BABII LANDASANTEORI 2.1 Perilakukonsumen Perilakukonsumenadalahprosesdanaktifitasseseorangdalam mencari, memilih,membeli,menggunakan menggunakan lagi ,mengevaluasi,danmembuangatautidak suatu produk dan jasa sebagaialatuntukmemenuhikebutuhan mereka. America Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan di mana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupanya. Peter dan olson (2010, p5), perilaku konsumen adalah interaksi dinamisantaraaffectdan cognition,behavior, danenvironmentdimanamanusia melakukan pertukaran atau transaksi di dalamhidup mereka. Untukmenganalisisperilakukonsumen seringmenggunakanbantuanroda analisis konsumen. Berikut merupakan gambar dari roda analisis konsumen: Gambar 2.1 Roda analisis konsumen Sumber : Peter dan Olson (2010, p26) 16 17 2.1.1 Afeksi dan kognisi PeterdanOlson(2010,p21)Affect danCognition mengacukepada dua tipetanggapan internal yang dimiliki konsumen terhadap sesuatu yang konsumenterimadankeadaanlingkungannya. dijelaskanbahwa Secara sederhana afeksi(affect)melibatkanperasaan, sedangkankognisi(cognition)melibatkan pemikiran. 1.Afeksi Afeksi biasanya lebih melibatkan perasaan, misalnya : emosi, perasaan tertentu,suasanahati,danevaluasi. Mungkinbahasayanglebihmudahuntuk dipahami untuk afeksi adalah afeksi lebih tergantung dari suasana hati seseorang. Sistemafektifterdiri dari : 1. Emosi :Suatuperasaanyangmendorongindividu untukbereaksikepada stimulus atau rangsangan yang berasal dari luar dan dalam dirinya. 2. Perasaan : keadaan yang dirasakan sedang terjadi dalam dirimanusia. 3. Suasana hati : Perasaan yang cenderung kurang intens dibandingkan denganemosidanseringkali tanparangsangan kontekstusal dan biasanya tidak diindikasikan oleh ekspresi yang jelas. 4. Evaluasi :Memberikan penilaian terhadap pengalaman dalammenggunakan beberapa produk baran yangdipakai. 18 Sistemafektifmemiliki 5 sifat dasar : 1. Sistemafektifmenanggapidengansegeradanotomatisaspeknyatapa da lingkungan. 2. Contoh:tanggapanataureaksiotomatisdariseseorangketikamelih at sebuah benda dengan warna kesukaan mereka. 3. Masyarakat memiliki kontrol yang kecilterhadap sistemafektif mereka Contoh:ketikaseseorangberbelanjadisuatutempatyangpenuhsesak, secara otomatis mereka akan merasa tidak nyaman dan berpindah ke tempatlainyangmenurutmerekalebihnyaman,konsumentidakdapat mengontrol reaksi afeksi negatifnya, akan tetapi mengakibatkan munculnya kontrol tidak langsung atas pengaruh dan mengakibatkan mereka pindah ke tempat lain. 4. Tanggapan afektif dapat terlihat secara fisik dari gerak tubuh manusia Tanggapanafektifdariseseorangdapatdiamatilangsungsecarafisik, gerakan tubuh seseorang sering mencerminkan status afektif mereka, misalnya seseorang akan tersenyum ketika senang,. 5. Sistem afektif dapat rangsanganSistem afektif menanggapi masing-masing tergantung dengan lingkungannya, masing orang berbeda-beda berbagai orang sistem afektif walaupun jenis berbeda masing- merekamendapat rangsangan yang sama tergantung dari pengalaman sosialiasi mereka, budaya, lingkungan,dll. 19 2.Kognisi Kognisimengacupadaprosesmental dan struktur pengetahuan yang dilibatkandalam tanggapanseseorangterhadaplingkungannya,misalnya: pengetahuanyangdidapatorangdaripengalamannyadanyangtertanam dalam ingatan mereka. Kognisi terdiri dari : 1. Pengertian :menginterpretasikan, atau menetapkan arti aspek khusus lingkungan atau seseorang. 2. Penilaian :menetapkan apakah suatu aspek lingkungan atau perilaku pribadiseseorangbaikatauburuk,positifatau megatif,menyenangkan atau tidak menyenangkan. 3. Perencanaan:bagaimanarencanauntukmemecahkansuatumasalaha tau mencapai suatu tujuan. 4. Penetapan :membandingkan altenatif pemecahan suatu masalah dari sudut pandang sifat yang relevan dan mencari alternatif yang baik. 5. Berpikir : aktivitas kognitif yang muncul di sepanjang proses di atas. Fungsi utama dari sistem kognitif adalah untuk menafsirkan, menjadikan masuk akal atau mempertimbangkan dan memahami aspek signifikan atas pengalaman pribadi. 