8 BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Signaling

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Teori Signaling
Teori signaling dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan
untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam (Insiders)
perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih
cepat berkaitan dengan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor
luar.1 Teori sinyal yaitu dengan memberikan suatu sinyal, pihak pemilik
informasi berusaha memberikan informasi yang relevan sehingga dapat
dimanfaatkan oleh pihak penerima.2 Sinyal tersebut berupa informasi
mengenai apa yang telah dilakukan oleh manajemen dalam merealisasikan
keinginan pemilik perusahaan.
Informasi yang lengkap sangat diperlukan oleh investor sebagai
alat analisis untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Informasi
tersebut bisa berupa Good News maupun Bad News. Informasi yang
dipublikasikan akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif
maka diharapkan pengumuman tersebut diterima oleh pasar.3
1
Zaenal Arifin, Teori Keuangan dan Pasar Modal. (Yogyakarta: Ekonisia,2007), hlm 11.
Ulfi, Kartika Oktaviana dan Nanik Wahyuni. “Pengaruh Perubahan Komposisi Jakarta
Islamic Index Terhadap Return Saham”. (Jurnal El-Qudwah, No. 5, Edisi April, Vol 1, 2011), hlm
4.
3
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. (Yogyakarta: BPFE. 2000) Edisi 2,
hlm. 392.
2
8
9
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku
bisnis, karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan
atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan
masa mendatang bagi kelangsungan suatu perusahaan dan bagaimana
besaran efeknya. Oleh karena itu informasi yang lengkap, relevan, akurat,
serta tepat waktu sangat diperlukan oleh investor. Secara garis besar
signaling
theory
erat
kaitannya
dengan
ketersediaan
informasi.
Berdasarkan informasi maka pasar modal dapat dibedakan menjadi:
a) Pasar Modal bentuk lemah (Weak Form) yaitu pasar yang harga-harga
sekuritasnya mencerminkan informasi masa lalu.
b) Pasar Modal bentuk setengah kuat yaitu pasar yang harga-harga
sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan.
c) Pasar Modal bentuk kuat (Strong Form) yaitu pasar yang harga-harga
sekuritasnya mencerminkan secara penuh semua jenis informasi
termasuk informasi privat. 4
2. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Istilah pasar biasanya menggunakan istilah bursa, exchange dan
market. Sementara modal sering menggunakan istilah efek, securities dan
stock.5 Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara
4
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua (Yogyakarta: BPFE.
2000), hlm. 572.
5
Andri Soemitro, Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Edisi Pertama(Jakarta: kencana,
2009), hlm. 109.
10
permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang,
umumnya lebih dari satu tahun.6
Menurut UU No. 8 Pasal 1 Ayat (12) Tahun 1995 pasar modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efekefek tersebut.7
Pasar modal adalah tempat bagi pihak-pihak yang khususnya
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan mendapat
keuntungan yang dapat digunakan sebagai tambahan dana atau untuk
memperkuat modal perusahaan.8
Selanjutnya definisi pasar modal adalah pasar berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam
bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah
ataupun perusahaan swasta.9 Pasar modal bertindak sebagai penghubung
antara para investor dengan perusahaan institusi pemerintah melalui
perdagangan instrumen keuangan jangka panjang, seperti obligasi, saham
dan lainnya.10
6
Muhammad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta: Erlangga, 2006),
hlm. 43.
7
Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal (Bandung: ALFABETA, 2012), hlm. 56.
8
Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal(Bandung: ALFABETA, 2012), hlm. 55.
9
Nor Hadi, Pasar Modal Acuan Teoritis dan Praktisinvestasi di Instrumen Keuangan Pasar
Modal (Yogyakarta: Graha ilmu, 2013), hlm. 10.
10
Rusdin, Pasar Modal Teori-Masalah dan Kebijakan dalam Praktik (Bandung: Alfabeta,
2006), hlm. 7.
11
b. Dasar Hukum Pasar Modal di Indonesia
Demi terlaksananya praktik pasar modal yang sehat sehingga dapat
mendukung perekonomian secara makro, keamanan investasi dan hak
investor, pemerintah menerbitkan peraturan-peraturan antara lain:
1) Keputusan BAPEPAM-LK
2) Keputusan Bursa Efek (BEI)
3) Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 1995 Tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
4) Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
Peraturan.
5) Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
6) Keputusan Menteri Keuangan (yang berkaitan dengan pasar modal).
Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait dengan pasar
modal antara lain:
1) UU No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.
2) UU No.24 Tahun 2002Tentang surat Utang Negara (SUN).
3) UU No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
4) UU No.1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas.
12
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal11
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal adalah:
1) Supply sekuritas. Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang
bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.
2) Demand sekuritas. Faktor ini berarti harus ada anggota masyarakat
yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk digunakan
membeli sekuritas yang ditawarkan.
3) Kondisi politik dan ekonomi. Faktor ini akan mempengaruhi
Supply dan Demand atas sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan
membantu
pertumbuhan
ekonomi
yang
pada
akhirnya
mempengaruhi Supply dan Demand sekuritas.
4) Masalah hukum dan peraturan. Peraturan yang melindungi pemodal
dari investasi yang tidak benar mutlak diperlukan, karena pembeli
sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang
disediakan oleh perusahaan yang menerbitkan sekuritas.
5) Peran
lembaga-lembaga
pendukung
pasar
modal,
seperti
BAPEPAM, bursa efek, akuntan publik, konsultan hukum, lembaga
clearing dan lain-lain, perlu bekerja dengan proporsional dan bisa
diandalkan sehingga kegiatan emisi dan transaksi di bursa efek bisa
berlangsung dengan cepat, efisien dan bisa dipercaya.
11
hlm. 39.
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah (Malang: UIN Maliki Press, 2010),
13
3. Pasar Modal Syariah
a. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah merupakan pasar yang menerapkan prinsipprinsip syariah dalam setiap kegiatan transaksi ekonomi dan tidak
menggunakan sistem dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, spekulasi
dan lain sebagainya.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan
konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga dijalankan
sesuai ketentuan syariah.
Pasar modal syariah diluncurkan secara resmi pada tanggal 14
Maret
2003
bersamaan
dengan
penandatanganan
MOU
antara
BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI).12
b. Instrumen Pasar Modal Syariah
Instrumen-instrumen pasar modal berbasis syariah antara lain:13
1) Saham syariah
Saham adalah surat berharga yang mempresentasikan penyertaan
modal dalam suatu perusahaan (tanda bukti pemilik perusahaan).
Dalam prinsip syariah penyertaan modal tersebut dilakukan pada
perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip syariah, seperti:
bidang perjudian, riba, memproduksi barang-barang yang diharamkan
dan lain sebagainya.
12
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah (Malang: UIN Maliki Press, 2010),
hlm. 46.
13
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah (Jakarta: Sinar Grafika 2011), hlm. 4-8.
