BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

advertisement
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.
Jenis Desain Penelitian
4.1.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian
kuantitatif.
ini
menggunakan
pendekatan
metodologi
riset
Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau
menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan
demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset
lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset
dianggap merupakan representatif dari seluruh populasi. Dalam riset
kuantitatif, periset dituntut bersikap obyektif dan memisahkan diri dari
data (Kriyantono, 2007: 57).
Metodologi riset kuantitatif berdasarkan pendekatan positivisme
(klasik/objektif) (Kriyantono, 2007: 52). Karena periset harus menjaga
sifat objektif maka dalam analisis datanya pun, periset tidak boleh
mengikutsertakan analisis dan interpretasi yang bersifat subyektif. Karena
itu, digunakan uji statistik untuk menganalisa data (Kriyantono, 2007: 58).
4.1.1. Ciri-ciri Riset Kuantitatif:
Secara umum riset Kuantitatif mempunyai ciri-ciri:
64
65
1. Hubungan riset dengan subyek: jauh. Periset menganggap bahwa
realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak
supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifanya.
2. Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau
menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori
dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan
tehadap hipotesis dan teori, biasanya periset tidak langsung menolak
hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada
kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang
operasional, sehingga menghasilkan instrumen (kuesioner) yang
kurang valid.
3. Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sample yang
representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat
ukur yang valid dan realibel.
4. Prosedur riset rasional-empiris, artinya penelitian berangkat dari
konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori
inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di
lapangan (Kriyantono, 2007: 58).
4.1.2. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Atribut Produk,
Harga, Promosi, Dan Saluran Distribusi Terhadap Pengambilan Keputusan
Pembelian Konsumen tentang Produk CNI Coffee Ginseng” termasuk
dalam penelitian kuantitatif dengan metode Survei Explanatif (Analitik).
66
Jenis survei ini digunakan apabila periset ingin mengetahui mengapa
situasi dan kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya
sesuatu. Periset tidak sekedar mengambarkan terjadinya fenomena tapi
telah mencoba menjelaskan fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya.
Dengan kata lain, periset ingin menjelaskan hubungan antara dua variabel
atau lebih variabel. Periset dituntut membuat hipotesis sebagai asumsi
awal untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. Analisis
data menggunakan uji statistik inferensial (Kriyantono, 2007: 61).
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan “
Pengaruh Atribut Produk, Harga, Promosi, Dan Saluran Distribusi
Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian CNI Coffee Ginseng oleh
Konsumen di CNI Pekanbaru”.
4.2.
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah produk
CNI Ginseng Coffee dan target konsumennya yaitu orang yang belanja
CNI Ginseng Coffee Cabang Pekanbaru. Karena penjualan CNI Ginseng
Coffee terbesar berada di CNI Cabang Pekanbaru. Secara umum
karakteristik masyarakat Sumatra ataupun Pekanbaru mempunyai budaya
minum kopi, sehingga ini sesuai dengan karakteristik konsumen yang
menjadi target produk CNI Ginseng Coffee.
4.2.1. Lokasi Penelitian
67
Lokasi penelitian CNI Ginseng Coffee berada di jalan CNI
Creative Center / C3, jalan Puri Indah Blok O2 No.1-3, Jakarta Barat
11610 untuk wawancaranya. Untuk lokasi target konsumen yang akan
diteliti dengan penyebaran kuesioner telah dilakukan di seluruh 19 titik
pusat distribusi / outlet CNI di wilayah Cabang Pekanbaru
4.2.1. Lokasi Penelitian
Riset ini direncanakan telah dilakukan dalam waktu 2 bulan
dari mulai pada akhir bulan Mei 2014 sampai akhir Juni 2014
dengan rincian jadwal sebagai berikut :
Tabel. IV.1. Jadwal Riset.
No
Jenis Kegiatan
Tanggal
4.3.
