada DSSC
(c)
(d)
Gambar. 6.SEM Cu (a) rate 0,5 l/min (b) rate 1 l/min (c) rate 1,5 l/min (d) rate
2 l/min
Gambar 6 menunjukkan dengan perbesaran 20000 × kristal
ZnO yang terbentuk pada permukaan elektroda Cu berukuran
micrometer dengan lapisan kristal yang belum homogen. Hal
tersebut terlihat pada gambar 4a dan 4b muncul rongga pada
lapisan ZnO. Untuk mengetahui telah tebentuknya lapisan ZnO
pada elektroda juga dilakukan uji resistivity 4 probe. Dengan
pemberian arus dengan besaran tertentu untk mengetahui
tegangan yang terukur. Besaran tegangan yang terukur dan
arus yang diberikan akan digunakan untuk mencari besaran
hambatan listrik pada kristal ZnO yang terbentuk. Besarnya
arus yang digunakan pada elektroda Cu sebesar 0,1 A
sedangkan pada ITO glass sebesar 0,003 A. Hasil uji
resistivity pada elekttroda Cu terlihat pada tabel 4.1 sedangkan
hasil uji resistivity pada ITO glass terlihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.1
Data resisitivity test pada elektroda Cu dengan beragam rate
oksigen
Elektroda Cu
Rave (m)
Cu awal
4,16 x 10-6
Flowrate oksigen 0,5 l/min
5,11 x 10-6
Flowrate oksigen 1 l/min
5,29 x 10-6
Flowrate oksigen 1,5 l/min
4,5 x 10-6
Flowrate oksigen 2 l/min
2,65 x 10-6
Tabel 4.2
Data resisitivity test pada ITO glass dengan beragam rate
oksigen
Elektroda ITO
Rave (m)
ITO awal
62,5
Flowrate oksigen 0,5 l/min
6,06
Flowrate oksigen 1 l/min
4,92
Flowrate oksigen 1,5 l/min
4,29
Flowrate oksigen 2 l/min
3,97
Dengan terbentuknya lapisan ZnO pada ITO glass dilakukan
Gambar 7a dan 7b menunjukkan perubahan secar visual
sebelum dan sesudah ditambahkan ekstrak strawberi.
Karakteristik DSSC akan diuji dengan menggunakan LSVP
(Linear Sweep Voltametry Potensiostatic)yang menghasilkan
kurva arus vs tegangan sehingga digunakan untuk mengetahui
nilai efisiensi dan fill factor.
0,00025
0,00020
0,00015
Current (A)
(a)
ITO awal
DSSC 0,5 l/min
DSSC 1 l/min
DSSC 1,5 l/min
DSSC 2 l/min
0,00010
0,00005
0,00000
-0,00005
-0,00010
-0,5
-0,4
-0,3
-0,2
-0,1
0,0
Voltase (V)
Gambar. 8. Kurva I vs V pada DSSC untuk berbagai flowrate oksigen dengan
intensitas cahaya konstan 7,59 mW/cm2
Gambar 8 terlihat dengan adanya pemberian intensitas
cahaya pada DSSC menghasilkan besaran arus dan tegangan
yang dapat terukur. Dengan peningkatan bearan tegangan
yang terukur maka terjadi penurunan arus yang terukur. Besar
arus dan tegangan yang terukur untuk tiap flowrate oksigen
dibandingkan dengan kurva arus vs tegangan pada ITO awal.
Besar arus yang terukur untuk lapisan ZnO/ekstrak strawberi
pada DSSC untuk semua variasi flowrate oksigen berada
dibawah nilai ITO awal. Hal ini dimungkinkan karena lapisan
ekstrak strawberi yang terlalu pekat sehingga menyebabkan
terhalangnya sinar masuk mengenai lapisan ZnO.Selanjutnya
dilakukan variasi intensitas cahaya yang diberikan pada DSSC
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perubahan besaran
arus dan tegangan yang terukur .
berbagai variasi flowrate oksigen berada dibawah nilai ITO
awal. Hal ini dimungkinkan karena lapisan ekstrak stawberi
yang terlalu pekat sehingga menyebabkan terhalangnya cahaya
yang diberikan mengenai lapisan ZnO. Selanjutnya dilakukan
variasi intensitas cahaya yang diberikan pada DSSC untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap perubahan besaran daya
tegangan yang terukur .
