9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Komunikasi adalah

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama
manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku
orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku.1
Kegiatan komunikasi sesungguhnya tidak hanya bersifat informasi, ada
tujuan lain selain agar penerima pesan mengerti dan tahu akan sesuatu, tapi
penerima pesan pun harus menjadi yakin akan informasi yang ia dapat sehingga ia
mau mengubah apa yang selama ini diyakininya. 2
Dengan demikian, komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai
penerimaan pesan oleh komunikan atau receiver sesuai dengan pesan yang
dikirim sender atau komunikator, kemudian receiver atau komunikan memberikan
respons yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Jadi, komunikasi efektif
terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspons sesuai dengan harapan
kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan).3
1
2
3
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT Raja Grafindo Perkasa, 2007, hal.
19-20
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2007, hal.27
Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam, Komunikasi & Public Relation, Bandung:CV Pustaka
Setia, 2012, hal.45
9
10
Pentingnya komunikasi juga dirasakan pada aktivitas Public Relations
sebagai penyelenggara hubungan komunikasi antara perusahaan dengan
khalayaknya. Public Relations secara tidak langsung dituntut untuk memahami,
menggunakan
dan
memanfaatkan
teknologi
komunikasi
dalam
upaya
menyampaikan pesan kepada publik dan memperoleh informasi yang berasal dari
luar perusahaan. Pentingnya seorang Public Relations perusahaan adalah dapat
menciptakan program kerja yang positif dalam membangun citra perusahaan.
2.2. Pengertian Public Relations (Humas)
Pada dasarnya, humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau
fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang
bersifat komersil (perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersil. 4
Kebutuhan akan kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita
menyukainya atau tidak karena humas merupakan salah satu elemen yang
menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif.5
Ardianto menjelaskan bahwa:
Public Relations adalah salah satu sub bidang ilmu komunikasi, kendati
secara praktis, komunikasi adalah backbone (tulang punggung) kegiatan Public
Relations. Konsep lainnya dari Public Relations adalah sebagai “jembatan”
antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya, terutama tercapainya
mutual understanding (saling pengertian) antara perusahaan dengan publiknya.6
Public Relations adalah manajemen dari semua komunikasi dalam
organisasi dan antara organisasi dengan audiens luar. Tujuannya adalah untuk
4
5
6
M.Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, Jakarta:PT Bumi Akasara, 2008, hal.1
Ibid, hal.1
Elviano Ardianto, Public Relations Pendekatan Praktis untuk menjadi Komunikator, Orator,
Presenter, dan Juru Kampanye Handal, Bandung:Widya Padjajaran, 2009, hal.1
11
menciptakan pemahaman yang lebih baik antara organisasi dengan audiensnya.
Dan Public Relations adalah manajemen dari semua hubungan yang penting bagi
sebuah organisasi. Keadaan akan menentukan audiens atau sub-audiens mengenai
mana yang paling penting dan memerlukan prioritas perhatian setiap saat.7
Sedangkan definisi kerja Public Relations yang resmi dari IPRA
(International Public Relations Association) dalam Rumanti adalah sebagai
berikut: Public Relations is a distinctive management function which helps
establish and maintain mutual lines of communications, understanding,
acceptance and cooperations between an organization and its publics; involves
the managementof prolemsor issues; helps management to keep informedor and
responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of
management to serve the public interest; helps management keep abrease of
effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate
trends, and uses research and sound and ethical communication techniques as its
principle tools.
(Public Relations merupakan fungsi manajemen yang khas yang
mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan
publiknya mengenai komuniksasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama,
melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan; membantu
manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan
opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk
melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang
dini dalam membantu mendahului kecenderungan; dan mengunakan penelitian
serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama).8
2.2.1.Fungsi Public Relations
Wasesa menjelaskan fungsi humas sebagai berikut:
“fungsi humas adalah membangun persepsi public hingga sesuai dengan
kebijakan manajemen”.9
7
8
9
Sandra Oliver, Strategi Public Relations, Jakarta:Erlangga,2007, hal.4
Sr.Maria Assumpta Rumanti, Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik, Jakarta:PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002, hal.12
Silih Agung Wasesa, Strategi Public Relations, Jakarta:Gramedia, 2006, hal.63
12
Kriyantono mengemukakan bahwa, fungsi Public Relations adalah
menciptakan citra positif terhadap organisasi dengan cara:
1.
