BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pentingnya Layanan
Layanan merupakan salah satu proses penting dalam meningkatkan
value perusahaan bagi pelanggan sehingga banyak perusahaan menjadikan
budaya layanan sebagai standar sikap orang di dalam perusahaan. Budaya
layanan yang dilakukan secara terintegrasi akan menciptkan nilai-nilai layanan,
yang akan mempengaruhi tingkat pengulangan pelanggan dalam membeli
produk.
Oleh karena itu, nilai layanan yang tercipta harus selalu dikelola terus
menerus, tidak hanya saat melakukan pendekatan kepada pelanggan dan saat
transaksi, tetapi juga setelah terjadi transaksi. Layanan yang dimulai pada tahap
awal adalah layanan yang ditujukan untuk membangun hubungan dengan
pelanggan. Namun, layanan yang diberikan setelah transaski merupakan
layanan yang akan selalu diingat oleh pelanggan mengenai perusahaan dan
produk.
Pelanggan yang selalu mengingat hal-hal positif mengenai layanan
perusahaan, cenderung akan memberikan referral dan menghasilkan word of
mouth positif mengenai perusahaan kepada pelanggan lain. Secara tidak
7
8
langsung hal ini akan mendorong pelanggan untuk turut menggunakan produk
perusahaan.
Layanan dapat memberikan keuntungkan kepada perusahaan. Pada
umumnya pemimpi perusahaan secara fundamental mempercayai bahwa
kualitas yang tinggi akan memberikan pendapatan yang tinggi. Tetapi banyak
pemimpin tersebut yang belum mempercayai bahwa investasi untuk
mengembangkan layanan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
2.1.1 Layanan Dapat Menciptakan Pelanggan yang Loyal
Layanan yang prima terbayar karena menciptakan konsumen yang
loyal, yaitu konsumen yang senang karena mereka memilih perusahaan setelah
merasakan pengalaman layanan, konsumen yang akan menggunakan
perusahaan kembali, dan mempromosikan perusahaan tersebut kepada
konsumen lainnya. Konsumen yang loyal merupakan sebuah anuitas, di mana
mereka akan terus memberikan pemasukan kepada kas perusahaan.
Inti pokok dari pemasaran jasa adalah layanan. Seperti yang kita
ketahui, ada empat prinsip pemasaran (product, place, promotion, price).
Dalam indsutri jasa, senjata kompetitif yang paling penting adalah P kelima
yaitu
performance.
Performa
dari
layanan
yang
diberikanlah
yang
membedakan perusahaan jasa yang satu dengan yang lainnya; performa dari
layananlah yang menciptakan konsumen yang loyal.
9
Layanan yang prima membedakan perusahaan yang satu dengan yang
lainnya. Perusahaan jasa yang sama sering kali terlihat sama dari sisi fasilitas,
peralatan dan layanan yang disediakan. Perusahaan-perusahaan ini tidaklah
sama bagi para konsumennya. Salam sambutan yang hangat dari penyedia jasa
atau penanganan permintaan khusus dapat membantu satu perusahaan terlihat
sangat berbeda di mata para konsumennya daripada perusahaan lain di bidang
yang sama. Pentingnya memiliki diferensiasi bagi suatu perusahaan juga dapat
dicapai dengan menciptakan value melalui layanan yang prima.
Setiap karyawan di perusahaan harus melayani pelanggan dengan
sepenuh hati sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab tanpa keterpaksaan
ataupun menjadikannya sebagai beban. Tugas dan tanggung jawab melayani
pelanggan akan diterima pelanggan jika dilakukan secara konsisten dengan
mengedepankan pelanggan serta melihat aspek ekspektasi pelanggan, karena
dengan memelihara aspek inilah perusahaan diuji dalam hal layanan.
Layanan ini tidak hanya untuk memenuhi ekspektasi pelanggan
sebelum bertransaksi, tapi juga setelah terjadi proses transaksi. Suatu
perusahaan dengan orientasi pelanggan akan mengedepankan eskpektasi
pelanggan sejak pertama kali terjadi kontak sampai pelanggan mendapat
layanan hingga selesai melakukan transaksi dan juga pada pertemuanpertemuan berikutnya.
10
2.1.2 Definisi Layanan
Sebelum mengetahui definisi layanan, kita harus terlebih dahulu
mengetahui apa beda antara layanan dengan jasa. Pengertian layanan menurut
kamus besar Bahasa Indonesia adalah menyediakan segala yang dibutuhkan
orang lain, dalam hal ini ini pelanggan.
Sedangkan pengertian jasa menurut Zeithmal dan Bitner adalah seluruh
kegiatan yang meliputi aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan merupakan
produk fisik atau konstruksi, umumnya dikonsumsi sekaligus pada saat
diproduksi dan memberikan nilai tambah dalam berbagai bentuk (kenyamanan,
hiburan, ketepatan waktu, kemudahaan dan kesehatan) yang pada dasarnya
tidak berwujud.
Philip Kotler dan Gary Armstrong mendefinisikan layanan sebagai
aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu kelompok ke kelompok
lainnya berupa sesuatu yang bersifat intangible. Pengertian intangible bukan
berarti menawarkan hanya produk jasa saja, tapi juga lebih tepat kepada proses
penyampaiannya.
Definisi layanan menurut Hermawan Kartajaya adalah paradigma
perusahaan untuk menciptakan sebuah value abadi bagi pelanggan melalui
produk dan jasa. Selain itu, setiap bisnis adalah bisnis layanan karena berasal
dari kata “service” berasal dari kata “serve” yang berarti menyampaikan, tidak
hanya untuk industry jasa. Setiap bisnis adalah service business, sehingga
service adalah jiwa dari perusahaan dan sikap untuk bertahan serta
11
memenangkan persaingan di masa depan. Dengan memiliki jiwa service,
perusahaan berarti memiliki strategi “menghindari jebakan kategori bisnis”.
Apapun industrinya, layanan memiliki peran penting karena dapat
memberikan solusi berupa barang atau jasa. Oleh karena itu, solusi yang
diberikan kepada pelanggan harus selalu dikelola terus menerus oleh
perusahaan. Layanan bukan hanya layanan purna jual, layanan pra-jual atau
bahkan layanan saat jual. Layanan adalah value enhance bagi perusahaan.
Selain penciptaan value untuk memenuhi atau melebihi kebutuhan, keinginan,
dan harapan pelanggan, layanan juga harus mampu menciptakan value yang
abadi kepada pelanggan melalui produk dan servis serta membangun hubungan
baik dengan pelanggan.
Untuk menjadi sebuah service company yang sejati, sebuah perusahaan
harus secara terus menerus meningkatkan produk dan servis. Untuk
menciptakan value yang abadi dan membangun hubungan baik dengan
pelanggan, apa yang ditawarkan oleh perusahaan harus memberikan value yang
konstan kepada pelanggan.
