BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya agar berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada kealian mereka dibidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar.kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah Pemasaran adalah suatu proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. (P.Kotler, Kevin Keller Edisi 13, 2009). Apa saja yang dipasarkan yaitu berupa Barang, Jasa, Acara, Pengalaman, Orang, Tempat, Property dan Organisasi. 9 2.1.1 Konsep Inti dalam Pemasaran Untuk memahami fungsi pemasaran, kita perlu memahami serangkaian konsep inti berikut ini : Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Orang membutuhkan udara, makanan, air, pakaian dan tempat tinggal untuk dapat bertahan hidup. Kebutuhan-kebutuhan ini menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Keinginan dibentuk oleh masyarakat. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950 an dimana filosofi membuat dan menjual yang berpusat pada produk, bisnis beralih ke filosofi merasakan dan merespons yang berpusat pada pelanggan. Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih. Theodore Levitt dari Harvard menjelaskan perbedaan antara konsep penjualan dan konsep pemasaran : 10 Penjualan berfokus pada kebutuhan penjual; pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan didasari oleh kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang; pemasaran didasari oleh gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan hal-hal yang berhubungan dengan menciptakan, menghantarkan dan akhirnya mengkonsumsinya. 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat bergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani pasar (Drs. Basu Swastha Dh., MBA, dan Drs. Irawan, MBA, 2001:7) 2.1.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan (Tjiptono, 2006). 11 Bauran pemasaran menurut Stanton adalah satu set perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk mempengaruhi pasar. Stanton dalam Amirullah (2002:57) memberikan definisi bauran pemasaran (marketing mix) sebagai kombinasi dari empat variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu : produk, harga, promosi, dan saluran distribusi. Marketing mix merupakan variabelvariabel terkendali (controllable) yang dapat digunakan pemasar untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dari segmen pasar tertentu yang dituju. Strategi bauran jasa merupakan pengembangan dari bauran pemasarantradisional yang dinyatakan dalam bentuk 4P yaitu Product (produk), Price (harga), Place (distribusi), dan Promotion (promosi). Yang dalam perkembangannya bertambah menjadi 9P dengan tambahan Power, Public Relation, Physical Evidence, Process dan People. Tiga elemen terakhir yaitu Physical Evidence, Process dan People merupakan elemen bauran pemasaran yang khusus diperuntukan untuk bidang jasa. Elemen-elemen bauran pemasaran untuk jasa dapat diartikan sebagai berikut: 1. Produk (product) Produk merupakan elemen utama dalam kegiatan pemasaran, menurut Kotler (2005:69) Produk adalah segala sesuatu yang dapat 12 ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Keberadaan produk karena keinginan dan kebutuhan konsumen, jadi kalau tidak ada keinginan dan kebutuhan dari konsumen maka produk tersebut tidak akan ada. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dalam membuat suatu produk terdapat berbagai tingkatan produk. Menurut Kotler (2005:69) terdapat lima tingkatan produk yaitu: a) Manfaat inti (core benefit) merupakan jasa/manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. b) Produk dasar (basic product), pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar. c) Produk yang diharapkan (expected product), pemasar menyiapkan suatu set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika mereka membeli produk ini. d) Produk yang ditingkatkan (augmented product), pemasar menyiapkan produk yang memenuhi keinginan pelanggan itu melampaui harapan mereka. Persaingan sekarang pada dasarnya terjadi di tingkat produk yang ditingkatkan. Peningkatan produk mengarahkan pemasar melihat keseluruhan system konsumsi pembeli, cara seorang pembeli suatu produk melaksanakan keseluruhan tugas apappun yang sedang ia coba selesaikan ketika menggunakan produk tersebut. Dengan cara ini pemasar akan 13 mengenali banyak peluang untuk meningkatkan penawarannya dengan suatu cara yang efektif secara kompetitif. e) Produk potensial (potential product), yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan. Jika produk yang ditingkatkan menggambarkan apa yang termasuk dalam produk tersebut saat ini, maka produk potensial menunjukkan evolusi yang mungkin terjadi. Disinilah perusahaan-perusahaan secara agresif mencari berbagai cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan penawarannya. Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuas kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. 2. Harga (Price) Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga di antara berbagai kelompok pelanggan. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga 14 merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan karena harga akan langsung mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang dicapai oleh perusahaan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya atau bahkan lebih dari itu, yaitu mendapat laba. Tetapi bila harga ditetapkan lebih tinggi akan berakibat kurang menguntungkan. Dalam hal ini pembeli akan menderita kerugian. Menurut Swastha (2003:241) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayannya. Menurut Alma (2005:169) harga (Price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam bentuk uang pada suatu produk, produk tersebut dapat berbentuk barang atau jasa. Dalam menetapkan harga, suatu perusahaan dapat memakai pendekatan penetapan harga Kotler & Armstrong (2001:456) yaitu : a. Pendekatan berdasarkan biaya 1. Penetapan harga biaya-plus Yaitu menambahkan suatu markup standar pada biaya produk. 2.Penetapan harga berdasarkan titik impas (penetapan harga dengan laba sasaran). 15 b. Pendekatan berdasarkan pembeli Yaitu menetapkan harga berdasarkan persepsi pembeli atas nilai, bukannya atas biaya yang ditanggung penjual. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti bahwa pemasar tidak dapat merancang produk dan program pemasaran lalu menetapkan harganya. Penetapan harga nilai menawarkan kombinasi yang tepat antara mutu dan pelayanan yang baik pada harga yang wajar. c. Pendekatan berdasarkan persaingan. Konsumen akan menilai suatu produk berdasarkan harga yang dibebankan pesaing terhadap produk yang serupa. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menetapkan harga didasarkan pada biaya, pada pendekatan ini harga didasarkan pada markup dan laba yang diharapkan. Faktor lain yang menjadi dasar penetapan harga yakni menetapkan harga berdasarkan nilai barang, nilai barang didasarkan pada persepsi konsumen terhadap suatu produk, menurut Menurut Kotler (2005:216) Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan mengiterprestasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan cara memandang dunia sekitar serta bagaimana seseorang dapat mengetahui 16 dan membutuhkan bantuan dalam membuat keputusan. Dengan demikian harga dapat menyebabkan persepsi pelanggan terhadap suatu produk. 3. Promosi (Promotion) Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal selling dan public relation. Dalam kegiatan pemasaran diperlukan komunikasi dengan pihakpihak yang berkepentingan. Menurut Swastha (2003:345) komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan menyadarkan kepada semua pihak untuk berbuat lebih baik. Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Menginformasikan (informing), dapat berupa : 17 1) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan produk baru. 2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk 3) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar. 4) Menjelaskan cara kerja suatu produk. 5) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan perusahaan. 6) Meluruskan kesan yang keliru. 7) Mengurangi ketakutan/kekhawatiran pembeli. 8) Membangun citra perusahaan. b. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk : 1) Membentuk pilihan merek. 2) Mengalihkan pilihan ke merek tertentu. 3) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. 4) Mendorong pembeli untuk berbelanja saat itu juga. 5) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga. c. Mengingatkan (remainding), dapat terdiri atas : 1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat. 2) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan. 3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan. 18 4) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Dalam melakukan pemasaran ada empat elemen yang membentuk komunikasi pemasaran atau promosi yakni bauran promosi. Menurut Swasta (2003:349) promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat-alat promosi yang lainyang semua direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran promosi terdiri dari periklanan, personal selling, publisitas, dan promosi penjualan. Untuk lebih jelasnya keempat bauran promosi dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Periklanan Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan media dalam memasarkan produk. Menurut Assauri (2004:268) Advertensi merupakan bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat nonpersonal. Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa periklanan merupakan bentuk suatu penyajian non personal yang dibayar oleh pihak tertentu untuk mempresentasikan produknya. Dengan adanya periklanan diharapkan akan mempengaruhi oleh karena itu ada beberapa tujuan periklanan, menurut Assauri (2004:273) 19 mempertahankan langganan, menarik para langganan yang telah lari dan menarik langganan baru. Iklan merupakan media komunikasi non personal maka ada beberapa media yang digunakan yaitu: Media cetak, media elektronik, periklanan di luar rumah (outdoor advertising), advertensi khusus (specialty advertising), kiriman langsung dan transit advertising. B. Personal Selling Personal selling atau penjualan tatap muka merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk konsumen potensial secara langsung. Menurut Assauri (2004:279) personal selling merupakan hubungan antara dua orang atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal balik dalam rangka membuat, mengubah, menggunakan dan atau membina hubungan komunikasi antara produsen dan konsumen. Personal selling merupakan komunikasi dua arah antara produsen dan konsumen, dengan personal selling terdapat suatu pengaruh secara langsung yang timbul dalam pertemuan tatap muka. Personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Metode ini memperkenalkan cara berpromosi dengan mengadakan 20 interaksi langsung antara penjual dengan pembeli, maksudnya penjual bertemu langsung dengan calon pembeli untuk menawarkan barang dagangannya. Dengan demikian maka penjual lebih leluasa untuk menerangkan perihal barang dagangannya pada calon pembeli secara lebih persuasif. Kegiatan personal selling tidak hanya terjadi di tempat pembeli saja, tetapi juga dapat dilakukan di tempat penjual atau toko. C. Sales Promotion Menurut Assuri (2004: 282) promosi penjualan merupakan kegiatan promosi untuk menggugah atau menstimulasi pembelian, sehingga merupakan usaha penjualan khusus. Menurut Sutisna (2001:299) promosi penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat media maupun non media untuk merangsang coba-coba dari konsumen untuk meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan merupakan bentuk promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan berjangka pendek. D. Publisitas Untuk lebih mendekatkan lagi dengan masyarakat atau konsumen, perusahaan perlu melakukan hal yang lebih luas lagi fungsinya. Hal ini biasa dilakukan melalui penciptaan hubungan masyarakat. Hubungan masyarakat dan publisitas pada berbagai 21 program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk secara individual. Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus : 1) Kredibilitas yang tinggi : berita dan gambar lebih otentik dan dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan. 2) Kemampuan menangkap pembeli yang tidak terduga : hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan. 3) Dramatisasi : hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan/produk. Kegiatan perusahaan yang bersifat publisitas biasanya berupa berita(bukan iklan) mengenai perusahaan/produk tersebut. 4. Distribusi (Distribution) Jadi saluran distribusi dapat disimpulkan menjadi saluran yang digunakan oleh produsen, berupa serangkaian operasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri yang siap untuk digunakan atau dikonsumsikan. Menurut Kotler (2005:183) Saluran pemasaran mempunyai fungsi: • Mengumpulkan informasi mengenai calon pelanggan dan pesaing. 22 • Mencapai kesepakatan mengenai harga dan berbagai ketentuan. • Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif. • Melakukan pemesanan kepada konsumen. • Memperoleh dana untuk pembiayaan persediaan pada tingkat yang berbeda pada tingkat saluran pemasaran. • Mengatur kesinambungan penyimpanan dan perpindahan produk. • Menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi. Dari fungsi saluran pemasaran dapat disimpulkan bahwa pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai pelanggan, pesaing, serta pelaku, dan kekuatan yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran. Pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan pada penawaran tersebut. Usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan. Komunikasi dari para anggota saluran pemasaran kepada produsen mengenai minat untuk membeli. Perolehan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk membiayai persediaan pada berbagai tingkat saluran pemasaran. 23 Penanggungan resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan saluran pemasaran tersebut. 5. Orang (People) Orang merupakan unsur vital dalam pemasaran. Setiap organisasi jasa harus jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan. 6. Proses (Process) Proses produksi atau operasi merupakan factor penting bagi konsumen high-contact services, yang juga sering berperan sebagai co-producer jasa yang bersangkutan. Misalnya pelanggan restoran sangat berpengaruh oleh staf melayani mereka dan lamanya mereka menunggu selama proses produksi. 7. Tampilan Fisik (Physical Evidence) Menyebabkan pelanggan potensial tidak dapat menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini menyebabkan resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya untuk mengurangi resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. 