2.1.1.1 Proses Kognitif dalam Pengambilan Keputusan Konsumen Prosesyangpalingpentingdalam perilakukonsumenbagiparapemasar adalahmemahamibagaimanakonsumenmengambilkeputusan.Darisudutpanda ng konsumen, sebagian besar aspek lingkungan adalah informasi yang potensial. Sistem kognitif biasanya memproses informasi yang akanmempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga proses kognitif yang penting : 1. Konsumenharusmenerjemahkaninformasidilingkungansekitarunt 20 uk menciptakan arti atau pengetahuan personal 2. Konsumenharusmengkombinasikandanmengintegrasikanpengeta huan tersebutsebelum mengevaluasiprodukdanmenetapkanperilakuyang akan diambil. 3. Konsumenharusmengungkapulangpengetahuan,arti,dankepercay aan tentangprodukdariingatannya,untukdigunakandalam prosesintegrasi dan interpretasi. AfeksidanKognisisalingberhubungan dan saling mempengaruhi.Pada umumnyabanyakpendapatyangmengatakanbahwasistem perananbesardalam afeksimemiliki pengambilankeputusan,tetapitetapdiimbangidengan keberadaansistem kognisi.Demikianjugadengansistemkognisimemiliki peran yang penting dalam pengambilan keputusan, tetapi juga dipengaruhi oleh sistemafeksi. 2.1.1.2Model Pengambilan Keputusan Konsumen Proses pengambilan keputusan konsumen secara kognitif dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Proses interpretasi : proses ini terdiri dari perhatian dan pemahaman. 2. Perhatian berbicara tentang bagaimanakonsumenmemilihdan mengabaikaninformasi,sedangkan pemahamanberbicaratentang menetapkan arti secara bagaimana subjektif dari konsumen informasi dan menciptakan kepercayaan personal. 3. Ingatan:pengetahuan,arti,dankepercayaankonsumenterhadapse buah produk.Tigahalinidapatjugatersimpandalam ingatankonsumenyang nantinyadigunakanjugasebagaipertimbangandalam interpretasidan integrasi. 4. Prosesintegrasi:terdiridarisikapdankeinginanpengambilankeput 21 usan. 5. Dalam prosesintegrasimembahastentangbagaimanasikapkonsumen dalam mengkombinasikanberbagaipengetahuansepertievaluasiproduk , objeklain,danjugauntuk menentukanpilihandi antarabeberapaperilaku alternatifseperti pembelian. 2.1.2 Hubungan antara afeksi dan kognisi Afeksidianggapatau diartikan lebihkeperasaanmanusia(sedihdan senang), sedangkan kognisi lebih mengarahkepadapemikiranmanusia.Beberapa bahwa afektif dan kognisi pihak adalah menyebutkan (paling tidak) independen,tetapiadajugayang beranggapan bahwa kognisi sangat mempengaruhiafeksidanadapulayang menganggapbahwaafeksiadalahyang paling contohnya, hati ketika kondisi dominan. Sebagai seseorang sedang senangataugembiradaniapergiberbelanjadisupermarket,barangyangia beli akan lebih banyak dibandingkan dengan saat suasana hatinya sedang buruk.Contohlainnyaadalahketikasuasanahatiseseorangsedangbaik,ia akan cenderung lebihpositive thinking daripada ketika suasana hatinya sedang tidak baik. Dari contoh di atas terlihat bahwa sedikit banyak afeksi mempengaruhi kognisi. Contoh diatas merupakan contoh reaksi afektif terhadap lingkungan akan mempengaruhi pengambilan keputusan. 2.1.3 Lingkungan Lingkungan adalah semua karakteristik fisik dan sosial dari dunia eksternal konsumen, termasuk di dalamnya objek fisik, 22 hubungan keruangan, dan perilakusosial. Hal-hal lain yang juga menjadi pertimbangan dalam aspek lingkungan adalah budaya, subbudaya, kelas sosial, referensi grup, keluargadanobjek- objekfisiklainnya sepertiproduk,iklan,pernyataanoleh salesman, label harga, toko, orang lain. 2.1.3.1Aspek-aspek lingkungan Ada beberapa aspek-aspek dari lingkungan : 1. Lingkungansosialadalahsemuainteraksisosialantaramasyarakatd andi dalam masyrakat Di dalamlingkungan sosial terbagi lagi menjadi 2 lingkungan, yaitu : a) Lingkungansosialmakro:komunikasisecaratidaklangsung atau vicarious. Misalnya :mengamati seseorang yang sedang menawar suatu produk. b) Lingkungansosialmikro:komunikasisosialsecaralangsung di antara kelompok-kelompok yang lebih kecil. Misalnya : Berdiskusi tentang suatu produk secara langsung dengan pramuniaga produk tersebut. 2. Lingkungan fisik adalah semua aspek fisik non manusia dalam lingkungan di mana perilaku konsumen terjadi. Lingkungan fisik dibagi menjadi 2 kategori : 1. Ruang (spatial) a. Produk dan merek b) Toko c) Desain toko 23 2. Non ruang (nonspatial) a) Waktu b) Cuaca c) Penerangan 2.1.3.2Hal-hal penting dalam lingkungan : 1. Budaya Budayadapatdiartikan sebagaimaknaataunilai-nilaiyangdimiliki bersama oleh sebagian besar masyarakat dalam suatu kelompok sosial. Budaya merupakan hal yang cukup penting untuk dipertimbangkan oleh pemasar, meliputi : kepercayaan, sikap, tujuan, dan nilai-nilai. 