perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH PROFITABILITY, GROWTH RATE, ASSET STRUCTURE, RISK DAN SIZE BANK TERHADAP LEVERAGE BANK DI INDONESIA PADA PERIODE PENELITIAN 2004 HINGGA 2009. (Studi Pada Bank–bank Yang Terdaftar di BEI) Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta OLEH : ROBBY SANI YUDHA F1206052 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK PENGARUH PROFITABILITY, GROWTH RATE, ASSET STRUCTURE, RISK DAN SIZE BANK TERHADAP LEVERAGE BANK DI INDONESIA PADA PERIODE PENELITIAN 2004 HINGGA 2009. Oleh : ROBBY SANI YUDHA NIM. F1206052 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitability, growth rate, asset structure, risk dan size bank terhadap leverage bank-bank di Indonesia. Struktur modal merupakan komposisi atau gabungan dari utang (debt) dan sekuritas (equity). Karakteristik perusahaan merupakan proxy yang tepat guna menginterpretasikan variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, seperti yang telah diungkapkan pada penelitian ini, yaitu meliputi profitabilitas (profitability), tingkat pertumbuhan (growth), struktur aset (asset structure), tingkat risiko (risk), dan ukuran (size). Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui situs resmi Bank Indonesia. Data-data yang digunakan meliputi Balance Sheet dan Income Statement dari bank-bank yang terdaftar pada BEI pada periode 2004-2009. Hasil studi ini mengindikasikan pada hasil uji F menunjukkan bahwa ada pengaruh postif dari profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara bersama-sama terhadap leverage. Sedangkan uji t menunjukkan bahwa untuk variabel asset structure mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Sedangkan variabel profitability, growth rate, risk dan size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat penulis berikan yaitu memperluas objek penelitian dan menambah jumlah variabel, karena kelima variabel bebas dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 34,7%, berarti masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi leverage. Kata kunci : profitability, growth rate, asset structure, risk, size, dan leverage commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT THE EFFECTS OF PROFITABILITY, GROWTH RATE, ASSET STRUCTURE, RISK, AND SIZE OF BANK TO THE LEVERAGE OF BANK IN INDONESIA OF 2004-2009 RESEARCH PERIODS. By: ROBBY SANI YUDHA NIM.F1206052 This research aims to determine the effect of profitability, growth rate, asset structure, risk, and size of bank to the leverage of banks in Indonesia. Leverage is one part of fund structure. Fund structure is a composition or a combination of debt and security (equity). Strong characteristic of company is required to interpret the variables affect the fund structure. The samples in this research are determined by purposive sampling method. The usage data in this research is secondary data from official site of Bank of Indonesia. The data used in this research is around Balance Sheet and Income Statement of banks which listed in BEI 2004-2009 periods. The analysis method is using multiple linear regression analysis. Result of this study indicates in F result test show the positive existence from profitability, growth rate, asset structure, risk, and size of company together with leverage. Whereas, T test show the variable asset structure have significant effect to the leverage. Though the profitability, growth rate, risks, and size of company variable is not significant influence to the leverage. Based on research result, advice can be given by author is to expanding research object and add number of variable because all five free variable they are profitability, growth rate, asset structure, risk, and size of company can only explain the effect to the leverage in the amount of 34,7%, it means there still another variables can affect the leverage. Keyword: profitability. Growth rate, asset structure, risk, size, and leverage. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul : PENGARUH PROFITABILITY, GROWTH RATE, ASSET STRUCTURE, RISK DAN SIZE BANK TERHADAP LEVERAGE BANK DI INDONESIA PADA PERIODE PENELITIAN 2004 HINGGA 2009. (Studi pada Bank-bank yang Terdaftar di BEI) Surakarta, 29 Mei 2012 Disetujui dan diterima Pembimbing, Drs. Harmadi, M.M NIP. 19580513 1984031 001 commit to user oleh perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Surakarta, Tim Penguji Skripsi 1. Sebagai Ketua ( Sebagai Pembimbing ( ) NIP. 2. ) NIP. 3. Sebagai Anggota ( NIP. commit to user ) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur karya sederhana ini ku persembahkan kepada : Ø Ibuku tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang, doa, dan pengorbanan yang tak terhingga nilainya. Ø Ayah di surga yang memberikan inspirasi, materi, dan pengorbanan tiada tara, Ø Mbak Ika dan Anggi, Ø Merchelina Lucy Astheri tersayang yang telah memberi semangat, rasa sayang, inspirasi, dukungan, dan kesetiaannya selama ini. Ø Sahabat-sahabat Kaipank, Immanuelle, dan Arimbi. Ø Almamaterku, Ø Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan atas pembuatan skripsi ini. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (QS Al-Insyirah : 6) Kekayaan tidak dilihat dari melimpahnya harta, tapi dari perasaan berpuas diri (Nabi Muhammad SAW) Manusia tumbuh dewasa, bersamaan dengan itu tumbuh pula dua hal; kecintaan pada kekayaan dan kecintaan pada umur panjang. (Nabi Muhammad SAW) Jika Anda menang, tak usah berkomentar. Jika Anda kalah, tak usah beralasan. (Penulis) Rasa syukur menjadikan kita manusia yang tidak merasa kekurangan. (Penulis) Keberhasilan itu dekat, bagi yang rajin,tapi jauh bagi yang malas. Maka, bermimpilah yang sebesar-besarnya, tapi bersegeralah untuk mengerjakan sekecil-kecilnya kebaikan yang terdekat. (Mario Teguh) Janganlah hidup untuk yang belum Anda miliki, berbahagialah dengan yang sudah ada pada Anda. Rasa syukur adalah awal kebahagiaan. (Mario Teguh) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Repurchase Intention Dimediasi oleh Trust, Positive Attitude, dan Perceived Usefulness pada Situs Online Shopping ( Studi pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta )”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itulah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. DR. Wisnu Untoro, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun skripsi. 2. Ibu DR. Hunik Sri Runing., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs.Wiyono, M.M selaku sekretaris Program Studi Non Reguler Manajemen yang telah memberikan dukungan selama masa studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 4. Bapak Drs. Karsono, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis. 5. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Seluruh mahasiswa S1 Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini. 7. Ibu dan Ayah tercinta. Terima kasih atas segalanya. 8. to userTerima kasih atas semangat dan doanya. Kakakku Ika dan Adikkucommit Anggi tercinta. perpustakaan.uns.ac.id 9. digilib.uns.ac.id Merchelina Lucy Astheri. Kamu adalah sumber inspirasiku, selalu memberiku semangat, dan selalu mendampingiku. Terima kasih atas segalanya. 10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Sehingga dengan tangan terbuka, penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Surakarta, April 2011 Penulis, Andrie Dwi Irianto commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i ABSTRAK ................................................................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................................. v HALAMAN MOTTO ................................................................................................................ vi KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vii DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ......................................................................................................... 11 B. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 23 C. Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 24 D. Hipotesis ................................................................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIN A. Desain Penelitian ...................................................................................................... 33 commit to user B. Populasi dan Sampel ................................................................................................ 34 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data .............................................................. 36 D. Instrumen Penelitian dan Skala Penelitian ............................................................... 36 E. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional ....................................................... 37 F. Metode Analisis Data ............................................................................................... 41 G. Pretest ....................................................................................................................... 49 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................................................... 51 B. Analisis Deskriptif Responden ................................................................................. 64 C. Tanggapan Responden ............................................................................................. 66 D. Analisis Data ............................................................................................................ 79 E. Uji Asumsi Model .................................................................................................... 85 F. Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................................... 103 G. Pembahasan Penelitian di Lapangan ........................................................................ 116 H. Tabulasi Responden atas Pertanyaan Terbuka ......................................................... 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................................... 120 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................ 123 C. Saran ......................................................................................................................... 124 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 126 LAMPIRAN ............................................................................................................................... 130 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR GAMBAR Halaman 1. Model Kerangka Pemikiran ................................................................................................ 24 2. Logo Kaskus (www.kaskus.us) ........................................................................................... 52 3. Path Analysis Diagram Model Penelitian ........................................................................... 103 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL TABEL Halaman 1. III.1 : Goodness of Fit Indices ............................................................................................. 48 2. IV.1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 64 3. IV.2 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fakultas ............................................ 65 4. IV.3 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Customer Satisfaction .......................... 68 5. IV.4 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Trust .................................................... 71 6. IV.5 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Positive Attitude .................................. 74 7. IV.6 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Perceived Usefulness ........................... 77 8. IV.7 : Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Repurchase Intention ........................... 79 9. IV.8 : KMO dan Bartlett’s Test ........................................................................................... 80 10. IV.9 : Hasil Faktor Analisis ................................................................................................ 82 11. IV.10 : Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................................... 83 12. IV.11 : Hasil Uji Normalitas ............................................................................................... 86 13. IV.12 : Jarak Mahalanobis Data Penelitian ......................................................................... 