Mempertahankan komunikasi yang harmonis (good communications).
2.
Meningkatkan saling pengertian antara perusahaan dengan publiknya
(mutual understanding).
3.
Menjaga sikap dan perilaku dirinya dan anggota organisasi (good morals
& manners).10
2.2.2. Tugas Public Relations
Menurut Sr.Maria Assumpta Rumanti bahwa 5 tugas pokok Public
Relations, yaitu:
1.
Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi
secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada public, supaya public
mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan,
tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
2.
Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
atau masyarakat. Disamping itu juga, menjalankan dan bertanggungjawab
terhada kehidupan kita bersama dengan lingkungan.
3.
Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public Relations, menyadari citra yang
baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi, dan
seterusnya,
tetapi
mencerminkan
10
terletak
organisasi
pada
yang
(1)
bagaimana
dipercayai,
organisasi
memiliki
bisa
kekuatan,
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006, hal.293-294
13
mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka
untuk dikontrol dan dievaluasi; (2) dapat dikatakan bahwa citra tersebut
merupakan gambaran komponen yang kompleks.
4.
Tanggungjawab social. Public Relations merupakan instrument untuk
bertanggungjawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap
tanggungjawab tersebut.
5.
Komunikasi. Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang
khusus, komunikasi timbal balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi
modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral. Perlu juga untuk
dimiliki adalah pengetahuan manajemen dan kepemimpinan, struktur
organisasi.11
2.2.3. Ruang Lingkup Public Relations
Menurut Rumanti, ruang lingkup Public Relations terbagi menjadi dua
yaitu :
1.
Internal Public Relations
Sasaran Public Relations adalah publik internal, publik internal adalah
orang-orang yang berada di dalam atau yang tercangkup dalam suatu
organisasi, yaitu seluruh karyawan dari staf sampai karyawan terbawah.
11
Sr.Maria Assumpta Rumanti, Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik, Jakarta:PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002, hal.39-42
14
2.
Eksternal Public Relations
Public eksternal adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang
ada hubungannya dan diharapkan ada hubungannya dengan organisasi
tersebut.12
Sedangkan menurut Ruslan, ruang lingkup tugas Public Relations dalam
sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut:
1.
Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian
dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang Public
Relations harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang
menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan
itu dijalankan oleh organisasi.
2.
Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif
terhadap lembaga yang diwakilinya.
Dengan adanya kegiatan ataupun peranan Public Relations dalam suatu
perusahaan akan mempermudah perusahaan untuk meningkatkan citra positif
perusahaan melalui proses komunikasi yang diterapkan oleh perusahaan.13
12
13
Ibid, hal.89
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan
aplikasinya, Edisi Revisi cetakan ke-10, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2010, hal.22
15
2.2.4. Proses kerja Public Relations
Public Relations adalah bagian proses perubahan dan pemecahan masalah
di organisasi yang dilakukan secara ilmiah. Berikut ini adalah empat langkah
proses Public Relations yang dikemukakan oleh Scott M.Cutlip, Allen H.Center
dan Glen M.Broom:
1.
Mendefinisikan problem (atau peluang). Langkah pertama ini mencakup
penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihakpihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi oleh, tindakan dan kebijakan
organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi inteligen organisasi. Fungsi ini
menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan
problem dengan menentukan “Apa yang sedang terjadi saat ini?”
2.
Perencanaan dan pemrograman. Informasi yang dikumpulkan dalam
langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang program
publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikas, taktik, dan sasaran.
Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari langkah dalam
membuat kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini akan
menjawab pertanyaan “Berdasarkan apa kita tahu tentang situasi, dan apa
yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita ubah,dan apa yang harus
kita katakana?”
3.
Mengambil tindakan dan berkomunikasi. Langkah ketiga adalah
mengimplementasikan program aksi dan komunikasi yang didesain untuk
mencapai tujuan spesifik untuk masing-masingpublik dalam rangka
mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “siapa
16
yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, dimana, dan
bagaimana caranya?”
4.
Mengevaluasi program. Langkah terakhir dalam proses ini adalah
melakukan penilaian atas persiapan, implementasi, dan hasil dari program.
Penyesuaian akan dilakukan sembariprogram diimplementasi, dan hasil
dari
program.
Penyesuaian
akan
dilakukan
sembari
program
diimplementasikan, dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang
bagaimana program itu berhasil atau tidak. Program akan dilanjutkan atau
dihentikan setelah menjawab pertanyaan “Bagaimana keadaan kita
sekarang atau seberapa baik langkah yang telah kita lakukan?”.
Masing-masing langkah adalah penting, namun proses dimulai dengan
pengumpulan data untuk mendiagnosis problem. Informasi dan pemahaman yang
terbentuk di langkah pertama akan mendorong dan memandu langkah berikutnya
dalam proses tersebut. Dalam praktiknya, tentu saja, diagnosis, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi tidak dapat dipisah-pisah secara tegas seperti itu,
sebab proses ini berkelanjutan dan bersifat siklis dan diaplikasikan dalam setting
yang dinamis.14
Dalam menjalankan proses kerja tersebut Public Relations merancang
aktifitas publikasi yang akan dilakukan untuk memudahkan perusahaan dalam
menjalankan visi dan misi perusahaan yang bertujuan untuk membangun citra
perusahaan.
14
Scott M.Cutlip,et al, Effective Public Relations Edisi Kesembilan, Jakarta:Kencana Prenada
Media Group, 2006, hal.320-321
17
2.3. Publikasi
Publikasi merupakan bagian dari aktivitas yang dilakukan public relations
dalam kegiatannya untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Seperti yang dipaparkan oleh Ruslan bahwa:
“Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan
publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang
aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui
oleh publik.” 15
Menurut Philip dan Herbert M. Baus dalam Ruslan menyebutkan bahwa:
Publikasi (publication) merupakan tugas public relations atau Humas
dalam menceritakan atau menyampaikan sebanyak mungkin pesan atau informasi
mengenai kegiatan perusahaan kepada masyarakat luas, dengan kata lain
publikasi merupakan kegiatan terpenting dan menjadi ujung tombak dari kegiatan
PR/Humas.16
Kriyantono berpendapat bahwa :
“Humas dituntut menjaga arus informasi agar berjalan dua arah timbal
balik. Kegiatan menyampaikan dan menyebarkan informasi ini disebut kegiatan
publikasi. Publikasi berasal dari kata “publicare” yang artinya “untuk umum”.
Jadi publikasi adalah kegiatan mengenalkan perusahaan sehingga umum (publik
dan masyarakat) dapat mengenalnya.17
Sedangkan yang di maksud dengan publisitas adalah suatu dampak atau
hasil (result)18 dari aktifitas publikasi yang dilakukan oleh perusahaan. Dampak
itu tidak selamanya bisa dikendalikan atau diatur sesuai dengan pihak yang
bersangkutan. Publisitas memunculkan suatu citra berdasarkan informasi tertentu.
citra tidak selamanya mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya atas suatu hal,
karena citra semata-mata terbentuk berdasarkan informasi yang tersedia. Dengan
15
16
17
18
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, hal.13
Ibid, hal.60
Rachmat, Kriyantono, Public Relations Writing, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008,
hal.40
Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta:Erlangga, 2003, hal.19
18
demikian, informasi yang benar, akurat, tidak memihak, lengkap, dan memadai itu
benar-benar penting bagi muncul-nya citra yang tepat. 19
2.3.1. Jenis dan bentuk Publikasi
Publikasi merupakan suatu langkah yang diterapkan perusahaan untuk
menginformasikan produknya atau pesan yang ingin disampaikan secara langsung
maupun tidak langsung kepada para pelanggannya. Jenis publikasi dapat
disimpulkan menjadi 4, yaitu:
1.