1
Penyusunan kuesioner & pemeriksaan akhir
dari pembimbing sebelum disebarkan
Mei 2014
2
Penyebaran kuesioner kepada responden
Mei 2014
3
Pengolahan data hasil penyebaran kuesioner
Juni 2014
4
Penyerahan hasil pengolahan data kepada
pembimbing untuk diperiksa/diperbaiki
Juli 2014
Variabel Penelitian
4.3.1. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak
yang dibentuk dengan mengeneralisasikan obyek atau hubungan faktafakta
yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai
generalisasi dari kelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk
68
menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger
menyebut
konsep
sebagai
abstraksi
yang
dibentuk
dengan
mengeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri
atau standar umum suatu obyek (Kriyantono, 2007: 17).
Konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan
konsep disebut konstruk. Sedangkan menurut Mayer suatu variabel adalah
konsep tingkat rendah, yang acuan-acuannya secara relatif mudah
diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasi, diurut atau
diukur. Jadi, variabel adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau
konstruk (Kriyantono, 2007: 20). Di dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu:
Variabel Independen (Variabel Pengaruh/Bebas)
Variabel pengaruh adalah variabel yang diduga sebagai penyebab
atau pendahuluan dari variabel. Variabel ini secara sistematis divariasi
oleh periset (Kriyantono, 2007: 21). Variabel X (bebas) merupakan
variabel yang yang diduga menjadi penyebab atau pendahulu dari variabel
yang lain (Jalaludin, 2007: 12). Variabel independen (X) dalam penelitian
ini terdiri dari beberapa konsep, yaitu:
Atribut Produk (X1)
Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan penjualan,
setiap perusahaan perlu mengadakan usaha pengembangan produk yang
dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga memberikan daya guna, daya
pemuas dan daya tarik yang lebih besar. Cara dan penyediaan produk yang
69
tepat bagi pasar yang dituju, dapat memuaskan para konsumennya dan
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang melalui
peningkatan penjualan.
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan. Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat melalui atribut
produk yaitu unsur – unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian meliputi (merek,
kemasan, jaminan, pelayanan dll). (Tjiptono, 2008: 95, 103 )
Menurut Kotler dan Armstrong (2010: 248), produk adalah sesuatu
yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, digunakan,
diakusisi, atau dikonsumsi untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan
target pasar. Produk adalah alat bauran pemasaran yang paling mendasar
yang merupakan penawaran nyata oleh perusahaan pada pasar, termasuk
kualitas produk, desain, bentuk, merk, dan kemasannya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
sebagai solusi untuk mengatasi masalah atau kebutuhan atau keinginan
yang dihadapi dan dibutuhkan oleh calon pembeli.
Harga (X2)
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan
keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.
(Tjiptono, 2008: 151-152 ).
70
Dalam arti luas harga adalah jumlah nilai yang diberikan oleh
pelanggan
untuk
mendapatkan
keuntungan
dari
memiliki
atau
menggunakan suatu produk atau jasa. Secara sederhana Harga (price)
dapat dimaknai jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah
produk atau jasa. Dengan kata lain harga merupakan sebuah nilai yang
harus ditukarkan dengan produk yang dikehendaki konsumen.
Harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk
disesuaikan ; fitur produk, saluran, bahkan komunikasi membutuhkan
lebih banyak waktu. Harga juga mengomunikasikan positioning nilai yang
dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang
dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi
dan menghasilkan laba yang besar. (Kotler &Keller, 2009: 67)
Pemasar menyadari bahwa konsumen sering memproses informasi
harga secara aktif, menerjemahkan berdasarkan pengetahuan mereka dari
pengalaman pembelian sebelumnya, komunikasi formal (iklan, telepon
penjualan, dan brosur), komunikasi informal (teman, kolega, atau anggota
keluarga), titik pembelian atau sumber daya online atau faktor lainnya
(Kotler dan Armstrong, 2010: 346).
