BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat mengenai pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Asosiasi Pemasaran Amerika seperti yang dikutip oleh Kotler dan Keller dalam buku “Manajemen Pemasaran” (2009:5) mendefinisikan pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Dari definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dapat mendukung perusahaan dalam menawarkan produk dan jasa kepada konsumen sehingga dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen. Definisi lain menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2001:6) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses perencanaan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. Pengertian diatas mengandung konsep inti berikut : kebutuhan, keinginan dan permintaan produk, nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar dan pemasar. Sebenarnya pemasaran dimulai sejak sebelum 9 barang-barang diproduksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan produk, pasar, harga, dan promosi. Definisi sosial berbeda dengan definisi manajerial dari pemasaran. Definisi sosial menunjukan peran yang dimainkan pemasaran di dalam masyarakat. Definisi sosial manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:5) adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan orang lain. Adapun pengertian mengenai manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:5) adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Manajemen di perlukan dalam proses pertukaran karena proses tersebut memerlukan banyak tenaga dan keterampilan, bagaimana mengelola atau mengatur kegiatan, keterampilan, tenaga dan sumber daya, dan aspek-aspek lainnya yang akan diperlukan akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya organisasi mencapai sasaran dan tujuan pemasaran. 2.2 Bauran Pemasaran Tugas pemasar adalah merencanakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan membentuk program pemasaran yang terintegrasi penuh untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan. Kotler dan Keller (2009:24) mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas ini sebagai sarana bauran 10 pemasaran dari empat jenis yang luas, yang disebut empat P dari pemasaran: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Empat P melambangkan pandangan penjual terhadap perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, setiap perangkat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan. Jadi dengan demikian elemen bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat hal, antara lain: a. Produk (Product) Produk adalah merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit atau value dari produk tersebut yang disebut “the offer”. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralih kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. b. Harga (Price) Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Pricing juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dan strategi pemasaran seacara keseluruhan. 11 c. Tempat (Place) Place dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. d. Promosi (Promotion) Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi (promotion mix). Yang terdiri dari: 1. Periklanan (Advertising) 2. Tenaga penjualan (Personal selling) 3. Promosi penjualan (Sales promotion) 4. Hubungan masyarakat (Public relation) 5. Berita dari mulut ke mulut (Word of mouth) 6. Pemasaran langsung (Direct marketing) 2.3 Produk (Product) 2.3.1 Pengertian Produk Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran yang nyata, tetapi produk bisa lebih dari itu. Secara luas, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Keller 2009:4). 12 Sedangkan menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2001:414) menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu, baik menguntungkan maupun tidak, yang diperoleh seseorang melalui proses pertukaran. Konsep produk menurut Kotler dan Keller dalam buku ”Manajemen Pemasaran” (2009:19) berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. Manajer pada organisasi ini berfokus untuk membuat produk yang unggul dan senantiasa memutakhirkannya. Namun suatu produk baru tidak akan sukses jika tidak didukung oleh harga, distribusi, iklan dan penjualan yang tepat. Inti merek yang hebat adalah produk yang hebat. Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pasar. Pemimpin pasar biasanya menawarkan produk dan jasa bermutu tinggi yang memberikan nilai pelanggan yang paling unggul. Perencanaan pemasaran dimulai dengan merumuskan sebuah penawaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran. Pelanggan akan menilai penawaran berdasarkan tiga elemen dasar: fitur dan kualitas produk, bauran dan kualitas layanan, serta harga. Ketiga elemen ini harus digabungkan ke dalam suatu penawaran menarik yang kompetitif. 2.3.2 Tingkat Produk Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar harus melihat lima tingkat produk. Setiap tingkat menambah nilai pelanggan yang lebih besar, dan kelimanya merupakan hierarki nilai pelanggan. Tingkat produk menurut Kotler dan Keller 2009:4) yaitu: 13 a. Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit): manfaat mendasar yang benar-benar dibeli pelanggan. b. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product). c. Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expected product). d. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augumented product) yang melebihi harapan pelanggan. e. Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan tranformasi yang mungkin akan dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. 2.3.3 Klasifikasi Produk Pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ketahanan/durabilitas, keberwujudan, dan kegunaan (Kotler dan Keller 2009:5). a. Ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility) Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok antara lain: 1) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. 2) Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama. 14 3) Jasa (service) adalah produk-produk yang tidak berwujud, bervariasi dan dapat musnah. b. Klasifikasi barang konsumen 1) Barang sehari-hari (convenience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen dengan segera dan dengan usaha minimum. 2) Barang belanja (shopping goods) adalah barang-barang yang secara karakterisitik dibandingkan berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. 3) Barang khusus (specialty goods) mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. 4) Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya mereka tidak terpikirkan untuk dibeli. 2.3.4 Kualitas Produk Pengertian kualitas menurut American Society For Quality Control yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2009:143) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penjual telah menghantarkan kualitas ketika produk atau jasanya memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Perusahaan yang memuaskan sebagian besar kebutuhan pelanggannya sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas. Kualitas jelas merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. 15 Definisi lain dikemukakan oleh Supranto (2006:228) yang menyatakan bahwa kualitas adalah sebuah kata yang merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu produk adalah bergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. Kualitas jelas merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas total adalah tugas semua orang, seperti halnya pemasaran. Para pemasar memainkan beberapa peran dalam membantu perusahaan mendefinisikan dan memberikan barang dan jasa yang bermutu tinggi kepada pelanggan sasaran. Pertama, mereka bertanggung jawab untuk mengidentifikasikan kebutuhan dan tuntutan pelanggan. Kedua, mereka bisa mengkomunikasikan harapan pelanggan secara benar kepada perancang produk. Ketiga, mereka harus memastikan pesanan pelanggan dipenuhi secara benar dan tepat waktu. Keempat, mereka harus memastikan pelanggan telah menerima instruksi, pelatihan dan bantuan teknis yang tepat dalam penggunaan produk. Kelima, mereka harus tetap berhubungan dengan pelanggan setelah penjualan untuk memastikan pelanggan tersebut puas dan tetap puas. Keenam, mereka harus mengumpulkan gagasan pelanggan untuk perbaikan produk dan pelayanan serta menyampaikan gagasan itu kepada departemen-departemen perusahaan yang tepat. Jika para pelanggan melakukan semua kegiatan itu, mereka telah banyak 16 menyumbang ke manajemen mutu total dan kepuasan pelanggan, dan juga ke profitabilitas pelanggan serta perusahaan (Kotler dan Keller 2009:144). Para konsumen seringkali menilai kualitas produk atas dasar berbagai macam isyarat informasi yang