perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PROFITABILITY, GROWTH RATE, ASSET STRUCTURE,
RISK DAN SIZE BANK TERHADAP LEVERAGE BANK DI
INDONESIA PADA PERIODE PENELITIAN 2004 HINGGA 2009.
(Studi Pada Bank–bank Yang Terdaftar di BEI)
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta
OLEH :
ROBBY SANI YUDHA
F1206052
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITY, GROWTH RATE, ASSET STRUCTURE,
RISK DAN SIZE BANK TERHADAP LEVERAGE BANK DI
INDONESIA PADA PERIODE PENELITIAN 2004 HINGGA 2009.
Oleh :
ROBBY SANI YUDHA
NIM. F1206052
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitability, growth rate, asset
structure, risk dan size bank terhadap leverage bank-bank di Indonesia. Struktur modal merupakan
komposisi atau gabungan dari utang (debt) dan sekuritas (equity). Karakteristik perusahaan
merupakan proxy yang tepat guna menginterpretasikan variabel-variabel yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan, seperti yang telah diungkapkan pada penelitian ini, yaitu meliputi
profitabilitas (profitability), tingkat pertumbuhan (growth), struktur aset (asset structure), tingkat
risiko (risk), dan ukuran (size).
Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling. Data
yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui situs resmi Bank Indonesia.
Data-data yang digunakan meliputi Balance Sheet dan Income Statement dari bank-bank yang
terdaftar pada BEI pada periode 2004-2009.
Hasil studi ini mengindikasikan pada hasil uji F menunjukkan bahwa ada pengaruh postif
dari profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara bersama-sama
terhadap leverage. Sedangkan uji t menunjukkan bahwa untuk variabel asset structure mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Sedangkan variabel profitability, growth rate, risk
dan size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat penulis berikan yaitu memperluas objek
penelitian dan menambah jumlah variabel, karena kelima variabel bebas dalam penelitian ini
hanya mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 34,7%, berarti masih
banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi leverage.
Kata kunci :
profitability, growth rate, asset structure, risk, size, dan leverage
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
THE EFFECTS OF PROFITABILITY, GROWTH RATE, ASSET
STRUCTURE, RISK, AND SIZE OF BANK TO THE LEVERAGE OF
BANK IN INDONESIA OF 2004-2009 RESEARCH PERIODS.
By:
ROBBY SANI YUDHA
NIM.F1206052
This research aims to determine the effect of profitability, growth rate,
asset structure, risk, and size of bank to the leverage of banks in Indonesia.
Leverage is one part of fund structure. Fund structure is a composition or a
combination of debt and security (equity). Strong characteristic of company is
required to interpret the variables affect the fund structure.
The samples in this research are determined by purposive sampling
method. The usage data in this research is secondary data from official site of
Bank of Indonesia. The data used in this research is around Balance Sheet and
Income Statement of banks which listed in BEI 2004-2009 periods. The analysis
method is using multiple linear regression analysis.
Result of this study indicates in F result test show the positive existence
from profitability, growth rate, asset structure, risk, and size of company together
with leverage. Whereas, T test show the variable asset structure have significant
effect to the leverage. Though the profitability, growth rate, risks, and size of
company variable is not significant influence to the leverage.
Based on research result, advice can be given by author is to expanding
research object and add number of variable because all five free variable they are
profitability, growth rate, asset structure, risk, and size of company can only
explain the effect to the leverage in the amount of 34,7%, it means there still
another variables can affect the leverage.
Keyword: profitability. Growth rate, asset structure, risk, size, and leverage.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
PENGARUH PROFITABILITY, GROWTH RATE, ASSET STRUCTURE, RISK DAN SIZE
BANK TERHADAP LEVERAGE BANK DI INDONESIA PADA PERIODE PENELITIAN
2004 HINGGA 2009.
(Studi pada Bank-bank yang Terdaftar di BEI)
Surakarta, 29 Mei 2012
Disetujui
dan
diterima
Pembimbing,
Drs. Harmadi, M.M
NIP. 19580513 1984031 001
commit to user
oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta,
Tim Penguji Skripsi
1.
Sebagai Ketua
(
Sebagai Pembimbing
(
)
NIP.
2.
)
NIP.
3.
Sebagai Anggota (
NIP.
commit to user
)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur karya sederhana ini ku persembahkan kepada :
Ø
Ibuku tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang, doa, dan pengorbanan yang tak
terhingga nilainya.
Ø
Ayah di surga yang memberikan inspirasi, materi, dan pengorbanan tiada tara,
Ø
Mbak Ika dan Anggi,
Ø
Merchelina Lucy Astheri tersayang yang telah memberi semangat, rasa sayang, inspirasi,
dukungan, dan kesetiaannya selama ini.
Ø
Sahabat-sahabat Kaipank, Immanuelle, dan Arimbi.
Ø
Almamaterku,
Ø
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan atas
pembuatan skripsi ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
(QS Al-Insyirah : 6)
Kekayaan tidak dilihat dari melimpahnya harta, tapi dari perasaan berpuas diri
(Nabi Muhammad SAW)
Manusia tumbuh dewasa, bersamaan dengan itu tumbuh pula dua hal; kecintaan pada
kekayaan dan kecintaan pada umur panjang.
(Nabi Muhammad SAW)
Jika Anda menang, tak usah berkomentar. Jika Anda kalah, tak usah beralasan.
(Penulis)
Rasa syukur menjadikan kita manusia yang tidak merasa kekurangan.
(Penulis)
Keberhasilan itu dekat, bagi yang rajin,tapi jauh bagi yang malas. Maka, bermimpilah yang
sebesar-besarnya, tapi bersegeralah untuk mengerjakan sekecil-kecilnya kebaikan yang
terdekat.
(Mario Teguh)
Janganlah hidup untuk yang belum Anda miliki, berbahagialah dengan yang sudah ada pada
Anda. Rasa syukur adalah awal kebahagiaan.
(Mario Teguh)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Customer Satisfaction terhadap
Repurchase Intention Dimediasi oleh Trust, Positive Attitude, dan Perceived Usefulness pada Situs
Online Shopping ( Studi pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta )”.
Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran
dari berbagai pihak. Oleh karena itulah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
DR. Wisnu Untoro, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun skripsi.
2.
Ibu DR. Hunik Sri Runing., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.
3.
Bapak Drs.Wiyono, M.M
selaku sekretaris Program Studi Non Reguler
Manajemen yang telah memberikan dukungan selama masa studi di Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
4.
Bapak Drs. Karsono, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus
pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis.
5.
Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
6.
Seluruh mahasiswa S1 Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
7.
Ibu dan Ayah tercinta. Terima kasih atas segalanya.
8.
to userTerima kasih atas semangat dan doanya.
Kakakku Ika dan Adikkucommit
Anggi tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id
9.
digilib.uns.ac.id
Merchelina Lucy Astheri. Kamu adalah sumber inspirasiku, selalu memberiku
semangat, dan selalu mendampingiku. Terima kasih atas segalanya.
10.
Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Sehingga
dengan tangan terbuka, penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surakarta,
April 2011
Penulis,
Andrie Dwi Irianto
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................
i
ABSTRAK .................................................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................................
v
HALAMAN MOTTO ................................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................................
7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................
8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .........................................................................................................
11
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................................
23
C. Kerangka Pemikiran .................................................................................................
24
D. Hipotesis ...................................................................................................................
25
BAB III METODE PENELITIN
A. Desain Penelitian ......................................................................................................
33
commit to user
B. Populasi dan Sampel ................................................................................................
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ..............................................................
36
D. Instrumen Penelitian dan Skala Penelitian ...............................................................
36
E. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional .......................................................
37
F.
Metode Analisis Data ...............................................................................................
41
G. Pretest .......................................................................................................................
49
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian .........................................................................
51
B. Analisis Deskriptif Responden .................................................................................
64
C. Tanggapan Responden .............................................................................................
66
D. Analisis Data ............................................................................................................
79
E. Uji Asumsi Model ....................................................................................................
85
F.
Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................................... 103
G. Pembahasan Penelitian di Lapangan ........................................................................ 116
H. Tabulasi Responden atas Pertanyaan Terbuka ......................................................... 118
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 120
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................ 123
C. Saran ......................................................................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 126
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 130
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
1.
Model Kerangka Pemikiran ................................................................................................
24
2.
Logo Kaskus (www.kaskus.us) ...........................................................................................
52
3.
Path Analysis Diagram Model Penelitian ........................................................................... 103
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
1.
III.1 : Goodness of Fit Indices .............................................................................................
48
2.
IV.1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................
64
3.
IV.2 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fakultas ............................................
65
4.
IV.3 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Customer Satisfaction ..........................
68
5.
IV.4 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Trust ....................................................
71
6.
IV.5 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Positive Attitude ..................................
74
7.
IV.6 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Perceived Usefulness ...........................
77
8.
IV.7 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Repurchase Intention ...........................
79
9.
IV.8 : KMO dan Bartlett’s Test ...........................................................................................
80
10. IV.9 : Hasil Faktor Analisis ................................................................................................
82
11. IV.10 : Hasil Uji Reliabilitas ...............................................................................................
83
12. IV.11 : Hasil Uji Normalitas ...............................................................................................
86
13. IV.12 : Jarak Mahalanobis Data Penelitian .........................................................................
88
14. IV.13 : Kriteria Goodness of Fit Indices .............................................................................
89
15. IV.14 : Hasil Goodness of Fit Model ..................................................................................
90
16. IV.15 : Hasil Goodness of Fit Model Setelah Dimodifikasi ................................................
92
17. IV.16 : Regression Weights ................................................................................................
95
18. IV.17 : Standardized Total Effects (Group number 1-Default model) ................................
96
19. IV.18 : Standardized Direct Effects (Group number 1-Default model) ..............................
96
20. IV.19 : Standardized Indirect Effects (Group number 1-Default model) ............................
97
21. IV.20 : Ringkasan Hasil Direct, Indirect, dan Total Effect .................................................
97
22. IV.21 : Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 109
23. IV.22 : Tabulasi Respon Responden atas Pertanyaan Terbuka ........................................... 118
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1.
Kuesioner
2.
Pretest
3.
Sampel Besar
4.
Output SEM
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan judul dari penelitian ini, terdapat dua elemen utama yaitu
struktur modal dan bank. Struktur modal (capital structure) merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan. Karena
penentuan struktur modal sangat berkaitan erat dengan penerapan strategi
perusahaan yang dilaksanakan sebagai tools dalam pencapaian goals dari
perusahaan tersebut. Menurut definisi yang ada, Capital Structure mengacu pada
kombinasi penggunaan debt dan ekuitas (equity security) dalam perencanaan
struktur keuangan perusahaan dalam jangka panjang (Megginson, 1997).
Berdasarkan definisi inilah, dapat diketahui bahwa penentuan struktur modal yang
tepat akan menentukan pula sumber pendanaan bagi perusahaan yang nantinya
dapat mendanai aktivitas perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang.
Komposisi modal yang tepat sangatlah penting bagi setiap perusahaan
namun tidak berarti bahwa struktur modal sama untuk setiap perusahaan.
Perusahaan non finansial membutuhkan modal terutama untuk mendanai
pembelian aset atau properti perusahaan serta untuk membangun fasilitas
produksi dan perlengkapan baru guna mendukung area bisnis perusahaan yang
baru. Hal serupa juga terjadi pada perusahaan finansial (bank).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bank merupakan salah satu pelaku ekonomi yang memegang peran sangat
penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU no.10 tahun 1998, bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Seperti yang kita ketahui pula, fungsi utama bank dalam perekonomian adalah
sebagai intermediaris yaitu fungsi perantara antara pihak yang defisit dana dengan
pihak yang surplus dana. Dengan adanya fungsi ini maka roda perekonomian
suatu negara dapat berjalan dengan baik.