2. Subbudaya Subbudayaadalahsekelompokorangtertentudalam sebuahmasyarakat yang sama-sama memiliki tanggapan budaya yang sama untuk tanggapan afeksi dan kognisi, perilaku, dan faktor lingkungan. Subbudaya terdiri dari : a. Subbudaya geografis : subbudayaberdasarkan tempat tinggal. b. Subbudayausia:kelompokusiadapatdianalisissebagaisebuahsubb udaya karena memiliki nilai dan perilaku yang berbeda. c. Subbudaya etnis: etnis juga dapat dianalisis sebagai subbudaya karena memiliki nilai dan perilaku yang berbeda. 3. Grup referensi Grup referensi adalah satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar referensiataupembandingdalam membentuktanggapanafeksidankognisiserta seseorang. mempengaruhi perilaku 24 4. Keluarga Dalam lingkungankeluargabiasanyaantarasatudenganyanglainsaling mempengaruhi ketika membuat suatu pilihan pembelian. 2.1.4 Hubungan antara elemen model Hubungan antara elemen model sering dipandang sebagai suatu reaksi yangberkesinambungan,yangbiasadisebut jugadenganpenetapantimbal-balik (reciprocal determinism)dimanasetiapelemenpadamodelmenyebabkandan disebabkanolehelemenlainyangbiasanyadalam suatuurutanyang berkesinambungan.Dalam artianbahwa, afeksidankognisisertalingkungan memberikan pengaruh terhadap perilaku dari konsumen, atau bisa juga dengan adanya perilaku konsumen dapat mempengaruhi lingkungan dan berakibat pada afeksi dan kognisi. Contoh agar lebih jelasnya adalah : Perilaku menonton TV adalah perilaku yang baik, di mana menonton TV adalah sebagai perilaku dari konsumen, acara-acara di TV merupakan lingkungan, dan acara yang ditonton oleh konsumen tentu saja acara yang mereka suka, dan itu merupakan afeksi dan kognisi dari seseorang.Perilakumenontonakanmenimbulkan munculnya acara-acara di TV, dan selera konsumen akan menimbulkantawaran- tawarandalamTV. Demikiandapatdilihatbahwaketiga hal ini saling berhubungan dan memiliki hubungan timbal balik. 2.1.5 Gaya Hidup (life Style) Gaya hidup individu selalu menarik bagi pemasar. Mereka 25 memahami aspek perilaku dari perasaan individu, sikap , minat dan pendapat. Sebuah perspektif gaya hidup mengakui bahwa individu masuk dalam kelompok atas dasar hal-hal apa yang ingin mereka lakukan, bagaimana mereka ingin menghabiskan waktu luang dan bagaimana mereka memilih untuk menghabiskan pendapatan mereka. Kegiatan perusahaan dalam menetapkan segmentasi pasar tidak terlepas dari faktor lifestyle (Gaya Hidup) guna mengetahui karakteristik pelanggan, minat, kebiasaan, sikap, keyakinan secara langsung mempengaruhi alasan pelanggan untuk membeli. Berikut ini pendapat para ahli mengenai pengertian atau definisi gaya hidup (lifestyle) pada tabel dibawah ini Solomon (2011) gaya hidup " A lifestyle marketing perspective recognizes that people sort themself into groups on the basis of the things they like to do, how they like to spend their leisure time, and how they choose to spend their disposable income ” Artinya yaitu perspektif pemasaran gaya hidup menyadari bahwa seseorang masuk ke dalam kelompok atas dasar hal-hal yang ingin mereka lakukan, bagaimana mereka ingin menghabiskan waktu senggang mereka, dan bagaimana mereka memilih untuk menghabiskan pendapatan mereka Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan atau komunitas dimana seseorang berinteraksi dengan lingkunganya. Gaya hidup menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008) Orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup juga dapat timbul dari minat individu akan sesuatu yang baru dan unik dan sifat individu itu sendiri senantiasa mengikuti tren. Dengan begitu maka minat individu akan memepnegaruhi gaya hidupnya. Opini individu adalah pendapat seseorang terhadap suatu produk maupun merek dengan terbentuknya pendapat individu yang berbeda-beda. 26 Gaya hidup menurut (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995) didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya (patternin which people live and spend time andmoney). Konseppsikografik merupakan konsep yang terkaitdengan gaya hidup.Psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologis konsumen (psyco).Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gayahidup, kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity,Interest, Opinion), yaitu pengukuran kegiatan,minat, dan pendapat konsumen. 2.1.5.1 Dimensi Gaya Hidup Tabel2.1Dimensigayahidup Aktifitas Minat-minat Terhadap PandanganPandangan Terhadapdiri Pekerjaan Keluarga sendiri Hobi Rumah Isu-isusosial Pekerjaan Politik Komunitas Bisnis Rekreasi Ekonomi Kegiatankegiatan Sosial Liburan Hiburan Keanggotaan Klub Sumber:JosephPulmer (1977) 1. Activity(Aktifitas) Kebiasaanatauaktifitasdarikonsumen yangmempengaruhikonsumen untukmemilihsuatuprodukyangsesuai denganaktifitasnyasehari-hari.Aktifitas 27 bisadilihatdari,pekerjaan,hobi,kegiatan sosial,hiburan, sehari-hari, kegiatan liburan,komunitas,olahraga,keanggotaanclub, danbelanja. 2.Interest(Minat) Minatkonsumen,apayangdianggap pentingdi sekitarnya.Minatminat terhadapkeluarga, rumah,pekerjaan,komunitas,rekreasi,fashion,makananatau minuman,mediadanprestasi. 3.Opinion(Pendapat) Opiniadalahsuatupernyataan tentangsikapmengenaisuatumasalah yangbersifatkontoversial. Pendapat adalahsuatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan,pendapat,informasi,pengetahuan,pengalaman,darikonsumen.T ujuan curah pendapat adalah (kumpulan) untuk membuat kompilasi pendapat, informasi,pengalamansemuasiswayangsamaatauberbeda.Hasilnyakem udian dijadikan petainformasi,petapengalaman,ataupetagagasan(mindmap)untuk menjadipembelajaranbersama. 2.1.6 Brand Image Levi's memiliki pandangan yang baik sebagai penemu jeans. Merek levi's sudah dikenal oleh masyarakat luas sehingga mempunyai image yang positif dimata konsumen mengenai produk jeans yang dimiliki. Supranto (2011:128) mendefinisikan brand image sebagai apa yang konsumen pikir 28 atau rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek, atau pada intinya tentang apa yang konsumen pelajari tentang suatu merek. Sedangkan menurut De Chernatony (2001, 2003) dalam fandy Tjiptono (2005:10) bahwa brand image atau citra merek adalah serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek. Menurut Hsieh,Pan dan Setiono merek yang sukses memungkinkan konsumen untuk mengidenfitikasi kebutuhan yang memenuhi brand dan untuk membedakan merek dari para pesaingnua, dan bisa meningkatkan kemungkinan konsumen untuk membeli sebuah merek. Produk atau jasa yang terus menerus memegang image yang baik dimata konsumen pasti akan mendapatkan posisi yang lebih baik di pasar, keunggulan kompetitif yang berkeanjutan dan mengikatkan pangsa pasar (park, jaworski ,& maclnnis, 1986) Zoom dalam keller (1993) brand image, itu dianggap sebagai persepsi tentang merek yang tercermin oleh asosiasi merek diadakan di konsumen memori. dia menyarankan bahwa "asosiasi merek "terdiri dari atribut merek, manfaat merek, dan sikap merek secara keseluruhan. Brand image dapat menghasilkan nilai dalam hal membantu pelanggan untuk memprosesinformasi, membedakan merek, menghasilkan alasan untuk membeli, memberikan positif perasaan, dan menyediakan dasar untuk ekstensi (Aaker, 1991). membuat dan menjaga citra merek merupakan bagian penting dari pemasaran suatu program perusahaan (Roth, 1995) dan strategi branding (Keller, 1993; Aaker, 1991). Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami perkembangan pembentukan citra dan konsekuensinya seperti kepuasan dan loyalitas. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Brand Image adalah persepsi dan keyakinan seseorang konsumen terhadap atribut dan asosiasi merek suatu produk atau jasa. Ujang Sumarwan (2011:241) menyampaikan suatu model yang membuka wawasan.Identitas sebagian besar merek bisa disebutkan dalam enam dimensi.Setiap dimensi harus dikelola untuk mempengaruhi brand 29 image pada pelanggan. Keenam dimensi tersebut yaitu : 1. Fisik Penampilan sebuah merek dalam nama, warna , logo dan bentuk dari sebuah produk. 