14 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

advertisement
14
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
2.1.
Kajian Teori
2.1.1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi – fungsi manajemen
itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Malayu Hasibuan (2008 : 1)
Malayu Hasibuan (2008 : 2) dalam bukunya mengatakan Manajemen adalah
ilmu dan mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber – sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.
G.R. Terry dalam Malayu Hasibuan (2008 : 2) mengatakan Manajemen adalah
suatu
proses
yang
khas
yang
terdiri
dari
tindakan-tindakan
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai saran–saran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber–sumber lainnya.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam Malayu Hasibuan (2008 : 3)
mengatakan Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan
orang lain. Dengan demikian menajer mengadakan kordinasi atas sejumlah aktifitas
orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan
pengendalian.
15
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
manajemen adalah ilmu yang mengatur suatu proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai saran–saran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber–sumber lainnya untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
2.1.2. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2006 : 6) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain.
Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2009 : 6) mendefiniskan
Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan
pelanggandengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
Menurut Wiliam J. Stanton dalam Basu Swastha dan Irawan (2008 : 5) emasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan
jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Berdasarkan ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan pemasaran adalah
suatu proses sosial yang didalamnya mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada
pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
16
organisasi dan para pemilik sahamnya, yang ditunjukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
2.1.3. Pengertian Manajemen Pemasaran
Kotler dan Amstrong dalam Hartimbul Ginting (2008 : 23) mendefinisikan
manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
atas program yang dirancang dalam menciptakan, membangun dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
Kemudian menurut Philip Kotler dalam Basu Swastha dan Irawan (2008 : 7)
Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan
pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat
tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang
efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar.
Sedangkan Wiliam J. Shultz dalam Buchari Alma (2009 : 130) Manajemen
pemasaran ialah merencanakan pengarahan dan pengawasan seluruh kegiatan
pemasaran perusahaan ataupun bagian dari perusahaan.
Berdasarkan dari ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan manajemen
pemasaran adalah analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program
yang dirancang dalam menciptakan, membangun dan memelihara kegiatan pemasaran
perusahaan ataupun bagian dari perusahaan.
17
2.2.
Bauran Promosi
2.2.1. Pengertian Promosi
Menurut Buchari Alma (2009 : 179) Promosi adalah sejenis komunikasi yang
memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa
dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan
calon konsumen.
Kemudian menurut Bayu Swata (2010 : 349) Promosi adalah info atau persuasi
satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan
yang menciptakan pertukaran dan pemasaran.
Sedangkan menurut Saladin (2004 : 123) Promosi adalah suatu komunikasi
informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku
pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli
dan mengingat produk tersebut.
Berdasarkan dari ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan promosi adalah
sejenis komunikasi yang diberikan oleh seseorang atau organisasi yang bertujuan tujuan
untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon
konsumen.
2.2.2. Sifat-sifat dan Tujuan Promosi
Menurut Lupiyoadi (2011 : 109) terdapat sifat-sifat promosi antara lain yaitu :
a. Komunikasi, mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang
memperkenalkan pelanggan kepada produk.
b. Insentif, memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi
pelanggan.
18
c. Undangan, mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, promosi penjualan dapat diklasifikasikan
ke dalam empat jenis yaitu :
a.
Customer promotion, yaitu penjualan yang bertujuan untuk mendorong
pelanggan untuk membeli.
b.
Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong
pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan
barang dan jasa dari sponsor.
c.
Sales – force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk
memotivasi armada penjual.
d.
Business promotion, yaitu promosi penjualan untuk memperoleh pelanggan
baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan
produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik
pelanggan.