Bank, menurut definisi di atas, merupakan salah satu contoh badan usaha,
dengan demikian dapat disertarakan dengan badan usaha lainnya seperti
perusahaan non finansial. Perbedaannya terletak pada fokus dari bank yang sama
sekali berbeda dengan perusahaan non finansial lainnya. Seperti yang kita telah
pelajari, bank lebih fokus dalam me-manage kebutuhan yang berbeda dan kadang
kala saling bertentangan. Bank menyediakan likuiditas bagi para depositor
melalui current account dan extend credit, sedangkan bagi para borrowers, bank
juga menyediakan likuiditas melalui penyaluran kredit yang likuid (Kashyap et
al., 1999). Dengan demikian kesuksesan bank ditentukan oleh kemampuan
manajemen bank dalam mengidentifikasi, menilai, memonitor serta mengelola
risiko yang timbul dari aktivitas bisnisnya tersebut.
Terkait dengan kemampuan bank dalam menilai dan mengelola risiko
yang dihadapinya, maka bank harus dapat menemukan cara yang tepat untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memperoleh jumlah modal yang cukup agar dapat meng-cover unexpected losses
yang timbul dari aktivitas bisnis bank itu sendiri. Bahkan, profit yang dihasilkan
bank pun nantinya juga akan dievaluasi terkait dengan pengalokasiannya untuk
meng-cover unexpected risk tersebut. Hal ini jelas mencerminkan betapa
pentingnya peran modal sebagai elemen utama dalam mengelola aktivitas bisnis
bank.
Lebih jauh lagi, jika kita melihat sekilas tentang kondisi perbankan di
Indonesia, segala hal yang terkait dengan regulasi perbankan di Indonesia menjadi
otoritas Bank Setral, Bank Indonesia. Hal ini lebih didasarkan atas pentingnya
peran bank sebagai perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana
yang diterima dari nasabah, dalam hal ini masyarakat umum maupun korporasi.
Jika sebuah bank mengalami kegagalan, dampak yang ditimbulkan akan meluas
dan mempengaruhi nasabah maupun lembaga-lembaga lain yang menyimpan
dananya atau bahkan menginvestasikan modalnya di bank. Bahkan hal tersebut
dapat berdampak pula pada perekonomian nasional.
Mengingat pentingnya peran bank tersebut maka bank sentral perlu
menerapkan pengawasan yang baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kepercayaan nasabah terhadap aktivitas perbankan. Di Indonesia, Bank Indonesia
selaku bank sentral menerapkan konsep kerangka perhitungan modal yang
mengatur tentang konsep permodalan bank, yaitu Basel II. Tujuan utama dari
Basel II ini adalah untuk meningkatkan keamanan dan kesehatan system
keuangan, dengan menitikberatkan pada perhitungan permodalan yang berbasis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
risiko, supervisory review process, dan market discipline. Dengan adanya
ketetapan tentang Capital Adequacy Ratio yang ditetapkan ini, maka bank harus
lebih focus dalam menjaga kecukupan modalnya.
Terkait dengan adanya konsep Basel II yang diterapkan di Indonesia,
maka hal ini mendukung argumentasi bahwa struktur modal merupakan elemen
penting yang sangat diperhatikan dalam dunia perbankan dan akan menjadi suatu
topik yang sangat menarik untuk diteliti. Selain itu karakteristik bank juga sangat
unik jika dibandingkan dengan perusahaan non finansial lainnya sehingga
memungkinkan adanya perbedaan dampak faktor yang mempengaruhi struktur
modal bank itu sendiri. Karena itulah studi lebih lanjut yang membahas tentang
struktur modal bank perlu dilakukan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba mengambil
judul
:
“PENGARUH
PROFITABILITY,
GROWTH
RATE,
ASSET
STRUCTURE, RISK DAN SIZE BANK TERHADAP LEVERAGE BANK DI
INDONESIA PADA PERIODE PENELITIAN 2004 HINGGA 2009.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Apakah profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan
secara simultan berpengaruh terhadap leverage ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Apakah profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan
secara parsial berpengaruh terhadap Leverage ?
C. Batasan Masalah
Penelitian hanya meliputi bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun 2004 sampai dengan 2009
dan penelitian hanya menguji pengaruh profitability, growth rate, asset structure,
risk, dan size perusahaan terhadap leverage baik secara parsial maupun simultan.
Dan menganggap keadaan lainnya carteris paribus.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh profitability, growth rate, asset structure, risk,
dan size perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap leverage.
2. Memberi bukti empiris pengaruh profitability, growth rate, asset structure,
risk, dan size perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap leverage.
E. Manfaat Penelitian
Penulis berharap bahwa dengan adanya penelitian ini maka masyarakat
luas, pada umumnya, dan pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang
ekonomi, pada khususnya, dapat memperoleh informasi baru mengenai struktur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
modal bank, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta dampaknya terhadap
struktur modal suatu bank. Hal ini dikarenakan masih sangat minimnya studi yang
secara spesifik membahas tentang struktur modal bank. Seperti yang diketahui
terkadang dalam melakukan penelitian, bank atau perusahaan finansial lainnya
sering kali tidak diikutsertakan dalam sample penelitian. Diharapkan dengan
adanya penelitian ini maka akan diperoleh informasi baru dan dapat menjangkau
struktur modal bank yang masih under-explored tersebut.
Penelitian ini juga berusaha untuk mengetahui apakah struktur modal bank
hanya dipengaruhi oleh CAR Rates saja, dimana CAR Rates merupakan otoritas
penuh Bank Indonesia dalam mempengaruhi struktur modal bank. Mungkin
karena alasan inilah perusahaan finansial sering kali tidak diikutsertakan sebagai
sampel dalam penelitian di bidang keuangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori-teori
tentang struktur modal perusahaan yang pada pembahasannya dilakukan beberapa
adjustment agar teori-toei tersebut applicable terhadap kondisi struktur modal
bank. Penyesuaian ini dilakukan karena terbatasnya literatur yang membahas
tentang struktur modal bank. Sehingga untuk menganalisa struktur modal bank
digunakanlah Classic Capital Structure Theory yang telah disesuaikan dengan the
nature of bank. Beberapa teori yang terkait dengan penelitian ini antara lain teori
struktur modal dan teori tentang bank.
1. Struktur Modal
Berdasarkan definisi yang dikutip dari buku karangan W.L.
Megginson (1997), struktur modal merupakan komposisi atau gabungan dari
utang (debt) dan sekuritas (equity) yang nantinya akan menentukan struktur
keuangan jangka panjang suatu perusahaan. Penentuan struktur modal yang
optimal nantinya dapat menghasilkan keputusan financing perusahaan dengan
financing cost yang paling rendah. Selain itu, dampaknya bagi para investor
adalah nantinya mereka dapat dengan yakin menginvestasikan dananya pada
financial market, sebab dijamin investasi yang mereka lakukan akan
menghasilkan imbal hasil yang maksimum dengan risiko yang minimum. Hal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tempat mereka berinvestasi telah
menerapkan financing decision yang optimal sehingga dapat meningkatkan
nilai dari perusahaan. Sedangkan dari sisi public policymakers, dalam hal ini
pemerintah di negara tempat bernaungnya suatu perusahaan, juga dapat
menerapkan aturan-aturan serta kebijakan pajak yang dapat memaksimumkan
aggregate output negara sehingga dapat memberikan dampak atau risiko atas
stabilitas perekonomian negara yang paling minimum.
Banyak studi yang telah dilakukan terkait dengan struktur modal
perusahaan. Kebanyakan dari studi-studi tersebut berusaha untuk mengetahui
apakah struktur modal dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan dan
faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Salah
satu studi yang terkemuka terkait dengan capital structure ini adalah studi
yang dilakukan oleh Modigliani dan Merton Miller pada tahun 1958. Seiring
dengan semakin banyaknya studi yang dilakukan atas struktur modal
perusahaan, muncul berbagai teori yang mendasari struktur modal suatu
perusahaan. Dua mainstream besar dalam teori struktur modal adalah Tradeoff Theory dan Pecking Order Theory. Kedua teori ini memiliki perbedaan
pandangan tentang dampak dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal suatu perusahaan. Pembahasan lebih rinci tentang kedua teori ini akan
dijabarkan pada sub bab dari bab ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Modigliani-Miller Model
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, salah satu studi struktur modal
yang terkemuka adalah studi yang dilakukan oleh Modigliani dan Merton
Miller pada tahun 1958. Artikel yang mereka buat berusaha untuk
memberikan definisi operasional atas biaya modal dan teori investasi yang
dapat direalisasikan dan tepat.
Sebelum membahas lebih jauh tentang model struktur modal yang
ditemukan oleh Modigliani dan Miller, terlebih dahulu harus mengetahui
asumsi-asumsi yang mendasarinya :
a. Seluruh aset fisik merupakan kemilikan perusahaan
b. Pasar modal bersifat frictionless, yang artinya tidak ada pajak atas
perusahaan atau pun personal tax, dan tidak terdapat bankruptcy cost.
c. Perusahaan hanya dapat menerbitkan dua jenis sekuritas, yakni risky
equity dan risk-free debt
d. Individu atau pun perusahaan dapat melakukan borrow dan lend pada
tingkat bunga bebas risiko (risk-free interest rate)
e. Investor memiliki homogeneous expectation atas arus profit perusahaan
f. Tidak terdapat growth, sehingga arus aliran kas setiap tahunnya memiliki
besaran yang sama
g. Seluruh perusahaan dapat diklasifikasikan kedalam equivalent
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h. return class (return dari sekuritas semua perusahaan dalam kelas tersebut
proporsional dan berkorelasi sempurna terhadap perusahaan lain dalam
kelas tersebut).
3. Modigliani-Miller Model Proposition I
Sebelum membahas tentang model Proposisi I ini, haruslah kita
ketahui asumsi-asumsi yang mendasari model ini. M&M mengasumsikan
terdapat perusahaan j yang berada di kelas c. Dimana perusahaan ini
diekspektasikan untuk menghasilkan Net Operating Income (NOI) setiap
periodenya, secara ratarata, sebesar NOIj. Nilai pasar dari utang perusahaan
adalah sebesar Dj, dan nilai pasar dari ekuitas perusahaan adalah sebesar Sj.
Dengan demikian total value dari perusahaan (Vj) sama dengan penjumlahan
dari market value of debt dan equity perusahaan j. Berdasarkan asumsi
tersebut maka model Proposisi I dari M&M model adalah sebagai berikut :
V j = (S j + D j ) =
NOI
rk
Vj = total firm s value
Sj = market value of firm s equity
Dj = market value of firm s debt
NOI = net operating income
k = required rate of return for a firm in risk class
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Proposisi I Modigliani & Miller menyatakan bahwa The market value
of any firms is independent of its capital structure and is given by capitalizing
its expected return at the rate appropriate to its class . Dengan kata lain, nilai
perusahaan ditentukan dengan mengkapitalisasi pendapatan bersih operasional
(EBIT) pada suatu tingkat pengembalian atau rate yang konstan.
Tingkat pengembalian atau rate ( k) yang digunakan harus sesuai
dengan tingkat risiko perusahaan, dimana nilai perusahaan bersifat
independen terhadap tingkat leverage yang digunakan perusahaan tersebut.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa Proposisi I M&M
menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kapitalisasi Net
Operating Income dan rate yang digunakan dalam kapitalisasi tersebut.
Dengan kata lain tingkat leverage yang digunakan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Modigliani & miller membuktikan proposisinya dengan menggunakan
argumentasi arbitrase. Arbitrase merupakan suatu proses pembelian barang di
suatu pasar yang harganya lebih murah, kemudian menjual kembali barang
tersebut di pasar lain dimana barang serupa dijual dengan harga yang lebih
tinggi dibandingkan pasar sebelumnya (W.L. Megginson, 1997) . Arbitrase
menawarkan keuntungan yang tidak terbatas. Dalam pembuktiannya, M&M
mendemonstrasikan bahwa kesempatan arbitrase dapat terjadi apabila market
value kombinasi debt dan equity dari levered firm berbeda dengan perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang identik namun bersifat unlevered. Dan apabila arbitrase ini terjadi, maka
nantinya akan berdampak pada munculnya disequilibrium. Oleh karena itu,
untuk mencegah arbitrase terjadi, market value kombinasi debt dan equity
perusahaan levered dengan perusahaan yang unlevered haruslah sama.
