BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian 4.1.1. Pendekatan Penelitian Penelitian kuantitatif. ini menggunakan pendekatan metodologi riset Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representatif dari seluruh populasi. Dalam riset kuantitatif, periset dituntut bersikap obyektif dan memisahkan diri dari data (Kriyantono, 2007: 57). Metodologi riset kuantitatif berdasarkan pendekatan positivisme (klasik/objektif) (Kriyantono, 2007: 52). Karena periset harus menjaga sifat objektif maka dalam analisis datanya pun, periset tidak boleh mengikutsertakan analisis dan interpretasi yang bersifat subyektif. Karena itu, digunakan uji statistik untuk menganalisa data (Kriyantono, 2007: 58). 4.1.1. Ciri-ciri Riset Kuantitatif: Secara umum riset Kuantitatif mempunyai ciri-ciri: 64 65 1. Hubungan riset dengan subyek: jauh. Periset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifanya. 2. Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan tehadap hipotesis dan teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrumen (kuesioner) yang kurang valid. 3. Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sample yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan realibel. 4. Prosedur riset rasional-empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan (Kriyantono, 2007: 58). 4.1.2. Jenis Penelitian Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, Promosi, Dan Saluran Distribusi Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen tentang Produk CNI Coffee Ginseng” termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan metode Survei Explanatif (Analitik). 66 Jenis survei ini digunakan apabila periset ingin mengetahui mengapa situasi dan kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Periset tidak sekedar mengambarkan terjadinya fenomena tapi telah mencoba menjelaskan fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain, periset ingin menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih variabel. Periset dituntut membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. Analisis data menggunakan uji statistik inferensial (Kriyantono, 2007: 61). Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan “ Pengaruh Atribut Produk, Harga, Promosi, Dan Saluran Distribusi Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian CNI Coffee Ginseng oleh Konsumen di CNI Pekanbaru”. 4.2. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah produk CNI Ginseng Coffee dan target konsumennya yaitu orang yang belanja CNI Ginseng Coffee Cabang Pekanbaru. Karena penjualan CNI Ginseng Coffee terbesar berada di CNI Cabang Pekanbaru. Secara umum karakteristik masyarakat Sumatra ataupun Pekanbaru mempunyai budaya minum kopi, sehingga ini sesuai dengan karakteristik konsumen yang menjadi target produk CNI Ginseng Coffee. 4.2.1. Lokasi Penelitian 67 Lokasi penelitian CNI Ginseng Coffee berada di jalan CNI Creative Center / C3, jalan Puri Indah Blok O2 No.1-3, Jakarta Barat 11610 untuk wawancaranya. Untuk lokasi target konsumen yang akan diteliti dengan penyebaran kuesioner telah dilakukan di seluruh 19 titik pusat distribusi / outlet CNI di wilayah Cabang Pekanbaru 4.2.1. Lokasi Penelitian Riset ini direncanakan telah dilakukan dalam waktu 2 bulan dari mulai pada akhir bulan Mei 2014 sampai akhir Juni 2014 dengan rincian jadwal sebagai berikut : Tabel. IV.1. Jadwal Riset. No Jenis Kegiatan Tanggal 4.3. 1 Penyusunan kuesioner & pemeriksaan akhir dari pembimbing sebelum disebarkan Mei 2014 2 Penyebaran kuesioner kepada responden Mei 2014 3 Pengolahan data hasil penyebaran kuesioner Juni 2014 4 Penyerahan hasil pengolahan data kepada pembimbing untuk diperiksa/diperbaiki Juli 2014 Variabel Penelitian 4.3.1. Definisi Konsep Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan obyek atau hubungan faktafakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari kelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk 68 menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu obyek (Kriyantono, 2007: 17). Konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan konsep disebut konstruk. Sedangkan menurut Mayer suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuan-acuannya secara relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasi, diurut atau diukur. Jadi, variabel adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk (Kriyantono, 2007: 20). Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: Variabel Independen (Variabel Pengaruh/Bebas) Variabel pengaruh adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahuluan dari variabel. Variabel ini secara sistematis divariasi oleh periset (Kriyantono, 2007: 21). Variabel X (bebas) merupakan variabel yang yang diduga menjadi penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Jalaludin, 2007: 12). Variabel independen (X) dalam penelitian ini terdiri dari beberapa konsep, yaitu: Atribut Produk (X1) Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan penjualan, setiap perusahaan perlu mengadakan usaha pengembangan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga memberikan daya guna, daya pemuas dan daya tarik yang lebih besar. Cara dan penyediaan produk yang 69 tepat bagi pasar yang dituju, dapat memuaskan para konsumennya dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang melalui peningkatan penjualan. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat melalui atribut produk yaitu unsur – unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian meliputi (merek, kemasan, jaminan, pelayanan dll). (Tjiptono, 2008: 95, 103 ) Menurut Kotler dan Armstrong (2010: 248), produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, digunakan, diakusisi, atau dikonsumsi untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan target pasar. Produk adalah alat bauran pemasaran yang paling mendasar yang merupakan penawaran nyata oleh perusahaan pada pasar, termasuk kualitas produk, desain, bentuk, merk, dan kemasannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah atau kebutuhan atau keinginan yang dihadapi dan dibutuhkan oleh calon pembeli. Harga (X2) Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. (Tjiptono, 2008: 151-152 ). 70 Dalam arti luas harga adalah jumlah nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Secara sederhana Harga (price) dapat dimaknai jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa. Dengan kata lain harga merupakan sebuah nilai yang harus ditukarkan dengan produk yang dikehendaki konsumen. Harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan ; fitur produk, saluran, bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar. (Kotler &Keller, 2009: 67) Pemasar menyadari bahwa konsumen sering memproses informasi harga secara aktif, menerjemahkan berdasarkan pengetahuan mereka dari pengalaman pembelian sebelumnya, komunikasi formal (iklan, telepon penjualan, dan brosur), komunikasi informal (teman, kolega, atau anggota keluarga), titik pembelian atau sumber daya online atau faktor lainnya (Kotler dan Armstrong, 2010: 346). Menurut Kotler & Amstrong, (2010: 345) menyebutkan, harga dalam arti sempit adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Dari sudut pandang pemasaran merupakan satuan moneter atau ukuran lainya (barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. 71 Promosi (X3) Promosi dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk komunikasi pemasaran, komunikasi pemasaran adalah aktivutas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. (Tjiptono, 2008: 219) Menurut Kotler dan Amstrong (2010: 76), promosi adalah sebuah aktivitas yang mengkomunikasikan hubungan antara produk dengan target konsumen yang akan membeli produk tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan promosi adalah sebuah aktivitas yang dilakukan untuk memberikan informasi dari produk atau jasa yang disediakan oleh produsen, yang dapat mengontrol dan mempengaruhi tanggapan atau respon dari konsumen terhadap produk tersebut sehingga konsumen dapat membedakan suatu produk dengan produk pesaing. Saluran Distribusi (X4) Produk yang dihasilkan oleh produsen diperoleh pelanggan melalui saluran distribusi ini. Pengertian saluran distribusi menurut Kotler dan Armstrong (2004: 321) adalah sebagai berikut : "A Distribution channel is a set of interdependent organization involved in the process of making a product or service available or use consumption by the consumer or business user." Maksudnya adalah saluran distribusi dapat dilihat sebagai 72 sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu dengan yang lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen dan industri. Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa peran saluran distribusi sangat penting agar penyampaian barang, dari produsen ke konsumen dapat tepat pada saat dibutuhkan. Menurut Suharno (2009: 21) Distribusi adalah usaha-usaha pemasar untuk menjamin ketersediaan produk bagi pasar sasaran pada saat dibutuhkan. Kegiatan pemasaran tidak lepas dari masalah distribusi produk, yang membawa barang atau jasa ke tangan konsumen. Dalam menetapkan saluran distribusi ini manajemen harus mempertimbangkan situasi dari badan usaha masing-masing. Saluran distibusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Salah satutujuan dari saluran distribusi adalah agar konsumen dapat dengan mudah memperoleh dan membeli produk dari badan usaha. Kegiatan pemasaran dari barang atau jasa tidak dapat lepas dari masalah distribusi yang membawabarang dan jasa secara tetap dan pada waktu yang tepat pula ke tangan konsumen. . Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa peran saluran distribusi sangat penting agar penyampaian barang, dari produsen ke konsumen dapat tepat pada saat dibutuhkan. Dalam penelitian ini, Pengukuran jawaban dari variabel X akan dilakukan dengan skala interval. Skala interval adalah skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan 73 lainnya dan mempunyai bobot atau jarak atau interval yang sama (Kriyantono, 2007: 133). Sedangkan metode penskalaan sikapnya mengunakan skala likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden terhadap obyek penelitian dengan menggunakan bobot 1 sampai dengan 5. dalam melakukan penskalaan dengan model ini, responden diberi daftar pertanyaan mengenai variabel X dan setiap pertanyaaan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan tanggapan (Singarimbun, 2005: 111). Adapun pilihan jawaban dalam kuesioner untuk variabel X yaitu: Sangat tidak setuju : diberi skor 1 Tidak setuju : diberi skor 2 Netral : diberi skor 3 Setuju : diberi skor 4 Sangat setuju : diberi skor 5 Dalam variabel ini tidak digunakan skor tiga yang biasa digunakan untuk jawaban netral, hal ini didasarkan pada: 1. Dengan melakukan penghilangan nilai tengah (netral atau raguragu) maka skala pengukuran akan lebih simetrikal, yaitu jenjang kearah positif sama banyak dengan jenjang kearah negatif 2. Penghilangan nilai tengah ini juga ditujukan untuk menghindari katagori jawaban yang cendrungakan dipilih oleh responden 74 sehingga data mengenai perbedaan diantara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2002: 34) Variabel Dependen (Variabel Tergantung/Tidak Bebas) Variabel tergantung atau dependen adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya diasumsikan tergantung pada efek dari variabel pengaruh. Dengan kata lain, variabel tergantung adalah apa yang periset inginkan untuk dijelaskan. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Keputusan Konsumen dalam membeli CNI Coffee Ginseng. Variabel (Y) diukur dengan cara yang sama seperti variabel (X) 4.3.2. Operasionalisasi Konsep VARIABEL DIMENSI INDIKATOR Mutu/Kualitas Produknya berkualitas Atribut Produk ( X1 ) SKALA PENGUKURAN Skala Likert Interval Merek Merek CNI Ginseng Coffee bagus & terkenal Sangat tidak setuju : 1 Kemasan Kemasannya menarik Fitur Produk Bermafaat untuk kesehatan Jaminan CNI Akan mengganti produk yang Tidak setuju rusak Layanan Pelengkap Konsultasi oleh anggota CNI :2 75 Harga Harga yang ditawarkan sesuai Nilai Harga bersaing sejenis ( X2 ) Promosi ( X3 ) dengan Stabilitas Harganya cukup stabil Diskon Mendapatkan potongan harga Public Relation Publicity Promosi Penjualan Promosi menarik dengan games, undian & bingkisan Penjualan Pribadi Presentasi produk sangat baik oleh anggota Anggota sangat informatif dalam menawarkan produk Saluran Distribusi ( X4 ) Informasi Produk di Katalog sangat informatif Lokasi mudah dijangkau Lokasi dekat dengan tempat tinggal Lokasi sudah tepat & strategis