BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut IAI (2012), Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Laporan Keuangan menurut Harahap (2007:105) sebagai berikut: “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Menurut Fahmi (2012:25) mengemukakan bahwa Laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak - pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut ”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban keuangan perusahaan atas suatu aktivitas dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 1. Jenis Laporan Keuangan Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut Harahap (2007:106) Jenis - jenis Laporan Keuangan sebagai berikut: ”Jenis-jenis laporan keuangan utama dan pendukung terdiri dari: 1. Daftar neraca, menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu 2. Perhitungan laba rugi, yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. 3. Laporan sumber dan penggunaan dana, disini dimuat sumber dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. 4. Laporan arus kas, disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu periode. 5. Laporan harga pokok produksi, menggambarkan berapa unsure dan apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang. 6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham. 7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau modal dalam perusahaan perseroan. 8. Laporan kegiatan keuangan, menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang mempengaruhi kas atau ekuivalen kas. Jenis-jenis Laporan Keuangan menurut Djarwanto (2004:5) adalah : “Laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri dari Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Laba Ditahan atau Laporan Modal Sendiri, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, dan Laporan Arus Kas”. Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa jenis-jenis laporan keuangan yang umum digunakan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut IAI (PSAK 2012) tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan meliputi : a) Asset b) Liabilitas c) Ekuitas d) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian e) Arus Kas Informasi tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Laporan keuangan sangat berguna bagi pemakai informasi sebagai dasar pengambilan keputusan demi perkembangan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Tujuan Laporan Keuangan menurut Fraser (2008:1) sebagai berikut: “Laporan keuangan memiliki kemampuan untuk menyajikan secara jelas kesehatan keuangan perusahaan guna memberikan keputusan bisnis yang informatif”. Tujuan Laporan Keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) : Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pemakai informasi sebagai bahan dalam pertimbangan untuk mengambil keputusan. B. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi apabila dengan informasi keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis trend akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Disinilah arti penting suatu analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah penelaahan dengan mempelajari hubungan-hubungan atau tendesi-tendesi untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasional serta perkembangan perusahaan menurut laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut Aliminsyah dan Pandji MA (2005:166), analisis laporan keuangan adalah : Mencari hubungan yang ada antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan. 1. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan data historis akuntansi untuk membantu memprediksi bagaimana kinerja perusahaan di masa mendatang. Hal ini merupakan hal terpenting dari suatu analis is laporan keuangan. Investor pada prinsipnya sangat memperhatikan tingkat profitabilitas perusahaan yang akan dapat menjamin tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Sedangkan dari sudut manajemen, analisa laporan keuangan berguna sebagai cara untuk mengantisipasi keadaan dimasa mendatang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2005;57), Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan dan intuisi. Mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan hanya memberikan dasar yang layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut. Dengan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan maka akan diperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dari semua tujuan tersebut, tujuan yang terpenting dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan dan intuisi serta mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian pada setiap proses pengambilan keputusan. 