pemahaman pengunjung terhadap keberadaan hutan kota taman

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota merupakan daerah yang memiliki tingkat peradaban aktivitas relatif
lebih maju dibandingkan dengan daerah pedesaan. Aktivitas masyarakat seperti
ekonomi, politik, sosial dan budaya ditempatkan di kota sebagai pusat pengaturan
kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan demikian kota menjadi daerah yang sangat
dinamis baik dari segi kualitas maupun kuantitas masyarakatnya. Berbagai
permasalahan lingkungan hidup kini melanda perkotaan dan masyarakat kota.
Pencemaran udara, timbulnya efek rumah kaca, makin panasnya udara kota,
banjir, kekeringan dan lain-lain membuat kota makin tidak nyaman bagi
penghuninya. Hal ini sangat ironis dimana kota sangat diandalkan sebagai lahan
subur meraup penghasilan bagi sebagian masyarakat asli maupun pendatang
(Thoha, 2001).
Oleh karena itu penataan lingkungan perkotaan kini mulai dibenahi di
beberapa kota besar dalam rangka menuju produktivitas kerja dan meminimalkan
gangguan dan ancaman akibat kerusakan lingkungan. Salah satu program untuk
meningkatkan mutu lingkungan adalah pengembangan hutan kota atau kadangkala
disebut Penghijauan Kota (Thoha, 2001).
Menurut
Zoer’aini (1994) dalam Iwan ( 2005) hutan kota adalah
komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau
sekitarnya berbentuk jalur, menyebar atau bergerombolan (menumpuk),
strukturnya meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang
memungkinkan kehidupan bagi satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat,
suasana nyaman, sejuk dan asri
Universitas Sumatera Utara
Kota Medan merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah
penduduk 1.909.700 jiwa dengan luas wilayah 26.500 ha. Dalam menuju kota
Medan yang BESTARI ( Bersih, Tertib, Aman, Rapi dan Indah) maka Dinas
Pertamanan Kota Medan lebih memfokuskan pada faktor-faktor Ruang Terbuka
Hijau atau Taman Kota, baik yang berada di tengah-tengah kota, sepanjang jalan
maupun tempat pemakaman (Dinas Pertamanan, 2002).
Taman kota dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata
sedemikian rupa, baik sebagian maupun seluruhnya hasil rekayasa manusia, untuk
mendapatkan komposisi tertentu yang indah, dimana setiap tanaman mempunyai
karakteristik tersendiri baik menurut bentuk, warna dan teksturnya (Thoha, 2001).
Taman kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau. Jenis ruang terbuka hijau
lainnya adalah jalur hijau di tengah jalan, taman segitiga pengarah jalan (taman
ratonde), jalur hijau pada tegangan tinggi SUTT, jalur hijau sempadan sungai, dan
areal pemakaman atau pekuburan (Ginting dan Utami, 2003).
Masyarakat Medan termasuk masyarakat industri, kehidupan perkotaan
memacu untuk bekerja keras dan akibat kerja keras dalam pembangunan menuntut
waktu luang untuk bersantai, berolah raga, dan menikmati keindahan alam.
Kebutuhan masyarakat kota akan lingkungan bersih, indah, dan nyaman serta
terbebas dari polusi sangat mendesak (Yustika, 2002).
Kecenderungan penduduk kota yang mendambakan suasana alami dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin
banyak orang kota yang pergi keluar kota untuk mencari dan menikmati
keindahan alam terbuka baik di waktu libur maupun diwaktu senggang (Yustika,
2002).
Universitas Sumatera Utara
Hutan kota menurut Iwan (2005), dapat memberikan kenyamanan dan
kenikmatan kepada penduduk kota jika dapat mengembangkan dan membangun
hutan kota yang berstrata dengan keanekaragaman jenis dan jumlah yang banyak
serta ditata dengan baik. Lingkungan di dalam hutan kota lebih nyaman
dibandingkan di luar hutan kota.
Berdasarkan fenomena di atas ternyata diketahui bahwa lingkungan taman
kota lebih nyaman dibandingkan di luar taman. Taman kota dimanfaatkan oleh
berbagai lapisan masyarakat dengan berbagai tujuan. Melihat berbagai manfaat
taman kota maka penulis ingin melihat tingkat pemahaman mereka terhadap
keberadan taman khususnya Taman Ahmad Yani , kota Medan, Provinsi Sumatera
Utara.
Perumusan Masalah
Hutan kota dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat sebagai tempat
rekreasi, berolah raga, berkumpul para muda-mudi dan berjualan bagi pedagang.
Banyaknya jumlah pengunjung dari hari ke hari menimbulkan berbagai masalah
baru seperti masalah sampah dan masalah keamanan. Agar kondisi taman tetap
terjaga, diperlukan peran serta dari pengunjung antara lain tidak merusak tanaman
yang ada, dan membuang sampah
pada tempatnya. Untuk itu diperlukan
kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kondisi lingkungan taman kota.
Masyarakat pengguna taman memiliki kesadaran dan pemahaman yang
berbeda-beda terhadap lingkungan taman. Pengguna taman yang datang ke taman
kota berasal dari semua tingkat sosial ekonomi masyarakat. Adanya perbedaan
tingkat sosial ekonomi tentu akan mempengaruhi tingkat pemahaman tiap
Universitas Sumatera Utara
individu masyarakat. Sosial ekonomi masyarakat meliputi umur, pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubunganantara faktor
sosial ekonomi pengunjung dengan pemahaman Hutan Kota Taman Ahmad Yani
di Kota Medan.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi Dinas
Pertamanan dan masyarakat akan pentingnya keberadaan Taman Ahmad Yani di
Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Download