14
2) Obligasi Syariah
Obligasi syariah atau dikenal dengan nama sukuk. Sukuk adalah
bukti (claim) kepemilikan.
Sesuai dengan fatwa DSN No. 32/DSN-MUI/IX/2002 Obligasi
syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang yang berdasarkan
pada prinsip syariah dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang
obligasi syariah dengan kewajiban membayarkan bagi hasil/margin
kepada pemegang obligasi syariah serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.14
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang
dapat dipindah tangankan, berisi janji dari pihak yang menerbitkannya
untuk membayarkan bagi hasil pada periode tertentu serta pelunasan
pokok utang pada waktu yang telah ditentukan.
3) Reksadana Syariah
Reksadana syariah adalah tempat yang digunakan untuk
menghimpun dan mengalokasikan dana keseluruh prodak-prodak
syariah, seperti saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic
Index (JII).
Reksa dana merupakan alternatif investasi bagi para investor,
khususnya investor kecil dan investor yang tidak memiliki waktu
maupun keahlian untuk menghitung resiko dalam investasi. Menurut
UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27 bahwa reksa dana
14
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 111.
15
adalah tempat untuk menghimpun dana dari para pemilik modal
(investor) untuk diinvestasikan dalam portofolio efek.
c. Fatwa DSN-MUI tentang Pasar Modal Syariah
Dalam rangka pengembangan pasar modal berbasis syariah di
Indonesia, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) telah menerbitkan fatwa-fatwa yang berkaitan dengan pasar modal
berbasis syariah, yaitu:
1) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
05/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli saham.
2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
20/DSN-MUI/IX/2000 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk
reksa dana syariah.
3) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah..
4) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
40/DSN-MUI/IX/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum
penerapan prinsip syariah di bidang pasar modal.
d. Fungsi Pasar Modal Syariah15
1) Mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
2) Perusahaan dapat meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya.
15
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi. Edisi
Kedua (Yogyakarta: Ekonisia FE-UII, 2003), hlm. 186.
16
3) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kegiatan
bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.
4. Investasi
a. Pengertian Investasi
Istilah investasi berasal dari bahasa latin, yaitu investire yang
artinya memakai.16 Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa
Inggris, yaitu investment. Kata invest yang berarti menanam, sedangkan
dalam bahasa arab ististmar yang mempunyai arti berkembang atau
bertambah jumlahnya.17
Dalam istilah Kamus Pasar Modal dan Keuangan kata investasi
diartikan sebagai penanaman modal atau uang dalam suatu perusahaan
atau proyek untuk memperoleh keuntungan. Sedangkan dalam kamus
lengkap ekonomi, investasi berarti penukaran uang dengan bentukbentuk kekayaan lain seperti saham atau harta tidak bergerak selama
periode tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan atau
pendapatan.
Investasi merupakan salah satu ajaran dan konsep islam yang
memenuhi proses tadrij dan trichotomy pengetahuan tersebut. Dalam hal
ini konsep investasi tidak hanya sebagai pengetahuan tapi juga bernuansa
spiritual karena menggunakan konsep syariah dan merupakan hakikat
16
Abdul Manan,Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Indonesia(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 183.
17
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah (Malang: UIN Maliki Press, 2010),
hlm. 1.
17
dari sebuah ilmu dan amal, oleh karena itu investasi sangat dianjurkan
oleh setiap muslim, seperti dijelaskan dalam Al-qur‟an surat Al-Hasyr:18
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber
dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh
keuntungan dimasa mendatang.18
Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi
pada financial asset dan investasi pada real asset. Investasi di financial
asset dilakukan di pasar modal dan pasar uang, misalnya: saham,
obligasi, warrant, opsi, commercial paper, SBPU (surat berharga pasar
uang) dan lain sebagainya. Sedangkan investasi pada real asset dapat
dilakukan dengan membeli aset produktif seperti perkebunan, pendirian
pabrik dan sebagainya.19
18
Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Menejemen Portofolio. Edisi Pertama
(Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm. 3.
19
Nurul Huda dan Mustofa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah (Jakarta:
Prenada Media Group, 2007), hlm .8.
18
b. Tipe-tipe Investasi
1) Direct Investment
Direct Investment atau investasi langsung adalah mereka yang
memiliki dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara
langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat
dilakukan baik melalui perantara atau berbagai cara lainnya.
2) Indirect Investment
Indirect Investment atau investasi tidak langsung adalah mereka
yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi
dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan
cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi
saja.
c. Tujuan Investasi
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa mendatang.
Mungkin setiap orang akan berpikir bagaimana cara meningkatkan
taraf kehidupannya dari waktu ke waktu, atau hanya sekedar
mempertahankan tingkat pendapatannya sekarang agar tidak bekurang
nilainya dimasa mendatang.
2) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi seseorang
berharap agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya
karena adanya inflasi.
3) Menghemat pajak.
19
d. Prinsip-prinsip Investasi Syariah20
1) Prisip halal.
2) Prinsip mashlahah (manfaat).
3) Prinsip terhindar dari investasi yang terlarang.
4) Haram karena tadlis (penipuan).
5) Haram karena gharar (ketidakpastian).
6) Haram karena riba.
7) Terhindar dari monopoli.
5. Risiko Investasi
Risiko adalah suatu ketidakpastian. Risiko merupakan besarnya
penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan
pengembalian yang dicapai secara nyata. Semakin besar penyimpangannya
berarti semakin besar tingkat risikonya.21
Risiko investasi adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena
perolehan hasil investasi tidak sesuai dengan harapan.22 Risiko adalah
penyimpangan dari return yang diharapkan (expected return) atau risiko
adalah kemungkinan pendapatan yang diterima (actual return) dalam suatu
investasi akan berbeda dengan pendapatan yang diharapkan (expected
20
Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 201-219.
21
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah (Malang: UIN Maliki Press, 2010),
hlm. 106.
22
Makaryanawati, “Pengaruh tingkat likuiditas dan suku bungaPerusahaan Terhadap
Risiko Investasi Saham Yang Terdaftar Pada JII Tahun 2009”(Jurnal:fakultas ekonomi universitas
negeri malang), hlm. 50.
20
return).23 Hampir setiap media investasi memiliki tingkat risiko disamping
tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor.
Oleh karena itu para investor di pasar modal harus dapat menyadari
sungguh-sungguh bahwa secara teoritis setiap investasi yang dilakukan
disamping mengharapkan keuntungan, investor juga harus sadar akan
kemungkinan risiko atau kerugian.
Dalam dunia investasi terdapat hubungan kuat dan positif antara
tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dengan tingkat risiko (risk).
Semakin tinggi potensi keuntungan juga akan diikuti dengan semakin
tingginya tingkat risiko dan sebaliknya semakin rendah potensi keuntungan
akan semakin rendah pula risikonya.24
Risiko yang ada pada pasar modal dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1.) Risiko sistematis, yaitu risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor
makro yang berpengaruh terhadap semua investasi dan tidak dapat
dikurangi atau dihilangkan dengan cara melakukan diversifikasi.