2.2.Pemasaran Jasa Manakala kita membahas jasa, kita perlu memahami bahwa istilah jasa (service) itu tidak gampang didefinisikan. Istilah jasa 24 dalam pengertian luas, yakni mencakup service sebagai produk utama, komplementer, maupun diferensiator produk dan/atau perusahaan. Salah satu definisi jasa yang banyak dikutip dalam literature pemasaran jasa adalah “setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu” (Kottler & Keller 2006:372). Sebagai produk utama, industri jasa sangat beragam dan berkaitan dengan empat sektor utama : (i) sektor pemerintah, seperti kantor pos, kantor pelayanan pajak, kantor polisi, rumah sakit, sekolah, bank pemerintah, dll. (2) sektor nirlaba swasta, seperti sekolah, universitas, rumah sakit, lembaga charity, yayasan, dan lainlain (3) sektor bisnis, seperti penerbangan, perbankan, hotel, perusahaan asuransi, konsultan, real estate, dan lain-lain (4) sektor manufaktur, yang melibatkan para pekerja jasa, seperti akuntan, operator komputer, penasihat hukum, arsitek, dan lain-lain. Terdapat lima (5) karakteristik unik jasa (menurut Fandy Tjiptono 2009:7) yaitu : 1.Intangibility (tidak berwujud) Jasa murni bersingat intangible. Jasa semacam ini tidak memiliki kehadiran fisik dan tidak dapat dialami atau dideteksi panca 25 indera, sehingga tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau dirab a sebelum dibeli dan dikonsumsi. 2.Inseparability (tidak terpisahkan) Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama, contohnya pemeriksaan medis, Dokter tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran pasien, antrian didepan teller suatu bank. 3.Variability/heterogeneity/inconsistency (bervariasi) Jasa bersifat sangat variable karena banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Sebagai contoh, dua kampanye iklan yang dirancang oleh sebuah biro periklanan yang sama maupun dua kali kunjungan dalam waktu berbeda ke sebuah bank tidak akan identik dalam hal kinerja yang dihasilkan. Ini terjadi karena jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya. 4.Perishability (mudah lenyap atau tidak tahan lama) Perishability berarti bahwa jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bias disimpan. Bila 26 permintaan bersifat konstan, kondisi ini tidak menjadi masalah, karena staf dan kapasitas penyedia jasa bias direncanakan untuk memenuhi permintaan. 5.Lack of Ownership (perbedaan kepemilikan) Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Mereka bias Dilain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas (misalnya jasa perbankan, penerbangan, pendidikan dan kamar hotel). 2.3 Pemasaran Bank 2.3.1 Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banco yang artinya “bangku”. Bangku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melakukan kegiatan operasional oleh bank kepada nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi “bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa, karena aktivitas operasionalnya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat (Malayu 2002). 27 Definisi bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan pemberi kredit, mempermudah pembayaran dan penagihan, stabilisator moneter dan dinamisator pertumbuhan perekonomian (Malayu 2002). Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta jasa bank lainnya” (Kasmir 2002:2) Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai “lembaga perantara keuangan antara pihak-pihak yang membutuhkan dana serta berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran dengan berpijak pada falsafah keperca Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai “lembaga perantara keuangan antara pihak-pihak yang membutuhkan dana serta berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran dengan berpijak pada falsafah kepercaaan (Taswan 2002 : 2) Sebagai institusi yang amat penting peranannya dalam masyarakat, bank adalah suatu lembaga perantara keuangan dari dua pihak atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berhubungan dengan masalah uang (Muhammad :2004). 28 Sementara itu pengertian bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.3.2 Kegiatan Bank Bank umum adalah lembaga perantara keuangan memberikan jasa-jasa keuangan baik kepada unit surplus maupun kepada unit defisit. Bank-bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara tetap menjalankan kegiatan rutinnya dibidang keuangan. Bank umum menurut Kasmir SE,MM, (2002: 30) secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Menghimpun dana (Funding). Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat atau lebih dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan jenis simpanan, misalnya: Simpanan Giro (Demand Deposit), Simpanan Tabungan (Saving Deposit) dan Simpanan Deposito (Time Deposit). 2. Menyalurkan dana (Lending). 29 Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi : a. Kredit Investasi, yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal, biasanya kredit ini memiliki jangka waktu yang relative panjang yaitu diatas 1(satu) tahun, contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membantu pabrik atau membeli peralatan pabrik seperti mesin-mesin. b. Kredit Modal Kerja, merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha, biasanya berjangka waktu pendek yaitu tidak lebih dari 1(satu) tahun. Contoh : kredit membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan modal kerja lainnya. c. Kredit Perdagangan, yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas kegiatan perdagangannya. Contoh : kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada supplier atau agen. d. Kredit Produktif, yaitu merupakan kredit berupa investasi, modal kerja atau perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk 30 diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit dari hasil usaha yang dibiayai. e. Kredit Konsumtif, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalnya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan. Contoh : kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang kesemuanya untuk dipakai sendiri. f. Kredit Profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan professional seperti dosen, dokter, notaris atau pengacara. 