2. Refleksi Sasaran citra konsumen seperti tercermin dalam komunikasi sebuah merek, misalnya coca-cola dalam menggunakan kaum muda dalam iklanya walaupun sebenarnya pasarnya luas 3. Keterkaitan Hal ini merujuk pada bagaimana merek mencari hubungan dan konsumen.Misalnya merek seperti Louis Vuitton mengundang konsumen untuk bergabung dengan club yang 4. eksklusif. Kepribadian Yang dimaksud adalah merek.Misalkan Levi's memiliki nilai yang mencerminkan 5. vintage. Budaya Latar belakang dari sebuah merek, contohnya levi's merupakan sebagai penemu jeans 6. yang berasal dari amerika. Citra diri Bagaimana pelanggan melihat dirinya sendiri dalam hubungan dengan merek. Contohnya jika seseorang yang akan membeli sebuah jeans akan melihat apakah dirinya memiliki perhatian karena memilih merek tersebut. 2.1.6.1 Dimensi Brand Image 1.Fisik 2.Refleksi 3.Keterkaitan 4.Kepribadian 5.Budaya 6.Citra diri 2.2.2 Keputusan pembelian 30 Menurut Kotler dan Keller (2010, p181), keputusan pembelian didefinisikan sebagai Tahap evaluasi dimana konsumen berniat untuk membeli merek yang paling disukai pelanggan Menurut Setiadi (2008, p415), Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.” Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang digunakan untuk mengevaluasi perilaku-perilaku konsumen dalam melakukan suatu pembelian. 2.2.2.1 Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Keller (2010, p181) proses keputusan pembelian konsumen terdiri atas 5 (lima) bagian: Need recognition Information search Evaluation of alternatif Pruchase decision Postpurchase Behavior Gambar 2.1Five Stage Model of The Consumer Buying Process Sumber : Kotler and Keller (2010, p181) 1. Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali adanya suatu masalah atau kebutuhan. 2. Pencarian informasi 31 Dari kebutuhan tersebut, kemudian menimbulkan suatu kecenderungan bagi konsumen untuk mencari beberapa informasi. Sumber informasi konsumen digolongkan dalam empat kelompok, yaitu: 1)Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan 2)Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko 3)Sumber publik: media massa, organisasi penentu, peringkat konsumen 4)Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. 3. Mengevaluasi alternatif Tahap ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiranlogis Dalam hal ini konsumen akan melalui beberapa tahap/proses, yaitu: 1)Konsumen akan mencoba memuaskan kebutuhannya 2)Konsumen mencari beberapa keuntungan tertentu dari produk tersebut 3)Konsumen melihat akan melihat setiap produk sebagai suatu kumpulan atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghasilkan keuntungan guna memuaskan kebutuhannya 4. Keputusan pembelian Dalam hal ini konsumen membagi lagi keputusannya menjadi lima bagian, yaitu berdasarkan merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran. 5. Perilaku setelah pembelian Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Konsumen yang mengalami ketidaksesuaian, 2.2.3 Minat Pembelian kembali Niat pembelian kembali bisa digambarkan sebagai komponen perilaku yang menunjukan kesediaan atau antusiasme utuk membeli kembali sebuah produk atau jasa (Mittal, Ross, & Baldasare, 1998). Asumsi yang mendasari mengenai niat 32 pembelian kembali pelanggan telah dikaitkan keyakinan bahwa kepuasan pelanggan mempengaruhi perilaku niat pelanggan. Dalam hal ini konsumen yang kurang puas kecil kemungkinanya untuk membeli kembali sebuah produk. (Cho et al., 2004; Cronin & Michael, 1989; Cronin & Taylor, 1992; Mark & Doris, 1994; Tian-Coal, Crompton, & Willson et al., 2002) Jika pelanggan puas dengan pengalaman mereka, mereka akan lebih mungkin sering berkunjung, menjadi pengguna setia, menyebarkan word-of-mouth yang positif kepada orang lain (Tian-Batubara etal., 2002). Menurut keller (2003) pengalaman yang berarti menjelajahi dan merasakan, keller juga percaya bahwa pengalaman adalah persepsi setelah mengalami periode waktu dan kemajuan dalam sebuah proses. Untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam konsep niat pembelian kembali, itu diperlukan untuk menjelaskan perbedaan antara pre-consumption situation dan post-purchase situation. Menurut Patterson dan Spreng (1997) preconsumption situation pelanggan lebih dipengaruhi oleh brand image, harga, nama toko dan komunikasi pasar. Sebaliknya, post-purchase situation menjelaskan bahwa pelanggan lebih dipengaruhi oleh pengalaman dalam menggunakan dan cenderung membuat keputusan pembelian dibawah pengaruh mereka sendiri.Maksudnya pelanggan membuat keputusan berdasarkan kepuasan dan ketidakpuasan