2.2.3. Bauran Promosi
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi,
yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan
promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada lima jenis kegiatan
promosi (Kotler dan Keller, 2009 : 98-100), antara lain :
a. Periklanan (Advertising)
Bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang
ditujukan untuk merangsang pembelian yaitu sebagai berikut :
19
1. Media Cetak
2. Media Elektronik
3. Menjadi Sponsor
b. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)
Bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu
percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian
yaitu sebagai berikut :
1. Membuat event untuk penjualan
2. Presentasi kepada calon pembeli
c. Publikasi (Publisity)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh
dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau
menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan, yaitu sebagai
berikut :
1. Dukungan dari pemerintah
2. Citra atau nama baik perusahaan
3. Cerita atau peristiwa yang kurang baik tentang perusahaan
d. Promosi Penjualan (Selling Promotion)
Suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk
merangsang pembelian atau Insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa, yaitu sebagai berikut :
1. Potongan Harga
2. Cashback
3. Asuransi
20
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk
mempengaruhi pembelian konsumen, yaitu sebagai berikut :
1. Sales
2. Sales Promotion Girls atau SPG
2.3.
Citra Merek
2.3.1. Pengertian Merek
Menurut Fajar Laksana (2008 : 77) merek adalah “suatu nama, istilah, tanda,
lambang, atau desain, atau gabungan, semua yang diharapkan mengidentifikasi barang
atau jasa dari seseorang, penjual, atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan
membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.”
Kemudian menurut Ujang Sumarwan (2011 : 303) merek adalah “Nama penting
bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah
produk. Merek-merek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi
sebuah citra bahkan symbol status produk tersebut”.
Sedangkan menurut Sedangkan asosiasi pemasaran amerika dalam Philip Kotler
dan Keller (2006 : 97) merek adalah “Nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau
kombinasinya, yang ditunjukan agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau
sekelompok penjual dan membedakannya produk dan jasa pesaing”.
Berdasarkan dari ketiga definisi diatas maka dapat diketahui pengertian merek
adalah suatu nama atau simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk yang
ditunjukan agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau sekelompok penjual
dan membedakannya produk dan jasa pesaing.
21
2.3.2. Pengertian Citra Merek
Menurut De Chernatony dalam Fandy Tjiptono (2011 : 10) bahwa brand image
atau citra merek adalah merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh
individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung
atas sebuah merek.
Kemudian menurut Supranto (2011 : 128) mendefinisikan bahwa pengertian
Brand Image yaitu apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika mereka mendengar
atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari
tentang merek.
Selanjutnya Pengertian Brand image (citra merek) menurut Christina Whidya
Utami (2006: 213) adalah “Serangkaian asosiasi yang biasanya diorganisasikan di seputar
beberapa tema yang bermakna.”
Menurut Fandy Tjiptono (2008 : 49) pengertian Brand image (citra merek)
adalah “Deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.”
Berdasarkan dari keempat definisi diatas maka dapat disimpulkan pengertian
citra merek adalah serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu atau konsumen
sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas
sebuah merek.
22
2.3.3. Teori Citra Merek
Menurut Fandy Tjiptono (2008 : 92) merek memiliki beberapa manfaat yaitu
sebagai berikut :
1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan
produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan
pencatatan akuntansi.
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bias
dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari
para pesaing.
5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas
pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
Kemudian menurut Fajar Laksana (2008 : 78) terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek, Misal : Suzuki, Chevrolet
dan lain-lain.
2. Tanda merek (Brand Mark) adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal
namun tidak dapat diucap, seperti misalnya lambang, desain, huruf, atau warna
khusus.
23
3. Tanda merek dagang (Trade Mark) adalah merek atau sebagian dari merek yang
dilindungi oleh huku karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang
istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewannya untuk
menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
4. Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang
untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik atau
karya seni.
Selanjutnya menurut Buchari Alma (2008 : 121) syarat-syarat merek dibawah ini
perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
1. Mudah diingat
Memilih merek sebaiknya mudah diingat, baik kata-katanya maupun gambarnya
atau kombinasi sebab dengan demikian konsumen atau calon konsumen mudah
mengingatnya.
2.
Menimbulkan kesan positif.
Dalam memberikan merek harus dapat diusahakan yang dapat menimbulkan
kesan positif terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, jangan kesan negatif.