88 14. IV.13 : Kriteria Goodness of Fit Indices ............................................................................. 89 15. IV.14 : Hasil Goodness of Fit Model .................................................................................. 90 16. IV.15 : Hasil Goodness of Fit Model Setelah Dimodifikasi ................................................ 92 17. IV.16 : Regression Weights ................................................................................................ 95 18. IV.17 : Standardized Total Effects (Group number 1-Default model) ................................ 96 19. IV.18 : Standardized Direct Effects (Group number 1-Default model) .............................. 96 20. IV.19 : Standardized Indirect Effects (Group number 1-Default model) ............................ 97 21. IV.20 : Ringkasan Hasil Direct, Indirect, dan Total Effect ................................................. 97 22. IV.21 : Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 109 23. IV.22 : Tabulasi Respon Responden atas Pertanyaan Terbuka ........................................... 118 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Kuesioner 2. Pretest 3. Sampel Besar 4. Output SEM commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan judul dari penelitian ini, terdapat dua elemen utama yaitu struktur modal dan bank. Struktur modal (capital structure) merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan. Karena penentuan struktur modal sangat berkaitan erat dengan penerapan strategi perusahaan yang dilaksanakan sebagai tools dalam pencapaian goals dari perusahaan tersebut. Menurut definisi yang ada, Capital Structure mengacu pada kombinasi penggunaan debt dan ekuitas (equity security) dalam perencanaan struktur keuangan perusahaan dalam jangka panjang (Megginson, 1997). Berdasarkan definisi inilah, dapat diketahui bahwa penentuan struktur modal yang tepat akan menentukan pula sumber pendanaan bagi perusahaan yang nantinya dapat mendanai aktivitas perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Komposisi modal yang tepat sangatlah penting bagi setiap perusahaan namun tidak berarti bahwa struktur modal sama untuk setiap perusahaan. Perusahaan non finansial membutuhkan modal terutama untuk mendanai pembelian aset atau properti perusahaan serta untuk membangun fasilitas produksi dan perlengkapan baru guna mendukung area bisnis perusahaan yang baru. Hal serupa juga terjadi pada perusahaan finansial (bank). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bank merupakan salah satu pelaku ekonomi yang memegang peran sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU no.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Seperti yang kita ketahui pula, fungsi utama bank dalam perekonomian adalah sebagai intermediaris yaitu fungsi perantara antara pihak yang defisit dana dengan pihak yang surplus dana. Dengan adanya fungsi ini maka roda perekonomian suatu negara dapat berjalan dengan baik. Bank, menurut definisi di atas, merupakan salah satu contoh badan usaha, dengan demikian dapat disertarakan dengan badan usaha lainnya seperti perusahaan non finansial. Perbedaannya terletak pada fokus dari bank yang sama sekali berbeda dengan perusahaan non finansial lainnya. Seperti yang kita telah pelajari, bank lebih fokus dalam me-manage kebutuhan yang berbeda dan kadang kala saling bertentangan. Bank menyediakan likuiditas bagi para depositor melalui current account dan extend credit, sedangkan bagi para borrowers, bank juga menyediakan likuiditas melalui penyaluran kredit yang likuid (Kashyap et al., 1999). Dengan demikian kesuksesan bank ditentukan oleh kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, menilai, memonitor serta mengelola risiko yang timbul dari aktivitas bisnisnya tersebut. Terkait dengan kemampuan bank dalam menilai dan mengelola risiko yang dihadapinya, maka bank harus dapat menemukan cara yang tepat untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memperoleh jumlah modal yang cukup agar dapat meng-cover unexpected losses yang timbul dari aktivitas bisnis bank itu sendiri. Bahkan, profit yang dihasilkan bank pun nantinya juga akan dievaluasi terkait dengan pengalokasiannya untuk meng-cover unexpected risk tersebut. Hal ini jelas mencerminkan betapa pentingnya peran modal sebagai elemen utama dalam mengelola aktivitas bisnis bank. Lebih jauh lagi, jika kita melihat sekilas tentang kondisi perbankan di Indonesia, segala hal yang terkait dengan regulasi perbankan di Indonesia menjadi otoritas Bank Setral, Bank Indonesia. Hal ini lebih didasarkan atas pentingnya peran bank sebagai perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah, dalam hal ini masyarakat umum maupun korporasi. Jika sebuah bank mengalami kegagalan, dampak yang ditimbulkan akan meluas dan mempengaruhi nasabah maupun lembaga-lembaga lain yang menyimpan dananya atau bahkan menginvestasikan modalnya di bank. Bahkan hal tersebut dapat berdampak pula pada perekonomian nasional. Mengingat pentingnya peran bank tersebut maka bank sentral perlu menerapkan pengawasan yang baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap aktivitas perbankan. Di Indonesia, Bank Indonesia selaku bank sentral menerapkan konsep kerangka perhitungan modal yang mengatur tentang konsep permodalan bank, yaitu Basel II. Tujuan utama dari Basel II ini adalah untuk meningkatkan keamanan dan kesehatan system keuangan, dengan menitikberatkan pada perhitungan permodalan yang berbasis commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id risiko, supervisory review process, dan market discipline. Dengan adanya ketetapan tentang Capital Adequacy Ratio yang ditetapkan ini, maka bank harus lebih focus dalam menjaga kecukupan modalnya. Terkait dengan adanya konsep Basel II yang diterapkan di Indonesia, maka hal ini mendukung argumentasi bahwa struktur modal merupakan elemen penting yang sangat diperhatikan dalam dunia perbankan dan akan menjadi suatu topik yang sangat menarik untuk diteliti. Selain itu karakteristik bank juga sangat unik jika dibandingkan dengan perusahaan non finansial lainnya sehingga memungkinkan adanya perbedaan dampak faktor yang mempengaruhi struktur modal bank itu sendiri. Karena itulah studi lebih lanjut yang membahas tentang struktur modal bank perlu dilakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba mengambil judul : “PENGARUH PROFITABILITY, GROWTH RATE, ASSET STRUCTURE, RISK DAN SIZE BANK TERHADAP LEVERAGE BANK DI INDONESIA PADA PERIODE PENELITIAN 2004 HINGGA 2009.” B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap leverage ? commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Apakah profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap Leverage ? C. Batasan Masalah Penelitian hanya meliputi bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun 2004 sampai dengan 2009 dan penelitian hanya menguji pengaruh profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan terhadap leverage baik secara parsial maupun simultan. Dan menganggap keadaan lainnya carteris paribus. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap leverage. 2. Memberi bukti empiris pengaruh profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap leverage. E. Manfaat Penelitian Penulis berharap bahwa dengan adanya penelitian ini maka masyarakat luas, pada umumnya, dan pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang ekonomi, pada khususnya, dapat memperoleh informasi baru mengenai struktur commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id modal bank, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta dampaknya terhadap struktur modal suatu bank. Hal ini dikarenakan masih sangat minimnya studi yang secara spesifik membahas tentang struktur modal bank. Seperti yang diketahui terkadang dalam melakukan penelitian, bank atau perusahaan finansial lainnya sering kali tidak diikutsertakan dalam sample penelitian. Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka akan diperoleh informasi baru dan dapat menjangkau struktur modal bank yang masih under-explored tersebut. Penelitian ini juga berusaha untuk mengetahui apakah struktur modal bank hanya dipengaruhi oleh CAR Rates saja, dimana CAR Rates merupakan otoritas penuh Bank Indonesia dalam mempengaruhi struktur modal bank. Mungkin karena alasan inilah perusahaan finansial sering kali tidak diikutsertakan sebagai sampel dalam penelitian di bidang keuangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori-teori tentang struktur modal perusahaan yang pada pembahasannya dilakukan beberapa adjustment agar teori-toei tersebut applicable terhadap kondisi struktur modal bank. Penyesuaian ini dilakukan karena terbatasnya literatur yang membahas tentang struktur modal bank. Sehingga untuk menganalisa struktur modal bank digunakanlah Classic Capital Structure Theory yang telah disesuaikan dengan the nature of bank. Beberapa teori yang terkait dengan penelitian ini antara lain teori struktur modal dan teori tentang bank. 1. Struktur Modal Berdasarkan definisi yang dikutip dari buku karangan W.L. Megginson (1997), struktur modal merupakan komposisi atau gabungan dari utang (debt) dan sekuritas (equity) yang nantinya akan menentukan struktur keuangan jangka panjang suatu perusahaan. Penentuan struktur modal yang optimal nantinya dapat menghasilkan keputusan financing perusahaan dengan financing cost yang paling rendah. Selain itu, dampaknya bagi para investor adalah nantinya mereka dapat dengan yakin menginvestasikan dananya pada financial market, sebab dijamin investasi yang mereka lakukan akan menghasilkan imbal hasil yang maksimum dengan risiko yang minimum. Hal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tempat mereka berinvestasi telah menerapkan financing decision yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai dari perusahaan. Sedangkan dari sisi public policymakers, dalam hal ini pemerintah di negara tempat bernaungnya suatu perusahaan, juga dapat menerapkan aturan-aturan serta kebijakan pajak yang dapat memaksimumkan aggregate output negara sehingga dapat memberikan dampak atau risiko atas stabilitas perekonomian negara yang paling minimum. Banyak studi yang telah dilakukan terkait dengan struktur modal perusahaan. Kebanyakan dari studi-studi tersebut berusaha untuk mengetahui apakah struktur modal dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Salah satu studi yang terkemuka terkait dengan capital structure ini adalah studi yang dilakukan oleh Modigliani dan Merton Miller pada tahun 1958. Seiring dengan semakin banyaknya studi yang dilakukan atas struktur modal perusahaan, muncul berbagai teori yang mendasari struktur modal suatu perusahaan. Dua mainstream besar dalam teori struktur modal adalah Tradeoff Theory dan Pecking Order Theory. Kedua teori ini memiliki perbedaan pandangan tentang dampak dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan. Pembahasan lebih rinci tentang kedua teori ini akan dijabarkan pada sub bab dari bab ini. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Modigliani-Miller Model Seperti yang telah dibahas sebelumnya, salah satu studi struktur modal yang terkemuka adalah studi yang dilakukan oleh Modigliani dan Merton Miller pada tahun 1958. Artikel yang mereka buat berusaha untuk memberikan definisi operasional atas biaya modal dan teori investasi yang dapat direalisasikan dan tepat. Sebelum membahas lebih jauh tentang model struktur modal yang ditemukan oleh Modigliani dan Miller, terlebih dahulu harus mengetahui asumsi-asumsi yang mendasarinya : a. Seluruh aset fisik merupakan kemilikan perusahaan b. Pasar modal bersifat frictionless, yang artinya tidak ada pajak atas perusahaan atau pun personal tax, dan tidak terdapat bankruptcy cost. c. Perusahaan hanya dapat menerbitkan dua jenis sekuritas, yakni risky equity dan risk-free debt d. Individu atau pun perusahaan dapat melakukan borrow dan lend pada tingkat bunga bebas risiko (risk-free interest rate) e. Investor memiliki homogeneous expectation atas arus profit perusahaan f. Tidak terdapat growth, sehingga arus aliran kas setiap tahunnya memiliki besaran yang sama g. Seluruh perusahaan dapat diklasifikasikan kedalam equivalent commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id h. return class (return dari sekuritas semua perusahaan dalam kelas tersebut proporsional dan berkorelasi sempurna terhadap perusahaan lain dalam kelas tersebut). 