Kenyamanan Tempatnya nyaman Keputusan Membeli (Y) Lingkungan Inisiator :3 Sangat setuju :4 produk Acara-acara yang di buat cukup & berkesan & bermanfaat Pemasaran langsung Akses Setuju Kebersihan serta kerapian tempat membeli cukup baik Pertama kali tahu dari teman / keluarga Influencer Saya di jelaskan kelebihannya oleh teman / keluarga Buyer Sering kali dibeli oleh orang yang peduli kesehatan User Saya Puas dengan produknya Saya akan selalu beli produknya 76 4.4. Populasi dan Sample 4.4.1. Populasi Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari obyek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga obyek-obyek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Burhan, 2001: 101). Sugiyono menyebut Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh riset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi (kumpulan objek riset) bisa berupa orang, organisasi, kata-kata dan kalimat, simbol-simbol nonverbal, surat kabar, radio, TV, iklan dan lainya (dalam Kriyantono, 2007: 149) Dalam penelitian ini Populasi yang menjadi sasaran dalam penelitian adalah responden yang membeli maupun mengkonsumsi CNI Coffee Ginseng, dengan karakteristik responden yaitu konsumen CNI Ginseng Coffee CNI Pekanbaru. Berdasarkan data internal PT.CNI maka jumlah Populasi penelitian ini adalah 39358 orang, yaitu konsumen yang membeli CNI Ginseng Coffee per Desember 2013. 4.4.2. Sample Pengertian sampel menurut Andi Supangat (2008:4) Sampel adalah bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili 77 (representative) terhadap populasinya. Sedangkan Kriyantono (2007: 149) mengatakan Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel probabilitas yaitu sample yang ditarik berdasarkan probabilitas dimana setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih melalui perhitungan secara matematis. Dan sampel probabilitas yang dipakai adalah disproporsional stratified random sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya. Penentuan ukuran jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin: = 39358 / (1+39358 * 0.07 * 0.07)= 203,02 = 203 Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 2%, kemudian e ini dikuadratkan (Kriyantono, 2007: 160) Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang 1%, 2%, 3%, 5%, atau 10% (Umar dalam Kriyantono 2007: 160) Pemilihan secara acak sejumlah 203 sampel anggota aktif CNI dari 39358 populasi dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office 2010 Exel, kemudian 203 sampel yang terpilih secara acak dengan 78 komputerisasi tersebut akan diberikan lembar kuesioner yang akan disebar dengan bantuan 3 orang ASDC (Area Supervisor Distribution Center) yang akan mengkoordinasikannya kepada anggota CNI yang konsumennya terpilih secara acak. Penyebaran kuesioner dilakukan mulai tanggal 29 Mei – 7 Juni 2014. 4.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara dalam mengumpulkan data-data dari lapangan yang nantinya digeneralisasi dan dianalisa (Rakhmat, 2007: 96). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. 4.5.1. Data Primer Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan (Bungin, 2008: 128). Data primer yang terdapat di penelitian ini yaitu: Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Disebut juga angket (Kriyantono, 2007: 93). Dalam penelitian ini kuesioner diberikan kepada konsumen yang menjadi responden yaitu sejumlah 203 orang, dengan kriteria pria & wanita, konsumen Pekanbaru yang pernah minum CNI Coffee Ginseng. 79 Wawancara Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Silalahi, 2003: 81). Sedangkan menurut Berger (2000: 111) wawancara adalah percakapan antara periset (seseorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek) (Kriyantono, 2007: 96). Di dalam penelitian ini pihak yang diwawancari yaitu Ronald Sirait Head of Sales Unit CNI Pekanbaru, & Ridwan Maleky sebagai Product Specialis dari CNI Coffee Ginseng. Dan hasil wawancara juga digunakan sebagai informasi untuk menyusun tesis serta digunakan pembentukan pernyataan pernyataan dalam kuesioner. 4.5.2. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data pelengkap sebagai pembandingan (Bungin, 2008: 122). Data Sekunder yang terdapat dipenelitian ini yaitu referensi untuk penelitian antara lain: Daftar Kepustakaan Peneliti mengumpulkan data-data informasi dari buku-buku yang terkait dengan konteks penelitian seperti mengenai marketing, direct-sales, referensi dan penunjang terhadap masalah yang dibahas dalam penelitian ini Company Profile 80 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan company profile PT. CNI. Website Peneliti juga mendapatkan data dari situs - situs di internet yang mempunyai hubungan dengan penelitian di website http://www.cni.co.id,http://www.kompas.com,http://apli.or.id/website/, http://www.frontier.co.id/,http://www.tempo.co,http://apli.or.id/websit e/http://www.womma.org/http://swa.co.id/ 4.6. Teknik Analisis Data Dalam menganalisa data dalam penelitian mengenai “Pengaruh Atribut Produk, Harga, Promosi, Dan Saluran Distribusi Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian CNI Coffee Ginseng oleh konsumen di Cabang CNI Pekanbaru”, teknik analisis data yang digunakan adalah: 4.6.1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas berarti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas berarti prosedur pengujian untuk melihat apakah alat ukur yang berupa kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. (Masri Singarimbun, 2005:124). 81 Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur (Agung, 1990).Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor/ nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama. Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas untuk menguji apakah pertanyaan pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu dipergunakanlah validitas konstruk. Validitas konstruksi mencangkup hubungan antara instrumen peneliti dengan kerangka teori untuk meyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan dengan konsepkonsep dalam kerangka teori (Kriyantono, 2007: 147). Cara menguji validitas konstruksi, menggunakan skala sikap. Arikunto (Umar, 2002: 105) memberikan beberapa langkah pegujian, yaitu: a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. b. Melakukan uji coba alat ukur tersebut pada sejumlah responden. Responden diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. c. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dan skor total dengan memakai rumus product moment(Kriyantono, 2007: 147) 82 Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/ item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment, sebagai berikut Di mana; r = koefisien korelasi Pearson’s Product Moment N= jumlah responden X= skor tiap pertanyaan/ item Y= skor total Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritik. Selanjutnya, jika nilai koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut berada di atas nilai tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan. Menurut Masrum biasanya syarat minimum untuk dianggap valid adalah r = 0,3. Jadi kalau kolerasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan melihat kolerasi antara skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total (Sugiyono,2001: 106). 83 Dalam penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows version yang akan dilihat dari hasil correcteditem total correlation dengan ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan valid apabila nilai corrected item total correlation adalah lebih besar bila dibandingkan dengan r tabel (Santoso, 2002: 270). 4.6.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama (Forcese dan Richer, 1973: 71). Sedangkan menurut Singarimbun Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989). Alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama, walaupun digunakan berulang kali. Reabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap/ajeg (consistent) (Kriyantono, 2007: 140). Untuk menguji reliabilitas, kita harus memahami bahwa ada dua faktor: hasil pengukuran yang sebenarnya (true score), dan kesalahan pengukuran (measurement error). Kesalahan pengukuran ini harus kita perhitungkan, mengingat gejala sosial lebih sulit diukur dari pada gejala fisik. Kesalahan pengukuran ini bisa berasal dari banyak sebab, misalnya kata-kata dalam kuesioner