3. Tepat untuk promosi.
Selain kedua syarat diatas, maka untuk merek tersebut sebaiknya dipilih yang
bilamana dipakai promosi sangat baik. Merek-merek yang mudah diingat dan
dapat menimbulkan kesan positif tentu baik bila dipakai untuk promosi. Akan
tetapi untuk promosi tersebut nama yang indah dan menarik serta gambargambar yang bagus juga memegang peranan penting. Jadi di sini untuk promosi
24
selain mudah diingat dan menimbulkan kesan positif usahakan agar merek
tersebut enak untuk diucapkan dan baik untuk dipandang.
2.3.4. Dimensi Citra Merek
Menurut Philip Kotler dan Keller (2009 : 3) faktor-faktor yang membentuk citra
merek adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan
Tergantung pada bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan konsumen dan
bagaimana informasi tersebut bertahan sebagai bagian dari brand image, antara
lain :
a. Kualitas Tinggi
b. Tahan Lama
c. Harga Produk
2. Keuntungan
Kesuksesan sebuah proses pemasaran sering tergantung pada proses
terciptanya citra merek yang menguntungkan, dimana konsumen dapat percaya
pada atribut yang diberikan mereka dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen, antara lain :
a. Memberikan kenyamanan
b. Memberikan kesan yang menarik
c. Sesuai selera
d. Memiliki banyak manfaat
e. Memberikan rasa aman
25
3. Keunikan
Suatu merek harus memiliki keunggulan bersaing yang menjadi alasan bagi
konsumen untuk memilih merek tertentu. Keunikan citra merek dapat
berdasarkan :
a. Desain Produk
b. Slogan Produk
c. Memiliki fungsi berbeda
2.4.
Keputusan Pembelian
2.4.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Paul Peter dan Jerry Olson (2009 : 162) “Keputusan pembelian adalah
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.”
Kemudian menurut Philip Kotler dan Keller (2006 : 223) Keputusan Pembelian
adalah “beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan
keputusan pembelian suatu produk”.
Sedangkan Menurut Chapman dan Wahlers (2009 : 176) Keputusan Pembelian
adalah “sebagai keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen akan
memutuskan produk yang akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk
tersebut
berkaitan
dengan
kemampuan
produk
tersebut
dalam
memenuhi
kebutuhannya”.
Berdasarkan dari ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan pengertian
keputusan pembelian adalah proses atau beberapa tahapan yang dilakukan oleh
26
konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk dalam memenuhi
kebutuhannya.
2.4.2. Teori Keputusan Pembelian
Menurut Buchari Alma (2008 : 97) para pembeli memiliki motif-motif pembelian
yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Mengenai motif-motif pembelian
ada 3 macam yaitu :
1. Primary buying motive, Yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya.
2. Selective buying motive, Yaitu pemilihan terhadap barang, ini bisa berdasarkan
rasio. Misalnya, apakah ada keuntungan bila kita membeli.
3. Patronage buying motive, Ini adalah selective buying motive yang ditujukan
kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena layanan
yang memuaskan, tempatnya dekat, cukup persediaan barang, dan sebagainya.
Menurut Kotler dan Keller (2007 : 269) Tahap-tahap proses pembelian adalah
sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan
keadaan yang diinginkannya.
2. Pencarian informasi
Konsumen yang tergugah akan mulai melakukan pencarian informasi yang akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan keputusan pembeliannya nanti,
seberapa besar pencarian yang dilakukan tergantung pada kekuatan hasratnya,
jumlah mula-mula informasi yang dimilikinya, kemudahan mendapatkan
27
informasi, penghargaannya terhadap tambahan informasi, dan kepuasan yang
didapatkannya dari pencarian tersebut.