Proposisi I M&M ini juga mengasumsikan berlakunya Law of One Price yang
nantinya dapat mendukung proposisi ini menjadi relevan.
4. Modigliani-Miller Model Proposition II
Proposisi II M&M menyatakan bahwa the expected yield of a share of
stock is equal to the appropriate capitalization rate, k, for pure equity stream
in the class, plus a premium related to financial risk equal to the debt to
equity ratio times the spread between k and r . Model yang dikemukakan pada
proposisi II ini adalah sebagai berikut :
kj =
r k + [(r k - r )D j ]
Sj
kj = expected return
k = required rate of return for a firm in risk class
r = interest rate of debt
Dj = market value of firm s debt
Sj = market value of firm s equity
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan kata lain, proposisi II M&M ingin menyatakan bahwa cost of
capital dari perusahaan yang levered adalah sama dengan tingkat
pengembalian perusahaan yang unlevered pada tingkat kelas risiko yang
sama, ditambah dengan suatu premium yang besarnya tergantung pada rasio
debt to equity dan selisih antara cost of equity dan debt. Berdasarkan
pernyataan tersebut dapat kita ketahui bahwa expected return atas ekuitas
perusahaan yang levered merupakan fungsi linier dari rasio debt to equity
perusahaan tersebut.
Dari kedua proposisi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller
ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh net
operating income perusahaan tersebut yang dihasilkan dari penggunaan
seluruh asset perusahaan. Dan dengan demikian nilai perusahaan tidak
dipengaruhi oleh struktur modal atau kombinasi utang dan ekuitas perusahaan.
Dengan kata lain, nilai dari perusahaan bergantung pada aktivitas operasional
dan investasinya, bukan pada aktivitas pendanaannya.
5. The Trade-Off Theory
Berdasarkan yang telah diuraikan sebelumnya pada sub bab tentang
M&M model, bahwa struktur modal suatu bank tidak relevan terhadap nilai
dari perusahaannya. Sehingga struktur modal yang diterapkan oleh perusahaan
bersifat random dan ditentukan tanpa perlu mempertimbangkan apa pun
dampaknya terhadap perusahaan, sebab struktur modal irrelevan terhadap nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan. Namun dalam kenyataannya, perusahaan-perusahaan tidak
memilih struktur modalnya secara sembarangan atau tanpa pertimbangan apa
pun. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi munculnya teori-teori lain tentang
struktur modal. Dengan melakukan pengembangan terhadap model M&M,
maka para akademisi dan praktisi berhasil mengembangkan beberapa teori
beru tentang struktur modal. Teori ini disebut sebagai Agency Cost/Tax Shield
Trade-Off Model. Dimana seperti yang diungkapkan pada bukunya, W.L.
Megginson (1997), dalam model ini, terdapat beberapa hal baru yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal perusahaan, yaitu :
a. Corporate Income Tax
b. Personal Taxes on Investment Income (divident, capital gains, and
interest);
c. Deadweight Cost of Banckruptcy and Financial Distress;
d. Agency Problems (between managers, stockholders, and bondholders);
e. Contracting Cost;
f. Asset Characteristics, earnings volatility, and firm s investment
opportunity set;
g. Ownership Structure and Corporate Control
6. Capital Structure with Corporate Income Tax
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan adanya pajak atas pendapatan perusahaan, maka perusahaan
yang menggunakan utang dalam struktur modalnya akan memperoleh tax
benefit (tax shield), sedangkan perusahaan yang sama sekali tidak
menggunakan utang (unlevered) tidak dapat memperoleh tax benefit tersebut.
Dengan mengembangkan model M&M, maka nilai dari perusahaan yang
menggunakan utang (VL) dapat dihitung dengan persamaan :
VL = VU + PVTaxShield = VU + t c D
VL = Nilai perusahaan yang menggunakan utang
VU = Nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang
c = Tax rate
D = Outstanding Debt perusahaan
NI = Net Income Perusahaan
p= Required rate of return for a firm in risk class
7. Capital Structure with Corporate and Personal Income Tax
Pada pembahasaan sub bab berikut, kita akan melihat bagaimana
dampak adanya personal income tax terhadap struktur modal perusahaan.
Menurut Miller (1977), struktur modal perusahaan selain dipengaruhi oleh
pajak atas pendapatan perusahaan (corporate income tax) juga dipengaruhi
oleh pajak pendapatan perseorangan (personal income tax) atas kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
investasi. Kemudian Miller mengembangkan sebuah model yang dapat
menunjukkan keuntungan atas penggunaan utang dalam struktur modal
perusahaan dengan adanya corporate income tax dan personal income tax.
Model tersebut adalah sebagai berikut :
é (1 - t c )(1 - t ps ) ù
GL = ê1 ú DL
(
1
t
)
pd
ëê
ûú
GL = gain from using leverage
DL = market value of firm s outstanding debt
tc = tax rate on corporate profits
tps = personal tax rate on income from stock (
tpd = personal tax rate on income from debt (interest income)
Model ini merupakan pengembangan dari M&M irrelevant model
dimana pada model tersebut terdapat asumsi bahwa tidak ada pajak di dunia
ini. Apabila hasil dari perhitungan dengan model di atas adalah positif, maka
hal
tersebut
mengindikasikan bahwa perusahaan
dapat memperoleh
keuntungan dengan adanya penggunaan utang dalam struktur modalnya.
Sedangkan apabila hasilnya negatif, maka hal tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan utang oleh perusahaan justru menjadikan perusahaan mengalami
kerugian.
8. Cost of Banckruptcy and Financial Distress
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Para ahli keuangan telah menyadari bahwa dengan besarnya biaya
kebangkrutan dan tingginya tekanan keuangan yang dialami oleh perusahaan,
maka penggunaan utang dalam struktur modal akan semakin tidak
menguntungkan.
Banckrutcy adalah suatu proses hukum yang meliputi aktivitas
pengorganisasian kembali financial claims perusahaan dan pentrasferan
kepemilikan perusahaan (W.L. Megginson, 1997). Kebangkrutan merupakan
hasil dari economic failure dan bukan penyebab economic failure. Tanda awal
suatu perusahaan yang terindikasi bangkrut yaitu nilai perusahaan yang terus
menurun dan adanya pengurangan tenaga kerja dalam jumlah besar.
Biaya kebangkrutan (cost of banckruptcy) dan tekanan keuangan
(financial distress) akan mempengaruhi penggunaan utang oleh perusahaan
apabila :
a. Tekanan keuangan menyebabkan tingkat permintaan atas produk
perusahaan menurun atau cost of production meningkat
b. Kebangkrutan menjadikan perusahaan memikul beban deadweight costs
yang lebih besar
c. Dengan adanya tekanan keuangan yang dialami perusahaan, membuat
manajer perusahaan bertindak tidak rasional dengan mengambil
keputusan operasi dan keuangan yang justru menurunkan nilai dari
perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya financial
distress dalam suatu perusahaan, diantaranya adalah karakteristik aset
perusahaan dan masalah substitusi aset perusahaan. Karakteristik aset
perusahaan ternyata berpengaruh terhadap tekanan keuangan yang dialami
oleh perusahaan. Perusahaan yang sebagian besar asetnya berbentuk tangible
asset, seperti perusahaan konstruksi dan perusahaan penerbangan memiliki
kekhawatiran mengalami tekanan keuangan yang lebih kecil. Sebaliknya,
perusahaan yang sebagian besar asetnya berbentuk intangible asset, seperti
distributor makanan dan perusahaan jasa, akan memiliki risiko terkena
tekanan keuangan yang lebih besar.
Selain itu, masalah substitusi aset juga seringkali berpengaruh
terhadap terjadinya tekanan keuangan dalam suatu perusahaan. Adanya
kesempatan untuk memilih antar dua proyek dengan karakteristik yang
berbeda, memungkinkan keputusan yang dibuat oleh manajer perusahaan
memicu terjadinya masalah keagenan dalam perusahaan. Manajer perusahaan
dihadapkan pada pilihan investasi pada dua proyek dimana satu proyek
memberikan risiko yang lebih rendah dari proyek lainnya namun sebagai
konsekuensinya return dari proyek ini pun juga rendah. Sedangkan proyek
yang satunya lagi, memiliki karakteristik risiko yang lebih tinggi namun
tentunya dengan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi pula. Keputusan akhir
dari manajer perusahaan terkait dengan pemilihan proyek ini nantinya dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menimbulkan agency problem, dimana dari segi bondholder, manajer
perusahaan akan didorong untuk memilih proyek dengan risiko yang rendah
sehingga nantinya apabila proyek ini gagal, kerugian yang ditimbulkan tidak
terlalu besar dan perusahaan masih dapat memenuhi kewajibannya terhadap
para pemegang obligasi perusahaan. Sedangkan dari segi shareholders,
manajer perusahaan akan didorong untuk memilih proyek yang menawarkan
return yang lebih tinggi sehingga apabila proyek ini berhasil maka pemegang
saham akan memperoleh return yang lebih tinggi pula. Sedangkan apabila
proyek ini gagal, maka shareholder tidak akan mengalami kerugian apa pun.
Dengan kondisi di atas, maka pertentangan yang terjadi antara pemegang
obligasi dan pemegang saham perusahaan akan memicu terjadinya masalah
keagenan.
Berdasarkan bukti empiris yang ada dari studi-studi yang telah
dilakukan, diketahui bahwa kebangkrutan dapat menyebabkan turunnya
tingkat utang yang digunakan oleh perusahaan (Betker,1995).
9. Biaya Keagenan dan Struktur Modal Perusahaan
Teori Agency Cost dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976).
Masalah keagenan (agency cost) ini timbul karena adanya perkembangan
perusahaan yang awalnya hanya berbentuk perusahaan perseorangan menjadi
perusahaan perseroan dimana kepemilikan dan pengelolaan perusahaan
terpisah. Masalah keagenan ini sendiri muncul antara pihak-pihak yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkepentingan dengan perusahaan atau dapat juga disebut sebagai
stakeholders. Berdasarkan yang dikutip dari artikel Usahawan karya Chynthia
A. Utama (2002), Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan terdapat 3
bentuk masalah keagenan, yaitu :
a. Masalah keagenan antara manager dengan pemegang saham Masalah
keagenan jenis ini timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara
manajer selaku pengelola perusahaan dengan pemegang saham selaku
pemilik perusahaan. Douglas dan Finnerty (1997) menyebutkan beberapa
contoh masalah keagenan yang timbul antara manajer dengan pemegang
saham, yaitu employee perquisites (tindakan manajer yang dapat
mempengaruhi keuntungan pribadi dan merugikan pemegang saham); dan
employee effort (manajer dan pegawai yang kinerjanya tidak maksimal).
b. Masalah keagenan antara pemegang saham (outside equity) dengan
kreditur (outside debt) Untuk mengatasi masalah keagenan yang terjadi
antara manajer dan pemegang saham, maka digunakanlah utang.
Mekanisme ini lebih dikenal dengan bonding mechanism. Sebab dengan
adanya utang, maka perusahaan harus menyediakan arus kas guna
membayar bunga pinjaman secara reguler sehingga mau tidak mau
manajer perusahaan akan lebih maksimal dalam melakukan tugasnya
(control hyphotesis). Dampak dari penggunaan utang ini adalah
munculnya satu agen baru yang juga berkepentingan dengan perusahaan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yakni kreditur. Dan keberadaan kreditur ini juga dapat menimbulkan
masalah keagenan dengan para pemegang saham. Menurut Jensen dan
Meckling (1976) masalah antara kedua agen ini dapat muncul karena :
1) Pada saat utang perusahaan meningkat jumlahnya, maka risiko bisnis
dan risiko operasi kreditur ikut meningkat. Namun belum tentu uang
yang diperoleh dari kreditur tersebut dipergunakan bukan untuk
investasi pada proyek atau aset yang memiliki NPV positif melainkan
untuk membiayai pembayaran dividen kepada para pemegang saham.