2. Analisis Rasio Keuangan Pengertian rasio keuangan menurut James C van Horne dalam buku Kasmir (2008:104) adalah: “Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”. Menurut Sutrisno (2009:214) mengatakan bahwa: “Analisis rasio keuangan adalah menghubungkan elemen–elemen yang ada dilaporan keuangan”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Dapat disimpulkan bahwa pengertian tentang rasio keuangan merupakan suatu analisis membandingkan angka – angka yang ada didalam laporan keuangan dengan cara mambagi/membandingkan satu angka dengan angka lainnya. a. Jenis-Jenis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam menganalisa laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja perusahaan karena penggunaannya yang relatif mudah. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2007;70) pengelompokkan rasio keuangan menurut tujuan pengukuran, yaitu : 1. Rasio Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. 2. Rasio Leverage adalah rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan 3. 4. 5. 6. Rasio Aktivitas adalah rasio untuk mengukur efektifitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada. Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan ukuran tingkat efektifitas manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi. Rasio Pertumbuhan adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonomi di tengah pertumbuhan ekonimi dan sektor usaha. Rasio Penilaian adalah rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usaha diatas biaya investasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 C. Dividen 1. Pengertian Dividen Investasi dalam bentuk saham akan memberikan dua jenis keuntungan kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan beli saham. Sedangkan dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan. Menurut Tangkilisan dan Hessel (2003;227) “Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity).” Sedangkan menurut Rusdin (2006,73), “Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.” Sehingga dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah bagian keuntungan bersih setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. Karena dividen merupakan salah satu potensi keuntungan dari investasi melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan diterapkan dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan dalam bentuk kepemilikan saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 2. Jenis-Jenis Dividen Terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham, tergantung pada posisi dan kemampuan perusahaan bersangkutan. Berikut ini adalah jenis- jenis dividen menurut Brigham dan Houtston (2004;95): 1. Cash Dividend (Dividen Tunai) Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pada umumnya cash dividend lebih disukai oleh para pemegang saham dan lebih sering dipakai perseroan jika dibandingkan dengan jenis dividen yang lain. 2. Stock Dividend (dividen saham) Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham, bukan dalam bentuk uang tunai. Pembayaran stock dividend juga harus disarankan adanya laba atau surplus yang tersedia, dengan adanya pembayaran dividen saham ini maka jumlah saham yang beredar meningkat, namun pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah posisi likuiditas perusahaan karena yang dibayarkan oleh perusahaan bukan merupakan bagian dari arus kas perusahaan. 3. Property dividend (dividen barang) Property dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk barang (aktiva selain kas). Property dividend yang dibagikan ini haruslah merupakan barang yang dapat dibagi-bagi atau bagian-bagian yang homogeny serta penyerahannya kepada pemegang saham tidak akan mengganggu kontinuitas perusahaan. 4. Scrip Dividend Scrip dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (scrip) janji hutang. Perseroan akan membayar sejumlah tertentu dan pada waku tertentu, sesuai dengan yang tercantum dalam scrip tersebut. Pembayaran dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang jangka pendek kepada pemegang scrip. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 5. Liquidating dividend Liquidating dividend adalah dividen yang dibagikan berdasarkan pengurangan modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan. 3. Kebijakan Dividen Menurut Martono dan Agus Harjito (2007;253), “Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.” Dari pengertian dividen tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah suatu keputusan untuk menginvestasi kembali laba yang diperoleh dari suatu hasil operasi perusahaan atau untuk membagikannya kepada para pememgang saham. 4. Teori Kebijakan Dividen Teori kebijakan dividen menjelaskan bagaimana sifat dari dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Teori dari kebijakan dividen ini akan mempengaruhi harga saham. Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2003;383-387), ada tiga teori yang membahas tentang kebijakan dividen dan berpengaruh terhadap harga saham. Ketiga teori tersebut adalah: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 a. Teori Residu Dividen Teori ini menjelaskan bahwa investor lebih senang apabila perusahaan menahan keuntungannya untuk diinvestasikan kembali dari pada jika keuntungan itu dibayarkan berupa dividen dimana re-investasi akan menghasilkan lebih banyak dibandingkan saham-saham lain yang resikonya kira-kira seimbang. b. Teori Irrelevansi Dividen Teori ini menjelaskan bahwa kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari asset perusahaan. c. Teori Relevansi Dividen Teori ini menjelaskan bahwa investor umumnya menghindari risiko dan dividen yang diterima sekarang mempunyai resiko yang lebih kecil daripada dividen yang diterima di masa yang akan datang. 5. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Kebijakan dividen yang diambil perusahaan, sangat bergantung pada berbagai faktor yang terjadi, baik itu yang terjadi di dalam perusahaan maupun yang terjadi di luar perusahaan. Menurut Agus Sartono (2001;292-295), mempengaruhi kebijakan dividen ada lima yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ faktor-faktor yang 20 a. Kebutuhan dana perusahaan Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan harus diperhatikan. b. Likuiditas Perusahaan Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. c. Kemampuan Meminjam Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam lebih besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih besar pula. d. Keadaan Pemegang Saham Jika keadaan pemegang saham lebih besar berorientasi pada capital gain, maka dividend payout akan rendah, sehingga memungkinkan perusahaan untuk Menahan laba untuk investasi yang profitable. e. Stabilitas Dividen Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividend payout ratio yang tinggi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 6. Bentuk pembayaran dividen Menurut Addul Halim (2005:94), ada tiga bentuk pembayaran dividen, yaitu dividen dalam jumlah rupiah stabil, dividen dengan rasio pembayaran konstan, dan dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra. a. Dividen dalam jumlah rupiah stabil Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil, artinya dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Pembayaran dividen yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. b. Dividen dengan rasio pembayaran konstan. Beberapa perusahaan melakukan pembayaran dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka menjalankan kebijakan ini akan berakibat jumlah dividen dalam rupiah akan berfluktuasi. c. Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra Pembayaran dividen ini hannyalah merupakan modifikasi dari cara 1 dan 2 di atas. Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan tetapi mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen mereka. Apabila perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan ini akan merupakan pilihan terbaik. 7. Prosedur pembayaran Dividen Prosedur pembagian dividen menurut Brigham and Houstan (2011 : 227) adalah sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 a. Tanggal pengumuman (Declaration date) Tanggal pada saat pengumuman adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan yang berisi pengumuman pembagian dividen. Untuk tujuan akutansi, dividen yang diumumkan menjadi suatu kewajiban aktual pada tanggal pengumuman . Jika neraca disusun, jumlah dividen yang di umumkan dikali jumlah saham yang beredar akan muncul sebagai kewajiban lancar, dan laba yang ditahan akan dikurangi sebesar jumlah tersebut. b. Tanggal pencatatan pemegang saham ( Holder-of-record date) Setelah berakhirnya jam kerja pada tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date) perusahaan menutup buku transfer sahamnya dan menyusun daftar pemegang saham pada tanggal tersebut. Jika perusahaan mencatat seorang pemegang saham sebagai pemilik tanggal ini, pemegang saham tersebut berhak menerima dividen. c. Tanggal Ex-dividen (Ex-dividen date) Tanggal ex-dividen merupakan tanggal pada saat hak atas dividen periode barjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, biasanya jangka waktunya adalah empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. d. Tanggal pembayaran (Payment date ) Tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen kepada pemegang saham tercatat saat tanggal pembayaran (Payment date). 