Risiko sitematis antara lain: risiko pasar, tingkat bunga, daya beli,
politik, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing
dan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
2.) Risiko tidak Sistematis, yaitu risiko yang disebabkan oleh faktor
mikro pada investasi tertentu karena kondisi yang unik dari suatu
23
Nurul Huda dan Mustofa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah (Jakarta:
Prenada Media Group, 2007), hlm. 14.
24
Irham Fahmi, Pengantar Menejemen Keuangan Teori dan Soal Jawab (Badung: Alfabeta,
2014),hlm. 359.
21
perusahaan atau industri tertentu. Risiko ini dapat dikurangi dengan
cara melakukan diversifikasi. Risiko yang termasuk dalam kelompok
ini adalah: risiko kegagalan karena kondisi intern perusahaan, risiko
kredit/finansial dan risiko manajemen.
6. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Menurut Joel S. Siegel25 merupakan kenaikan harga secara terusmenerus. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barangbarang secara terus-menerus. Tidak berati bahwa harga-harga berbagai
macam barang naik dengan presentase yang sama, yang terpenting terjadi
kenaikan harga berbagai macam brang secara terus-menerus selama suatu
periode tertentu.26
b. Indikator Inflasi
1) Indeks harga konsumen (IHK) merupakan indikator yang umu
digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK
dari waku ke waktu menunjukkan harga paket barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat. Tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia
biasanya diukur dengan IHK.
2) Indek
harga
perdagangan
besar
merupakan
indikator
yang
menggambarkan pergerakan harga dari komoditi yang diperdagangkan
disuatu daerah.27
25
Irham Fahmi, Analisis Investasi dalam perspektif ekonomi dan politik (Bandung: PT
Refika Aditama, 2006), hlm. 79.
26
Nopirin, Ekonomi Moneter Buku 2, Edisi Pertama (Yogyakarta: BPFE, 2012),hlm. 25.
27
www.bi.co.id (diakses tanggal 12 Desember 2015)
22
c. Jenis Inflasi Menurut Sifatnya28
1) Inflasi Merayap (Creeping Inflation)
Yaitu inflasi yang terjadi secara lambat (kurang dari 10% pertahun),
dengan presentase yang kecil serta dengan jangka waktu yang relatif
lama.
2) Inflasi Menengah (Galloping Inflation)
Yaitu kenaikan harga yang cukup besar, dan kadang-kadang berjalan
dalam waktu yang realtif pendek.
3) Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)
Yaitu inflasi yang paling arah akibatnya, harga-harga naik sampai
100%, serta menimbulkan krisis ekonomi yang berkepanjangan.
e. Dampak Inflasi
1) Inflasi tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat terus
menurun, sehingga standar hidup masyarakat turun dan akhirnya
menjadikan semua orang terutama yang miskin bertambah miskin.
2) Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku
ekonomi dalam mengambil keputusan.
3) Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dari negara tetangga
menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidk kompetitif,
sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.29
28
Nopirin, Ekonomi Moneter Buku 2, Edisi Pertama (Yogyakarta: BPFE, 2012), hlm. 27.
www.bi.co.id (diakses tanggal 12 Desember 2015).
29
23
7. Profitabilitas
a. Pengertian Rasio Profitabilitas
Tujuan dari suatu perusahaan adalah memperoleh laba atau
keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal yang lainnya. Dengan
memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditarjetkan,
perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan,
meningkatkan mutu prodak dan melakukan investasi baru.30
Rasio yang mengukur tingkat efektivitas menejemen secara
keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan
yang diperoleh dari investasi maupun penjualan. Semakin baik rasio
profitabilitas semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan.31
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun
pihak luar adalah:
1) Untuk menghitung atau mengukur laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu.
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
30
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.
196.
31
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan-Teori dan Soal Jawaban (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm. 80.
24
4) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri maupun modal pinjaman.
Sementara manfaat yang dapat diperoleh anatara lain:
1) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
2) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
3) Mengetahui besarnya laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode.
4) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri maupun modal pinjaman.
b. Return on equity (ROE)
Rasio return on equity (ROE) atau disebut juga perputaran total
aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian bersih
yang diperoleh perusahaan atas modal yang diinvestasikan atau rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Adapun rusmus return on equity adalah:32
8. Rasio Likuiditas
a. Pengertian Rasio Likuiditas
Modal didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili kepentingan
pemilik dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku, modal
didefinisikan sebagai kekayaan bersih (net worth) yaitu selisih antara
32
Syamsuddin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 74
25
nilai buku dari aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban
(liabilities).33
Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban pendeknya secara tepat waktu
(short term liquidity). Contohnya: membayar listrik, gaji karyawan, air
PDAM dan sebagainya.34
Semakin tinggi angka rasio likuiditas akan semakin baik bagi
investor. Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tinggi akan diminati
para investor dan akan berimbas pula pada harga saham yang cenderung
akan naik karena tingginya permintaan. Kenaikan harga saham ini
mengindikasikan meningkatnya kinerja perusahaan dan hal ini juga akan
berdampak kepada investor karena mereka akan memperoleh tingkat
pengembalian yang tinggi dari investasinya.
b. Current Ratio
Rasio lancar (current ratio) adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang jangka pendek.35
Dengan kata lain current ratio ialah membandingkan antara total aktiva
lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities).
Current asset atau aktiva lancar merupakan pos-pos yang berumur satu
tahun atau kurang, sedangkan current liabilities merupakan kewajiban
33
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah (Jakarta: Alfabeta, 2002),
hlm.157.
34
Irham Fahmi,Pengantar menejemen keuangan-teori dan soal jawaban (Bandung:
ALFABETA, 2014), hlm. 65.
35
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), hlm.111.
26
pembayaran dalam satu tahun.36 Adapun rumus dari current ratio
adalah:37
Kondisi perusahaan yang memiliki rasio lancar yang baik dianggap
sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika rasio lancar terlalu
tinggi malah dianggap tidak baik, karena dapat mengindikasikan:
1) Penimbunan kas
2) Banyaknya piutang yang tidak terlunasi
3) Rendahnya pinjaman jangka pendek
4) Penumpukan persediaan
Perusahaan yang memiliki rasio lancar tinggi dianggap baik,
bahkan bagi para investor menganggap bahwa perusahaan tersebut
berada dalam keadaan yang kuat, akan tetapi pemegang saham
berpendapat keadaan tersebut tidak baik karena perusahaan tidak
mendayagunakan rasio lancar dengan baik dan efektif. Sebaliknya rasio
lancar yang rendah relatif lebih rsikan, akan tetapi menunjukkan bahwa
menejemen telah mengoperasikan rasio lancarnya secara efektif. Saldo
kas dibuat minimum sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perputaran
piutang serta persediaan diusahakan maksimum.