Dengan demikian kepentingan antara kreditur dan pemegang saham
saling bertolak belakang.
2) Manajer dan pemegang saham berusaha untuk meyakinkan kreditur
untuk memberikan pinjaman dengan tingkat bunga yang rendah guna
membiayai investasi yang aman. Namun setelah mereka memperoleh
pinjaman tersebut, mereka justru menggunakannya untuk berinvestasi
pada proyek yang risikonya cukup tinggi. Hal ini menyebabkan
kreditur dihadapkan pada risiko default yang cukup tinggi dari
perusahaan tersebut. Maka muncullah agency problem antar pihakpihak tersebut.
c. Masalah keagenan antara perusahaan dengan konsumen. Masalah
keagenan yang mungkin muncul antara perusahaan dan konsumen yaitu
terkait dengan garansi atau layanan purnal jual yang diberikan perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepada konsumen. Masalah dapat timbul pada saat konsumen tidak yakin
bahwa perusahaan dapat menjalankan kewajibannya dengan baik di masa
yang akan datang. Selain itu, masalah keagenan juga dapat muncul ketika
konsumen melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaan seperti
halnya menggandakan dan menjual produk perusahaan tanpa seizin
perusahaan yang bersangkutan. Kedua contoh di atas menunjukkan
kondisi yang dapat memicu terjadinya masalah keagenan antara
perusahaan dan konsumen.
10. Pecking Order Hyphotesis
Teori berikutnya yang membahas tentang struktur modal perusahaan
adalah Pecking Order Hyphotesis. Seperti yang tertera pada buku Megginson,
Corporate Finance Theory, teori ini dikemukakan oleh Stewart Myers pada
tahun 1984. Teori ini memiliki beberapa asumsi yang mendasarinya, yaitu :
a. Kebijakan dividen perusahaan bersifat kaku,
b. Perusahaan lebih memilih alternatif pendanaan secara internal dari pada
pendanaan secara eksternal,
c. Jika perusahaan harus memilih pendanaan secara eksternal, maka pertamatama perusahaan akan memilih alternatif pendanaan dengan menggunakan
sekuritas yang paling aman,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Jika perusahaan harus melakukan kegiatan pendanaan yang lebih banyak
menggunakan sumber pendanaan eksternal, maka perusahaan akan
memilih pendanaan dengan urutan : utang yang sangat aman; utang yang
berisiko; convertible securities; preferred stock; dan common stock
sebagai pilihan yang terakhir,
Berbeda dengan Trade-Off Theory dimana fokus utamanya adalah
pada prinsip dasar valuasi pasar modal, Pecking Order Hyphotesis ini lebih
fokus pada motivasi manajer perusahaan. Model ini didasari dengan adanya
kenyataan di dunia nyata dimana asymmetric information sering kali terjadi.
Myers dan Majluf (1984) kemudian membuat dua asumsi penting terkait
dengan perilaku manajer perusahaan. Kedua asumsi tersebut adalah :
a. Manajer perusahaan memiliki pengetahuan atau informasi yang lebih
banyak mengenai current earnings dan kesempatan investasi perusahaan
dibandingkan dengan investor luar
b. Manajer perusahaan bertindak sesuai dengan best interest dari firms
existing shareholders.
Lebih lanjut, Myers dan Majluf menyatakan bahwa, sesuai dengan
Pecking Order Theory, perusahaan lebih cenderung untuk membuat financial
slack yang nantinya akan dipergunakan untuk mendanai investasi pada proyek
yang NPV-nya positif. Financial slack yang tertera di atas merupakan
sejumlah kas dan marketable securities yang dimiliki oleh perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perusahaan dengan financial slack yang banyak, tidak akan meng-issue utang
atau ekuitas yang berisiko guna membiayai proyek atau investasinya.
Selain itu, Myers dan Majluf juga menjelaskan tentang reaksi pasar
sekuritas terhadap leverage increasing dan leverage decreasing event atau
dengan kata lain terhadap berita tentang perubahan struktur modal
perusahaan. Menurut teori ini, berita tentang adanya penerbitan saham baru
oleh suatu perusahaan dianggap sebagai kabar buruk atau bad news. Begitu
pula sebaliknya peningkatan terhadap jumlah debt perusahaan dianggap
sebagai kabar baik atau good news oleh para investor. Hal ini dapat terjadi
karena investor meyakini dengan adanya peningkatan jumlah utang
perusahaan maka hal tersebut merupakan salah satu cara manajer perusahaan
menginformasikan bahwa perusahaan tersebut sedang berada dalam kondisi
yang
baik.
Implikasinya
adalah
dengan
adanya
keputusan
untuk
meningkatkan jumlah utang perusahaan, menandakan bahwa manajer
perusahaan telah merasa yakin akan prospek earnings perusahaan di masa
yang akan datang sehingga tidak perlu khawatir dengan pembayaran utang
dan bunganya. Karena itulah adanya pengumuman peningkatan jumlah utang
perusahaan dianggap sebagai kabar baik oleh para investor.
11. Signaling Theory
Selain kedua mainstream besar yang menjelaskan tentang struktur
modal perusahaan, terdapat teori lain yang juga menjelaskan struktur modal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan dari sudut pandang yang berbeda dari kedua teori sebelumnya.
Teori tersebut adalah Signaling Theory. Teori ini dikembangkan oleh Ross
(1979), dimana ia berusaha untuk mengeksplorasi struktur modal perusahaan
dengan menjadikan adanya asymetric information sebagai landasan dalam
menentukan struktur modal perusahaan. Menurut Roll (1979) dan John
(1987), asymetric information terjadi ketika manajer selaku pihak intern
perusahaan memiliki informasi yang lebih lengkap tentang kondisi perusahaan
dibandingkan para pemegang saham yang merupakan pihak eksternal
perusahaan dan tidak terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan.
Sehingga implikasinya adalah bahwa investor tidak dapat membedakan antara
perusahaan yang berkinerja baik dengan perusahaan yang kinerjanya buruk,
sebab dengan adanya informasi yang asimetris maka setiap manajer dapat saja
mengaku-ngaku bahwa perusahaannya bagus, toh investor tidak tahu kondisi
yang sebenarnya dari perusahaan.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, model ini didasarkan pada
adanya masalah informasi yang asimetris. Dengan adanya masalah tersebut,
para eksekutif dari perusahaan yang bagus, dimana mereka memiliki inside
information tentang prospek dan kondisi perusahaan, cenderung untuk
memberikan sinyal yang positif kepada investor luar tentang keunggulan
perusahaannya itu, salah satu bentuk sinyal positif tersebut adalah dengan
membagikan dividen kepada para pemegang saham. Pada akhirnya,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemampuan mengirim sinyal positif inilah yang akan menjadi pedoman bagi
investor untuk membedakan antara perusahaan yang kinerjanya bagus dengan
perusahaan yang kinerjanya buruk. Hal ini dikarenakan, untuk melakukan
sinyal positif tersebut perusahaan harus menyediakan dana yang cukup besar
karena akan menelan biaya yang tidak sedikit.
Namun dalam praktiknya, teori ini jarang digunakan untuk
menjelaskan struktur modal perusahaan sebab teori ini merupakan prediktor
yang lemah dari perilaku yang sebenarnya pada dunia nyata.
12. Karakteristik Perusahaan
Berdasarkan bukti dari hasil studi empiris atas proxy-proxy yang
terkait
dengan
struktur
modal
perusahaan,
karakteristik
perusahaan
merupakan proxy yang tepat guna menginterpretasikan variabel-variabel yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan. Seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya pada bagian pendahuluan, bahwa dalam penelitian ini variabelvariabel yang digunakan dalam model meliputi profitabilitas (profitability),
tingkat pertumbuhan (growth), struktur aset (asset structure), tingkat risiko
(risk), dan ukuran (size). Variabel-variabel tersebut merupakan variabel yang
menunjukkan karakteristik perusahaan.
13. Profitabilitas (Profitability)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor penentu yang cukup
penting atas struktur modal perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ooi (1999), menurut trade-off theory, perusahaan yang tingkat
profitabilitasnya tinggi cenderung untuk menggunakan utang lebih banyak
dalam struktur modalnya. Alasannya adalah adanya tax burden yang tinggi
terhadap perusahaan sehingga dengan adanya interest tax shield dari
penggunaan utang, berarti penggunaan utang yang lebih banyak akan
meningkatkan benefit tersebut. Selain itu perusahaan yang profitabilitasnya
tinggi memiliki risiko bangkrut yang lebih rendah.
Sedangkan hal sebaliknya justru diungkapkan oleh pecking order
theory. Menurut teori ini hubungan yang terjadi antara profitabilitas dan utang
perusahaan adalah hubungan yang negatif. Hal ini didasarkan dengan
argumentasi bahwa perusahaan yang profitabilitasnya tinggi tentunya
memiliki akumulasi sumber dana internal yang lebih besar sehingga
ketergantungan perusahaan terhadap sumber dana eksternal menjadi lebih
rendah. Dengan kata lain, penggunaan utang pada struktur modal perusahaan
semakin sedikit.
Pendapat dari teori ini juga didukung oleh penelitian-penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa peneliti yang juga menyimpulkan hal
yang sama adalah Myers (1984); Titman dan Wessels (1988); serta Barton
et.al. (1989). Namun kebanyakan dari studi-studi yang telah dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara profitabilitas
dan utang perusahaan.
14. Tingkat Pertumbuhan ( Growth Rate )
Berdasarkan pecking order theory, perusahaan yang sedang tumbuh
atau berkembang memiliki kebutuhan dana internal yang lebih besar.
Konsekuensinya adalah bahwa perusahaan yang tingkat pertumbuhannya
tinggi cenderung untuk menggunakan dana eksternal guna membiayai proyekproyek barunya. Namun pilihan dana eksternal itu memiliki urutan, yaitu
dimulai dari pilihan yang paling aman baru kemudian pilihan yang berisiko
tinggi. Myers (1977) menemukan bahwa perusahaan
yang tingkat
pertumbuhannya tinggi cenderung untuk menggunakan utang dalam struktur
modalnya. Dengan demikian, menurut pecking order theory, hubungan yang
terjadi antara tingkat pertumbuhan dengan utang perusahaan adalah hubungan
yang positif.
Namun berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Auerbach (1985),
hubungan yang terjadi antara pertumbuhan dengan utang perusahaan adalah
kebalikan dari yang diungkap oleh pecking order theory. Menurutnya, utang
berhubungan negatif dengan pertumbuhan perusahaan sebab pengurangan
pajak yang timbul akibat adanya pembayaran bunga tidak begitu berarti bagi
perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitian ini penulis menggunakan penjualan untuk mengukur tingkat
pertumbuhan. Semakin tinggi tingkat penjualan semakin tinggi pula
kebutuhan dananya dan perusahaan menggunakan dana eksternal karena dana
internal tidak mencukupi, sehingga pertumbuhan penjualan berhubungan
positif dengan leverage.
15. Struktur Aset ( Asset Structure )
Struktur aset merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
keputusan pendanaan pada perusahaan. Menurut studi yang telah dilakukan
oleh Myers (1977), diketahui bahwa utang berhubungan positif dengan
struktur asset perusahaan. Alasannya adalah perusahaan yang sebagian besar
asetnya berupa tangible asset, cenderung untuk menggunakan utang lebih
banyak sebab tangible asset yang mereka miliki dapat dijadikan sebagai
jaminan kepada kreditur untuk memperoleh utang. Hal yang sebaliknya terjadi
pada perusahaan dengan sebagian besar asetnya berbentuk intangible asset.