Menurut Kotler & Amstrong, (2010: 345) menyebutkan, harga
dalam arti sempit adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau
jasa. Dari sudut pandang pemasaran merupakan satuan moneter atau
ukuran lainya (barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
71
Promosi (X3)
Promosi dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk komunikasi
pemasaran, komunikasi pemasaran adalah aktivutas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan
yang bersangkutan. (Tjiptono, 2008: 219)
Menurut Kotler dan Amstrong (2010: 76), promosi adalah sebuah
aktivitas yang mengkomunikasikan hubungan antara produk dengan target
konsumen yang akan membeli produk tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan promosi
adalah sebuah aktivitas yang dilakukan untuk memberikan informasi dari
produk atau jasa yang disediakan oleh produsen, yang dapat mengontrol
dan mempengaruhi tanggapan atau respon dari konsumen terhadap produk
tersebut sehingga konsumen dapat membedakan suatu produk dengan
produk pesaing.
Saluran Distribusi (X4)
Produk yang dihasilkan oleh produsen diperoleh pelanggan melalui
saluran distribusi ini. Pengertian saluran distribusi menurut Kotler dan
Armstrong (2004: 321) adalah sebagai berikut : "A Distribution channel
is a set of interdependent organization involved in the process of making a
product or service available or use consumption by the consumer or
business user." Maksudnya adalah saluran distribusi dapat dilihat sebagai
72
sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu dengan yang lainnya
yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau jasa untuk
digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen dan industri. Dari definisi di
atas dapat dikatakan bahwa peran saluran distribusi sangat penting agar
penyampaian barang, dari produsen ke konsumen dapat tepat pada saat
dibutuhkan.
Menurut Suharno (2009: 21) Distribusi adalah usaha-usaha
pemasar untuk menjamin ketersediaan produk bagi pasar sasaran pada saat
dibutuhkan. Kegiatan pemasaran tidak lepas dari masalah distribusi
produk, yang membawa barang atau jasa ke tangan konsumen. Dalam
menetapkan saluran distribusi ini manajemen harus mempertimbangkan
situasi dari badan usaha masing-masing. Saluran distibusi merupakan
suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara
dan akhirnya sampai pada pemakai. Salah satutujuan dari saluran distribusi
adalah agar konsumen dapat dengan mudah memperoleh dan membeli
produk dari badan usaha. Kegiatan pemasaran dari barang atau jasa tidak
dapat lepas dari masalah distribusi yang membawabarang dan jasa secara
tetap dan pada waktu yang tepat pula ke tangan konsumen.
. Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa peran saluran
distribusi sangat penting agar penyampaian barang, dari produsen ke
konsumen dapat tepat pada saat dibutuhkan. Dalam penelitian ini,
Pengukuran jawaban dari variabel X akan dilakukan dengan skala interval.
Skala interval adalah skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan
73
lainnya dan mempunyai bobot atau jarak atau interval yang sama
(Kriyantono, 2007: 133). Sedangkan metode penskalaan sikapnya
mengunakan skala likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur tanggapan responden terhadap obyek penelitian dengan
menggunakan bobot 1 sampai dengan 5. dalam melakukan penskalaan
dengan model ini, responden diberi daftar pertanyaan mengenai variabel X
dan setiap pertanyaaan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh
responden untuk menyatakan tanggapan (Singarimbun, 2005: 111).
Adapun pilihan jawaban dalam kuesioner untuk variabel X yaitu:
Sangat tidak setuju
: diberi skor 1
Tidak setuju
: diberi skor 2
Netral
: diberi skor 3
Setuju
: diberi skor 4
Sangat setuju
: diberi skor 5
Dalam variabel ini tidak digunakan skor tiga yang biasa
digunakan untuk jawaban netral, hal ini didasarkan pada:
1. Dengan melakukan penghilangan nilai tengah (netral atau raguragu) maka skala pengukuran akan lebih simetrikal, yaitu
jenjang kearah positif sama banyak dengan jenjang kearah
negatif
2. Penghilangan nilai tengah ini juga ditujukan untuk menghindari
katagori jawaban yang cendrungakan dipilih oleh responden
74
sehingga data mengenai perbedaan diantara responden menjadi
kurang informatif (Azwar, 2002: 34)
Variabel Dependen (Variabel Tergantung/Tidak Bebas)
Variabel tergantung atau dependen adalah variabel yang diduga
sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya.
Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya diasumsikan tergantung pada
efek dari variabel pengaruh. Dengan kata lain, variabel tergantung adalah
apa yang periset inginkan untuk dijelaskan. Variabel dependen (Y) dalam
penelitian ini adalah Keputusan Konsumen dalam membeli CNI Coffee
Ginseng. Variabel (Y) diukur dengan cara yang sama seperti variabel (X)
4.3.2. Operasionalisasi Konsep
VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
Mutu/Kualitas Produknya berkualitas
Atribut
Produk
( X1 )
SKALA
PENGUKURAN
Skala Likert Interval
Merek
Merek CNI Ginseng Coffee bagus &
terkenal
Sangat tidak setuju : 1
Kemasan
Kemasannya menarik
Fitur Produk Bermafaat untuk kesehatan
Jaminan
CNI Akan mengganti produk yang Tidak setuju
rusak
Layanan
Pelengkap
Konsultasi oleh anggota CNI
:2
75
Harga
Harga yang ditawarkan sesuai
Nilai
Harga bersaing
sejenis
( X2 )
Promosi
( X3 )
dengan
Stabilitas
Harganya cukup stabil
Diskon
Mendapatkan potongan harga
Public
Relation
Publicity
Promosi
Penjualan
Promosi menarik dengan games,
undian & bingkisan
Penjualan
Pribadi
Presentasi produk
sangat baik
oleh anggota
Anggota sangat informatif dalam
menawarkan produk
Saluran
Distribusi
( X4 )
Informasi Produk di Katalog sangat
informatif
Lokasi mudah dijangkau
Lokasi dekat dengan tempat tinggal
Lokasi sudah tepat & strategis
Kenyamanan
Tempatnya nyaman
Keputusan
Membeli
(Y)
Lingkungan
Inisiator
:3
Sangat setuju
:4
produk
Acara-acara yang di buat cukup
& berkesan & bermanfaat
Pemasaran
langsung
Akses
Setuju
Kebersihan serta kerapian tempat
membeli cukup baik
Pertama kali tahu dari teman /
keluarga
Influencer
Saya di jelaskan kelebihannya oleh
teman / keluarga
Buyer
Sering kali dibeli oleh orang yang
peduli kesehatan
User
Saya Puas dengan produknya
Saya akan selalu beli produknya
76
4.4. Populasi dan Sample
4.4.1. Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari obyek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga obyek-obyek
ini dapat menjadi sumber data penelitian (Burhan, 2001: 101). Sugiyono
menyebut Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh riset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Populasi (kumpulan objek riset) bisa berupa orang, organisasi, kata-kata
dan kalimat, simbol-simbol nonverbal, surat kabar, radio, TV, iklan dan
lainya (dalam Kriyantono, 2007: 149)
Dalam penelitian ini Populasi yang menjadi sasaran dalam
penelitian adalah responden yang membeli maupun mengkonsumsi CNI
Coffee Ginseng, dengan karakteristik responden yaitu konsumen CNI
Ginseng Coffee CNI Pekanbaru. Berdasarkan data internal PT.CNI maka
jumlah Populasi penelitian ini adalah 39358 orang, yaitu konsumen yang
membeli CNI Ginseng Coffee per Desember 2013.
4.4.2. Sample
Pengertian sampel menurut Andi Supangat (2008:4) Sampel adalah
bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan
dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili
77
(representative) terhadap populasinya. Sedangkan Kriyantono (2007: 149)
mengatakan Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau
fenomena yang akan diamati. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
sampel probabilitas yaitu sample yang ditarik berdasarkan probabilitas
dimana setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk
dipilih melalui perhitungan secara matematis. Dan sampel probabilitas
yang dipakai adalah disproporsional stratified random sampling, yaitu
pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap
sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya. Penentuan ukuran
jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin:
= 39358 / (1+39358 * 0.07 * 0.07)= 203,02 = 203
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir, misalnya 2%, kemudian e ini dikuadratkan
(Kriyantono, 2007: 160)
Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama.