mereka hubungkan dengan produk. Beberapa isyarat ini merupakan sifat intrinsik produk, dan yang lain bersifat ekstrinsik. Baik secara tunggal, maupun secara gabungan, berbagai isyarat tersebut memberikan dasar bagi persepsi kualitas produk (Schiffman dan Kanuk 2008:162). Isyarat-isyarat intrinsik berkaitan dengan karakteristik fisik produk itu sendiri, seperti ukuran, warna, rasa atau aroma. Para konsumen suka mempercayai bahwa mereka mendasarkan penilaian kualitas produk pada isyarat-isyarat intrinsik, namun ada juga yang mendasarkan pilihan pada isyarat-isyarat ekstrinsik seperti harga, kemasan, iklan, dan dorongan teman sebaya. Sedangkan apabila konsumen tidak ada pengalaman yang sesungguhnya dengan suatu produk, maka mereka seringkali menilai kualitas atas dasar isyarat yang bersifat eksternal seperti harga, citra merek, citra pabrikan, citra toko ritel, atau bahkan negara asal. 2.4 Harga (Price) 2.4.1 Pengertian Harga Definisi mengenai harga dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:67), harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan. Harga juga mengkomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk 17 atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar. Harga ditetapkan melalui negosiasi antara pembeli dan penjual. Dalam hal ini harga yang diperoleh oleh tiap-tiap konsumen bisa mempunyai nilai yang berbeda dikarenakan adanya perbedaan persepsi yang terjadi. Nilai itu sendiri menurut konsumen merupakan perbandingan antara manfaat dengan harga, bila manfaat yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu produk tersebut lebih besar daripada harganya maka nilai produk tersebut besar, begitu pula sebaliknya. Harga adalah suatu pengorbanan dalam bentuk mata uang tertentu yang dilakukan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah produk dengan kualitas tertentu sesuai dengan nilai yang dipersepsikannya. 2.4.2 Kebijakan Penetapan Harga Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harganya. Menurut Kotler dan Keller (2009:76) berikut ini adalah prosedur enam langkah kebijakan penetapan harga. a. Langkah 1: Memilih Tujuan Penetapan Harga Mula-mula perusahaan memutuskan dimana perusahaan ingin memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah perusahaan menetapkan harga. Lima tujuan utama adalah kemampuan bertahan, laba saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum, dan kepemimpinan kualitas produk. 18 b. Langkah 2: Menentukan Permintaan Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Hubungan antara harga dan permintaan ditangkap dalam kurva permintaan. Dalam kasus normal, keduanya berhubungan terbalik, semakin tinggi harga, semakin rendah permintaan. Kadang-kadang konsumen menerima harga mahal untuk mengindikasikan produk yang lebih baik. Meskipun demikian jika harga terlalu tinggi, tingkat permintaan mungkin turun. Langkah pertama adalah memperkirakan untuk memahami apa yang mempengaruhi sensitivitas harga yaitu kemungkinan kuantitas pembelian pasar pada berbagai pilihan harga. Selanjutnya yaitu dengan memperkirakan kurva permintaan dengan beberapa metode antara lain survei, eksperimen harga dan analisis statistik. Selain itu, pemasar juga harus tahu seberapa responsif atau elastis permintaan akan mengubah harga. c. Langkah 3: Memperkirakan Biaya Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan ingin mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk, termasuk tingkat pengembalian yang wajar untuk usaha dan risikonya. d. Langkah 4: Menganalisis Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing Dalam kisaran kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing. 19 Mula-mula perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat, lalu mengevaluasi nilai mereka bagi pelanggan. e. Langkah 5: Memilih Metode Penetapan Harga Berikut ini adalah enam metode penetapan harga: 1) Penetapan harga mark-up Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah markup standar ke biaya produk. 2) Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran (target-return pricing) Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi sasarannya (ROI). 3) Penetapan harga nilai anggapan (perceived value) Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen, seperti citra pembeli akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari saluran, kualitas jaminan, dukungan pelanggan, reputasi pemasok, kepercayaan dan harga diri. 4) Penetapan harga nilai (value pricing) Perusahaan menetapkan harga yang cukup rendah untuk penawaran berkualitas tinggi. 