BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi serta majunya ilmu pengetahuan yang terus dikembangkan oleh para pakar dan pemikir, kemudian menimbulkan berbagai implikasi di dunia berupa keadaan baru yang lebih baik dan yang lebih buruk pun tidak jauh berbeda. Terutama masalah pendidikan dan teknologi dan bagaimana teknologi bisa menimbulkan efek terhadap pendidikan. Contoh dari teknologi yang dipakai adalah adanya model CAI (Computer Assisted Instruction), yaitu berupa model yang mengatakan bahwa komputer digunakan sebagai pendamping dari kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan, sehingga para pelaksana pendidikan berupa siswa atau pun instruktur merasa terbantu dengan adanya alat tersebut, dan pengembangan dari model ini banyak diimplementasikan pada perangkat pembelajaran berbasis web, contoh nya adalah situs pembelajaran bahasa pemrograman w3schools (http://www.w3schools.com), dimana user yang mengunjungi situs tersebut tidak lain adalah bertujuan untuk melatih kemampuan dirinya dalam penguasaan bahasa pemrograman atau untuk mencari referensi tentang beberapa bahasa pemrograman yang dibahas dalam situs tersebut. Kelebihan dari situs ini salah satunya adalah setiap user yang berkunjung akan dihadapkan pada situasi yang disekenariokan mirip seperti dimana user sedang membuat program, yaitu terdapatnya fitur untuk 1 2 memasukan kode program dalam keadaan utuh atau pun sebagian dan sistem akan menampilkan output atau keluaran dari script yang telah dimasukan oleh user. Tapi keberadaan CAI ternyata masih dirasa kurang dalam pemenuhan kebutuhan individu untuk belajar dengan bantuan komputer. Sebagai salah satu jawabannya adalah dikembangkannya CAI menjadi ICAI (Intelligence Computer Assisted Instruction), yaitu berupa model CAI yang dibubuhi sebuah kelebihan intelligent atau kepintaran, dimana ICAI ini mamakai basis tutorial yang menyediakan berbagai pembahasan materi dan tutorial untuk lebih mempermudah proses pembelajaran. Seiring dengan meningkatknya kebutuhan akan pembelajaran berbasis pelatihan atau tutorial, maka dikembangkanlah ITS (Intelligent Tutoring System) yang diterjemahkan menjadi Sistem Tutorial Berintelegensia. ITS sebuah sistem yang memberikan instruksi atau timbal balik yang beragam kepada tiap-tiap siswa tanpa campur tangan seorang guru,yang berarti bahwa sistem dibuat seakan-akan menjadi pengganti atau minimal mengikuti tingkah laku siswa dalam proses pembelejaran seperti halnya yang dilakukan oleh seorang instruktur atau guru. Dalam hal peranannya ITS memiliki banyak peran bagi dunia pendidikan, contohnya adalah tutorial untuk mendukung proses pembelajaran pemrograman java dengan basis ACT-R (Architecture of Cognitive Tutors), yaitu desain sistem yang memberikan pelayanan berupa pembelajaran pemrogaman java dengan yang interaktif dan pintar, dimana tutor berupa sistem memberikan tutorial atau pelatihan kepada siswa dengan tujuan untuk membangkitkan semangat belajar siswa sehingga implikasinya adalah sisi kognitif siswalah yang akan bertambah. 3 Seperti yang sepintas sudah dijelaskan pada paragraf di atas bahwa ada sebuah desain sistem yaitu ACT-R (Architectre Cognitive Tutors) yang dijadikan sebagai basis atau landasan dari pengembangan ITS. ACT-R sangatlah memungkinkan untuk membangkitkan sisi kognitif siswa karena tujuan awal dari ACT-R ini adalah untuk membimbing dan membantu siswa dalam menemukan jalan keluar dari sebuah permasalahan pembelajaran (Sykes, 2003). Seperti hal nya seorang instruktur atau guru yang sedang memperhatikan siswa nya untuk menyelesaikan suatu permasalah pembelajaran saat proses pembelajaran sedang berlangsung, yaitu memberikan pelayanan interaktif kepada siswa berupa timbal balik dengan berbagai macam petunjuk untuk mengarahkan siswa pada sisi jawaban atau jalan keluar dari permasalah tersebut hingga akhirnya siswa dapat menemukan sendiri, yakni jawaban benar yang dikehendaki. Salah satu fakta dan teori pendukung dari penelitian ini adalah penggunaan dan pengembangan ITS yang dilakukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Edward