membingungkan (ambiguouse) atau responden 84 salah melingkari jawaban. Hasil pengukuran gejala sosial adalah kombinasi true score dan meansurement error. Dapat dinyatakan bahwa: X0= Xt + Xe Dimana: X0 = angka yang diperoleh (obtained score) Xt = angka pengukuran sebenarnya (true score) Xe = kesalahan pengukuran (meansurement error) Semakin besar kesalahan pengukuran (meansurement error) maka semakin tidak reliabel alat ukur, begitu sebaliknya besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui dengan antara lain dari nilai korelasi antara hasil pengukuran pertama dan kedua (artinya alat ukur ini digunakan dua kali). Bila nilai korelasi (r) dikuadratkan, maka hasilnya disebut koefisien determinasi, yang merupakan petunjuk besar kecilnya hasil pengukuran yang sebenarnya. Semakin tinggi angka korelasi, semakin besar nilai koefisien determinasi, dan semakin rendah kesalahan pengukuran (Kriyantono, 2007: 141). Pengukuran Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot (pengukuran sekali) melalui pengukuran korelasi antara pertanyaan dengan nilai batas 0,6 (Bryman, 2008: 151). Uji reabilitas akan dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20.0 yang akan diukur dengan uji statistik alpha Cronbach (a) adalah di atas rtable (Santoso, 2002: 270) 4.6.3. Analisis Uji Klasik Data Agung (2005) mengungkapkan bahwa model regresi linear berganda disebut sebagi model yang baik jika model tersebut 85 memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolineritas, normalitas, autokorelasi dan heteroskestisitas. Proses pengujian asumsi klasik statistik dilakukan bersamasama dengan proses regresi sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik statistik menggunakan media kotak kerja yang sama dengan uji 4.6.4. Uji F Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Bila nilai F hitung > F tabel, maka H1 diterima, maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan. Sebaliknya apabila F hitung < F tabel, maka H1 ditolak, dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan. 4.6.5. Analisis Korelasi Korelasi adalah metode untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan dua peubah atau lebih yang digambarkan oleh besarnya koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan antar dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab 86 akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi semata-mata menggambarkan keterkaitan linier antar peubah (Mattjik & Sumertajaya, 2000). Banyak metode statistika untuk mengukur korelasi. Salah satu yang paling sering digunakan adalah Korelasi Pearson. Ini merupakan Metode Parametrik sehingga memerlukan pengujian asumsi, yaitu: 1. Data memiliki skala pengukuran interval atau rasio (harus numerik bukan kategorik) 2. Mengikuti Distribusi Normal 3. Memiliki hubungan linier Apabila data Anda tidak memenuhi asumsi di atas maka gunakan korelasi yang lain, yaitu: 1. Tau Kendall 2. Spearman (winnerstatistik.com) Sesuai dengan data di atas penelitian ini cocok menggunakan korelasi pearson (Product Moment). Rumus atau teknik stastistik ini digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala interval dengan skala interval lainya. Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lainya. Simbol korelasi Product moment ditulis dengan huruf “r” (Kriyantono, 2007: 171). 87 Rumus Korelasi Product Moment adalah: Di mana; r = koefisien korelasi Pearson’s Product Moment N = jumlah individu dalam sample X = angka mentah untuk variabel X Y = angka mentah untuk variabel Y (Kriyantono, 2007: 171-172). Nilai dari Koefisien korelasi (r) berkisar antara -1 sampai dengan 1. r= -1 berarti terdapat hubungan negatif (berkebalikan) yang sempurna r= 0 berarti tidak terdapat hubungan sama sekali r= 1 berarti terdapat hubungan positif yang sempurna Kekuatan hubungan yang menunjukan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi (korelasi). Nilai koefisien korelasi ini adalah: Tabel IV.3. Interpretasi koefisien (Sugiyono, 2002: 150) Interval koefisien Keterangan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,499 Rendah 0,50 – 0,699 Kuat 0,70 – 1,000 Sangat kuat Jadi, bila dari uji statistik ditemukan hubungan antara