5) Penetapan harga going rate Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal, atau lebih murah dibandingkan harga pesaing utama. 20 6) Penetapan harga jenis lelang Tujuan lelang yang utama adalah membuang persediaan berlebih atau barang bekas. f. Langkah 6: Memilih Harga Akhir Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari mana perusahaan harus memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga itu, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan, termasuk dampak kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga berbagi keuntungan dan risiko, dan dampak harga pada pihak lain. 2.5 Promosi (Promotion) 2.5.1 Pengertian Promosi Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi. Pada dasarnya perangkat bauran promosi mencakup aktivitas periklanan (advertising), penjualan perseorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), informasi dari mulut ke mulut (word of mouth), pemasaran langsung (direct marketing), dan publikasi. 21 Menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2001:145) definisi promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon. 2.5.2 Periklanan (Advertising) Periklanan menurut Kotler dan Keller (2009:202) adalah semua bentuk terbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara yag efektif dari segi biaya dan untuk mendistribusikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang. Peranan periklanan dalam pemasaran adalah untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan produk, menambah pengetahuan konsumen, membujuk calon konsumen untuk membeli, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain. Beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame dan surat langsung. a. Tujuan Iklan Tujuan iklan dapat diklasifikasikan menurut apakah tujuannya, baik untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan, atau memperkuat. 1) Iklan Informatif Bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang ada. 22 2) Iklan Persuasif Bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian produk atau jasa. 3) Iklan Pengingat Bertujuan menstimulasikan pembelian berulang produk. 4) Iklan Penguat Bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka melakukan pilihan tepat. b. Fungsi Iklan 1) Memberikan informasi, iklan dapat memberikan informasi lebih dari pada yang lainnya baik tentang produk, harga, atau informasi lainnya yang mempunyai kegunaan bagi konsumen. Tanpa adanya informasi konsumen akan segan atau tidak mempunyai informasi tentang suatu produk. Periklanan memberikan suatu alat bagi penjual dan pembeli untuk memberikan informasi kepada pihak lain tentang kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga kebutuhan dan keinginan tersebut dapat terpenuhi dengan mengadakan pertukaran yang memuaskan. 2) Membujuk atau mempengaruhi, periklanan tidak hanya bersifat menginformasikan saja tetapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan mengatakan suatu produk adalah lebih baik dari produk lain. Dalam hal ini iklan yang bersifat membujuk tersebut lebih banyak dipasang pada meia-media seperti televisi dan media cetak. 23 3) Menciptakan kesan, dengan sebuah iklan orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini pemasang iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya misalnya dengan menggunakan warna, ilusi, bentuk dan lay out yang menarik. Kadang-kadang pembelian sebuah produk tidak dilakukan secara rasional atau memperhatikan nilai ekonomisnya, tetapi lebih terdorong untuk mempertahankan atau meningkatkan gengsi, seperti pembelian mobil, rokok dan rumah mewah. 4) Memuaskan keinginan, periklanan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan. Periklanan juga merupakan alat komunikasi yang sangat efisien bagi para penjual. Mereka harus menggunakannya untuk melayani orang lain, masyarakat dan mereka sendiri. 