Salah satu implementasi operasional layanan sehari-hari, dikenal
dengan konsep service quality (Serqual). Konsep ini diperkenalkan oleh A.
Parasuraman, Leonard L. Berry, dan Valarie A. Zeithaml untuk menganalisis
sejauh mana tingkat layanan yang telah diberikan kepada pelanggan. Service
Quality adalah salah satu konsep layanan perusahaan yang dapat diandalkan
untuk bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.
12
2.2
Service Quality
Service Quality (ServQual) terdiri dari lima elemen, yaitu Reliabity,
Assurance, Tangible, Empathy, dan Responsiveness yang biasa disingkat
RATER. Dalam risetnya, mereka bertiga menemukan bahwa dimensi
Reliability dianggap sebagai elemen yang paling penting oleh pelanggan,
disusul Tangible, Empathy, dan Responsiveness. Jika kelima elemen tersebut
terpenuhi, maka pelanggan akan merasa puas. Inilah dasar dari konsep
customer satisfaction.1
Berdasarkan pemahaman konsep RATER, maka ada tiga hal yang
penting yang terkait dengan pengaruh layanan terhadap dampaknya, yaitu:
pertama, RATER penting bagi perusahaan untuk menciptakan value, tapi tidak
cukup jika hanya memiliki layanan standar namun harus memiliki diferensiasi.
Inilah yang disebut branded service, dimana layanan memiliki keunikan dan
diferensiasi dibanding pesaing. Kedua, tidak semua dimensi layanan penting,
sehingga perusahaan harus mengidentifikasi mana yang penting dan dapat
diterima oleh pelanggan. Ketiga, selain itu dimensi layanan di perusahaan yang
satu akan berbeda tingkat performance dan dampaknya.
a. Dimensi Reliability
Merupakan dimensi yang menggambarkan kemampuan perusahaan
memberikan layanan secara akurat kepada pelanggan.
1
Kartajaya, Hermawan., Service Operation, Jakarta : ESENSI, 2009
13
b. Dimensi Tangible
Merupakan dimensi yang menggambarkan segala Sesutu yang bersifat
tangible dan memengaruhi kualitas layanan kepada pelanggan seperti
kerapihan tempat kerja, kelangkapan fasilitas bagi pelanggan dan
penampilan fisik staf.
c. Dimensi Assurance
Merupakan dimensi yang menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menumbuhkan kepercayaan di mata pelanggan melalui
keramahan dan pengetahuan staf dalam melayani.
d. Dimensi Empathy
Merupakan dimensi yang menggambarkan perhatian perusahaan kepada
pelanggannya.
e. Dimensi Responsiveness
Merupakan dimensi yang menggambarkan bentuk tindakan yang
responsive dan tepat waktu kepada pelanggan. Untuk mengevaluasi
dimensi responsiveness, ada beberapa hal yang harus dievaluasi oleh
perusahaan, seperti keingintahuan terhadap kesulitan yang dihadapi
pelanggan, kesanggupan, dan jenis bantuan yang diberikan kepada
pelanggan.
2.3
Implementasi Service Quality
Kepuasan pelanggan tidak akan tercipta jika service quality hanya
dipahami sebatas konsep di dalam perusahaan. Penyampaian service quality
14
kepada pelanggan dapat dilakukan melalui beberapa teknik praktis yang dapat
dilakukan setiap titik interaksi antara perusahaan dengan pelanggan, seperti
pada gambar berikut:
Handling
Customer
Complaint
Building Positive
Handling
Moment of
Service
Excelence
Truth
Attitude &
Professional
Grooming
Developing
Communication
Skill
Gambar 2.1 Teknik Praktis Implementasi Service Quality
2.3.1 Membawa sikap positif & professional grooming
Membangun sikap positif dan menciptakan penampilan fisik yang
professional dalam rangka membangun kesan pertama yang positif dan tidak
terlupakan bagi pelanggan.
Secara umum, definisi dari professional image adalah kemampuan
untuk berpenampilan dan bersikap secara baik dan benar sehingga mampu
15
menciptakan kesan pertama yang baik, agar dapat diterima di berbagai
lingkungan, baik lingkungan Pribadi maupun lingkungan organisasi atau
perusahaan.
Sedangkan menurut McGraw-Hill Concise Dictionary, professional image
adalah konstelasi dari representasi yang nyata atau terlihat dan/atau persepsi
yang dihasilkan dari perilaku seseorang sebagai seorang professional, berkaitan
dengan perilaku etis dan kompetensi.
2.3.2 Mengembangkan kemampuan komunikasi
Mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang efektif secara vdan
non verbal serta mempelajari teknik berkomunikasi ke pelanggan dengan
beragam tipe.
a.
Pentingnya Komunikasi Efektif
Konflik dalam sebuah hubung dapat dikatakan hampir tak dapat
dihindari. Konflik itu sendiri bukanlah masalah; cara konflik tersebut
ditangani, bagaimanapun dapat membawa orang bersatu menjadi satu kesatuan
atua menjadi terpecah belah. Keterampilan komunikasi yang buruk,
perselisihan dan kesalahpahaman dapat menjadi sumber kemarahan dan jarak,
namun juga bisa menjadi batu loncatan untuk hubungan yang lebih kuat di
masa depan.
16
Gambar 2.2 Pentingnya Komunikasi
Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa komunikasi bukan hanya
terbatas pada bagaimana cara kita berbicara dengan orang lain (verbal/suara).
Komunikasi bisa melibatkan tiga aspek seperti tergambar dalam bagan, di
mana yang paling tinggi intensitasnya adalah komunikasi melalui bahasa
tubuh, yang diikuti dengan suara, tidak akan dapat berjalan secara efektif.
Dalam bukunya yang berjudul The Structure and Function of
Communication in Society, Harold Lasswell, seorang ahli komunikasi,
memaparkan sebuah pengertian komunikasi di mana komunikasi itu pada
dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa(who), mengatakan
apa(what), dengan saluran apa (channel), kepada siapa (whom), dan dengan
akibat atau hasil apa (effect). Apabila disederhanakan, komunikasi adalah Who
says what to whom in what channel with what effect.
Sedangkan menurut Baumeister – Leary dalam bukunya the need to
Belong : Desire for Interpersonal Attachments as a fundamental Human
Motivation, komunikasi adalah sebuah proses di mana kita menetapkan dan
17
menyampaikan makna untuk menciptakan, mendengarkan, mengamati,
berbicara, bertanya, menganalisa, dan mengevaluasi. Melalui komunikasi yang
efektif maka kolaborasi yang baik dapat terjamin
Berikut merupakan model dari proses komunikasi, yang dilanjutkan
dengan penjelasan mengenai bagaimana proses komunikasi. Dalam bagan
tersebut terdapat beberapa model linier, yaitu: source merupakan individu atau
organisasi yang mengirimkan pesan. Encoding, mentransfer pesan yang
diinginkan menjadi simbol yang dapat disampaikan. Signal, penyampaian
pesan menggunakan media tertentu. Decoding, memahami gaya simbolis dari
pesan dalam rangka menangkap apa maksud dari pesan tersebut. Receiver,
merupakan individu atau organisasi yang menerima pesan. Feedback, penerima
pesan mengkomunikasikan balik kepada sumber atas pesan yang sudah
diterima. Noise, gangguan yang terjadi dalam proses komunikasi, yang
membuat proses tersebut sulit bagi penerima untuk mengerti pesan yang
sebenarnya dimaksud oleh sumber.
Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, ada beberapa hal kecil
yang perlu diperhatikan, antara lain: persepsi tentang pesan yang disampaikan;
ketepatan dalam tujuan pesan; kredibilitas dalam penyampaian pesan;
keserasian dan keseragaman pesan; kejelasan dari pesan yang disampaikan;
respons yang tepat dalam umpan balik; penggunaan sarana yang tepat dalam
penyampaian pesan; penggunaan informasi informal.
18
Ada empat buah tipe dalam komunikasi, yaitu pasif, pasif agresif,
agresif, dan asertif. Penjelasan masing-masing tipe tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Pasif
adalah
tipe
komunikasi
di
mana
individu
telah
mengembangkan pola menghindari untuk mengekspreesikan
pendapat atau perasaan mereka, melindungi hak-hak mereka, dan
mengidentifikasi serta harga diri yang rendah.
Komunikasi pasif didasarkan pada kepatuhan dan bersifat
menghindari konfrontasi dalam kondisi apapun.
b) Pasif-agresif adalah tipe komunikasi di mana individu terlihat pasif
tetapi sebenarnya menunjukkan kemarahan secara halus, tidak
langsung atau hanya berada di balik layar. Kombinasi gaya pasifagresif ini cenderung menghindari konfrontasi langsung (pasif),
tetapi upaya untuk mendapatkan konfrontasi tersebut ada, bahkan
bisa melalui manipulasi (agresif).
c) Agresif adalah tipe komunikasi di mana individu mengungkapkan
perasaan dan pendapat mereka serta mengadvokasikan kebutuhan
mereka dengan cara sebenarnya melanggan hak orang lain. Dengan
demikian, komunikator agresif secara lisan dan fisik bersifat kasar.
Komunikasi
agresif
ini
selalu
melibatkan
sikap
untuk
memanipulasi.
d) Asertif merupakan tipe komunikasi yang paling efektif dan bentuk
komunikasi yang sehat. Tipe komunikasi ini adalah cara kita untuk
19
mengekspresikan diri kita secara alami ketika harga diri kita masih
utuh. Tipe komunikasi asertif member kepercayaan diri untuk
berkomunikasi tanpa adanya permainan serta manipulasi.
Ada tiga hal penting dalam komunikasi asertif, pertama adalah
empathy/validation, yaitu mencoba untuk memahami emosi negatif maupun
positif pelanggan seolah-olah emosi tersebut kita alami sendiri. Kedua,
statement of problem, bagian ini menjelaskan hal-hal apa yang dapat
menghambat penyelesaian permasalahan. Ketiga, adalah statement of what you
want, bagian ini merupakan permintaan yang spesifik terhadap orang lain
(pelanggan).
b.
Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Berdasarkan saluran yang digunakan dalam komunikasi, proses
komunikasi secara luas dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
komuniksi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal meliputi
komunikasi tertulis dan lisan. Sedangkan komunikasi non verbal meliputi
bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, diagram atau gambar-gambar
visual, dan berbagai media yang digunakan untuk komunikasi.
a) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan dengan
menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tertulis. Komuniksi
20
verbal ini terdiri dari dua media, pertama yaitu media lisan.
Komunikasi lisa mengacu pada kata yang diucapkan dalam proses
komunikasi. Komunikasi lisan dapat berupa tatap muka dalam
komunikasi, percakapan melalui telepon, atau voice chatting
melalui
internet.
Percakapan
atau
dialog
yang
dilakukan
dipengaruhi oleh modulasi suara, pitch, volume dan bahkan
kecepatan dan kejelasan berbicara. Kedua yaitu media tertulis, yang
berupa kata-kata yang dituliskan pada sesuatu. Sebagai contoh
adalah menulis surat ataupun e-mail. Efektivitas komunikasi
tertulis, ini tergantung pada gaya penulisan, kosakata yang
digunakan, tata bahasa, kejelasan, dan ketepatan bahasa.
b) Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dengan
mengirim dan menerima pesan tanpa kata-kata. Komunikasi non
verbal ini meliputi bahasa tubuh keseluruhan dari orang yang
sedang berbicara, yang akan menyertakan postur tubuh, gerakan
tangan, dan gerakan tubuh secara keseluruhan. Ekspresi wajah juga
memainkan
peran
besar
sementara
sejak
ekspresi
wajah
diperlihatkan dalam berkomunikasi, hal tersebut mengatakan
banyak tentang suasana hati seseorang. Di sisi lain, gerak seperti
jabat tangan, senyuman, atau pelukan dapat menyampaikan emosi
tersendiri. Komuniksi non verbal juga dapat berupa gambar-gambar
representasi, papa atau bahkan foto-foto, sketsa, dan lukisan.
21
2.3.3 Menangani Moment of Truth
Mempelajari sirklus layanan di perusahaan serta menentukan titik kritis
dari siklus layanan berdasarkan perspektif pelanggan dan perusahaan.
Moment of truth (MOT) penting karena ada beberapa hal. Pertama,
MOT merupakan waktu di mana pelanggan yang datang dapat melakukan
hubungan dengan setiap aspek bisnis yang sedang berlangsung. Kedua, MOT
dapat menjadi sebuah peluang untuk member kesan yang positif kepada para
pelanggan. Ketiga, ada banyak MOT yang dikontrol oleh manusia, dalam hal
ini adalah kita sebagai penyedia layanan.
MOT adalah setiap kejadian di dalam sebuah proses layanan yang akan
mempengaruhi pengalaman pelanggan dalam menerima layanan tersebut.
Berkaitan dengan munculnya pengalaman tersebut, pelanggan memiliki
kesempatan untuk membentuk opini, baik opini positif, netral ataupun
negative, mengenai proses yang terjadi di dalam perusahaan.
Kesan pertama adalah hal yang timbul dan tertanam di benak orangorang yang kita temui ketika bertemu dengan kita mengenai perusahaan dan
diri kita untuk pertama kalinya. Sedangkan kesan terakhir adalah hal yang
timbul dan tertanam dalam benak orang-orang yang kita temui mengenai
perusahaan maupun diri kita setelah pertemuan dengan orang tersebut selesai.