Lebih spesifiknya lagi, berdasarkan studi-studi yang telah dilakukan
oleh ahli-ahli keuangan seperti Feri dan Jones (1979), Marsh (1982), Long
dan Matlitz (1985), dan yang terakhir Allen (1995), berhasil mengungkap
bukti empiris bahwa terdapat hubungan yang positif antara penggunaan utang
dengan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tersebut.
16. Risiko ( Risk )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setiap perusahaan pastilah menghadapi risiko operasi. Risiko operasi
ini nantinya akan berpengaruh terhadap aliran kas perusahaan. semakin tinggi
volatilitas earnings yang dihasilkan perusahaan, maka semakin besar risiko
perusahaan untuk mengalami gagal bayar atas utang-utangnya serta semakin
besar peluang untuk terjadinya kebangkrutan. Berdasarkan bukti empiris,
perusahaan yang memiliki risiko operasi yang tinggi akan memperoleh
insentif untuk menggunakan utang yang lebih sedikit dibandingkan
perusahaan yang earningsnya lebih stabil. Dengan demikian dapat pula
dikatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara risiko dengan utang
perusahaan (Ooi, 1999; Titman dan Wessels,1988).
17. Ukuran ( Size )
Ukuran perusahaan sangat menentukan keputusan struktur permodalan
suatu perusahaan. Menurut trade-off theory, perusahaan yang besar memiliki
risiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini
membuat perusahaan besar memiliki kemudahan dalam memperoleh pinjaman
atau utang. Dengan demikian perusahaan besar akan menggunakan utang
yang lebih banyak dalam struktur modalnya dibandingkan perusahaan kecil.
Atau dengan kata lain, menurut teori ini terdapat hubungan yang positif antara
ukuran perusahaan dengan utangnya.
Lain halnya dengan trade-off theory, pecking order theory justru
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara ukuran perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan utang yang digunakannya. Alasannya adalah perusahaan kecil
memiliki akses yang terbatas terhadap equity capital market. Sehingga untuk
memperoleh dana, perusahaan bergantung pada pinjaman atau utang. Karena
itulah, menurut teori ini, perusahaan kecil cenderung menggunakan utang
yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan besar.
18. Bank
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling penting
dalam sistem keuangan suatu negara. Menurut Peter S.Rose (2000), sistem
keuangan didefinisikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan
perundangan, peraturan-peraturan, dan teknik-teknik dimana surat-surat
berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan
(financial service) dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia.
Berdasarkan definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa sistem keuangan
merupakan suatu alat yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
modern saat ini.
Tugas utama dari sistem keuangan ini adalah untuk memindahkan
dana dari penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana untuk
membeli barangbarang dan jasa-jasa serta melakukan investasi dalam bentuk
peralatan-peralatan baru sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada
akhirnya akan meningkatkan standar kehidupan masyarakat (Dahlan Siamat,
2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan adanya tugas penting ini, maka dalam sistem keuangan
diperlukan adanya suatu lembaga yang merealisasikan hal tersebut. Lembaga
itu dinamakan lembaga keuangan. Menurut definisinya, lembaga keuangan
ialah badan usaha yang kekayaannya terutama bebentuk aset keuangan
(financial asset) atau tagihan (claims) dibandingkan dengan aset non
keuangan (non financial asset). Menurut klasifikasinya, lembaga keuangan
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Lembaga keuangan depositori, seperti : bank
b. Lembaga keuangan non depositori, seperti : contractual institutions;
investment institutions; dan finance companies.
19. Definisi dan Fungsi Bank
Berikut merupakan definisi bank menurut UU No.10 tahun 1998
tentang Perbankan :
a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya pada masyarakat dalam
bentuk
kredit
dan
atau
bentuk-bentuk
lainnya,
dalam
rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak.
b. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Definisi di atas berusaha untuk menekankan bahwa usaha utama bank
ialah untuk menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan
sumber dana bank. Dan yang lebih penting lagi, dari segi penyaluran dana,
hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya bagi pemilik namun lebih diarahkan pada peningkatan taraf hidup
masyarakat.
Karena pada penelitian ini kita akan menggunakan sampel berupa
bank umum konvensional maka penting untuk mengetahui fungsi pokok dari
bank umum :
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi;
b. Menciptakan uang;
c. Menghimpun dan menyalurkannya kepada masyarakat;
d. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya.
20. Sasaran & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Bank
Umum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tentunya dalam melakukan kegiatan operasional, manajemen bank
memiliki sasaran-sasaran yang hendak dicapai. Berdasarkan jangka waktunya,
sasaran manajemen bank terbagi menjadi dua, yaitu :
Sasaran jangka pendek, yakni meliputi pemenuhan likuiditas,
menyediakan jasa-jasa lalu lintas pembayaran, serta penanaman dana dalam
bentuk surat-surat berharga jangka pendek atau instrumen pasar uang. Sasaran
jangka panjang, yakni tetang bagaimana bank memperoleh keuntungan dari
kegiatan bank untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan
kekayaan pemilik bank. Namun dalam usaha pencapaian sasaran jangka
panjang ini, bank tidak boleh mengorbankan sasaran jangka pendek dan
mengabaikan praktik atau prinsip perbankan yang sehat.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor ini selanjutnya akan mempengaruhi pola
manajemen bank. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor-faktor
yang bersumber dari dalam bank dan biasanya terkait dengan pengambilan
kebijakan dan strategi operasional bank. Contohnya : struktur organisasi bank,
corporate culture, filosofi dan gaya manajemen, strategi segmentasi pasar dan
jaringan kantor bank, serta ketersediaan SDM dan penggunaan teknologi.
Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi
manajemen bank yang meliputi faktor di luar kendali bank. Contohnya :
kebijakan moneter, tingkat inflasi, volatilitas tingkat bunga, sekuritisasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
treasury management, globalisasi, dan persaingan antar bank maupun
lembaga keuangan.
21. Neraca Bank
Neraca atau Balance Sheet merupakan daftar yang memuat mengenai
kekayaan (asset), kewajiban, dan modal bank. Berikut merupakan persamaan
sederhana dalam akuntansi terkait dengan neraca suatu perusahaan :
Neraca bank berbeda dengan neraca perusahaan non keuangan lainnya.
Neraca bank menggambarkan sumber-sumber dana dan penggunaan dana
bank. Bank mendapatkan dana dengan cara menerima simpanan giro,
tabungan, dan deposito berjangka, yang kemudian dana yang telah diperoleh
tersebut dialokasikan dalam bentuk pemberian pinjaman atau pembelian suratsurat berharga. Dengan demikian, sumber pendapatan bank ialah dari bunga
kredit dan surat-surat berharga. Untuk memperoleh keuntungan maka tingkat
bunga kredit harus lebih tinggi dari biaya yang dibayarkan kepada pemilik
dana. Karena usahanya yang berbeda inilah maka neraca bank menjadi
berbeda dari perusahaan pada umumnya. Aset bank lebih didominasi oleh
kredit-kredit yang bank tersebut salurkan. Sedangkan dana-dana masyarakat
seperti giro, tabungan, dan deposito berjangka lebih mendominasi sisi pasiva
dari neraca bank.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22. Permodalan Bank
Dengan uniknya item-item pada laporan keuangan bank, maka
permodalan bank menjadi hal yang tidak biasa. Penggunaan modal bank
bertujuan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan
operasi bank. Jumlah modal bank dianggap tidak mencukupi apabila jumlah
modal yang tersedia tidak dapat memenuhi seluruh biaya-biaya yang
dibutuhkan pada kegiatan operasi bank.
Pada kenyataannya, penetapan jumlah wajar kebutuhan modal suatu
bank merupakan hal yang rumit. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor
eksternal di luar kendali bank yang juga turut mempengaruhi pengelolaan
bank.
Salah satu faktor eksternal tersebut ialah kebijakan moneter. Seperti
yang kita ketahui, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia,
memiliki wewenang khusus untuk menetapkan ketentuan mengenai
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum atau Capital Adequacy Ratio (CAR)
yang harus dipertahankan oleh setiap bank.
Berikut merupakan beberapa fungsi modal bank : Memberikan
perlindungan kepada nasabah Mencegah terjadinya kejatuhan bank,
Memenuhi kebutuhan kantor dan inventaris, Memenuhi ketentuan permodalan
minimum, Meningkatkan kepercayaan masyarakat, Menutupi kerugian aktiva
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
produktif bank, Sebagai indikator kekayaan bank, Meningkatkan efisiensi
operasional bank.
B. PENELITIAN TERDAHULU
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammed Amidu (2007),
diketahui bahwa ternyata struktur modal bank juga dipengaruhi oleh karakteristikkarakteristik dari bank itu sendiri. Penelitian tersebut dilakukan guna mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan struktur modal suatu bank.
Dimana biasanya dalam penelitian-penelitian di bidang keuangan, perusahaanperusahaan finansial tidak diikutsertakan dalam sampel. Karena masih sangat
minimnya penelitian terkait dengan struktur modal bank, maka Mohammed
Amidu membuat suatu penelitian tentang determinasi atas struktur modal
bankbank yang ada di negara Ghana.
Dalam penelitian tersebut terdapat enam variabel independen yang
dihipotesiskan memiliki hubungan dengan variabel leverage. Dari keenam
variabel independen yang digunakan, ternyata 5 diantaranya signifikan
mempengaruhi struktur modal bank di Ghana. Kelima variabel karakteristik
perusahaan tersebut meliputi variabel profitabilitas (profitability), pertumbuhan
(growth), pajak perusahaan (corporate tax), struktur aset (asset structure), dan
ukuran perusahaan (size). Signifikansi dari kelima variabel ini sesuai dengan teori
manajemen keuangan yang membahas tentang struktur modal perusahaan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diantaranya Static Trade-Off Theory dan Pecking Order Theory. Sedangkan factor
yang terbukti tidak mempengaruhi struktur modal bank di Ghana adalah factor
risiko (risk).
C. KERANGKA TEORITIS
Kerangka pemikiran penelitian ini adalah terkait tentang struktur modal
yang di fokuskan pada leverage. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
leverage dan variabel independennya adalah Profitability, Growt Rate, Asset
Strukture, Risk, dan size.
Hubungan antara variabel dependen dan independen adalah sebagai
berikut. Pertama semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu bank, maka semakin
sedikit penggunaan utang dalam struktur modal bank tersebut. Hal ini ditunjukkan
dengan semakin kecilnya nilai dari leverage ratio bank tersebut. Alasannya
adalah bank yang memiliki profitabilitas tinggi tentunya akan menghasilkan
internal fund yang lebih besar. Dengan demikian bank tidak perlu bergantung
pada sumber dana eksternal, salah satunya utang. Kedua Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan suatu bank maka semakin besar penggunaan utang dalam struktur
modal bank dan tentunya akan berdampak pada semakin besarnya leverage ratio
bank tersebut. Hal ini dikarenakan bank yang tingkat pertumbuhannya tinggi
tentunya memiliki kebutuhan dana yang lebih besar dari pada bank yang tingkat
pertumbuhannya relatif stabil. Sehingga pada saat sumber dana internal tidak
mencukupi kebutuhan dana tersebut maka bank akan memilih utang sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sumber tambahan dananya. Ketiga Semakin tinggi tingkat pajak yang dikenakan
kepada suatu bank maka penggunaan utang dalam struktur modalnya pun juga
akan meningkat. Sehingga leverage ratio dari bank tersebut akan semakin besar.
Hal ini dikarenakan, dengan adanya penggunaan utang pada struktur modal bank
maka insentif yang diperoleh bank dari adanya pembayaran bunga pinjaman akan
semakin membesar. Sehingga hal tersebut akan menjadi benefit bagi bank.