mereka sendiri terhadap suatu produk atau jasa tersebut. Menurut (Wathne et al., 2001; Kaynak, 2003; Bolton et al., 2000) Niat pembelian kembali pelanggan tergantung pada nilai transaksi yang diperoleh sebelumnya.Seperti manfaat, persaingan dan harga. Repurchase intention adalah proses berulang membeli barang dan jasa dari toko tertentu (Hellier, et al., 2003) dan alasan utama adalah dalam pengalaman setelah berbelanja. Perusahaan bukannya menarik pelanggan baru tetapi dapat mempertahankan pelanggan sebelumnya dengan biaya kurang (Zeithaml, 1996). Semakin banyak pengalaman seseorang terhadap suatu merek atau produk maka akan semakin banyak pembelian ulang yang terjadi terhadap produk yang mendapat evaluasi yang baik (Chang, Lee, Chien, Huang, and Chen, 2010). Pembelian ulang juga tidak dapat dikatakan sebagai loyalitas, karena belum tentu dengan pembelian ulang, pelanggan merasa puas dengan produknya. 33 2.2.4 Dimensi minat pembelian ulang 1.Pengalaman pembelian 2.Produk yang disediakan 2.2.4Loyalitas Pelanggan Oliver (1999) mendefinisikan loyalitas merek sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan. Definisi ini menekankan dua aspek yang berbeda dari loyalitas merek yaitu : (a) loyalitas perilaku / pembelian (behavioral / purchase loyalty), yaitu pembelian berulang dari merek. loyalitas dapat berarti perkembangan yang pasif dalam sebuah situasi. Satu harapan yang buruk bisa berubah menjadi lebih baik di masa depan. Fornell(1992) befikir bahwa loyalitas itu merupakan fungsi dari kepuasan. Pelanggan yang setia mungkin tidak selalu puas, tapi pelanggan yang puas cenderung untuk setia (fornell 1992). Bitner (1990) menggambarkan loyalitas sebagai suatu proses. Pada akhir proses, kepuasan memiliki pengaruh terhadap persepsi kualitas yang dapat menyebabkan loyalitas dan niat untuk perilaku tertentu. Loyalitas pelanggan terjadi karena pelanggan merasa puas, ketika harapan dan pengalaman mereka terlampaui.Setelah loyalitas diterapkan, organisasi harus menerapkan langkah-langkah untuk memastikan loyalitas bisa dipertahankan.Ada tiga cara dimana pelanggan menunjukan loyalitas; 1) sebagai suatu sikap, 2) sebagai suatu perilaku, dan 3) berdasarkan faktor-faktor eksternal yang mendorong keputusan pembelian (Uncles,Dowling and Hammond 2003). Untuk dapat menjadi pelanggan yang loyal, seorang pelanggan harus memulai beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama dengan penekanan dan perhatian yang berbeda untuk masing-masing tahap karena setiap tahap mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dengan memperhatikan masing-masing tahapan dan memenuhi kebutuhan dalam setiap tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pelanggan loyal dan klien 34 perusahaan. Hill (1996 ; p.332) menjelaskan bahwa tingkatan loyal terbagi atas 6 tingkat, yaitu : 1. Suspect Bagian ini termasuk semua pembeli produk atau jasa dalam pemasaran, jadi suspects adalah menyadari akan produk atau jasa perusahaan atau tidak mempunyai kecenderungan terhadap pembelian.. 2. Prospects Prospects adalah pelanggan potensial yang mempunyai daya tarik terhadap perusahaan tetapi belum mengambil langkah untuk melakukan bisnis dengan perusahaan. 3. Customers Suatu tipe pembelian produk walaupun dalam kategori ini termasuk beberapa pembelian ulang yang tidak memiliki loyalitas pada perusahaan. 4. Clients Pembelian ulang yang menunjukkan loyalitas pada perusahaan tetapi lebih memiliki dorongan pasif daripada aktif terhadap perusahaan. 5. Advocates Client yang memberikan dorongan yang positif pada perusahaan dengan merekomendasikannya kepada orang lain. 6. Partners Partners adalah hubungan yang sangat erat antara konsumen dengan supplier yang keduanya saling memperlihatkan keuntungan. Menurut Griffin (2005; p.22), dalam buku “customer loyality” ada empat cara agar pelanggan tidak meninggalkan perusahaanyaitu : 1. Mempermudah pelanggan untuk member umpan balik kepada perusahaan.salah satu kegiatan yang paling mengguntungkan bagi perusahaan adalah mencari keluhan pelanggan, memudahkan pelanggan untuk memberikan umpan balik dengan cara bertanya kepada pelanggan secara teratur mengenai pembelian terakhir mereka seperti : apakah pembelian itu memenuhi kebutuhan mereka, apakah itu yang mereka harapkan serta bagaimana cara meningkatkannya. 