3. Evaluasi alternatif
Dalam tahap ini konsumen akan memproses informasi merek yang kompetitif
dan membuat penilaian akhir. Konsumen memiliki sifat yang berbeda-beda
dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka
akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat
yang dicarinya.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk referensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk niat untuk
membeli produk yang paling disukai. keputusan konsumen untuk memodifikasi,
menunda, atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi
oleh risiko yang dirasakan. Besarnya risiko yang dirasakan berbeda-beda
menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut,
dan besarnya kepercayaan diri konsumen.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli,
melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau
kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemkaian dan
pembuangan pascapembelian. hasil dari pemantauan tersebut kemudian
digunakan sebagai penilaian atas keberhasilan atau kegagalan dari produk
tersebut.
28
2.4.3. Dimensi Keputusan Pembelian
Untuk melakukan suatu keputusan orang akan melalui suatu proses tertentu,
sehingga mereka dapat menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan dan
kemampuan mereka untuk membeli suatu produk atau barang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian menurut Philip Kotler dan Keller (2009 : 153)
adalah sebagai berikut :
1. Faktor Budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap keputusan
pembelian, antara lain :
a. Cuaca
b. Kepercayaan
2. Faktor Sosial
Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi
oleh factor-faktor sosial. Antara lain :
a. Kelompok acuan
b. Keluarga
c. Peran
d. Status
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Antara lain:
a. Pekerjaan
b. Keadaan ekonomi
c. Gaya hidup
29
d. Kepribadian dan konsep diri pembeli
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi empat faktor psikologi utama. Antara
lain:
a. Persepsi
b. Keyakinan dan pendirian
2.5.
Hasil Penelitian Terdahulu
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian ini, peneliti mengumpulkan dan
mengkaji penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti lain sebagai bahan
pertimbangan dan kerangka pemikiran penelitian ini. Berikut penelitian terdahulu
disajikan dalam table 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Judul
“Analisis Pengaruh Citra
Merek, Harga dan
Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Air
Minum Dalam Kemasan
(AMDK) Merk Aqua
(Studi Pada Konsumen
Toko Bhakti Mart KPRI
Bhakti Praja Provinsi
Jawa Tengah)” (Skripsi,
2012) Dheany Arumsari
Hasil
Promosi memiliki
pengaruh terhadap citra
merek sebesar 4,2 %
promosi memiliki
pengaruh terhadap
keputusan pembelian air
minum dalam kemasan
sebesar 13,7 %.
Persamaan
Variabel Penelitian yaitu
citra merek, Promosi dan
Keputusan Pembelian
Perbedaan
Obyek dan Metode
Penelitian
30
Tabel 2.1 Lanjutan
Penelitian Terdahulu
No
2
Judul
“Analisis Pengaruh Citra
Merk dan Kualitas
Produk Terhadap
Keputusan Pembelian
Laptop Merk Acer di Kota
Semarang” (Jurnal,
2010) Praba Sulistyawati
Hasil
citra merk berpengaruh
secara positif terhadap
keputusan pembelian
laptop merk Acer di Kota
Semarang.
Persamaan
Variabel Penelitian yaitu
citra merek dan
Keputusan Pembelian
Perbedaan
Obyek dan Metode
Penelitian
3
“Pengaruh Bauran
Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian
Garam Lososa PT. Garam
(PERSERO) Di Kota
Padang” Vebriina Putri
Risman (Skripsi, 2011)
seluruh indikator
promosi mempengaruhi
keputusan pembelian
konsumen PT Garam
Variabel Penelitian yaitu
Bauran Promosi dan
Keputusan Pembelian
Metode Penelitian
Obyek Penelitian
Promosi memiliki
pengaruh positif
terhadap brand image
sabun mandi Lifeboy
Variabel Penelitian yaitu
bauran promosi dan citra
merek
4
5
“Pengaruh Promosi
Terhadap Brand Image
Sabun Mandi Lifeboy
(Studi Kasus Pada
Mahasiswa Universitas
Widyatama)” Andre
Julianto (Skripsi : 2006)
citra merek memiliki
hubungan dengan
“Analisis Pengaruh Citra
bauran promosi sebesar
Merek Dan Bauran
67,8%. Selanjutnya citra
Promosi Terhadap
merek memiliki
Keputusan Konsumen
pengaruh parsial
Menggunakan Jasa
terhadap keputusan
Lembaga Pendidikan
pembelian sebesar 33,4%
Bahasa Inggris (Studi
sedangkan baruan
Pada Lembaga
promosi memiliki
Pendidikan Ilp Di
pengaruh parsial
Semarang)” Riski Susanto
terhadap keputusan
(Skripsi : 2010)
pembelian sebesar
23,4%.