36
Irham Fahmi. Analisis laporan keuangan (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.121.
Syamsuddin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 74.
37
27
Alasan digunakannya rasio lancar (current ratio) sebagai ukuran
likuiditas adalah kemampuannya dalam mengukur:38
1) Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah aset
lancar terhadap kewajiban lancar, makin besar keyakinan bahwa
kewajiban lancar akan terpenuhi.
2) Penyangga kerugian. Makin besar penyangga makin kecil resikonya.
Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk
menutup penurunan nilai aset lancar non-kas pada saat dilepas
(dilikuiditasi).
3) Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan tingkat ukuran
keamanan terhadap ketidakpastian atas arus kas atau kondisi
perusahaan, seperti pemogokan karyawan.
Tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari penggunaan rasio
likuiditas:39
1) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang
ada dengan modal perusahaan.
2) Untuk mengukur seberapa besar uang akas yang tersedia dalam
melunasi hutang-hutangnya.
3) Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan
kas dan hutang.
38
Subramanyam dan John J Wild, Analisis laporan keuangan. Edisi Kesepuluh (Jakarta:
salemba empat, 2010), hlm. 243-244.
39
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.
132.
28
4) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke
waktu.
5) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutanghutang jangka pendek secara keseluruhan.
6) Menjadi alat pemicu bagi pihak menejemen untuk memperbaiki
kinerjanya.
9. Rasio Solvabilitas
a. Pengertian Rasio Solvabilitas
Dana diperlukan perusahaan agar dapat beroperasi sebagaimana
mestinya, dan dana tersebut dibutukan untuk menutupi sebagian atau
seluruh dari biaya yang diperlukan baik jangka pendek ataupun jangka
panjang. Dana juga diperlukan untuk melakukan ekspansi atau perluasan
usaha (investasi baru).40
Pemilihan sumber dana terhantung dari kebutuhan, tujuan,
kemampuan dan kemampuan perusahaan tentunya. Sumber-sumber dana
dapat diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman (bank atau lembaga
keuangan lainnya). Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, misalnya penggunaan modal sendiri
memiliki kelebihan modah diperoleh, beban pengembalian relatif lama
serta tidak adanya beban membayar angsuran serta bunga. Sebaliknya,
kekurangan dari penggunaan modal sendiri adalah jumlahnya yang relatif
terbatas (terutama saat dibutuhkan dalam jumlah besar).
40
Kasmir,Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 150.
29
Rasio solvabilitas atau leverage adalah rasio untuk mengukur
seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Penggunaan hutang
yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena akan masuk
dalam katagori hutang ekstrim (extreme leverage) yaitu perusahaan
terjebak dalam hutang yang terlalu tinggi sehingga sulit untuk
melepaskan beban hutang tersebut.41
b. Debt Ratio atau Debt to Total Aset
Debt ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang
perusahaan. Rasio ini dihitung dengan rumus:42
Suatu perusahaan dikatakan solvable berarti perusahaan tersebut
memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup untuk membayar hutanghutangnya. Debt ratio menekankan pentingnya pendanaan hutang jangka
panjang dengan jalan menunjukkan aktiva perusahaan yang didukung
oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat
kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor. Nilai rasio
yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa
ketidakmampuan perusahaan membayar semua kewajibannya. Dari pihak
pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran
41
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan-Teori dan Soal Jawaban (Bandung:
ALFABETA, 2014), hlm. 72.
42
Syamsuddin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 74
30
bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran
dividen.43
10. Ukuran Perusahaan
a) Pengertian Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan
besar atau kecilnya usaha dari perusahaan. Ukuran Perusahaan yaitu
perusahaan yang berskala besar pada umumnya lebih mudah memperoleh
hutang dibandingkan dari perusahaaan kecil karena terkait dengan tingkat
kepercayaan kreditur pada perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan
besar juga cenderung lebih terdiversifikasi dan lebih tahan terhadap
risiko kebangkrutan. Rasio leverage berhubungan positif dengan ukuran
perusahaan. Perusahaan besar mempunyai rasio leverage yang tinggi,
sedangkan yang sedang tumbuh mempunyai rasio leverage yang
rendah.44
Sebuah perusahaan besar memiliki total aset yang besar. Dalam
setiap operasional sebuah perusahaan, perusahaan yang besar memiliki
banyak kebutuhan dana yang perlu dialirkan untuk menunjang
operasionalnya. Semakin besar perusahaan, semakin besar dana ekstern
yang dibutuhkan. Sebaliknya, semakin kecil perusahaan semakin sedikit
dana ekstern yang dibutuhkan perusahaan. Ukuran perusahaan dapat
diukur dengan total aktiva perusahaan, asumsi yang mendasar adalah
43
Nucifera Julduha dan indra Kusumawardha “pengaruh NPM, CR, DR dan Tingkat suku
bunga terhadapbeta saham syariah yang terdaftar di JII” (Jurnal:Buletin Studi Ekonomi, No. 2,
Agustus, Vol. XVIII, 2013)
44
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syariyyah Modern, (Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET, 2011), hlm. 316
31
bahwa investor akan membaca atau menggunakan laporan keuangan
perusahaan untuk pertimbangan keputusan investasi dalam saham
perusahaan.
SIZE = LOG (Total Asset)45
B. Tinjauan Pustaka
Suatu penelitian membutuhkan banyak masukan dari beberapa penelitian
terdahulu ataupun jurnal untuk mempermudah arahan dari suatu penelitian.
Masukan tersebut dapat berupa teori maupun pendapat dari peneliti yang telah
teruji penelitiannya untuk mendukung pendefisinian suatu istilah yang
digunakan, juga dukungan atau penguatan alat analisis yang digunakan para
peneliti terdahulu.
Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Tita Deswira
dengan judul penelitian “Pengaruh likuiditas, struktur modal dan ukuran
perusahaan terhadap risiko investasi saham yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII)”. Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Kausatif adalah
penelitian dengan menggunakan karakteristik masalah berupa hubungan sebab
akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menguji hubungan antara
variabel independen (X) dengan variable dependen (Y). Pemilihan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Variabel bebas terdiri dari:
likuiditas, struktur modal dan ukuran perusahaan. Variabel terikat: risiko
investasi. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa analisis hipotesis pertama
menunjukkan H1 ditolak, artinya bahwa likuiditas perusahaan tidak memiliki
45
Tita Deswira, “Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Risiko Investasi Saham Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index”, skripsi (Padang: Universitas
Negeri Padang, 2013).
32
pengaruh yang signifikan terhadap resiko investasi saham. Hasil analisis
hipotesis kedua menunjukkan H2 ditolak, artinya struktur modal tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap resiko investasi saham. Hasil analisi hipotesis
ketiga menunjukkan H3 ditolak, artinya adalah bahwa ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap resiko investasi saham. Perbedaan
penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah penelitian kali ini
variabel bebas yang digunakan terdapat rasio profitabilitas dan tahun
penelitiannya dilakukan tahun 2011-2014.46
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ida Roza dengan judul
penelitian “pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas terhadap risiko
investasi saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2008-2011”.