8. Deviden Per Share Dividend per Share merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Weston dan Copeland, 2001:325). Deviden Tunai DPS = Jumlah Saham Beredar (Weston dan Copeland, 2001:326) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Menurut Gibson (2003: 116), salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen. Investor mengharapkan dividen yang diterimanya dalam jumlah besar dan mengalami peningkatan setiap periode. DPS yang tinggi mencerminkan perusahaan memiliki prospek yang baik dan akan menarik minat investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi. Apabila DPS yang diterima naik tentu saja hal ini akan membuat investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli maka harga saham perusahaan tersebut akan naik di pasar modal (Sutrisno, 2003: 305). D. Return on Equity (ROE) 1. Pengertian Return on Equity (ROE) Rentabilitas modal sendiri dalam hal ini adalah pengembalian atas ekuitas saham biasa digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham. Investor memandang bahwa return on equity merupakan indikator profitabilitas yang penting, karena return on equity merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2007;74), “Return on equity merupakan rasio untuk mengukur seberapa banyak keuntungan (laba) yang menjadi hak pemilik modal sendiri.” http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Sedangkan menurut Susan Irawaty (2006;61), “Return on equity atau yang sering disebut dengan rate of return on net worth, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut.” Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa return on equity adalah rasio yang digunakan oleh para investor untuk melihat sejauhmana perusahaan dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang. Atau dengan kata lain, dengan return on equity yang tinggi, perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para pemegang saham. Dalam hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham. 2. Faktor yang Menentukan Return on Equity (ROE) Faktor yang menentukan return on equity besar atau kecil sangat bergantung pada kinerja perusahaan itu sendiri. Kinerja perusahaan yang baik akan memberikan tingkat return on equity yang baik dan atau sebaliknya. Menurut Susan Irawaty (2006;61), ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Sendiri x 100% Dari rumus diatas maka dapat dikatakan bahwa faktor yang menentukan tingkat return on equity adalah jumlah laba bersih setelah pajak dan jumlah total modal sendiri. Jika jumlah laba bersih yang didapat perusahaan tinggi sementara jumlah total modal sendiri perusahaan rendah maka tingkat retun on equity akan tinggi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Namun sebaliknya apabila jumlah laba bersih yang didapat perusahaan rendah sementara jumlah total modal sendiri perusahaan tinggi maka tingkat return on equity akan rendah. E. Harga Saham Harga saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar tersebut adalah harga penutupannya Rusdin (2006;68). Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz (2005;5) menyatakan bahwa : The market value price serves as a barometer or business performance it indicates how well management is doing in behalf of its stockholders. Management is under continous review stockholders who are dissatisfied with management performance may sell their stock and invest in other company. This action, if than by other dissatisfied stockholders will put downward pressured on market price per share. Artinya, nilai pasar mencerminkan petunjuk atau kinerja bisnis yang menandakan bagaimana manajemen telah bekerja dengan baik. Apabila manajemen tidak bekerja dengan baik, maka para pemegang saham akan menjual saham mereka dan menginvestasikan pada perusahaan lain. Apabila para pemegang saham merasa kecewa, maka harga pasar per lembar dengan sendirinya akan turun. Berdasarkan pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa harga pasar saham yang terbentuk di pasar ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Jika penawaran akan saham tinggi, maka harga saham tersebut akan naik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 1. Nilai Saham Dalam praktik perdagangan saham, nilai saham dibedakan menurut cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Menurut Mustopo Ali Sasongko (2008) dalam jurnalnya yang berjudul “Analisa penilaian saham” dalam situs www.wealthindonesia.com mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis nilai saham, yaitu : a. Nilai Nominal. Nilai Nominal adalah Nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hokum. b. Nilai Buku. Nilai Buku adalah Nilai saham menurut pembukuan perusahaan. c. Nilai Pasar. Nilai Pasar adalah Harga saham yang ada di bursa efek. d. Nilai Intrisik adalah Nilai sebenarnya dari saham. Dari pernyataan diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai saham terdiri dari berbagai jenis yaitu nilai nominal, nilai dasar, nilai buku, nilai pasar dan nilai intrisik. Nilai nominal saham tertera pada saham itu sendiri. Nilai dasar saham adalah harga saham pertama kali saham diperjualbelikan di pasar perdana. Nilai buku yaitu harga saham menurut catatan perusahaan. Nilai pasar saham terjadi ketika penutupan pasar bursa. Sedangkan nilai intrisik yaitu nilai sebenarnya dari saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 