Sumber : Dikaji Dari Berbagai Sumber, 2014
Variabel Penelitian yaitu
citra merek, bauran
promosi dan keputusan
konsumen
Metode penelitian
Obyek penelitian
Metode penelitian
Obyek penelitian
31
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dheany Arumsari
pada tahun 2012 dengan judul “Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Merk Aqua (Studi
Pada Konsumen Toko Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah)”
mendapatkan hasil Promosi memiliki pengaruh terhadap citra merek sebesar 4,2 % serta
promosi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan
sebesar 13,7 %. Persamaannya dengan penelitian ini adalah variabel penelitian yaitu
citra merek, bauran promosi dan keputusan pembelian sedangkan perbedaan penelitian
ini adalah obyek dan metode penelitian.
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Praba
Sulistyawati pada tahun 2010 dengan judul “Analisis Pengaruh Citra Merk dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merk Acer di Kota Semarang”
mendapatkan hasil citra merk berpengaruh secara positif terhadap keputusan
pembelian laptop merk Acer di Kota Semarang. Persamaannya dengan penelitian ini
adalah variabel penelitian yaitu citra merek dan keputusan pembelian sedangkan
perbedaan penelitian ini adalah obyek dan metode penelitian.
Kemudian berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Vebriina Putri
Risman pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Garam Lososa PT. Garam (PERSERO) Di Kota Padang” mendapatkan hasil
yaitu seluruh indikator promosi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen PT
Garam. Persamaannya dengan penelitian ini adalah metode penelitian dan variabel
penelitian yaitu bauran promosi dan keputusan pembelian sedangkan perbedaan
penelitian ini adalah obyek.
32
Berikutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Andre Julianto
pada tahun 2006 dengan judul “Pengaruh Promosi Terhadap Brand Image Sabun Mandi
Lifeboy (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Widyatama)” menyatakan bahwa
promosi memiliki pengaruh positif terhadap brand image sabun mandi Lifeboy.
Selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Riski Susanto pada
tahun 2012 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang dengan judul “Analisis
Pengaruh Citra Merek Dan Bauran Promosi Terhadap Keputusan Konsumen
Menggunakan Jasa Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris (Studi Pada Lembaga Pendidikan
Ilp Di Semarang)” mendapatkan hasil citra merek memiliki hubungan dengan bauran
promosi sebesar 67,8%. Selanjutnya citra merek memiliki pengaruh parsial terhadap
keputusan pembelian sebesar 33,4% sedangkan baruan promosi memiliki pengaruh
parsial terhadap keputusan pembelian sebesar 23,4%. Kemudian citra merek dan bauran
promosi secara bersama memiliki pengeruh terhadap keputusan pembelian sebesar 27
% dan 63 % merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti.
2.6.
Kerangka Berpikir
Suatu kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori dengan berbagai faktor yang telah teridentifikasi sebagai masalah riset. Secara
teoritis dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependennya yang telah
ditetapkan. Kerangka pemikiran akan memberikan manfaat berupa persepsi yang sama
antara penulis dan pembaca terhadap alur dari pikiran peneliti, dalam rangka
membentuk hipotesis-hipotesis risetnya secara logis.
Berdasarkan kajian masing-masing variabel, yaitu promosi, citra merek dan
keputusan pembelian perlu dikembangkan suatukerangka pemikiran baik secara parsial
33
maupun secara keterkaitan hubungan antara variabel independen yaitu promosi dan
citra merek terhadap variabel dependennya yaitu keputusan pembelian.