R. Sykes (School of Aplied Computing and Engineering Science, Sheridan College) di Oakville Canada pada tahun 2003, yakni penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Sykes yaitu berjudul “Qualitative Evaluation of the Java Intelligent Tutoring System”. Yang dilakukan oleh Sykes yaitu membuat sebuah aplikasi tutorial berbasis web dengan konsep ITS dan Architecture of Cognitive Tutors, dengan kombinasi keduanya maka dibuatlah sistem yang bisa digunakan oleh beberapa siswa disana untuk memperoleh pelatihan pemrograman java secara mandiri, dan bisa membangkitkan tingkat kognitif mereka walaupun memang tetap porsi pelatihan yang dilakukan sistem 4 tidak dapat menggantikan posisi seorang pengajar atau guru sebagai pendidik dalam proses pembelajaran. Gambar 1.1 Contoh Tampilan Antarmuka Java Intelligent Tutoring System Sebagai penguat penelitian lainnya, bisa diambil pula dari salah satu jurnal penelitian yang dilakukan oleh Antoninja Mitrofic dan Brent Martin pada sebuah lembaga pendidikan (University of Canterbury, New Zealand), dengan jurnal yang berjudul “J-LATTE: a Constraint-based Tutor for Java”, yakni penelitian dan pengembangan yang dilakukan seperti halnya yang dilakukan oleh Sykes. Pengembangan java yang dilakukan oleh Antoninja dan Brent ini adalah pembuatan sistem tutorial berintelegensia dengan menerapkan metode constraint based, yakni siswa diarahkan pada beberapa bagian interface yang masih kosong dan siswa dipersilahkan untuk mengisi bagian-bagian yang masih kosong berupa kode pemrograman java, dan penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Akan tetapi dengan adanya beberapa metode serta teknologi yang dikembangkan seperti yang dijelaskan pada paragraf di atas maka permasalahan 5 belum dapat dikurangi, seiring dengan perkembangannya maka kebutuhan akan media pendukung pembelajaran pun semakin meningkat dikarenakan kebutuhan siswa akan ilmu yang lebih baru juga secara otomatis menuntut guru untuk lebih interaktif dan inovatif dalam memberikan materi pembelajaran. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa dengan adanya media pun bukan berarti motivasi siswa akan belajar serta merta akan bertambah pula, ini dikarenakan sumber ilmu yang diwajibkan belum sesuai dengan kondisi mental dari siswa untuk digenjot terus menerus mempelajari teknologi informasi yang setiap detiknya selalu berubah. Contoh atau salah satu kasus nya adalah di salah satu SMK di Bandung yang akan dijadikan tempat penelitian. Kendala yang lebih sering didapatkan oleh guru adalah dimana siswa tidak mampu untuk melakukan eksplorasi secara mandiri bahkan cenderung tergantung dengan apa yang diperintahkan dan direkomendasikan oleh guru, sebagai contoh adalah jika siswa sedang melakukan praktek latihan lapangan dan kebetulan ditugaskan untuk membuat sistem informasi, secara praktis siswa tidak akan segera mudah untuk mendapatkan literatur atau menyelesaikan permasalahannya sendiri, maka guru lah yang akhirnya mereka hubungi. Dengan permasalahan itu maka guru akan mengalami kondisi sulit dimana salah satu atau beberapa siswa tidak dapat terlayani semuanya oleh guru tersebut, hal seperti ini juga menguji guru untuk lebih inovatif lagi dalam memberikan materi kepada siswa agar siswa lebih bisa melakukan eksplorasi dengan belajar mandiri. 6 Dari permasalahan yang diambil, maka penelitian ini bertujuan bagaimana mencari solusi terbaik agar siswa bisa melakukan pembelajaran yang tentu biasanya sering dengan guru, akan tetapi bisa dilakukan pula dengan mandiri dimanapun siswa itu berada. Tentunya konsep ini sudah lama diterapkan dalam rangka mendukung proses pembelajaran, akan tetapi basis dari sistem yang dikembangkan ini adalah ACT-R (Architecture of Cognitive Tutors), yaitu sebuah teori desain arsitektur yang berfungsi untuk mendasari ITS yang dikembangkan, sehingga sistem sedikit banyak nya akan bertindak seolah olah menjadi seorang pelatih walaupun bukan menjadi pengajar atau guru, dan sengaja dengan sistem ini setidaknya siswa bisa melakukan pembelajaran secara interaktif