Variabel bebas terdiri dari: suku bunga dan likuiditas dan variabel terikat:
risiko investasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numeric
(angka). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode
dokumentasi atas data sekunder. Pengujian hipotesis: uji asumsi klasik: uji
normalitas, uji autokolerasi, uji multikoloeneritas, uji heteroskidatisitas dan
pengujian hipotesis: uji f, uji t dan uji R2. Hasil pelitiannya variabel tingkat
suku bunga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai signifikan uji t sebesar 0.017, dimana angka ini
berada dibawah level of significance yang digunakan yaitu 5% (0,015).
Sedangkan secara bersama-sama tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas
46
Tita Deswira, “Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Risiko Investasi Saham Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index”, skripsi (Padang: Universitas
Negeri Padang, 2013).
33
berpengaruh terhadap risiko investasi, hal ini terbukti dengan nilai f-hitung
4.894 dengan nilai signifikansi 0,013 lebih kecil dari 0,05. Perbedaan
penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah penelitian kali ini
variabel bebas yang digunakan terdapat rasio solvabilitas, rasio profitabilitas
dan ukuran perusahaan serta tahun penelitiannya dilakukan tahun 2011-2014.47
Penelitian yang dilakukan oleh Nailatun Ni‟mah dengan judul penelitian
“Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Likuiditas, Profitabilitas dan
Leverage Perusahaan Terhadap Risiko Investasi Saham yang Masuk Dalam
Dafter Efek Syariah”. Variabel bebas terdiri dari: suku bunga, likuiditas,
profitabilitas, leverage dan variabel terikat: resiko investasi. Data yang
digunakan
adalah
data
kuantitatif
(data
yang
diukur
dalam
skala
numeric/angka). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi atas data sekunder. Pengujian hipotesis, uji asumsi klasik: uji
normalitas, uji autokolerasi, uji multikoloeneritas, uji heteroskidatisitas dan
pengujian hipotesis: uji f, uji t dan uji R2. Dengan hasil penelitian bahwa suku
bunga dan leverage berpengaruh negatif terhadap risiko investasi, sedangkan
tingkat likuiditas dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko
investasi. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah
penelitian kali ini variabel bebas yang digunakan terdapat ukuran perusahaan
dan tahun penelitiannya dilakukan tahun 2011-2014.48
47
Ida Roza, „‟Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Risiko
Investasi Saham Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2011, skripsi , (Semarang:
IAIN Walisongo, 2012).
48
Nailatun Ni‟mah, “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Likuiditas,
Profitabilitas dan Leverage Perusahaan Terhadap Resiko Investasi Saham yang Masuk Dalam
Dafter Efek Syariah”, skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga).
34
Penelitian yang dilakukan oleh Restian David Pambudi dengan judul
penelitian “Analisis Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap Risiko
Investasi Saham (Studi Pada Perusahaan Non-Lembaga Keuangan Yang
Terdaftar di BEJ Tahun 2001-2004)”. Pengambilan sampling berdasarkan pada
sampel yang memenuhi kriteria sampel yang ditentukan (judgement)
berdasarkan metode puposive random sampling. Populasi yang diamati dalam
penelitian ini adalah perusahaan non-lembaga keuangan yang terdaftar di BEJ
dalam periode 2001-2004 yaitu sebesar 279 perusahaan. Uji analisis terdiri
dari, uji asumsi klasik: uji normalitas, uji autokolerasi, uji multikoloeneritas, uji
heteroskidatisitas dan hipotesis: uji T, uji F dan uji R2. Hasil Penelitian secara
simultan variabel inflasi, kurs, suku bunga SBI (variabel makro) dan dividend
payout, likuiditas, financial leverage (variabel mikro) pada pengujian gabungan
berpengaruh secara signifikan terhadap beta saham pada kriteria signifikansi
5% dengan nilai Adj.R Square sebesar (0,662) yang menunjukan bahwa 66,2%
dari beta saham dapat dijelaskan oleh variabel gabungan makro dan mikro.
Secara simultan variabel inflasi, kurs, suku bunga SBI (variabel makro) pada
pengujian terpisah berpengaruh secara signifikan terhadap beta saham pada
kriteria signifikansi 5%. Dengan nilai Adj.R Square sebesar (0,669) yang
menunjukan bahwa 66,9% dari beta saham dapat dijelaskan oleh variabel
makro. Secara simultan variabel dividend payout, likuiditas, financial leverage
(variabel makro) pada pengujian terpisah tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap beta saham pada kriteria signifikansi 5%.dengan nilai Adj.R Square
sebesar (0,004) atau 0,4% dari variabel mikro dapat menjelaskan beta saham.
35
Secara persial variabel makro yaitu: inflasi (berpengaruh positif), kurs
(berpengaruh negatif), dan suku bunga SBI (berpengaruh positif) secara
signifikan, sedangkan variabel mikro yaitu dividend payout (berpengaruh
negatif), likuiditas (berpengaruh positif) dan financial leverage (berpengaruh
negatif) tidak secara signifikan terhadap beta saham pada kriteria signifikansi
5%. Berdasarkan nilai signifikansi uji t, urutan faktor dari yang paling tinggi,
yaitu SBI, kurs, inflasi, likuiditas, dividend payout, leverage dengan nilai
berturut-turut sebesar (11,315), (-9,718), (9,208), (0,765), (-2,208). Perbedaan
penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah penelitian kali ini
variabel bebas yang digunakan terdapat rasio profitabilitas dan ukuran
perusahaan dan tahun penelitiannya dilakukan tahun 2011-2014.49
49
Restian David Pambudi, “Analisis Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap
Resiko Investasi Saham”, skripsi, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret).
36
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Penelitian
Variabel yang digunakan
Uji Analisis
1.
“ Analisis Pengaruh
Faktor Makro dan
Mikro Ekonomi
Terhadap Risiko
Investasi Saham
Perusahaan Food and
Beverage di BEJ”.50
Variabel bebas:
Ujiasumsi klasik:
Suku bunga, Inflasi,
Nilai kurs dan Struktur
modal.
Uji Normalitas
Variabel terikat:
Uji Multikoloeneritas
Risiko investasi.
Uji Heteroskidatisitas
Variabel bebas:
Ujiasumsi klasik:
Yoshica
Arienda.
Skripsi:
Universitas
Andalas,
Padang, 2008.
2.
Bambang
Sudiyatno dan
50
”Peran Beberapa
Indikator Ekonomi
Inflasi, Kurs,
Uji Autokolerasi
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
Tingkat suku bunga,
inflasi dan nilai kurs
berpengaruh negatif
terhadap risiko investasi
saham, sedangkan
struktur modal
berpengaruh positif
terhadap risiko investasi
saham.