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services) Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apabila keuntungan dari spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negative spread (bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit). Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi : a. Kiriman uang (transfer). b. Kliring (Clearing). c. Inkaso (Collection). d. Safe Deposit Box. e. Kartu Kredit. f. Menerima setoran-setoran. 31 g. Melayani pembayaran-pembayaran. h. Bermain didalam pasar modal. i. Dan jasa-jasa lainnya. 2.3.3 Pengertian suku bunga Dalam menjalankan usaha atau setiap kegiatan tertentu harapan yang pertama kali diinginkan adalah memperoleh keuntungan. Keuntungan utama bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah berdasarkan bunga yang ditentukan. Pengertian suku bunga adalah “beban biaya yang dinyatakan dengan persentase tertentu dalam rangka peminjaman uang untuk jangka waktu tertentu merupakan biaya kredit kepada nasabah (Institut Bankir Indonesia : 166). Sedang menurut Kasmir (2002 : 133) bunga bank dapat didefinisikan sebagai : “Balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman)”. 32 Dalam kegiatan perbankan berdasarkan prinsip konvensional ada dua macam bunga yang dapat diberikan kepada nasabahnya yaitu; 1. Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di banki. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya, seperti jasa giro, bunga tabungan serta bunga deposito dan harga ini bagi bank merupakan harga beli. 2. Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank seperti bunga kredit dan harga ini bagi bank merupakan harga jual. Bunga simpanan maupun bunga pinjaman merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Antara bunga simpanan dan bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Apabila bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik demikian juga sebaliknya. 33 2.3.4 Pengertian Kredit Menurut Kasmir, SE, MM (2002:101) istilah kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi se penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh karena itu, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan terlebih dulu bank mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman. Sementara itu definisi lain dari kredit adalah “suatu pemberian yang mana balas prestasinya (kontra prestasinya) akan terjadi pada suatu waktu dihari yang akan datang” (rahmat dan Maya 2003:2). Komponen-komponen menentukan bunga kredit Untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan dibebankan kepada debitur, terdapat beberapa komponen. Komponen-komponen ini ada yang dapat diperkecil dan ada pula 34 yang tidak. Komponen-komponen ini kemudian dijumlahkan, sehingga menjadi dasar penentu bunga kredit yang akan diberikan kepada nasabah. Adapun komponen dalam menentukan bunga kredit menurut Kasmir (2002 : 137) antara lain : 1. Total biaya dana (cost of fund) Merupakan biaya untuk memperoleh simpanan setelah ditambah dengan cadangan cadangan wajib (reserve requirement) yang ditetapkan pemerintah. 2. Laba yang diinginkan. Merupakan laba atau keuntungan yang ingin diperoleh bank dan biasanya dalam prosentase tertentu. 3. Cadangan resiko kredit macet.Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan, karena setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak terbayar. 4. Biaya Operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Biaya ini terdiri dari gaji, biaya administrasi, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya. 5. Pajak. 35 Yaitu pajak yang dibebankan oleh pemerintah kepada bank yang akan memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya. 2.4 Perilaku Konsumen Menurut Supranto J dan Limakrisna Nandan (2007:4), “Perilaku Konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini “ Menurut Schifman dan Kanuk (2007:6) “Studi Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli dan seberapa sering mereka menggunakannya” Dari dua jenis definisi diatas dilihat ada dua hal penting dari perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. 36 Dengan kata lain perilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu. 2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku pembelian Konsumen Menurut Kotler dan Armstrong Gary (2004:200) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen yaitu : a. Faktor Budaya Kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Terdiri dari budaya , sub budaya, dan kelas sosial. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu sosial yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi. Sub budaya adalah suatu kelompok homogen atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dan keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas sosial. Kelas sosial merupakan sekelompok orang yang samasama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri. 37 b. Faktor Sosial Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitar dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumen. Faktor sosial terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu : kelompok referensi, keluarga dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap sikap perilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran dan status meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merek dapat menggambarkan peran dan status pemakainya. c. Faktor Pribadi Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. 38 Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempersepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubugnan dengan kepribadian seseorang. d. Faktor Psikologis Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa keyakinan mengenai ciriciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut. 2.4.2 Pendalaman Faktor Pribadi 39 Menurut Kotler (2002:204) “tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran” Pada bidang perilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai dan membuang barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau kuesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut : a.Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan, Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan minat akan 40 suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. b.Pencarian Informasi Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan kebutuhannya. merek harus diidentifikasi untuk memenuhi Dalam mencari berbagai alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seseorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa lalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumbersumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Secara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. c.Evaluasi Alternatif Jika semua alternatif yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merek. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan 41 keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan. d.Keputusan Pembelian Setelah mencari dan mengevaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merek, harga, tempat penjualan, warna dan lain-lain. Kotler (2005:208), menyatakan dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub keputusan pembelian, yaitu : 1. Keputusan merek. 2. Keputusan pemasok. 3. Keputusan kuantitas. 4. Keputusan waktu. 5. Keputusan metode pembayaran. 42 Keputusan yang diambil oleh konsumen tidak selalu berurutan, akan tetapi keputusan yang diambil oleh konsumen tidak selalu berurutan, setiap tindakan yang berkaitan dengan keputusan pembelian suatu produk perlu didasarkan atas pertimbangan rasional melalui proses perencanaan, tetapi pada dasarnya keputusan pembelian seseorang terkadang tidak selalu didasari oleh pertimbangan rasional dan logika. Keputusan merupakan penetapan pilihan dari dua atau lebih alternative pilihan sehingga keputusan pembelian adalah penetapan pilihan oleh konsumen terhadap dua atau lebih barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhannya. e.Perilaku Pasca Pembelian Saat membeli suatu produk, bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidak puasan tertentu. Perasaan konsumen setelah melakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut. Tugas bagian pemasaran tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau perilaku konsumen setelah pemakaian dan pembuangan pasca pembelian. 43 Akhirnya secara umum proses pengambilan keputusan membeli ini dapat dikategorikan kedalam tiga bentuk yaitu : 1. Proses pengambilan keputusan yang luas (extended decision making), disini akan banyak muncuk pertimbangan banyak alternatif, seperti masalah merek, mutu, harga, model, kegunaan dan sebagainya. Kategori ini biasanya muncul dalam menentukan pembelian barang yang mahan dan jarang dibeli, seperti membeli mobil, dan barang-barang elektronik keperluan rumah tangga. 2. Pengambilan keputusan terbatas (Limited decision making), dalam hal ini konsumen telah mengenal masalahya, kemudian mengevaluasi hanya beberapa alternative produk, merek, dan harga. 3. Proses pengambilan keputusan yang bersifat rutin, kebiasaan (habitual decision making), dan proses ini sangat sederhana, konsumen telah mengenal masalahnya, dan sudah jelas pula merek yang akan ia beli, dimana membeli, keputusan cepat bias diambil. Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa keputusan pembelian tahap-tahap yang harus dimengerti dan dipahami oleh bagian pemasaran, karena dengan adanya pengertian dan pemahaman 44 oleh bagian pemasaran, maka tingkat kepuasan konsumen dapat diketahui dengan jelas. 45