Keempat Semakin besar proporsi aktiva tetap terhadap total aktiva suatu bank
maka akan semakin besar nilai dari leverage ratio bank tersebut. Dengan kata
lain, penggunaan utang dalam struktur modal bank akan semakin besar. Hal ini
dilatarbelakangi oleh alasan bahwa semakin besar nilai aktiva tetap yang dimiliki
oleh bank maka hal tersebut dapat dijadikan sebagai collateral untuk memperoleh
pinjaman atau utang. Sehingga kreditur dapat menjadi lebih aman dalam
meminjamkan uangnya. Kelima Semakin tinggi volatilitas perubahan laba bank
maka semakin sedikit penggunaan utang dalam struktur modal bank. Atau dapat
juga dikatakan bahwa semakin tinggi risiko suatu bank maka akan semakin
rendah nilai dari leverage ratio-nya. Alasannya adalah dengan semakin tingginya
risiko yang dihadapi oleh suatu bank maka akan lebih baik bagi bank tersebut
untuk menggunakan utang yang lebih sedikit. Sehingga hal tersebut tidak akan
membahayakan kedudukan dari bank itu sendiri. Sebab dengan risiko yang tinggi
maka kemampuan bank dalam menghasilkan earnings atau cash flow juga akan
terancam. Keenam Semakin besar ukuran dari suatu bank maka akan semakin
besar penggunaan utang dalam struktur modalnya atau nilai dari leverage ratio
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bank akan semakin besar. Hal ini dikarenakan, secara umum, perusahaan yang
besar memiliki akses yang lebih mudah untuk memperoleh utang dari kreditur.
Kemudahan dalam mengakses utang ini disebabkan, bank yang besar memiliki
banckrupcty risk yang lebih kecil jika dibandingkan dengan bank yang kecil.
Dengan demikian kreditur lebih memilih untuk memberikan pinjaman kepada
bank yang lebih besar sehingga kreditur tidak perlu mengkhawatirkan risiko gagal
bayar dari debiturnya.
Penelitian ini dilakukan pada perbankan di Bursa Efek Indonesia dalam
kurun waktu antara 2004-2009. Adapun model penelitian ini adalah :
Profitab
ility
(PRE),
Growth
Rate
(GRW),
Asset
Structure
(AST),
Risk
(RSK),
Size
(SZE)
Leverage (LEV)
(Y)
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
D. HIPOTESIS
1. Hipotesis 1 : Profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size
perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap leverage.
2. Hipotesis 2 : Profitability berpengaruh positif terhadap leverage.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hipotesis 3 : Growth rate berpengaruh positif terhadap leverage.
4. Hipotesis 4 : Asset structure berpengaruh positif terhadap leverage.
5. Hipotesis 5 : Risk berpengaruh negatif terhadap leverage.
6. Hipotesis 6 : Size perusahaan positif berpengaruh terhadap leverage.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Uma Sekaran (2003), Hypotheses Testing didefinisikan sebagai
studies that engage in hypotheses testing usually explain the nature of certain
relationship or establish the differences among groups or the independence of two or
more factors n a situation .
Berdasarkan definisi tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mencari
hubungan dan pengaruh antara Leverage Ratio bank dengan faktor-faktor yang
diduga mempengaruhinya seperti faktor profitabilitas, tingkat pertumbuhan, struktur
aset, tingkat risiko, dan ukuran bank tersebut.
A. Populasi dan Sample Penelitian
Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive
sampling. Kriteria perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek
indonesia untuk dapat menjadi sampel dalam penelitian ini adalah data yang
digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui situs resmi Bank
Indonesia. Data-data yang digunakan meliputi Balance Sheet dan Income
Statement dari bank-bank yang terdaftar pada BEI pada periode 2004-2009.
Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive
sampling, antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Tergolong dalam bank umum konvensional. Bank-bank yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini meliputi bank-bank yang termasuk dalam
kategori Bank Persero, Bank Umum Swasta.
2. Periode laporan keungan yang digunakan adalah laporan keuangan per 31
desember.
3. Perbankan tidak mengalami kerugian atau dengan kata lain dalam posisi laba
selama periode penelitian.
4. Perbankan sampel mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama
periode pengamatan.
B. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari publikasi Bank Indonesia. Data-data terkait dengan laporan
keuangan bank dalam penelitian ini, diperoleh melalui situs resmi Bank Indonesia
dan Indonesian Capital Market Directory.
Data yang diperlukan dari penelitian ini terdiri dari :
1. Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) yang diterbitkan oleh perbankan
yang menjadi objek penelitian.
2. Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi perbankan periode 2004 sampai
2009.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari tahun 2004 sampai
2009.
C. Variable Penelitian
1. Variabel terikat merupakan variabel tak bebas dalam persamaan simultan
dimana nilai dari variabel ini ditentukan di dalam persamaan simultan
tersebut. Variabel terikat sering kali disebut sebagai variabel endogen. Dalam
penelitian ini, variabel terikat yang digunakan adalah rasio leverage (LEV).
2. Menurut definisinya, variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak
ditentukan secara langsung di dalam sistem. Variabel ini menentukan
pergerakan nilai dari variabel terikat. Sebutan lain untuk variabel bebas ini
adalah variable eksogen. Dalam penelitian ini, terdapat enam variabel bebas.
Variabel-variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi perusahaan
dalam membuat keputusan penggunaan utang dalam struktur modalnya.
Keenam variabel bebas yang digunakan tergolong ke dalam variabel-variabel
yang menunjukkan karakteristik perusahaan. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah profitabilitas, pertumbuhan, struktur asset, risiko, dan
ukuran perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Pengukuran Variabel-Variabel dalam Penelitian
1. Leverange
Leverage (LEV) diukur dengan membagi total hutang dengan total
aktiva/ asset (Agus Sartono, 2001; Black dkk, 2003).
LEVERAGE =
TOTAL HUTANG
TOTAL AKTIVA
2. Profitability (PRO)
Variabel yang nilainya merupakan rasio dari pre-tax profit terhadap
total assets dari perusahaan i pada periode t.
Profitabilitas, dinyatakan dengan ROE (Return on Equity).
ROE =
Net Income
Modal Sendiri
3. Growth Rate (GRW)
Variabel yang nilainya menunjukkan persentase perubahan pendapatan
setiap periode dari perusahaan i pada periode t.
Tingkat Pertumbuhan, dinyatakan dengan asset growth yaitu :
GrowthRate =
(TAn - TAn -1 )
TAn -1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Asset Structure (AST)
Variabel yang merupakan rasio dari nilai fixed assets terhadap total
asset dari perusahaan i pada periode t. Perbandingan jumlah aktiva tetap
dibagi total aktiva.
Struktur Aktiva =
Aktiva Tetap
Total Aktiva
5. Risk (RSK)
Indikator dari risiko bisnis perusahaan adalah standar deviasi dari
ROE(Return On Equity).
Risiko = σROE
n
s =
å (x
i =1
i
- x) 2
n -1
6. Size (SZE)
Variabel ukuran perusahaan diukur melalui log natural dari total
aktiva. Variabel total aktiva merupakan variable yang mempunyai satuan
angka paling besar yang potensial menimbulkan heteroskedastisitas, sehingga
harus ditransformasikan ke log natural.
Ukuran perusahaan : In (tot aktiva)
Variabel yang merupakan hasil log dari total asset perusahaan i pada periode
t.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Alasan penggunaan keenam variabel bebas di atas dalam penelitian ini
adalah karena keenam variabel tersebut merupakan variabel-variabel yang
diduga mempengaruhi perusahaan dalam membuat keputusan terkait dengan
penggunaan utang dalam struktur modalnya.
Berdasarkan teori yang ada, variabel-variabel bebas tersebut dapat
dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu dari sudut pandang Static Trade-Off Theory
Vs Pecking Order Theory; dari sudut pandang Static Trade-Off Theory saja;
dan dari sudut pandang Pecking Order Theory saja. Hal ini dikarenakan tidak
semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini dibahas pada 2
teori struktur modal yang ada. Sebagai contoh, untuk variabel profitabilitas,
tingkat
pertumbuhan,
dan
size
dapat
dilakukan
analisis
dengan
membandingkan hasil penelitian apakah sesuai dengan Static Trade-Off
Theory atau sesuai dengan Pecking Order Theory. Sedangkan untuk variabel
tingkat pajak, analisis yang dapat dilakukan terhadap hasil penelitian hanyalah
berdasarkan Static Trade-Off Theory sebab hanya pada teori inilah dibahas
tentang pengaruh tingkat pajak terhadap struktur modal perusahaan. Untuk
variabel asset structure dan risk, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan berdasar pada Pecking Order Theory sebab hanya pada teori
inilah kedua variable bebas tersebut dibahas dan diduga mempengaruhi
struktur modal suatu perusahaan.
E. Metode Analisis Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam menganalisis pengaruh dari profitability, growth rate, asset
structure, risk, dan size perusahaan terhadap Leverage digunakan analisis regresi
linier berganda dengan variabel dependen yaitu Leverage dan variabel independen
yaitu profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan.
Model regresi adalah sebagai berikut:
Yt = b0 + b1 PRO, t -1 + b2 GRW,t -1 + b3 AST,t -1 + b4 RSK ,t -1 + b5 SZE ,t -1 + e
Dimana :
Y = Leverage (LEV)
b0 = Konstanta
PRO = Profitability
GRW = Growth Rate
AST = Asset Structure
RSK = Risk
SZE = Size
b1 - b6 = Koefisien Regresi
e
= Kesalahan pengganggu
t
= Tahun t
Suatu regresi linear klasik mengasumsikan pendugaan harus Best Linear
Unbiased Estimator (BLUE). Artinya persamaan regresi yang dihasilkan dapat
dijadikan alat penaksiran yang tidak bias, maka persamaan regresi harus terbebas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari gejala asumsi klasik. Berdasarkan pendapat tersebut maka dilakukan uji
normalitas dan asumsi klasik sebelum meregresikan variabel-variabel penelitian.
Uji asumsi klasik terdiri dari multikolinieritas, autokolerasi, hetorokedatisitas.
Sedangkan untuk menguji hipotesis adalah dengan pengujian koefisien
determinasi, koefisien regresi simultan (Uji F), pengujian koefisien regresi parsial
(Uji t), dan koefisien beta standar. Untuk semua pengujian dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 16.00 for Windows dan kesimpulannya akan
ditentukan dari nilai p yang muncul. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
mengamati signifikansi nilai p (probabilitas Value) dengan tingkat keyakinan
95% (tingkat signifikansi 5%). Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan model kolmogorov-smirnov. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi
yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi (p-value) lebih
besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka data berdistribusi normal.
Jika data berdistribusi tidak normal maka digunakan metode trimming.
Salah satu penyebab yang menjadikan data tidak berdistribusi normal adalah
karena terdapat beberapa item data yang bersifat outliers, yaitu kasus atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari
observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik
untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2005 : 36).
Untuk itu digunakan metode trimming, yaitu membuang data yang bersifat
outliers tersebut. Selain itu, dapat dilakukan transformasi data dengan
menggunakan bentuk log sehingga nilai transformasi tersebut dapat
memenuhi batas yang ditentukan.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah
menghindari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian
ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah: uji autokorelasi, uji
multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.
1) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu hubungan yang sempurna antara
beberapa variabel independen (bebas) dalam model regresi. Akibat
adanya multikolinearitas adalah estimasi akan terafiliasi sehingga
menimbulkan bias (Gujarati,2006)
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada hubungan
yang sempurna atau hubungan yang hampir sempurna diantara variabel
bebas pada model regresi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance dibawah 0,1
dan
VIF
lebih
besar
dari
10
maka
menunjukkan
adanya
multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai tolerance diatas 0,1 dan VIF
dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2005)
2) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara serangkaian data observasi yang diuraikan menurut data
(time series) atau ruang (cross sections). Autokorelasi mempengaruhi
ketelitian kesalahan pengganggu dalam model regresi berganda
(Gujarati, 2006).
Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi
adalah uji Durbin-Watson (D-W). Uji Durbin-Watson dihitung
berdasarkan
jumlah
selisih
kuadrat
nilai-nilai
taksiran
faktor
pengganggu yang berurutan. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi
dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Panduan mengenai angka
Durbin-Watson (D-W) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam
tabel D-W.