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
ini variabel bebas
yang digunakan
yaitu rasio likuiditas,
rasio profitabilitas
dan ukuran
perusahaan dan
tahun penelitiannya
dilakukan tahun
2011-2014.
Bahwa variabel inflasi,
kurs dan pertumbuhan
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
Yoshica Arienda. “Analisis Pengaruh Faktor Makro dan Mikro Ekonomi Terhadap Risiko Investasi Saham Perusahaan Food and Beverage di BEJ”.Skripsi
(Padang: Universitas Andalas, 2008).
37
No Peneliti
Cahyani
Nuswandhari.
Jurnal:
Dinamika
Keuangan dan
Perbankan,
no.1, Maret,
2009.
3.
Makaryanawati
dan Misbachul
Ulum.
Jurnal:
51
Judul Penelitian
Variabel yang digunakan
Uji Analisis
Dalam Mempengaruhi
Risiko Sistematis
Perusahaan Manufactur
di Bursa Efek Indonesia
Periode 2003-2008”.51
Pertumbuhan Ekonomi
dan Suku Bunga.
Uji Normalitas
“Pengaruh Suku Bunga
dan Likuiditas
Perusahaan Terhadap
Risiko Investasi Saham
Variabel terikat:
Risiko Sistematis
Uji Autokolerasi
Uji Multikoloeneritas
Uji Heteroskidatisitas
Variabel bebas:
Ujiasumsi klasik:
Suku bunga dan
Likuiditas.
Uji Normalitas
Uji Autokolerasi
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
ekonomi berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap risiko sistematis
pada level signifikan
<1%. Sedangkan tingkat
suku bunga berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap risiko sistematis
pada level signifikan
>1%.
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
ini variabel bebas
yang digunakan
yaitu rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio
profitabilitas dan
ukuran perusahaan
dan tahun
penelitiannya
dilakukan tahun
2011-2014.
Suku bunga yang
ditunjukan oleh tingkat
suku bunga SBI sebagai
tingkat kenaikan bunga
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
Bambang Sudiyatno dan Cahyani Nuswandhari, “Peran Beberapa Indikator Ekonomi Dalam Mempengaruhi Risiko Sistematis Perusahaan Manufactur di
Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2008”( Jurnal: Dinamika Keuangan dan Perbankan, no.1, Maret, 2009).
38
No Peneliti
Ekonomi
Bisnis, No. 1,
Maret, 2009.
Judul Penelitian
Variabel yang digunakan
Uji Analisis
Yang Terdaftar Pada JII
tahun Tahun 2009”.52
Variabel terikat:
Uji Multikoloeneritas
Risiko Investasi.
Uji Heteroskidatisitas
Hipotesis: Uji T, Uji
F dan Uji R2
4.
“Pengaruh Tingkat
Variabel bebas:
Ujiasumsi klasik:
Inflasi dan Rasio
Jurnal telaah
Tingkat Inflasi dan Rasio Uji Normalitas
Likuiditas Terhadap
dan riset
Risiko Saham Syariah”53 Likuiditas.
Uji Autokolerasi
akuntansi. No.1,
Variabel terikat:
vol. III, Januari,
Uji Multikoloeneritas
2010
Risiko Saham
Uji Heteroskidatisitas
Suparno.
52
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
bebas risiko berpengaruh
signifikan terhadap risiko
investasi, sedangkan
tingkat likuiditas
perusahaan yang
ditunjukan oleh rasio
lancar tidak berpengaruh
signifikan terhadap risiko
investasi
ini variabel bebas
yang digunakan
terdapat inflasi,
rasio leverage, rasio
profitabilitas dan
ukuran perusahaan
dan tahun
penelitiannya
dilakukan tahun
2011-2014.
Inflasi dan rasio likuiditas
secara parsial
berpengaruh terhadap
resiko saham syariah.
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
ini variabel bebas
yang digunakan
terdapat rasio
leverage, rasio
Makaryanawati dan Misbachul Ulum, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan Terhadap Risiko Investasi Saham Yang Terdaftar
Pada JII Tahun 2009’’(Jurnal: Ekonomi Bisnis, No. 1, Maret, 2009).
53
Suparno, “Pengaruh Tingkat Inflasi dan Rasio Likuiditas Terhadap Risiko Saham Syariah”. (Jurnal telaah dan riset akuntansi. No.1, vol. III, Januari, 2010).
39
No Peneliti
Judul Penelitian
Variabel yang digunakan
Uji Analisis
Hasil Penelitian
Pengujian hipotesis:
profitabilitas dan
ukuran perusahaan,
dan tahun
penelitiannya
dilakukan tahun
2011-2014.
Uji T, Uji F dan Uji
R2 .
5.
Sadeli.
Jurnal
Administrasi
Bisnis, No.2,
vol. VI, Januari,
2010.
“Analsisi Pengaruh
Variabel Fundamental
Mikro-Makro Terhadap
Risiko Saham”54
Variabel bebas:
Ujiasumsi klasik:
Price Book Value,
Laverage, Total Asset,
PER, Activity, Inflasi,
Kurs dan Suku bunga.
Uji Normalitas
Variabel terikat:
Uji Heteroskidatisitas
Risiko Investasi
54
Uji Autokolerasi
Uji Multikoloeneritas
Perbedaan Penelitian
Bahwa variable Price
Book Value, Leverage,
Total asset, activity, Price
Earning ratio dan inflasi
berpegaruh terhadap beta
saham. Sedangkan suku
bunga dan kurs tidak
berpengaruh signifikan
terhadap beta saham
Sadeli “Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Mikro-Makro Terhadap Resiko Saham”. (Jurnal Adm. Bisnis, No.2, Januari, VI, 2010).
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
ini variabel bebas
yang digunakan
yaitu rasio likuiditas,
dan ukuran
perusahaan, dan
tahun penelitiannya
dilakukan tahun
2011-2014.
40
No Peneliti
Judul Penelitian
Variabel yang digunakan
Uji Analisis
6.
“Return Saham, Inflasi
dan Struktur
Kepemilikan Terhadap
Risiko Investasi” 55
Variabel bebas:
Uji Normalitas
Return Saham, Inflasi,
Struktur Kepemilikan.
Uji Linieritas
Siti Chomariah,
Julenah dan M.
Chudhori.
Jurnal
akuntansi, No.3,
vol. XV,
September,
2011.
7.
Elisa Marisa
dan Dian Indu
55
Variabel terikat:
Risiko Investasi.
“pengaruh tingkat suku
bunga dan likuiditas
Variabel bebas:
Suku Bunga dan
Uji Multikolieritas
Uji Autokolerasi
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
Bahwa variabel return
saham, inflasi dan
struktur kepemilikan
modal secara simultan
berpengaruh terhadap
risiko investasi.
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
ini variabel bebas
yang digunakan
yaitu rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio
profitabilitas dan
ukuran perusahaan
dan tahun
penelitiannya
dilakukan tahun
2011-2014.