Kesan pertama dalam sebuah layanan sangatlah penting, karena
menurut sebuah penelitian, pada umumnya orang akan membentuk 11 kesan
mengenai diri kita dalam tujuh detik pertama pertemuan. Apabila pada saat
22
pertama kali bertemu seseorang dan kita tidak memberikan kesan pertama yang
baik, maka kesan yang timbul di pikiran orang tersebut adalah kesan yang
buruk. Sedangkan menurut seorang psikolog dari amerika serikat, kesan
pertama merupakan detik-detik yang menentukan apakah seseorang menyukai
orang lain atau walaupun tidak memiliki pengetahuan tentang Pribadi satu
sama lain.
Seperti halnya kesan pertama, kesan terakhir merupakan dua hal yang
sama tingkat kepentingannya. Namun sering kali orang-orang melupakan kesan
terakhir tersebut, mereka hanya mementingkan bagaimana kesan pertama,
terlebih apabila tujuan dari pertemuan telah tercapai, orang sering melupakan
pemberian kesan terakhir yang baik. Apabila kesan terakhir tidak terbentuk
dengan baik, maka pelanggan atau orang yang kita temui kemungkinan tidak
akan menggunakan jasa dari kita lagi.
2.3.4 Menangani Keluhan Pelanggan
Mempelajari teknik penanganan keluhan pelanggan terhadap layanan
yang diberikan dan menjadikan keluhan sebagai bahan untuk perbaikan kinerja
layanan di perusahaan.
Penanganan keluhan memiliki hubungan erat dengan layanan
pelanggan. Ada bebarapa hal yang menunjukkan hubungan antara keluhan
dengan layanan pelanggan. Hal tersebut antara lain: pertama, layanan
pelanggan merupakan bentuk dari pemenuhan kebutuhan pelanggan. Keluhan
pada umumnya muncul ketika kebutuhan dari pelanggan tidak terpenuhi.
23
Keluhan menunjukkan bahwa ada rentang dalam layanan pelanggan. Rentang
ini adalah perbedaan antara apa yang dijanjikan kepada konsumen (dan apa
yang diharapkan oleh konsumen) dan apa yang diberikan.
Kedua, sebuah usaha perlu mendapatkan dan mempertahankan
konsumen. Bagian mempertahankan konsumen adalah menangani segala
permasalahan konsumen. Kemudian menangani keluhan adalah bagian yang
penting dalam strategi untuk membuat konsumen mengingat perusahaan kita.
Ingatan konsumen dan pemakaian jasa kembali oleh para konsumen tersebut
sangat bergantung pada layanan pelanggan.
Ketiga, layanan pelanggan melibatkan aktivitas membangun dan
meningkatkan hubungan yang baik dengan pelanggan. Kemampuan untuk
menangani kelihan pelanggan merupakan bagian penting dalam hubungan
antara konsumen dan perusahaan. hubungan dengan jonsumen mungkin tidak
akan selalu berjalan dengan mulus. Keluhan dapat menjadi “cobaan” dalam
hubungan tersebut. Ketika sebuah keluhan ditangani dengan baik oleh
perusahaan, hal tersebut dapat membuat hubungan semakin kuat dan kesetiaan
pelanggan semakin meningkat.
Keempat, layanan pelanggan datang dari para karyawan di dalam
perusahaan. para karyawan perlu merasa nyaman dalam menerima komentar
negative (seperti halnya komentar positif) mengenai produk dan jasa yang
ditawarkn. Mengetahui bagaimana menangani konsumen yang marah sama
pentingnya dengan mengetahui bagaimana menyambut konsumen baru,
penjualan yang meningkat, dan berita menggembirakan mengenai usaha.
24
Kelima, keluhan memberikan pesan dan tanda kepada perusahaan.
informasi yang didapatkan dari keluhan dapat membantu perusahaan dalam
mengembangkan produk dan jasa yang mereka tawarkan. Pelayanan pelanggan
berhubungan dengan komitmen untuk melakukan pengembangan secara terus
menerus.
Proses dari pelayanan pelanggan tidak sepenuhnya selesai ketika
konsumen telah menerima produk atau layanan yang ditawarkan. Cobaan
terbesar dalam pelayanan pelanggan yang baik sering kali datang setelah
penjualan dilakukan, yaitu ketika konsumen kembali membutuhkan bantuan
karena mendapatkan sebuah masalah. Konsumen tersebut mungkin mengeluh
dan membutuhkan solusi yang cepat.
Layanan pelanggan yang berkualitas terdiri atas melakukan pekerjaan
yang benar pada saat pertama. Apabila masalah muncul, maka penanganan
keluhan yang efektif penting dalam rangka mempertahankan kesetiaan
pelanggan dan meningkatkan kepuasan dari pelanggan. Hal tersebut dapat
dilihat dari formula kepuasan pelanggan sebagai berikut:
Doing The Job
Effective Customer
Doing the Job Right
Right The First
Contact Handling
the First Time
Time
Gambar 2.3 Customer Satisfaction Formula
25
Sekarang ini pelayanan telah menjadi faktor diferensiasi yang semakin
kuat karena telah terjadi pergeseran paradigm bisnis dari product driven mejadi
customer driven. Selain itum pada masa sekarang ini, pelanggan yang tidak
puas dapat menceritakan pengalamannya kepada orang lain. Bedanya dengan
masa lalu adalah apabila seseorang tidak puas, maka orang tersebut akan
menceritakan pengalaman tersebut hanya kepada orang-orang yang dikenalnya.
Orang-orang yang menerima cerita akan menceritakan lagi kepada orang lain.
Sedangkan pada masa sekarang, pelanggan yang tidak puas dapat menceritakan
pengalamannya ke seluruh penjuru negeri maupun ke seluruh duni melalui
berbagai media online yang ada, antara lain melalui blog, youtube dan berbagai
media lain yang dapat dilihat oleh semua orang di Indonesia dan dunia yang
memiliki koneksi internet.
Selain itu, dengan adanya penanganan keluhan yang cepat dapat
membuat orang menjadi loyal terhadap produk maupun jasa yang disediakan.
Apabila keluhan pelanggan tidak ditangani dengan baik, hal tersebut dapat
menyebabkan beberapa akibat, yaitu tindakan pribadi dari pelanggan tersebut
maupun tindakan yang dipublikasikan secara luas dari pelanggan yang tidak
puas tersebut. Tindakan pribadi dari pelanggan dapat berupa berhenti untuk
membeli produk, memusuhi penjual produk, dan membicarakan tentang produk
atau perusahaan penghasil produk kepada teman-teman di sekitarnya.
Sedangkan tindakan public dapat berupa meminta ganti rugi kepada
perusahaan, melayangkan tuntutan secara hukum, mengeluh kepada dealer,
26
mengeluh ke media massa, dan mengeluh kepada orang lain melalui berbagai
macam media.
a.