Pure Publicity
Pemanfaatan ruang untuk publikasi dalam peliputan peristiwa biasa yang
mempunyai nilai berita.
2.
Paid Publicity
Menyampaikan publikasi dalam bentuk berita atau sejenisnya dalam media
massa dengan cara membayar atau menyewa waktu siaran atau ruangan
dalam elektronik atau cetak.
3.
Free Ride Publicity
Kegiatan publikasi yang berkepentingan tidak banyak usaha tetapi sudah
dapat perhatian dari media massa.
4.
Tie-In Publicity
Kegiatan publikasi yang mempergunakan suatu peristiwa penting yang
menggambarkan masyarakat luas atau sesuatu yang berkembang popular
dikalangan masyarakat.20
19
Ibid, hal.19
19
Salah satu media perusahaan yang sering dipergunakan saat ini sebagai
pelaksanaan dari aktifitas publikasi Public Relations adalah media website.
2.4. Website
Menurut Soemirat dan Ardianto bahwa internet adalah:
“Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan jaringan komputer
yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia.”21
Website perusahaan adalah sarana komunikasi yang pertama kali dan
paling popular dilihat oleh individu ketika membutuhkan informasi tentang suatu
perusahaan atau organisasi. Karena itu, pada abad ini setiap perusahaan mesti
melengkapi sarana komunikasinya dengan membuat website. 22
Alamat website menjadi lebih dari sekadar “homepage” perusahaan. Web
menjadi rumah “virtual” perusahaan. Bagi konsumen, web adalah tempat
menemukan perusahaan sehingga web menjadi rumah nyata bagi perusahaan
senyata alamat fisiknya. Bagi sejumlah besar perusahaan, web adalah poin kontak
primer, tempat orang tahu dimana menemukan alamat perusahaan. Web adalah
tempat perusahaan mengadakan open house dan tempat konsumen tahu bahwa
karpet selamat datang selalu diletakkan di luar.23
20
21
22
23
Imam Slamet, Diktat Azas-Azas Publicity. Bandung:Grafika, hal.38
Soleh Soemirat Soleh dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations.Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 2008, hal.188
Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, Jakarta: Kencana, 2008, hal.260
Ibid, hal.260
20
Menurut Soemirat dan Ardianto keuntungan Public Relations dalam
menggunakan internet:
1.
Informasi cepat sampai pada publik
2.
Siapa pun dapat mengakses internet
3.
Tidak terbatas oleh ruang dan waktu
4.
Internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi
dalam bidang pemasaran secara langsung. 24
2.2.1. Website Sebagai Pembangun Citra
Idris mengemukakan bahwa:
“Pada dasarnya, pembangunan citra perusahaan dapat diperbesar
melalui website, karena interaksi melalui web sama personalnya dengan kontak
tatap muka.”25
Iriantara dalam Idris mengatakan bahwa:
“Salah satu manfaat media baru (website), terkait citra adalah
meningkatkan kredibilitas.”26
Menurut Louis K. Falk dalam Kriyantono, memberikan tips mengelola
website dengan baik melalui enam aturan, yaitu:
1.
Setiap link yang ditawarkan harus online (no dead links)
Semua link harus aktif. Jangan sampai saat di-klik ternyata tidak aktif.
24
25
26
Op.cit. hal.191
Idris, Ika Karlina, dkk.. Potret Manajemen Media di Indonesia, Yogyakarta: Total Media, 2010
hal.235
Ibid , hal.235
21
2.
Tersedia kontak informasi (contact information)
Jika pengguna memerlukan informasi lebih, seharusnya diberi tahu
bagaimana mendapatkannya.