5) Sebagai alat komunikasi, periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan. 2.5.3 Tenaga Penjualan (Personal Selling) a. Pengertian Tenaga Penjualan Bentuk asli dan paling tua pemasaran langsung adalah kunjungan penjualan lapangan. Saat ini sebagian besar perusahaan industri sangat bergantung pada 24 tenaga penjualan profesional untuk menemukan tempat calon pelanggan, mengembangkannya menjadi pelanggan, dan menumbuhkan bisnis. Penjualan personal adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Istilah perwakilan penjualan mencakup enam posisi (Kotler dan Keller 2009:261): 1) Pengirim (Deliverer) Wiraniaga yang tugas utamanya adalah mengirimkan produk. 2) Pengambil Pesanan (Order Taker) Pengambil pesanan dalam (berdiri di belakang konter) atau pengambil pesanan luar (menelepon manajer pasar swalayan). 3) Misionaris (Missionary) Wiraniaga yang tidak diharapkan atau diizinkan mengambil pesanan, tetapi lebih bertugas untuk membangun citra baik atau mendidik pengguna aktual atau potensial. 4) Teknisi (Technician) Wiraniaga dengan tingkat pengetahuan teknis yang tinggi. 5) Pencipta Permintaan (Demand Creator) Wiraniaga yang bergantung pada metode kreatif untuk menjual produk berwujud atau tidak berwujud. 6) Penyedia Solusi (Solution Vendor) Wiraniaga yang keahliannya menyelesaikan masalah pelanggan. 25 b. Tujuan dan Strategi Tenaga Penjualan Wiraniaga harus tahu bagaimana mendiagnosis masalah pelanggan dan mengajukan solusi. Mereka harus dapat menunjukkan kepada calon pelanggan bahwa perusahaan yang mereka wakili dapat membantu meningkatkan profitabilitas perusahaan. Wiraniaga harus melaksanakan satu atau lebih tugas khusus berikut: 1) Mencari calon pelanggan (prospek) 2) Menentukan sasaran 3) Mengomunikasikan 4) Menjual 5) Melayani 6) Mengumpulkan informasi 7) Mengalokasikan 2.5.4 Promosi Penjualan (Sales Promotion) a. Pengertian Promosi Penjualan Promosi penjualan menurut Kotler dan Keller (2009:219) adalah bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagia besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk tertentu oleh konsumen. Iklan menawarkan alasan untuk membeli, sedangkan promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk 26 promosi konsumen berupa sampel, kupon, penawaran pengembalian dana tunai, potongan harga, premi, hadiah, percobaan gratis, garansi, dan demonstrasi. b. Tujuan Promosi Penjualan Terdapat banyak ragam promosi penjualan. Sampel gratis mendorong percobaan konsumen, sementara layanan nasihat manajemen gratis bertujuan memlihara hubungan jangka panjang dengan pengecer. Penjual menggunkan promosi jenis insentif untuk menarik pelanggan baru, menghargai pelanggan setia, dan meningkatkan tingkat pembelian kembali pengguna yang jarang membeli. Promosi penjualan sering menarik orang yang suka beralih merek, yang terutama mencari harga yang lebih murah dan nilai yang lebih baik. Promosi mendorong konsumen mencoba produk baru dan menimbulkan format eceran yang lebih beragam, seperti penetapan harga murah dan penetapan harga promosi. Bagi pengecer, promosi dapat meningkatkan penjualan kategori komplementer. Promosi penjualan juga bermanfaat dalam mempromosikan kesadaran konsumen yang lebih besar terhadap harga. Selain itu, dengan promosi penjualan produsen terbantu dalam menjual lebih banyak dari biasanya pada harga resmi dan menerapkan program ke berbagai segmen konsumen. Pemasar juga menerapkan promosi penjualan untuk menarik pelanggan baru dan menanamkan loyalitas. c. Keputusan Utama Promosi Penjualan Dalam menggunakan promosi penjualan, perusahaan harus menentukan tujuannya, memilih alat, mengembangkan 27 program, menguji program, mengimplementasikan dan mengendalikannya, serta mengevaluasi hasilnya (Kotler dan Keller 2009:221). 1) Menentukan Tujuan Bagi konsumen, tujuan meliputi mendorong pembelian unit yang lebih besar, meningkatkan percobaan di antara non pengguna, dan menarik konsumen yang beralih dari merek pesaing. Bagi pengecer, tujuan meliputi membujuk pengecer untuk menjual barang baru, mendorong pembelian pada musim sepi, membangun loyalitas merek, dan membuka jalan masuk ke gerai eceran baru. 2) Memilih Alat Promosi Konsumen Perencana promosi harus memperhitungkan jenis pasar, tujuan promosi penjualan, kondisi persaingan, dan efektivitas biaya setiap alat. Alat promosi konsumen utama meliputi sampel, kupon, penawaran pengembalian dana tunai (rabat), kemasan harga (kesepakatan pengurangan harga), premi (hadiah), program frekuensi, hadiah (kontes, undian, permainan), penghargaan patronage, percobaan gratis, garansi produk, promosi terikat, promosi silang, serta tampilan dan demonstrasi titik pembelian. 