Ada yang 1%, 2%, 3%, 5%, atau 10% (Umar dalam Kriyantono 2007:
160)
Pemilihan secara acak sejumlah 203 sampel anggota aktif CNI dari
39358 populasi dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office 2010
Exel, kemudian 203 sampel yang terpilih secara acak dengan
78
komputerisasi tersebut akan diberikan lembar kuesioner yang akan disebar
dengan bantuan 3 orang ASDC (Area Supervisor Distribution Center)
yang
akan
mengkoordinasikannya
kepada
anggota
CNI
yang
konsumennya terpilih secara acak. Penyebaran kuesioner dilakukan mulai
tanggal 29 Mei – 7 Juni 2014.
4.5.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara dalam
mengumpulkan data-data dari lapangan yang nantinya digeneralisasi dan
dianalisa (Rakhmat, 2007: 96). Dalam penelitian ini metode pengumpulan
data yang digunakan adalah melalui penyebaran kuesioner dan wawancara.
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data primer dan data
sekunder.
4.5.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau
sumber pertama di lapangan (Bungin, 2008: 128). Data primer yang
terdapat di penelitian ini yaitu:
Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.
Disebut juga angket (Kriyantono, 2007: 93). Dalam penelitian ini
kuesioner diberikan kepada konsumen
yang menjadi responden yaitu
sejumlah 203 orang, dengan kriteria pria & wanita, konsumen Pekanbaru
yang pernah minum CNI Coffee Ginseng.
79
Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Silalahi, 2003: 81).
Sedangkan menurut Berger (2000: 111) wawancara adalah percakapan
antara periset (seseorang yang berharap mendapatkan informasi) dan
informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting
tentang suatu objek) (Kriyantono, 2007: 96). Di dalam penelitian ini pihak
yang diwawancari yaitu Ronald Sirait Head of Sales Unit CNI Pekanbaru,
& Ridwan Maleky sebagai Product Specialis dari CNI Coffee Ginseng.
Dan hasil wawancara juga digunakan sebagai informasi untuk menyusun
tesis serta digunakan pembentukan pernyataan pernyataan dalam
kuesioner.
4.5.2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data pelengkap sebagai pembandingan (Bungin,
2008: 122). Data Sekunder yang terdapat dipenelitian ini yaitu referensi
untuk penelitian antara lain:
Daftar Kepustakaan
Peneliti mengumpulkan data-data informasi dari buku-buku yang
terkait dengan konteks penelitian seperti mengenai marketing, direct-sales,
referensi dan penunjang terhadap masalah yang dibahas dalam penelitian
ini
Company Profile
80
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan company profile PT.
CNI.
Website
Peneliti juga mendapatkan data dari situs - situs di internet
yang
mempunyai
hubungan
dengan
penelitian
di
website
http://www.cni.co.id,http://www.kompas.com,http://apli.or.id/website/,
http://www.frontier.co.id/,http://www.tempo.co,http://apli.or.id/websit
e/http://www.womma.org/http://swa.co.id/
4.6.
Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa data dalam penelitian mengenai “Pengaruh
Atribut Produk, Harga, Promosi, Dan Saluran Distribusi Terhadap
Pengambilan Keputusan Pembelian CNI Coffee Ginseng oleh konsumen di
Cabang CNI Pekanbaru”, teknik analisis data yang digunakan adalah:
4.6.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan atau pernyataan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Validitas berarti sejauh mana ketetapan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas
berarti prosedur pengujian untuk melihat apakah alat ukur yang berupa
kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. (Masri Singarimbun,
2005:124).
81
Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang
diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang
ingin diukur (Agung, 1990).Validitas pada umumnya dipermasalahkan
berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan
dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh
sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor/ nilai
suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama. Pada penelitian ini
akan dibahas hal menyangkut validitas untuk menguji apakah pertanyaan
pertanyaan
itu
telah
mengukur
aspek
yang
sama.
Untuk
itu
dipergunakanlah validitas konstruk. Validitas konstruksi mencangkup
hubungan antara instrumen peneliti dengan kerangka teori untuk
meyakinkan
bahwa
pengukuran
secara
logis
berkaitan
dengan
konsepkonsep dalam kerangka teori (Kriyantono, 2007: 147).