Dari gambar 11 menunjukkan perubahan nilai daya
yang terukur untuk variasi intensitas cahaya yang diberikan.
0,00025
0,00020
Current (A)
0,00015
0,00010
13 mW/cm2
11,07 mW/cm2
9,31 mW/cm2
7,59 mW/cm2
0,00005
0,00000
13 mW/cm2
11,07 mW/cm2
9,31 mW/cm2
7,59 mW/cm2
0,00012
-0,00005
0,00010
-0,5
-0,4
-0,3
-0,2
-0,1
0,0
0,00008
Voltase (V)
Gambar.9. Kurva I vs V pada DSSC untuk berbagai intensitas cahaya
Dari gambar 9 menunjukkan perubahan nilai arus yang
terukur untuk variasi intensitas cahaya yang diberikan. Grafik
akan menunjukkan bentuk yang sama pada semua lapisan yang
terbentuk dari variasi flowrate oksigen selama elektrodeposisi.
Dari grafik tersebut terlihat semakin tinggi intensitas cahaya
yang diberikan maka arus listrik yang terukur semakin besar.
Hal tersebut menunjukkan kemampuan DSSC dalam
mengubah cahaya menjadi energi listrik yang mengalami
peningkatan dengan besarnya intensitas cahaya yang diberikan.
Dengan besaran arus dan tegangan yang terukur maka dapat
diketahui daya yang dihasilkan oleh DSSC .
Pada gambar 10 menunjukkan hubungan daya dengan
DSSC 2 l/min
DSSC 1,5 l/min
DSSC 1 l/min
DSSC 0,5 l/min
ITO awal
0,00008
0,00007
0,00006
0,00005
Power (W)
0,00004
0,00003
0,00002
0,00001
0,00000
-0,00001
-0,00002
-0,00003
-0,5
-0,4
-0,3
-0,2
-0,1
0,0
Voltase (V)
(c)
Gambar.10. Kurva P vs V pada lapisan ZnO/ekstrak strawberi pada DSSC
yang terbentuk pada berbagai rate oksigen dengan pemberian intensitas
cahaya konstan 7,59 mW/cm2
tegangan yang terukur pada intensitas cahaya konstan. Nilai
daya maksimal dapat diamati untuk tiap tiap pemberian
flowrate yang diberikan selama elektrodeposisi.
Sedangkan besar daya yang diperoleh pada lapisan DSSC
dapat dibandingkan dengan daya pada ITO awal untuk tiap
flowrate oksigen yang diberikan. Terlihat besar daya yang
terukur untuk ZnO/ekstrak strawberi pada DSSC pada
Power (W)
0,00006
0,00004
0,00002
0,00000
-0,00002
-0,00004
-0,5
-0,4
-0,3
-0,2
-0,1
0,0
Voltase (V)
Gambar.11. Kurva P vs V pada DSSC untuk berbagai intensitas cahaya
Grafik akan menunjukkan bentuk yang sama pada semua
lapisan yang terbentuk dari variasi flowrate oksigen selama
elektrodeposisi. Dari grafik tersebut terlihat semakin tinggi
intensitas cahaya yang diberikan maka akan semakin tinggi
daya yang dihasilkan. Hal tersebut menunjukkan kemampuan
DSSC dalam mengubah cahaya menjadi energi listrik yang
mengalami peningkatan dengan besarnya intensitas cahaya
yang diberikan. Dari hasil yang diperoleh terdapat hubungan
antara besaran arus yang terukur dengan daya yang dihasilkan.