3) Memilih Alat Promosi Dagang Produsen menggunakan sejumlah alat promosi dagang antara lain penurunan harga (dari harga faktur atau harga resmi), insentif dan barang gratis. 4) Memilih Alat Promosi Tenaga Penjualan dan Bisnis Perusahaan menghabiskan miliaran dollar untuk bisnis dan promosi tenaga penjualan antara lain dengan pameran dagang dan konvensi, kontes penjualan serta iklan khusus. 28 5) Mengembangkan Program Dalam merencanakan program promosi penjualan, pemasar semakin membaurkan beberapa media ke dalam konsep kampanye total. 6) Pengujian Awal, Pengimplementasian, Pengendalian dan Pengevaluasian Program Meskipun sebagian besar program promosi penjualan dirancang berdasarkan pengalaman, pengujian awal dapat menentukan apakah sarana itu sudah tepat, ukuran insentif sudah optimal dan metode presentasi sudah efisien. Konsumen dapat diminta menilai atau memberi peringkat berbagai kemungkinan kesepakatan, atau uji percobaan dapat dijalankan dalam wilayah geografis terbatas. 2.5.5 Hubungan Masyarakat (Public Relation) a. Pengertian Hubungan Masyarakat Perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan sejumlah besar masyarakat yang berminat. Masyarakat (public) adalah semua kelompok yang memiliki minat aktual atau potensial atau memengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Hubungan masyarakat (public relations-PR) meliputi berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra produk individual perusahaan. 29 b. Alat Utama Dalam Pemasaran Humas 1) Publikasi Perusahaan sangat bergantung pada bahan yang dipublikasikan untuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasaran mereka. Bahan ini mencakup laporan tahunan, brosur, artikel, buletin, dan majalah perusahaan, serta bahan audiovisual. 2) Acara Perusahaan dapat menarik perhatian ke produk baru atau kegiatan perusahaan lain dengan mengatur acara khusus seperti konsferensi berita, acara, pameran dagang, pameran, kontes, dan kompetisi, serta acara ulang tahun yang akan menjangkau masyarakat sasaran. 3) Pemberian Sponsor Perusahaan dapat mempromosikan merek dan nama korporat mereka dengan mensponsori acara olahraga dan budaya serta acara amal yang sangat dihargai. 4) Berita Salah satu tugas utama profesional humas adalah menemukan atau menciptakan berita menyenangkan tentang perusahaan, produknya dan orangorangnya serta membuat media penerima siaran pers dan mernghadiri konferensi pers. 5) Pidato Semakin banyak eksekutif perusahaan yang menghadapi pertanyaan dari media atau berbicara di pertemuan asosiasi dagang atau penjualan, dan penampilan ini dapat membangun citra perusahaan. 30 6) Kegiatan Layanan Masyarakat Perusahaan dapat membangun itikad baik dengan menyumbangkan uang dan waktu pada kegiatan amal. 7) Media Identitas Perusahaan memerlukan identitas visual yang segera diakui publik. Identitas visual dibawa oleh logo perusahaan, alat tulis, brosur, tanda, bentuk bisnis, kartu bisnis, bangunan, seragam, dan cara berpakaian. 2.5.6 Berita dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth) Berita dari mulut ke mulut sangat efektif untuk bisnis kecil yang di dalamnya pelanggan dapat merasakan hubungan yang lebih pribadi. Informasi dari mulut ke mulut, dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain, pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya (Kotler dan Keller 2009:238). 2.5.7 Pemasaran Langsung (Direct Marketing) a. Pengertian Pemasaran Langsung Pemasaran langsung (direct marketing) adalah penggunaan saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran (Kotler dan Keller 2009:240). 31 b. Manfaat Pemasaran Langsung Pemasar-pemasar langsung dapat menggunakan jumlah saluran untuk menjangkau masing-masing calon pelanggan dan pelanggan yang telah ada. Saluran pemasaran langsung meliputi: 1) Surat Langsung Pemasaran secara langsung adalah mengirimkan penawaran, pengumuman, pengingat, atau barang lain ke konsumen perorangan melalui surat, selebaran brosur, CD, dan DVD kepada calon pelanggan dan pelanggan. 2) Telemarketing Penggunaan telpon dan pusat panggilan untuk menarik prospek, menjual kepada pelanggan yang telah ada, menyediakan layanan untuk mengambil pesanan dan menjawab pertanyaan melalui telepon. 