variabel menunjukan angka 0,90 berarti hubungan antara kedua variabel tadi sangat 88 kuat. Selain itu ada, beberapa ketentuan lain yang berlaku mengenai sifat dan nilai hubungan (korelasi), yaitu: a. Nilai hubungan (korelasi) antara variabel X dan Y berkisar antara 1 sampai dengan +1 b. Hubungan bersifat positif terjadi bila “semakin besar nilai variabel X maka semakin besar pula nilai variabel Y” atau sebaliknya “semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil nilai variabel Y” c. Hubungan bersifat negatif terjadi bila “ semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar nilai variabel Y” atau sebaliknya “ semakin besar nilai variabel X maka semakin kecil nilai variabel Y” d. Bila nilai koefisien hubungan sama dengan 0, berarti tidak ada hubungan antar variabel. e. Bila nilai koefisien hubungan sama dengan 1 atau sama dengan -1, berarti terjadi hubungan yang sempurna. Yang disebut mempunyai hubungan (korelasi) yang sempurna positif dan yang kedua adalah hubungan sempurna negatif. Hubungan sempurna positif berarti setiap kenaikan nilai variabel X selalu disertai kenaikan yang seimbang (proporsional) pada nilai-nilai variabel Y. hubungan sempurna negatif berarti setiap kenaikan nilai X diikuti penurunan secara proporsional nilai Y. Namun demikian hubungan sempurna amat jarang ditemukan. Menurut Hadi (2000: 286) nilai korelasi yang lebih besar +1 atau -1 tidak pernah dijumpai. Jika kita 89 menjumpai yang lebih dari +1 dan -1 maka kita harus meninjau kembali kebenaran perhitungan (Kriyantono, 2007: 168-170). 4.6.6. Analisis Regresi Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel mempunyai hubungan kausal (sebab akibat) atau hubungan fungsional (Kriyantono, 2007: 179). Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas (X) terhadap Variabel terikat (Y). Rumus yang digunakan adalah: Y = a + bX , Di mana; Y = variabel tidak bebas (Keputusan Pembelian) X = variabel bebas (Atribut Produk, Harga, Promosi & Saluran Distribusi) a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0 b= koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel Nilai a dan b dapat dihitung dengan rumus berikut: n(∑XY)-(∑X)((∑Y) (∑Y)-b(∑X) a= dan n b= n(∑XY2)-(∑X) Di mana n = jumlah sample (Kriyantono, 2007:180-181) Regresi Ganda 90 Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaikan turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 1999: 210). Rumus regresi ganda yaitu: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Sedangkan untuk mencari nilai a, b1, dan b2 dengan rumus: A = Y - b1X1 - b2X2 (∑ X12)( ∑X1 Y) b1 - (∑ X1X2)(∑X2 Y) = (∑ X12)( ∑X22) (∑ X12)( ∑X2 Y) b2 - - (∑ X1X1)2 (∑ X1X2)(∑X1 Y) = (∑ X12)( ∑X22) Dimana: Y = minat pendengar a = konstanta b1, b2 = koefisien regresi X1 = atribut produk X2 = harga X3 = promosi X4 = saluran distribusi e = error term - (∑ X1X2)2 91 4.6.7. Uji T Uji parsial ini digunakan untuk membandingkan nilai T hitung masing- masing variabel bebas dengan T tabel pada signifikan 0.05. bila T hitung > T tabel, maka H1 diterima, berarti variabel bebas memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika T hitung < T tabel, maka H1 ditolak, berarti secara parsial tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel terkait. 4.6.6. Teknik Pengolahan Data Pada penelitian ini peneliti menggunakan Program SPSS for Windows Version 20.0 yaitu pengolahan data dengan sistem komputerisasi. Agar mendapat hasil yang tepat guna menghinari kesalahan penghitungan akibat human error. 4.7. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian Keterbatasan Penelitian ini antara lain: 1. Adanya kemungkinan interpretasi yang berbeda oleh responden yang disebabkan karena kurang tepatnya pemilihan kata – kata oleh peneliti dalam menyusun instrument penelitian. 2. pengisian kuesioner oleh responden memungkinkan adanya perbedaan pemahaman. 92 3. Ketidakjujuran dan rasa takut responden dalam memberikan jawaban pada kuestioner yang diajukan oleh peneliti 4. Kelemahan penelitian ini yaitu kuesioner disebarkan oleh staf CNI Cabang Pekanbaru, karena data base konsumen tidak di izinkan dipegang oleh pihak selain staf CNI yang telah disetujui manejemen CNI.