3. Modigliani-Miller Model Proposition I Sebelum membahas tentang model Proposisi I ini, haruslah kita ketahui asumsi-asumsi yang mendasari model ini. M&M mengasumsikan terdapat perusahaan j yang berada di kelas c. Dimana perusahaan ini diekspektasikan untuk menghasilkan Net Operating Income (NOI) setiap periodenya, secara ratarata, sebesar NOIj. Nilai pasar dari utang perusahaan adalah sebesar Dj, dan nilai pasar dari ekuitas perusahaan adalah sebesar Sj. Dengan demikian total value dari perusahaan (Vj) sama dengan penjumlahan dari market value of debt dan equity perusahaan j. Berdasarkan asumsi tersebut maka model Proposisi I dari M&M model adalah sebagai berikut : V j = (S j + D j ) = NOI rk Vj = total firm s value Sj = market value of firm s equity Dj = market value of firm s debt NOI = net operating income k = required rate of return for a firm in risk class commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Proposisi I Modigliani & Miller menyatakan bahwa The market value of any firms is independent of its capital structure and is given by capitalizing its expected return at the rate appropriate to its class . Dengan kata lain, nilai perusahaan ditentukan dengan mengkapitalisasi pendapatan bersih operasional (EBIT) pada suatu tingkat pengembalian atau rate yang konstan. Tingkat pengembalian atau rate ( k) yang digunakan harus sesuai dengan tingkat risiko perusahaan, dimana nilai perusahaan bersifat independen terhadap tingkat leverage yang digunakan perusahaan tersebut. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa Proposisi I M&M menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kapitalisasi Net Operating Income dan rate yang digunakan dalam kapitalisasi tersebut. Dengan kata lain tingkat leverage yang digunakan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Modigliani & miller membuktikan proposisinya dengan menggunakan argumentasi arbitrase. Arbitrase merupakan suatu proses pembelian barang di suatu pasar yang harganya lebih murah, kemudian menjual kembali barang tersebut di pasar lain dimana barang serupa dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan pasar sebelumnya (W.L. Megginson, 1997) . Arbitrase menawarkan keuntungan yang tidak terbatas. Dalam pembuktiannya, M&M mendemonstrasikan bahwa kesempatan arbitrase dapat terjadi apabila market value kombinasi debt dan equity dari levered firm berbeda dengan perusahaan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang identik namun bersifat unlevered. Dan apabila arbitrase ini terjadi, maka nantinya akan berdampak pada munculnya disequilibrium. Oleh karena itu, untuk mencegah arbitrase terjadi, market value kombinasi debt dan equity perusahaan levered dengan perusahaan yang unlevered haruslah sama. Proposisi I M&M ini juga mengasumsikan berlakunya Law of One Price yang nantinya dapat mendukung proposisi ini menjadi relevan. 4. Modigliani-Miller Model Proposition II Proposisi II M&M menyatakan bahwa the expected yield of a share of stock is equal to the appropriate capitalization rate, k, for pure equity stream in the class, plus a premium related to financial risk equal to the debt to equity ratio times the spread between k and r . Model yang dikemukakan pada proposisi II ini adalah sebagai berikut : kj = r k + [(r k - r )D j ] Sj kj = expected return k = required rate of return for a firm in risk class r = interest rate of debt Dj = market value of firm s debt Sj = market value of firm s equity commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dengan kata lain, proposisi II M&M ingin menyatakan bahwa cost of capital dari perusahaan yang levered adalah sama dengan tingkat pengembalian perusahaan yang unlevered pada tingkat kelas risiko yang sama, ditambah dengan suatu premium yang besarnya tergantung pada rasio debt to equity dan selisih antara cost of equity dan debt. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bahwa expected return atas ekuitas perusahaan yang levered merupakan fungsi linier dari rasio debt to equity perusahaan tersebut. Dari kedua proposisi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh net operating income perusahaan tersebut yang dihasilkan dari penggunaan seluruh asset perusahaan. Dan dengan demikian nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal atau kombinasi utang dan ekuitas perusahaan. Dengan kata lain, nilai dari perusahaan bergantung pada aktivitas operasional dan investasinya, bukan pada aktivitas pendanaannya. 5. The Trade-Off Theory Berdasarkan yang telah diuraikan sebelumnya pada sub bab tentang M&M model, bahwa struktur modal suatu bank tidak relevan terhadap nilai dari perusahaannya. Sehingga struktur modal yang diterapkan oleh perusahaan bersifat random dan ditentukan tanpa perlu mempertimbangkan apa pun dampaknya terhadap perusahaan, sebab struktur modal irrelevan terhadap nilai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perusahaan. Namun dalam kenyataannya, perusahaan-perusahaan tidak memilih struktur modalnya secara sembarangan atau tanpa pertimbangan apa pun. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi munculnya teori-teori lain tentang struktur modal. Dengan melakukan pengembangan terhadap model M&M, maka para akademisi dan praktisi berhasil mengembangkan beberapa teori beru tentang struktur modal. Teori ini disebut sebagai Agency Cost/Tax Shield Trade-Off Model. Dimana seperti yang diungkapkan pada bukunya, W.L. Megginson (1997), dalam model ini, terdapat beberapa hal baru yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal perusahaan, yaitu : a. Corporate Income Tax b. Personal Taxes on Investment Income (divident, capital gains, and interest); c. Deadweight Cost of Banckruptcy and Financial Distress; d. Agency Problems (between managers, stockholders, and bondholders); e. Contracting Cost; f. Asset Characteristics, earnings volatility, and firm s investment opportunity set; g. Ownership Structure and Corporate Control 6. Capital Structure with Corporate Income Tax commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dengan adanya pajak atas pendapatan perusahaan, maka perusahaan yang menggunakan utang dalam struktur modalnya akan memperoleh tax benefit (tax shield), sedangkan perusahaan yang sama sekali tidak menggunakan utang (unlevered) tidak dapat memperoleh tax benefit tersebut. Dengan mengembangkan model M&M, maka nilai dari perusahaan yang menggunakan utang (VL) dapat dihitung dengan persamaan : VL = VU + PVTaxShield = VU + t c D VL = Nilai perusahaan yang menggunakan utang VU = Nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang c = Tax rate D = Outstanding Debt perusahaan NI = Net Income Perusahaan p= Required rate of return for a firm in risk class 7. Capital Structure with Corporate and Personal Income Tax Pada pembahasaan sub bab berikut, kita akan melihat bagaimana dampak adanya personal income tax terhadap struktur modal perusahaan. Menurut Miller (1977), struktur modal perusahaan selain dipengaruhi oleh pajak atas pendapatan perusahaan (corporate income tax) juga dipengaruhi oleh pajak pendapatan perseorangan (personal income tax) atas kegiatan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id investasi. Kemudian Miller mengembangkan sebuah model yang dapat menunjukkan keuntungan atas penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan dengan adanya corporate income tax dan personal income tax. Model tersebut adalah sebagai berikut : é (1 - t c )(1 - t ps ) ù GL = ê1 ú DL ( 1 t ) pd ëê ûú GL = gain from using leverage DL = market value of firm s outstanding debt tc = tax rate on corporate profits tps = personal tax rate on income from stock ( tpd = personal tax rate on income from debt (interest income) Model ini merupakan pengembangan dari M&M irrelevant model dimana pada model tersebut terdapat asumsi bahwa tidak ada pajak di dunia ini. Apabila hasil dari perhitungan dengan model di atas adalah positif, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan dapat memperoleh keuntungan dengan adanya penggunaan utang dalam struktur modalnya. Sedangkan apabila hasilnya negatif, maka hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan utang oleh perusahaan justru menjadikan perusahaan mengalami kerugian. 8. Cost of Banckruptcy and Financial Distress commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Para ahli keuangan telah menyadari bahwa dengan besarnya biaya kebangkrutan dan tingginya tekanan keuangan yang dialami oleh perusahaan, maka penggunaan utang dalam struktur modal akan semakin tidak menguntungkan. Banckrutcy adalah suatu proses hukum yang meliputi aktivitas pengorganisasian kembali financial claims perusahaan dan pentrasferan kepemilikan perusahaan (W.L. Megginson, 1997). Kebangkrutan merupakan hasil dari economic failure dan bukan penyebab economic failure. Tanda awal suatu perusahaan yang terindikasi bangkrut yaitu nilai perusahaan yang terus menurun dan adanya pengurangan tenaga kerja dalam jumlah besar. Biaya kebangkrutan (cost of banckruptcy) dan tekanan keuangan (financial distress) akan mempengaruhi penggunaan utang oleh perusahaan apabila : a. Tekanan keuangan menyebabkan tingkat permintaan atas produk perusahaan menurun atau cost of production meningkat b. Kebangkrutan menjadikan perusahaan memikul beban deadweight costs yang lebih besar c. Dengan adanya tekanan keuangan yang dialami perusahaan, membuat manajer perusahaan bertindak tidak rasional dengan mengambil keputusan operasi dan keuangan yang justru menurunkan nilai dari perusahaan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya financial distress dalam suatu perusahaan, diantaranya adalah karakteristik aset perusahaan dan masalah substitusi aset perusahaan. Karakteristik aset perusahaan ternyata berpengaruh terhadap tekanan keuangan yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan yang sebagian besar asetnya berbentuk tangible asset, seperti perusahaan konstruksi dan perusahaan penerbangan memiliki kekhawatiran mengalami tekanan keuangan yang lebih kecil. Sebaliknya, perusahaan yang sebagian besar asetnya berbentuk intangible asset, seperti distributor makanan dan perusahaan jasa, akan memiliki risiko terkena tekanan keuangan yang lebih besar. Selain itu, masalah substitusi aset juga seringkali berpengaruh terhadap terjadinya tekanan keuangan dalam suatu perusahaan. Adanya kesempatan untuk memilih antar dua proyek dengan karakteristik yang berbeda, memungkinkan keputusan yang dibuat oleh manajer perusahaan memicu terjadinya masalah keagenan dalam perusahaan. Manajer perusahaan dihadapkan pada pilihan investasi pada dua proyek dimana satu proyek memberikan risiko yang lebih rendah dari proyek lainnya namun sebagai konsekuensinya return dari proyek ini pun juga rendah. Sedangkan proyek yang satunya lagi, memiliki karakteristik risiko yang lebih tinggi namun tentunya dengan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi pula. Keputusan akhir dari manajer perusahaan terkait dengan pemilihan proyek ini nantinya dapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menimbulkan agency problem, dimana dari segi bondholder, manajer perusahaan akan didorong untuk memilih proyek dengan risiko yang rendah sehingga nantinya apabila proyek ini gagal, kerugian yang ditimbulkan tidak terlalu besar dan perusahaan masih dapat memenuhi kewajibannya terhadap para pemegang obligasi perusahaan. Sedangkan dari segi shareholders, manajer perusahaan akan didorong untuk memilih proyek yang menawarkan return yang lebih tinggi sehingga apabila proyek ini berhasil maka pemegang saham akan memperoleh return yang lebih tinggi pula. Sedangkan apabila proyek ini gagal, maka shareholder tidak akan mengalami kerugian apa pun. Dengan kondisi di atas, maka pertentangan yang terjadi antara pemegang obligasi dan pemegang saham perusahaan akan memicu terjadinya masalah keagenan. Berdasarkan bukti empiris yang ada dari studi-studi yang telah dilakukan, diketahui bahwa kebangkrutan dapat menyebabkan turunnya tingkat utang yang digunakan oleh perusahaan (Betker,1995). 