Uji Heteroskidasitas
Sedangkan secara parsial
return saham berpengaruh
positif terhadap risiko
investasi, inflasi tidak
berpengaruh terhadap
resiko investasi, dan
struktur kepemilikan
modal tidak berpengaruh
terhadap resiko investasi.
Ujiasumsi klasik:
Suku bunga berpengaruh
signifikan terhadap risiko
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
Siti chomariah, Julenah dan M. Chudhori, “return saham, inflasi dan struktur kepemilikan terhadap risiko investasi.” (Jurnal akuntansi, No.3, XV), hlm. 376-
391.
41
No Peneliti
Dewi.
Jurnal
akuntansi, No.1,
vol. I, 2012.
Judul Penelitian
Variabel yang digunakan
Uji Analisis
perusahaan terhadap
risiko investasi”.56
Likuiditas
Uji Normalitas
Variabel terikat:
Uji Autokolerasi
Risiko Investasi.
Uji Multikoloeneritas
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
investasi saham,
sedangkan likuiditas
berpengaruh signifikan
terhadap risiko investasi
saham
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
ini variabel bebas
yang digunakan
terdapat inflasi,
rasio leverage, rasio
profitabilitas dan
ukuran perusahaan
dan tahun
penelitiannya
dilakukan tahun
2011-2014.
Bahwa secara simultan
variabel Fundamental
(AS,CR,ROE,DER dan
EPS) dan variabel
ekonomi makro (inflasi
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
penelitian terdahulu
adalah tahun
penelitiannya
Uji Heteroskidatisitas
Hipotesis: Uji T, Uji
F dan Uji R2
8.
Vina Rahmatika “Pengaruh Faktor
Coryaina.
Fundamental
Perusahaan dan
Skripsi: UIN
Ekonomi Makro
Sunan Kalijaga,
Terhadap Risiko
Yogyakarta,
56
Variabel bebas:
Uji asumsi klasik:
Asset size,Current ratio,
Return on equity, Debt
equity ratio, Earning per
Uji Normalitas
Uji Autokolerasi
Uji
Elisa Marisa dan Dian Indudewi,“Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan Terhadap Risiko Investasi Saham” ( Jurnal akuntansi,
No.1, I, 2012).
42
No Peneliti
2013.
9.
Nor Isnaini dan
Nunung
Ghoniyah.
Media ekonomi
dan menejemen,
57
Judul Penelitian
Variabel yang digunakan
Uji Analisis
Investasi Saham
Syariah”57
share, Inflasi dan Kurs.
Multikoloeneritas
Variabel terikat:
Uji Heterokidatisitas
Risiko investasi.
Uji goodnes of fit:
Uji F, Uji T dan Uji
R2
Variabel bebas:
Uji Normalitas
Tingkat inflasi, Tingkat
suku bunga SBI, Nilai
tukar valas dan Struktur
Uji Linieritas
“Analisis Risiko
Investasi Saham Pada
Perusahaan yang Go
Publik di Jakarta
Islamic”58
Uji Multikolieritas
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
dan kurs) berpengaruh
positif terhadap risiko
investasi (beta)saham.
Dan secara parsial
variabel fundamental
tidak berpengaruh
terhadap risiko investasi
(beta) saham, sedangkan
variabel ekonomi makro
berpengaruh positif
terhadap risiko investasi
(beta) saham.
dilakukan tahun
2011-2014.
Bahwa inflasi dan tingkat
suku bunga SBI
berpengaruh negatif
signifikan terhadap risiko
investasi saham,
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
ini variabel bebas
Vina Rahmatika Coryaina, “Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan dan Ekonomi Makro Terhadap Risiko Investasi Saham Syariah”, Skripsi
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013)
58
Nor Isnaini dan Nunung Ghoniyah, “Analisis Risiko Investasi Saham Pada Perusahaan yang Go Publik di Jakarta Islamic index”. (Media ekonomi dan
menejemen, No.2, Juli, XXVIII, 2013).
43
No Peneliti
Judul Penelitian
No.2, vol.
XXXVIII, Juli,
2013.
Variabel yang digunakan
Uji Analisis
modal.
Uji Autokolerasi
Variabel terikat:
Uji Heteroskidasitas
Risiko investasi.
Pengujian hipotesis:
Uji T, UjI F dan Uji
R2
10. Ni Putu Ayu
Dewi Yanti dan
Ni Ketut
Rasmini.
Jurnal
Akuntansi,
No.3, vol. VIII,
2014.
59
“Analisi Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Risiko Investasi Saham
Pada Perusahaan
Telekomunikasi”59
Variabel bebas:
Uji asumsi klasik
Bunga deposito, kurs,
Struktur modal,
Operating leverage dan
Likuiditas.
Analisis regresi linier
berganda.
Variabel terikat:
Risiko investasi.
Uji goodness of fit
(Uji F, Uji T dan Uji
R2 )
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
perubahan nilai tukar
rupiah berpengaruh
positif signifikan terhadap
risiko investasi, dan Debt
to equity ratio
berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap risiko
investasi saham
yang digunakan
yaitu rasio likuiditas,
rasio profitabilitas
dan ukuran
perusahaan dan
tahun penelitiannya
dilakukan tahun
2011-2014.
Bahwa bunga deposito,
nilai kurs dan struktur
modal berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap risiko investasi.
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
ini variabel bebas
yang digunakan
terdapat inflais.
Profitabilitas
danukuran
perusahaan dan
tahun penelitiannya
Sedangkan variabel
operating leverage
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap risiko
investasi saham, dan
Ni Putu Ayu Dewi Yanti dan Ni Ketut Rasmini, “Analisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Investasi Saham PadaPerusahaan Telekomunikasi”. (
Jurnal Akuntansi, No.3, vol. VIII, 2014), hlm. 569-583.
44
No Peneliti
11. Nining
Setyowati Dwi
Andayani.
Jurnal Ekonomi
Judul Penelitian
“Pengaruh Variabel
Internal dan Eksternal
Perusahaan Terhadap
Risiko Sistematis Saham
Pada Kondisi Pasar
yang Berbeda (Studi
Pada Saham-Saham LQ
45 di Bursa Efek
Jakarta)”.60
Variabel yang digunakan
Variabel bebas:
Uji Analisis
Ujiasumsi klasik:
CR, QR, TATO, DER,
Uji Normalitas
ROE, PER, PBV, Inflasi,
Uji Autokolerasi
SBI, NPM, ROI dan
Kurs.
Uji Multikoloeneritas
Variabel terikat:
Uji Heteroskidatisitas
Risiko Sistematis.
Hipotesis:
Uji T, Uji F dan Uji
R2
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
likuiditas perusahaan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap risiko
investasi.
dilakukan tahun
2011-2014.