Kriteria pengujian yang digunakan yang digunakan :
0<d<
= Terdapat autokorelasi positif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
< d<
4-
<d<4
4-
≤d≤4–
= Pengujian tidak dapat disimpulkan.
= Terdapat autokorelasi negatif.
= Pengujian tidak dapat disimpulkan.
< d < 4 -
= Tidak terdapat autokorelasi positif maupun
Negatif.
3) Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dimaksudkan
untuk mengetahui dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 :
105). Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar
analisis ini adalah :
a) Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
seperti bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Uji Hipotesis
1) Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F)
Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol
( H 0 ) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model
sama dengan nol, atau:
H 0 : b1 = b2 = ..... = bk = 0
Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( Ha )
tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
H a : b1 ¹ b2 ¹ ..... ¹ bk ¹ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 84):
a) Apabila nilai F lebih besar dari 4 maka
H 0 dapat ditolak pada
derajat kepercayaan 5%, sehingga Ha yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependen dapat diterima.
b) Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka H 0 ditolak dan Ha
diterima.
2) Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel
independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel
dependen, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan.
Hipotesis nol ( H 0 ) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter
( bi ) sama dengan nol, atau:
H 0 : bi = 0
Artinya, variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( H a )
apakah parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
H a : bi ¹ 0
Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut
(Ghozali, 2005 : 85):
a) Apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan
derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H 0 yang menyatakan bi = 0
dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2. Dengan kata lain, Ha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen dapat diterima.
b) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai
t tabel, maka H 0 ditolak dan Ha diterima.
3) Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan
dalam analisis regresi. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. R2 dikatakan baik jika semakin
mendekati 1. Jika R2 sama dengan 1 berarti bahwa variabel independen
berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Sedangkan jika R2
sama dengan 0, maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
4) Koefisien Beta Standar
Koefisien beta standar digunakan untuk mengetahui variabel bebas
yang
berpengaruh
paling
dominan
terhadap
variabel
terikat.
Pengujiannya dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi
linear berganda. Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta standard
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan korelasi parsial paling tinggi berarti mempunyai pengaruh yang
paling dominan terhadap variabel terikat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, dibahas mengenai hasil analisis data dalam penelitian ini,
pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis data.
A. Deskripsi Data
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari profitability,
growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan terhadap Leverage pada
perusahaan perbankan di BEI periode 2004-2009. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun proses
sampling dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Proses Pengambilan Sampel
No
Keterangan
1
Bank-bank yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian
2
ini meliputi bank-bank yang termasuk dalam kategori Bank
3
Persero, Bank Umum Swasta.
Perbankan mengalami kerugian selama periode penelitian
Perbankan sampel tidak mempublikasikan laporan keuangan
secara lengkap selama periode pengamatan
Jumlah sampel
Sumber : Indonesian Capital Market Directory
commit to user
Jumlah
29
(4)
(7)
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan seperti terlihat pada tabel 4.1 di
atas diperoleh jumlah sampel sebanyak 18 perusahaan. Untuk keperluan
perhitungan data disusun secara panel, jadi jumlah data dalam penelitian ini
sebanyak 72 data. Berdasarkan sampel yang diperoleh, dibawah ini akan disajikan
deskripsi data yang digunakan dalam penelitian. Secara rinci deskripsi data
disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Deskripsi Data
Variabel
Profitability
Growth Rate
Asset Structure
Risk
Size perusahaan
Leverage
Sumber : lampiran 2
Minimum
0,02
-0,23
0,001
0,00
5,87
0,79
Maksimum
0,28
0,82
0,09
0,14
8,55
0,95
Mean
0,1246
0,1785
0,02269
0,02751
7,24
0,89
Std Dev
0,072
0,15
0,016
0,03025
0,81
3,99
Hasil deskriptif statistik pada tabel 4.2 di atas diketahui nilai mean untuk
variabel profitability adalah sebesar 0,1246 dengan standar deviasi sebesar 0,072
dan nilai terendah sebesar 0,02 dan nilai tertinggi sebesar 0.28. Nilai mean untuk
variabel growth rate adalah sebesar 0,1785 dengan standar deviasi sebesar 0,15
dan nilai terendah sebesar -0,23 dan nilai tertinggi sebesar 0,82. Nilai mean untuk
variabel asset structure adalah sebesar 0,02269 dengan standar deviasi sebesar
0,016 dan nilai terendah sebesar 0,001 dan nilai tertinggi sebesar 0,09. Nilai mean
untuk variabel risk adalah sebesar 0,02751 dengan standar deviasi sebesar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
0,03025 dan nilai terendah sebesar 0,00 dan nilai tertinggi sebesar 0,14. Nilai
mean untuk variabel size perusahaan adalah sebesar 7,24 dengan standar deviasi
sebesar 0,81 dan nilai terendah sebesar 5,87 dan nilai tertinggi sebesar 8,55 dan
nilai mean untuk variabel leverage adalah sebesar 0,89 dengan standar deviasi
sebesar 3,99 dan nilai terendah sebesar 0,79 dan nilai tertinggi sebesar 0,95.
B. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk mengetahui parameter dalam model yang digunakan adalah shahih
maka penelitian harus diuji mengenai asumsi klasik dari regresi model sehingga
tidak terjadi penyimpangan terhadap asumsi normalitas, multikolinieritas,
heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Untuk menguji/mendeteksi adanya
penyimpangan asumsi klasik menggunakan alat bantu komputer program SPSS
10.
1. Uji Normalitas
Hasil analisis terhadap asumsi normalitas dengan KolmogorovSmirnov terhadap nilai residual dari persamaan regresi disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variabel
Z hitung
Sign
Kesimpulan
Residual
1,218
0,103
Normal
Sumber : lampiran 3
Hasil uji normalitas pada tabel 4.3, menunjukan bahwa nilai probabilitas
residual adalah 0,103, hal ini menunjukan bahwa nilai 0,128 > 0,05, berarti
sebaran data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas terindikasi apabila terdapat hubungan linier diantara
variabel independen yang digunakan dalam model. Metode untuk menguji
adanya multikolinieritas dilihat dari nilai tolerance value atau Variance
Inflation Factor (VIF). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai VIF semua
variabel independen dibawah nilai 10 dan tolerance value diatas 0,10.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam
model regresi sehingga model tersebut reliable sebagai dasar analisis. Hasil
yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
Tolerance
VIF
Kesimpulan
Profitability
0,554
1,804
Bebas Multikolinieritas
Growth Rate
0,940
1,064
Bebas Multikolinieritas
Asset Structure
0,829
1,207
Bebas Multikolinieritas
Risk
0,822
1,216
Bebas Multikolinieritas
Size perusahaan
0,551
1,813
Bebas Multikolinieritas
Sumber: lampiran 4
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk
menguji
ada
tidaknya
heteroskedastisitas di dalam penelitian ini menggunakan uji grafik. Hasil
pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.1. Uji Heteroskedastisitas
Pada grafik scatterplots di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak
(random) baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4. Autokorelasi
Auto korelasi menggambarkan adanya korelasi berurutan antara
unsur-unsur variabel gangguan (disturbance term) dalam suatu rangkaian data
runtun waktu (time series). Untuk melihat adanya auto korelasi dalam
penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson (D-W).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model
DW
Regresi Model
2,177
Dl
Du
4-du
Keterangan
1,46
1,77
2,23
Bebas Auto
Sumber : lampiran 6
Dengan nilai DW sebesar 2,177 dimana angka tersebut berada diantara
du – 4-du (1,77 ≤ 2,177 ≤ 2,23), sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi.
Berdasarkan
uji
asumsi
klasik
(normalitas,
autokorelasi,
multikolinieritas, heteroskedastisitas) diperoleh bahwa dalam model yang
digunakan sudah tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik, artinya model
regresi pada penelitian dapat digunakan sebagai dasar analisis.
C. Pengujian Hipotesis
Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untak mengetahui ada
tidaknya pengaruh profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size
perusahaan terhadap Leverage. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda. Hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6
Rangkuman Hasil Regresi Linier Berganda
Variabel
Koef. Regresi
Konstanta
Std. Error
t-hitung
P value
0,888
0,043
Profitability
-0,0825
0,072
-1,145
0,256
Growth Rate
-0,0188
0,026
-0,714
0,477
Asset Strctr
-1,517
0,259
-5,814
0,000
0,103
0,000
-0,734
0,466
0,006962
0,007
1,094
0,278
Risk
Size Prs
R-Squared
0,391
Adj. R-Squared
0,344
F-Hitung
8,459
Probabilitas F
0,000
Sumber : lampiran 7
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil pengolahan data untuk regresi linier berganda dengan
menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.7 di atas. Dari tabel
tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Yt = 0,888 - 0,0825 PRO, t -1 - 0,0188GRW,t -1 - 1,517 AST,t -1 - 0,103RSK ,t -1 + 0,006962 SZE ,t -1
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Nilai konstanta bernilai positif yaitu 0,888, hal ini menunjukkan bahwa
apabila variabel profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size
perusahaan konstan, maka leverage sebesar 0,888.
b. Koefisien regresi variabel profitabilitas (b1) bernilai negatif yaitu sebesar
-0,0825. Hal ini menunjukkan apabila profitability meningkat, maka
leverage akan turun sebesar 0,0825 dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan. Karena perusahaan lebih mengutamakan penggunaan dana
internal salah satunya melalui reinvestment karena risikonya lebih kecil
dibanding menggunakan dana dari eksternal.
c. Koefisien regresi variabel investasi (b2) bernilai negatif yaitu sebesar
-0,0188. Hal ini menunjukkan apabila growth rate meningkat, akan
menurunkan leverage sebesar 0,0188 dengan anggapan variabel bebas
lainnya konstan. Dengan meningkatnya growth rate berarti keuntungan
perusahaan juga ikut meningkat. Maka
keuntungan perusahaan dapat
digunakan untuk menambah modal daripada perusahaan menciptakan
hutang baru untuk meningkat modal.
d. Koefisien regresi variabel assets structure (b3) bernilai negatif yaitu
sebesar -1,517. Hal ini menunjukkan apabila assets structure meningkat,
maka leverage akan turun sebesar 1,517 dengan anggapan variabel bebas
lainnya konstan. Sesuai dengan Pecking OrderTheory perusahaan lebih
mengutamakan menggunakan dana dari internal karena mempunyai risiko
lebih kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Koefisien regresi variabel risk (b4) bernilai negatif yaitu sebesar
-0,103. Hal ini menunjukkan apabila risk meningkat, leverage akan turun
sebesar 0,103 dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.
f. Koefisien regresi variabel size perusahaan (b5) bernilai positif yaitu
sebesar 0,006962. Hal ini menunjukkan apabila size perusahaan
meningkat, leverage akan naik sebesar 0,006962 dengan anggapan
variabel bebas lainnya konstan. Jadi semakin besar ukuran perusahaan
maka tingkat pemakain hutangnya semakin besar karena perusahan yang
besar lebih banyak membutuhkan dana untuk peningkatan jumlah produk.
2. Uji F (Secara Bersama-sama)
Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel profitability, growth
rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Dari hasil analisis
diperoleh nilai F hitung sebesar 8,459 dengan probabilitas sebesar 0,000,
karena nilai probabilitas Fhitung (0,000) lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak
dan Ha diterima, dengan demikian terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan
secara bersama-sama terhadap leverage.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individu. Pengujian regresi digunakan pengujian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dua arah (two tailed test) dengan menggunakan α = 5% yang berarti bahwa
tingkat keyakinan adalah sebesar 95%. Hasil perhitungan uji dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7
Rangkuman Hasil Uji t
Variabel
t-hitung
P value
t-tabel
Kesimpulan
Profitability
-1,145
0,256
1,960
Ho diterima
Growth Rate
-0,714
0,477
1,960
Ho diterima
Asset Strctr
-5,814
0,000
1,960
Ho ditolak
Risk
-0,734
0,466
1,960
Ho diterima
1,094
0,278
1,960
Ho diterima
Size Prs
Sumber : lampiran 7
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.7 di atas diperoleh hasil bahwa
untuk variabel asset structure mempunyai nilai probabilitas dibawah 0,05
yaitu sebesar 0,000, berarti P < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
variabel asset structure mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
leverage. Sedangkan untuk variabel profitability, growth rate, asset structure,
risk, dan size perusahaan mempunyai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka
Ho diterima dan Ha ditolak, berarti profitability, growth rate, asset structure,
risk, dan size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Uji R2
Hasil perhitungan untuk nilai R2 dengan bantuan program SPSS,
dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi R2
sebesar 0,344. Hal ini berarti 34,4% variasi leverage dijelaskan oleh variasi
perubahan faktor-faktor profitability, growth rate, asset structure, risk, dan
size perusahaan. Sementara sisanya sebesar 65,6% diterangkan oleh faktor
lain yang tidak ikut terobservasi.