Definisi Penanganan Keluhan
Pengertian dari keluhan dapat berbeda-beda antara usaha yang satu
dengan yang lain. Pengertian tersebut akan ditentukan oleh apa yang
diharapkan untuk dicapai oleh organisasi dari system yang mereka miliki untuk
menangani pelanggan. Makin banyak informasi yang diinginkan perusahaan
dari penerimaan dan pengawasan keluhan, maka makin luas pengertian dari
kata keluhan tersebut. Bagaimanapun juga, penting bagi sebuah perusahaan
untuk mengembangkan pengertian dari keluhan, agar para karyawan dapat
mengidentifikasi keluhan secara cepat dan mudah.
Ada beberapa pengertian dari keluhan. Salah satu definisi mengatakan
bahwa keluhan merupakan ekspresi ketidakpuasan dari para pelanggan
terhadap standar pemberian layanan, tindakan karyawan, dan pemilik
perusahaan yang berpengaruh terhadap pengguna jasa individu maupun
kelompok. Definisi lain mengatakan bahwa keluhan merupakan ekspresi
ketidakpuasan, penyesalan, kritikan, kebencian atau kesedihan.
b.
Mengidentifikasi Sumber Keluhan
Pelanggan melayangkan keluhan antara berbagai macam hal. Secara
garis besar, ada enam hal yang dapat menyebabkan timbulnya keluhan
pelanggan, antara lain:
27
a) Pertama, produk. Keluhan pelanggan yang disebabkan oleh produk
yang dibelinya dapat disebabkan oleh bahan baku yang kurang baik,
finishing produk yang kurang sempurna, cacat pada produk, dan
kualitas produk yang kurang baik.
b) Kedua, komunikasi internal. Hal ini disebabkan oleh kurang
baiknya hubungan internal di dalam perusahaan yang berdampak
kepada pelanggan.
c) Ketiga, komunikasi eksternal. Hal ini dapat disebabkan oleh strategi
pemasaran yang kurang tepat sasarannya dan juga dukungan dari
bagian pemasaran yang kurang optimal. Hal itu menyebabkan
kurannya informasi hingga ketidakpuasan para pelanggan.
d) Keempat, aspek manusia. Aspek ini sering kali merupakan
penyebab utama dari ketidakpuasan pelanggan. Aspek manusia
antara lain perilaku karyawan yang kurang professional seperti
sikap negative, kurang cepat dalam merespons keluhan pelanggan,
tidak menepati janji yang telah diberikan, kurangnya pengetahuan
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, serta kurang
terampil dalam melakukan pekerjaannya.
e) Kelima, aspek system. Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan di
dalam proses yang dimulai dari persiapan dalam memberikan
produk ataupun jasa, melakukan transaksi sampai dengan proses
evaluasi.
28
f) Keenam, jasa. Dalam frontline perusahaan, layanan yang diberikan
sering kali menyebabkan pelanggan merasa kurang puas, antara lain
dikarenakan pelayanan yang kurang professional, layanan yang
tidak berorientasi kepada pelanggan, layanan yang hanya sebatas
slogan perusahaan tetapi tidak diimplementasikan oleh para
karyawan, dan respons yang kurang cepat dalam menangani
keluhan para pelanggan.
c.
Proses penanganan Keluhan
Dalam menangani keluhan pelanggan, ada beberapa tahapan yang harus
dilalui sebelum mengambil tindakan yang tepat. Kita tidak boleh terlalu
terburu-buru
mengambil
tindakan
karena
apabila
terburu-buru
dapat
mengakibatkan kurang tepatnya tindakan yang diambil dan menyebabkan
kurang tepatnya tindakan yang diambil dan menyebabkan masalah menjadi
lebih runyam. Akan tetapi, hal tersebut tidak boleh terlalu lama, karena waktu
tunggu yang terlalu lama tanpa penyelesaiaan yang tepat dapat membuat
pelanggan menjadi semakin marah. Berikut ini tahapan-tahapan yang
sebaiknya diikuti sebelum mengambil tindakan terhadap keluhan pelanggan.
29
Fact Finding
LISTEN
CLARIFY
EXPLAIN
APOLOGIZE
AGREE
Take Action
Gambar 2.4 Tahapan Penanganan Keluhan
1. Listen, Ketika menerima keluhan pelanggan, kita harus mendengarkan
dengan tenang dan simpatik apa yang disampaikan oleh pelanggan
tersebut. Walaupun pelanggan tersebut menyampaikan keluhannya
dengan nada emosi, kita harus tetap bersikap tenang dan simpatik.
Kemudian jangan menginterupsi pelanggan tersebut dan membuang
muka ataupun pergi meninggalkan pelanggan, karena hal tersebut
sangatlah fatal. Sebaiknya berikanlah perhatian secara penuh kepada
konsumen tersebut, untuk menganalisis dan mencari akar permasalahan
yang sedang dihadapi.
2. Clarify, Apabila diperlukan, ulangi seluruh fakta yang disampaikan
oleh pelanggan. Hal tersebut bertujuan untuk menjamin agar pelanggan
tahu bahwa anda telah memahami masalah yang sedang dihadapi
pelanggan. Ketidaktepatan dalam pemahaman masalah yang sedang
dihadapi oleh pelanggan dapat mengakibatkan salahnya tindakan yang
30
diambil. Hal tersebut menyebabkan masalah menjadi lebih rumit dan
tidak terselesaikan.
3. Explain, Setelah mengklarifikasi masalah yang sedang dihadapi oleh
pelanggan, selanjutnya jelaskan apa yang sebenarnya menjadi penyebab
masalah dan apa yang akan anda dan perusahan lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Jangan sekalipun menyalahkan atau
menyudutkan pelanggan walaupun sebenranya penyebab masalah
terletak pada pelanggan tersebut. Pelanggan selalu benar.
4. Apologize, Usahakanlah agar selalu meminta maaf kepada pelanggan,
apabila terjadi masalah yang disebabkan oleh kesalahan internal
perusahaan dan telah mengecawakan pelanggan tersebut. Jangan sekalikali memberikan pernyataan bahwa kesalah dan pelayanan perusahaan
memang kurang baik, hal ini dapat memperburuk image perusahaan di
mata pelanggan walaupun sebenranya pelanggan telah melupakan
keluhannya. Ketika meminta maaf, katakana dengan tulus.
5. Agree, Sebelum melanjutkan ke tahap penyelesaian berikutnya,
sebaiknya minta persetujuan terlebih dahulu kepada pelanggan. Di
mana dalam permintaan persetujuaan tersebut sebaiknya turut
disertakan solusi alternative yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Apabila dibutuhkan, mintalah bantuan kepada atasa, jangan mengambil
keputusan sendiri apabila menghadapi situasi yang rumit. Hal ini
bertujuan, agar pelanggan mengerti apa yang sedang dilakukan dan
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
31
6. Take action, Laksanakan solusi yang sesuai dengan apa yang telah
disetujui oleh konsumen dan sesuai dengan kebijakan perusahaan. lebih
baik apabila atasan membantu anak buahnya dalam tahapan ini karena
atasan biasanya lebih mengerti bagaimana prosedur penanganan
keluhan pelanggan yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Keluhan harus dapat dianggap sebagai berita baik bagi perusahaan karena
keluhan tersebut dapat memberikan input yang baik sebagai bahan evaluasi
kinerja. keluhan juga digunakan untuk mengidentifikasikan titik-titik yang
kritis dalam pemberian layanan, serta memberikan peluang dalam menciptakan
konsumen yang loyal terhadap produk yang ditawarkan.