dengan sistem yang pintar. Masalah lainnya adalah siswa disuguhi dengan ilmu dan pembahasan yang sangat rumit, terutama siswa pada jurusan RPL atau Rekayasa Perangkat Lunak, yakni siswa berusaha untuk menyesuaikan diri dengan mental sebagai pemrogram muda dan memang lebih banyak siswa sekitar 70% yang masih memiliki mental yang kekanak-kanakan berdasarkan hasil observasi kepada guru mata pelajaran. Masalah ini mungkin tidak akan terlalu banyak bisa diselesaikan dengan penelitian ini, akan tetapi sedikit banyaknya upaya untuk berinovasi dalam mendukung pembelajaran pemrograman java pada khususnya akan terbantu dengan sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini. 7 1.2 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan penilitan ini akan difokuskan yaitu: “Bagaimana Sistem Tutorial Berintelegensia dapat mendukung proses pembelajaran pemrogaman java berbasis ACT-R (Architecture of Cognitive Tutors ) ?”. Serta dengan mengacu pada perumusan masalah maka dapat diambil beberapa hal penting untuk dijadikan pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut : a. Bagaimana implementasi sistem yang akan digunakan untuk mendukung proses pembelajaran pemrograman java ? b. Bagaimana upaya sistem tutorial berintelegensia dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan dan solusi yang terbaik ? c. Bagaimana tanggapan siswa terhadap simulasi dan aplikasi yang dilaksanakan untuk mendukung proses pembelajaran ? d. Bagaimana implikasi dari simulasi yang dilakukan terhadap motivasi siswa untuk lebih eksploratif dalam mempelajari bahasa pemrograman secara mandiri ? 8 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Dikembangkannya sistem tutorial berintelegensia untuk mendukung proses pembelajaran pemrograman java berbasis ACT-R (Architecture of Cognitivie Tutors) di sebuah lingkungan yang sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang ada, serta mudah untuk dilaksanakan. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Diperolehnya informasi mengenai kendala proses pembelajaran pemrograman java tanpa dibantu dengan sistem tutorial sistem tutorial berintelegensia, b. Teridentifikasinya berintelegensia peluang untuk pengembangan mendukung proses pembelajaran pemrograman java berbasis ACT-R (Architecture of Cognitive Tutors) yang akan diimplementasikan pada ruang lingkup penelitian, yakni SMK N 11 Bandung, c. Mendapatkan informasi mengenai kelebihan, kekurangan dan kendala pengembangan sistem tutorial berintelegensia untuk mendukung proses pembelajaran pemrograman java, d. Terbentuknya sistem tutorial berintelegensia untuk mendukung proses pembelajaran pemrograman (Architecture of Cognitive Tutors), java berbasis ACT-R 9 1.4 Manfaat Penelitian a. Menghasilkan sebuah produk aplikasi berbasis web dengan menerapkan sistem tutorial berintelegensia untuk mendukung proses pembelajaran pemrograman java berbasis ACT-R (Architecture of Cognitive Tutors), b. Memberikan solusi kepada siswa dalam upaya untuk meningkatkan pembelajaran mandiri dengan tidak mengesampingkan peran guru sebagai pendidik dan pengajar, c. Memberikan suatu contoh pengembangan aplikasi berbasis web menggunakan bahasa pemrograman java dalam rangka memotivasi mental siswa untuk lebih berupaya mengembangkan kemampuan mereka dalam mempelajari bahasa pemrograman java, d. Menghasilkan suatu bahan lanjutan tentang pengembangan sistem tutorial berintelegensia untuk mendukung proses pembelajaran pemrogaman java selanjutnya 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMKN 11 Bandung dengan menggunakan kegiatan pembelajaran yakni simulasi penggunaan aplikasi yg sudah dikembangkan kepada lingkungan siswa yang sedang mempelajari materi pembelajaran tertentu sesuai dengan materi dari hasil studi pendahuluan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2010, dengan area penelitian mengenai pengembangan sistem tutorial berintelegensia untuk mendukung proses 10 pembelajaran pemrogaman java berbasis ACT-R (Architecture of Cognitive Tutors), yang terdiri dari studi pendahuluan, pengembangan, dan uji coba.