2. Jenis-Jenis Harga Saham Harga saham ditentukan oleh harga yang terjadi pada saat saham tersebut pertama kali diterbitkan perusahaan yang melakukan IPO (initial public offering) yaitu di pasar perdana dan pada saat saham tersebut diperjualbelikan di pasar sekunder. Menurut Rusdin (2006;109-1 14) Harga saham ada dua yaitu ketika pertama kali dijual yaitu pada saat perusahaan melakukan IPO (initial public offering) dan yang kedua yaitu pada saat dijual di pasar sekunder (lantai bursa). Sedangkan menurut Dev Group on Research (2008) dalam jurnalnya yang berjuberjudul “Indeks saham dan berjudul “Indeks saham dan obligasi” dalam situs www.infovesta.com mengemukakan bahwa ada beberapa jenis harga saham, yaitu : a. Harga saham sektoral Yaitu harga saham yang tergabung dalam sektor-sektor tertentu yang ada di BEI b. Harga saham gabungan Yaitu harga saham semua perusahaan yang terdaftar di BEI c. Harga saham individual Yaitu harga saham dari masing-masing saham terhadap harga dasarnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 d. Harga saham LQ-45 Yaitu harga saham dengan 45 saham unggulan yaitu terlikuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang tinggi e. Harga saham JII Yaitu harga saham perusahaan menurut syariat islam. f. Harga saham kompas 100 Yaitu harga saham perusahaan yang tergabung dalam 100 besar perusahaan pilihan menurut harian surat kabar kompas Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diamil kesimpulan yaitu harga saham terjadi ketika pertama kali perusahaan melakukan initial public offering, dimana harga saham ditetapkan oleh perusahaan. Dan yang kedua harga terjadi ketika di pasar sekunder yang terjadi karena kekuatan pasar yaitu permintaan dan penawaran saham tersebut. Sedangkan pada saat saham tersebut diperjualbeikan di lantai bursa maka harga saham tersebut dapat bermacam-macam sesuai dengan jenis saham dari perusahaan tersebut. 3. Faktor yang Menentukan Perubahan Harga Saham Faktor yang menentukan perubahan harga saham adalah karena jumlah permintaan dan penawaran akan saham yang terjadi di pasar bursa. Seperti yang dikemukakan oleh Martono dan Agus Harjito (2007;373), http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. Pada gilirannya, permintaan dan penawaran merupakan manifestasi dari kondisi psikologi pemodal. Sedangkan menurut Ali Arifin (2004; 116-125), Faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondi si fundamental emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan dan rumor. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu faktorfaktor yang menentukan perubahan harga saham sangat beragam. Namun yang paling utama adalah kekuatan pasar itu sendiri yaitu permintaan dan penawaran akan saham itu sendiri. Sesuai dengan hukum ekonomi, semakin tinggi permintaan akan saham tersebut maka harga saham akan naik. F. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu merupakan suatu pedoman bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian untuk mencapai hasil yang diharapkan oleh peneliti. Didalam Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang nampak dibawah ini mengidentifikasikan nama penulis dan tahun, judul penelitian, analisis dan pembahasan serta hasil penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh penelitipeneliti terdahulu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Tabel 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Nama Judul (Tahun) 1) Recsyana Putri Hutami (2012) “Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaaan Industri Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 20062010” 1) 2) 3) 2) Linda Rahmaw ati (2012) “Pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Pasar Saham pada Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. 1) Analisis dan Hasil Penelitian Pembahasan Penelitian ini a) Hasil penelitian bertujuan untuk menunjukkan mengetahui Pengaruh bahwa Dividend Dividend per Share, per Share, Return Return on Equity dan on Equity dan Net Net Profit Margin Profit Margin terhadap Harga berpengaruh positif Saham Perusahaan dan signifikan Industri Manufaktur terhadap harga yang tercatat di Bursa saham, baik secara Efek Indonesia terpisah (parsial) Periode 2006-2010 maupun bersamaan baik secara parsial (simultan). maupun simultan. Penelitian ini dilakukan terhadap 31 perusahaan industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2006 -2010. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier berganda, untuk menguji pengaruh secara bersamaan maupun terpisah dari variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini a) Hasil penelitian bertujuan untuk diperoleh hasil mengetahui Untuk bahwa Return On mengetahui Return Asset (ROA) secara on Assets (ROA), parsial tidak Return on Equity berpengaruh (ROE), Earning Per terhadap harga Share (EPS) dan pasar saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Bakrie Telecom Tbk)” 3) Nurmala “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham PerusahaanPerusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta”. pergerakan harga Sedangkan Return saham pada PT. On Equity (ROE) Bakrie Telecom Tbk dan Earning Per dan Untuk Share (EPS) secara mengetahui parsial berpengaruh bagaimana pengaruh signifikan terhadap secara parsial Return harga pasar saham. on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga pasar saham PT. Bakrie Telecom Tbk. 2) Objek dalam penelian ini adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). 3) Penelitian dilakukan dengan menganalisis data pada laporan keuangan triwulan PT. Bakrie telecom, Tbk. Periode Desember 2006 sampai dengan Maret 2012, sehingga diperoleh sebanyak 22 jumlah observasi untuk kemudian dilihat pengaruhnya terhadap pergerakan harga pasar saham 6 hari setelah publikasi laporan keuangan. 1) Tujuan penelitian ini 1) Hasil penelitian untuk mengetahui menunjukkan pengaruh kebijakan bahwa kebijakan dividen terhadap dividen tidak harga saham dan mempunyai kebijakan dividen pengaruh terhadap yang diterapkan oleh harga saham pada http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 masing-masing perusahaan dalam industri otomotif . 2) Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah pengukuran variabel ordinal yaitu berbentuk rangking. perusahaan otomotif yang telah go publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 2) Tidak terdapat hubungan antara kebijakan dividen dengan perubahan harga saham pada 3) Data dan informasi perusahaan yang diperlukan otomotif yang telah dalam go publik di Bursa penelitian ini Efek Jakarta (BEJ) diperoleh dari Bursa Efek Jakarta guna memperoleh informasi mengenai dividen pay out ratio dan harga saham masing-masing perusahaan otomotif yang menjadi subjek penelitian ini. Data dividen yang diambil adalah yang dimulai dari tahun 1996-2000 dari PT. Good Year Indonesia, PT. Selamat Sempurna, PT. Tunas Ridean. . Sumber: Penulis (2014) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 G. Kerangka Penelitian Dan Hipotesis Dalam penelitian ini, variable independen yang digunakan adalah Dividen Per Share (DPS) dan Return on equity (ROE). Variable dependen yang digunakan adalah Harga saham. Semakin tinggi nilai Dividen Per Share, mencerminkan perusahaan memiliki prospek yang baik dan akan menarik minat investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi. Apabila DPS yang diterima naik tentu saja hal ini akan membuat investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli maka harga saham perusahaan tersebut akan naik di pasar modal (Sutrisno, 2003: 305). Semakin tinggi nilai return on equity, maka semakin besar harga saham yang akan diperoleh pemegang saham karena semakin besar ROE yang dihasilkan suatu perusahaan menunjukkan semakin efektif perusahaan tersebut dalam mengelola modalnya. H. Hipotesis Penelitian 1. Pengaruh Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham Menurut Gibson (2003: 116), salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen. Investor mengharapkan dividen yang diterimanya dalam jumlah besar dan mengalami peningkatan setiap periode. DPS yang tinggi mencerminkan perusahaan memiliki prospek yang baik dan akan menarik minat investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Apabila DPS yang diterima naik tentu saja hal ini akan membuat investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli maka harga saham perusahaan tersebut akan naik di pasar modal (Sutrisno, 2003: 305). Hasil penelitian Recsyana Putri Hutami (2012) menunjukkan bahwa Dividend per Share (DPS) berpengaruh terhadap Harga Saham. Oleh karena itu, hipotesis penelitian berikut dikemukakan: H1 : Pengaruh DPS (Deviden Per Share) terhadap harga saham 2. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham ROE juga merupakan ukuran kinerja perusahaan ditinjau dari segi profitabilitasnya. Kemampuan menghasilkan laba bersih setelah pajak dari modal yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan kinerja yang semakin baik. ROE yang semakin meningkat, maka investor semakin tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan, sehingga harga saham cenderung meningkat. Sebagai dampaknya harga saham juga meningkat, dengan demikian ROE berhubungan positif dengan harga saham. Dari penjelasan diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2 : Pengaruh ROE (Return On Equity) terhadap harga saham http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 Kerangka pemikiran dan hubungan teoritis antara variabel yang diteliti tersebut dapat dalam bagan kerangka sebagai berikut : Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Dividend Per Share (DPS) Return On Equity (ROE) Sumber : Penulis http://digilib.mercubuana.ac.id/ Harga Saham (Y)