Customer’s
Welcoming
Improving
Customer’s
Complaint
Complaint
Complaint
Satisfaction
Gambar 2.5 Ilustrasi Keluhan sebagai Berita Baik
2.4
Kualitas Jasa Pelayanan
Tujuan manajemen jasa pelayanan adalah untuk mencapai tingkat
kualitas pelayanan tertentu. Karena erat kaitannya dengan pelanggan, tingkat
32
ini dihubungkan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Manajemen kualitas
pelayanan jasa tidaklah semudah manajemen kualitas produk manufaktur. Ada
beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam konsep manajemen jasa
pelayanan:
a.
Merumuskan suatu strategi pelayanan
Strategi pelayanan dimulai dengan perumusan suatu tingkat keunggulan
yang dijanjikan kepada pelanggan. Perumusan strategi pelayanan ini pada
dasarnya dilakukan dengan merumuskan apa bidang usaha perusahaan, siapa
pelanggan perusahaan, dan apa yang bernilai bagi pelanggan.
b.
Mengkomunikasikan kualitas kepada pelanggan
Strategi yang telah dirumuskan dikomunikasikan kepada pelanggan.
Hal ini membantu pelanggan agar tidak salah menafsirkan tingkat kepentingan
yang akan diperolehnya. Pelanggan perlu mengetahui dengan jelas mengenai
macam dan tingkat pelayanan yang akan diperolehnya.
c.
Menetapkan suatu standar kualitas secara jelas
Walaupun penetapan suatu standar kualitas pelayanan dalam bidang
jasa pelayanan tidak mudah, hal ini perlu diusahakan agar setiap orang
mengetahui denbgan jelas tingkat kualitas yang harus dicapai.
d.
Menerapkan sistem pelayanan yang efektif
Menghadapi pelanggan tidaklah cukup dengan senyuman dan sikap
yang ramah, tetapi perlu lebih dari itu, yaitu suatu sistem yang terdiri dari
metode dan prosedur untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara tepat.
33
e.
Karyawan yang berorientasi kepada kualitas pelayanan
Setiap karyawan yang terlibat dalam jasa pelayanan harus mengetahui
dengan jelas standar kualitas pelayanan itu sendiri. Karena itu, perusahaan
harus memperhatikan pemilihan karyawan yang tepat dan melakukan
pengawasan secara terus menerus bagaimana pelayanan tersebut harus
disampaikan.
f.
Survei tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan
Pihak yang menentukan kualitas jasa pelayanan adalah pelanggan.
Karena itu, perusahaan perlu mengetahui sampai sejauhmana tingkat kepuasan
pelanggan dan kebutuhan pelangan yang perlu dipenuhi oleh perusahaan.
Informasi tersebut plus jumlah pelanggan yang merasa puas dapat diketahui
melalui survei secara periodik atau sistematis. Survei itu juga bisa
menunjukkan dalam hal apa ketidakpuasan.
2.5
Komunikasi Pemasaran Terpadu
Pemasaran modern membutuhkan lebih dari sekedar produk atau jasa
berkualitas, harga kompetitif, dan ketersediaan produk bagi pelanggan sasaran.
Pemasaran
modern
memerlukan
pula
komunikasi
interaktif
dan
berkesinambungan dengan para pelanggan potensial dan actual.
Organisasi pemasaran berkomunikasi dengan perantara, konsumen, dan
berbagai public lainnya. Perantara juga berkomunikasi dengan pelanggan dan
publiknya. Konsumen saling berkomunikasi satu sama lain dan berinteraksi
dengan public lainnya lewat gethok tular (word–of-mouth). Implikasi dari
sistem komunikasi semacam ini adalah semakin dibutuhkannnya ancangan
34
komunikasi pemasaran terintegrasi dalam pengembangan sistem komunikasi
pemasaran yang lebih komprehensif, andal, dan tepat sasaran.
Sejumlah manfaat yang diharapkan dari ancangan komunikasi
pemasaran terpadu atau integrated marketing communication (IMC) meliputi
terciptanya konsistensi pesan, integritas kreatif, pemanfaatan media secara
lebih optimal, efisiensi operasional, penghematan akuntabilitas program
komunikasi pemasaran.
Menurut Schultz, Tannenbaum & Lauterborn (1992), IMC merupakan
ancangan perencanaan yang berusaha mengkoordinasikan, mengkonsolidasikan
dan menyatukan semua pesan, program, dan sarana komunikasi yang
mempengaruhi pelanggan atau calon pelanggan merek pemanufaktur atau
organisasi jasa.
Lebih lanjut, menurut American Association of Advertising Agencies
komunikasi pemasaran terintegrasi adalah konsep perencanaan komunikasi
pemasaran yang menekankan nilai tambah rencana komprehensif yang
mengevaluasi peran strategic berbagai disiplin komunikasi, dan public
relations, dan mengkombinasikan disiplin-disiplin tersebut dalam rangka
mewujudkan kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi maksimum.
Definisi serupa juga dikemukakan oleh Kotler, et al. (2004) yang
merumuskan IMC sebagai konsep yang melandasi upaya perusahaan untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan secara cermat sebagai saluran
komunikasinya dalam rangka menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan
persuasi mengenai organisasi dan produknya.
35
Gronroos
(2000)
mendefinisikan
IMC
sebagai
strategi
yang
mengintegrasikan media marketing tradisional, direct marketing, public
relations dan media komunikasi pemasaran lainnya, serta aspek-aspek
komunikasi dalam penyampaian dan konsumsi barang dan jasa, layanan
pelanggan, dan customer encounters lainnya. Menurut definisi ini, pesan
komunikasi bisa berasal dari berbagai sumber. Duncan & Moriarty (1997)
mengidentifikasi empat sumber utama pesan komunikasi sebagai berikut:
Kredibilitas
Kredibilitas
paling rendah
paling tinggi
PLANNED
PRODUCT
SERVICE
UNPLANNED
MESSAGES
MESSAGES
MESSAGES
MESSAGES
Komunikasi massa
Penampilan
Interaksi dengan
Komunikasi
proses jasa
Gethok Tular
(contohnya,
Desain
periklanan)
Kegunaan
Penyampaian
Referensi
Brosur
Bahan mentah
Penagihan
Liputan berita
Direct Response
Proses produksi
Penanganan
Gosip
Penjualan
Dan seterusnya
Komplain
Websites
Informasi
Dan seterusnya
Dan seterusnya
Dan seterusnya
Gambar 2.6 Sumber Pesan Komunikasi2
Keempat tipe sumber pesan komunikasi tersebut di atas dapat
diilustrasikan pula sebagai Integrated Marketing Communication Triangle;
Apa yang dikatakan perusahaan, (dalam penciptaan product messages dan
2
Tjiptono, Fandy., Service Marketing Esensi & Aplikasi, Marknesis, Yogyakarta:2009, hal.