1. Hubungan Bauran Promosi dengan Citra Merek
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dheany Arumsari
pada tahun 2012 dengan judul “Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Merk Aqua (Studi Pada Konsumen Toko Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja Provinsi
Jawa Tengah)” mendapatkan hasil Promosi memiliki pengaruh terhadap citra
merek sebesar 4,2 %.
Berikutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Andre Julianto
pada tahun 2006 dengan judul “Pengaruh Promosi Terhadap Brand Image Sabun
Mandi Lifeboy (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Widyatama)”
menyatakan bahwa promosi memiliki pengaruh positif terhadap brand image
sabun mandi Lifeboy.
Menurut Kotler dan Keller (2009 : 98-100) bauran promosi adalah periklanan,
Penjualan Tatap Muka, Publikasi, Promosi Penjualan dan Pemasaran Langsung.
Kemudian menurut Kotler dan Keller (2009 : 3) faktor-faktor yang membentuk
citra merek adalah kekuatan, keuntungan dan keunikan.
2. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Vebriina Putri Risman pada
tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Garam Lososa PT. Garam (PERSERO) Di Kota Padang” mendapatkan
34
hasil yaitu seluruh indikator promosi mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen PT Garam.
Menurut Kotler dan Keller (2009 : 98-100) bauran promosi adalah periklanan,
Penjualan Tatap Muka, Publikasi, Promosi Penjualan dan Pemasaran Langsung.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut Kotler dan
Keller (2009 : 153) adalah budaya, sosial, pribadi dan psikologis.
3. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Praba Sulistyawati pada
tahun 2010 dengan judul “Analisis Pengaruh Citra Merk dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merk Acer di Kota Semarang”
mendapatkan hasil citra merk berpengaruh secara positif terhadap keputusan
pembelian laptop merk Acer di Kota Semarang.
Selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Riski Susanto pada
tahun 2012 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang dengan judul
“Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Bauran Promosi Terhadap Keputusan
Konsumen Menggunakan Jasa Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris (Studi Pada
Lembaga Pendidikan Ilp Di Semarang)” mendapatkan hasil citra merek memiliki
hubungan dengan bauran promosi sebesar 67,8%. Selanjutnya citra merek
memiliki pengaruh parsial terhadap keputusan pembelian sebesar 33,4%
sedangkan baruan promosi memiliki pengaruh parsial terhadap keputusan
pembelian sebesar 23,4%. Kemudian citra merek dan bauran promosi secara
bersama memiliki pengeruh terhadap keputusan pembelian sebesar 27 % dan
63 % merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti.
35
Kemudian menurut Kotler dan Keller (2009 : 3) faktor-faktor yang membentuk
citra merek adalah kekuatan, keuntungan dan keunikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut Kotler dan
Keller (2009 : 153) adalah budaya, sosial, pribadi dan psikologis.
Berikut adalah alur Pengaruh Bauran Promosi dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian :
Bauran Promosi
- Periklanan
- Penjualan Tatap
Muka
- Publikasi
- Promosi Penjualan
- Penjualan Langsung
Vebriina Putri
Risman (2011)
Keputusan Pembelian
-
Sumber : Kotler dan
Keller (2009)
Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologis
Dheany Arumsari
(2012) dan Andre
Julianto (2006)
Sumber
Kotler dan Keller (2009)
Citra Merek
-
Kekuatan
Keuntungan
Keunikan
Praba
Sulistyawati
(2010) dan Risky
Susanto (2012)
Sumber Kotler dan
Keller (2009)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Sumber :Dikaji dengan berbagai sumber, 2014
36
2.7.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dari para ahli serta penelitian terdahulu maka penulis
menyatakan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan antara promosi dengan citra merek sepeda motor Yamaha
Vixion di PD Ramarayo Karawang
2. Terdapat pengaruh parsial dari promosi dan citra merek terhadap keputusan
pembelian konsumen sepeda motor Yamaha Vixion di PD Ramarayo Karawang
3. Terdapat pengaruh simultan dari promosi dan citra merek terhadap keputusan
pembelian konsumen sepeda motor Yamaha Vixion di PD Ramarayo Karawang
Download