2. Bila pelanggan membutuhkan bantuan, berikanlah dengan segera. Setelah perusahaan memperolah umpan balik dari pelanggan menghubungi 35 untuk menyampaikan keluhan, perusahaan harus membeli respon dengan segera, sebaiknya dengan menegaskan maksud perusahaan untuk menyelesaikan masalah secepat mungkin. 3. Mengurangi kejengkelan atas reparasi, pembayaran kembali dan pemberian jaminan reparasi, pembayaran kembali dan pemberian jaminan sering menjadi sumber kekecewaan para pelanggan. 4. Mempelajari cara menghibur pelanggan yang marah. Dengan system umpan balik dan keluhan pelanggan yang meningkat mutunya, terjadi interaksi dengan pelanggan. Bila perusahaan berhadapan dengan pelanggan yang marah, perlakukan pelanggan tersebut dengan penuh perhatian. Menurut Hasan (2008 ;p.95) terdapat dua faktor penting untuk mengembangkan suatu loyalitas: 1. Ketertarikan terhadap produk atau jasa tertentu dibandingkan terhadap produk atau jasa pesaing potensial. Ketertarikan yang dirasakan pelanggan terhadap 2. jasa dibentuk oleh dua dimensi yaitu: Tingkat preferensi yaitu seberapa besar keyakinan pelanggan terhadap produk 3. produk atau atau jasa tertentu. Tingkat diferensiasi produk atau jasa tertentu yang dipersepsikan yaitu seberapa signifikan pelanggan membedakan produk tertentu dari alternatif lain. 4. Pembelian berulang yang tinggi terhadap produk atau jasa tertentu yang dibandingkan dengan produk lain dari pesaing. 2.2.4.1 Dimensi loyalitas Pelanggan 1.Melakukan Pembelian ulang secara teratur 2.Merekomendasikan kepada orang lain 3.Kekebalan terhadap tarikan pesaing 2.4 Kerangka Pemikiran Gaya Hidup (X1) Minat Beli Ulang (Y) Brand Image (X2) Loyalitas konsumen (Z) 36 Gambar 2.6Kerangka Pemikiran Sumber : olah penulis (2013) 2.5 Hipotesis 1. H1 : ada hubungan parsial antara gaya hidup dengan Minat beli ulang 2. H2 : ada hubungan parsial antara Persepsi konsumen dengan minat beli ulang 3. H3 : ada hubungan antara gaya hidup dan Persepsi konsumen dengan Minat beli 4. H4 : ada hubungan parsial antara gaya hidup dengan loyalitas konsumen 5. H5 : ada hubungan parsial antara persepsi konsumen dengan loyalitas konsumen 6. H6 : ada hubungan antara minat beli ulang dengan loyalitas konsumen 7. H7 : ada hubungan gaya hidup dan persepsi konsumen dengan loyalitas 2.6 Levi's Produk yang disediakanolehlevi’sterdiridari jeans, workpants (celanabahan), kemeja, t shirt, sabuk, dompet, jam tangan, topi, kacamata, danjaket .dimanaproduk yang paling dikenaladalah jeans karenalevi’smunculdanterkenaldariperoduk jeans. Dan jeans 501 adalahjenis jeans yang paling diminatiolehpelanggankarena jeans tipe 501 sudahdianggapsebagailegendaproduklevi’s.menurutlevi’s jeans yang baikadalah jeans yang memilikikualitasdankenyamananbagipenggunanya, faktortersebutsangatdipertahankanlevi’sdalammembuat jeans. Levi’s 501 diproduksi sejak tahun 1873 dimana sudah berusia kurang lebih 140 tahun hingga sekarang.Levi Strauss lahir di Buttenheim, Bavaria, Jerman padatanggal 26 Februari 1829.Strauss yang keturunan Jerman Yahudi pergi ke Amerika Serikat pada umur 18 tahun bersama ibu dan 2 saudara perempuannya.Jiwa 37 bisnis Straus tergerak melihat kedua saudaral aki-lakinya, Jonas dan Louis memiliki bisnis tekstil di kota New York. Strauss membantu kakak-kakaknya menjual produk mereka di Texas.Pada tahun 1853, Strauss resmi menjadi warga Negara Amerika Serikat sekaligus mewakili keluarganya meluaskan perusahaan di San Fransisco. Strauss memulai bisnisnya sendiri dengan mendirikan Levi Strauss & Co., yang memproduksi pakaian, seprei, selimut, sisir rambut, tas, sapu tangan dan tenda kanvas. Tenda-tenda itucoba dijual Strauss kepada para penambang emas. Seiiring berjalannya waktu para penambang emas tersebut meminta levi untuk menjualcelana panjang. Strauss kemudian membuat celana panjang dari bahan kanvas dan dijualnya kepada penambang-penambang emas.Celana kanvas itu laku keras. Strauss yang kurang suka bahan kanvas, kemudian menggunakan bahan lain yang dipesannya dari Genoa, Italia. Para pemintal disana menyebut bahan itu genes. Strauss mengubah namagenes menjadi jeans. Dimulailah produksic elana jeans pertamanya yang