205
36
service messages), dan Apa yang dikatakan dan dilakukan pihak lain
(pelanggan lain dalam proses layanan, rekomendasi gethok tular, dan media
coveragaedalam bentuk artikel dalam program TV).
Sekarang pemasaran dimengerti bukan seperti pengertian lama yaitu
menciptakan penjualan, tetapi dalam arti baru yaitu memuaskan kebutuhan
konsumen. Pemasaran lebih berurusan dengan pelanggan dibandingkan dengan
fungsi bisnis lainnya. Memahami, menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberikan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran dan praktek
pemasaran modern atau lebih dikenal sebagai pemasaran relasional
(relationship marketing).
Dalam bisnis jasa, fokus pelanggan menjadi pilihan tepat untuk
menjalankan aktivitas pemasaran. Pelayanan purna jual kepada pelanggan
adalah perwujudan terciptanya layanan konsumen. Hal ini juga menjadi salah
satu cara untuk mempertahankan pelanggan. Oleh karena itu, pemasaran
relasional menjadi sangat signifikan dalam bisnis jasa.
2.5.1 Konsep Bauran Pemasaran Relasional
Pemasaran relasional adalah proses pemberian kepuasan kepada
konsumen untuk mendapatkan laba. Pemasaran relasional menekankan
rekrutmen
dan
pemeliharaan
(mempertahankan)
pelanggan
melalui
peningkatan hubungan perusahaan dengan pelanggannya. Untuk pemasaran
relasional ini terdiri dari 7 (tujuh) bauran3, yaitu sebagai berikut:
3
Lupiyoadi, Rambat.Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat – Jakarta. 2006 hal. 70
37
Tabel 2.1 Bauran Pemasaran
NO.
BAURAN PEMASARAN
KETERANGAN
RELASIONAL
1.
Product (produk)
Jasa seperti apa yang ditawarkan.
2.
Price (harga)
bagaimana penentuan harga.
3.
Promotion (promosi)
bagaimana promosi yang harus dilakukan
4.
Place (tempat)
bagaimana sistem penyampaian jasa yang
akan diterapkan.
jenis kualitas dan kuantitas orang yang akan
5.
People (orang)
terlibat dalam pemberian jasa.
6.
Process (proses)
bagaimana proses dalam operasi tersebut.
Customer service (layanan
tingkat jasa yang bagaimana yang akan
konsumen)
diberikan kepada konsumen.
7.
Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian sasaran organisasi
tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien
dibandingkan pesaing. Hal tersebut didapati dengan adanya komunikasi
pemasaran yang terpadu. Komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam
pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen
dan stake holder sebuah perusahaan.
38
Komunikasi
pemasaran
adalah
istilah
yang
digunakan
untuk
menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada
konsumen. Pemasar menggunakan iklan, pemasaran langsung, publisitas,
promosi penjualan, dan penjualan langsung, untuk memberikan informasi yang
mereka harapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen.
Sebaliknya, konsumen menggunakannya dalam proses pembelian untuk
menghimpun informasi tentang ciri dan manfaat produk. Pada intinya proses
ini adalah komunikasi, yakni penyampaian pesan dari suatu sumber melalui
medium kepada penerima. Model konvensional merupakan dasar bagi
komunikasi pemasaran. Dalam gambar berikut ini model tersebut telah
disesuaikan dengan konteks pemasaran.
Gangguan
Pesan
Kode/
Sumber
Program
Informasi
(iklan,
(Pemasar)
demonstrasi,
pemberitaan,
Media
(cetak,
Penguraian
Penerima
radio,
Kode
(konsumen
wiraniaga,
(penafsiran)
potensial)
televisi)
penawaran)
Umpan Balik
Gambar 2.7 Komunikasi Pemasaran Terpadu4
4
Machfoedz, Mahmud. Komunikasi Pemasaran Modern. Cakra Ilmu – Yogyakarta 2010 hal.
17
39
Dewasa ini, banyak pemasar menyadari bahwa hubungan konsumen
dengan upaya komunikasi terjadi dalam suatu bauran secara acak. Karena itu,
program komunikasi pemasaran terpadu digunakan untuk mengkoordinasikan
pesan dan media yang berbeda untuk suatu produk, agar konsumen dapat
menerima arus pesan yang konsisten dan rasional pada waktu yang tepat, yakni
pada saat konsumen telah siap meresponnya untuk digunakan dalam proses
pembelian. Penggunaan saluran komunikasi berganda juga menguntungkan
bagi konsumen, yang dapat mempelajarinya dari medium yang digunakan atau
yang dipandang paling sesuai di antara berbagai pesan.
Informasi yang diperoleh konsumen dari komunikasi pemasaran
memberikan banyak bahan untuk proses perilaku. Konsumen termotivasi untuk
memperhatikan pesan pemasaran, dan mereka menerapkan persepsi serta
kajian untuk menghimpun dan menafsirkan informasi yang mereka peroleh.
Kemudian mereka menggunakan informasi tersebut untuk membentuk sikap
dan mengambil keputusan tentang produk yang perlu dibeli.
2.5.2 Tahapan Rencana Komunikasi Pemasaran
Berikut ini merupakan delapan tahap perencanaan komunikasi
pemasaran terpadu:
40
Tabel 2.2 Tahapan Pemasaran Terpadu
TAHAP
URAIAN/RINCIAN PERENCANAAN
Review rencana pemasaran: Intisari rencana pemasaran dan sasaran
01
pemasaran, peran iklan dan promosi, analisis persaingan, dan
pengaruh perubahan lingkungan bisnis.
Analisis situasi seputar program promosi: kondisi internal
02
organisasi, kemampuan promosi perusahaan, criteria seleksi biro
iklan (konsultan), review efektivitas promosi. Analisis eksternal
seperti perilaku konsumen, segmen pasar, positioning.
Analisis Proses komunikasi : analisis empat factor SMCR (sender,
03
message, channel, receiver). Lalu menetapkan tujuan dan sasaran
komunikasi.
Menetapkan anggaran tentatif program: iklan, promosi penjualan,
04
pemasaran langsung, pemasaran interaktif, public relations atau
publisitas, dan penjualan personal.
Sasaran dan strategi komunikasi pemasaran : promosi penjualan
05
hingga publisitas. Kejelasan sasaran dan strategi untuk pengenalan,
pemahaman, mengubah sikap atau perilaku.
Strategi pesan dan media : strategi pesan dan kreatif, strategi dan
06
perencanaan media, analisis kelebihan dan keterbatasan masingmasing media (cetak, elektronik, luar griya, interaktif/mobile).