Cara menguji validitas konstruksi, menggunakan skala sikap.
Arikunto (Umar, 2002: 105) memberikan beberapa langkah pegujian,
yaitu:
a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
b. Melakukan uji coba alat ukur tersebut pada sejumlah responden.
Responden diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
c. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan
dan skor total dengan memakai rumus product moment(Kriyantono,
2007: 147)
82
Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/
item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu
dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor
total menggunakan rumus teknik korelasi product moment, sebagai berikut
Di mana;
r =
koefisien korelasi Pearson’s Product Moment
N=
jumlah responden
X=
skor tiap pertanyaan/ item
Y=
skor total
Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total
diperoleh,
nilai-nilai
tersebut
dibandingkan
dengan
nilai
kritik.
Selanjutnya, jika nilai koefisien korelasi product moment dari suatu
pertanyaan tersebut berada di atas nilai tabel kritik, maka pertanyaan
tersebut signifikan.
Menurut Masrum biasanya syarat minimum untuk dianggap valid
adalah r = 0,3. Jadi kalau kolerasi antara butir dengan skor total kurang
dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Uji
validitas dilakukan dengan melihat kolerasi antara skor masing-masing
item pertanyaan dengan skor total (Sugiyono,2001: 106).
83
Dalam penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan
menggunakan program SPSS for Windows version yang akan dilihat dari
hasil correcteditem total correlation dengan ketentuan bahwa variabel
yang diteliti dinyatakan valid apabila nilai corrected item total correlation
adalah lebih besar bila dibandingkan dengan r tabel (Santoso, 2002: 270).
4.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur
dikatakan memiliki reliabilitas apabila digunakan berkali-kali oleh peneliti
yang sama atau peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama
(Forcese dan Richer, 1973: 71). Sedangkan menurut Singarimbun
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989).
Alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten
memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama,
walaupun digunakan berulang kali. Reabilitas mengandung arti bahwa alat
ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable),
dan tetap/ajeg (consistent) (Kriyantono, 2007: 140).
Untuk menguji reliabilitas, kita harus memahami bahwa ada dua
faktor: hasil pengukuran yang sebenarnya (true score), dan kesalahan
pengukuran (measurement error). Kesalahan pengukuran ini harus kita
perhitungkan, mengingat gejala sosial lebih sulit diukur dari pada gejala
fisik. Kesalahan pengukuran ini bisa berasal dari banyak sebab, misalnya
kata-kata dalam kuesioner membingungkan (ambiguouse) atau responden
84
salah melingkari jawaban. Hasil pengukuran gejala sosial adalah
kombinasi true score dan meansurement error. Dapat dinyatakan bahwa:
X0= Xt + Xe
Dimana:
X0 = angka yang diperoleh (obtained score)
Xt = angka pengukuran sebenarnya (true score)
Xe = kesalahan pengukuran (meansurement error)
Semakin besar kesalahan pengukuran (meansurement error) maka
semakin tidak reliabel alat ukur, begitu sebaliknya besar kecilnya
kesalahan pengukuran dapat diketahui dengan antara lain dari nilai
korelasi antara hasil pengukuran pertama dan kedua (artinya alat ukur ini
digunakan dua kali). Bila nilai korelasi (r) dikuadratkan, maka hasilnya
disebut koefisien determinasi, yang merupakan petunjuk besar kecilnya
hasil pengukuran yang sebenarnya. Semakin tinggi angka korelasi,
semakin besar nilai koefisien determinasi, dan semakin rendah kesalahan
pengukuran (Kriyantono, 2007: 141).
Pengukuran Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
one shot (pengukuran sekali) melalui pengukuran korelasi antara
pertanyaan dengan nilai batas 0,6 (Bryman, 2008: 151). Uji reabilitas akan
dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20.0 yang
akan diukur dengan uji statistik alpha Cronbach (a) adalah di atas rtable
(Santoso, 2002: 270)
4.6.3. Analisis Uji Klasik Data
Agung (2005) mengungkapkan bahwa model regresi linear
berganda disebut sebagi model yang baik jika model tersebut
85
memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi
klasik statistik, baik itu multikolineritas, normalitas, autokorelasi dan
heteroskestisitas.