2.6 Perilaku Konsumen Pengertian mengenai perilaku konsumen dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:166). Perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) menyatakan bahwa perilaku konsumen berfokus pada bagaimana seseorang membuat keputusan untuk menggunakan sumberdaya yang mereka miliki (waktu, uang dan usaha) terhadap konsumsi mereka (apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli 32 produk, kapan mereka membeli produk, dimana mereka membeli produk, seberapa sering mereka menggunakan produk, bagaimana mereka mengevaluasi produk setelah dibeli, dampak dari evaluasi pada pembelian produk dan bagaimana mereka membuang produk). Istilah konsumen sering digunakan untuk menggambarkan dua macam kesatuan konsumsi yang berbeda yaitu konsumen perorangan dan konsumen organisasi. Konsumen perorangan membeli barang dan jasa untuk pemakaiannya sendiri. Dalam setiap konteks ini, berbagai produk dibeli untuk pemakaian akhir oleh perorangan, yang disebut pemakai akhir atau konsumen akhir. Golongan konsumen yang kedua yaitu konsumen organisasi meliputi perusahaan yang mencari laba atau nirlaba, badan pemerintah dan lembaga yang semuanya harus membeli berbagai produk, peralatan dan jasa untuk menjalankan organisasi mereka. Walaupun kedua golongan konsumen itu penting, penelitian ini akan memusatkan pembahasan pada konsumen perorangan, yang membeli untuk pemakaian pribadi. Konsumsi pemakaian akhir barangkali merupakan perilaku konsumen yang paling luas dibanding dengan semua jenis perilaku konsumen yang lain karena melibatkan setiap individu, dari setiap kelompok umur dan latar belakang dalam peran sebagai pembeli atau pemakai atau keduanya (Schiffman dan Kanuk 2008:4). 33 2.7 Keputusan Pembelian 2.7.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Periset pemasaran telah mengembangkan model tingkat proses keputusan pembelian konsumen. Tahapan-tahapan dalam proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:184-190) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran" adalah sebagai berikut: a. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli meyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. b. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang ini mungkin mulai aktif mencari informasi antara lain dengan mencari bahan bacaan, menelpon, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. c. Penilaian (Evaluasi) Alternatif Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat 34 beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. d. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen mengambil lima sub keputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Model pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua macam aktivitas setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat yaitu perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian. Jika konsumen puas maka ia mungkin mengulang pembelian. Pembelian ulang biasanya menandakan penerimaan akan produk. Bagi produk yang relatif tahan lama seperti komputer, pembelian yang dilakukan mungkin sekali menandakan produk tersebut diterima dengan baik oleh konsumen. 1) Pembelian Percobaan Ketika konsumen membeli suatu produk untuk pertama kalinya dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya, pembelian ini akan dianggap suatu percobaan. Jadi, pembelian percobaan merupakan tahap perilaku pembelian yang bersifat penjajakan dimana konsumen berusaha menilai produk melalui pemakaian langsung. 35 2) Pembelian Ulang Jika suatu merek baru dalam kategori produk yang sudah mapan berdasarkan pembelian percobaan dirasakan lebih memuaskan daripada merekmerek lain, maka konsumen mungkin melakukan pembelian. Pembelian ulang biasanya menandakan bahwa produk memenuhi persetujuan konsumen dan bahwa ia bersedia memakainya lagi dalam jumlah yang lebih besar. e. Perilaku Pasca Pembelian Tingkat evaluasi setelah pembelian yang dilakukan para konsumen tergantung pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika produk tersebut berfungsi sesuai dengan harapan, konsumen mungkin akan membelinya lagi. Tetapi jika kinerja produk mengecewakan atau tidak memenuhi harapan, konsumen akan mencari berbagai alternatif yang lebih sesuai. Jadi, dalam evaluasi setelah pembelian, konsumen memberikan umpan balik seperti pengalaman terhadap psikologis dan membantu mempengaruhi keputusan yang berkaitan di waktu yang akan datang. 