Integrasi untuk harmonisasi implementasi strategi: integrasi dan
07
harmonisasi bauran promosi, kompetensi SDM, kesiapan sarana,
organisasi hingga panduan (SOP) dan produksi materi promosi.
Pemantauan, evaluasi, dan pengendalian program: efektivitas
08
program vs target, ketepatan strategi. Mengukur output (message
transmission), outgrowth (message reception), outcome (message
effect).
41
2.6
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan konsep kunci dalam teori dan praktik
pemasaran kontemporer. Dalam konsep pemasaran, misalnya kepuasan
pelanggan dipandang sebagai elemen pokok yang menentukan keberhasilan
sebuah organisasi pemasaran, baik organisasi bisnis maupun nirlaba.
Sebagai salah satu ukuran kinerja bisnis yang paling popular, realisasi
kepuasan pelanggan berpotensi memberikan sejumlah manfaat pokok, yakni:
1. Respon terhadap strategi produsen berbiaya rendah
Fokus
pada
pelanggan
merupakan
upaya
mempertahankan
pelanggan dalam rangka menghadapi para produsen berbiaya
rendah. Banyak perusahaan yang mendapati bahwa cukup banyak
pelanggan yang sebenarnya bersedia membayar harga yang lebih
mahal untuk pelayanan dan kualitas yang lebih baik.
2. Manfaat ekonomik retensi pelanggan dibandingkan penjaringan
pelanggan secara terus-terusan.
Sejumlah
riset
menyimpulkan
bahwa
mempertahankan
dan
memuaskan pelanggan saat ini jauh lebih murah dibandingkan
upaya terus-menerus menarik atau memprospek pelanggan baru.
3. Customer lifetime value
Loyalitas pelanggan terhadap produk dan jasa perusahaan selama
periode waktu yang relative lama berpotensi menghasilkan anuitas
pendapatan yang jauh lebih besar daripada pembelian individual.
42
4. Daya persuasive gethok tular (word of mouth)
Dalam banyak industry (terutama sector jasa), pendapat atau opini
dari teman dan keluarga jauh lebih persuasive dan kredibel
ketimbang iklan.
5. Reduksi sensitivitas harga
Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan
cenderung lebih jarang menawar harga untuk setiap pembelian
individualnya. Ini dikarenakan faktor kepercayaan (trust) telah
terbentuk.
6. Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis di masa
depan.
Pada hakikatnya kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka
panjang, karena dibutuhkan waktu cukup lama sebelum bisa
membangun dan mendapatkan reputasi atas layanan prima, dan
kerapkali juga dituntut investasi besar pada serangkaian aktivitas
yang ditujukan untuk membahagiakan pelanggan saat ini dan masa
depan.
2.6.1 Kebutuhan Pelanggan
Kebutuhan pelanggan dapat diartikan sebagai karakteristik/atribut
barang atau jasa yang mewakili dimensi yang oleh pelanggan dipergunakan
sebagai dasar pendapat mereka mengenai jenis barang atau jasa. Maksud
menentukan kebutuhan pelanggan untuk membentuk suatu daftar semua
43
dimensi mutu yang penting dalam menguraikan barang atau jasa. Dimensi
mutu berlaku untuk berbagai jenis organisasi penghasil jasa meliputi:
1.
Keberadaan (availability),
2.
Ketanggapan (responsiveness),
3.
Menyenangkan (convenience) dan
4.
Tepat waktu (time lines).
2.7
Mengukur dan Mengelola Kualitas Layanan
Model kualitas layanan yang paling popular dan hingga kini banyak
yang dijadikan acuan dalam riset manajemen dan pemasaran jasa adalah mode
SERQUAL (singakatan dari service quality) yang dikembangkan oleh
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1994) dalam serangkaian penelitian mereka
terhadap beberapa industri.
Model yang dikenal pula dengan istilah Gap Analysis Model ini
berkaitan erat dengan model kepuasan pelanggan yang didasarkan pada
ancangan diskonfirmasi. Ancangan ini menegaskan bahwa bila kinerja pada
sebuah atribut (attribute performance) lebih besar daripada ekspektasi
(expectations) atas aribut bersangkutan, maka persepsi terhadap kualitas
layanan akan positif dan sebaliknya.
Parasuraman, et al. (1985) mengidentifikasi 10 dimensi pokok layanan;
realibilitas, daya tanggap, kompetensi, akses, kesopanan, komunikasi,
kredibilitas, keamanan, kemampuan memahami pelanggan dan bukti fisik.
44
Sedangkan menurut Garvin (1984) setidaknya ada lima perspektif kualitas
yang berkembang saat ini5:
1. Transcendental approach,
2. Product-based approach,
3. User-based approach,
4. Manufacturing-based approach,
5. Value-based approach.
Kelima macam perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa
kualitas diinterpretasikan secara berbeda oleh masing-masing individu dalam
konteks berlainan6. Pelayanan yang memuaskan merupakan salah satu bentuk
pengharapan konsumen tersebut. Ada 10 faktor dalam service quality, yaitu :
1. Kesiapan sarana jasa (access)
2. Komunikasi harus baik (communication)
3. Karyawan yang terampil (competence)
4. Hubungan baik dengan konsumen (courtesy)
5. Perusahaan dan karyawan harus berorientasi pada konsumen
(credibility)
6. Harus konsisten dan cermat (responsiveness)
7. Cepat tanggap (responsiveness)
8. Keamanan konsumen terjaga (security)
9. Harus bisa dilihat (tangibles)
5
Tjiptono, Fandy. Service Management. ANDI – Yogyakarta. 2008 hal. 93
6
Tjiptono, Fandy. Service Management. ANDI – Yogyakarta. 2008 hal. 77
45
10. Memahami keinginan konsumen (understanding knowing the
costumer)
2.8
Permintaan Layanan
Kendati jarang ada peramalan bisnis yang bisa 100% akurat, aspek ini
merupakan elemen kunci dalam proses perencanaan bisni dan perancangan
strategi pemasaran. Peramalan mencerminkan prediksi atau proyeksi terhadap
sesuatu yang akan terjadi pada kondisi dan situasi tertentu. Perencanaan
menggunakan ramalan atau predisksi untuk membantu para pembuat keputusan
untuk memengaruhi hasil yang akan terjadi melalui berbagai strategi, misalnya
perancangan layanan, strategi penetapan harga, komunikasi pemasaran, dan
seterusnya.
Salah satu unsur peramalan bisnis yang paling penting adalah
peramalan
permintaan.
Pengukuran
permintaan
pasar
membutuhkan
pemahaman mendalam mengenai pasar relevan yang dilayani. Umumnya
perusahaan menggunakan prosedur tiga tahap untuk menyusun ramalan
penjualan produk atau jasanya;
1.
Peramalan lingkungan,
2.
Peramalan proyeksi inflansi
3.
Peramalan penjualan perusahaan.
Download