9. Biaya Keagenan dan Struktur Modal Perusahaan Teori Agency Cost dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976). Masalah keagenan (agency cost) ini timbul karena adanya perkembangan perusahaan yang awalnya hanya berbentuk perusahaan perseorangan menjadi perusahaan perseroan dimana kepemilikan dan pengelolaan perusahaan terpisah. Masalah keagenan ini sendiri muncul antara pihak-pihak yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berkepentingan dengan perusahaan atau dapat juga disebut sebagai stakeholders. Berdasarkan yang dikutip dari artikel Usahawan karya Chynthia A. Utama (2002), Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan terdapat 3 bentuk masalah keagenan, yaitu : a. Masalah keagenan antara manager dengan pemegang saham Masalah keagenan jenis ini timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara manajer selaku pengelola perusahaan dengan pemegang saham selaku pemilik perusahaan. Douglas dan Finnerty (1997) menyebutkan beberapa contoh masalah keagenan yang timbul antara manajer dengan pemegang saham, yaitu employee perquisites (tindakan manajer yang dapat mempengaruhi keuntungan pribadi dan merugikan pemegang saham); dan employee effort (manajer dan pegawai yang kinerjanya tidak maksimal). b. Masalah keagenan antara pemegang saham (outside equity) dengan kreditur (outside debt) Untuk mengatasi masalah keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham, maka digunakanlah utang. Mekanisme ini lebih dikenal dengan bonding mechanism. Sebab dengan adanya utang, maka perusahaan harus menyediakan arus kas guna membayar bunga pinjaman secara reguler sehingga mau tidak mau manajer perusahaan akan lebih maksimal dalam melakukan tugasnya (control hyphotesis). Dampak dari penggunaan utang ini adalah munculnya satu agen baru yang juga berkepentingan dengan perusahaan, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yakni kreditur. Dan keberadaan kreditur ini juga dapat menimbulkan masalah keagenan dengan para pemegang saham. Menurut Jensen dan Meckling (1976) masalah antara kedua agen ini dapat muncul karena : 1) Pada saat utang perusahaan meningkat jumlahnya, maka risiko bisnis dan risiko operasi kreditur ikut meningkat. Namun belum tentu uang yang diperoleh dari kreditur tersebut dipergunakan bukan untuk investasi pada proyek atau aset yang memiliki NPV positif melainkan untuk membiayai pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Dengan demikian kepentingan antara kreditur dan pemegang saham saling bertolak belakang. 2) Manajer dan pemegang saham berusaha untuk meyakinkan kreditur untuk memberikan pinjaman dengan tingkat bunga yang rendah guna membiayai investasi yang aman. Namun setelah mereka memperoleh pinjaman tersebut, mereka justru menggunakannya untuk berinvestasi pada proyek yang risikonya cukup tinggi. Hal ini menyebabkan kreditur dihadapkan pada risiko default yang cukup tinggi dari perusahaan tersebut. Maka muncullah agency problem antar pihakpihak tersebut. c. Masalah keagenan antara perusahaan dengan konsumen. Masalah keagenan yang mungkin muncul antara perusahaan dan konsumen yaitu terkait dengan garansi atau layanan purnal jual yang diberikan perusahaan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kepada konsumen. Masalah dapat timbul pada saat konsumen tidak yakin bahwa perusahaan dapat menjalankan kewajibannya dengan baik di masa yang akan datang. Selain itu, masalah keagenan juga dapat muncul ketika konsumen melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaan seperti halnya menggandakan dan menjual produk perusahaan tanpa seizin perusahaan yang bersangkutan. Kedua contoh di atas menunjukkan kondisi yang dapat memicu terjadinya masalah keagenan antara perusahaan dan konsumen. 10. Pecking Order Hyphotesis Teori berikutnya yang membahas tentang struktur modal perusahaan adalah Pecking Order Hyphotesis. Seperti yang tertera pada buku Megginson, Corporate Finance Theory, teori ini dikemukakan oleh Stewart Myers pada tahun 1984. Teori ini memiliki beberapa asumsi yang mendasarinya, yaitu : a. Kebijakan dividen perusahaan bersifat kaku, b. Perusahaan lebih memilih alternatif pendanaan secara internal dari pada pendanaan secara eksternal, c. Jika perusahaan harus memilih pendanaan secara eksternal, maka pertamatama perusahaan akan memilih alternatif pendanaan dengan menggunakan sekuritas yang paling aman, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. Jika perusahaan harus melakukan kegiatan pendanaan yang lebih banyak menggunakan sumber pendanaan eksternal, maka perusahaan akan memilih pendanaan dengan urutan : utang yang sangat aman; utang yang berisiko; convertible securities; preferred stock; dan common stock sebagai pilihan yang terakhir, Berbeda dengan Trade-Off Theory dimana fokus utamanya adalah pada prinsip dasar valuasi pasar modal, Pecking Order Hyphotesis ini lebih fokus pada motivasi manajer perusahaan. Model ini didasari dengan adanya kenyataan di dunia nyata dimana asymmetric information sering kali terjadi. Myers dan Majluf (1984) kemudian membuat dua asumsi penting terkait dengan perilaku manajer perusahaan. Kedua asumsi tersebut adalah : a. Manajer perusahaan memiliki pengetahuan atau informasi yang lebih banyak mengenai current earnings dan kesempatan investasi perusahaan dibandingkan dengan investor luar b. Manajer perusahaan bertindak sesuai dengan best interest dari firms existing shareholders. Lebih lanjut, Myers dan Majluf menyatakan bahwa, sesuai dengan Pecking Order Theory, perusahaan lebih cenderung untuk membuat financial slack yang nantinya akan dipergunakan untuk mendanai investasi pada proyek yang NPV-nya positif. Financial slack yang tertera di atas merupakan sejumlah kas dan marketable securities yang dimiliki oleh perusahaan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Perusahaan dengan financial slack yang banyak, tidak akan meng-issue utang atau ekuitas yang berisiko guna membiayai proyek atau investasinya. Selain itu, Myers dan Majluf juga menjelaskan tentang reaksi pasar sekuritas terhadap leverage increasing dan leverage decreasing event atau dengan kata lain terhadap berita tentang perubahan struktur modal perusahaan. Menurut teori ini, berita tentang adanya penerbitan saham baru oleh suatu perusahaan dianggap sebagai kabar buruk atau bad news. Begitu pula sebaliknya peningkatan terhadap jumlah debt perusahaan dianggap sebagai kabar baik atau good news oleh para investor. Hal ini dapat terjadi karena investor meyakini dengan adanya peningkatan jumlah utang perusahaan maka hal tersebut merupakan salah satu cara manajer perusahaan menginformasikan bahwa perusahaan tersebut sedang berada dalam kondisi yang baik. Implikasinya adalah dengan adanya keputusan untuk meningkatkan jumlah utang perusahaan, menandakan bahwa manajer perusahaan telah merasa yakin akan prospek earnings perusahaan di masa yang akan datang sehingga tidak perlu khawatir dengan pembayaran utang dan bunganya. Karena itulah adanya pengumuman peningkatan jumlah utang perusahaan dianggap sebagai kabar baik oleh para investor. 11. Signaling Theory Selain kedua mainstream besar yang menjelaskan tentang struktur modal perusahaan, terdapat teori lain yang juga menjelaskan struktur modal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perusahaan dari sudut pandang yang berbeda dari kedua teori sebelumnya. Teori tersebut adalah Signaling Theory. Teori ini dikembangkan oleh Ross (1979), dimana ia berusaha untuk mengeksplorasi struktur modal perusahaan dengan menjadikan adanya asymetric information sebagai landasan dalam menentukan struktur modal perusahaan. Menurut Roll (1979) dan John (1987), asymetric information terjadi ketika manajer selaku pihak intern perusahaan memiliki informasi yang lebih lengkap tentang kondisi perusahaan dibandingkan para pemegang saham yang merupakan pihak eksternal perusahaan dan tidak terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan. Sehingga implikasinya adalah bahwa investor tidak dapat membedakan antara perusahaan yang berkinerja baik dengan perusahaan yang kinerjanya buruk, sebab dengan adanya informasi yang asimetris maka setiap manajer dapat saja mengaku-ngaku bahwa perusahaannya bagus, toh investor tidak tahu kondisi yang sebenarnya dari perusahaan. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, model ini didasarkan pada adanya masalah informasi yang asimetris. Dengan adanya masalah tersebut, para eksekutif dari perusahaan yang bagus, dimana mereka memiliki inside information tentang prospek dan kondisi perusahaan, cenderung untuk memberikan sinyal yang positif kepada investor luar tentang keunggulan perusahaannya itu, salah satu bentuk sinyal positif tersebut adalah dengan membagikan dividen kepada para pemegang saham. Pada akhirnya, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kemampuan mengirim sinyal positif inilah yang akan menjadi pedoman bagi investor untuk membedakan antara perusahaan yang kinerjanya bagus dengan perusahaan yang kinerjanya buruk. Hal ini dikarenakan, untuk melakukan sinyal positif tersebut perusahaan harus menyediakan dana yang cukup besar karena akan menelan biaya yang tidak sedikit. Namun dalam praktiknya, teori ini jarang digunakan untuk menjelaskan struktur modal perusahaan sebab teori ini merupakan prediktor yang lemah dari perilaku yang sebenarnya pada dunia nyata. 12. Karakteristik Perusahaan Berdasarkan bukti dari hasil studi empiris atas proxy-proxy yang terkait dengan struktur modal perusahaan, karakteristik perusahaan merupakan proxy yang tepat guna menginterpretasikan variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya pada bagian pendahuluan, bahwa dalam penelitian ini variabelvariabel yang digunakan dalam model meliputi profitabilitas (profitability), tingkat pertumbuhan (growth), struktur aset (asset structure), tingkat risiko (risk), dan ukuran (size). Variabel-variabel tersebut merupakan variabel yang menunjukkan karakteristik perusahaan. 13. Profitabilitas (Profitability) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor penentu yang cukup penting atas struktur modal perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ooi (1999), menurut trade-off theory, perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi cenderung untuk menggunakan utang lebih banyak dalam struktur modalnya. Alasannya adalah adanya tax burden yang tinggi terhadap perusahaan sehingga dengan adanya interest tax shield dari penggunaan utang, berarti penggunaan utang yang lebih banyak akan meningkatkan benefit tersebut. Selain itu perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki risiko bangkrut yang lebih rendah. Sedangkan hal sebaliknya justru diungkapkan oleh pecking order theory. Menurut teori ini hubungan yang terjadi antara profitabilitas dan utang perusahaan adalah hubungan yang negatif. Hal ini didasarkan dengan argumentasi bahwa perusahaan yang profitabilitasnya tinggi tentunya memiliki akumulasi sumber dana internal yang lebih besar sehingga ketergantungan perusahaan terhadap sumber dana eksternal menjadi lebih rendah. Dengan kata lain, penggunaan utang pada struktur modal perusahaan semakin sedikit. Pendapat dari teori ini juga didukung oleh penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa peneliti yang juga menyimpulkan hal yang sama adalah Myers (1984); Titman dan Wessels (1988); serta Barton et.al. (1989). Namun kebanyakan dari studi-studi yang telah dilakukan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara profitabilitas dan utang perusahaan. 14. Tingkat Pertumbuhan ( Growth Rate ) Berdasarkan pecking order theory, perusahaan yang sedang tumbuh atau berkembang memiliki kebutuhan dana internal yang lebih besar. Konsekuensinya adalah bahwa perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung untuk menggunakan dana eksternal guna membiayai proyekproyek barunya. Namun pilihan dana eksternal itu memiliki urutan, yaitu dimulai dari pilihan yang paling aman baru kemudian pilihan yang berisiko tinggi. Myers (1977) menemukan bahwa perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung untuk menggunakan utang dalam struktur modalnya. Dengan demikian, menurut pecking order theory, hubungan yang terjadi antara tingkat pertumbuhan dengan utang perusahaan adalah hubungan yang positif. Namun berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Auerbach (1985), hubungan yang terjadi antara pertumbuhan dengan utang perusahaan adalah kebalikan dari yang diungkap oleh pecking order theory. Menurutnya, utang berhubungan negatif dengan pertumbuhan perusahaan sebab pengurangan pajak yang timbul akibat adanya pembayaran bunga tidak begitu berarti bagi perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Dalam commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penelitian ini penulis menggunakan penjualan untuk mengukur tingkat pertumbuhan. Semakin tinggi tingkat penjualan semakin tinggi pula kebutuhan dananya dan perusahaan menggunakan dana eksternal karena dana internal tidak mencukupi, sehingga pertumbuhan penjualan berhubungan positif dengan leverage. 