Bahwa variabel CR, QR,
TATO, DER, ROE, PER,
PBV, Inflasi dan SBI
tidak berpengaruh
terhadap risiko sistematis,
sedangkan NPM, ROI dan
Kurs berpengaruh
terhadap risiko sistematis.
Perbedaan penelitian
sekarang dengan
penelitian terdahulu
adalah penelitian kali
ini variabel bebas
yang digunakan
terdapat ukuran
perusahaan, dan
tahun penelitiannya
dilakukan tahun
2011-2014.
Sumber: jurnal yang relevan dengan penelitian.
60
Nining Setyowati Dwi Andayani. “Pengaruh Variabel Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Risiko Sistematis Saham Pada Kondisi Pasar yang
Berbeda (Studi Pada Saham-SahamLQ 45 di BursaEfek Jakarta).” Jurnal Ekonomi
45
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka dan tujuan penelitian maka kerangka
pemikiran dengan variabel inflasi, return on equity, current ratio, debt ratio
dan ukuran perusahaan terhadap risiko investasi,dapat dilihat pada gambar 1.1
di bawah ini:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Inflasi
(X1)
H1
Return On Equity
(X2)
Curren Ratio
(X3)
H2
Risiko Investasi Saham
(Y)
H3
H4
Debt Ratio
(X4)
H5
Ukuran Perusahaan
(X5)
H6
Sumber: data diolah oleh peneliti
1) Hubungan Inflasi dengan Risiko Investasi
Inflasi yang tinggi akan menyebabkan penurunan harga saham
sebagai akibat kenaikan harga barang, secara umum kondisi ini
46
mempengaruhi biaya produksi dan harga jual kembali yang semakin
tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat.
Hal ini akan mempengaruhi keuntungan perusahaan dan
akhirnya berpengaruh pada harga saham yang mengalami penurunan.
Akibat dari penurunan harga saham secara otomatis juga akan
mempengaruhi return saham yang semakin kecil.
2) Hubungan Return On Equity dengan Risiko Investasi
Pada kondisi perekonomian seperti saat ini, risiko meningkat
tanpa diikuti kenaikan keuntungan yang proporsional. Banyak sekali
faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Sehingga investor
harus benar-benar teliti dalam memilih perusahaan mana yang akan
dipilih untuk berinvestasi.
Tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba
atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal yang lainnya.61
Semakin baik rasio profitabilitas semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan.62
Rasio return on equity (ROE) atau disebut juga perputaran total
aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian
bersih yang diperoleh perusahaan atas modal yang diinvestasikan.
61
Kasmir, Analisis laporan keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008), hlm.196.
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan-Teori dan Soal Jawaban (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm. 80.
62
47
3) Hubungan Current Ratio dengan Risiko Investasi
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban financial atau hutang jangka pendeknya yang harus segera
dipenuhi.
Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan risiko
investasi. Jika rasio likuiditas tinggi maka perusahaan akan semakin
diminati investor. Hal ini akan berdampak pada kenaikan harga saham
dan risiko investasi menjadi tinggi. Sebaliknya, jika rasio likuiditas
rendah, maka perusahaan kurang diminati investor. Karena hal ini
akan berdampak padapenurunan harga saham perusahaan dan risiko
investasi menjadi rendah.
4) Hubungan Debt Ratio dengan Risiko Investasi
Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki
berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana
diperlukan agar perusahaan dapat beroperasi sebagaimana mestinya,
serta untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha.63 Pemilihan
sumber dana tergantung dari kebutuhan, tujuan dan kemampuan
perusahaan tentunya.
Rasio solvabilitas bertujuan untuk mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai oleh hutang. Penggunaan hutang yang terlalu
tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan
63
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.
150.
48
terjebak dalam hutang yang terlalu tinggi sehingga sulit untuk
melepaskan beban hutang tersebut.64
Suatu perusahaan dikatakan solvable berarti perusahaan tersebut
memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup untuk membayar hutanghutangnya. Nilai rasio yang tinggi bagi pemegang saham akan
mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi.65
5) Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Risiko Investasi
Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan bahwa perusahaan
mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif
dan nilai perusahaan akan meningkat.
Perusahaan besar mempunyai pengendalian dan tingkat daya
saing yang tinggi dibandingkan perusahaan kecil sehingga bisa
digunakan untuk perlindungan risiko ekonomis.
6) Hubungan Risiko dengan investasi
Hampir setiap media investasi memiliki tingkat risiko disamping
tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor. Oleh karena itu para
investor di pasar modal harus dapat menyadari sungguh-sungguh
bahwa secara teoritis setiap investasi yang dilakukan disamping
mengharapkan
keuntungan,
investor
juga
harus
sadar
akan
kemungkinan risiko atau kerugian
64
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan-Teori dan Soal Jawaban (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm. 72.
65
Nucifera Julduha dan indra Kusumawardha, Pengaruh NPM, CR, DR dan Tingkat suku
bunga terhadapbeta saham syariah yang terdaftar di JII (Jurnal: Buletin Studi Ekonomi, No. 2,
Agustus, XVIII, 2013).
49
Semakin tinggi potensi keuntungan juga akan diikuti dengan
semakin tingginya tingkat risiko dan sebaliknya semakin rendah
potensi keuntungan akan semakin rendah pula risikonya (High Return
High Risk dan Low Return Low Risk).
D. Hipotesis
Penelitian ini menggunakan dua macam rumusan hipotesis, yaitu secara
parsial dan secara simultan. Rumusan hipotesis secara parsial adalah menguji
pengaruh variabel independen (X) secara individu terhadap variabel dependen
(Y). Rumusan hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut :
H01 = inflasi (X1) tidak berpengaruh terhadap risiko investasi saham (Y).
Ha1 = inflasi (X1) berpengaruh terhadap risiko investasi saham (Y).
H02 = Return on equity (X2) tidak berpengaruh terhadap risiko investasi saham
(Y).
Ha2 = Return on equity (X2) berpengaruh terhadap risiko investasi saham (Y).
H03=Current ratio (X3) tidak berpengaruh terhadap risiko investasi saham (Y).
Ha3 = Current ratio (X3) berpengaruh terhadap risiko investasi saham (Y).
H04= Debt ratio (X4) tidak berpengaruh terhadap resiko investasi saham (Y).
Ha4= Debt ratio (X4) berpengaruh terhadap resiko investasi saham (Y).
H05= Ukuran perusahaan (X5) tidak berpengaruh terhadap risiko investasi
saham (Y).
Ha5= Ukuran perusahaan (X5) berpengaruh terhadap risiko investasi saham (Y).
50
H06= inflasi (X1), return on equity (X2), current ratio (X3), debt ratio (X4) dan
ukuran perusahaan (X5) tidak berpengaruh terhadap risiko investasi
saham (Y).
Ha6= inflasi (X1), return on equity (X2), current ratio (X3), debt ratio (X4) dan
ukuran perusahaan (X5) berpengaruh terhadap risiko investasi saham (Y).
Download