D. Pembahasan
Struktur modal merupakan komposisi atau gabungan dari utang (debt) dan
sekuritas (equity) yang nantinya akan menentukan struktur keuangan jangka
panjang suatu perusahaan. Penentuan struktur modal yang optimal nantinya dapat
menghasilkan keputusan financing perusahaan dengan financing cost yang paling
rendah. Selain itu, dampaknya bagi para investor adalah nantinya mereka dapat
dengan yakin menginvestasikan dananya pada financial market, sebab dijamin
investasi yang mereka lakukan akan menghasilkan imbal hasil yang maksimum
dengan risiko yang minimum. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tempat
mereka berinvestasi telah menerapkan financing decision yang optimal sehingga
dapat meningkatkan nilai dari perusahaan. Sedangkan dari sisi public
policymakers, dalam hal ini pemerintah di negara tempat bernaungnya suatu
perusahaan, juga dapat menerapkan aturan-aturan serta kebijakan pajak yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat memaksimumkan aggregate output negara sehingga dapat memberikan
dampak atau risiko atas stabilitas perekonomian negara yang paling minimum.
Karakteristik
perusahaan
merupakan
proxy
yang
tepat
guna
menginterpretasikan variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal
perusahaan.
Seperti
yang telah
diungkapkan sebelumnya
pada
bagian
pendahuluan, bahwa dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan dalam
model meliputi profitabilitas (profitability), tingkat pertumbuhan (growth),
struktur aset (asset structure), tingkat risiko (risk), dan ukuran (size).
Hasil analisis terhadap profitability menunjukkan bahwa profitability
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap leverage. Profitability adalah
tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan
operasinya. Keuntungan yang banyak dibagikan para pemegang saham adalah
keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu
beban bunga dan pajak. Pengaruh negatif menunjukkan bahwa perusahaan yang
profitability nya tinggi tentunya memiliki akumulasi sumber dana internal yang
lebih besar sehingga ketergantungan perusahaan terhadap sumber dana eksternal
menjadi lebih rendah. Dengan kata lain, penggunaan utang pada struktur modal
perusahaan semakin sedikit. Pendapat dari teori ini juga didukung oleh penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa peneliti yang juga
menyimpulkan hal yang sama adalah Myers (1984); Titman dan Wessels (1988);
serta Barton et.al. (1989), hasil dari studi-studi yang telah dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara profitabilitas dan
utang perusahaan.
Hasil analisis terhadap pertumbuhan menunjukkan bahwa pertumbuhan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Perusahaan yang sedang tumbuh atau
berkembang memiliki kebutuhan dana internal yang lebih besar. Konsekuensinya
adalah bahwa perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung untuk
menggunakan dana eksternal guna membiayai proyek-proyek barunya. Namun
pilihan dana eksternal itu memiliki urutan, yaitu dimulai dari pilihan yang paling
aman baru kemudian pilihan yang berisiko tinggi. Pengaruh negatif disebabkan
pengurangan pajak yang timbul akibat adanya pembayaran bunga tidak begitu
berarti bagi perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Auerbach (1985),
dimana dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif
antara pertumbuhan dan leverage.
Hasil analisis terhadap struktur asset menunjukkan bahwa struktur asset
berpengaruh negatif dan signifikan. Struktur aset merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi keputusan pendanaan pada perusahaan. Menurut
studi yang telah dilakukan oleh Myers (1977), diketahui bahwa utang
berhubungan positif dengan struktur asset perusahaan. Alasannya adalah
perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa tangible asset, cenderung untuk
menggunakan utang lebih banyak sebab tangible asset yang mereka miliki dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dijadikan sebagai jaminan kepada kreditur untuk memperoleh utang. Hal yang
sebaliknya terjadi pada perusahaan dengan sebagian besar asetnya berbentuk
intangible asset. Pengaruh negatif bisa disebabkan karena sebagian besar aset
perusahaan perbankan berbentuk intangible asset. Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Feri dan Jones (1979), Marsh (1982),
Long dan Matlitz (1985), dan yang terakhir Allen (1995), berhasil mengungkap
bukti empiris bahwa terdapat hubungan yang positif antara penggunaan utang
dengan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tersebut.
Hasil analisis terhadap risiko menunjukkan bahwa risiko berpengaruh
negatif namun tidak signifikan. Risiko operasi ini nantinya akan berpengaruh
terhadap aliran kas perusahaan. semakin tinggi volatilitas earnings yang
dihasilkan perusahaan, maka semakin besar risiko perusahaan untuk mengalami
gagal bayar atas utang-utangnya serta semakin besar peluang untuk terjadinya
kebangkrutan. Berdasarkan bukti empiris, perusahaan yang memiliki risiko
operasi yang tinggi akan memperoleh insentif untuk menggunakan utang yang
lebih sedikit dibandingkan perusahaan yang earningsnya lebih stabil. Dengan
demikian dapat pula dikatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
risiko dengan utang perusahaan (Ooi, 1999; Titman dan Wessels,1988).
Hasil analisis terhadap ukuran perusahaan menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif namun tidak signifikan. Ukuran perusahaan
sangat menentukan keputusan struktur permodalan suatu perusahaan. Menurut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
trade-off theory, perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan yang lebih
kecil dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini membuat perusahaan besar memiliki
kemudahan dalam memperoleh pinjaman atau utang. Dengan demikian
perusahaan besar akan menggunakan utang yang lebih banyak dalam struktur
modalnya dibandingkan perusahaan kecil. Atau dengan kata lain, menurut teori
ini terdapat hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan utangnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
Bab ini akan menyimpulkan hasil penelitian, menjelaskan keterbatasan
penelitian dan memberikan saran untuk perbaikan hasil penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh
profitabilitas, investasi, likuiditas dan leverage terhadap leverage. maka dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji F menunjukkan bahwa ada pengaruh postif dari profitability, growth
rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara bersama-sama terhadap
leverage.
2. Hasil uji t menunjukkan bahwa untuk variabel asset structure mempunyai
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Sedangkan variabel
profitability, growth rate, risk dan size perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap leverage.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai keterbatasan baik dalam pengambilan sampel
maupun dalam pengukuran variabel. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini
antara lain:
1. Populasi dalam penelitian ini hanya terbatas pada satu jenis perusahaan yaitu
perusahaan perbankan. Hal ini mengakibatkan penelitian ini tidak bisa
digeneralisasi untuk semua jenis perusahaan.
2. Dalam penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen yang
digunakan untuk memprediksi terhadap leverage.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Perluas objek penelitian, agar hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk
semua jenis perusahaan.
2. Bagi penelitian yang akan mengambil tema yang sama, sebaiknya menambah
jumlah variabel, karena kelima variabel bebas dalam penelitian ini hanya
mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 34,4%,
berarti masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi leverage.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Alan J. Auerbach, 1985. "Real Determinants of Corporate Leverage," NBER Working
Papers 1151, National Bureau of Economic Research, Inc.
Amidu, Mohammed. 2007, “How Does Dividend Policy Affect Performance of The
Firm on Ghana Stock Exchange“. Investment Management & Financial
Innovations; 4, 2; ABI/INFORM Global, pp. 103-137.
Andersen, T., Return volatility and trading volume an information flow interpretation
of stochastic volatility. Journal of Finance,. 1996.
Asteriou, Dimitri; Hall, Stephen G. Applied Econometrics A Modern Approach.
Palgrave Macmillan. 2006
Bodie, Zvi, Alex Kane, Alan J Marcus. Essentials of Investments. Sixth Edition. The
McGraw - Hill Companies. 2007.
Brian L. Betker, Alderson, dan Michael J, (1997), “The Long Run Performance of
Companies That Withdraw Seasoned Equity Offerings”, Working Paper,
September 1997.
Copeland, Thomas E,. A model of asset trading under the assumption of sequential
information arrival. Journal of Finance, 1976.
Darrat, Ali F., Intraday Trading Volume and return Volatility of the DJIA stock
Darrat, Journal of Banking and Finance. 2002.
Ekaputra, Irwan Adi. Studi tentang Dinamika Intrahari Saham di Bursa Efek Jakarta.
Disertasi MMUI. 2001.
Ferry, M.G., & Jones, W. H (1979). Determinants of Finacial Structure : A new
methodological approach. Journal of Finance, Vol XXXIV, No. 3.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gruber, Martin J, Edwin J. Elton, Stephen J. Brown, William N Goetzmann. Modern
Portfolio Theory and Investment Analysis. John Wiley & Sons. 2007.
Gujarati, Damodar N. Basic Econometrics. Fourth Edition. The McGraw – Hill
Companies. 2004.
Hamao Yasushi; Ronald W. Masulis; Victor Ng,. Correlations in Price Changes and
Volatility across International Stock Markets, The Review of Financial
Studies, Vol. 3, No. 2. 1990.
Izani, Ibrahim; Yaccob, Othman. The Relationship between Trading Volume, Returns
and Volatility in the Kuala Lumpur Stock Exchange. Journal of Finance. 1996
Mestel, Roland,. Price Volume Relationship on German Stock Market. Journal of
Finance. 2004.
Megginson, William L. Corporate Finance Theory. Addison – Wesley Educational
Publishers, Inc. 1997.
Miller, Merton H., 1977, Debt and Taxes, the Journal of Finance, 32/2, 261 – 275.
Modigliani, F. and Miller, M.H. (1958). The cost of capital, corporation finance and
the theory of investment. American Economic Review. 47(3): 261-297.
Myers, S. (1977). Determinants of corporate borrowing. Journal of Financial
Economics. 5: 147-175.
Myers, S. & N. Majluf. (1984). Corporate financing and investment decisions when
firms have information investors do not have. Journal of Finance Economics.
13: 187-221.
Nachrowi, Nachrowi D. Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006.
Nurlaty, Lalla. Pengujian Hubungan Intraday Trading Volume dan Return Volatility
pada Saham LQ-45 d Bursa Efek Jakarta. FE-UI. 2006.
Ooi, J. 1999. ”The Determinant of Capital Structure: Evidence on UK Property
Companies”, Journal of Property Investment & Finance, 17 (15): 464-480.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Roll, R. and French, K.(1986); Stock Return Variances: The Arrival of Information
and the Reaction of Traders; Journal of Financial Economics, Vol. 17; pp. 5 –
26.
Rose, Peter S., 2000., “Money and Capital Market (Financial Institution and
Instruments in a Global Market)” McGraw-Hill, 7th Edition.
Ross, Stephen A, Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe. Corporate Finance. Sixth
Edition. The McGraw - Hill Companies. 2002.
Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach 2nd
Edition, John Wiley and Son. New York.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan
Perbankan”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu.
Smirlock, M L. Starks. A Further Examination of Stock Price Changes and
Transaction Volume. Ournal of Finance Research. 1985.
Titman & Wessels, 1988, “ The Determinants of Capital Structure Choice”, Journal
of Finance, 43.
Utama, A. Cynthia, 2005, Praktek Corporate Governance dan Penciptaan Nilai
Perusahaan, Usahawan No 08.
commit to user
Download