15. Struktur Aset ( Asset Structure ) Struktur aset merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keputusan pendanaan pada perusahaan. Menurut studi yang telah dilakukan oleh Myers (1977), diketahui bahwa utang berhubungan positif dengan struktur asset perusahaan. Alasannya adalah perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa tangible asset, cenderung untuk menggunakan utang lebih banyak sebab tangible asset yang mereka miliki dapat dijadikan sebagai jaminan kepada kreditur untuk memperoleh utang. Hal yang sebaliknya terjadi pada perusahaan dengan sebagian besar asetnya berbentuk intangible asset. Lebih spesifiknya lagi, berdasarkan studi-studi yang telah dilakukan oleh ahli-ahli keuangan seperti Feri dan Jones (1979), Marsh (1982), Long dan Matlitz (1985), dan yang terakhir Allen (1995), berhasil mengungkap bukti empiris bahwa terdapat hubungan yang positif antara penggunaan utang dengan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tersebut. 16. Risiko ( Risk ) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Setiap perusahaan pastilah menghadapi risiko operasi. Risiko operasi ini nantinya akan berpengaruh terhadap aliran kas perusahaan. semakin tinggi volatilitas earnings yang dihasilkan perusahaan, maka semakin besar risiko perusahaan untuk mengalami gagal bayar atas utang-utangnya serta semakin besar peluang untuk terjadinya kebangkrutan. Berdasarkan bukti empiris, perusahaan yang memiliki risiko operasi yang tinggi akan memperoleh insentif untuk menggunakan utang yang lebih sedikit dibandingkan perusahaan yang earningsnya lebih stabil. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara risiko dengan utang perusahaan (Ooi, 1999; Titman dan Wessels,1988). 17. Ukuran ( Size ) Ukuran perusahaan sangat menentukan keputusan struktur permodalan suatu perusahaan. Menurut trade-off theory, perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini membuat perusahaan besar memiliki kemudahan dalam memperoleh pinjaman atau utang. Dengan demikian perusahaan besar akan menggunakan utang yang lebih banyak dalam struktur modalnya dibandingkan perusahaan kecil. Atau dengan kata lain, menurut teori ini terdapat hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan utangnya. Lain halnya dengan trade-off theory, pecking order theory justru menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara ukuran perusahaan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dengan utang yang digunakannya. Alasannya adalah perusahaan kecil memiliki akses yang terbatas terhadap equity capital market. Sehingga untuk memperoleh dana, perusahaan bergantung pada pinjaman atau utang. Karena itulah, menurut teori ini, perusahaan kecil cenderung menggunakan utang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan besar. 18. Bank Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling penting dalam sistem keuangan suatu negara. Menurut Peter S.Rose (2000), sistem keuangan didefinisikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan perundangan, peraturan-peraturan, dan teknik-teknik dimana surat-surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan (financial service) dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia. Berdasarkan definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa sistem keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Tugas utama dari sistem keuangan ini adalah untuk memindahkan dana dari penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana untuk membeli barangbarang dan jasa-jasa serta melakukan investasi dalam bentuk peralatan-peralatan baru sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan standar kehidupan masyarakat (Dahlan Siamat, 2005). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dengan adanya tugas penting ini, maka dalam sistem keuangan diperlukan adanya suatu lembaga yang merealisasikan hal tersebut. Lembaga itu dinamakan lembaga keuangan. Menurut definisinya, lembaga keuangan ialah badan usaha yang kekayaannya terutama bebentuk aset keuangan (financial asset) atau tagihan (claims) dibandingkan dengan aset non keuangan (non financial asset). Menurut klasifikasinya, lembaga keuangan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : a. Lembaga keuangan depositori, seperti : bank b. Lembaga keuangan non depositori, seperti : contractual institutions; investment institutions; dan finance companies. 19. Definisi dan Fungsi Bank Berikut merupakan definisi bank menurut UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan : a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. b. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Definisi di atas berusaha untuk menekankan bahwa usaha utama bank ialah untuk menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Dan yang lebih penting lagi, dari segi penyaluran dana, hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya bagi pemilik namun lebih diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Karena pada penelitian ini kita akan menggunakan sampel berupa bank umum konvensional maka penting untuk mengetahui fungsi pokok dari bank umum : a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi; b. Menciptakan uang; c. Menghimpun dan menyalurkannya kepada masyarakat; d. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya. 20. Sasaran & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Bank Umum commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tentunya dalam melakukan kegiatan operasional, manajemen bank memiliki sasaran-sasaran yang hendak dicapai. Berdasarkan jangka waktunya, sasaran manajemen bank terbagi menjadi dua, yaitu : Sasaran jangka pendek, yakni meliputi pemenuhan likuiditas, menyediakan jasa-jasa lalu lintas pembayaran, serta penanaman dana dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek atau instrumen pasar uang. Sasaran jangka panjang, yakni tetang bagaimana bank memperoleh keuntungan dari kegiatan bank untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemilik bank. Namun dalam usaha pencapaian sasaran jangka panjang ini, bank tidak boleh mengorbankan sasaran jangka pendek dan mengabaikan praktik atau prinsip perbankan yang sehat. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini selanjutnya akan mempengaruhi pola manajemen bank. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang bersumber dari dalam bank dan biasanya terkait dengan pengambilan kebijakan dan strategi operasional bank. Contohnya : struktur organisasi bank, corporate culture, filosofi dan gaya manajemen, strategi segmentasi pasar dan jaringan kantor bank, serta ketersediaan SDM dan penggunaan teknologi. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi manajemen bank yang meliputi faktor di luar kendali bank. Contohnya : kebijakan moneter, tingkat inflasi, volatilitas tingkat bunga, sekuritisasi, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id treasury management, globalisasi, dan persaingan antar bank maupun lembaga keuangan. 21. Neraca Bank Neraca atau Balance Sheet merupakan daftar yang memuat mengenai kekayaan (asset), kewajiban, dan modal bank. Berikut merupakan persamaan sederhana dalam akuntansi terkait dengan neraca suatu perusahaan : Neraca bank berbeda dengan neraca perusahaan non keuangan lainnya. Neraca bank menggambarkan sumber-sumber dana dan penggunaan dana bank. Bank mendapatkan dana dengan cara menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito berjangka, yang kemudian dana yang telah diperoleh tersebut dialokasikan dalam bentuk pemberian pinjaman atau pembelian suratsurat berharga. Dengan demikian, sumber pendapatan bank ialah dari bunga kredit dan surat-surat berharga. Untuk memperoleh keuntungan maka tingkat bunga kredit harus lebih tinggi dari biaya yang dibayarkan kepada pemilik dana. Karena usahanya yang berbeda inilah maka neraca bank menjadi berbeda dari perusahaan pada umumnya. Aset bank lebih didominasi oleh kredit-kredit yang bank tersebut salurkan. Sedangkan dana-dana masyarakat seperti giro, tabungan, dan deposito berjangka lebih mendominasi sisi pasiva dari neraca bank. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22. Permodalan Bank Dengan uniknya item-item pada laporan keuangan bank, maka permodalan bank menjadi hal yang tidak biasa. Penggunaan modal bank bertujuan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan operasi bank. Jumlah modal bank dianggap tidak mencukupi apabila jumlah modal yang tersedia tidak dapat memenuhi seluruh biaya-biaya yang dibutuhkan pada kegiatan operasi bank. Pada kenyataannya, penetapan jumlah wajar kebutuhan modal suatu bank merupakan hal yang rumit. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor eksternal di luar kendali bank yang juga turut mempengaruhi pengelolaan bank. Salah satu faktor eksternal tersebut ialah kebijakan moneter. Seperti yang kita ketahui, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia, memiliki wewenang khusus untuk menetapkan ketentuan mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang harus dipertahankan oleh setiap bank. Berikut merupakan beberapa fungsi modal bank : Memberikan perlindungan kepada nasabah Mencegah terjadinya kejatuhan bank, Memenuhi kebutuhan kantor dan inventaris, Memenuhi ketentuan permodalan minimum, Meningkatkan kepercayaan masyarakat, Menutupi kerugian aktiva commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id produktif bank, Sebagai indikator kekayaan bank, Meningkatkan efisiensi operasional bank. B. PENELITIAN TERDAHULU Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammed Amidu (2007), diketahui bahwa ternyata struktur modal bank juga dipengaruhi oleh karakteristikkarakteristik dari bank itu sendiri. Penelitian tersebut dilakukan guna mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan struktur modal suatu bank. Dimana biasanya dalam penelitian-penelitian di bidang keuangan, perusahaanperusahaan finansial tidak diikutsertakan dalam sampel. Karena masih sangat minimnya penelitian terkait dengan struktur modal bank, maka Mohammed Amidu membuat suatu penelitian tentang determinasi atas struktur modal bankbank yang ada di negara Ghana. Dalam penelitian tersebut terdapat enam variabel independen yang dihipotesiskan memiliki hubungan dengan variabel leverage. Dari keenam variabel independen yang digunakan, ternyata 5 diantaranya signifikan mempengaruhi struktur modal bank di Ghana. Kelima variabel karakteristik perusahaan tersebut meliputi variabel profitabilitas (profitability), pertumbuhan (growth), pajak perusahaan (corporate tax), struktur aset (asset structure), dan ukuran perusahaan (size). Signifikansi dari kelima variabel ini sesuai dengan teori manajemen keuangan yang membahas tentang struktur modal perusahaan, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id diantaranya Static Trade-Off Theory dan Pecking Order Theory. Sedangkan factor yang terbukti tidak mempengaruhi struktur modal bank di Ghana adalah factor risiko (risk). C. KERANGKA TEORITIS Kerangka pemikiran penelitian ini adalah terkait tentang struktur modal yang di fokuskan pada leverage. Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage dan variabel independennya adalah Profitability, Growt Rate, Asset Strukture, Risk, dan size. Hubungan antara variabel dependen dan independen adalah sebagai berikut. Pertama semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu bank, maka semakin sedikit penggunaan utang dalam struktur modal bank tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan semakin kecilnya nilai dari leverage ratio bank tersebut. Alasannya adalah bank yang memiliki profitabilitas tinggi tentunya akan menghasilkan internal fund yang lebih besar. Dengan demikian bank tidak perlu bergantung pada sumber dana eksternal, salah satunya utang. Kedua Semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu bank maka semakin besar penggunaan utang dalam struktur modal bank dan tentunya akan berdampak pada semakin besarnya leverage ratio bank tersebut. Hal ini dikarenakan bank yang tingkat pertumbuhannya tinggi tentunya memiliki kebutuhan dana yang lebih besar dari pada bank yang tingkat pertumbuhannya relatif stabil. Sehingga pada saat sumber dana internal tidak mencukupi kebutuhan dana tersebut maka bank akan memilih utang sebagai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sumber tambahan dananya. Ketiga Semakin tinggi tingkat pajak yang dikenakan kepada suatu bank maka penggunaan utang dalam struktur modalnya pun juga akan meningkat. Sehingga leverage ratio dari bank tersebut akan semakin besar. Hal ini dikarenakan, dengan adanya penggunaan utang pada struktur modal bank maka insentif yang diperoleh bank dari adanya pembayaran bunga pinjaman akan semakin membesar. Sehingga hal tersebut akan menjadi benefit bagi bank. Keempat Semakin besar proporsi aktiva tetap terhadap total aktiva suatu bank maka akan semakin besar nilai dari leverage ratio bank tersebut. Dengan kata lain, penggunaan utang dalam struktur modal bank akan semakin besar. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan bahwa semakin besar nilai aktiva tetap yang dimiliki oleh bank maka hal tersebut dapat dijadikan sebagai collateral untuk memperoleh pinjaman atau utang. Sehingga kreditur dapat menjadi lebih aman dalam meminjamkan uangnya. Kelima Semakin tinggi volatilitas perubahan laba bank maka semakin sedikit penggunaan utang dalam struktur modal bank. Atau dapat juga dikatakan bahwa semakin tinggi risiko suatu bank maka akan semakin rendah nilai dari leverage ratio-nya. Alasannya adalah dengan semakin tingginya risiko yang dihadapi oleh suatu bank maka akan lebih baik bagi bank tersebut untuk menggunakan utang yang lebih sedikit. Sehingga hal tersebut tidak akan membahayakan kedudukan dari bank itu sendiri. Sebab dengan risiko yang tinggi maka kemampuan bank dalam menghasilkan earnings atau cash flow juga akan terancam. Keenam Semakin besar ukuran dari suatu bank maka akan semakin besar penggunaan utang dalam struktur modalnya atau nilai dari leverage ratio commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bank akan semakin besar. Hal ini dikarenakan, secara umum, perusahaan yang besar memiliki akses yang lebih mudah untuk memperoleh utang dari kreditur. Kemudahan dalam mengakses utang ini disebabkan, bank yang besar memiliki banckrupcty risk yang lebih kecil jika dibandingkan dengan bank yang kecil. Dengan demikian kreditur lebih memilih untuk memberikan pinjaman kepada bank yang lebih besar sehingga kreditur tidak perlu mengkhawatirkan risiko gagal bayar dari debiturnya. Penelitian ini dilakukan pada perbankan di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu antara 2004-2009. Adapun model penelitian ini adalah : Profitab ility (PRE), Growth Rate (GRW), Asset Structure (AST), Risk (RSK), Size (SZE) Leverage (LEV) (Y) Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran D. HIPOTESIS 1. Hipotesis 1 : Profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap leverage. 2. Hipotesis 2 : Profitability berpengaruh positif terhadap leverage. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Hipotesis 3 : Growth rate berpengaruh positif terhadap leverage. 4. Hipotesis 4 : Asset structure berpengaruh positif terhadap leverage. 5. Hipotesis 5 : Risk berpengaruh negatif terhadap leverage. 6. Hipotesis 6 : Size perusahaan positif berpengaruh terhadap leverage. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menurut Uma Sekaran (2003), Hypotheses Testing didefinisikan sebagai studies that engage in hypotheses testing usually explain the nature of certain relationship or establish the differences among groups or the independence of two or more factors n a situation . Berdasarkan definisi tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan dan pengaruh antara Leverage Ratio bank dengan faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya seperti faktor profitabilitas, tingkat pertumbuhan, struktur aset, tingkat risiko, dan ukuran bank tersebut. A. Populasi dan Sample Penelitian Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling. Kriteria perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek indonesia untuk dapat menjadi sampel dalam penelitian ini adalah data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui situs resmi Bank Indonesia. Data-data yang digunakan meliputi Balance Sheet dan Income Statement dari bank-bank yang terdaftar pada BEI pada periode 2004-2009. Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling, antara lain : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Tergolong dalam bank umum konvensional. Bank-bank yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini meliputi bank-bank yang termasuk dalam kategori Bank Persero, Bank Umum Swasta. 2. Periode laporan keungan yang digunakan adalah laporan keuangan per 31 desember. 3. Perbankan tidak mengalami kerugian atau dengan kata lain dalam posisi laba selama periode penelitian. 4. Perbankan sampel mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama periode pengamatan. B. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi Bank Indonesia. Data-data terkait dengan laporan keuangan bank dalam penelitian ini, diperoleh melalui situs resmi Bank Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory. Data yang diperlukan dari penelitian ini terdiri dari : 1. Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) yang diterbitkan oleh perbankan yang menjadi objek penelitian. 2. Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi perbankan periode 2004 sampai 2009. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari tahun 2004 sampai 2009. C. Variable Penelitian 1. Variabel terikat merupakan variabel tak bebas dalam persamaan simultan dimana nilai dari variabel ini ditentukan di dalam persamaan simultan tersebut. Variabel terikat sering kali disebut sebagai variabel endogen. Dalam penelitian ini, variabel terikat yang digunakan adalah rasio leverage (LEV). 2. Menurut definisinya, variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak ditentukan secara langsung di dalam sistem. Variabel ini menentukan pergerakan nilai dari variabel terikat. Sebutan lain untuk variabel bebas ini adalah variable eksogen. Dalam penelitian ini, terdapat enam variabel bebas. Variabel-variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi perusahaan dalam membuat keputusan penggunaan utang dalam struktur modalnya. Keenam variabel bebas yang digunakan tergolong ke dalam variabel-variabel yang menunjukkan karakteristik perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, pertumbuhan, struktur asset, risiko, dan ukuran perusahaan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Pengukuran Variabel-Variabel dalam Penelitian 1. Leverange Leverage (LEV) diukur dengan membagi total hutang dengan total aktiva/ asset (Agus Sartono, 2001; Black dkk, 2003). LEVERAGE = TOTAL HUTANG TOTAL AKTIVA 2. Profitability (PRO) Variabel yang nilainya merupakan rasio dari pre-tax profit terhadap total assets dari perusahaan i pada periode t. Profitabilitas, dinyatakan dengan ROE (Return on Equity). ROE = Net Income Modal Sendiri 3. Growth Rate (GRW) Variabel yang nilainya menunjukkan persentase perubahan pendapatan setiap periode dari perusahaan i pada periode t. Tingkat Pertumbuhan, dinyatakan dengan asset growth yaitu : GrowthRate = (TAn - TAn -1 ) TAn -1 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Asset Structure (AST) Variabel yang merupakan rasio dari nilai fixed assets terhadap total asset dari perusahaan i pada periode t. Perbandingan jumlah aktiva tetap dibagi total aktiva. Struktur Aktiva = Aktiva Tetap Total Aktiva 5. Risk (RSK) Indikator dari risiko bisnis perusahaan adalah standar deviasi dari ROE(Return On Equity). Risiko = σROE n s = å (x i =1 i - x) 2 n -1 6. Size (SZE) Variabel ukuran perusahaan diukur melalui log natural dari total aktiva. Variabel total aktiva merupakan variable yang mempunyai satuan angka paling besar yang potensial menimbulkan heteroskedastisitas, sehingga harus ditransformasikan ke log natural. Ukuran perusahaan : In (tot aktiva) Variabel yang merupakan hasil log dari total asset perusahaan i pada periode t. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Alasan penggunaan keenam variabel bebas di atas dalam penelitian ini adalah karena keenam variabel tersebut merupakan variabel-variabel yang diduga mempengaruhi perusahaan dalam membuat keputusan terkait dengan penggunaan utang dalam struktur modalnya. Berdasarkan teori yang ada, variabel-variabel bebas tersebut dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu dari sudut pandang Static Trade-Off Theory Vs Pecking Order Theory; dari sudut pandang Static Trade-Off Theory saja; dan dari sudut pandang Pecking Order Theory saja. Hal ini dikarenakan tidak semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini dibahas pada 2 teori struktur modal yang ada. Sebagai contoh, untuk variabel profitabilitas, tingkat pertumbuhan, dan size dapat dilakukan analisis dengan membandingkan hasil penelitian apakah sesuai dengan Static Trade-Off Theory atau sesuai dengan Pecking Order Theory. Sedangkan untuk variabel tingkat pajak, analisis yang dapat dilakukan terhadap hasil penelitian hanyalah berdasarkan Static Trade-Off Theory sebab hanya pada teori inilah dibahas tentang pengaruh tingkat pajak terhadap struktur modal perusahaan. Untuk variabel asset structure dan risk, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan berdasar pada Pecking Order Theory sebab hanya pada teori inilah kedua variable bebas tersebut dibahas dan diduga mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan. E. Metode Analisis Data commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dalam menganalisis pengaruh dari profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan terhadap Leverage digunakan analisis regresi linier berganda dengan variabel dependen yaitu Leverage dan variabel independen yaitu profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan. Model regresi adalah sebagai berikut: Yt = b0 + b1 PRO, t -1 + b2 GRW,t -1 + b3 AST,t -1 + b4 RSK ,t -1 + b5 SZE ,t -1 + e Dimana : Y = Leverage (LEV) b0 = Konstanta PRO = Profitability GRW = Growth Rate AST = Asset Structure RSK = Risk SZE = Size b1 - b6 = Koefisien Regresi e = Kesalahan pengganggu t = Tahun t Suatu regresi linear klasik mengasumsikan pendugaan harus Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Artinya persamaan regresi yang dihasilkan dapat dijadikan alat penaksiran yang tidak bias, maka persamaan regresi harus terbebas commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dari gejala asumsi klasik. Berdasarkan pendapat tersebut maka dilakukan uji normalitas dan asumsi klasik sebelum meregresikan variabel-variabel penelitian. Uji asumsi klasik terdiri dari multikolinieritas, autokolerasi, hetorokedatisitas. Sedangkan untuk menguji hipotesis adalah dengan pengujian koefisien determinasi, koefisien regresi simultan (Uji F), pengujian koefisien regresi parsial (Uji t), dan koefisien beta standar. Untuk semua pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.00 for Windows dan kesimpulannya akan ditentukan dari nilai p yang muncul. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengamati signifikansi nilai p (probabilitas Value) dengan tingkat keyakinan 95% (tingkat signifikansi 5%). Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan model kolmogorov-smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka data berdistribusi normal. Jika data berdistribusi tidak normal maka digunakan metode trimming. Salah satu penyebab yang menjadikan data tidak berdistribusi normal adalah karena terdapat beberapa item data yang bersifat outliers, yaitu kasus atau commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2005 : 36). Untuk itu digunakan metode trimming, yaitu membuang data yang bersifat outliers tersebut. Selain itu, dapat dilakukan transformasi data dengan menggunakan bentuk log sehingga nilai transformasi tersebut dapat memenuhi batas yang ditentukan. 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah: uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. 1) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu hubungan yang sempurna antara beberapa variabel independen (bebas) dalam model regresi. Akibat adanya multikolinearitas adalah estimasi akan terafiliasi sehingga menimbulkan bias (Gujarati,2006) Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada hubungan yang sempurna atau hubungan yang hampir sempurna diantara variabel bebas pada model regresi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance dibawah 0,1 dan VIF lebih besar dari 10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai tolerance diatas 0,1 dan VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2005) 2) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara serangkaian data observasi yang diuraikan menurut data (time series) atau ruang (cross sections). Autokorelasi mempengaruhi ketelitian kesalahan pengganggu dalam model regresi berganda (Gujarati, 2006). Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (D-W). Uji Durbin-Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor pengganggu yang berurutan. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Panduan mengenai angka Durbin-Watson (D-W) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam tabel D-W. Kriteria pengujian yang digunakan yang digunakan : 0<d< = Terdapat autokorelasi positif. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id < d< 4- <d<4 4- ≤d≤4– = Pengujian tidak dapat disimpulkan. = Terdapat autokorelasi negatif. = Pengujian tidak dapat disimpulkan. < d < 4 - = Tidak terdapat autokorelasi positif maupun Negatif. 3) Uji Heteroskedastisitas Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 105). Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah : a) Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b) Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Uji Hipotesis 1) Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol ( H 0 ) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: H 0 : b1 = b2 = ..... = bk = 0 Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( Ha ) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: H a : b1 ¹ b2 ¹ ..... ¹ bk ¹ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 84): a) Apabila nilai F lebih besar dari 4 maka H 0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, sehingga Ha yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen dapat diterima. b) Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka H 0 ditolak dan Ha diterima. 2) Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan. Hipotesis nol ( H 0 ) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter ( bi ) sama dengan nol, atau: H 0 : bi = 0 Artinya, variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( H a ) apakah parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: H a : bi ¹ 0 Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 85): a) Apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H 0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2. Dengan kata lain, Ha commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen dapat diterima. b) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel, maka H 0 ditolak dan Ha diterima. 3) Koefisien Determinasi (Uji R2) Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. R2 dikatakan baik jika semakin mendekati 1. Jika R2 sama dengan 1 berarti bahwa variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Sedangkan jika R2 sama dengan 0, maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 4) Koefisien Beta Standar Koefisien beta standar digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat. Pengujiannya dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi linear berganda. Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta standard commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan korelasi parsial paling tinggi berarti mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap variabel terikat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, dibahas mengenai hasil analisis data dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis data. A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan terhadap Leverage pada perusahaan perbankan di BEI periode 2004-2009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun proses sampling dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel No Keterangan 1 Bank-bank yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian 2 ini meliputi bank-bank yang termasuk dalam kategori Bank 3 Persero, Bank Umum Swasta. Perbankan mengalami kerugian selama periode penelitian Perbankan sampel tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama periode pengamatan Jumlah sampel Sumber : Indonesian Capital Market Directory commit to user Jumlah 29 (4) (7) 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan seperti terlihat pada tabel 4.1 di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak 18 perusahaan. Untuk keperluan perhitungan data disusun secara panel, jadi jumlah data dalam penelitian ini sebanyak 72 data. Berdasarkan sampel yang diperoleh, dibawah ini akan disajikan deskripsi data yang digunakan dalam penelitian. Secara rinci deskripsi data disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Deskripsi Data Variabel Profitability Growth Rate Asset Structure Risk Size perusahaan Leverage Sumber : lampiran 2 Minimum 0,02 -0,23 0,001 0,00 5,87 0,79 Maksimum 0,28 0,82 0,09 0,14 8,55 0,95 Mean 0,1246 0,1785 0,02269 0,02751 7,24 0,89 Std Dev 0,072 0,15 0,016 0,03025 0,81 3,99 Hasil deskriptif statistik pada tabel 4.2 di atas diketahui nilai mean untuk variabel profitability adalah sebesar 0,1246 dengan standar deviasi sebesar 0,072 dan nilai terendah sebesar 0,02 dan nilai tertinggi sebesar 0.28. Nilai mean untuk variabel growth rate adalah sebesar 0,1785 dengan standar deviasi sebesar 0,15 dan nilai terendah sebesar -0,23 dan nilai tertinggi sebesar 0,82. Nilai mean untuk variabel asset structure adalah sebesar 0,02269 dengan standar deviasi sebesar 0,016 dan nilai terendah sebesar 0,001 dan nilai tertinggi sebesar 0,09. Nilai mean untuk variabel risk adalah sebesar 0,02751 dengan standar deviasi sebesar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 0,03025 dan nilai terendah sebesar 0,00 dan nilai tertinggi sebesar 0,14. Nilai mean untuk variabel size perusahaan adalah sebesar 7,24 dengan standar deviasi sebesar 0,81 dan nilai terendah sebesar 5,87 dan nilai tertinggi sebesar 8,55 dan nilai mean untuk variabel leverage adalah sebesar 0,89 dengan standar deviasi sebesar 3,99 dan nilai terendah sebesar 0,79 dan nilai tertinggi sebesar 0,95. B. Pengujian Asumsi Klasik Untuk mengetahui parameter dalam model yang digunakan adalah shahih maka penelitian harus diuji mengenai asumsi klasik dari regresi model sehingga tidak terjadi penyimpangan terhadap asumsi normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Untuk menguji/mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik menggunakan alat bantu komputer program SPSS 10. 1. Uji Normalitas Hasil analisis terhadap asumsi normalitas dengan KolmogorovSmirnov terhadap nilai residual dari persamaan regresi disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Variabel Z hitung Sign Kesimpulan Residual 1,218 0,103 Normal Sumber : lampiran 3 Hasil uji normalitas pada tabel 4.3, menunjukan bahwa nilai probabilitas residual adalah 0,103, hal ini menunjukan bahwa nilai 0,128 > 0,05, berarti sebaran data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas terindikasi apabila terdapat hubungan linier diantara variabel independen yang digunakan dalam model. Metode untuk menguji adanya multikolinieritas dilihat dari nilai tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel independen dibawah nilai 10 dan tolerance value diatas 0,10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi sehingga model tersebut reliable sebagai dasar analisis. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan Profitability 0,554 1,804 Bebas Multikolinieritas Growth Rate 0,940 1,064 Bebas Multikolinieritas Asset Structure 0,829 1,207 Bebas Multikolinieritas Risk 0,822 1,216 Bebas Multikolinieritas Size perusahaan 0,551 1,813 Bebas Multikolinieritas Sumber: lampiran 4 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas di dalam penelitian ini menggunakan uji grafik. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar dibawah ini. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Scatterplot Dependent Variable: Y Regression Studentized Residual 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value Gambar 4.1. Uji Heteroskedastisitas Pada grafik scatterplots di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak (random) baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 4. Autokorelasi Auto korelasi menggambarkan adanya korelasi berurutan antara unsur-unsur variabel gangguan (disturbance term) dalam suatu rangkaian data runtun waktu (time series). Untuk melihat adanya auto korelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson (D-W). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model DW Regresi Model 2,177 Dl Du 4-du Keterangan 1,46 1,77 2,23 Bebas Auto Sumber : lampiran 6 Dengan nilai DW sebesar 2,177 dimana angka tersebut berada diantara du – 4-du (1,77 ≤ 2,177 ≤ 2,23), sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Berdasarkan uji asumsi klasik (normalitas, autokorelasi, multikolinieritas, heteroskedastisitas) diperoleh bahwa dalam model yang digunakan sudah tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik, artinya model regresi pada penelitian dapat digunakan sebagai dasar analisis. C. Pengujian Hipotesis Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untak mengetahui ada tidaknya pengaruh profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan terhadap Leverage. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Koef. Regresi Konstanta Std. Error t-hitung P value 0,888 0,043 Profitability -0,0825 0,072 -1,145 0,256 Growth Rate -0,0188 0,026 -0,714 0,477 Asset Strctr -1,517 0,259 -5,814 0,000 0,103 0,000 -0,734 0,466 0,006962 0,007 1,094 0,278 Risk Size Prs R-Squared 0,391 Adj. R-Squared 0,344 F-Hitung 8,459 Probabilitas F 0,000 Sumber : lampiran 7 1. Analisis Regresi Linier Berganda Hasil pengolahan data untuk regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.7 di atas. Dari tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Yt = 0,888 - 0,0825 PRO, t -1 - 0,0188GRW,t -1 - 1,517 AST,t -1 - 0,103RSK ,t -1 + 0,006962 SZE ,t -1 Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Nilai konstanta bernilai positif yaitu 0,888, hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan konstan, maka leverage sebesar 0,888. b. Koefisien regresi variabel profitabilitas (b1) bernilai negatif yaitu sebesar -0,0825. Hal ini menunjukkan apabila profitability meningkat, maka leverage akan turun sebesar 0,0825 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Karena perusahaan lebih mengutamakan penggunaan dana internal salah satunya melalui reinvestment karena risikonya lebih kecil dibanding menggunakan dana dari eksternal. c. Koefisien regresi variabel investasi (b2) bernilai negatif yaitu sebesar -0,0188. Hal ini menunjukkan apabila growth rate meningkat, akan menurunkan leverage sebesar 0,0188 dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan. Dengan meningkatnya growth rate berarti keuntungan perusahaan juga ikut meningkat. Maka keuntungan perusahaan dapat digunakan untuk menambah modal daripada perusahaan menciptakan hutang baru untuk meningkat modal. d. Koefisien regresi variabel assets structure (b3) bernilai negatif yaitu sebesar -1,517. Hal ini menunjukkan apabila assets structure meningkat, maka leverage akan turun sebesar 1,517 dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan. Sesuai dengan Pecking OrderTheory perusahaan lebih mengutamakan menggunakan dana dari internal karena mempunyai risiko lebih kecil. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e. Koefisien regresi variabel risk (b4) bernilai negatif yaitu sebesar -0,103. Hal ini menunjukkan apabila risk meningkat, leverage akan turun sebesar 0,103 dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan. f. Koefisien regresi variabel size perusahaan (b5) bernilai positif yaitu sebesar 0,006962. Hal ini menunjukkan apabila size perusahaan meningkat, leverage akan naik sebesar 0,006962 dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka tingkat pemakain hutangnya semakin besar karena perusahan yang besar lebih banyak membutuhkan dana untuk peningkatan jumlah produk. 2. Uji F (Secara Bersama-sama) Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Dari hasil analisis diperoleh nilai F hitung sebesar 8,459 dengan probabilitas sebesar 0,000, karena nilai probabilitas Fhitung (0,000) lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara bersama-sama terhadap leverage. 3. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individu. Pengujian regresi digunakan pengujian commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dua arah (two tailed test) dengan menggunakan α = 5% yang berarti bahwa tingkat keyakinan adalah sebesar 95%. Hasil perhitungan uji dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji t Variabel t-hitung P value t-tabel Kesimpulan Profitability -1,145 0,256 1,960 Ho diterima Growth Rate -0,714 0,477 1,960 Ho diterima Asset Strctr -5,814 0,000 1,960 Ho ditolak Risk -0,734 0,466 1,960 Ho diterima 1,094 0,278 1,960 Ho diterima Size Prs Sumber : lampiran 7 Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.7 di atas diperoleh hasil bahwa untuk variabel asset structure mempunyai nilai probabilitas dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,000, berarti P < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel asset structure mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Sedangkan untuk variabel profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan mempunyai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Uji R2 Hasil perhitungan untuk nilai R2 dengan bantuan program SPSS, dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi R2 sebesar 0,344. Hal ini berarti 34,4% variasi leverage dijelaskan oleh variasi perubahan faktor-faktor profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan. Sementara sisanya sebesar 65,6% diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi. D. Pembahasan Struktur modal merupakan komposisi atau gabungan dari utang (debt) dan sekuritas (equity) yang nantinya akan menentukan struktur keuangan jangka panjang suatu perusahaan. Penentuan struktur modal yang optimal nantinya dapat menghasilkan keputusan financing perusahaan dengan financing cost yang paling rendah. Selain itu, dampaknya bagi para investor adalah nantinya mereka dapat dengan yakin menginvestasikan dananya pada financial market, sebab dijamin investasi yang mereka lakukan akan menghasilkan imbal hasil yang maksimum dengan risiko yang minimum. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tempat mereka berinvestasi telah menerapkan financing decision yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai dari perusahaan. Sedangkan dari sisi public policymakers, dalam hal ini pemerintah di negara tempat bernaungnya suatu perusahaan, juga dapat menerapkan aturan-aturan serta kebijakan pajak yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dapat memaksimumkan aggregate output negara sehingga dapat memberikan dampak atau risiko atas stabilitas perekonomian negara yang paling minimum. Karakteristik perusahaan merupakan proxy yang tepat guna menginterpretasikan variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya pada bagian pendahuluan, bahwa dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan dalam model meliputi profitabilitas (profitability), tingkat pertumbuhan (growth), struktur aset (asset structure), tingkat risiko (risk), dan ukuran (size). Hasil analisis terhadap profitability menunjukkan bahwa profitability berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap leverage. Profitability adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Keuntungan yang banyak dibagikan para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Pengaruh negatif menunjukkan bahwa perusahaan yang profitability nya tinggi tentunya memiliki akumulasi sumber dana internal yang lebih besar sehingga ketergantungan perusahaan terhadap sumber dana eksternal menjadi lebih rendah. Dengan kata lain, penggunaan utang pada struktur modal perusahaan semakin sedikit. Pendapat dari teori ini juga didukung oleh penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa peneliti yang juga menyimpulkan hal yang sama adalah Myers (1984); Titman dan Wessels (1988); serta Barton et.al. (1989), hasil dari studi-studi yang telah dilakukan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara profitabilitas dan utang perusahaan. Hasil analisis terhadap pertumbuhan menunjukkan bahwa pertumbuhan berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Perusahaan yang sedang tumbuh atau berkembang memiliki kebutuhan dana internal yang lebih besar. Konsekuensinya adalah bahwa perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung untuk menggunakan dana eksternal guna membiayai proyek-proyek barunya. Namun pilihan dana eksternal itu memiliki urutan, yaitu dimulai dari pilihan yang paling aman baru kemudian pilihan yang berisiko tinggi. Pengaruh negatif disebabkan pengurangan pajak yang timbul akibat adanya pembayaran bunga tidak begitu berarti bagi perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Auerbach (1985), dimana dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara pertumbuhan dan leverage. Hasil analisis terhadap struktur asset menunjukkan bahwa struktur asset berpengaruh negatif dan signifikan. Struktur aset merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keputusan pendanaan pada perusahaan. Menurut studi yang telah dilakukan oleh Myers (1977), diketahui bahwa utang berhubungan positif dengan struktur asset perusahaan. Alasannya adalah perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa tangible asset, cenderung untuk menggunakan utang lebih banyak sebab tangible asset yang mereka miliki dapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dijadikan sebagai jaminan kepada kreditur untuk memperoleh utang. Hal yang sebaliknya terjadi pada perusahaan dengan sebagian besar asetnya berbentuk intangible asset. Pengaruh negatif bisa disebabkan karena sebagian besar aset perusahaan perbankan berbentuk intangible asset. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Feri dan Jones (1979), Marsh (1982), Long dan Matlitz (1985), dan yang terakhir Allen (1995), berhasil mengungkap bukti empiris bahwa terdapat hubungan yang positif antara penggunaan utang dengan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tersebut. Hasil analisis terhadap risiko menunjukkan bahwa risiko berpengaruh negatif namun tidak signifikan. Risiko operasi ini nantinya akan berpengaruh terhadap aliran kas perusahaan. semakin tinggi volatilitas earnings yang dihasilkan perusahaan, maka semakin besar risiko perusahaan untuk mengalami gagal bayar atas utang-utangnya serta semakin besar peluang untuk terjadinya kebangkrutan. Berdasarkan bukti empiris, perusahaan yang memiliki risiko operasi yang tinggi akan memperoleh insentif untuk menggunakan utang yang lebih sedikit dibandingkan perusahaan yang earningsnya lebih stabil. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara risiko dengan utang perusahaan (Ooi, 1999; Titman dan Wessels,1988). Hasil analisis terhadap ukuran perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif namun tidak signifikan. Ukuran perusahaan sangat menentukan keputusan struktur permodalan suatu perusahaan. Menurut commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id trade-off theory, perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini membuat perusahaan besar memiliki kemudahan dalam memperoleh pinjaman atau utang. Dengan demikian perusahaan besar akan menggunakan utang yang lebih banyak dalam struktur modalnya dibandingkan perusahaan kecil. Atau dengan kata lain, menurut teori ini terdapat hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan utangnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP Bab ini akan menyimpulkan hasil penelitian, menjelaskan keterbatasan penelitian dan memberikan saran untuk perbaikan hasil penelitian ini. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh profitabilitas, investasi, likuiditas dan leverage terhadap leverage. maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji F menunjukkan bahwa ada pengaruh postif dari profitability, growth rate, asset structure, risk, dan size perusahaan secara bersama-sama terhadap leverage. 2. Hasil uji t menunjukkan bahwa untuk variabel asset structure mempunyai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Sedangkan variabel profitability, growth rate, risk dan size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Keterbatasan Penelitian ini mempunyai keterbatasan baik dalam pengambilan sampel maupun dalam pengukuran variabel. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Populasi dalam penelitian ini hanya terbatas pada satu jenis perusahaan yaitu perusahaan perbankan. Hal ini mengakibatkan penelitian ini tidak bisa digeneralisasi untuk semua jenis perusahaan. 2. Dalam penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen yang digunakan untuk memprediksi terhadap leverage. C. Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perluas objek penelitian, agar hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk semua jenis perusahaan. 2. Bagi penelitian yang akan mengambil tema yang sama, sebaiknya menambah jumlah variabel, karena kelima variabel bebas dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 34,4%, berarti masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi leverage. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR PUSTAKA Alan J. Auerbach, 1985. "Real Determinants of Corporate Leverage," NBER Working Papers 1151, National Bureau of Economic Research, Inc. Amidu, Mohammed. 2007, “How Does Dividend Policy Affect Performance of The Firm on Ghana Stock Exchange“. Investment Management & Financial Innovations; 4, 2; ABI/INFORM Global, pp. 103-137. Andersen, T., Return volatility and trading volume an information flow interpretation of stochastic volatility. Journal of Finance,. 1996. Asteriou, Dimitri; Hall, Stephen G. Applied Econometrics A Modern Approach. Palgrave Macmillan. 2006 Bodie, Zvi, Alex Kane, Alan J Marcus. Essentials of Investments. Sixth Edition. The McGraw - Hill Companies. 2007. Brian L. Betker, Alderson, dan Michael J, (1997), “The Long Run Performance of Companies That Withdraw Seasoned Equity Offerings”, Working Paper, September 1997. Copeland, Thomas E,. A model of asset trading under the assumption of sequential information arrival. Journal of Finance, 1976. Darrat, Ali F., Intraday Trading Volume and return Volatility of the DJIA stock Darrat, Journal of Banking and Finance. 2002. Ekaputra, Irwan Adi. Studi tentang Dinamika Intrahari Saham di Bursa Efek Jakarta. Disertasi MMUI. 2001. Ferry, M.G., & Jones, W. H (1979). Determinants of Finacial Structure : A new methodological approach. Journal of Finance, Vol XXXIV, No. 3. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gruber, Martin J, Edwin J. Elton, Stephen J. Brown, William N Goetzmann. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. John Wiley & Sons. 2007. Gujarati, Damodar N. Basic Econometrics. Fourth Edition. The McGraw – Hill Companies. 2004. Hamao Yasushi; Ronald W. Masulis; Victor Ng,. Correlations in Price Changes and Volatility across International Stock Markets, The Review of Financial Studies, Vol. 3, No. 2. 1990. Izani, Ibrahim; Yaccob, Othman. The Relationship between Trading Volume, Returns and Volatility in the Kuala Lumpur Stock Exchange. Journal of Finance. 1996 Mestel, Roland,. Price Volume Relationship on German Stock Market. Journal of Finance. 2004. Megginson, William L. Corporate Finance Theory. Addison – Wesley Educational Publishers, Inc. 1997. Miller, Merton H., 1977, Debt and Taxes, the Journal of Finance, 32/2, 261 – 275. Modigliani, F. and Miller, M.H. (1958). The cost of capital, corporation finance and the theory of investment. American Economic Review. 47(3): 261-297. Myers, S. (1977). Determinants of corporate borrowing. Journal of Financial Economics. 5: 147-175. Myers, S. & N. Majluf. (1984). Corporate financing and investment decisions when firms have information investors do not have. Journal of Finance Economics. 13: 187-221. Nachrowi, Nachrowi D. Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006. Nurlaty, Lalla. Pengujian Hubungan Intraday Trading Volume dan Return Volatility pada Saham LQ-45 d Bursa Efek Jakarta. FE-UI. 2006. Ooi, J. 1999. ”The Determinant of Capital Structure: Evidence on UK Property Companies”, Journal of Property Investment & Finance, 17 (15): 464-480. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Roll, R. and French, K.(1986); Stock Return Variances: The Arrival of Information and the Reaction of Traders; Journal of Financial Economics, Vol. 17; pp. 5 – 26. Rose, Peter S., 2000., “Money and Capital Market (Financial Institution and Instruments in a Global Market)” McGraw-Hill, 7th Edition. Ross, Stephen A, Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe. Corporate Finance. Sixth Edition. The McGraw - Hill Companies. 2002. Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach 2nd Edition, John Wiley and Son. New York. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan Perbankan”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu. Smirlock, M L. Starks. A Further Examination of Stock Price Changes and Transaction Volume. Ournal of Finance Research. 1985. Titman & Wessels, 1988, “ The Determinants of Capital Structure Choice”, Journal of Finance, 43. Utama, A. Cynthia, 2005, Praktek Corporate Governance dan Penciptaan Nilai Perusahaan, Usahawan No 08. commit to user