diberi merk Levi’s.Istilah blue jeans muncul ketika Levi mencelupkan denimnya denganwarna indigo. Di Amerika Serikat, Levi’s disebut juga denim jeans. Pada tahun 1872, seorang penjahit dari Nevada bernama Jacob Davis menulis surat kepada Strauss, mengusulkan supaya celana panjang laki-laki dipasangkan paku pada pojok-pojok kantong agar lebih kuat. Strauss setuju, dan bersama-sama mereka berdua mematenkan proses pemakuan celana panjang padatahun 1873. Pada tahun 1890-an, Levi Strauss & Co. meluncurkan Levi’s 501, celana panjang jeans yang meraih salah satu penjualan tertinggi di dunia dibidang pakaian. Levi Strauss meninggal dunia pada tahun 1902 pada usia 73 tahun. Karena tidak menikah dan memiliki anak, perusahaannya dikelola oleh 4 keponakannya yaitu Jacob, Sigmund, Louis dan Abraham Stern. Jeans Levi’s berkembang pesat ditahun 1920-an diAmerika Serikat, dan banyak dipakai oleh para pekerja di Selatan Amerika seperti cowboys, pekerja tambang dan rel kereta api. Pada era PerangDunia 2, celana dan jaket jeans dipakai para tentara Amerika Serikat.Periode tahun 1950-an sampai 1980-an, Levi’s sangat popular dikalangan anak muda termasuk para hippies, rockers dan skinheads. Lebih dari seabad sejak Strauss memopulerkan celana jeans.Kini jeans semakin digemari, bahkan naik kelas karena juga menjadi produk perancang terkenal dunia, termasuk di Paris yang mengutamakan keanggunan dalamfashion.Kini Levi’s 38 & Co. menjadi perusahaan raksasa yang memiliki lebih dari 470 toko diseluruh dunia dan pendapatan lebih dari 1,6 miliar dollar. Produk desainpertama Levi’s yang dikhususkan bagi para penambang emas memiliki 5 saku; 2 dibelakang dan 2 didepan, dan 1 saku kecil dalam saku depan sebelah kanan. Saku tersebut dirancang untuk menyimpan butiran-butiran emas berukuran kecil, karena diperuntukkan untuk kaum buruh atau penambang jeans ini memiliki kenyamanan dan kualitas yang baik. Padatahun 1928, nama Levi’s menjadi hak cipta Levi’s & co dan jeans yang menjadi legenda celana jeans levi’s adalah jeans tipe 501 dimana angka 501 diambil dari nomor hak paten celana jeans itu. Pada tahun 1966 jeans levi’s untuk pertamakalinya mengiklankan produknya ditelevisi. Hal tersebut semakin membuat popularitas levi’s melonjak yang membuat banyak orang membeli produk jeans itu.Pada tahun 1984 Levi’s menjadi pakaian resmi tim amerika serikat di olimpiade, factor tersebut juga secara tidak langsung membuat produk jeans merk Levi’s dikenal keberadaaannya Pada awal mulanya di indonesia produk levi's yang masuk adalah jeans. Produk tersebut dijual melalui toko-toko retail,dimana toko retail tersebut menjual kembali kebeberapa outlet sehingga bercampur dengan merek lain. Tanpa diduga merek ini menjadi pilihan utama para masyarakat Indonesia. Di Indonesia merek levi's mulai terkenal sekitar tahun 1980, tetapi dengan hargajual yang hanya bias dicapai oleh ekonomi tingkat menengah keatas dan diatur oleh ritel-ritel indonesia. Pada tahun 2012 levi's mempunyai 31 original store diindonesia, dan akan menambah 5 - 6 store lagidi indonesia. Selain ditoko original, Levi’s juga terdapat di departement store antara lain Sogo, Matahari, Seibu, dan Debenhams. Pada kategori men atau celana jeans khusus laki-laki penjualan di Indonesia adalah yang paling tinggi,sehingga kebanyakan pengguna produk ini adalahl aki-laki. Penjualan lev'is International di Indonesia juga dijual kepada Franchiser.Tetapi levi's tidak mempunyai hak untuk menjual kekonsumen langsung.Dari sekian banyak toko yang ada di indonesia,hanya sekitar 80-an toko yang dikontrol langsung olehlevi's indonesia. Pesaing levi's di Indonesia tidak hanya dari level international tetapi juga dari lokal.Tetapi di Indonesia levi's sudah menjadi leading brand di indonesia. Levi's mempunyai keuggulan di indonesia,dimata konsumen merek levi'sdikenal dengan kualitas dan daya tahan jeans yang awet. Sehingga jika mendengar atau melihat nama levi's akan mengingat sebuah jeans berkualitas. Dan membuat merek levi's menjadi trademark jeans di indonesia. Bisa 39 dikatakan hampir semua penjahit jeans yang ada di Indonesia menggunakan nama levi's dalam took mereka, hal itu dikarenakan brand image yang sudah melekat pada levi's adalah sebuah jeans.