Dengan grafik daya vs tegangan diperoleh nilai daya
maksimum, Voc, dan Isc . Voc ( Open-Circuit Potential) adalah
besarnya tegangan yang terukur ketika arus bernilai 0 ampere.
Sedangankan Isc adalah besarnya arus yang terukur ketika
tegangan bernilai 0 volt. Degan menggabungkan grafik arus vs
tegangan dan daya vs tegangan yang terukur kita dapat
mencari fill factor dan efisiensi sebagai karakteristik dari
solar cell. Fill factor adalah perbandingan daya maksimum
terhadap nilai Voc dan Isc sedangkan efisiensi dihitung dengan
membandingkan daya yang terukur terhadap besar nya
intensitas cahay yang diberikan pada luasan area permukaan
DSSC yang telah terlapisi ZnO/ekstrak strawberi.
Tabel 4.3
Data fill factor rata rata pada DSSC dibandingkan dengan
ITO awal
DSSC
% FF average
ITO
70,08
Flowrate oksigen 0,5 l/min
70,09
Flowrate oksigen
1 l/min
(d)
70,55
Flowrate oksigen 1,5 l/min
70,03
Flowrate oksigen 2 l/min
70,32
Tabel 4.4
Data efisiensi rata rata pada DSSC dibandingkan dengan
ITO awal
DSSC
Efisiensi rata-rata
ITO
0,146
Flowrate oksigen 0,5 l/min
0,129
Flowrate oksigen 1 l/min
0,098
Flowrate oksigen 1,5 l/min
0,133
Flowrate oksigen 2 l/min
0,115
Dari hasil % fill factor rata-rata maupun efisiensi rata-rata
menunjukkan lapisan ZnO/ekstrak strawberi pada DSSC
belum memberikan hasil yang baik pada percobaan ini. Hal ini
terlihat nilai fill factor pada DSSC tidak jauh berbeda dengan
nilai fill factor pada ITO awal dan nilai efisiensi DSSC masih
berada dibawh nilai ITO awal. Pekatnya ekstrak strawberi
pada DSSC menghalangi cahaya masuk mengenai lapisan
ZnO. Dengan terhalangnya cahaya yang masuk maka akan
mengganngu DSSC mengubah cahaya yang diberikan menjadi
energi listrik, sehingga efisiensi DSSC yang dihasilkan kecil.
IV. KESIMPULAN
Penumbuhan lapisan tipis ZnO pada ITO glass telah
berhasil
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
Elektrodeposisi
pada
tegangan
konstan
dengan
penggelembungan oksigen. Setelah penetesan ekstrak
strawberi untuk aplikasi Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC), fill
factor yang didapatkan nilai 70,25% dan nilai efisiensi sebesar
0,12.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Laboratorium
Elektrokimia dan Korosi yang telah memberikan dukungan
finansial serta moral terhadap penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
A. Goux, T. Pauporte, J. Chivot, D. Lincot, Temperature effects on ZnO
electrodeposition, Electrochimica Acta Volume 50, 2005, Pages 2239–
2248
Afify. H.H, El-Hefnawi, S.H, Eliwa A.Y, Abdel-Naby M.M, Ahmed
N.M, Realization and Characterization ZnO/n-Si Solar Cell by Spray
Pyrolisis, Egypt.J.Solids Volume 28, No 2, 2005.
Th.Pauporte, I.Jirka,A Method for Electrochemical Growth of
Homogeneous Nanocrystalline ZnO Thin Films at Room Temperature,
Laboratoore d’Electrochimie, France, 2009.
Septina, W. dkk, Pembuatan Prototipe Solar Cell Murah dengan
Bahan Organik-Inorganik. Institut Teknologi Bandung, Bandung. 2007.
Xinze Luo, Lin Xu, Fengyan Li, Electrodeposition of Zinc
Oxide/Tetrasulfonated Copper Phthalocyanine Hybird Thin Fil For
Dye-Sensitized Solar Cell Application, Yili Norma University, China,
2011.
Download