Proses pengujian asumsi klasik statistik dilakukan bersamasama dengan proses regresi sehingga langkah-langkah
yang
dilakukan dalam pengujian asumsi klasik statistik menggunakan
media kotak kerja yang sama dengan uji
4.6.4. Uji F
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
bebas secara bersama-sama berpengaruh secara nyata atau tidak
terhadap variabel tidak bebas. Bila nilai F hitung > F tabel, maka H1
diterima, maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikat secara simultan. Sebaliknya apabila F hitung < F tabel, maka
H1 ditolak, dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat secara simultan.
4.6.5. Analisis Korelasi
Korelasi adalah metode untuk mengetahui tingkat keeratan
hubungan dua peubah atau lebih yang digambarkan oleh besarnya
koefisien
korelasi.
Koefisien
korelasi
adalah
koefisien
yang
menggambarkan tingkat keeratan hubungan antar dua peubah atau lebih.
Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab
86
akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi semata-mata menggambarkan
keterkaitan linier antar peubah (Mattjik & Sumertajaya, 2000).
Banyak metode statistika untuk mengukur korelasi. Salah satu
yang paling sering digunakan adalah Korelasi Pearson. Ini merupakan
Metode Parametrik sehingga memerlukan pengujian asumsi, yaitu:
1. Data memiliki skala pengukuran interval atau rasio (harus numerik
bukan kategorik)
2. Mengikuti Distribusi Normal
3. Memiliki hubungan linier
Apabila data Anda tidak memenuhi asumsi di atas maka
gunakan korelasi yang lain, yaitu:
1. Tau Kendall
2. Spearman (winnerstatistik.com)
Sesuai dengan data di atas penelitian ini cocok menggunakan
korelasi pearson (Product Moment). Rumus atau teknik stastistik ini
digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan
hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala
interval dengan skala interval lainya. Teknik ini digunakan tanpa melihat
apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lainya. Simbol
korelasi Product moment ditulis dengan huruf “r” (Kriyantono, 2007:
171).
87
Rumus Korelasi Product Moment adalah:
Di mana;
r
= koefisien korelasi Pearson’s Product Moment
N
= jumlah individu dalam sample
X
= angka mentah untuk variabel X
Y
= angka mentah untuk variabel Y (Kriyantono, 2007: 171-172).
Nilai dari Koefisien korelasi (r) berkisar antara -1 sampai dengan 1.
r=
-1 berarti terdapat hubungan negatif (berkebalikan) yang sempurna
r=
0 berarti tidak terdapat hubungan sama sekali
r=
1 berarti terdapat hubungan positif yang sempurna
Kekuatan hubungan yang menunjukan derajat hubungan ini disebut
koefisien asosiasi (korelasi). Nilai koefisien korelasi ini adalah:
Tabel IV.3. Interpretasi koefisien (Sugiyono, 2002: 150)
Interval koefisien
Keterangan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,499
Rendah
0,50 – 0,699
Kuat
0,70 – 1,000
Sangat kuat
Jadi, bila dari uji statistik ditemukan hubungan antara variabel
menunjukan angka 0,90 berarti hubungan antara kedua variabel tadi sangat
88
kuat. Selain itu ada, beberapa ketentuan lain yang berlaku mengenai sifat
dan nilai hubungan (korelasi), yaitu:
a.
Nilai hubungan (korelasi) antara variabel X dan Y berkisar antara 1 sampai dengan +1
b.
Hubungan bersifat positif terjadi bila “semakin besar nilai variabel
X maka semakin besar pula nilai variabel Y” atau sebaliknya
“semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil nilai variabel
Y”
c.
Hubungan bersifat negatif terjadi bila “ semakin kecil nilai variabel
X maka semakin besar nilai variabel Y” atau sebaliknya “ semakin
besar nilai variabel X maka semakin kecil nilai variabel Y”
d.