3.
Penataan penempatan informasi (placement of information)
Karena kita membaca dari kiri ke kanan, informasi yang lebih penting
seharusnya ditempatkan pada sisi kiri layar untuk memastikan dibaca lebih
dahulu oleh pengakses website.
4.
Pewarnaan (use of color)
Gunakan warna yang memungkinkan isi pesan dalam layar website dapat
dengan mudah dibaca. Warna juga berfungsi agar tampilan lebih menarik
asal tidak mengganggu upaya membaca informasi.
5.
Mudah penggunaan
Informasi dalam website mesti siap tersedia dan ditempatkan dalam ututan
logis. Hyperlinks mesti akurat dan ditandai secara jelas. Setiap level dalam
website seharusnya memungkinkan pengakses untuk kembali lagi pada
level sebelumnya dan melangkah ke level berikutnya (previous &forwar
level).
6.
Bertujuan
Tujuan website akan menentukan kuantitas dan tipe informasi di
dalamnya.27
27
Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, Jakarta:Kencana, 2008, hal.262
22
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa website dapat membangun citra
sebuah perusahaan karena informasi perusahaan yang ingin disampaikan kepada
khalayak dapat tersebar melalui media ini.
2.5. Citra Perusahaan
Kriyantono menjelaskan:
“Citra adalah gambaran yang ada dalam benak publik tentang
perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut
pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau
perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainya.” 28
Citra perusahaan (Corporate Image) menurut Rhenald Kasali adalah:
“Citra perusahaan yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap
hidup dan orang-orang di dalamnya terus mengembangkan kreatifitas bahkan
memberikan manfaat yang lebih berarti bagi orang lain”.29
Ada beberapa jenis citra (image) menurut Frank Jefkins adalah sebagai
berikut:30
1.
Citra bayangan (mirror image)
Citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap
organisasinya. Citra ini seringkali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar
ilusi, melalui penelitian yang mendalam mengenai citra akan segera
terungkap bahwa citra bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak
sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.
28
29
30
Ibid, hal.9
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, Jakarta:Grafiti, 2008, hal.30
Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta:Erlangga, 2003, hal.19
23
2.
Citra yang berlaku (current image)
Suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai
suatu organisasi. Citra yang berlaku tidak selamanya bahkan jarang sesuai
dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau
pengetahuan orang-orang luar yang biasanya serba terbatas. Biasanya pula
citra ini cenderung negatif.
3.
Citra yang diharapkan (wish image)
Suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak
sama dengan citra sebenarnya. Biasanyan citra yang diharapkan itu lebih
baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Citra yang
diharapkan itu biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang
relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai
mengenainya.
4.
Citra perusahaan (corporate image)
Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedat citra atas
produk dan pelayanannya. citra ini terbentuk dari banyak hal, seperti
sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan
stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor,
hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja,
kesediaan
turut
memikul
tanggungjawab
mengadakan riset.
5.
Citra majemuk (multiple image)
sosial,
dan
komitmen
24
Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari
sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang
belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara
keseluruhan. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, variasi citra
harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan
harus ditegakkan.
Manfaat citra, citra lembaga yang baik dan kuat mempunyai manfaatmanfaat sebagai berikut:31
1.
Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap
2.
Menjadi perisai selama krisis
3.
Menjadi daya tarik eksekutif handal
4.
Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran
5.
Penghematan biaya operasional.
Citra yang baik adalah citra yang tidak dapat dipoles agar lebih indah.
Suatu citra yang lebih baik sebenarnya bisa dimunculkan kapan saja, termasuk di
tegah terjadinya musibah ata sesuatu yang buruk. Caranya adalah dengan
menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu informasi yang
salah atau suatu perilaku yang keliru.32
31
32
Sutojo siswanto, membangun citra perusahaan, Jakarta:PT Darmamulia pustaka, 2007,
hal.3-7
Op.cit., hal.23
Download