2.8 Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kegiatan pemasaran perusahaan merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan informasi, dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produk. Masukan kepada proses pengambilan keputusan konsumen ini mengambil bentuk berbagai strategi bauran pemasaran khusus yang terdiri dari 36 produk itu sendiri, kebijakan harga, usaha promosi dan pemilihan saluran distribusi untuk memindahkan produk dari pabrikan ke konsumen. Dalam tahap keputusan pembelian, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan keputusan pembelian, konsumen mengambil enam sub keputusan yaitu pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, jumlah pembelian, waktu pembelian dan metode pembayaran (Kotler dan Keller 2009:178). Psikologi Konsumen Rangsangan Rangsangan Pemasaran Lain Produk&jasa Harga Distribusi Komunikator Ekonomi Teknologi Politik Budaya Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Karakteristik Konsumen Budaya Sosial Personal Proses Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pencarian informasi Penilaian alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca-pembelian Pilihan produk Pilihan merek Pilihan dealer Jumlah pembelian Saat yang tepat melakukan pembelian Metode pembayaran Gambar 2.1: Model Perilaku Konsumen (Kotler dan Keller, 2009:226) Tujuan promosi adalah memberikan informasi yang memperkuat kesadaran dan pengetahuan tentang produk yang dipasarkan, untuk mendorong terjadinya peningkatan permintaan akan suatu produk dari konsumen, menambah keuntungan bagi perusahaan karena produk disukai konsumen sehinga volume penjualan meningkat, perusahaan dapat melakukan diferiensiasi produk karena keuntungan meningkat, dapat menstabilkan volume penjualan. Selain itu, promosi juga berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih produk suatu 37 perusahaan, serta untuk memotivasi konsumen untuk mengambil tindakan positif yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2006:52-53) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal” didapat bahwa variabel kualitas produk dan variabel promosi mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian. Hal ini bisa diketahui dari uji yang dilakukan baik secara simultan maupun secara parsial dari tiap variabel yang mempengaruhi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kesesuaian atau kecocokan dengan teori bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh faktor kualitas produk dan faktor promosi. Hasil penelitian lainnya dilakukan oleh Pitaloka (2010) yang berjudul “Analisis Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari faktor-faktor yang berupa kualitas, merek, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian laptop merek Acer pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel kualitas, merek, harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian laptop merek Acer pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji-F dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung adalah 15,037. dan berdasarkan uji-t diperoleh bahwa variabel kualitas dan merek berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel harga dan promosi tidak berpengaruh positif dan signifikan, karena nilai signifikan kualitas 0,002 < 0,05, nilai 38 signifikan merek 0,000 < 0,05, sedangkan nilai signifikan harga 0,466 > 0,05 dan nilai signifikan promosi 0,912 > 0,05. Analisis koefisien determinan (R2) dilihat dari R Square 39,80% yang berarti pembelian dapat dijelaskan oleh variabel kualitas, merek, harga dan promosi sedangkan 60,20% dijelaskan oleh faktor penyebab lainnya. Teori mengenai pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian konsumen Netbook juga terdapat pada penelitian berjudul ‘The Study of Brand Image and Promotion on Consumer Purchase Netbook Behaviour” oleh Yu Rong Lin (2009:13). Kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa the consumer won’t perceive negative quality by price promotion. Promotion and perceived quality exerted significant influence on perceived value. Perceived value positively influenced purchase intentions. Konsumen tidak merasakan kualitas negatif dari harga dan promosi. Promosi dan kualitas yang dirasakan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai yang dirasakan. Nilai yang dirasakan secara positif mempengaruhi keputusan pembelian. 39