Bila nilai koefisien hubungan sama dengan 0, berarti tidak ada
hubungan antar variabel.
e.
Bila nilai koefisien hubungan sama dengan 1 atau sama dengan -1,
berarti terjadi hubungan yang sempurna. Yang disebut mempunyai
hubungan (korelasi) yang sempurna positif dan yang kedua adalah
hubungan sempurna negatif. Hubungan sempurna positif berarti
setiap kenaikan nilai variabel X selalu disertai kenaikan yang
seimbang (proporsional) pada nilai-nilai variabel Y. hubungan
sempurna negatif berarti setiap kenaikan nilai X diikuti penurunan
secara proporsional nilai Y. Namun demikian hubungan sempurna
amat jarang ditemukan. Menurut Hadi (2000: 286) nilai korelasi
yang lebih besar +1 atau -1 tidak pernah dijumpai. Jika kita
89
menjumpai yang lebih dari +1 dan -1 maka kita harus meninjau
kembali kebenaran perhitungan (Kriyantono, 2007: 168-170).
4.6.6. Analisis Regresi
Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel
mempunyai hubungan kausal (sebab akibat) atau hubungan fungsional
(Kriyantono, 2007: 179).
Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui
pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas (X) terhadap Variabel terikat
(Y). Rumus yang digunakan adalah:
Y = a + bX
,
Di mana;
Y = variabel tidak bebas (Keputusan Pembelian)
X = variabel bebas (Atribut Produk, Harga, Promosi & Saluran Distribusi)
a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0
b= koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel
Nilai a dan b dapat dihitung dengan rumus berikut:
n(∑XY)-(∑X)((∑Y)
(∑Y)-b(∑X)
a=
dan
n
b=
n(∑XY2)-(∑X)
Di mana n = jumlah sample (Kriyantono, 2007:180-181)
Regresi Ganda
90
Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaikan turunkan nilainya). Jadi analisis
regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal
2 (Sugiyono, 1999: 210).
Rumus regresi ganda yaitu:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Sedangkan untuk mencari nilai a, b1, dan b2 dengan rumus:
A
= Y - b1X1 - b2X2
(∑ X12)( ∑X1 Y)
b1
-
(∑ X1X2)(∑X2 Y)
=
(∑ X12)( ∑X22)
(∑ X12)( ∑X2 Y)
b2
-
-
(∑ X1X1)2
(∑ X1X2)(∑X1 Y)
=
(∑ X12)( ∑X22)
Dimana: Y
= minat pendengar
a
= konstanta
b1, b2
= koefisien regresi
X1
= atribut produk
X2
= harga
X3
= promosi
X4
= saluran distribusi
e
= error term
-
(∑ X1X2)2
91
4.6.7. Uji T
Uji parsial ini digunakan untuk membandingkan
nilai T
hitung masing- masing variabel bebas dengan T tabel pada signifikan
0.05. bila T hitung > T tabel, maka H1 diterima, berarti variabel bebas
memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap variabel terikat.
Sebaliknya jika T hitung < T tabel, maka H1 ditolak, berarti secara
parsial tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel
terkait.
4.6.6. Teknik Pengolahan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan Program SPSS for
Windows
Version
20.0
yaitu
pengolahan
data
dengan
sistem
komputerisasi. Agar mendapat hasil yang tepat guna menghinari kesalahan
penghitungan akibat human error.
4.7.
Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan Penelitian ini antara lain:
1. Adanya kemungkinan interpretasi yang berbeda oleh responden yang
disebabkan karena kurang tepatnya pemilihan kata – kata oleh peneliti
dalam menyusun instrument penelitian.
2. pengisian kuesioner oleh responden memungkinkan adanya perbedaan
pemahaman.
92
3. Ketidakjujuran dan rasa takut responden dalam memberikan jawaban
pada kuestioner yang diajukan oleh peneliti
4. Kelemahan penelitian ini yaitu kuesioner disebarkan oleh staf CNI
Cabang Pekanbaru, karena data base konsumen tidak di izinkan
dipegang oleh pihak selain staf CNI yang telah disetujui manejemen
CNI.
Download